BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep manajemen pelayanan farmasi saat ini bergerak ke arah manajemen obat
yang aman (medication
(medication safety).
safety). Hal ini diakibatkan penggunaan obat adalah salah
satu faktor penting dalam terapi tetapi malah menimbulkan kematian.
Penelitian mengenai kejadian medication error telah banyak dilakukan dan
terbukti bahwa medication error dapat terjadi di berbagai tahap dalam proses
penggunaan obat mulai dari peresepan, dispensing oleh farmasi, pemberian kepada
pasien dan penggunaan obat oleh pasien itu sendiri. Angka kejadian prescribing
kejadian prescribing error
bervariasi dari 1,5% sampai 15%. Potensi prescribing error yang berbahaya bagi
pasien berkisar antara 0,4% - 19,6%.
19,6 %. Angka kejadian dispensing error juga
juga bervariasi
yaitu 2,1% - 15,2%. Kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien oleh perawat
(administration error ) yang diteliti di 36 fasilitas kesehatan di AS menemukan
terjadinya kesalahan sebesar 19% dalam penyiapan dan pemberian obat. Kesalahan
yang paling banyak terjadi adalah wrong time, ommission
ommission dan wrong dose,
dose, dan 7%
dari kesalahan tersebut potensial bermakna secara k linis.
Proses pelayanan obat mulai dari tahap seleksi sampai pemantauan efek dari obat
pada pasien yang menggunakannya harus dilakukan sesuai standar untuk mengurangi
risiko dan kejadian medication error . Untuk itu, perlu dibuat panduan agar setiap
profesi dapat melaksanakan tugasnya sesuai kompetensinya sehingga mengurangi
risiko terjadinya medication error .
B. Pedoman Akreditasi
Perbaikan dalam proses pengobatan dan pelatihan staf digunakan untuk mencegah
kesalahan di kemudian hari.
Unit farmasi mengambil bagian dalam pelatihan staf yang demikian.
Elemen penilaiannya adalah :
1. Kesalahan obat dan KNC ditetapkan melalui proses kerjasama
2. Kesalahan obat dan KNC dilaporkan tepat waktu menggunakan prosedur baku
3. Mereka yang bertanggung jawab mengambil tindakan untuk pelaporan
diidentifikasi Rumah sakit menggunakan informasi pelaporan kesalahan obat dan
KNC untuk memperbaiki proses penggunaan obat
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan medication safety dalam
safety dalam setiap tahap pelayanan obat.
2. Tujuan Khusus
a. Adanya panduan untuk menjamin keselamatan pasien dalam setiap tahap
manajemen dan penggunaan obat
b. Adanya panduan untuk melaporkan medication error
c. Adanya panduan untuk mengurangi risiko terjadinya medication error
-3-
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Definisi
B. Kategori Medication E rror
Secara umum, medication error terdiri dari prescribing error , dispensing error
dan administration error . Tipe-tipe medication error dapat dilihat pada tabel 2.
Compliance error Sikap pasien yang tidak layak berkaitan dengan ketaatan
penggunaan obat yang diresepkan
2. Dispensing Error
Jenis - jenis kesalahan dalam dispensing obat secara spesifik bergantung pada
metode dispensing yang digunakan rumah sakit tersebut. Masing-masing metode
distribusi obat floor stock , semi floor stock , unit dose, menggunakan mesin
otomatis, metode distribusi injeksi yang telah disiapkan oleh farmasi, dsb
mempunyai konsekuensi masing-masing dari sisi jenis kesalahan dispensing yang
dapat terjadi. Secara umum, kesalahan dalam dispensing obat meliputi:
a. Kesalahan seleksi obat :
- Salah obat
- Salah dosis : salah kekuatan/konsentrasi obat, salah aturan pakai
- Salah bentuk sediaan
- Salah jumlah
- Salah kekuatan/konsentrasi
b. Salah teknik persiapan :
- Meracik
- Mempersiapkan iv admixture
- Rekonstitusi
- Terkontaminasi partikel, bakteri, dll saat persiapan obat injeksi
c. Salah memberikan obat yang rusak dan kadaluarsa.
d. Lain- lain :
- Keterlambatan dispensing
- Salah etiket/label : salah nama pasien, kamar, register, aturan pakai, dll
- Kesalahan saat proses transportasi
- Kesalahan penyerahan
3. Administration Error
Administration error adalah kesalahan saat memberikan obat kepada pasien
yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Jenis-jenis kesalahan pada tahap
pemberian obat dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4. Jenis-jenis Administration Error
Tipe Deskripsi
Ommission Gagal memberikan dosis obat kepada pasien sampai jadwal
error berikutnya
Wrong pasien Memberikan obat pada pasien yang salah
Wrong time Pemberian obat diluar dari interval waktu yang telah
error ditentukan
-8-
4. Compliance Error
Compliance error adalah kesalahan penggunaan obat berkaitan dengan ketaatan
pasien.
