Abstrak: air merupakan sumber kehidupan bagi banyak makhluk hidup, baik manusia, tanaman, maupun hewan. Tidak
ada sumber air maka tidak akan ada kehidupan di dunia. Air yang digunakan untuk menyokong kehidupan sehari-hari
haruslah air yang bersih dan memenuhi parameter kualitas air. Terdapat tiga macam parameter kualitas air, parameter
fisika, parameter kimia, dan juga parameter biologis. Parameter fisika mencakup bau, warna, TDS, kekeruhan, rasa, dan
suhu. Parameter kimia meliputi pH, oksigen terlarut, BOD, dan COD. Sedangkan untuk parameter biologis
Kata kunci: TDS, DO, BOD, COD, kelarutan zat padat, kriteria kualitas air.
Dalam sebuah kehidupan, air termasuk dalam senyawa kimia yang sangat penting dan
dibutuhkan oleh makhluk hidup. Begitu banyak manfaat air yang menjadikan kehidupan dapat
berlangsung sebagaimana mestinya. Hampir seluruh kegiatan masyarakat tidak terlepas dari air,
seperti halnya kegiatan mencuci pakaian, membersihkan diri (mandi), pertanian, industri, pemadam
kebakaran, memasak, mengairi sungai, dan masih banyak lagi. Untuk memenuhi mineral dalam tubuh
saja, manusia perlu mencukupi kebutuhan air sekitar 8 – 10 gelas per harinya atau sekitar 2 liter. Jika
tidak mencukupi kebutuhan tersebut maka manusia dapat mengalami dehidrasi, hingga yang paling
fatal transfusi darah ke seluruh tubuh juga dapat terganggu karena darah menjadi kental. Tidak hanya
manusia, tumbuhan dan hewan pun juga membutuhkan air. Lingkungan yang tidak terdapat sumber
air dapat menyebabkan lingkungan tersebut menjadi kumuh, tidak sehat, kering, gersang, dan
tanaman tidak akan tumbuh karena tidak adanya sumber mineral. Dari contoh ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa air merupakan kebuthan penting bagi makhluk hidup sebagai penyokong
kehidupannya. Tidak ada air maka tidak akan ada kehidupan yang berlangsung karena air merupakan
sumber kehidupan. Secara kimia, air dapat diartikan sebagai substansi kimia dengan rumus molekul
H2O, dimana satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu
atom oksigen. Air berisfat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada kondisi standar yaitu
Kebanyakan sumber air yang digunakan untuk kehidupan berasal dari air tanah, air sungai,
air laut, air hujan, dan mata air. Air tanah adalah air yang berada di bawah tanah di dalam zona jenuh
dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer. (Suryono, 1993:1).
Sedangkan air sungai menurut asalnya merupakan sebagian dari air hujan yang mengalir melalui
sasaran ke dalam sungai sehingga air ini tidaklah bersih atau sudah terkontaminasi sehingga perlu
pengolahan yang lebih lanjut jika akan dikonsumsi. Air laut adalah air yang mengandung kadar
garam NaCl sekitar 3,5%. Kadar 3,5% ini berarti dalam 1 liter air laut terdapat 35 gram garam NaCl,
sehingga air laut tidak layak digunakan untuk air yang dikonsumsi. Dari segi kualitas, air yang berasal
dari sumber mata air hampir sama dengan air yang berasal dari dalam tanah, yang membedakan
adalah air dari mata air ini keluar dengan sendirinya tanpa dipengaruhi oleh apapun.
Menurut perhitungan WHO, setiap orang yang berada dalam negara-negara maju membutuhkan air
untuk keperluannya sekitar 60 – 120 liter setiap harinya. Untuk negara-negara berkembang seperti
Indonesia biasanya memerlukan air sebanyak 30 – 60 liter setiap hari. Pemenuhan kebutuhan air pun
bermacam-macam bergantung dengan masing-masing individu. Air dibedakan menjadi dua, yaitu air
permukaan dan air tanah. Air permukaan merupakan air pada permukaan tanah dan dapat dilihat
dengan kasat mata, sedangkan untuk air tanah adalah air yang berada di dalam tanah.
