Anda di halaman 1dari 54

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Penulisan naskah yang berjudal “Model Dokumentasi NANDA-NIC -NOC”.
Tulisan ini dapat penulis selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak.
Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada
1. Nengah Runiari, S.Pd., S.Kp., M.Kep.,Sp. Mat Selaku dosen mata kuliah
Dokumentasi Keperawatan yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan
kami bimbingan dan tuntunan dalam penyelesaian makalah ini.

Rekan-rekan kelompok yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan


kelengkapan naskah tulisan ini. Harapan kami semoga naskah tulisan ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, semua kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun sangatlah kami
harapkan demi perbaikan naskah penelitian lebih lanjut.

Denpasar, September 2018

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i


KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian model dokumentasi NANDA – NOC -NIC ..................................... 3
2.2 Diagnose keperawatan NANDA (North American Nursing Diagnosis
Association) ............................................................................................................. 3
2.3 Komponen dari diagnosis................................................................................... 4
2.4 Domain dan klasifikasi NANDA ....................................................................... 7
2.5 Keterkaitan NANDA-NOC - NIC.................................................................... 25
2.6 Taksonomi dari NOC - NIC ............................................................................. 36
2.7 Cara pemilihan intervensi ................................................................................ 45
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ......................................................................................................... 51
3.2 Saran ............................................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 52

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan suatu catatan yang memuat
seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan,
menyusun rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan
keperawatan, yang disusun secara sistimatis, valid dan dapat dipertanggung jawabkan
secara moral dan hukum, disamping itu dokumentasi asuhan keperawatan juga
merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan
asuhan keperawatan yang berguna untuk kepentingan pasien, perawat dan tim
kesehatan dalam memberikan pelayanan dengan dasar komunikasi yang akurat dan
lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat (Hidayat, 2009).
Salah satu tugas dan tanggung jawab perawat adalah melakukan
pendokumentasian mengenai intervensi yang telah dilakukan. Dokumentasi asuhan
keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh informasi yang dibutuhkan
untuk menentukan diagnosis keperawatan, menyusun rencana keperawatan,
melaksanakan dan mengevaluasi tindakan keperawatan, yang disusun secara
sistematis, valid dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan hukum,
disamping itu dokumentasi asuhan keperawatan juga merupakan bukti pencatatan dan
pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang berguna
untuk kepentingan pasien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan
dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung
jawab perawat.
Pendokumentasian proses keperawatan merupakan metode yang tepat untuk
pengambilan keputusan yang sistematis, problem-solving, dan rinset lebih lanjut.
Pendokumentasian proses keperawatan yang efektif menggunakan standar terminologi
(pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi yaitu menggunakan
model pendokumentasian menurut Nanda Nic Noc diantaranya antara lain
dokumentasi pengkajian, dokumentasi diagnosa keperawatan, dokumentasi
perencanaan, dokumentasi intervensi, dan dokumentasi evaluasi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model dokumentasi NANDA – NOC – NIC ?
2. Apa saja diagnose keperawatan NANDA North American Nursing Diagnosis
Association ?
3. Apa saja komponen dari diagnosis?
4. Bagaimana domain dan klasifikasi NANDA ?
5. Bagaimana keterkaitan NANDA - NOC –NIC ?
6. Bagaimana taksonomi dari NOC - NIC ?
7. Bagaimana cara pemilihan intervensi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian model dokumentasi NANDA – NOC - NIC
2. Untuk mengetahui diagnose keperawatan NANDA (North American Nursing
Diagnosis Association)
3. Untuk mengetahui komponen diagnosis
4. Untuk mengetahui domain dan klasifikasi NANDA
5. Untuk mengetahui keterkaitan NANDA - NOC - NIC
6. Untuk mengetahui taksonomi NOC - NIC
7. Untuk mengetahui cara pemilihan intervensi

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :


1. Bagi Penulis, tulisan ini dapat menambah wawasan penulis mengenai model
dokumentasi NANDA – NOC - NIC
2. Bagi Pembaca, tulisan ini dapat memberikan informasi kepada para pembaca
model dokumentasi NANDA – NOC -NIC

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Dokumentasi NANDA – NOC - NIC

NANDA (The North American Nursing Diagnosis Association) Internasional


adalah implementasi diagnosis keperawatan meningkatkan setiap aspek praktik
keperawatan, dari mendapatkan penghargaan profesional sampai menjamin
dokumentasi yang konsisten sebagai gambaran penilaian klinis profesional oleh
perawat dan dokumentasi akurat unutuk memungkinkan reimbursmen. NANDA-I ada
untuk mengembangkan, memperbaiki, dan mempromosikan terminologi yang secara
akurat mencerminkan penilaian klinis perawat.

2.2 NANDA NURSING DIAGNOSIS

Diagnosis keperawatan adalah penilaian klien tentang respons manusia terhadap


gangguan kesehatan atau proses kehidupan, atau kerentanan respons dari seorang
individu, keluarga, kelompok, atau komunitas (NANDA- I 2013). Suatu diagnosis
keperawatan biasanya berisi dua bagian : (1) descriptor atau pengubah dan (2) focus
diagnosis atau konsep kunci diagnosis.

Pengecualian :ketika diagnose keperawatan hanya satu kata seperti keletihan,


konstipasi, dan ansietas.

Modifier Fokus Diagnostik

Ketidakefektifan Jalan nafas

Risiko Kelebihan berat badan

Kesiapan meningkatkan Pengetahuan

Gangguan Memori

Ketidakefektifan Koping

Suatu diagnosis keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan tindakan


keperawatan demi mencapai hasil asuhan yang dipertanggungjawabkan oleh perawat.

3
Diagnosis keperawatan juga menyediakan standar bahasa untuk digunakan dalam
rekam medik elektrolit, yang memungkinkan komunikasi yang jelas antara anggota
tim perawat dan pengumpulan data untuk perbaikan terus-menerus dalam asuhan
keperawatan pasien.

2.2 Komponen Diagnosis

Adapun beberapa komponen diagnosis keperawatan yaitu :

a) Label atau nama


b) Definisi
c) Batasan karakteristik
Batasan karakteristik adalah petunjuk atau kesimpulan yang dapat diamati
yang dikelompokkan sebagai manifestasi dari sindrom atau diagnosis
berfokus-masalah atau promosi kesehatan.
d) Faktor yang berhubungan
Faktor yang berhubungan adalah komponen integral dari semua diagnosis
keperawatan yang berfokus-masalah. Faktor yang berhubungan dengan
penyebab, keadaan, fakta, atau pengaruh yang memiliki beberapa jenis
hubungan dengan diagnosis keperawatan ( misalnya penyebab, faktor
yang berkontribusi ).
e) Faktor risiko
Faktor risiko adalah pengaruh yang meningkatkan kerentanan individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakatn pada kondisi yang tidak sehat (
misalnya batasan karakteristik, faktor yang berhubungan, dan/atau faktor
risiko ).

Contoh:

GANGGUAN POLA TIDUR

 Definisi

Interupsi jumlah waktu dan kualitas tidur akibat faktor eksternal.

 Batasan Karakteristik
- Kesulitan jatuh tertidur - Penurunan kemampuan

4
- Ketidakpuasan tidur berfungsi
- Menyatakan tidak merasa - Perubahan pola tidur
cukup istirahat normal
- Sering terjaga tanpa jelas
Penyebabnya
 Faktor yang Berhubungan
- Gangguan karena pasangan tidur - Kurang privasi
- Halangan lingkungan (misalnya, - Pola tidur tidak
bising, pajanan cahaya/ gelap, menyehatkan (misalnya,
suhu/ kelembapan lingkungan karena tanggung jawab
yang tidak dikenal menjadi pengasuh, menjadi
orang tua, pasangan tidur)
- Imobilisasi
Asuhan Diagnosis Keperawatan dikutip dari Diagnosis Keperawatan
(Diagnosis NANDA-I, Intervensi NIC, Hasil NOC) yang disusun oleh Wilkinson
(2017) yaitu:

 Format Umum Diagnosa Keperawatan


Sebuah format umum yang digunakan ketika belajar diagnosis keperawatan
mencakup____________(diagnosis keperawatan)_____________yang berhubungan
dengan (faktor penyebab/ berhubungan) yang dibuktikan dengan______(gejala/batasan
karakteristik).
Adapun contohnya diagnose keperawatan adalahGangguan pola tidur berhubungan
denganimobilisasi dibuktikan dengan pasien mengeluh nyeri pada daerah fraktur,
tampak gelisah, tampak meringis.

 Jenis Diagnosa Keperawatan NANDA


Taksonomi adalah kategorisasi dan klasifikasi praktik dan ilmu. Saat ini,
taksonomi NANDA-I menyediakan cara untuk mengklasifikasikan dan mengategorikan
bidang yang menjadi perhatian keperawatan (yaitu fokus dari diagnosis). Taksonomi
NANDA-I berisi 244 diagnosis keperawatan yang dikelompokkan menjadi 13 domain
dan 47 kelas.

5
Perawat menangani respons terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan
antar-individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Diagnosis keperawatan dapat
berfokus pada masalah, atau tingkat promosi kesehatan atau risiko potensial (Herdman,
2012 dalam NANDA,2015):
a. Diagnosis keperawatan berfokus-masalah adalah sebuah penilaian klinis tentang
respons manusia yang tidak diinginkan terhadap gangguan kesehatan atau yang
ada dalam proses kehidupan individu, keluarga, kelompok, atau komunitas.
Untuk menggunakan format PES ( Problem, Etiologi, dan Sign/Symptoms ),
mulai dengan diagnosis, diikuti oleh faktor – faktor etiologi (faktor yang
berhubungan dengan diagnosis berfokus-masalah. Akhirnya, identifikasi tanda
dan gejala (batasan karakteristik). Contohnya gangguan pola tidur berhubungan
dengan imobilisasi dibuktikan dengan pasien mengeluh nyeri pada daerah fraktur,
tampak gelisah, tampak meringis.
b. Diagnosis keperawatan risiko adalah sebuah penilain klinis mengenai kerentanan
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat untuk mengembangkan respons
manusia yang tidak diinginkan terhadap ganggguan kesehatan/proses kehidupan.
Contohnya Risiko kekurangan volume cairan yang dibuktikan oleh kehilangan
volume cairan aktif.
c. Diagnosis keperawatan promosi kesehatan adalah suatu penilaian klinis tentang
motivasi dan keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
mengaktualisasikan potensi kesehatan manusia. Respons ini dapat diungkapkan
dengan kesiapan untuk meningkatkan perilaku kesejahteraan tertentu, dan dapat
digunakan dalam kondisi sehat. Respons promosi kesehatan mungkin ada dalam
individu, keluarga,kelompok atau komunitas. Contohnya ketidak efektifan
manajemen kesehatan keluarga yang dibuktikan oleh ketidaktepatan aktivitas
keluarga untuk memenuhi tujuan kesehatan.
Meskipun terbatas jumlahnya di taksonomi NANDA-I, suatu syndrome dapat
muncul. Sindrom adalah penilaian klinis tentang sekelompok diagnosis
keperawatan tertentu yang terjadi bersama – sama dan sebaiknya ditangani
bersama – sama dan melalui tindakan yang sama. Contoh dari sindrom adalah
sindrom nyeri kronis (00255).

