Anda di halaman 1dari 7

SEL LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan : Membuat baterai sederhana dengan menggunakan uang logam dan
larutan elektrolit dari campuran garam dapur dan cuka.
2. Hari, tanggal : Sabtu, 20 Desember 2014.
3. Tempat : Laboratorium Kimia FKIP Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Asam berasal dari bahasa latin, yaitu Denfan Ktaacidus yang artinya masam. Asam
menurut Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam
pelarut air. Kekuatan asam ditentukan oleh banyak sedikitnya ion hidrogen yang
dihasilkan. Semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya. Asam
memiliki berbagai kegunaan. Asam sering digunakan untuk menghilangkan karat dari
logam dalam proses yang disebut "pengawetasaman" (pickling). Asam dapat digunakan
sebagai elektrolit di dalam baterai sel basah, seperti asam sulfat yang digunakan di dalam
baterai mobil(Yazid,2006).
Energi listrik selain dapat diperoleh dari bahan nonorganik, juga dapat diperoleh
dari bahan organik, seperti buah. Kita dapat menggunakan buah jeruk nipis sebagai
sumber listrik pengganti baterai. Jeruk nipis seperti halnya sebuah baterai mengandung
asam yang bersifat elektrolit yang dapat menghasilkan energi listrik. Ketika reaksi kimia
antara asam pada jeruk nipis dan lempengan-lempengan berlangsung, pada saat itulah
energi listrik dapat dihasilkan. Lempengan-lempengan yang digunakan berfungsi sebagai
elektroda negatif (paku yang terbuat dari besi) dan elektroda positif (uang logam dari
tembaga)(Anonim, 2014).
Elektroda dalam sel elektrokimia dapat disebut sebagai anoda atau katoda, kata-
kata yang juga diciptakan oleh Faraday. Anoda ini didefinisikan sebagai elektroda di
mana elektron datang dari sel elektrokimia dan oksidasi terjadi, dan katoda didefinisikan
sebagai elektroda di mana elektron memasuki sel elektrokimia dan reduksi terjadi. Setiap
elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau katoda tergantung dari tegangan listrik yang
diberikan ke sel elektrokimia tersebut(Sukardjo, 2004).
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan
selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom
bermuatan elektrik. Elektrolit biasa berupa air, asam, basa, atau berupa senyawa kimia
lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa, atau garam. Beberapa gas tertentu
dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi tertentu, misalnya pada suhu tinggi atau
tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam, basa, dan garam kuat. Elektrolit
merupakan senyawa yang berikatan ion dan kovalen polar. Sebagian besar senyawa yang
berikatan ion merupakan elektrolit sebagai contoh ikatan ion NaCl yang merupakan salah
satu jenis garam yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalm bentuk larutan
dan lelehan. atau bentuk liquid dan aqueous. Sedangkan dalam bentuk solid atau padatan
senyawa ion tidak dapat berfungsi sebagai elektrolit(Hiskia, 2001).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Lampu LED
b. Penjepit buaya
c. Koin Rp 500 (putih) 10 buah
d. Koin Rp 1000 10 buah
e. Koin Rp 500 (kuning) 10 buah
f. Multimeter
g. Kertas HVS
h. Cawan petri
i. Sendok
j. Gelas ukur
k. Pipet tetes
l. Mortal
m. Pastel
n. Gunting
o. Kabel penghubung
2. Bahan
a. Cuka
b. Garam dapur
c. Aquades
d. Kertas label
D. CARA KERJA
1. Koin Rp. 500 putih dan Koin Rp. 500 kuning
a. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan selama eksperimen
b. Menghaluskan garam dapur sesuai kebutuhan
c. Memasukkan 3 sendok garam dapur yang sudah dihaluskan ke dalam cawan
petri
d. Mencampurkan 2 ml cuka ke dalam cawan petri yang berisi halusan garam
e. Menambahkan 2 ml aquades ke dalam campuran cuka dan garam dapur
f. Diamkan larutan selama 3 menit
g. Merendamkan kertas HVS secukupnya yang telah berbentuk koin pada wadah
yang berisi larutan garam dan cuka selama 10 menit
h. Menyusun rangkaian seperti gambar dibawah ini dengan jumlah pasangan koin
sebanyak 10 pasang.

i. Mencatat hasil percobaan apakah LED menyala atau tidak.


j. Mengukur besar tegangan rangkaian tanpa LED menggunakan multimeter
kemudian mencatat hasil percobaan.
k. Diulangi langkah (c) sampai (j) dengan kombinasi garam, cuka dan aquades:
 6 sendok garam dapur, 6 ml cuka, dan 3 ml aquades.
 3 sendok garam dapur, 6 ml cuka, dan 3 ml aquades.
2. Koin Rp. 500 kuning dan Koin Rp. 1000 putih
a. Diulangi langkah-langkah diatas dengan mengganti koin Rp. 500 putih dengan
koin Rp. 1000 putih dengan kombinasi larutan 3 sendok garam dapur, 2 ml cuka,
dan 2 ml aquades.
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel hasil pengamatan untuk koin Rp. 500 kuning dan Rp. 500 putih.
No Garam Dapur Cuka Aquades Tegangan Lampu
1 3 sendok 2 ml 2 ml 4,1 V menyala
2 6 sendok 6 ml 3 ml 1,1 V menyala
3 3 sendok 6 ml 3 ml 1V Tidak menyala

2. Tabel hasil pengamatan untuk koin Rp. 500 kuning dan Rp. 1000 putih.
No Garam Dapur Cuka Aquades Tegangan Lampu
1 3 sendok 2 ml 2 ml - Tidak menyala

F. PEMBAHASAN
Pada Percobaan ini dibuat batu baterai dengan menggunakan kombinasi uang
logam sebagai elektroda dan campuran cuka dan garam dapur sebagai larutan
elektrolitnya. Lampu LED digunakan sebagai alat indikator untuk mengetahui apakah
baterai sederhana yang dibuat mampu menghasilkan tegangan listrik atau tidak.
Sedangkan multimeter digunakan untuk mengetahui besar nilai tegangan yang dihasilkan
oleh batu baterai tersebut. Potongan kertas yang berbentuk lingkaran digunakan sebagai
penghubung setiap elektroda. Percobaan ini dibagi menjadi dua, pertama menggunakan
kombinasi koin Rp 500 kuning dan Rp 500 putih, kedua menggunakan kombinasi Rp
500 kuning dan koin Rp 1000.
Pada percobaan pertama, digunakan uang logam dengan kombinasi Rp 500 kuning
dan Rp 500 putih dengan menggunakan campuran elektrolit dengan kombinasi yang
berbeda-beda. Kombinasi larutan elektrolit yang pertama yaitu 3 sendok garam, 2 ml
cuka, dan 2 ml aquades. Kombinasi yang kedua yaitu 6 sendok garam , 6 ml cuka, dan 3
ml aquades, kombinasi yang ketiga yaitu 3 sendok garam, 6 ml cuka, dan 3 ml aquades.
Pada percobaan pertama, dengan menggunakan campuran elektrolit dengan
kombinasi 3 sendok garam, 2 ml cuka, dan 2 ml aquades, dapat menyalakan lampu LED
karena tegangan yang dihasilkan batu baterai sederhana ini adalah 4,1 volt. Dimana
tegangan yang dibutuhkan untuk menyalakan sebuah lampu LED adalah >1 volt. Untuk
campuran elektrolit dengan kombinasi 6 sendok garam, 6 ml cuka, dan 3 ml aquades,
juga dapat menyalakan lampu LED karena tegangan yang dihasilkan batu baterai
sederhana ini adalah 1,1 volt. Sedangkan untuk campuran elektrolit dengan kombinasi 3
sendok garam, 6 ml cuka, dan 3 ml aquades, tidak dapat menyalakan lampu LED karena
tegangan yang dihasilkan batu baterai sederhana ini adalah 1 volt. Dimana tegangan yang
dibutuhkan untuk menyalakan sebuah lampu LED adalah >1 volt.
Pada percobaan kedua, digunakan uang logam dengan kombinasi Rp 500 putih dan
Rp 1000 dengan menggunakan campuran larutan elektrolit dengan kombinasi garam 3
sendok, 2 ml cuka, dan 2 ml aquades. Dengan kombinasi yang diberikan di atas tidak
dapat menyalakan lampu LED karena bahan uang logam Rp. 1000 memiliki sifat sukar
mengalami oksidasi dengan baik. Ketka diukur tegangannya, jarum penunjuk pada
multimeter tidak bergerak sama sekali.
Pada percobaan ini, ketika reaksi kimia antara larutan elektrolit dan elektroda
berlangsung, saat itulah dihasilkan energi listrik. Melihat hasil percobaan diatas, larutan
elektrolit yang memiliki komposisi garam dapur lebih besar daripada cuka memiliki
tegangan yang lebih besar serta tidak semua kombinasi logam dapat dibuat menjadi batu
baterai, karena setiap uang logam memiliki sifat oksidasi ataupun reduksi yang berbeda-
beda, ada yang sukar dan ada yang mudah. Perbedaan sifat uang logam yang dijadikan
kombinasi batu baterai ini dapat dilihat dari tegangan yang dihasilkan setelah diukur.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan, hasil pengamatan, dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa :
a. Baterai sederhana dapat dibuat dengan menggunakan uang logam Rp. 500 kuning
dan uang logam Rp. 500 putih, dan larutan elektrolit dari campuran garam dapur
dan cuka.
b. Pada percobaan ini, uang logam digunakan sebagai elektroda.
c. Larutn elektrolit yang memiliki komposisi garam dapur lebih besar daripada cuka,
memiliki tegangan yang lebih besar.
d. Tegangan yang dihasilkan kombinasi uang logam Rp 500 kuning dan Rp 500 putih
dengan kombinasi elektrolt 3 sendok garam, 2 ml cuka, dan 2 ml aquades sebesar
4,1 Volt, sedangkan 6 sendok garam, 6 ml cuka, dan 3 ml aquades adalah 1,1 Volt,
dan 3 sendok garam, 6 ml cuka, dan 3 ml aquades adalah 1 V.
e. Kombinasi uang logam Rp 500 putih dan Rp 1000 tidak menghasilkan tegangan.
f. Tidak semua kombinasi logam dapat dibuat menjadi batu baterai, karena setiap uang
logam memiliki sifat oksidasi ataupun reduksi yang berbeda-beda, ada yang sukar
dan ada yang mudah.
DAFTAR PUSTAKA

Hiskia, A. 2001. Kimia Larutan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.


Sukardjo. 2004. Kimia Fisika. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Yazid, H.R. 2006. Kimia pintar. Jakarta : Erlangga.
Aonim, 2014. Buah sebagai sumber listrik pengganti baterai.
http://xa.yimg.com/kq/groups/22912469/1767947451/name/KI5245-2014-buah-sebagai-
sumber-listrik-pengganti-baterai-Lec03.pdf.

Anda mungkin juga menyukai