Peraturan pemerintah no. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum atau dikonsumsi tanpa
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, industri, dan
Faktor kualitas air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari sangatlah penting
karena akan berdampak bagi kesehatan dan kehidupan manusia itu sendiri. Kualitas air adalah suatu
ukuran kondisi air dimana dilihat dari karakteristik fisik, kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air dapat
dinyatakan dengan beberapa parameter yaitu parameter fisika antara lain bau, warna, kelarutan zat
padat, kekeruhan, rasa dan suhu. Untuk parameter kimia meliputi pH, oksigen terlarut, BOD, dan
COD. Tujuan dibentuknya parameter kualitas air adalah untuk pemeliharaan, perlindungan, serta
Parameter fisika:
Pada umumnya air yang belum tercemar cenderung tidak memiliki bau dan rasa.
Adanya bau dan rasa pada air identik menunjukkan bahwa air tersebut tidak sehat dan
sudah terkontaminasi oleh pembusukan zat organik seperti bakteri, organisme lain,
dan pencemaran lingkungan. Air yang sudah tercemar dan terkontaminasi sebaiknya
2. Warna
Air alami umumnya tidak memiliki warna atau bening, hal ini dikarenakan air tersebut
pada air seperti ion besi dan mangan, dan yang paling sering terjadi adalah karena
pencemaran limbah industri. Warna air dapat diacu sebagai bahaya atau tidaknya air
tersebut digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Air yang sudah terkontaminasi ini
apabila digunakan untuk konsumsi akan membahayakan kesehatan karena kadar besi
yang terlalu tinggi, dan juga untuk mencuci pakaian akan meninggalkan noda karat
Kelarutan zat padat dalam suatu cairan biasa disebut dengan Total Dissolved Solids
atau disingkat dengan TDS. Total Dissolved Solids adalah suatu ukuran kandungan
kombinasi dari semua zat-zat anorganik dan organik yang terdapat di dalam suatu
cairan sebagai molekul yang terionkan atau sebagai bentuk mikrogranula yang
terperangkap. Contoh sederhana dari kelarutan zat padat adalah air keruh pada sungai
atau kolam setelah turun hujan. Hal ini disebabkan oleh larutnya partikel tersuspensi
dalam air. Konsentrasi TDS ini dalam keadaan normal sangatlah rendah sehingga tidak
dapat dilihat dengan kasat mata. Zat kimia yang paling umum antara lain berupa ion-
ion seperti kalsium, fosfat, nitrat, nitrit, natrium, kalium dan klorida. Kebanyakan dari
konstituen berasal dari limpasan zat hara dari tanah, badai, hujan, dan yang paling
membahayakan adalah limpasan yang berasal dari pestisida permukaan tanah. Zat
padat terlarut dalam cairan bisa juga berasal dari bahan-bahan anorganik seperti batu
dan udara yang mengandung kalsium bikarbonat, nitrogen, fosfor, besi, sulfur, dan
mineral lainnya.
Mengukur kadar TDS dalam suatu cairan dianggap sangat penting dewasa ini. Banyak
persediaan air yang kadar zat padat terlarutnya melebihi tingkat standar yang hanya
bernilai 500 mg/L. Tingginya kadar TDS dianggap tidak layak untuk dikonsumsi oleh
manusia. Kadar TDS yang tinggi biasanya mengandung banyak kalium, klorida, dan
natrium. Pengukuran kadar TDS dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu
gravimetri dan konduktivitas. Menurut para ahli, pengukuran TDS dengan metode
gravimetri adalah cara yang paling akurat dan meliputi penguapan pelarut cairan dan
pengukuran massa residu yang tertinggal. Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat
sederhana, hal ini karena dalam gravimetri jumlah zat ditentukan dengan cara
menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dan zat-zat lain. Walaupun metode
ini mudah dan sangat akurat, namun metode ini memiliki kelemahan antara lain
memakan waktu yang cukup lama dan membutuhkan biaya yang besar. Faktor yang
sempurna sehingga kualitas analit yang tidak mengendap secara analit tidak ditentukan
dan zat yang harus ditimbang harus memiliki susunan tertentu dan bersifat murni.
Selain menggunakan metode gravimetri, metode lain yang dapat digunakan adalah
konduktivitas atau Daya Hantar Listrik (DHL). DHL adalah ukuran kemampuan dari
suatu larutan untuk menghantarkan arus listrik. Semakin banyak garam-garam yang
terlarut maka akan semakin tinggi pula nilai daya hantar listriknya. Konsentrasi dari
ion-ion terlarut sangat berpengaruh pada nilai DHL. Asam, basa, dan garam
merupakan penghantar listrik yang baik, sedangkan untuk bahan organik yang tidak
dapat mengalami disosiasi merupakan penghantar listrik yang buruk (Effendi, 2003).
Persamaan yang mengenai hubungannilai DHL dan TDS adalah sebagai berikut,
DHL (S/m)
K=
TDS (mg/L)
Nilai TDS biasnaya lebih kecil daripada nilai DHL. Pada saat penentuan nilai TDS,
bahan-bahan yang bersifat volatile atau mudah menguap tidak terukur karena
conventional). TDS meter berfungsi untuk menentukan daya hantar suatu larutan
dengan prinsip kerjanya mengandalkan elektroda yang diberi gaya listrik yang
kemudian menggerakkan ion-ion dalam larutan. Ion-ion akan bergerak dari potensial
yang tinggi menuju potensial yang rendah. Dari pergerakan ion ini akan dihasilkan
arus listrik. Semakin banyak ion yang bergerak maka arus listrik semakin besar
Sumber: https://airreverseosmosis.files.wordpress.com/2009/01/tds-meter.jpg
4. Kekeruhan
Kekeruhan dapat terjadi karena adanya padatan di dalam air yang tidak terlarut, tidak
dapat mengendap, dan terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya
lebih kecil daripada sedimen. Partikel ini biasanya terdiri dari bahan-bahan organik
tertentu, sel-sel mikroorganisme, dll (Nasution, 2008). Kekeruhan juga disebut juga
dengan zat padat tersuspensi atau Total Suspended Solid (TSS). Zat padat tersuspensi
sebagai bahan pembentuk endapan. TSS sangat beruhungan dengan erosi tanah dan
5. Suhu
Suhu air yang normal berkisar antara ± 3 ̊C dari suhu udara yang ada. Pengukuran suhu
oleh air yang dekat dengan gunung berapi, pembuangan limbah industri yang masih
dalam keadaan panas, dan yang paling sering terjadi adalah adanya limbah organik
yang kemudian mengalami proses degradasi. Dampak dari kenaikan suhu ini adalah
kelarutan oksigen dalam air menjadi berkurang, sehingga konsumsi oksigen oleh biota
Parameter Kimia:
1. pH
pH dapat menunjukkan adanya kadar asam atau basa dalam suatu larutan melalui
konsentrasi atau aktivitas ion hidrogen H+. Bila dalam suatu larutan ion
hidrogennya bertambah, maka nilai pH akan turun dan larutan menjadi berisifat
asam. Begitupun sebaliknya, jika ion hidrogen dalam suatu larutan berkuramg
maka nilai pH larutan tersebut akan naik dan larutan menjadi bersifat basa. pH
dapat diukur dengan menggunakan pH meter atau kertas pH. Biasanya pH ditulis
pH = - log H+
pH standar untuk biota air adalah sekitar 6,8 – 8,5. Apabila dalam suatu biota air
yang dapat bersifat sebagai racun bagi organisme yang tinggal di dalam biota laut
dalam biota air akan semakin besar yang juga dapat bersifat sebagai racun.
2. Oksigen terlarut
Oksigen terlarut atau yang disebut dengan Dissolved Oxygen (DO) adalah jumlah
oksigen (miligram) yang terdapat dalam satu liter air. Oksigen terlarut biasanya
berasal dari difusi udara melalui permukaan air dan proses fotosintesis tumbuh-
tumbuhan air atau plankton. Adanya oksigen terlarut ini sangat bermanfaat bagi
biota laut. Manfaat oksigen terlarut dalam air antara lain untuk proses respirasi
oleh organisme air dan ikan di dalam biota air, dan juga kadar DO dalam air
dan juga kandungan mineral dalam air. Kelarutan maksimum oksigen dalam air
pada suhu 0 ̊C sebesar 14,16 mg/L. Metode yang biasa digunakan untuk
menganalisa oksigen terlarut dalam air adalah metode titrasi dengan Winkler dan
3. BOD
Tingkat pencemaran yang terjadi di dalam air dapat diukur dan dianalisis dengan
BOD atau Biological Oxygen Demand dan COD atau Chemical Oxygen Demand.
BOD adalah kebutuhan oksigen biologs untuk memecah bahan buangan di dalam
air oleh mikroorganisme, sedangkan COD adalah kebutuhan oksigen kimia untuk
reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di dalam air. Kedua metode ini saling
air, namun BOD lebih fokus kepada pencemaran organik. BOD merupakan
senyawa organik terlarut. Jika kadar BOD tinggi, maka oksigen terlarut atau DO
akan menurun karena oksigen yang terlarut digunakan oleh bakteri. Sedangkan
Parameter biologis dalam biota air kerap berhubungan erat dengan bakteri. Sumber air pada umumnya
mengandung bakteri, baik air sungai, air laut, mata air, dan lain-lain. Jumalah dan jenis bakteri yang
terkandung di dalamnya bergantung pada tempat dan kondisi lingkungan sekitar yang dapat
mempengaruhi bakteri itu sendiri. Air yang mengandung cukup banyak bakteri akan menimbulkan
dampak-dampak tertentu bila dikonsumsi. Oleh karena itu, air yang digunakan untuk kehidupan
sehari-hari haruslah bebas dari bakteri-bakteri patogen. Bakteri patogen adalah bakteri yang dapat
menyebabkan timbulnya penyakit. Bakteri patogen ini dapat menyebar melalui berbagai macam cara.
Cotnoh dari bakteri patogen adalah salmonella typhi, dan vibrio cholera. Bakteri golongan Coli bukan
merupakan bakteri patogen, namun bakteri ini merupaan indikator dari pencemaran air oleh bakteri
patogen (Soemirat, 2000). Air yang baik juga tidak mengandung bakteri non-patogen actinomycetes,
phytoplankton colifprm, cladocera dan lain-lain. Kualitas air dari segi biologis ini juga perlu
diperhatikan agar masyarakat yang memanfaatkannya terhindar daripenyakit dan gangguan kesehatan
lainnya.
Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Manusia, tumbuhan, dan hewan sangat
membutuhkan air. Tidak ada air maka tidak akan ada kehidupan. Air dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu air tanah dan air permukaan. Air tanah adalah air yang berada di bawah tanah di dalam zona
jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer. (Suryono, 1993:1).
Sedangkan air permukaan merupakan air pada permukaan tanah dan dapat dilihat dengan kasat mata,
sedangkan untuk air tanah adalah air yang berada di dalam tanah, contohnya antara lain adalah air
sungai dan air laut. Sumber-sumber air juga bisa didapatkan dengan mudahdi muka bumi ini, yaitu
air sungai, air laut, air hujan, dan mata air. Ada baiknya kita sebagai manusia dapat memanfaatkan
air dengan sebaik-baiknya. Salah satu caranya adalah mengetahui parameter yang menjadikan air
berkualitas dan bersih. Terdapat tiga macam parameter kualitas air, parameter fisika, parameter kimia,
dan juga parameter biologis. Parameter fisika mencakup bau, warna, TDS, kekeruhan, rasa, dan suhu.
Parameter kimia meliputi pH, oksigen terlarut, BOD, dan COD. Sedangkan untuk parameter biologis
berhubungan dengan bakteri yang terkandung di dalamnya. Manusia sebaiknya mengkonsumsi atau
menggunakan air yang bersih dan berkualitas agar terhindar dari penyakit dan gangguan kesehatan
yang lainnya. Seperti yang kita ketahui, saat ini banyak sekali lingkungan air tecemar akibat
pembungan sampah yang smebarangan, dan limbah industri. Kualitas air menjadi sangat buruk dan
tentunya akan berpengaruh pada kondisi lingkungan sekitar biota air termasuk juga organisme yang
hidup di dalamnya. Ikan-ikan menjadi mati, masyarakat disekitar perairanpun akan terserang
penyakit. Penting untuk kita mengetahui parameter kualitas air bersih. Kita dapat melakukan
pengukuran untuk mengetahui apakah air yang akan kita gunakan layak untuk dikonsumsi atau tidak.
Sebaiknya masyarakat belajar untuk melakukan pola hidup sehat, salah satu caranya adalah tidak
DAFTAR RUJUKAN
SOLID) DAN TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) DENGAN KADAR FE2+ DAN FE
(http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/65590/081810301013%20wiwi
2 Febuari 2018.
Budiono, George. 2014. Biological (biochemical) Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen
2018.
Pasaribu, David. 2017. Indikator Kualitas Air: pH, BOD, DO, COD. (Online),
(http://www.biodiversitywarriors.org/indikator-kualitas-air-ph-bod-do-cod.html), diakses
4 Febuari 2018.
LAMPIRAN