6
2.3 Domain dan Klasifikasi NANDA

Domain adalah tingkat luas dari klasifikasi yang membagi fenomena ke


dalam kelompok utama. Dimana domain ini mempunyai subkategoris yang
disebut “kelas”.
Dalam diagnosis NANDA-I dijelaskan beberapa domain, kelas dan
diagnosa antara lain :
a. Domain I : Promosi Kesehatan
Kesadaran tentang kesehatan atau normalitas fungsi dan strategi yang
digunakan untuk mempertahankan kendali terhadap dan meningkatkan fungsi
sehat dan normal tersebut.
Kelas 1. Kesadaran kesehatan
Pengenalan tentang fungsi normal dan kesehatan.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00097 Defisiensi aktivitas 00168 Gaya hidup kurang


pengalih. gerak.

Kelas 2. Manajemen kesehatan


Mengidentifikasi, mengendalikan, melakukan, dan mengintegrasikan
aktivitas untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00257 Sindrom lansia lemah. 00078 Ketidakefektifan


manajemen kesehatan

00231 Risiko sindrom lansia 00162 Kesiapan untuk


rendah meningkatkan
manajemen kesehatan

00215 Defisiensi kesehatan 00080 Ketidakefektifan


komunitas manajemen kesehatan
keluarga

7
00188 Perilaku kesehatan 00079 Ketidakpatuhan
cenderung berisiko
00099 Ketidakefektifan 00043 Ketidakefektifan
pemeliharaan perlindungan
kesehatan

b. Domain II : Nutrisi
Aktivitas memasukkan, mencerna, dan menggunakan nutrient untuk
tujuan pemeliharaam jaringan, perbaikan jaringan dan produksi energi.
Kelas 1. Makan
Memasukkan makanan atau nutrient ke dalam tubuh.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00216 Ketidakcukupan ASI 00163 Kesiapan meningkatkan


nutrisi

00104 Ketidakefektifan 00232 Obesitas


pemberian ASI
00105 Diskontinuitas 00233 Berat badan berlebih
pemberian ASI
00106 Kesiapan 00234 Risiko berat badan
meningkatkan berlebih
pemberian ASI
00107 Ketidakefektifan pola 00103 Gangguan menelan
makan bayi
00002 Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

Kelas 2. Pencernaan
Aktivitas fisik dan kimiawi yang mengubah makanan menjadi
substansi yang dapat diabsorpsi dan digunakan.

Saat ini belum ditemukan.

Kelas 3. Absorpsi

8
Aktivitas penggunaan nutrient dalam jaringan tubuh.

Saat ini belum ditemukan.

Kelas 4. Metabolisme
Proses kimia dan fisik yang terjadi di dalam organism dan sel hidup
untuk perkembangan dan penggunaan protoplasma, produksi sisa dan
energi, dengan pelepasan energi untuk semua proses vital.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00179 Risiko 00230 Risiko ikterik neonatus


ketidakstabilan kadar
glukosa darah
00194 Ikterik neonatus 00178 Risiko gangguan fungsi
hati

Kelas 5. Hidrasi
Pemasukan dan absorpsi cairan dan elektrolit

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00195 Risiko 00028 Risiko kekurangan


ketidakseimbangan volume cairan
elektrolit
00160 Kesiapan 00026 Kelebihan volume cairan
meningkatkan
keseimbangan cairan
00027 Kekurangan volume 00025 Risiko
cairan ketidakseimbangan
volume cairan

9
c. Domain III : Eliminasi dan Pertukaran
Sekresi dan ekskresi produk sisa dari tubuh.
Kelas 1. Fungsi urinaria
Proses sekresi, reabsorpsi, dan ekskresi urine.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00016 Gangguan eliminasi 00017 Inkontenensia urine stress


urine
00166 Kesiapan 00019 Inkontenensia urine
meningkatkan dorongan
eliminasi urine
00020 Inkontinensia 00022 Risiko inkontinensia urine
urinarius fungsional dorongan

00176 Inkontinensia urine 00023 Retensi urine


aliran berlebihan
00018 Inkontinensia urine reflex

Kelas 2. Fungsi gastrointestinal


Proses absorpsi dan ekskresi produk sisa pencernaan

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00011 Konstipasi 00013 Diare

00015 Risiko konstipasi 00196 Disfungsi motilitas


gastrointestinal

00235 Konstipasi fungsional 00197 Risiko disfungsi motilitas


kronis gastrointestinal

00236 Risiko konstipasi 00014 Inkontinensia defekasi


fungsional kronis
00012 Persepsi konstipasi

Kelas 3. Fungsi integument

10
Proses sekresi dan ekskresi melalui kulit.

Saat ini belum ditemukan.

Kelas 4. Fungsi respirasi


Proses pertukaran gas dan pembuangan dan pembuangan produk sisa
metabolisme.

Kode Diagnosis

00030 Gangguan pertukaran gas.

d. Domain IV : Aktivitas / Istirahat


Produksi, konservasi, penggunaan atau keseimbangan sumber energi.
Kelas 1. Tidur / istirahat
Tidur, berbaring, istirahat, inaktif

Kode Diagnosa Kode Diagnosis

00095 Insomnia 00165 Kesiapan meningkatkan


tidur

00096 Deprivasi tidur 00198 Gangguan pola tidur

Kelas 2. Aktivitas / Olahraga


Menggerakkan bagian – bagian tubuh (mobilitas), melakukan
pekerjaan, atau melakukan aktivitas dengan sering ( tetapi tidak selalu
) sesuai kekuatan.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00040 Risiko sindrom 00237 Hambatan duduk


disuse
00091 Hambatan 00238 Hambatan berdiri
mobilitas di
tempat tidur

11
00085 Hambatan 00090 Hambatan kemampuan
mobilitas fisik berpindah

00089 Hambatan 00088 Hambatan berjalan


mobilitas
berkusi roda
Kelas 3. Keseimbangan energi
Suatu keadaan harmoni dinamik antara asupan dan penggunaan
sumber daya.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00093 Keletihan 00154 Keluyuran

Kelas 4. Respons kardiovaskuker / pulmonal


Mekanisme kardiopulmonal yang mendukung aktivitas/istirahat

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00092 Intoleran 00203 Risiko ketidakefektifan


aktivitas perfusi ginjal

00094 Risiko intoleran 00033 Gangguan ventilasi


aktivitas spontan

00032 Ketidakefektifan 00200 Risiko penurunan perfusi


pola nafas jaringan jantung

00029 Penurunan curah 00201 Risiko ketidakefektifan


jantung perfusi jaringan otak

00240 Risiko 00204 Ketidakefektifan perfusi


penurunan curah jaringan perifer
jantung
00239 Risiko gangguan 00228 Risiko ketidakefektifan
fungsi perfusi jaringan perifer
kardiovaskuler

12
00202 Risiko 00034 Disfungsi respons
ketidakefektifan penyapihan ventilator
perfusi
gastrointestinal
Kelas 5. Perawatan diri
Kemampuan melakukan aktivitas untuk merawat tubuh dan fungsi
tubuh

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00098 Hambatan 00110 Defisit perawatan diri :


pemeliharaan eliminasi*
rumah
00108 Defisit 00182 Kesiapan meningkatkan
perawatan diri : perawatan diri*
mandi*
00109 Defisit 00193 Pengabaian diri
perawatan diri :
berpakaian*
00102 Defisit perawatan diri : makan*

e. Domain V : Persepsi/Kognisi
Sistem pemrosesan informasi manusia termasuk perhatian, orientasi,
sensasi, persepsi, kognisi dan komunikasi.
Kelas 1. Perhatian
Kesiapan mental untuk memperhatikan atau mengamati.

Kode Diagnosis

00123 Kealpaan tubuh unilateral

Kelas 2. Orientasi
Kesadaran terhadap waktu, tempat dan orang.

13
Saat ini belum tersedia.

Kelas 3. Sensasi / Persepsi


Menerima informasi melalui indera sentuhan, pengecap, penghidu,
pengelihatan, pendengaran, dan kinestesis, dan pemahaman tentang
data sensori yang menghasilkan penamaan, asosiasi, dan / atau pola
pengertian.

Saat ini belum tersedia.

Kelas 4. Kognisi
Penggunaan memori, pembelafaran, berpikir, pemecahan masalah,
abstraksi, penilaian, insight, kapasitas intelektual, kalkulasi, dan
bahasa.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00128 Konfusi akut 00222 Ketidakefektifan


kontrol impuls

00173 Risiko konfusi akut 00126 Defisiensi pengetahuan

00129 Konfusi kronik 00161 Kesiapan peningkatan


pengetahuan

00251 Kontrol emosi labil 00131 Kerusakan memori

Kelas 5. Komunikasi
Pengiriman dan penerima informasi verbal dan non verbal

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00157 Kesiapan meningkatkan 00051 Hambatan komunikasi


komunikasi verbal

f. Domain VI : Persepsi Diri


Kesadaran tentang diri sendiri.

14
Kelas 1. Konsep diri
Persepsi total tentang diri sendiri

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00185 Kesiapan 00121 Gangguan identitas


meningkatkan harapan pribadi

00124 Keputusasaan 00225 Risiko gangguan


identitas pribadi

00174 Risiko pelemahan 00167 Kesiapan


martabat meningkatkan konsep
diri

Konsep 2. Harga diri


Penilaian tentang arti, kapabilitas, kepentingan, dan keberhasilan diri
sendiri

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00119 Harga diri rendah 00120 Harga diri rendah


kronik situasional

00224 Risiko harga diri rendah 00153 Risiko harga diri rendah
kronik situasional

Kelas 3. Citra tubuh


Suatu gambaran mental tentang tubuh diri sendiri

Kode Diagnosis

00118 Gangguan citra tubuh

g. Domain VII : Hubungan Peran


Hubungan atau asosiasi positif dan negative di antara orang atau
kelompok dan cara berhubungan yang ditunjukkan.

15
Kelas 1. Peran pemberi asuhan
Perilaku yang diharapkan secara sosial dan orang yang memberi
asuhan yang bukan profesional kesehatan.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00061 Ketegangan peran 00164 Kesiapan meningkatkan


pemberi asuhan menjadi orang tua

00062 Risiko ketegangan 00057 Risiko


peran pemberi asuhan ketidakmampuan
menjadi orang tua

00056 Ketidakmampuan menjadi orang tua

Kelas 2. Hubungan keluarga


Hubungan orang yang secara biologis berhubungan atau dihubungkan
oleh pilihan

Kode Diagnosis Kelas Diagnosis

00058 Risiko gangguan 00060 Gangguan proses


perlekatan keluarga

00063 Disfungsi proses 00159 Kesiapan meningkatkan


keluarga proses keluarga

Kelas 3. Performa peran


Kualitas berfungsi dalam pola perilaku social

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00223 Ketidakefektifan 00064 Konflik peran orang tua


hubungan
00207 Kesiapan meningkatkan 00055 Ketidakefektifan
hubungan performa peran

16
00229 Risiko ketidakefektifan 00052 Hambatan interaksi
hubungan social

h. Domain VIII : Seksualitas


Identitas seksual, fungsi seksual, dan reproduksi.
Kelas 1. Identitas seksual
Status menjadi seseorang khusus sesuai dengan seksualitas dan/atau
gender

Saat ini belum tersedia

Kelas 2. Fungsi seksual


Kapasitas atau kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas
seksualitas

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00059 Disfungsi seksual 00065 Ketidakefektifan pola


seksualitas

Kelas 3. Reproduksi
Suatu proses ketika manusia diproduksi

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00221 Ketidakefektifan proses 00227 Risiko ketidakefektifan


kehamilan-melahirkan proses kehamilan-
melahirkan

00208 Kesiapan meningkatkan 00209 Risiko gangguan


proses kehamilan- hubungan ibu-janin
melahirkan

17
i. Domain IX : Koping / Toleransi stress
Berjuang dengan proses hidup/ peristiwa hidup.
Kelas 1. Respons pascatrauma
Reaksi yang terjadi setelah trauma fisik atau psikologis

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00141 Sindrom pascatrauma 00114 Sindrom stress akibat


perpindahan

00145 Risiko sindrom 00149 Risiko sindrom stress


pascatrauma akibat perpindahan

00142 Sindrom trauma pemerkosaan

Kelas 2. Respons koping


Proses mengatasi stress lingkungan

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00199 Ketidakefektifan 00148 Ketakutan


perencanaan aktivitas
00226 Risiko ketidakefektifan 00136 Dukacita
perencanaan aktivitas
00146 Ansietas 00135 Dukacita terganggu

00071 Koping defensif 00172 Risiko dukacita


terganggu

00069 Ketidakefektifan 00241 Ganggguan


koping pengelolaan mood

00158 Kesiapan meningkatkan 00187 Kesiapan meningkatkan


koping kekuatan

00077 Ketidakefektifan 00125 Ketidakberdayaan


koping komuntas

18
00076 Kesiapan meningkatkan 00152 Risiko
koping komunitas ketidakberdayaan

00074 Penurunan koping 00210 Gangguan penyesuaian


keluarga
00073 Ketidakmampuan 00212 Kesiapan meningkatkan
koping keluarga penyesuain

00075 Kesiapan meningkatkan 00211 Risiko hambatan


koping keluarga penyesuaian

00147 Ansietas kematian 00137 Kepedihan kronis

00072 Ketidakefektifan 00177 Stress berlebihan


penyangkalan
Kelas 3. Stress neurobehavioral
Respons perilaku yang merefleksikan fungsi saraf dan otak

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00049 Penururnan kapasitas 00116 Disintegrasi perilaku


adaptif intracranial bayi

00009 Disrefleksia autonomic 00117 Kesiapan meningkatkan


integrasi perilaku bayi

00010 Risiko disrefleksia 00115 Risiko disintegrasi


autonomic perilaku bayi

19
j. Domain X : Prinsip Hidup
Prinsip – prinsip yang mendasari sikap, pikiran dan perilaku tentang
aturan, kebiasaan, atau institusi yang dipandang sebagai benar atau memiliki
makna intrinsic.
Kelas 1. Nilai
Identifikasi dam peringkat bentuk aturan atau pernyataan yang
diinginkan

Saat ini belum tersedia

Kelas 2. Keyakinan
Pendapat, harapan atau penilaian tentang aturan kebiasaan, atau
institusi yang dipandang sebagai benar atau memiliki makna
intrinsic

Kode Diagnosis

00068 Kesiapan meningkatkan


kesejahteraan spiritual

Kelas 3. Keselarasan nilai/keyakinan/tindakan


Keterkaitan atau keseimbangan yang dicapai diantara nilai,
keyakinan, dan tindakan

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00184 Kesiapan 00169 Hambatan


meningkatkan religiositas
pengambilan
keputusan
00083 Konflik pengambilan 00171 Kesiapan
keputusan meningkatkan
religiositas

20
00242 Hambatan 00170 Risiko hambatan
pengambilan religiositas
keputusan emansipasi
00243 Kesiapan 00066 Distress spiritual
meningkatkan
pengambilan
keputusan emansipasi
00244 Risiko hambatan 00067 Risiko distress
pengambilan spiritual
keputusan emansipasi
00175 Distress moral

k. Domain XI : Keamanan/Perlindungan
Bebas dari bahaya, cedera fisik atau gangguan sistem imun; selamat
dari kehilangan; dan perlindungan terhadap keselamatan dan keamanan.
Kelas 1. Infeksi
Respons host setelah invasi patogenik

Kode Diagnosis

00004 Risiko infeksi

Kelas 2. Cedera fisik


Bahaya atau kesakitan fisik

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00031 Ketidakefektifan 00086 Risiko disfungsi


bersihan jalan nafas neurovaskuler
perifer

00039 Risiko aspirasi 00249 Risiko dekubitus

00206 Risiko perdarahan 00205 Risiko syok

21
00219 Risiko mata kering 00046 Kerusakan
integritas kulit

00255 Risiko jatuh 00047 Risiko kerusakan


integritas kulit

00035 Risiko cedera* 00156 Risiko sindrom


kematian bayi
mendadak

00245 Risiko cedera kornea* 00036 Risiko asfiksia

00087 Risiko cedera akibat 00100 Pelambatan


posisi perioperatif pemulihan
pascabedah

00220 Risiko cedera termal* 00246 Risiko pelambatam


pemulihan
pascabedah

00250 Risiko cedera saluran 00044 Kerusakan


kemih* integritas jaringan

00048 Kerusakan gigi 00248 Risiko kerusakan


integritas jaringan

00045 Kerusakan membrane 00038 Risiko trauma


mukosa oral
00247 Risiko kerusakan 00213 Risiko trauma
membrane mukosa vascular
oral
Kelas 3. Perilaku kekerasan
Penggunaan kekuatan atau kekuatan berlebihan sehingga
menyebabkan cedera atau penganiayaan

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

22
00138 Risiko perilaku 00138 Risiko mutilasi diri
kekerasan terhadap
orang lain
00140 Risiko perilaku 00150 Risiko bunuh diri
kekerasan terhadap
diri sendiri
00151 Mutilasi diri

Kelas 4. Bahaya lingkungan


Sumber – sumber bahaya yang ada di sekitar

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00181 Kontaminasi 00037 Risiko keracunan

00180 Risiko kontaminasi

Kelas 5. Proses pertahanan tubuh


Suatu proses ketika diri sendiri melindungi dirinya dari yang lain

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00218 Risiko efek samping 00041 Respons alergi


media kontras lateks
beryodium
00217 Risiko respons alergi 00042 Risiko respons
alergi lateks

Kelas 6. Termoregulasi
Proses fisiologis pengaturan panas dan energi di dalam tubuh
untuk tujuan melindungi organism

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00005 Risiko 00253 Risiko hipotermia


ketidakseimbangan
suhu tubuh

23
00007 Hipertermia 00254 Risiko hipotermia

00006 Hipotermia 00008 Ketidakefektifan


termoregulasi

l. Domain XII : Kenyamanan


Rasa sejahtera atau nyaman secara mental, fisik dan sosial.
Kelas 1. Kenyamanan fisik
Rasa sejahtera dan nyaman dan/atau bebas dari nyeri

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00214 Gangguan rasa 00133 Nyeri kronis


nyaman
00183 Kesiapan 00256 Nyeri persalinan
meningkatkan rasa
nyaman
00134 Mual 00255 Sindrom nyeri
kronis

00132 Nyeri akut

Kelas 2. Kenyamanan lingkungan


Rasa sejahtera atau nyaman didalam/ dengan lingkungannya

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00214 Gangguan rasa 00183 Kesiapan


nyaman meningkatkan rasa
nyaman

Kelas 3. Kenyamanan sosial


Rasa sejahtera atau nyaman dengan situasi sosialnya

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

24
00214 Gangguan rasa 00054 Risiko kesepian
nyaman
00183 Kesiapan 00053 Isolasi sosial
meningkatkan rasa
nyaman

m. Domain XIII : Pertumbuhan/Perkembangan


Peningkatan sesuai usia pada dimensi fisik, maturasi sistem organ,
dan/ atau progresi sepanjang tahapan perkembangan.
Kelas 1. Pertumbuhan
Peningkatan pada dimensi fisik atau maturasi sistem organ

Kode Diagnosis

00113 Risiko pertumbuhan tidak


proporsional

Kelas 2. Perkembangan
Progresi atau regresi dalam urutan tahap kehidupan

Kode Diagnosis

00112 Risiko keterlambatan


perkembangan

2.4 Keterkaitan NANDA - NOC - NIC


Proses perawatan merupakan suatu cara berpikir dan bertindak yang spesial
(khusus) dalam melakukan asuhan keperawatan. Dalam proses keperawatan, terdapat
beberapa tindakan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain yaitu:
assessment (pengkajian), diagnosis (penentuan diagnosa), perencanaan hasil
(planning: outcome), perencaan intervensi (planning: intervention), pelaksanaan
(implementation) dan evaluasi (evluation) (Wilkinson, 2007). Pada prakteknya
kegiatan proses keperawatan di atas tidaklah selalu berurutan tetapi bisa dikerjakan

25
pada waktu bersamaan (overlapping). Dimanakah posisi NANDA-I, NOC –NIC
dalam proses keperawatan?
Pada dasarnya NANDA-I adalah merupakan label diagnostic (berada pada
fase penentuan diagnosa), NIC merupakan Klasifikasi intervensi keperawatan (berada
pada fase Planning: intervensi) dan NOC adalah merupakan klasifikasi outcome
(berada pada fase planning: outcome). Pada saat ini label diagnostic tidak hanya dapat
dirujuk kepada NANDA-I tetapi juga bisa merujuk kepada label diagnostik:
GORDON’s nursing diagnosis atau ICNP yang dikeluarkan oleh International
Council of Nursing (ICNP, 2005).

 NOC (Nursing Outcomes Classification)


1. Pengertian NOC
Nursing Outcomes Classification (NOC) adalah suatu sistem yang
dapat digunakan untuk memilih ukuran hasil yang berhubungan dengan
diagnosis keperawatan. A nursing-sensitive patient outcome adalah kondisi
individu, keluarga, atau masyarakat, perilaku, atau persepsi yang diukur
sepanjang rentang dalam berepon terhadap intervensi keperawatan.
Outcomes adalah konsep variabel yang dapat diukur sepanjang
kontinum menggunakan skala pengukuran. Outcomes dinyatakan sebagai
konsep yang mencerminkan seorang pasien, pengasuh/care giver, keluarga,
atau kondisi masyarakat, perilaku atau persepsi daripada hanya sekedar
sebagai tujuan yang diharapkan. Setiap outcomes mencakup nama label;
definisi; seperangkat indikator yang menggambarkan kondisi tertentu,
persepsi, atau perilaku yang berkaitan dengan outcome; skala pengukuran 5
pada skala likert; referensi pilihan yang digunakan dalam penegmbangan
outcome.
2. Pengukuran Outcome
Lima poin jenis skala Likert digunakan dengan semua outcomes dan
indikator menyediakan sejumlah pilihan yang adekuat untuk menunjukkan
variabilitas di dalam status/kondisi, perilaku, atau persepsi yang di gambarkan
oleh outcome. Sebagai contoh, outcome kognisi diukur pada skala lima poin,

26
mulai dari “sangat terganggu” hingga “tidak terganggu”. Dan, Kinerja
Caregiver: Perawatan Langsung dikur pada skala lima poin mulai dari “tidak
adekuat” sampai “sepenuhnya adekuat”. Skala pengukuran adalah sebagai
skala standar yang terstandar, sehingga peringakat “5” adalah skala
kemungkinan skor terbaik dan “1” adalah kemungkinan skor terburuk. Setiap
skala memberikan jarak untuk skor dari “1” hingga “5”. Terdapat pilihan
untuk menilai indikator sebaai “tidak berlaku” untuk pasien dengan memilih
kolom NA/Not Applicable. Struktur skala ini tidak menuntut tingkat presisi
yang diperlukan untuk format skala 10 poin meskipun telah berhasil
menggambarkan perubahan tambahan untuk perawatan rawat inap akut yang
singkat.
Dengan mengukur outcome sebelum itervensi, perawat menetapkan
nilai dasar pada outcome yang dipilih, dan kemudian dapat menentukan
peringkat outcome-nya setelah intervensi diberikan. Hal ini memungkinkan
perawat untuk dapat mengikuti perubahan status pasien atau pemeliharaan
status outcome dari waktu ke waktu dan diseluruh tatanan. Sebagai contoh,
jika seorang pasien diberi nilai “2” sebelum intervensi dan “4” setelah
intervensi, skor perubahan adalah +2. Outcome yang sebenarnya adalah
adanya perubahan yang terlihat pada peringkat outcome setelah intervensi
keperawatan. Perubahan skor ini dapat bersifat positif (peribgkat outcome
meningkat), negatif (peringkat outcome menurun), atau tidak ada perubahan
(perigkat outcome tetap sama). Dalam beberapa kasus, skor perubahan dengan
skor nol adalah tujuannya. Ini mungkin kasus dalam situasi dimana perawat
tidak mengharapkan (kondisi) pasien menjadi meningkat tetapi ingin
mempertahankan status pasien dan memberikan intervensi untuk mencapai
skor ini. Hal ini adalah situasi umum ketika bekerja dengan pasien lanjut usia
atau pasien yang mengalami sakit parah.
3. Penggunaan Referensi (pada) Seseorang untuk (melakukan)
Perbandingan
Ketika mengukur outcome untuk menggunakan “seseorang (sebagai)
referensi” untuk dibandingkan dengan pasien yang dirawat oleh perawat.
Seseorang (sebagai) referensi didefinisikan sebagai orang yang sehat pada

27
usia dan jenis kelamin yang sama. Sebagai contoh, perawat membandingkan
pasien laki-laki usia 60 thaun yang sehat, hal ini menyiratkan bahwa perawat
menggunakan pengalaman pribadi terkait dengan pasien lain di kelompok usia
ini untuk (melakukan) perbandingan. Ini merupakan langkah penting dalam
memastikan bahwa pengukuran outcome dapat dibandingkan pada seluruh
populasi.
Ketika pasien memiliki kondisi kronis, seperti arthritis, dan perawat
sedang mencoba untuk meningkatkan mobilitas pasien, seseorang yang
dibanding bukanlah pria berusia 60 tahun dengan arthritis tetapi adalah laki-
laki yang sehat pada usia yang sama. Perbandingan ini mempetahankan
peringkat “5” pada skala pengukuran sebagai peringkat sehat. Peringkat “5”
tidak boleh berkurang kekuatannya oleh kondisi yang mencerminkan keadaan
normal terbaik populasi pasien tempat perawat bekerja dalam suatu praktik
khusus. Hal ini terutama berlaku untuk populasi pasien dengan kondisi serius,
seperti gagal ginjal atau gagal jantung kongestif, sehingga peringkat tertinggi
bahwa pasien dengan kondisi kronis mungkin dapat dicapai adalah “3”. Sejak
keperawatan bekerja menuju standar outcome perawatan, hal ini merupakan
syarat penting untuk mengukur outcome pasien.
4. Tingkat Abstraksi dari Outcome NOC
Outcome dalam klasifikasi berada pada tingkat abstraksi yang lebih
tinggi dari pernyataan tujuan yang biasa ditulis oleh seorang perawat. Indikator
yang digunakan untuk menentukan kondisi pasien dalam kaitannya dengan
outcone mewakili outcome yang lebih spesifik sering tercermin dalam pernyataan
tujuan. Sebagai contoh, beberapa indikator yang digunakan dalam outcome
Kognisi adalah “memori jangka pendek”, “memori jangka panjang”, “komunikasi
yang jelas [sesuai] untuk [usia]nya”, dan “pengolahan informasi”. Sementara hal
ini bisa berfungsi sebagai outcome jangka menengah [antara/intermediate] atau
sebagai indikator kognisi, indikator ini tidak mengukur aspek multidimensi dari
konsep kognisi ketika digunakan sendiri. Penggunaan konsep-konsep tingkat
menengah seperti kognisi, memfasilitasi penggunaan outcome dalam sistem
komputerisasi dan agregasi data untuk efektivitas penelitian dan perumusan
kebijkan. Konsep tingkat menengah juga dapat berguna dalam penelitian efikasi.

28
Sebagai contoh, seorang peneliti mengevaluasi intervensi untuk meningkatkan
memori dapat menggunakan indikator outcome untuk menentukan dampak
dariintervensi pada memori dan faktor-faktor lain yang menentukan kognisi.
Sedangkan outcome saat ini tidak memberikan pengukuran yang teruji untuk
mengkaji efek dari intervensi pada memori, teori menyarankan faktor lain yang
perlu dipertimbangkan dan dapat digunakan bersama dengan pengukuran teruji
untuk sampai pada penentuan bagaimana peningkatan memori mempengaruhi
kognisi. Selanjutnya, jika skala pengukuran outcome ditemukan sebagai suatu
psikometris, terdapat potensi untuk penggunaan putcome untukmengukur variabel
pengaruh dalam penelitian efikasi. Pengembangan dan pengujian pengukuran
outcome yang memiliki penggunaan praktis dalam tatanan jlinis dan valid untuk
digunakan dalam penelitia, memiliki implikasi penting dalam pendokumentasian
kontribusi profesi keperawatan untuk perawatan kesehatan dan memberikan data
untuk mempengaruhi kebijakan kesehatan. Keuntungan ini juga berlaku untuk
outcome di tingkat keluarga dan komunitas.
5. Memilih Outcome
Memilih outcome untuk pasien atau kelompok pasien tertentu merupakan
satu langkah dalam proses pengambilan keputusan klinik perawat. Penggunaan
istilah dan pengukuran yang terstandar untuk mengevaluasi outcome tidak
mengurangi tanggung jawab perawat untuk membuat penilaian dan terlibat dalam
penalaran klinis; Beberapa faktor yang terpilih sangat penting dalam pemilihan
outcome untuk pasien. Faktor-faktor tersebut adalah (1) tipe dari masalah
keperawatan, (2) diagnosis keperawatan atau diagnosis medis, (3) karakteristik
pasien,(4) sumber daya yang tersedia, (5) pilihan pasien dan (6) potensi
pengobatan.
1.Tipe masalah kesehatan
Tipe masalah kesehatan dapat dikategorikan sebagai (1) masalah
kesehatan untuk rujukan yang ditangani terutama oleh petugas kesehatan
lainnya, (2) masalah interdisiplin yang ditangani secara kolaboratif dengan
petugas kesehatan lainnya, dan (3) diagnosis keperawatan dimana perawat
memiliki tanggung jawab utama. Ketika masalah kesehatan masuk pada
kategori pertama, tanggung jawab utama untuk mengidentifikasi outcome