5. Monitoring Error
Kegagalan untuk memantau kelayakan dan deteksi problem dari regimen yang
diresepkan atau kegagalan untuk menggunakan data klinis, data interaksi atau
laboratorium untuk asesmen respon pasien terhadap terapi obat yang diresepkan.
-9-
BAB III
TATA LAKSANA
A. IKP Medication E rror
Bila terjadi IKP medication error maka pelaporannya mengikuti alur pelaporan
IKP yang telah ditetapkan oleh rumah sakit dan kemudian melakukan investigasi untuk
menentukan proses yang mengalami kegagalan dengan menggunakan form yang
terlampir
B. Prinsip Medication Safety
e. Dispensing
- Penyiapan yang aman
Menjamin proses peracikan yang aman
Menyediakan lingkungan yang mendukung penyiapan yang aman
Menyediakan informasi obat mengenai cara penyiapan yang aman
Edukasi kepada petugas mengenai penyiapan yang aman
Peracikan obat dilakukan dengan tepat sesuai dengan SOP.
- Pemberian etiket yang tepat. Etiket harus dibaca minimum tiga kali yaitu pada
saat pengambilan obat dari rak, pada saat mengambil obat dari wadah, pada
saat mengembalikan obat ke rak.
- Dispensing yang aman
Menjamin obat yang didistribusi dari farmasi adalah obat yang benar
dengan menyediakan serangkaian proses pemeriksaan dan dilakukan
pemeriksaan ulang oleh orang berbeda.
Pemeriksaan meliputi kelengkapan permintaan, ketepatan etiket, aturan
pakai, pemeriksaan kesesuaian resep terhadap obat, kesesuaian resep
terhadap isi etiket. Mengedukasi petugas agar dapat memberikan
informasi obat kepada petugas bangsal
g. Penggunaan Obat
Apoteker harus berperan dalam proses penggunaan obat oleh pasien rawat inap
di rumah sakit dan sarana pelayanaan kesehatan lainnya, bekerja sama dengan
petugas kesehatan lain. Hal yang perlu diperhatikan adalah
- Tepat pasien
- Tepat indikasi
- Tepat waktu pemberian
- Tepat obat
- Tepat dosis
- Tepat label obat (aturan pakai)
- Tepat rute pemberian
h. Monitoring dan Evaluasi
Apoteker harus melakukan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui efek
terapi, mewaspadai efek samping obat, memastikan kepatuhan pasien. Hasil
monitoring dan evaluasi didokumentasikan dan ditindaklanjuti dengan
melakukan perbaikan dan mencegah pengulangan kesalahan. Seluruh personal
yang ada di tempat pelayanan kefarmasian harus terlibat didalam program
keselamatan pasien khususnya medication safety dan harus secara terus menerus
mengidentifikasi masalah dan mengimplementasikan strategi untuk
meningkatkan keselamatan pasien.
Apoteker juga dapat berpartisipasi dalam proses-proses:
- Peresepan yang aman
Membuat aturan penulisan resep yang lengkap dan jelas
Melakukan penilaian kualitas peresepan berdasarkan indikator peresepan
Menyebarkan informasi mengenai masalah keamanan dan efektivitas
suatu obat
Melakukan pembahasan kasus medication error berkaitan dengan
prescription error
- Pemberian obat yang aman
Persiapan obat di bangsal :
a) Memberi masukan untuk proses persiapan yang akurat dan dengan
teknik yang tepat di bangsal
-14-
e. Meskipun edukasi staf merupakan cara yang tidak cukup kuat dalam
menurunkan insiden/kesalahan, tetapi mereka dapat memainkan peran penting
ketika dilibatkan dalam sistem menurunkan insiden/kesalahan.
BAB IV
DOKUMENTASI
SPO pelaporan medication error mengikuti pelaporan IKP yang berlaku di Rumah
Sakit Panti Secanti Gisting.
-18-
BAB V
PENUTUP
Demikianlah panduan ini disusun sebagai pedoman dalam menjalankan layanan pasien
yang aman, khususnya dalam rangka mencegah medication error . Panduan ini masih jauh dari
sempurna sehingga panduan akan ditinjau kembali setiap 2 sampai 3 tahun sesuai dengan
tuntutan layanan dan standar akreditasi.
-19-
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN