Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR


Critical Book Riview sangat penting bagi mahasiswa, terutama melatih minat membaca
dan melatih mereka agar mudah dalam mengerakan tugas akhir dalam perkuliahan.
1.2 Tujuan Penulisan CBR
Penulisan CBR dilakukan bertujuan agar mahasiswa mengetahui apa perbedaan isi dari
kedua buku dan melatih mahasiswa untuk berpikir kritis.
1.3 Manfaat Penulisan CBR
Manfaat penulisan CBR ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah, dan mampu
membuat mahasiswa berpikir kritis terhadap buku.
1.4 Identitas Buku
a. Buku Utama
1. Judul : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi
2. Penulis : Paristiyanti Nurwardan, dkk.
3. ISBN : ISBN 978-602-6470-02-7
4. Penerbit : Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
5. Tahun terbit : Juni 2016
6. Urutan cetak : Cetakan Pertama
7. Tebal buku : 342 Halaman

b. Buku Pembanding
1. Judul : Pendidikan Kewarganegaraan: Mewujudkan Masyarakat Madani
2. Penulis : Sarbaini Saleh, S. Sos., M.Si
3. ISBN : ISBN 978-602-8208-26-0
4. Penerbit : Citapustaka Media Perintis
5. Tahun terbit : Juni 2010
6. Urutan cetak : Cetakan Kedua
7. Tebal buku : 202 Halaman

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identitas Buku Utama
1. Judul : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi
2. Penulis : Paristiyanti Nurwardan, dkk.
3. ISBN : ISBN 978-602-6470-02-7
4. Penerbit : Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
5. Tahun terbit : Juni 2016
6. Urutan cetak : Cetakan Pertama
7. Tebal buku : 342 halaman

2.2 Ringkasan Isi Buku Utama


A. Pengertian dan Tujuan Negara
Istilah Negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing: state (Inggris), staat
(Belanda dan Jerman ) etat ( Prancis ).
Kata-kata tersebut berasal dari kata Latin status atau statum yang memiliki pengertian
tentang keadaan yang tegak dan tetap. Pengertian status atau statum lazim diartikan dalam
bahasa Inggris dengan standing atau station (kedudukan). Istilah ini sering pula dihubungkan
dengan kedudukan persekutuan hidup antar manusia yang biasa disebut dengan istilah status
civitatis atau status republicae. Dari pengertian yang terakhir inilah kata status selanjutnya
dikaitkan dengan kata Negara.
Sedangkan secara terminologi, Negara diartikan sebagai organisasi tertinggi di antara
satu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-citauntuk bersatu, hidup di dalam suatu
kawasan dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai
konstitutif dari sebuah Negara yang paling galibnya dimiliki oleh suatu Negara berdaulat:
masyarakat (rakyat), wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat.
Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari kumpulan orang-orang yang mendiaminya,
Negara harus memiliki tujuan yang disepakati bersama. Tujuan sebuah Negara dapat bermacam-
macam, antara lain;
a. Bertujuan untuk memperluas kekuasaan.

2
b. Bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum.
c. Bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum.

Sementara itu, dalam konsep dan ajaran Negara Hukum, tujuan Negara adalah
menyelenggarakan ketertiban hukum, dengan berdasarkan dan berpedoman pada hukum.
Dalam Negara hukum segala kekuasaan dari alat-alat pemerintahannya didasarkan atas
hukum. Semua orang tanpa kecuali harus tunduk dan taat pada hukum, hanya hukumlah yang
berkuasa dalam Negara itu (government no by man but by law = the rule of law).

B. Unsur-unsur Negara
Dalam rumusan Konvensi Montevideo tahun 1933 disebut bahwa suatu Negara harus
memiliki 3 (tiga) unsur penting, yaitu rakyat, wilayah dan pemerintahan. Tiga unsur ini perlu
ditunjang dengan unsur lainnya seperti adanya konstitusi dan pengakuan dunia internasional
yang oleh Mahfud disebut dengan unsur deklaratif.
Untuk lebih jelas memahami unsur-unsur pokok dalam Negara ini, akan dijelaskan
masing-masing unsur tersebut:

a. Rakyat
Rakyat dalam pengertian keberadaan suatu Negara adalah sekumpulan manusia yang
dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
Tidak bisa dibayangkan jika ada suatu Negara tanpa rakyat. Hal ini mengingat rakyat atau
warga Negara adalah substratum personil dari Negara.
b. Wilayah
Wilayah adalah unsur Negara yang harus terpenuhi karena tidak mungkin ada Negara
tanpa ada batas-batas territorial yang jelas. Secara umum wilayah dalam sebuah Negara
biasanya mencakup daratan, perairan (samudra, laut dan sungat) dan udara. Dalam konsep
Negara modern, masing-masing batas wilayah tersebut di atur dalam perjanjian dan
perundang-undangan internasional.
c. Pemerintah yang berdaulat
Yaitu adanya penyelenggara Negara yang memiliki kekuasaan menyelenggarakan
pemerintahan di Negara tersebut. Pemerintah tersebut memiliki kedaulatan baik ke dalam

3
maupun ke luar. Kedaulatan ke dalam berarti Negara memiliki kekuasaan untuk ditaati oleh
rakyatnya. Kedaulatan ke luar artinya Negara mampu mempertahankan diri dari serangan
Negara lain.

C. Konsep Negara Hukum


1. Konstitusi dan Konstitusionalisme
Negara adalah sesuatu organisasi kekuasaan yang terdiri atas unsur rakyat
(penduduk), wilayah dan pemerintah. Pemerintah adalah salah satu unsur Negara,
wilayah dan pemerintah. Pemerintah adalah salah satu unsur Negara. Pemerintahlah yang
menyelenggarakan dan melaksanakan tugas-tugas demi terwujudnya tujuan bernegara.
Upaya mewujudkan pemerintahan yang menjamin hak dasar rakyat serta kekuasaan yang
terbatas itu dituangkan dalam suatu aturan bernegara yang umumnya disebut konstitusi
(hukum dasar Negara). Konstitusi atau undang-undang dasar Negara mengatur dan
menetapkan kekuasaan Negara sedemikian rupa sehingga kekuasaan Negara efektif untuk
kepentingan rakyat serta tercegah dari penyalahgunaan kekuasaan. Konstitusi dianggap
sebagai jaminan yang paling efektif bahwa kekuasaan pemerintahan tidak akan
disalahgunakan da hak-hak warga Negara tidak dilanggar.

D. Ciri-ciri Negara Hukum


Negara hukum yang muncul pada abad ke-19 adalah Negara hukum formil atau Negara
hukum dalam arti sempit. Pada uraian sebelumnya telah dikemukakan bahwa Negara bukan
merupakan terjemahan dari istilah Rechtsstaat atau Rule of law. Istilah Rechtsstaat diberikan
oleh para ahli hukum Eropa Continental sedang istilah Rule of law diberikan oleh para ahli
hukum continental memberikan ciri-ciri Rechtsstaat sebagai berikut:
a. Hak asasi manusia
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asasi manusia yang biasa
dikenal sebagai Trias Politika.
c. Pemerintah berdasarkan peraturan-peraturan.
d. Peralihan administrasi dalam perselisihan.
Adapun AV Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon memberi ciri-ciri Rule of
law sebagai berikut.

4
a. Supremasi hukum, dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan, sehingga
seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum.
b. Kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat biasa maupun bagi pejabat.
c. Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang satau keputusan pengadilan.
Ciri-ciri Rechtsstaat atau Rule of Law di atas masih dipengaruhi oleh konsep Negara
hukum formil atau Negara hukum dalam arti sempit. Dari pencirian di atas terlihat bahwa
peranan pemerintah hanya sedikit, karena ada dalil bahwa “Pemerintah yang sedikit ada
pemerintah yang baik”.
Disamping perumusan ciri-ciri Negara hukum seperti di atas, ada pula berbagai pendapat
mengenai ciri-ciri Negara hukum yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Montesquieu,
Negara yang paling baik adalah Negara hukum, sebab di dalam konstitusi di banyak Negara
terkandung tiga inti pokok, yaitu:
a. Perlindungan HAM
b. Ditetapkannya ketatanegaraan suatu Negara, dan
c. Membatasi kekuasaan dan wewenang organ-organ Negara.

2.3 Identitas Buku Pembanding

1. Judul : Pendidikan Kewarganegaraan: Mewujudkan Masyarakat Madani


2. Penulis : Sarbaini Saleh, S. Sos., M.Si
3. ISBN : ISBN 978-602-8208-26-0
4. Penerbit : Citapustaka Media Perintis
5. Tahun terbit : Juni 2010
6. Urutan cetak : Cetakan Kedua
7. Tebal buku : 202 Halaman

2.4 Ringkasan Buku Pembanding

A. Rumusan Konsep Negara Hukum

Stahl dengan konsep Negara Hukum Formal menyusun unsur-unsur Negara hukum adalah :

a. Mengakui dan melindungi hak-hak asasi manusia;

5
b. Untuk melindungi hak asasi tersebut maka penyelenggaraan Negara harus berdasarkan
pada teori trias politica;
c. Dalam menjalankan tugasnya, pemerintah berdasar atas undang-undang (wetmatig
bestuur);
d. Apabila dalam menjalankan tugasnya berdasarkan undang-undang pemerintah masih
melanggar hak asasi (campur tangan pemerintah dalam kehidupan pribadi seseorang),
maka ada pengadilan administrasi yang akan menyelesaikannya

B. Dalam Negara Hukum Mutlak Disertai Dengan Perkembangan Demokrasi

Menurut Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat, bahwa Demokrasi adalah


pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat (democracy is government of the
people, by the people and for the people).Bagi negara demokrasi dikenal demokrasi lansung
dan demokrasi tidak langsung. Dalam demokrasi langsung, berarti rakyat ikut serta langsung
dalam menentukan policy pemerintah. Hal ini terjadi pada tipe negara-negara kota waktu
zaman Yunani kuno, rakyat berkumpul pada tempat tertentu untuk membicarakan berbagai
masalah kenegaraan. Pada masa modern ini cara yang demikian itu tentu tidak mungkin lagi,
karena selain negaranya, urusanurusan kenegaraannya pun semakin kompleks. Maka dari itu
rakyat tidak lagi ikut dalam urusan.

C. Indonesia, dalam Seminar Nasional Indonesia tentang Indonesia Negara Hukum

Pada tahun 1966 di Jakarta diadakan Seminar Nasional Indonesia tentang Indonesia
Negara Hukum. Yang mana salah satu hasil Seminar adalah dirumuskannya prinsip-prinsip
Negara Hukum yang menurut pemikiran saat itu, prinsip ini dapat diterima secara umum.
Prinsip-prinsip itu adalah :

1. Prinsip-prinsip jaminan dan perlindungan terhadap HAM;


2. Prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak, artinya : - Kedudukan peradilan
haruslah independen tetapi tetap membutuhkan pengawasan baik internal dan
eksternal. - Pengawasan eksternal salah satunya dilaksanakan oleh Komisi
Ombudsman (dibentuk dengan Keppres No. 44 Tahun 2000 tentang Komisi
Ombudsman) yaitu Lembaga Pengawas Eksternal terhadap Lembaga Negara

6
serta memberikan perlindungan hukum terhadap publik, termasuk proses
berperkara di Pengadilan mulai dari perkara diterima sampai perkara diputus.

7
BAB III

KAJIAN PUSTAKA

3.1 Latar Belakang Masalah Yang Akan Dikaji


Membaca adalah kegiatan yang sangat mendatangkan banyak manfaat. Mereka yang gemar
membaca buku akan mendapatkan banyak informasi sehingga memperluas wawasan dan
pengetahuan mereka serta mempunyai kecenderungan bijak untuk menghadapi permasalahan.
Selain membaca, pembaca juga seharusnya memiliki kemampuan atau keterampilan dalam
mengulas buku baik secara sederhana hingga secara utuh dan kompleks.
Resensi buku berasal dari bahasa Latin yaitu revidere yang artinya pertimbangan atau
pembicaraan tentang buku. Dalam KBBI disebutkan bahwa resensi merupakan ulasan buku. Jadi
resensi adalah uraian singkat mengenai isi suatu buku, majalah, novel, drama atau film. Adapun
tindakan meresensi adalah memberikan suatu penilaian, membahas, mengkritik atau
mengungkapkan kembali isi di dalamnya.
Menulis resensi berarti menyampaikan informasi mengenai ketepatan buku bagi pembaca.
Ulasan dikaitkan dengan selera pembaca dalam upaya memenuhi kebutuhan akan bacaan yang
dapat dijadikan acuan bagi kepentingannya.
Tujuan meresensi adalah untuk memberikan suatu pemahaman dan informasi secara
komprehensif kepada masyarakat atau pembaca tentang isi buku yang diresensi dan mengajak
pembaca untuk mendiskusikanlebih jauh tentang masalah yang ada dalam buku.
Resensi memberikan gambaran umum bagi pembaca terkait dengan buku dan memuat
deskripsi buku baik judul hingga sistematika penyusunan buku. Resensi dapat juga berupa
sinopsis atau cuplikan dari keseluruhan buku yang dapat mempermudah pembaca dalam
mengetahui dan memahami buku secara utuh.
Dengan melakukan resensi pada buku maka dapat dilihat kelebihan maupun kelemahan
buku, juga melakukan ulasan terhadap buku agar pembaca dapat mengetahui isi buku tanpa harus
membaca buku secara keseluruhan. Dengan menggunakan resensi juga dapat diketahui
bagaimana cara mengatasi atau memperbaiki kelemahan yang terdapat dalam buku sebaliknya,
meningkatkan kualitas buku melalui perbaikan-perbaikan. Dengan melakukan resensi, selain

8
dapat diketahui kelebihan dan kelemahan namun juga dapat dilihat buku secara deskriptif dan
informatif.

3.2 Permasalahan yang akan dikaji


Dalam sebuah buku sudah pasti memiliki kelebihan dan kekurangan didalamnya. Untuk itu
diperlukan resensi sebagai perbandingan buku untuk melihat kelebihan dan kekurangan tersebut
serta memperbaikinya. Buku yang dibandingkan adalah buku Sarbaini Saleh, S.Sos.,M.Si yang
berjudul Pendidikan Kewarganegaraan Mewujudkan Masyarakat Madani yang diterbitkan
pada tahun 2010 dan buku Paristiyanti Nurwardan, dkk. yang berjudul Pendidikan
Kewarganegaran Untuk Perguruan Tinggi yang diterbitkan pada tahun 2016.
Kita bisa melihat bahwa kedua buku tersebut diterbitkan pada tahun yang berbeda. Apakah
dengan perbedaan tahun terbit tersebut menjadi pengaruh perbandingan signifikan dalam kualitas
penulisan maupun kualitas isi. Penulisan perbandingan tidak sebatas pada isi buku saja, tetapi
sistematika penulisan, gaya bahasa, bahkan ilustrasi hal-hal intrinsik buku. Serta penulis memban

3.3 Kajian teori yang digunakan/konsep yang digunakan


Kajian teori atau konsep yang digunakan dalam menganalisis buku Pendidikan
Kewarganegaraan: Mewujudkan Masyarakat Madani adalah Studi Literatul yaitu cara yang
dipakai untuk menghimpun data-data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang
diangkat dalam suatu penelitian. Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber, jurnal, buku
dokumentasi, internet dan pustaka.

3.4 Metode yang digunakan


Metode yang digunakan dalam menganalisis buku Pendidikan Kewarganegaraan:
Mewujudkan Masyarakat Madani adalah metode kualitatif yaitu penelitian tentang riset yang
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis . Proses dan makna (perspektif subjek)
lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar
fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.

9
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Buku karangan Sarbaini Saleh, S.Sos., M.Si yang berjudul Pendidikan Kewarganegaraan:
Mewujudkan Masyarakat Madani ini mempunyai tujuan yang bagus dan sangat membangun
untuk para pembaca. Setelah membaca buku ini maka para pembaca akan mendapat ilmu
pengetahuan dan informasi yang penting dan sangat bermanfaat bagi dirinya yang belum
diketahui sebelumnya.
Hanya saja masih ada kekurangan dalam buku ini seperti penggunaan bahasa yang sukar
untuk dipahami dan tidak adanya indeks pada buku ini. Begitu pula dengan peletakan tanda
bacanya juga masih banyak yang kurang tepat lagi. Buku ini juga tidak mempunyai rangkuman
dan juga latihan sehingga pembaca tidak bisa mengukur sejauh mana ini telah memahami materi
yang telah ia kuasai.

4.2 Saran
Buku karangan Sarbaini Saleh, S.Sos., M.Si yang berjudul Pendidikan Kewarganegaraan:
Mewujudkan Masyarakat Madani memiliki keunggulan dan kelemahan dari berbagai macam
segi, baik dari segi format dan penulisan struktur buku, penggunaan bahasa, penggunaan tanda
baca, kualitas isi buku dan sebagainya. Jadi, apa yang menjadi keunggulan ini maka hendaknya
di tingkatkan lagi agar kualisas buku ini semakin peningkat dan para pembaca semakin semangat
untuk membacanya beberapa tahun kedepannya. Dan apa yang menjadi kelemahan dari buku ini
hendaknya diperbaiki agar kesempurnaan buku ini tercapai.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nurwardan, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta :


Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia

Saleh, Sarbaini. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan: Mewujudkan Masyarakat Madani.


Bandung: Citapustaka Media Perintis.

11

Anda mungkin juga menyukai