29
yang diharapkan biasanya terletak pada petugas kesehatan yang
bertanggung jawab. Ketika masalah kesehatan jatuh pada kategori kedua,
perawat dan anggota kesehatan lainnya harus bekerja sama untuk
mengidentifikasi outcome. Ketika masalah kesehatan adalah diagnosis
keperawatan, perawat harus mengambil tanggung jawab utama untuk
mengindentifikasi outcome untuk pasien yang berhubungan dengan
diagnosis. Dalam ketiga kasus tersebit. Pemberi layanan kesehatan harus
melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan.
2.Diagnosis keperawatan atau diagnosis medis
Sangat petning untuk mempertimbangkan diagnosis yang
berhubungan dengan kesehatan ketika perawat memilih outcome namun
banyak dari outcome berkaitan langsung dengan diagnosis keperawatan
terindentifikasi. Ketika menggunakan diagnosis NANDA International
(NANDA-I), pertimbangan dalam menyeleksi outcome harus ditentukan
dari definisi diagnosis, batasan karakteristik dan faktor yang berhubungan
atau faktor risiko untuk diagnosis risiko. Ketka pemilihan outcome
didasarkanpada diagnosis medis, perawat harus mempertimbangkan tanda
dan gejala dari diagnosis medis dan juga faktor penyebab dan faktor yang
berhubungan
3. Karakteristik pasien
Karakteristik pasien jugan harus dipertimbangkan (dalam
perawatan) termasuk faktor demografi, psikologis, dan proses kognitif,
(faktor) penyakit dan faktor yang berhubungan dengan kesehatan serta
kepercayaan atau nilai-nilai yang terkait.
4. Sumber daya yang tersedia
Semua sumber daya yang tersedia yang mempengaruhi outcome
pasien perlu utnuk dipertimbangkan. Hal tersebut dapat berupa (sumber)
finansial, sosial, keluarga, dan sumber daya kesehatan yang mempengaruhi
gaya hidup, kondisi tempat tinggal dan akses terhadap layanan kesehatan.
Sumber daya ini dapat mempengaruhi pencapaian outcome secara negatif
atau posistif atau membatasi outcome tertentu dalam berbagai kasus.
5. Pilihan pasien

30
Pilihan (pasien) dipengaruhi oleh persepsi individual pasien terhadap
kesehatan, tujuan kesehatan yang diinginkan dan keinginan yang
berhubungan dengan pengobatan, agama dan kepercayaan budaya. Jika
pasien percaya bahwa kesehatannya memuaskan, mereka mungkin
cenderung kurang menerima outcome yang bertujuan untuk mengukur
peningkatan kesehatan secara keseluruhan seperti kebugaran fisik. Jika psien
tidak dapat menerima diagnosis secara emosi maupun secara psikologis
dikarenakan agama dan kepercayaan budaya, mana mungkin tidak mungkin
untuk menentukan outcome seperti keseimbangan alam perasaan dan tingkat
depresi agar dapat diterima. Pasien harus bekerja sama dalam memilih
outcome dan berpartisipasi dalam menentukan seberapa banyak perubahan
yang ingin mereka capai.
6. Potensi pengobatan
Ketika mempertimbangkan faktor ini, langkah pertama adalah
menentukan apakah ada intervensi untuk mencapai hasil yang dimaksudkan.
Kedua, harus dipertimbangkan apakah tenaga perawat yang dibutuhkan
untuk mengimplementasika intervensi tersebut tersedia.

6. Setelah Pemilihan Outcome


Begitu masalah (keperawtan) ditegakkan dan (kemudian) satu atau
sekelompok outcome yang sesuai diidentifikasi, (maka) perawat kemudian
mengidentifikasi bagaimana outcome tersebut akan digunakan untuk
memfasilitasi dan mengevaluasi perawatan pasien pada masing-masing masalah.
1. Menggunakan indikator-indikator outcome
Setelah memilih outcome untuk pasien sebagai individu maka
perawat memilih indikator yang akan digunakan untuk menentukan status
pasien dan nilai yang akan digunakan untuk menentukan status pasien dan
nilai outcome secara keseluruhan. Untuk meningkatkan kemudahan
penggunaan NOC dlam unit perawatan pasien, perawat sebagai kelompok
dapat menunjuk indikator-indikator penting yang mereka lihat sebagai
perwakilan dari konsep outcome dan sesuai dengan populasi pasien mereka
sebelum implementasi NOC. Setelah menyelesaikan ulasan tersebut,

31
beberapa pengguna telah memilih empat sampai tujuh indikator dari setiap
outcome untuk menentukan status pasien , sementara lainnya memilih
indikator lebih banyak. Pada kedua situasi tersebut, indikator terpilih dapat
digunakan untuk menentukan status pasien terhadap outcome. Dengan
indikator yang terpilih, maka perawat mengevaluasi indikator dan outcome
bersamaan dengan skala pengukurannya.
2. Memilih informasi tambahan
Setelah outcome dan/atau indikator diidentifikasi, perawat
mengumpulkan informasi-informasi tambahan dari penerima rawatan dan
sumber data lain yang teridentifikasi. Penerima rawatan bisa merupakan
pasien, pengasuh/caregiver, orang tua, keluarga, komunitas. Dan sumber data
bisa merupakan pasien, anggota keluarga, pengasuh/care giver, observasi
langsung oleh petugas kesehatan atau catatan medis. Sumber data untuk
mengevaluasi indikator dan outcome dapat beragam. Data dapat diperoleh
dari catatan pasien (seperti pengukuran biokimia atau tanda vital) atau dari
observasi langsung atau pengkajian fisik (seperti: kemampuan pasien dalam
menjalankan pengobatan atau adanya tanda dan gejala). Indikator lainnya
mungkin membutuhkan informasi atau persepsi yang diminta dari pasien atau
keluarga (seperti: pengetahuan tentang proses penyakit atau pengobatan,
persepsi terhadap kesehatan dan kepuasan terhadap perawatan). Pemberi
layanan kesehatan mungkin ingin mengidentidikasi penerima rawatan
tambahan atau sumber data unik pada praktik atau situasi mereka, serta
memasukkan informasi tersebut ke dalam dokumentasi.
3. Menggunakan skala pengukuran
Saat ini outcome memiliki satu atau dua skala yang digunakan untuk
mengukur outcome dan indikator terpilih dievaluasi (dengan) menggunakan
skala tersebut. Sangat penting untuk menggunakan skala pengukuran yang
dipublikasi dengan masing-masing outcome sebagaimana nilai telah dipilih
secara semantik (dengan) menyelaraskan outcome dan indikator. Sebagai
contoh, skala pengukuran outcome [untuk] perilaku didasarkan pada skala
yang ditunjukkan untuk memungkinkan perawat agar benar-benar
mengevaluasi perilaku pasien dalam memenuhi outcome [tersebut].

32
[Pemberian] nilai berdasarkan skala dari “berat ke skala “tidak ada” mungkin
sulit dan tidak efektif dalam mengukur perilaku pasien.
Dalam setiap skala -5, nilai “1” adalah skala yang sedikit diharapkan”
dan “5” adalah skala yang “paling diharapkan” pada kondisi pasien dalam
outcome.

7. Kaitan NOC – Diagnosis NANDA International


Suatu kaitan adalah sebuah asosiasi hubungan yang ada antara pasien,
keluarga, atau masalah komunitas (diagnosis keperawatan) dan outcome yang
diinginkan (ketetapan atau perbaikan masalah). Secara umum kaitan diagnosis
dan outcome membantu perawat untuk memilih suatu outcome untuk masalah
pasien yang spesifik berdasarkan definisi masalah, batasan karakteristik, dan
faktor-faktor yang terkait diagnosis. Proses ini memfasilitasi penilaian kondisi
pasien,memperbanyak pengambilan keputusan klinis, dan memperkuat penalaran
diagnostik. Kaitan antara outcome dengan diagnosis keperawatan diidentifikasi
pada bagian ini adalah pilihan – pilihan yang dapat dipilih perawat selama proses
perencanaan perawatan.
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi tiga tipe utama diagnosis yang
disediakan dalam klasifikasi NANDA-I: diagnosisi aktual, diagnosis keperawatan
risiko, diagnosis keperawatan promosi kesehatan .untuk diagnosis keperawatan
aktual, tiga kategori outcome disediakan. Kategori pertama memberikan outcome
untuk mengukur ketetapan dan diagnosis keperawatan. Kategori kedua
memberikan outcome tambahan untuk mengukur batasan karakteristik yang
diidentifikasi untuk diagnosis keperawatan. Kategori ketiga mengidentifikasi
outcome yang berhubungan dengan faktor-faktor terkait atau outcome menengah.
Membagi outcome dengan komponen masing-masing diagnosis aktual NANDA-
I membantu perawat untuk memilih outcome yang dapat mengukur outcome
keseluruhan serta batasan karakteristik atau dampak dari faktor-faktor yang terkait
untuk setiap diagnosis. Utnuk diagnosis keperawatan risiko kedua kategori
outcome disediakan. Kategori pertama memberikan outcome untuk menilai dan
mengukur kejadian aktual dari diagnosis. Kategori kedua dari outcome dikaitkn
denfan faktor risiko. Hal ini memungkinkan perawat untuk menilai masalah

33
potensial dan mengukur faktor-faktor risiko, merupakan kunci untuk seorang
pasien yang berisiko untuk mngembangkan diagnosis. Untuk diagnosis promosi
kesehatan hanya satu kategori dari outcome yang dibutuhkan. Tipe diagnosa ini
memberikan hanya batasan karakteristik dalam klasifikasi NANDA-I. Setiap
diagnosis memiliki suatu daftar outcome yang difokuskan pada pengukuran
batasan karakteristik yang diidentifikasi.

 NIC ( Nursing Interventions Classification )


1. Pengertian NIC
Dikutip dari Bulecher, dkk (2013) The Nursing Interventions
Classification (NIC) adalah suatu standar klasifikasi intervensi yang
komperhensif yang dilakukan oleh perawat. NIC ini bermanfaat dalam rencana
asuhan keperawatan, dokumentasi klinik, komunikasi antar tatanan yang berbeda,
integrasi terkait data yang ada dalam sistem dan tatanan yang berbeda, penelitian
yang efektif, pengukuran produktifitas, evaluasi kompetensi, penggantian biaya
pembayaran serta pendidikan dan perencanaan kurikulum. Suatu intervensi
didefinisikan sebagai semua penanganan (treatment)yang didasarkan pada
penilaian dan keilmuan dari tatanan klinik, dimana perawat melakukan (tindakan)
untukmeningkatkan hasil /outcome pasien/klien.

2. Keterkaitan NANDA/NIC
Suatu tautan didefinisikan (linkage) sebagai suatu hubungan atau
keterkaitan antara diagnosis keperawatan dan intervensi keperawatan yang
menyebabkan keduanya terjadi bersamaan dalam rangka untuk mendapatkan
outcome atau penyelesaian dari masalah pasien. Tautan akan memfasilitasi proses
diagnosis reasoning (proses berpikir untuk mendiagnosis) dan pembuatan
keputusan klinis dari perawat dengan mengidentifikasi intervensi-intervensi
keperawatan yang merupakan pilihan penanganan bagi penyelsaian diagnosis
keperawatan. Tautan ini juga bisa membantu dalam mendesain sistem informasi
keperawatan klinis untuk menyusun struktur database.
Daftar intervensi-intervensi keperawatan yang tercakup untuk setiap
diagnosis keperawatan (bersifat) komprehensif, meliputi bermacam-macam

34
intervensi-intervensi. Berikut ini adalah tiga level intervensi-intervensi yang
disediakan untuk setiap diagnosis.
1. Level pertama: intervensi – intervensi prioritas :level ini adalah intervensi-
intervensi yang pling mungkin/ terlihat nyata untuk menyelesaikan diagnosis
dan diberikan warna dalam daftar intervensi-intervensi yang disarankan.
Intervensi-intervensi ini dipilih karena sangat cocok dengan etiologi dari
diagnosis dan/atau batasan karakteristik, memiliki aktivitas-aktivitas yang
lebih banyak yang akan menyelesaikan masalah, dapat digunakan dalam
banyak tatanan dan diketahui lebih baik karena berdasarkan penelitian dan
penggunaan klinik untuk mengatasi diagnosis.
2. Level kedua: intervensi-intervensi yang disarankan: Ini adalah intervensi-
intervensi yang mungkin mengatasi diagnosi tapi bukan merupakan
intervensi-prioritas untuk mayoritas pasien dengan diagnosis tersebut.
Intervensi-intervensi ini disebutkan dalam literatur sebagai intervensi yang
mengatasi diagnosis, tapi tidak sering disebutkan dan mungkin mengatasi
etiologi atau karakteristik tertentu.
3. Level ketiga: pilihan tambahan:Intervensi-intervensi yang diaplikasin pada
beberapa pasien dengan diagnosis tertentu, memberikan kesempatan pada
perawat untuk mendesain lebih lanjut rencana asuhan pada individu.
Urutan dari tiga level intervensi-intervensi menyediakan daftar intervensi
yang komprehensif untuk setiap diagnosis. Daftar tersebut membantu perawat
dalam menyeleksi intervensi-intervensi tetapi bukanlah merupakan suatu resep.
Perawat menggunakan clinical reasoning (penalaran klinis) dan penilaian pada
setiap individu pasien, keluarga, atau kelompok untuk menentukan ketepatan dari
pilihan intervensi-intervensi.
Tahap-tahap berikut disarankan pada saat menggunakan daftar kaitan :
1. Kaji ulang prioritas intervensi-intervensi keperawatan sebagai pertimbangan
pertama terkait dengan pilihan penanganan untuk menyelesaikan diagnosis
keperawatan.
2. Kaji ulang intervensi-intervensi lain yang ada dalam dafatr yang disarankan
karena intervensi-intervensi tersebut penting dipertimbangkan untuk
menyelesaikan diagnosis.

35
3. Kaji ulang intervensi-intervensi tambahan yang disarankan yang mungkin juga
digunakan untuk menyelesaikan diagnosis keperawatan.

2.5 Taksonomi NOC dan NIC

Menurut Heather (2015)taksonomi dariintervensi keperawatan atau NIC


dirumuskan menjadi:

DOMAIN 1 Fisiologi: Dasar DOMAIN 2 Fisiologi: Kompleks


Perawatan yang mendukung fungsi Perawatan yang mendukung regulasi
fisik homeostatis

1.Manajemen Aktifitas dan latihan 1.Manajemen Elektrolit dan Asam


Basa
Intervensi intervensi untuk mengatur
intervensi intervensi untuk mengatur
atau membantu aktivitas fisik,
keseimbangan elektrolit/asam basa dan
konservasi dan pengeluaran energy.
mencegah komplikasi
2.Manajemen Eliminasi 2.Manajemen Obat Obatan
Intervensi intervensi untuk memfasilitasi
Intervensi intervensi untuk membuat
efek yang diharapkan dari agen
dan mempertahankan pola eleminasi
farmakologi
urin dan pencernaan yang teratur dan
mengatasi komplikasi akibat 3.Manajemen Neurologis
perubahan pola tersebut.
Intervensi intervensi untuk
3.Manajemen Immobilisasi mengoptimalkan fungsi neurologis

Intervensi intervensi untuk mengatasi 4.Manajemen Perioperatif


keterbatasan pergerakan tubuh dan
Intervensi intervensi untuk memberikan
kekambuhannya.
perawatan sebelum, selama dan sesaat
4.Dukungan Nutrisi setelah proses pembedahan

Intervensi intervensi untuk 5.Manajemen Pernafasan


memodifikasi atau mempertahankan
status nutrisi

36
5.Peningkatan Kenyaman Fisik Intervensi intervensi untuk
meningkatkan kepatenan jalan nafas dan
Intervensi intervensi untuk
pertukaran gas
meningkatkan kenyamanan dengan
menggunakan teknik fisik. 6.Manajemen Kulit/Luka

6.Fasilitasi Perawatan Diri Intervensi intervensi untuk


mempertahankan atau mengembalikan
Intervensi intervensi yang
integritas jaringan
menyediakan atau membantu aktiviitas
rutin kehidupan sehari hari 7.Termoregulasi

Intervensi intervensi untuk


mempertahankan suhu tubuh dalam
rentang normal

8.Manajemen Perfusi Jaringan

Intervensi intervensi untuk


mengoptimalkan sirkulasi darah dan
cairan ke dalam jaringan.

DOMAIN 3 PERILAKU DOMAIN 4 KEAMANAN


Perawatan yang mendukung fungsi fisik Perawat yang mendukung
perlindungan terhadap ancaman

1.Terapi Perilaku 1.Manajemen krisis


Intervensi intervensi untuk memperkuat Intervensi intervensi yang memberikan
atau meningkatkan perilaku yang bantuan jangka pendek segera baik
diharapkan atau merubah perilaku yang dalam kondisi krisis psikologis
tidak diharapkan. maupun fisiologis.
2.Terapi Kognitif 2.Manajemen Risiko
Intervensi intervensi untuk memperkuat Intervensi intervensi yang dilakukan
atau meningkatkan fungsi kognitif yang untuk menurunkan risiko dan

37
diharapkan atau merubah fungsi kognitif memantau risiko yang ada secara terus
yang tidak diharapkan. menerus sepanjang waktu.
3.Peningkatan komunikasi
Intervensi intervensi untuk memfasilitasi
pemberian dan penerimaan pesan verbal
dan nonverbal y
4.Bantuan koping
Intervensi intervensi untuk membantu
orang lain untuk membangun kekuatan
diri untuk beradaptasi pada perubahan
fungsi atau menerima tingkatan fungsi
yang lebih tinggi.

5.Pendidikan pasien
Intervensi intervensi untuk memfasilitasi
pembelajaran
6.Peningkatan Kenyamanan
psikologis
Intervensi intervensi untuk
meningkatkan kenyamanan dengan
menggunakanteknik psikologis

DOMAIN 5 KELUARGA DOMAIN 6 SISTEM KESEHATAN


Perawatan yang mendukung keluarga Perawatan untuk mendukung
penggunaan sistem pelayanan layanan
kesehatan yang efektif.

38
1.Perawatan melahirkan 1.Mediasi sistem kesehatan
Intervensi intervensi untuk membantu Intervensi intervensi untuk
dalam persiapan melahirkan dan memfasilitasi kesepakatan antara
mengatur perubahan psikologis dan pasien/keluarga dan sistem pelayanan
fisiologis sebelum, selama, dan segera kesehatan
serelah melahirkan. 2.Manajemen sistem kesehatan
2.Perawat sepanjang hidup intervensi intervensi untuk
Intervensi intervensi untuk memfasilitasi menyediakan dan meningkatkan
fungsi unit keluarga dan meningkatkan dukungan pemberian pelayanan
kesehatan serta kesejahteraan anggota (kesehatan).
keluarga sepanjang kehidupan.
3.Perawatan membesarkan anak 3.Manajemen informasi
Intervensi intervensi untuk membantu intervensi intervensi untuk
dalam membesarkan anak-anak. memfasilitasi komunikasi terkait
pelayanan kesehatan.

DOMAIN 7 KOMUNITAS
Perawatan yang mendukung kesehatan
komunitas

1.Peningkatan kesehatan komunitas


intervensi intervensi untuk meningkatkan
kesehatan seluruh masyarakat.

2.Manajemen risiko komunitas


intervensi intervensi yang membantu
mendeteksi atau mencegah risiko kesehatan
pada seluruh komunitas.

39
Heather (2015) taksonomi dari NOC sebagai berikut:
Domain I Domain II Domain III Domain IV

Fungsi Kesehatan Kesejahteraan Pengetahuan


Kesehatan Fisiologi Psikologis tentang Kesehatan
Outcomes Outcomes Outcomes dan Perilaku
yang yang yang Oucomes yang
menggambark menggambarka menggambarka menggambarkan
Level 1 an kapasitas n fungsi organ n fungsi sikap, pemahaman,
Domain dan psikologis dan dan tindakan dengan
penampilan sosial menghormati
untuk kesehatan dan
melaksanakan penyakit
tugas
mendasar
kehidupan
Level 2 Pemeliharaa Jantung Paru Kesejahteraan Perilaku Sehat
Kelas n Energi Outcomes Psikologis Outcomes yang
Outcomes yang Outcomes menggambarkan
yang menggambarka yang tindakan individu
menggambark n kondisi menggambarka dalam meningkatkan
an jantung, paru- n keseharan atau memperbaiki
peremajaan paru, sirkulasi, enosi dan keadaan
energi atau status persepsi Kepercayaan
individu, jaringan individu terkait tentang Kesehatan
konservasi perfusi diri Outcomes yang
dan individu Adaptasi menggambarkan ide
penggunaan Eliminasi Psikososial dan persepsi
energi Outcomes Outcomes individu yang
Pertumbuha yang yang mempengaruhi
n dan menggambarka menggambarka perilaku kesehatan

40
Perkembang n ekskresi n adaptasi Pengetahuan
an pembuangan psikologis tentang Kesehatan
Outcomes pola dan status dan/atau sosial Outcomes yang
yang eliminasi terhadap menggambarkan
menggambark Cairan dan perubahan pemahaman
an Elektrolit kesehatan dan individu dalam
kematangan Outcomes kondisi mengaplikasukan
fisik, emosi, yang kehidupan informasi untuk
dan sosial menggambarka Kontrol Diri meningkatkan,
individu n status cairan Outcomes mempertahankan
Mobilitas dan elektrolit yang dan memelihara
Outcomes individu menggambarka kesehatan
yang Respon Imun n kemampuan Manejemen
menggambark Outcomes individu untuk Kesehatan
an mobilitas yang mengekang Outcomes yang
fisik individu menggambarka perilaku yang menggambarkan
dan gejala n kemampuan mungkin tindakan individu
sisa dari individu untuk secara emosi untuk mengelola
pergerakan mengatur atau fisik bisa kondisi akut atau
yang dibatasi metabolisme membahayaka kronik
Perawatan tubuh n diri maupun
Diri Regulasi orang lain Kontrol Risiko dan
Outcomes Metabolik Interaksi Keamanan
yang Outcomes Sosial Outcomes yang
menggambark yang Outcomes menggambarkanstat
an menggambarka yang us keamanan
kemampuan n kemampuan menggambarka individu dan/atau
individu individu untuk n hubungan tindakan untuk
untuk mengatur individu menghindari,
menyelesaika metabolisme dengan orang membatasi, atau
n aktivitas tubuh lain mengontrol
dasar ancaman kesehatan

41
kehidupan Neurokognitif yang telah
sehari-hari Outcomes teridentifikasi
yang
menggambarka
n status
neurologi dan
kognitif
individu
Pencernaan
dan Nutrisi
Outcomes
yang
menggambarka
n pola
pencernaan
dan nutrisi
individu
Respon
Terapeutik
Outcomes
yang
menggambarka
n reaksi
sistemik
individu
terhadap
perawatan
agen maupun
metode
pengobatan
yang diberikan

42
Integritas
Jaringan
Outcomes
yang
menggambarka
n kondisi dan
fungsi jaringan
tubuh individu
Fungsi
Sensori
Outcomes
yang
menggambarka
n persepsi
individu dan
penggunaan
informasi
sensori

Domain V Domain VI Domain VII

Kondisi Kesehatan Kesehatan Keluarga Kesehatan Komunitas


yang Dirasakan Outcomes yang Outcomes yang
Outcomes yang menggambarkan menggambarkan kesehatan,
Level 1 menggambarkan status kesehatan, kesejahteraan dan fungsi
Domain pandangan individu perilaku atau fungsi komunitas atau populasi
mengenai kesehatan dari keluarga secara
dan perawatan keseluruhan atau
kesehatan individu sebagai
keluarga

43
Level 2 Kesehatan dan Kinerja Keluarga Perlindungan Kesehatan
Kelas Kualitas Hidup sebagai Caregiver Komunitas
Outcomes yang Outcome yang Outcomes yang
menggambarkan menggambarkan menggambarkan struktur dan
kesehatan yang adaptasi dan program komunitas untuk
diterima individu dan penampilan anggota menghilangkan atau
situasi terkait dengan keluarga untuk menurunkan risiko kesehatan
kehidupan merawat anak atau dan peningkatan resistensi
Kepuasan orang dewasa yang terhadap ancaman kesehatan
mengenai memiliki komunitas
Perawatan ketergantungan Kesejahteraan Komunitas
Outcomes yang Status Keseharan Outcomes yang
menggambarkan Anggota Keluarga menggambarkan keseluruhan
persepsi atau Outcomes yang status kesehatan atau
penerimaan individu menggambarkan kompetensi komunitas atau
tentang kualitas dan kesehatan fisik, populasi
kecukupan psikologis, sosial dan
perawatan kesehatan spiritual individu dari
yang disediakan individu anggota
Status Gejala keluarga
Outcomes yang Kesejahteraan
menggambarkan Keluarga
indikasi individu Outcomes yang
terhadap adanya menggambarkan
penyakit, cedera, lingkungan keluarga
atau kehilangan keseluruhan status
kesehatan, dan
kompetensi sosial dari
keluarga sebagai unit

Pengasuhan

44
Outcomes yang
menggambarkan
perilaku orang tua
yang mendukung
pertumbuhan dan
perkembangan
optimum anak

2.6 Cara PemilihanIntervensi


Berdasarkan Muhammad (2014) intervensi, strategi, atau tindakan
keperawatan dipilih setelah tujuan dan hasil yang diharapkan ditetapkan.Intervensi
keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih
dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat kesehatan yang diinginkan dalam hasil yang
diharapkan. Memilih intervensi keperawatan sesuai adalah proses pembuatan
keputusan. Intervensi keperawatan adalah semua tindakan asuhan yang perawat
lakukan atas nama klien. Perawat memilih intervensi untuk mencapai hasil. Metoda
pemilihan intervensi adalah selalu sama ; tetapi tipe intervensinya adalah bersifat
individual bagi klien.
Adapun menurut Muhammad (2014) tipe intervensi dibagi menjadi 3, yaitu
sebagai berikut:

1. Intervensi perawat
Intervensi perawat adalah respons perawat terhadap kebutuhan perawatan
kesehatan dan diagnose keperawatan klien.Intervensi ini tidak membutuhkan
supervisi atau arahan dari orag lain. Sebagai contoh, intervensi untuk
meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi yang adekuat atau aktivitas
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan higiene adalah tindakan
keperawatan mandiri.Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dari dokter
atau profesi lainnya
2. Intervensi dokter
Intervensi dokter didasarkan pada respons dokter terhadap diagnose medis, dan
perawat menyelesaikan instruksi tertulis dokter. Memberikan medikasi,

45
mengimplementasikan suatu prosedur invasif, mengganti balutan, dan
menyiapkkan klien untuk pemeriksaan diagnostik adalah contoh-contoh dari
intervensi tersebut.Intervensi ini tidak selalu berada dalam praktik legal
keperawtan bagi perawat untuk meresepkan atau menginstruksikan tindakan ini,
tetapi intervensi tersebut berada dalam praktik keperawatan bagoi perawat untuk
menyelesaikan insruksi tersebut dan untuk mengkhususkan pendekatan
tindakan.Setiap intervensi dokter membutuhkan tanggung jawab keperawatan
spesifik dan pengetahuan keperawatan tehnik spesifik.
3. Intervensi kolaborasi
Intervensi kolaborasi adalah terapi yang membutuhkan pengetahuan,
keterampilan, dan keahlian dari berbagai professional perawatan
kesehatan.Intervensi perawat, dokter dan kolaborasi membutuhkan penilaian
keperawatan yang kritis dan pembuatan keputusan.Ketika menghadapi intervensi
dokter, atau intervensi kolaboratif, perawat tidak secara otomatis
mengimplementasikan terapi, tetapi harus menentukan apakah intervensi yang
diminta sesuai untuk klien.
Enam faktor untuk memilih intervensi keperawatan pada klien spesifik, yaitu :

A. Hasil yang diinginkan pasien :


Pencapaian hasil pasien harus ditentukan sebelum dilakukan pemilihan
intervensi. Outcome ini berperan sebagai suatu Kriteria terhadap penilaian
keberhasilan dari intervensi keperawatan yang dilakukan. Pencapaian outcome
menggambarkan perilaku, tanggapan, dan perasaan pasien dalam menanggapi
tindakan perawatan yang diberikan oleh perawat. Banyak variable yang
mempengaruhi outcome, termasuk diantaranya adalah masalah klinik; intervensi
yang ditentukan oleh penyedia pelayanan kesehatan; penyedia perawatan
kesehatan; lingkungan diman perawatan diterima oleh pasien; motivasi pasien itu
sendiri, struktur genetic, patofisiologi dan orang-orang terdekat pasien(significant
others/SO). Terdapat banyak intervensi atau mediasi variabel dalam setiap situasi,
sehingga pada beberapa kasus, sulit untuk mengetahui hubungan sebab akibat
antaraintervensi keperawatan dan outcome yang dicapai pasien. Perawat harus

46
mengidentifikasi setiap outcome pasien yang mungkin dapat diharapkan dan
dapat dicapai sebagai hasil dari asuhan keperawatan yang diimplementasikan.
Cara yang paling efektif untuk menentukan outcome adalah dengan
menggunakan Nursing Outcome Classification(NOC).40 NOC terdiri dari 490
hasil pencapaian bagi individu, keluarga dan masyarakat yang mewakili umtuk
semua tatanan dan spesialis klinis. Setiap outcome NOC menggambarkan kondisi
pasien di tingkat koseptual dengan adanya indicator untuk setiap outcome yang
diharapkan berespon terhadap intervensi keperawatan. Indicator untuk setiap
outcome memungkinkan adanya pengukuran outcome dengan menggunakan 5-
poin skala likert dari skala yang paling negative ke skala yang paling positif.
Skala pencapaian yang terus berulang seiring waktu akan menunjukan adanya
perubahan pada kondisi pasien. Sehingga, outcome NOC digunakan dalam rangka
memonitor seberapa besar perkembangan kemajuan pasien, atau justru mungkin
terjadi kemunduran dalam perkembangan pasien selama proses perawatan.
Outcomes NOC dikembangkan sehingga dapat digunakan dalam semua kondisi,
semua area spesialisasi, dan disepanjang proses perawatan pasien. Contoh
outcome NOC pada label “Status Kenyamanan” dapat dilihat dalam kotak 2-1
yang menunjukan adanya label, definisi, indicator, dan skala pengukuran.
Outcomes NOC juga terkait dengan diagnose keperawatan NANDA Internasional
(NANDA-I), dan kaitannya dapat dilihat dibagian belakang buku NOC. Intervensi
NIC juga terkait dengan outcomes NOC dan diagnose keperawatan NANDA-I
dan semua kaitan ini dapat dipelajari di dalam satu buku yang berjudul NOC-NIC
linkages to NANDA-I and clinical conditions: supporting critical reasoning and
quality of care.
B. Karakteristik diagnosa keperawatan :
Outcomes dan intervensi dipilih karena berhubungan dengan diagnose
keperawatan tertentu. Penggunaan bahasa keperawatan yang terstandar/seragam
dimulai pada sekitar awal tahun 1970an, diawali dengan adanya penngembangan
klasifikasi diagnose keperawatan NANDA. Diagnose keperawatan berdasarkan
NANDA-I merupakan “ pertimbangan klinis mengenai pengalaman atau respon
individu, keluarga, atau komunitas terhadap adanya masalah kesehata/ proses
kehidupan baik yang actual maupun potensial” dan NANDA-I juga menyediakan

47
data dasar dalam pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai outcome
dimana perawat mempunyai tanggung jawab penuh didalamnya41. Elemen
pernyataan diagnosis NANDA-I actual terdiri dari label, faktor yang berhubungan
(penyebab dan faktor yang berhubungan) serta batasan karakteristik (tanda dan
gejala). Intervensi sebaiknya langsung mengarah kepada kerusakan/gangguan
pada faktor penyebab(faktor yang berhubungan dengan) atau penyebab diagnosis.
Jika intervensi yang dilakukan berhasil mengatasi penyebab/etiologi, maka status
pasien diharapkan akan membaik. Namun terkadang faktor penyebab tidak bisa
selalu diubah dan jika hal ini terjadi, maka sangat penting bagi perawat untuk
mengatasi batasan karakteristik(tanda dan gejala).
Untuk membantu memilih intervensi keperawatan yang tepat, bagian
enam dalam buku ini telah menyiapkan daftar intervensi yang utama dan yang
dianjurkan untuk dapat mengatasi diagnose keperawatan NANDA-I. selanjutnya,
buku dengan judul NOC-NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions;
Supporting Clibical Reasoning and Quality Care32 yang ada saat ini merupakan
sumber yang penting sebagi refrensi untuk mengidentifkasi outcomes dan
intervensi pada semua diagnose keperawatan NANDA-I maupun 10 kondisi
umum misalnya pada asma, PPOK, kanker kolon dan rectum, depresi, diabetes
mellitus, gagal jantung, hipertensi pneumonia, stroke dan penggantian sendi total;
panggul/lutut.
C. Intervensi berbasis riset
Institute Of Medicine (IOM) dalam laporannya dengan judul Health
Proffesions Education: A Bridge to Quality25 memaparkan beberapa perubahan
yang terjadi pada pendidikan semua bidang kesehatan professional, dimana dalam
proses pendidikannya, semua bidang kesehatan professional harus memasukan
materi penggunaan praktik berbasis bukti ilmiah (evidence based practice/EBP).
Lembaga Riset dan Pelayanan Kesehatan,IOM, dan lembaga pemerintah lainnya
merupakan tempat yang menetap bahwa panduan klinis harus menggunakan EBP
sebagai dasar pemberian perawatan kesehatan.24 lembaga-lembaga ini
memberikan penekanan pada pilihan intervensi yang didukung oleh adanya bukti
ilmiah penelitian yang harapan nya akan meningkatkan outcome pasien dan
praktik pelayanan di tatanan klinis. Pengembangan keterampilan perawat saat ini

48
dirasa sangat penting, sehingga hal ini menuntut perawat untuk secara terus
menerus melihat kembali apakah pelayanan keperawatan yang diberikan saat ini
adalah merupakan praktik klinis terbaik. Untuk mengetahui apakah praktik
tersebut merupakan praktik terbaik, bukti ilmiah berbasis penelitian harus
diketahui dan dgunakan dalam memilih intervensi. Maka secara tidak langsung,
perawat yang menggunakan intervensi merasa familiar dengan konsep penelitian
itu sendiri. Melalui penelitian, keefetifan intervensi yang dipilih pada berbagai
jenis pasien dapat diketahui. Beberapa intervensi dan aktivitas keperawatan sudah
diteliti dan disusun berdasarkan keilmuan para klinisi yang handal. Buku saku
diagnose keperawatan seperti Ackley dan Ladwig1, menyajikan refrensi penelitian
D. Visibilitas dalam mempraktikan intervensi :
Pertimbangan visibilitas meliputi bagaimana suatu intervensi berkaitan
dengan intervensi yang lain, baik intervensi keperawatan maupun intervensi dari
tenaga kesehatan yang lain. Penting untuk diingatkan disini bahwa perawat
terlibat dalam keseluruhan rencana perawatan pasien. Pertimbangan yang lainnya
adalah biaya yang akan dikeluarkan dan waktu yang diperlukan untuk
mengimplementasikan intervensi tersebut. Dalam pemilihan intervensi
keperawatan yang tepat, perawat juga harus mempertimbangkan intervensi dari
tenaga kesehatan lain, biaya yang dikeluarkan, dan estimasi waktu yang
diperlukan.
E. Penerimaan pasien
Intervensi yang dipilih harus diterima pasien dan keluarga. Perawat sering
merekomendasikan pilihan intervensi dalam rangka membantu pasien mencapai
outcome yang diharapkan. Untuk memfasilitasi pasien dalam memilih intervensi,
pasien harus diberikan informasi yang adekuat mengenai setiap intervensi terkait
dan bagaimana sebaiknya pasien berpartisipasi dalam tindakan tersebut. Hal yang
menjadi paling pertimbangan utama dalam pemilihan intervensi adalah nilai,
kepercayaan, dan kebudayaan pasien harus dipertimbangkan pada saat memilih
intervensi.
F. Kemampuan perawat
Perawat harus mampu memberikan intervensi keperawatan tertentu.
Untuk menjadi perawat yang komponen dalam tindakan keperawatan, perawat

49
harus: (1) mempunyai ilmu pengetahuan mengenai alas an ilmiah dan rasional
untuk setiap intervensi keperawatan, (2) memiliki kemampuan psikomotor dan
interpersonal, (3) mampu melakukan fungsinya dalam tatanan khusu untuk secara
efektif menggunakan sumber-sumber perawatan kesehatan.9 sangat jelas sekali
terlihat, bahwa dari total 5544 intervensi keperawatan yang disajikan, sangat
mustahil jika hanya dilakukan oleh satu orang perawat. Keperawatan, seperti
cabang ilmu kesehatan lainnya, merupakan sebuah profesi dimana setiap perawat
mempunyai keahlian tertentu dan mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain jika diperlukan.
Setelah mempertimbangkan setiap faktor diatas untuk pasien tertentu,
perawat kemudian akan memilih intervensi. Tahap ini tidak serumit dan tidak
Selama yang dibayanngka. Benner menyatakan bahwa mahasiswa keperawatan
dan perawat pemula harus mencermati hal-hal diatas secara detail dan sistematis.
Seiring berjalannya waktu, perawat akan mampu mensistesis informasi dan
menemukan pola yang sesuai secara cepat. Satu keuntungan dari metode
pengklasifikasian terutama bagi perawat pemula, yakni cara ini dapat
memfasilitasi proses belajar mengajar dalam pengambilan keputusan. Dengan
menggunakan bahasa keperawatan yang seragam/standar dalam menyebutkan
intervensi keperawatan, bukan berarti kita berhenti memberikan perawatan secara
personal kepada setiap individu. Tetapi justru, intervensi keperawatan dibuat
untuk beragam individu dengan mempertimbangkan berbagai pilihan aktivitas
dan memodifikasi aktivitas tersebut berdasarkan usia pasien, status fisik, social,
emosional, dan spiritual pasien dan keluarga. Modifikasi ini dibuat oleh perawat
dengan menggunakan pertimbangan klinis.

50
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

NANDA-I adalah merupakan label diagnostic (berada pada fase penentuan


diagnosa). The Nursing Interventions Classification (NIC) adalah suatu standar
klasifikasi interfensi yang komperhensif yang dilakukan oleh perawat. Nursing
Outcomes Classification (NOC) menyediakan bahasa untuk identifikasi outcome dan
langkah-langkah evaluasi proses keperawatan, serta konten untuk elemen outcome
dari Nursing Minimum Data Set (NMDS).

Nursing Outcomes Classification (NOC) adalah suatu sistem yang dapat


digunakan untuk memilih ukuran hasil yang berhubungan dengan diagnosis
keperawatan. A nursing-sensitive patient outcome adalah kondisi individu, keluarga,
atau masyarakat, perilaku, atau persepsi yang diukur sepanjang rentang dalam
berepon terhadap intervensi keperawatan.
Dikutip dari Bulecher, dkk (2013) The Nursing Interventions Classification
(NIC) adalah suatu standar klasifikasi intervensi yang komperhensif yang dilakukan
oleh perawat. NIC ini bermanfaat dalam rencana asuhan keperawatan, dokumentasi
klinik, komunikasi antar tatanan yang berbeda, integrasi terkait data yang ada dalam
sistem dan tatanan yang berbeda, penelitian yang efektif, pengukuran produktifitas,
evaluasi kompetensi, penggantian biaya pembayaran serta pendidikan dan
perencanaan kurikulum.
3.2 Saran

Dengan ditulisnya makalah ini nantinya dapat dimanfaatkan secara optimal


terkait dengan pengembangan mata kuliah Dokumentasi Keperawatan. Penulis
menyarankan materi-materi yang ada dalam tulisan ini dikembangkan lebih lanjut
agar dapat nantinya menghasilkan tulisan-tulisan yang bermutu. Demikianlah
makalah ini penulis persembahkan, semoga dapat bermanfaat.

51
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M, dkk. 2013. Nursing Intervensions Classification (NIC).Yogyakarta,


Mocomedia.
Heather, T.H dan Shigemi Kamitsuru. 2015. NANDA International Inc. Diagnosis
Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017, Ed. 10. EGC: Jakarta
Moorhead, Sue, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Yogyakarta,
Mocomedia.
Bulecheck, G dkk. 2016. Nursing Interventions Classification, 6th Indonesian edition.
CV. Mocomedia : Yogyakarta
Heather, T.H dan Shigemi Kamitsuru. 2015. NANDA International Inc. Diagnosis
Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017, Ed. 10. EGC : Jakarta
Moorhead, S dkk. 2016. Nursing Outcome Classification, 5th Indonesia edition. CV.
Mocomedia: Yogyakarta

52

Anda mungkin juga menyukai