Anda di halaman 1dari 34

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KASUS NON-PSIKOTIK III
Senin, 21 Januari 2019

GANGGUAN ANXIETAS YTT (F41.9)


ANXIETY DISORDER NOS (300.00)

Dibawakan oleh:
dr. Dessy Natalia
C 065171003

Moderator :
dr. Irma Santy, Sp.KJ

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS TERPADU


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny E
No. RM : 201822
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Suku : Makassar
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan Terakhir : STM
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Sudiang
Berobat ke Poli Jiwa RSUD Daya kota Makassar untuk kedua kalinya pada tanggal 3
Januari 2019, pukul 10.00 WITA.

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis, dan alloanamnesis dari:

Nama : Nn. V
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku : Makassar
Pendidikan Terakhir : S1
Pekerjaan : Pegawai Bank
Alamat : Pomala
Hubungan dengan pasien : Anak kandung Pasien

A. Keluhan Utama
Sulit tidur
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien mengeluh sulit tidur dialami sejak 7 bulan yang lalu, dialami tidak
setiap hari, dalam waktu tertentu pasien merasa sulit untuk mulai tidur, walaupun
sudah mengantuk tetapi saat ketempat tidur pasien tetap tidak bisa tidur, pasien
hanya berbaring dikasur 1 sampai 2 jam baru bisa tertidur, kadang tidak bisa
melanjutkan tidur karena pasien memikirkan sudah pagi hari dan sudah harus
memasak. Pasien tidak bisa tidur jika memikirkan sakit ulu hati, hipertensi, kolestrol
dan asam urat, kadang –kadang tidak memikirkan sakit sulit juga untuk tidur. Pasien
juga mengeluh mual, muntah, kepala terasa sakit, kepala sebelah kanan sakit dan
setelah minum paracetamol hanya membaik kira-kira 2 jam, ubun-ubun terasa panas
jika tidur malam hanya 1 sampai 2 jam. Pasien juga merasa dadanya seperti ada
beban berat yang menekan, jantung terasa cepat, kaki terasa dingin, nyeri ulu hati,
terasa perih, mual dan kadang-kadang muntah, punggung terasa berat dan membaik
setelah di pijit
Keluhan dirasakan oleh pasien pertama kali saat tahun 1988, 30 tahun yang
lalu saat suami pasien ketauan selingkuh dan menghamili perempuan lain, saat ini
pasien mulai sulit tidur, nyeri ulu hati tetapi dialami tidak setiap hari, pasien mencari
kesibukan dan beraktivitas sehingga malam hari pasien bisa tidur, pasien merasa
sedih jika mengingat kelakuan suaminya, tetapi tetap harus bersemangat karena
anak-anaknya masih kecil. Karena ketauan dari kantor, suami pasien berselingkuh,
suami pasien dimutasi ke Bulukumba, pasien berserta anaknya ikut pindah ke
Bulukumba, pasien mengira suami nya bertobat dan tidak mengulangi hal tersebut,
tetapi tahun 1991 suami pasien ketauan berselingkuh, keluhan serupa mulai
dirasakan tetapi pasien tidak berobat, suami pasien selalu berselingkuh dengan
wanita yang berbeda, keluar masuk hotel dan pernah juga di panggil sama dandim,
tiap pergantian dandim suami nya sudah di panggil dan dimasukkan dalam sel
selama 1-2 minggu tetapi perlakuan suaminya tidak berubah. Tahun 1993 pasien
hamil anak keduanya, suami pasien sempat tidak senang karena pasien hamil
akhirnya suaminya mulai menerima dan memberi perhatian ke pasien dan anaknya,
tetapi suaminya tetap berselingkuh dengan wanita lain. Akhirnya tahun 2001 suami
pasien mulai bersikap kasar terhadap pasien, tidak pulang kerumah selama 1-3 hari,
disaat ini pasien mulai pisah kamar dengan suaminya, dan jarang berkomunikasi
dengan suaminya, jika mau berkomunikasi melalui papan tulis atau kertas, pasien
mulai berbicara dengan suaminya jika ada tamu yang datang.
Tahun 2002 pasien masih merasakan sulit tidur, kira-kira 2 sampai 3 kali
seminggu pasien sulit untuk tidur. Pasien merasa mengantuk tetapi sulit untuk tidur,
tidur hanya 3 jam, setelah itu tidak dapat melanjutkan tidur, tahun 2004 setelah
anaknya lulus sekolah dan mau melanjutkan kuliah di Makassar, pasien membawa
kedua anaknya untuk pindah ke Makassar dan tinggal bersama orang tuanya. Saat
tinggal dirumah orang tuanya, tidak bisa ada tamu yang datang, karena ibu paien
tidka suka jika ada tamu yang datang, dan bisa arah ke pasien jika ada yang
bertamu. Pasien juga merasa cemas, sulit untuk tidur, takut ketempat tidur dan tidak
mau lama-lama ditempat tidur, memikirkan permasalahan dengan suami dan
2
persoalan perceraian belum selesai dan suami pasien mengatakan akan mengambil
anak-anaknya. Dan pasien juga memikirkan bagaimana uang untuk anak-anaknya
sekolah, saat pasien di Bulukumba pasien menabung, dari uang tabungannya pasien
membeli mobil dan merentalkan mobil tersebut, pasien dan suaminya belum resmi
bercerai, sehingga suaminya masih menafkahipasien dan anaknya, pasien juga
mempunyai penghasilan dari usaha rental mobil untuk keperluan sehari-hari. Tahun
2009 pasien resmi bercerai dengan suaminya, disini pasien merasa lega karena
sudah pisah dengan suaminya tetapi jika memikirkan suami akan mengambil anak
nya maka akan merasa sakit kembali, sehingga sulit tidur, sakit kepala. Anak-anak
pasien kuliah sambil kerja tanpa sepengetahuan pasien demi mencukupi kebutuhan
keluarga karena sudah tidak mendapatkan uang bulanan dari suaminya. Tahun 2015
anak-anak nya selesai sekolah disini saat nya pasien benar-benar merasa membaik,
tetapi tahun 2017 pasien mulai sulit tidur, 1 sampai 2 kali sebulan, sakit maag, asam
lambung meningkat dan pasien kurang tidur karena memmbantu menjaga cucu..
Tahun 2018, pasien sakit dan dirawat di Rumah sakit dan di periksakan darah,
kimia darah, dan tekanan darah pasien meningkat, hasil laboratorium pasien asam
urat, kolestrol pasien meningkat. Sehingga pasien memikirkan selalu penakitnya,
pasien sempat dibawa untuk berobat ke UGD saat di Pomala, tetapi hanya di
diagnosa maag, karena USG abdomen dalam batas normal dan dikatakan hanya
asam lambung yang meningkat. Saat kontrol kedokter untuk penyakit nya, pasien
berketemu dengan pasien lain dan menceritakan keadaannya sehingga disarankan
untuk ke poli jiwa, setelah itu pasien meminta rujukan ke poli jiwa, awalnya dari
faskes tingkat pertama tidak memberika izin, tetapi saat kontrol kedua pasien
ketemu dengan dokter yang berbeda sehingga di rujuk ke RSUD Daya untuk
berobat di Poli Jiwa

Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Gangguan Medis Umum
Bulan Juni 2018 pasien pernah berobat ke dokter penyakit dalam dan sudah
dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan kimia darah dan hasilnya asam urat
dan cholestrol pasien meningkat sehingga pasien diberikan terapi atrovastatin 20
mg diminum malam hari 1 tablet dan allopurinol 100mg diminum 1 tablet 3 kali
sehari dan, USG abdomen hasilnya dalam batas normal. Karena saat pertama
kali berobat tekanan darah pasien 160/100 mmHg sehingga dokter mendiagnosa
penyakit hipertensi dan mengkonsumsi obat teratur sampai saat ini dan selalu

3
mengontrol tekanan darahnya. Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik
berat, infeksi, trauma kapitis, penurunan kesadaran, kejang.

2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


Pasien tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol, maupun obat-obatan
terlarang.

3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya


Keluhan sulit tidur pernah dirasakan pasien pertama kali pada tahun 1988.
Pada saat itu pasien berumur 30 tahun. Pasien sulit tidur, sering terbangun
malam hari, sulit tidur kembali, keluhan ini dialami setelah suaminya
berselingkuh dan menghamili wanita lain. pasien mulai sulit tidur, nyeri ulu hati
tetapi dialami tidak setiap hari, pasien mencari kesibukan dan beraktivitas
sehingga malam hari pasien bisa tidur, keadaan pasien membai setelah cerai
dengan suaminya tahun 2009.
Tahun 2018, pasien sakit dan dirawat di Rumah sakit dan di periksakan
darah, kimia darah, dan tekanan darah pasien meningkat, hasil laboratorium
pasien asam urat, kolestrol pasien meningkat. Sehingga pasien memikirkan
selalu penakitnya, pasien sempat dibawa untuk berobat ke UGD saat di Pomala,
tetapi hanya di diagnosa maag, karena USG abdomen dalam batas normal dan
dikatakan hanya asam lambung yang meningkat. Saat kontrol kedokter untuk
penyakit nya, pasien berketemu dengan pasien lain dan menceritakan
keadaannya sehingga disarankan untuk ke poli jiwa, setelah itu pasien meminta
rujukan ke poli jiwa, awalnya dari faskes tingkat pertama tidak memberika izin,
tetapi saat kontrol kedua pasien ketemu dengan dokter yang berbeda sehingga di
rujuk ke RSUD Daya untuk berobat di Poli Jiwa

C. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal, ditolong oleh dokter di rumah sakit di Pelamonia, pada tanggal
27 Maret 1969. Berat badan lahir tidak diketahui. Ibu kandung pasien saat
mengandung pasien tidak mengalami suatu kondisi stress kehidupan. Sejak pasien
dilahirkan pasien mendapatkan ASI. Pada saat bayi, pasien tidak pernah mengalami
demam tinggi maupun kejang.

4
2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)
Di usia ini, pasien diasuh oleh orang tua. Pasien diasuh dalam kondisi ekonomi yang
cukup, ayah pasien bekerja sebagai tentara. Ibu pasien bekerja sebagai ibu rumah
tangga dan merawat pasien dengan kasih sayang, Saat sudah bisa berjalan, pasien
sangat aktif berlari dan bermain. Secara umum, pasien tumbuh dan berkembang
seperti anak lain seusianya.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 3-6 tahun)
Saat ini, pasien masih diasuh oleh kedua orang tuanya. Ayah pasien jarang berada di
rumah, karena banyak tugas Negara dan ibu pasien mendidik pasien dengan tegas
dan disiplin. Pasien dikenal sebagai anak yang ramah, mudah bergaul kesehariannya
pasien bermain hanya dirumah, karena banyak larangan dari ibunya. Riwayat toilet
training tidak diketahui. Usia 5 tahun pasien masuk TK Kartika di Asrama Tentara
Makassar.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir (Usia 6-12 tahun)
Di usia 6 tahun pasien masuk SD 6 di Bontoramba/Perintis Makassar, saat SD
pasien membantu menjaga adiknya dan Ibu pasien melarang untuk mengikuti
kegiatan atau les, karena ibu pasien takut karena biayanya mahal. Saat SD pasien
aktif ikut kegiatan yang ada disekolah, ikut lomba menggambar atau kegiatan yang
ada diekolah dan pasien mendapatkan peringkat 3 besar.
5. Riwayat Masa Remaja (Usia 12-18 tahun)
Pada usia 12 tahun pasien mmasuk SMP, pasien sekolah di Makassar dan
tinggal bersama orang tua dan saudara-saudaranya, Ibu pasien tetap melarang pasien
untuk mengikuti kegiatan maupun les. Pasien pergi dan pulang sekolah jalan kaki
dan menyimpan uang jajannya supaya dapat mengikuti les, akhirnya ketauan
dengan Ibu nya karena pasien les dan Ibu nya tidak marah. Tamat SMP pasien
masuk STM jurusan listrik, saat STM pasien pacaran dengan suaminya, setelah
tamat STM pasien menikah dengan suaminya.
6. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien mulai sekolah saat umur 5 tahun di TK Kartika Makassar. Saat usia 6
tahun pasien masuk SD pasien memiliki prestasi yang baik dikelasnya, Saat
masa ini pasien tidak pernah tinggal kelas. Saat SMP pasien bersekolah di SMP
Makassar. Selama SMP prestasi sama saat pasien masih SD. Pasien melanjutkan
ke STM jurusan listrik. Saat SD sampai STM pasien dapat bergaul dengan
teman sekolahnya dengan baik. Setelah tamat STM pasien menikah dan tidak
melanjutkan pendidikan.
5
b. Riwayat Pekerjaan
Setelah tamat STM pasien menikah dan pasien tidak bekerja, setelah
pasien cerai dengan suaminya tahun 2009 pasien membeli mobil dari uang yang
di tabungnya, mobil tersebut di rentalkan dan dari uang rental tersebut
digunakan untuk membiayai kuliah anaknya. Setelah anak kedua pasien selesai
kuliah dan pindah ke Pomala karena tugas dan pasien berhenti kerja merental
mobil, pasien mengikuti anaknya ke Pomala dan anaknya mengatakan ibunya
tidak boleh bekerja, kebutuhan pasien ditanggung oleh anaknya
c. Riwayat Pernikahan
Pasien menikah dengan laki-laki pilihannya. Pasien menikah pada
tanggal 20 Juni 1986, pada saat itu pasien berusia 17 tahun dan suaminya
berusia 24 tahun bekerja sebagai tentara. Awalnya orang tua pasien tidak
menyetujui pernikahan mereka karena perbedaan agama, akhirnya ayah pasien
memberikan izin dan akhirnya pasien pindah agama Islam.
Pasien dikaruniai anak pertama perempuan pada tahun 1987, tahun 1993
pasien melahirkan anak kedua perempuan, anak pertama pasien sudah menikah
dan mempunyai seorang cucu perempuan.
d. Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Katholik sejak kecil setelah menikah pasien pindah
agama Islam karena mengikuti suami. Pasien menjalankan kewajiban agama
dengan cukup baik.
e. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer
f. Riwayat Psikoseksual
Pasien melakukan hubungan seksual pertama kali dengan suaminya setelah
menikah.
g. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum
h. Aktivitas Sosial
Pasien tidak aktif mengikuti kegiatan organisasi.
7. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak kedua dari lima bersaudara (♂.♀,♀,♀,♀). Yang dibesarkan
oleh kedua orang tua nya. Ayah pasien merupakan orang yang disiplin dan tegas,
jarang berada di rumah karena tugas Negara, ayah pasien bekerja sebagai tentara,
setelah ayah pasien pensiun ayah pasien sempat stress karena tidak ada kegiatan
sehingga bekerja jadi security, ayah pasien meninggal tahun 2005 karena stroke. Ibu
6
pasien tidak bekerja, mendidik anaknya dengan disiplin dan tegas, sehingga pasien
tidak begitu dekat dengan ibunya, pasien hanya menceritakan cerita yang umum
saja ke ibunya, jika menceritakan hal yang pribadi ke ibunya tidak pernah
mendapatkan solusi, tetapi mendapatkan omelan dari ibunya.

Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Pasien

: Perempuan : Meninggal

: Tinggal Serumah

8. Situasi Kehidupan Sekarang


Pasien saat ini tinggal bersama keluarga anak pertamanya, karena pasien kasian
dengan anaknya yang mempunyai anak kecil, sehingga pasien membantu untuk
menjaga cucunya, tetapi pasien juga memikirkan untuk ke Pomala tinggal bersama
anak keduanya, karena disana anaknya tinggal sendiri di kost dan pasien
mengatakan paling dekat dengan anak keduanya, karena saat hamil anak keduanya
pasien sedang mengalami masalah dengan mantan suaminya

9. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya


Pasien mengatakan dirinya masih merasakan sulit tidur sehingga membuat tidak
nyaman dan memikirkan penyakit hipertensi, asam urat dan cholesterol. Pasien
mulai menopause dan mendengarkan pendapat orang jika menopause akan ada
7
penyakit serta pasien memikirkan soal biaya untuk berobat karena mulai sakit-
sakitan

III. PEMERIKSAAN FISIS DAN NEUROLOGI (11 Januari 2019)


A. Status Internus
Keadaan umum tidak tampak sakit, gizi cukup, kesadaran compos mentis, tekanan
darah 140/80 mmHg, nadi 90 kali/menit, frekuensi pernafasan 20 kali/menit, suhu
tubuh 36,5°C, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus. Jantung dan paru-paru
kesan dalam batas normal. Abdomen: nyeri tekan epigastrium (-), peristaltik usus
dalam batas normal. Ekstremitas tidak ada kelainan.
B. Status Neurologis
Gejala rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), Kernig‟s sign (-)/(-), pupil bulat dan
isokor 3,5 mm/3,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat
ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.

IV. PEMERIKSAAN PSIKOMETRIK


A. HARS Tanggal 11 Januari 2019
Total skor 23 (pasien berada pada tingkat kecemasan sedang)
B. HDRS Tanggal 11 Januari 2019
Total skor 10 (pasien berada pada tingkat depresi ringan)
C. MMPI (29 November 2018)
- Skor Validitas :1
- Indeks Kapasitas Mental : 5.26 (sedang)
- Profil Klinis : Gejala Klinis Somatik yang terkait problema psikologis. Gejala klinis
Depresi yang perlu diperiksa lebih lanjut. Gejala klinis pikiran kecurigaan yang
berlebihan
- Indeks Kepribadian Dasar : 6.5 (sedang)

V. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (11 Januari 2019)


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang perempuan, wajah tampak sesuai umurnya (50 tahun), perawakan
tubuh sedang, memakai baju lengan panjang berwarna cream, celana panjang
hitam dan jilbab berwarna cream perawatan diri baik.
2. Kesadaran
Baik

8
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Tenang
4. Pembicaraan
Spontan, pembicaraan lancar, intonasi biasa
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
C. Keadaan Afektif
1. Mood : cemas
2. Afek : cemas
3. Keserasian : Serasi
4. Empati : Dapat dirabarasakan

D. Fungsi Intelektual (Kognitif)


1. Taraf Pendidikan
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat pendidikannya
yakni STM
2. Orientasi
a. Waktu : Baik
b. Tempat : Baik
c. Orang : Baik
3. Daya Ingat
a. Jangka Panjang : Baik
b. Jangka Sedang : Baik
c. Jangka Pendek : Baik
d. Jangka Segera : Baik
4. Konsentrasi dan Perhatian
Cukup
5. Pikiran Abstrak
Baik
6. Bakat Kreatif
Tidak ada
7. Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Baik
E. Gangguan Persepsi dan Pengalaman Diri
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada

9
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
F. Proses Berpikir
1. Produktivitas : Cukup
2. Kontinuitas : relevan, koheren
3. Gangguan isi Pikir : Preokupasi : mengenai penyakitnya
G. Pengendalian Impuls
Baik
H. Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma Sosial : Baik
2. Uji Daya Nilai : Baik
3. Penilaian Realitas : Baik
4. Tilikan :Tilikan 5 (pasien merasa dirinya sakit dan
membutuhkan pengobatan)
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang pasien perempuan berumur 50 tahun di berobat ke Poli Jiwa RSUD Daya
karena Pasien mengeluh sulit tidur dialami sejak 7 bulan yang lalu, dialami tidak setiap hari,
dalam waktu tertentu pasien merasa sulit untuk mulai tidur, walaupun sudah mengantuk tetapi
saat ketempat tidur pasien tidak bisa tidur, pasien berbaring dikasur 1 sampai 2 jam setelah itu
baru bisa tidur, kadang tidak bisa lanjut tidur karena pasien memikirkan sudah pagi hari dan
harus memasak. Pasien tidak bisa tidur jika memikirkan sakit ulu hati, hipertensi, kolestrol
dan asam urat, kadang –kadang tidak memikirkan penyakitnya pasien sulit untuk tidur. Pasien
juga mengeluh mual, muntah, kepala terasa sakit, terasa kepala sebelah kanan sakit dan
setelah minum paracetamol hanya membaik kira-kira 2 jam, ubun-ubun terasa panas jika tidur
malam hanya 1-2 jam. Pasien juga merasa dadanya seperti ada beban berat yang menekan,
jantung terasa cepat, kaki terasa dingin, nyeri ulu hati, terasa perih, mual dan kadang-kadang
muntah, punggung terasa berat, membaik jika dipijit.
Awalnya pasien mengalami perasaan sedih, sulit tidur, nyeri uluhati saat suaminya
selingkuh dan menghamili wanita lain, tetapi pasien menghibur diri dengan pergi kerumah
teman untuk bercerita dan mendengarkan radio amatir. Yang menjadi pikiran pasien saat ini
mengenai penyakitnya, jika pasien sakit-sakitan siapa yang membiayai pengobatannya,
pasien juga malu dengan menantu pertamanya dan juga memikirkan jika anak keduanya
menikah apakah masih mau membiayai kehidupannya.
10
Pada pemeriksaan status mental didapatkan penampilan seorang perempuan, wajah
tampak sesuai umurnya (50 tahun), perawakan tubuh sedang, memakai baju berwarna cream,
celana berwarna hitam, jilbab berwarna cream, perawatan diri baik. Kesadaran baik,
psikomotor tenang, pembicaraan spontan, lancar, intonasi biasa, sikap terhadap pemeriksa
kooperatif. Mood cemas, afek cemas, keserasian serasi, empati dapat dirabarasakan. Taraf
pendidikan sesuai, orientasi waktu, tempat, dan orang baik, daya ingat jangka panjang,
sedang, pendek dan segera baik. Konsentrasi dan perhatian baik, pikiran abstrak baik,
kemampuan menolong diri sendiri cukup baik. Pengendalian impuls baik, uji daya nilai,
norma sosial, dan penilaian realitas baik. Pasien memiliki tilikan derajat 5, dan secara umum
yang diutarakan oleh pasien dapat dipercaya.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK DAN EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I
Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan
gejala klinis yang bermakna yaitu sulit tidur dan keringat dingin, dada seperti ada beban
berat, jantung terasa cepat, mual, muntah yang menyertai pikiran-pikiran cemas yang
menimbulkan penderitaan bagi pasien dan hendaya dalam fungsi sosial, pekerjaan dan
penggunaan waktu senggang, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita
gangguan jiwa. Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan hendaya berat dalam
menilai realita sehingga digolongkan sebagai Gangguan Jiwa Non Psikotik.
Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status internus dan neurologis
tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang
menimbulkan disfungsi otak serta dapat mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita
pasien saat ini, sehingga diagnosis gangguan mental organik dapat disingkirkan dan
menurut PPDGJ-III didiagnosis Gangguan Jiwa Non Psikotik Non Organik.
Dari pemeriksaan dan anamnesis didapatkan gejala-gejala cemas berupa berdebar-
debar, kaki keringat dingin, mood cemas dan afek cemas, dimana gejala-gejala tersebut
tidak spesifik untuk gangguan cemas tertentu sehingga berdasarkan Pedoman
Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) diagnosis diarahkan ke
Gangguan Anxietas YTT (F41.9) atau Unspecified Anxiety Disorder (300.00) menurut
DSM V.
Differensial Diagnosis
Depresi terselubung
Gejala depresi yang dialami pasien timbul karena adanya faktor pencetus yaitu
dihianati oleh suami yang berselingkuh, pasien mencoba untuk bersabar menghadapin
sehingga selesai SMA, Saat ini munculkeluhan fisik dan pasien memikirkan kedepan siapa
11
yang akan menjaga pasien jika dia mulai sakit-sakitan. Pada pasien ini juga terdapat
beberapa gejala klinis depresi seperti sulit tidur. Walaupun belum memenuhi kriteria utama
depresi. Gejala utama dari episode depresif adalah afek depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas. Gejala
lainnya adalah konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri
berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan
yang suram dan pesimistis, gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh
diri, tidur terganggu dan nafsu makan berkurang, sehingga didiagnosa banding Depresi
terselubung.

Gangguan campuran anxietas depresi


Pada pasien terdapat gejala-gejala anxietas berupa dan keringat dingin, dada seperti ada
beban berat, jantung terasa cepat, mual, muntah yang menyertai pikiran-pikiran cemas dan
didapatkan gejala depresi adanya sulit tidur, Dimana masing-masing tidak menunjukkan
rangkaian gejala cukup berat untuk menegakkan diagnosis sendiri. Namun gejala otonomik
ditemukan hampir terus menerus ssehingga diperlukan observasi lebih lanjut.

Aksis II
Pasien mengarah keciri kepribadian anankastik. Mekanisme pertahanan ego yang sering
digunakan adalah supresi dan rasionalisasi

Aksis III
Hipertensi, dyspepsia, hipercholesterolemia dan hiperurisemia

Aksis IV
Stressor Psikososial : berupa masalah “primary support group”( masalah keuangan)

Aksis V
GAF Scale saat ini: 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).
GAF Scale terbaik 1 tahun terakhir: 70 – 61 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas
ringan dalam social dan pekerjaan)

VIII. DAFTAR MASALAH


Organobiologik terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter yang menimbulkan
gejala kecemasan sehingga diperlukan farmakoterapi.
Psikologik
Adanya penderitaan secara psikologik maka diperlukan psikoterapi.
12
Sosiologik
Diperlukan sosioterapi agar mendapat dukungan dari keluarga
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu
senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.

IX. RENCANA TERAPI


A. Psikofarmakoterapi
Alprazolam 0.5mg , ½ tablet siang, 1 tablet malam / oral

B. Psikoterapi
- Psikoedukasi : Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya tentang
gangguan yang dialaminya serta penatalaksanaan yang akan diberikan serta
harapan agar pasien dapat bekerjasama dalam proses terapi yang akan
dijalaninya.
- Psikoterapi supportif : memberikan empati, pengertian dan penenangan serta
rasa optimis pada diri pasien sebagai bagian dari reassurance dan sugesti.
Serta memberikan pasien kesempatan untuk mengungkapkan apa yang
dirasakan atas kondisi yang dialaminya sebagai salah satu bentuk ventilasi.
- Terapi Relaksasi : bertujuan melatih pasien agar menjadi mudah untuk rileks
dan dapat mengendalikan kecemasannya, Pasien dapat dilatih untuk
melakukan latihan pernafasan. pasien diminta untuk menarik nafas dalam 18
hitungan satu kali dan membuang nafasnya dalam hitungan 3 kali yang dapat
diulang berkali-kali sampai pasien merasakan cemasnya berkurang.
- Rencana Terapi kognitif perilaku / Cognitive Behaviour Therapy (CBT) :
Pasien diajak bersama-sama melakukan restrukturisasi kognitif, yaitu
membentuk kembali pola perilaku dan pikiran yang irasional dan
menggantinya dengan yang lebih rasional.

X. PROGNOSIS
1. Quo ad vitam : bonam
2. Quo ad functionam : dubia ad bonam
3. Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Faktor-faktor yang mendukung prognosis:


- Motivasi pasien yang besar untuk sembuh
- Kepatuhan pasien dalam minum obat dan datang kontrol
13
- Adanya dukungan dari keluarga

Faktor-faktor yang memperburuk prognosis:


- Status ekonomi yang kurang

XI. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta menilai
efektivitas terapi dan kemungkinan efek samping yang terjadi.
Tanggal 16 Januari 2019 Pukul 12.30 WITA di Poliklinik Jiwa RSKD Prov Sulawesi
Selatan
S: pasien merasakan lebih membaik, merasa badan lebih enak karena bisa tidur malam,
O : Kontak mata (+), Verbal (+)
Verbalisasi : Spontan, Intonasi biasa
Afek : eutimia
Gangguan Persepsi: Tidak ada
Arus Pikir : Relevan, Koheren
Gangguan isi pikir: Preokupasi : memikirkan mengenai penyakitnya.
A : Gangguan Anxietas YTT (F41.9)
P : Alprazolam 0.5mg , ½ tablet siang, 1 tablet malam / oral
Psikoterapi Suportif
Rencana CBT

XII. FORMULASI PSIKODINAMIKA


Horney mengemukakan bahwa relasi anak dan orang tua merupakan faktor yang
menentukan bagi perkembangan kepribadian seseorang. Ada dua kebutuhan dasar yaitu a)
Need for satis faction yaitu yang berkaitan dengan kebutuhan biologis untuk tetap
bertahan, seperti makan dan minum. b) Need for safety, yaitu berkaitan dengan kebutuhan
psikologis dan mental, seperti kasih sayang, kehangatan, penerimaan, cinta dan lain
sebagainya. Perlakuan orang tua yang penuh dengan afeksi dan kehangatan akan
menghasilkan kepribadian yang sehat. Namun ibu pasien dengan critical parents yang
sering memarahi pasien walaupun hal kecil saja, membuat pasien merasa tidak mampu
dan tidak menerima. Hal ini menimbulkan respon awal berupa kemarahan (agression)
sebagai suatu respon strategi koping dari permusuhan dasar (basic hostility). 1,2,3
Kondisi pasien yang tidak dapat menentang setiap aturan dalam keluarganya membuat
pasien tidak berdaya, sehingga menimbulkan kecemasan dasar (basic anxiety) dimana
basic hostility yang dirasakan pada awalnya harus direpresikan terlebih dahulu. Pasien
14
berusaha untuk berbuat baik dan mematuhi perintah orangtuanya hanya semata untuk
menghindari agar pasien tidak dimarahi jika berbuat salah. Menurut Karen Horney, anak
pada kondisi ini akan berpikir “I have to repress my hostility because I afraid of you”
dan jika pasien bersikap patuh maka akan timbul pemikiran “If I give in, I will not be
hurt”. Kecemasan dasar didefinisikan oleh Horney sebagai perasaan terisolasi dan tidak
berdaya, perasaan kecil, tidak berarti, tidak berdaya, terancam bahaya. Cara-cara
pertahanan diri ini tidak langsung mengindikasikan neurosis, namun orang akan
menggunakan cara tersebut sampai batas tertentu. Pada pasien ini menjadi dasar dari
tekanan yang ia rasakan sehingga pada konflik yang terjadi saat ini pertahanan dirinya
tidak mampu mempertahankan ego pasien sehingga muncul gejala-gejala yang mengarah
pada cemas1,4,5
Menurut Horney Basic anxiety adalah hal yang normal, karena anak kecil pada
mulanya mempunyai basic anxiety. Basic anxiety merupakan awal dari neurosis yang bila
berkembang akan menjadi neurotik. Dalam menjalani kehidupannya pasien memiliki
idealized self image ingin memiliki keluarga yang harmonis, anak yang pengertian dan
orang tua yang tidak keras terhadap dirinya, sehingga pasien melakukan thyrany of the
should dengan berusaha menjadi anak yang penurut, orang tua yang baik dan mengerti
anak-anaknya, serta memaafkan segala kesalahan mantan suaminya, tetapi real self image
adalah pasien justru bercerai dengan suaminya, memliki sifat yang sama dengan ibunya,
dan menjadi orang tua tunggal yang selalu membebani anak-anaknya. Idealized self image
yang tidak bisa dipenuhi inilah yang akhirnya diproyeksi ke berbagai gejala somatik yang
semakin diperberat oleh anxiety pasien sendiri terhadap keluhan-keluhan yang dialami. Di
masa keterpurukan pasien saat ini, pasien yang memiliki self image yang ideal menarik diri
dari keluarga terdekatnya dan tidak ingin meminta bantuan siapapun karena merasa malu.
Idealized self image yang dikembangkan pasien mulai saat pasien remaja mengaburkan arti
dirinya yang sebenarnya dan dirinya yang ada dalam pikirannya. Hal ini bertujuan untuk
mempertahankan diri pasien dari perasaan terisolasi atau inferioritas, sehingga pasien
membuat konsep mental mengenai dirinya yang ideal yang diinginkannya. (Karen Horney,
1885-1952).1
Menurut cameron neurotik depresi dipicu oleh kehilangan dan frustasi yang melebihi
batas toleransi sesorang. Orang yang depresi rentan terhadap hal yang menyerang faktor
kebutuhan dependensinya dan yang merendahkan harga dirinya. Faktor pencetus yang
paling sering ialah 1) Kehilangan love object atau support emosional, 2) Kegagalan
personal atau ekonomi, 3) Tanggung jawab baru atau ancaman tanggung jawab baru. Pada
pasien terjadi beberapa kejadian yang direpresikan pasien yang akhirnya kegagalan
personal saat pasien tidak mendapatkan suami yang sesuai dengan apa yang ia inginkan,
15
dimana pasien selalu disakiti dengan suami selalu berselingkuh, bahkan sempat ditinggal
selama beberapa waktu lamanya saat pasien sedang hamil, selanjutnya saat pasien pulang
kembali ke rumah orang tuanya dan menjadi orang tua tunggal pasien, malah justru
semakin tidak nyaman karena sikap ibunya yang tidak berubah, beban ekonomi sebagai
orang tua tunggal, dan sebagai orang tua yang tinggal dengan anaknya yang sudah
menikah, dan kewajiban pasien sebagai seseorang yang tidak ingin merepotkan orang lain
dengan memaksa dirinya harus tetap mengerjakan hal yang tidak mampu atau tidak ingin
pasien kerjakan.2,6,7
Perselingkuhan suami yang berulang dan berakhir dengan perceraian tahun 2009 telah
diadaptasi oleh pasien, tetapi timbul kekhawatiran atau kecemasan tentang bagaimana
pasien dan anaknya kedepan, sekalipun awalnya pasien merentalkan mobil yang dibelinya
dengan uang tabungannya. Setelah bercerai pasien dan anaknya kembali kerumah Ibunya
oleh karena pasien belum memiliki rumah tetapi sikap ibunya yang keras, pasien akhirnya
mengontrak rumah, setelah anaknya menikah pasien tinggal bersama anaknya, tetapi
timbul kekhawatiran akan membebani keluarga anaknya dan bagimana hidup masa tuanya
nanti apalagi pasien sudah merasa sakit-sakitan dan selalu khawatir sakitnya (hipertensi,
hipercholestrolnemia, hiperursemia, dyspepsia) yang semua menimbulkan kecemasan yang
saat inindidiagnosa dengan gangguan anxietas ytt.

16
XIII. DISKUSI

Anxietas ditandai oleh gejala-gejala ketegangan motorik (antara lain rasa


gemetar, otot kaku), hiperaktivitas otonomik (antara lain nafas pendek, jantung
berdebar-debar, perut tidak enak, sukar menelan, buang air kecil lebih sering) dan
kewaspadaan berlebihan (antara lain mudah kaget, perasaan jadi peka, sulit tidur). 8,9
Menurut PPDGJ III, secara umum, anxietas terbagi 2 jenis yaitu anxietas fobik
dan anxietas lainnya. Pada gangguan anxietas lainnya, manifestasi anxietas
merupakan gejala utama dan tidak terbatas pada situasi lingkungan tertentu saja. Yang
termasuk dalam gangguan anxietas lainnya yaitu gangguan panik, gangguan cemas
menyeluruh, gangguan campuran anxietas dan depresi, gangguan anxietas campuran
lainnya, gangguan anxietas lainnya dan gangguan anxietas YTT.4 Dalam DSM V,
salah satu kriteria untuk mendiagnosa suatu gambaran cemas sebagai gangguan cemas
nonspesifik bila situasi dimana gangguan tersebut cukup berat untuk didiagnosa
sebagai gangguan anxietas tetapi gejala-gejalanya tidak cukup untuk mendiagnosa
secara spesifik jenis dari gangguan anxietas.10,11
Penanganan pasien ini meliputi psikofarmakologi dan psikoterapi.
Psikofarmaka yang digunakan adalah Alprazolam merupakan obat golongan
benzodiazepin potensi tinggi dengan adanya efek sedasi yang terbukti sangat efektif.12
Psikoterapi yang diberikan pada pasien ini meliputi psikoterapi suportif yakni
ventilasi dan reassurance, serta direncanakan akan dilakukan CBT. Psikoterapi
suportif pada pasien ini bertujuan untuk mendukung dan memperkuat fungsi-fungsi
ego, dan memperluas mekanisme defense yang dimiliki dengan yang baru dan lebih
baik, serta perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif. CBT untuk
membangun kembali pola pikir (sikap, asumsi, keyakinan), menguji pola pikir,
memutuskan apa yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat bagi pasien sehingga
dapat membangun cara berpikir yang lebih produktif dan meningkatkan kualitas hidup
pasien.13

17
IKHTISAR PERJALANAN PENYAKIT

Tahun 1988 Situasi kehidupan:Suami pasien berselingkuh dan menghamili wanita


lain, karena ketahuan di kantor sehingga di mutasi ke Bulukumba
Gejala: kadang-kadang sulit tidur, sakit maag
Pengobatan: tidak berobat
Tahun 1989- Situasi kehidupan: suami pasien tetap berselingkuh dengan wanita lain
1992 Gejala: kadang-kadang sulit tidur, sakit maag, kadang membaik karena
banyak kegiatan
Pengobatan: tidak berobat
Tahun 1993 Situasi kehidupan: pasien hamil anak ke 2,awalnya suaminya tidak
senang pasien hamil, tetapi akhirnya suaminya menerima pasien hamil
dan mulai memberikan perhatian. Suami pasien tetap berselingkuh
Gejala: sulit tidur, sakit maag, sedih
Pengobatan: tidak berobat
1994-2000 Situasi kehidupan: Suami pasien tetap berselingkuh
Gejala: kadang-kadang sulit tidur
Pengobatan: tidak berobat
2001 Situasi kehidupan: pasien pisah kamar dengan suaminya, suami jarang
pulang
Gejala: sedih, sulit tidur, nyeri uluhati
Pengobatan: tidak berobat
2004 Situasi kehidupan: anak pasien sudah selesai sekolah dan pindah ke
Makassar, pasien mengurus perceraian dengan suaminya, pasien tinggal
bersama orang tuanya
Gejala: sulit tidur, khawatir dan cemas memikirkan suami maua
mengambil anak-anaknya
Pengobatan: tidak berobat
2009-2014 Situasi kehidupan: pasien resmi bercerai dengan suaminya, pasien
bekerja rental mobil untuk membiayai kuliah anak
Gejala: kadang-kadang sulit tidur
Pengobatan: tidak berobat
2015-2017 Situasi kehidupan: pasien tidak bekerja, karena anak-anaknya sudah
tamat kuliah
Gejala: -

18
Pengobatan: -
2018 Situasi kehidupan: pasien sakit sampai dirawat di Rumah sakit
Gejala: nyeri ulu hati, sulit tidur, kaki terasa dingin, mual, tidak napsu
makan
Pengobatan: alprazolam 0.5mg 0-1/2-1. Amlodipine 5 mg 1 tablet
malam, allopurinol 100mg 3x1, atorvastatin 20mg 1 tablet malam,
omeprazole jika nyeri ulu hati

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Horney K. Neurotic needs and trends. In: The Neopsychoanalytic Approach. ; 2008.
2. Gabbard G. Psychodynamic Psychiatry in Clinical Practice. 5th ed. Virginia:
American Psychiatric Association Publishing.; 2014.
3. Cameron N. Neurotic Depression. In: Ersonality Development and Psychopathology,
A Dynamic Approach. Boston: Yale University. Mifflin Company; 1963.
4. W B. The psychodynamics of neurotic depression. J Am Acad Psychoanal.
1976;4(3):301-326.
5. Ascher E. A Criticism Of The Concept Of Neurotic Depressio. Am J Psychiatry.
2006;108(12):901-908. doi:https://doi.org/10.1176/ajp.108.12.901
6. G HCL. Teori-Teori Psikodinamik, Psikologi Kepribadian. Jakarta: Kanisius; 1993.
7. Lubis, Bachtiar : Psikodinamika Umum. IKHTISAR TEORI DAN KLINIK
NEUROSA. PT. Bumi Grafika Jaya, Jakarta, 1997.
8. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. PPDGJ III, Cetakan
I, Jakarta, 1993.
9. Elvira, Sylvia : Psikoterapi. Buku Ajar Psikiatri. Fakultas Kedokteran UI, Jakarta,
2010.
10. Anxiety Disorders. Diagnostic Criteria From DSM IV-TR. 2000. American
Psychiatric Association. Washington DC. USA. p: 226.
11. Kaplan & Saddock, Synopsis of Psychiatry, Volume II, 9th Edition, 2007.
12. Arana, George W. : Benzodiazepines and Other Anxiolytic Drugs; Antidepressant
Drug. HANDBOOK OF PSYCHIATRYC DRUG THERAPY , Fourth Edition,
Lippincott Williams & Wilkins Philadelphia. USA, 2000.
13. Blackburn, Marie et al : Sutadi (transl.) : Model dan kemanjuran terapi Kognitif.
TERAPI KOGNITIF UNTUK DEPRESI DAN KECEMASAN. Cetakan I, IKIP
semarang Press, 1994.

20
LAMPIRAN
AUTOANAMNESA I (Tanggal 11 Januari 2019)
Pukul 10.30 WITA, di RSKD Provinsi Sulawesi Selatan Makassar
Seorang perempuan, wajah tampak sesuai umurnya (50 tahun), perawakan tubuh sedang,
memakai baju berwarna cream dengan celana panjang hitam, jilbab berwarna abu-abu,
perawatan diri baik
D : Selamat Pagi Ibu, saya dr.Dessy, Silahkan duduk Bu, Ibu namanya siapa?
P : Pagi dok. Saya E dok.
D : Ada yang bisa saya bantu Bu?
P : Saya merasa sulit tidur dok
D : Sejak kapan Ibu?
P : Sejak tujuh bulan yang lalu dok
D : Sulit tidur yang bagaimana Ibu?
P : Sulit mulai tidur, jam 9 atau jam 10 saya mau tidur, sudah sampai tempat tidur tetapi
tidak bisa tidur, 1 -2 jam baring-baring bolak balik ditempat tidur, baru bisa tidur,
setelah tidur 1 atau 2 jam kemudian terbangun lama setelah itu baru bisa tidur lagi.
Kadang sudah terdengar suara masjid, jadi saya tidak tidur lagi karena sudah pagi.
Saya sampai perhatikan jam, baru tidur tapi cepat lagi bangunnya, ada orang yang
suit tidur malam tapi siangnya bisa tidur, tetapi saya tidak bisa dok.
D : Setelah sholat subuh apa Ibu bisa tidur kembali?
P : Tidak bisa dok, saya pikirkan harus masak, bantu anak bereskan rumah, bantu jaga
cucu, sebab saya kan tinggal sama anak. Saya juga harus pikirkan saya makan apa
yah, sudah pagi, kalau ga nanti sakit lagi maag saya kalau terlambat makan
D : Apakah setiap hari Ibu tidak bisa tidur?
P : tidak setiap hari juga sih Dok. Ada waktu-waktu tertentu, jika terasa sakit, uh kenapa
bisa ada lagi ini sakit
D : Sakit yang seperti apa Ibu?
P : sakit asam lambung,
D : apa yang dirasakan jika sakit asam lambungny?
P : terasa penuh, lambung seperti teriris-iris, sampai naik keatas, mual sampai muntah,
tidak sering sih saya muntah
D : Apa sudah lama ibu sakit asam lambung?
P : Dulu waktu muda sudah pernah sih dok, Cuma minum obat maag biasa membaik,
Cuma sekarang ini yang parah nya
D : kalau tidak memikirkan sakit lambungnya apakah ibu sulit tidur juga?
P : iya kadang sih, tetapi sulit tidurnya tidak separah lagi memikirkan sakit.
21
D : Apa pendengarannya jadi sensitive bu?
P : malah ada suara tetangga atau suara mobil saja saya jadi terbangun dan ngecek
dijendela, pintu.
D : Apa ada anak atau keluarga yang mendengarkan suara tersebut juga Ibu?
P : ada anak saya dok, Cuma mereka bilang ah mama ini terlalu sensitif sekali
pendengarannya
D : Trus apa lagi yang ibu rasakan?
P : Sakit kepala juga saya rasakan, kadang naik tekanan saya dok, sampai minum obat
hipertensi sekarang ini
D : Sakit kepala sebelah mananya Ibu?
P : Sakit kepala itu terasa sebelah, kadang migren sebelah kanan, sakitnya seperti
berdenyut. masih terasa sakit saat bangun, kadang sampai minum obat paracetamol
membaiknya cuma kira-kira 2 jam dan begitu lagi. Terasa ubun-ubun ini panas dok
D : Ubun-ubun panas yang seperti apa Ibu rasakan?
P : Itu kalau tidurnya yang betul-betul sedikit, tidur nya Cuma 1 sampai 2 jam saja
D : Panas seperti apa ibu?
P : panas yang seperti ada saja yang keluar, ga tau gimana ya terasa panas saja dok
D : Apa yang ibu rasakan lagi, sampai mengganggu ?
P : Dada terasa berat seperti ada beban berat
D : Beban seperti apa ibu?
P : Seperti ada yang tindis saja dok, jantung terasa cepat
D : Terasa saat Ibu lagi mengapa?
P : Jika pikiran mulai pikirkan sakit nya lagi, kaki saya terasa dingin, jantung terasa
cepat, ini punggung terasa berat, setelah dipijit sama anak terasa agak membaik
D : Diraba sama orang lain, kakinya IBu tetap terasa dingin?
P : Ya anak saya raba ya terasa dingin.
D : Apa ada rasa capek paginya atau sulit konsentrasi bu?
P : Ya tetapi saya tetap harus kerja dok, saya tinggal sama anak, apalagi dia ada anak
kecil, jadi semuanya saya yang urusin, saya yang masak jagain anaknya, kadang
capek tidak tidur karena jaga bayi. Kalau melalukan sesuatu saya masih merasa
konsentrasi
D : Ada merasa malas melakukan sesuatu?
P : Cuma merasa pegal saja dok, kadang setelah minta anak pijitin merasa enak, merasa
berat dipunggung ini
D : apa ada rasa haus, mulut kering bu?

22
P : saya sudah biasa sedikit – sedikit minum dok, dan sedikit-sedikit liat jam, sudah
jam berapa yah, saya sudah harus minum obat belum
D : Ibu disiplin sekali yah orangnya?
P : Iya dok, sejak kecilnya saya begitu dok, sudah disiplin. Sebab ajaran mami sudah
begitu kalau ada teman datang saja mami marah
D : apakah dulu pernah merasakan sulit tidur juga bu?
P : Iya dok, tapi sudah lama sekali, pernah mengalami sulit tidur.
D : Kapan itu bu?
P : Dulu sekali dok.
D : kalau saya boleh tau waktu kapan itu Ibu?
P : dulu dok, tahun 1988 waktu masalah penghiantan
D : penghianatan yang seperti apa Ibu?
P : waktu ketauan suami saya selingkuh, ada wanita yg dia hamili melaporkan suami
saya ke kantornya, sehingga di mutasi ke Bulukumba.
D : Ibu tahu dari mana kalau suaminya selingkuh?
P : saya lihat sendiri dok,
D : setelah pindah ke Bulukumba apakah Bapak berubah Bu?
P : saya sih berharapnya dia bisa baik, eh malah nya dia berbuat begitu lagi, kalau
ditanya malah bilang sudah insyaf. jika saya pulang ke Makassar dan balik ke
Bulukumba melihat dirumah menemukan yang tidak-tidak seperti celana dalam, jam
tangan perempuan dan tetangga juga melaporkan suami bawa perempuan ke rumah.
Sebetunya saya sudah mau pisah sama suami saat itu Dok. Tetapi papi bilang jangan
pisah kecuali dipisahkan oleh maut. Dengan berat saya mengikuti
D : trus apakah suaminya bertanggung jawab dengan perempuan yang dihamilinya bu?
P : tidak tahu bagaimana kelanjutannya, kami pindah ke Bulukumba. Tiba-tiba sudah
beberapa tahun di Bulukumba, ada yang cari suami saya, Ibu yang bawa anak ke
suami saya, tetapi saya tidak bertanya lagi dan wanita selingkuhannya sudah
meninggal karena kecelakaan
D : Ibu tahu dari mana ada yang mencari suaminya?
P : Ada yang kasih tau, dibilang ada nenek-nenek bawa anak untuk mencari suami saya
D : hal apa lagi yang dibuat oleh bapak yang membuat itu sakit hati?
P : Ketauan keluar masuk hotel, sampai ada pakaian dalam perempuan dikamar
dirumah
D : Apa yang Ibu rasa setelah ketauan bapak selingkuh?
P : Selalui mau tinggalkan rumah, mau pergi, tidak tahan dengan suasana seperti itu,
melihat dia sakit sekaliD : Apa ada perempuan lain yang di hamili juga bu?
23
P : Ada juga yang di hamili sampai di aborsi, pernah juga suami saya selingkuh dengan
istri orang juga, kebetulan suami selingkuhannya berkerja sebagai tenaga kerja asing
dan mempunyai 2 orang anak.
D : Apa yang ibu pikirkan tentang suami ibu?
P : Saya pernah sampai rasa bagaimana gitu, melihat dia rasa mau bunuh dia sampai
saya rasa tidak bisa tidur. Saya orang nya tidak suka bertengkar, kadang sampai
berbulan-bulan tidak mengobrol dengan suami,
D : jadi apa yang buat Ibu bisa bicara lagi sama suami?
P : kadang kalau ada orang datang, terpaksa untuk bicara
D : apakah tidak pernah bicara baik-baik dengan Bapak?
P : Dari pergantian Dandim tahun ketahun tetap itu persoalannya. Tidak ada berubahnya
itu orang.
D : apa pernah ketemu dengan perempuan selingkuhan suaminya bu?
P : pernah, satu orang perempuan selingkuhannya dikenalkan, supaya saya percaya tidak
ada hubungan suami saya dengan perempuan itu, perempuan itu juga bilang begitu,
tidak ada hubungan dengan suami saya, hanya sebatas hubungan bisnis, saya pikir
bisnis apa, ga mungkin begitu. Perempuan itu istrinya orang dan sekarang menjadi
istrinya si mantan. Selingkuhannya yang dulu-dulu malah mau sok mau kenalan
sama keluarga.
D : pernahkah Ibu melihat langsung suaminya dengan pacar-pacarnya?
P : Kalau dia pergi kerja, gonjeng itu perempuan sampai berpelukan
D : Apa dari awal pernikan sudah ketauan bapak suka selingkuh?
P : Iya dok, dari awal pernikahan sudah begini.
D : Jadi komunikasinya bagaimana ibu?
P : yah bgeitu saja dok, saya tidak mau ribut dan saya diamkan saja, tahun 1988 ketauan
selingkuh dan saya pikir sudah tobat, tidak tahunya tahun 1991 selingkuh lagi, tahun
1993 saya hamil anak kedua, awalnya dia suruh gugurkan seperti tidak terima.
Akhirnya setelah lahir mulai ada perhatian tetapi tetap selingkih juga. Jika kurang
perhatian dari selingkuhan baru cari saya keadaan dari tahun ke tahun tetap begitu
dan saya susah tidur, kadang-kadang saya mengikuti kegiatan supaya enak
perasaannya dan bisa tidur.
D : Lalu bagaimana Bu?
P : Sampe tahun 2001 puncaknya dok, disini mulai pisah ranjang, bicara sama suami
cuma melalui kertas begitu, dia mulai jarang pulang, pulang cuma taro baju kotor
dan pergi lagi, saya merasa sedih, akhirnya saya ikut radio amatir, tidurnya mulai
bagus, kadang-kadang sakit maag, walaupun didalamnya masih terasa sakit,
24
Awalnya saya jalan trus kerumah teman, jadi anak-anak dan makanan dirumah
sudah saya siapin dan jika sudah selesai baru saya kerumah teman, ikut bergabung
dengan grup radio amatir disana tempat bercanda dan mengobrol biar pikiran tidak
terlalu memikirkan masalah. 2001 sudah tidak bisa tahan sekali dok, banyak
pelaporan tentang suami, bolak balik kantor, suami tetap begitu juga, dia sampai di
sel 1-2 miggu tetap saja. Saya tetap bertahan di Bulukumba karena anak sekolah,
akhirnya saya dan anak-anak sering pulang ke Makasar dan bercerita ke adek
tentang suami saya, dan mereka memberi tahu ke orang tua, selama ini keluarga
berpikir selama ini kami disana baik baik saja dan suami sudah bertobat.
D : tahun-tahun berikutnya bagaimana Ibu jalani?
P : saya kadang-kadang masih susah tidur, sampai selesai anak saya sekolah kami
pindah ke Makassar, itu kira-kira tahun 2004, saya tinggal dirumah mami. Disini
juga stressnya karena mami keras, tidak bisa dibantah. Masa sudah setua ini masih
marahin juga, tidak boleh ada temn yang datang ke rumah.
D : trus bagaimana untuk membiayai kehidupan sehari-harinya Ibu?
P : saya sudah tau suami begitu, jadi dari dulu saya sudah menabung sedikit-sedikit,
sehingga bisa menyicil membeli mobil, mobil tersebut direntalkan, dari uang rental
itu membiayai uang kuliah anak, saat ini kami masih dibiayai oleh suami, jika dia
tidak membiayai kami maka akan lebih berat lagi, tahun 2004 ini saya mengajukan
cerai, Cuma lama proses nya sampai tahun 2009
D : bagaimana kehidupannya Ibu setelah itu?
P : merasa lega dok, mulai membaik. Cuma takut saja jika suami ambil anak-anak.
D : tapi pernah suami ambil anak-anak ibu?
P : itu setelah anak pertama selesai kuliah dan di tempatkan kerja di bulukumba, tanpa
sepengetahuan saya dia tinggal ditempat papanya, dia takut kasih tau saya, karena
takut saya kecewa. Akhirnyasaya tau kalau dia tinggal bersama papa nya, sakit
sekali saya rasa Dok. Saya sempat diamkan dia Dok, dia sms kadang saya tidak
balas, dia bilang disana jarang juga ketemu dengan papa dan ibu tirinya.
D : samapi kapan Ibu diamkan anaknya?
P : sempat berbulan-bulan Dok, setelah itu dia bilang dokter disana bilang dia gondok,
baru saya bicara sama dia. Saya bawa dia ke dokter ke Makassar, tetapi syukurnya
tidak sakit gondok.
D : setalh itu apa keadaannya Ibu lebih tenang? Bisa tidur malam?
P : iya dok, sempat membaik, dari tahun 2015 sampai 2017 saya ikut temani anak kedua
kerja di Kolaka, tahun 2017 saat cucu lahir, saya mulai sering capek, tiap hari kerja,
kadang sulit tidur, karena bayinya sering bangun juga.
25
D : Ibu nya bayi ada dimana Bu? Apa ibu bayi kerja?
P : tidak kerja dok, karena anaknya dasar cuek, jadi dia maen hp saja, karena dia pikir
kan ada mama yang aturkan semuanya.sempat saya berpikir, bagaimana kalau saya
tua sering sakit-sakitan seperti ini, apakah mereka mau menjag asaya, sekarang
mereka berebutan mau mengajak saya ketempat mereka karena mereka ada yang
menjaga dan bantu masak dan jaga anaknya
D : Kenapa Ibu sampai berpikir begitu?
P : iya dok, karena saya mendengar adek-adek saya selalu bilang, lihat itu si mami
disuruh minum obat tidak mau nanti kalau sakit akan menyusahkan kita.
D : sakit apa yg Ibu rasakan?
P : sakit asam lambung, hipertensi, kolestrol, asam urat. Saya sempat sakit saat bulan
Juni 2018, saat saya di Pomala karena anak kedua saya sudah diindahkan ke
Pomala, saya sakit maag, mual, muntah dan BAB encer seperti orang salah makan,
saya di bawa ke UGD RS kolaka, Cuma 1 hari disana dan saya pulang, setelah itu
sempat lagi sakit maag dibawa ke puskesmas tetapi setelah itu membaik. Akhirnya
saya kembali ke Makassar dan saya nyeri ulu hati dan dibawa di RS daya, disana
saya dirawat selama 4 hari. Saya di periksa darah, di USG juga
D : bagaimana hasilnya Bu?
P : iya Dok hasilnya kolestrol, asam urat, dan tekanan darah saya tinggi, saya juga di
USG hasilnya negative, Cuma dibilang asam lambung yang meningkat
D : berapa tekana darahnya Ibu?
P : awalnya 180 /100 atau 180/110 mmHg, Cuma dikasih obat sambil saya jaga makan
saya, sekarang setiap kontrol tekanan darah saya 130 kadang 140. Selama di rawat
hingga saya punya saya minum obta trus kurang lebih 2 bulan sampai saya sakit
maag lagi saaat di Pomala, sehingga dokternya suruh stop dan dikatakan karna obat
makanya muncul sakit maag.
D : Obat apa saja yang didapat bu?
P : diberikan obat atrovastatin 20 mg diminum malam hari 1 tablet dan allopurinol
100mg diminum 1 tablet 3 kali sehari, saya juga dapat obat maag omeprazole dan
obat hipertensi amlodipine 5mg diminum malam hari.
D :Baik ibu, saya pikir cukup sampai disini dulu, nanti kita lanjutkan lagi
pembicaraannya dan minum obatnya teratur ya bu.
P : baik Dok, terima kasih
LAMPIRAN

AUTOANAMNESA II (Tanggal 16 Januari 2019)

26
Pukul 12.30 WITA, di RSKD Provinsi Sulawesi Selatan Makassar
Seorang perempuan, wajah tampak sesuai umurnya (50 tahun), perawakan tubuh sedang,
memakai baju lengan panjang motif garis-garis warna hitam putih, celana panjang hitam,
jilbab berwarna hitam, perawatan diri baik
D : Selamat siang Bu. Bagaimana kabarnya sekarang?
P : sekarang mulai merasa enak Dok, badan mulai terasa ringan. Karena saya sudah bisa
dan merasakan enak tidur malamnya
D : berapa lama Ibu tidurnya?
P : kira-kira tidur 3 jam dan bangun kencing trus tidur lagi Dok.
D : beberapa hari sebelumnya bagimana ibu?
P : jauh membaik Dok, jika sakit asam lambung baru saya minum obatnya Dok
D : Apa yang Ibu Pikir kan saat ini?
P : saya Cuma pikirkan mau ke Pomala, saya kasian sama Vini dia disana sendiri, disini
si kakak egois juga tidak mau kalau mama nya pergi ketempat adeknya. Dia
keenakan disini kalau ada mama.
D : ia Ibu sabar dulu, pelan-pelan kita kasih tau ke kakak supaya bisa izinkan juga mama
ny ke tempat adiknya
P : iya dok, itu kalau saya bilang mau ketempat adiknya langsung ngambek, tidak
pernah bilang oh iya ma, pergi dulu ke tempat adek. Padahal dulunya buat pejanjian
1 bulan saya di Makassar, 1 bulan saya di Pomala.
D : kalau begitu Ibu harus lebih semangat dan fokus dulu untuk berobat dan minum
obat teratur.
P : iya dok, terima kasih
D : sama-sama Bu.

LAMPIRAN

ALLOANAMNESA III (Tanggal 15 Januari 2019)


27
Pukul 20.00 WITA, Alloanamnesis melalui telepon ke anak ke dua Pasien
D : selamat malam V, perkenalkan saya dr.Dessy, saya mau bertanya-tanya tentang Ibu
ny V yang sedang berobat dengan saya saat ini.
V : Iya Dok, silakan, saya akan bantu memberikan informasi yang saya ketahui
D : Kemarin itu Ibunya mengeluh sulit tidur, bagaimana yang V lihat selama ini?
V : iya Dok, kemarin itu bilang sulit tidur, sering terbangun tengah malam, tidak lama
abru tidur lagi, sering cek pintu, cek pagar, intip jendela kalau dengar tetangga kost
berjalan langsung bangun, seperti orang penasaran begitu, mama itu seperti orang
parnoan karena saya tinggal dikost
D : Apakah V juga dengar suara-suara tersebut?
V : iya dok, saya dnegar juga, Cuma sering bilang ke mama, mama lebai
D : Apa Ibunya sering becerita tentang ayahnya?
V : kalau soal itu mama sudah tidak cerita lagi, seperti tidak mau ingat masa lalu.
D : Bagaimana tentang pendapat Ibunya tentang penyakitnya saat ini?
V : iya mama selalu mengeluh sakit maag nya, jadi sya bilang sembuh dulu baru mama
ke Pomala, Cuma mama bilang kakak seperi tidak mau kalau mama ke Pomala,
karena kakak tidak ada yang bantu jaga bayi nya.
D : pernah Ibunya cerita soal keuangan atau bagaimana?
V : sering merasa tidak enakan kalau mau sesuatu. Kadang kasih kode-kode begitu,
kalau ada uang yah saya belikan. Kalau tidak yah saya kasih tau nanti dulu saya
menabung dulu. Cuma mama itu kuat sekai dia berpikirnya
D : seperti apa yang Ibunya inginkan tetapi belum dipenuhi?
V : seperti mau rumah, sebab dari dulu kita tinggal di rumah oma, disna ada beebrapa
kepala keluarga, oma itu keras didikannya, kurang welcome kalau ada orang yang
datang bertamu. setelah itu kan kontrak rumah, jadi mama itu ingin sekali punya
rumah, saya Cuma kasih tau sabar dulu pelan – pelan saya masih baru jadi pegawai
D : Apa tanggapan V tentang penyakit Ibuny?
V : maunya mama cepat sembuh sih dok,
D : Baik, nanti kita bercerita lagi, terima kasih V
V : sama-sama Dok

28
29
30
31
32

Anda mungkin juga menyukai