USULAN PENELITIAN
Disusun oleh :
Putri Intan Amalia
B12.2015.02904
NIM : B12.2015.02904
Judul Skripsi : Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, dan Sales
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... I
HALAMAN PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI ...................................................II
DAFTAR ISI .............................................................................................................. III
I LATAR BELAKANG MASALAH .......................................................................... 1
II RUMUSAN MASALAH ......................................................................................... 6
III TUJUAN PENELITIAN ......................................................................................... 7
IV MANFAAT PENELITIAN .................................................................................... 7
V TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................... 8
5.1 LANDASAN TEORI ................................................................................ 8
5.1.1. TEORI AGENSI .............................................................................. 8
5.1.2. TEORI TRADE OFF ..................................................................... 10
5.1.4. TAX AVOIDANCE ........................................................................ 11
5.1.5. RETURN ON ASSET ..................................................................... 14
5.1.6. DEBT TO EQUITY RATIO ........................................................... 16
5.1.7. SALES GROWTH .......................................................................... 17
5.2 PENELITI TERDAHULU ....................................................................... 18
5.3 KERANGKA KONSEPTUAL ................................................................ 21
5.4 HIPOTESIS PENELITIAN ..................................................................... 21
5.4.1. Pengaruh Return On Asset Terhadap Tax Avoidanc ...................... 22
5.4.2. Pengaruh Debt To Equity Terhadap Tax Avoidance ...................... 23
5.4.3. Pengaruh Sales Growth Terhadap Tax Avoidance ......................... 25
VI METODE PENELITIAN...................................................................................... 26
6.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL ............ 26
6.1.1. VARIABEL PENELITIAN .......................................................... 26
6.1.2. DEFINISI OPERASIONAL PENELITIAN ................................. 27
6.2 POPULASI DAN SAMPEL .................................................................... 30
6.3 JENIS DAN SUMBER DATA ................................................................ 31
6.3.1. JENIS DATA ................................................................................ 31
iii
6.3.2. SUMBER DATA ........................................................................... 31
6.4 METODE PENGUMPULAN DATA ...................................................... 32
6.5 METODE ANALISIS .............................................................................. 32
6.5.1. STATISTIK DESKRIPTIF ........................................................... 33
6.5.2. UJI ASUMSI KLASIK ................................................................. 33
6.5.3. PENGUJIAN HIPOTESIS ............................................................ 35
6.5.4. KOEFISIEN DETERMINASI (R²) .............................................. 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 47
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................ 40
LAMPIRAN 1. JADWAL PENYUSUNAN PROPOSAL ................................. 40
iv
1
2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1
merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara (Putra dan Putri,
2017)
selalu berupaya untuk meningkatkan jumlah pajak yang diterima untuk memenuhi
Tabel 1.1
Proporsi Rencana Penerimaan Pajak terhadap Realisasi Penerimaan Pajak
Tahun 2013-2017
rencana penerimaan negara selama lima tahun 2013-2017, tetapi dalam realisasinya
pajak selalu dibawah dari rencana penerimaan pajak di setiap tahunnya dan dapat
mengalami penurunan mencapai 93%, 92% dan 82% dan di tahun 2015-2016 realisasi
penerimaan pajak cukup stabil 82% tetapi pada saat 2017 realisasi penerimaan pajak
cukup meningkat sebesar 90% dari rencananya. Jika dilihat dari presentase tersebut
maka terjadinya fluktuasi untuk realisasi penerimaan pajak di tahun 2013-2017. Oleh
sebab itu pemerintah sangatlah menaruh perhatian yang sangat besar terhadap sektor
pajak ini.
Pemungutan pajak bukan merupakan hal yang mudah untuk diterapkan. Bagi
negara, pajak merupakan sumber pendapatan. Namun hal tersebut berbeda dengan
perusahaan. Bagi perusahaan pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih.
mencari cara untuk meminimalkan beban pajak. Meminimalkan beban pajak dapat
dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang masih berada dalam bingkai
meminimalkan beban pajak. Tax avoidance yang dilakukan tersebut dikatakan tidak
3
pajak bersifat legal, dari pihak pemerintah tetap tidak menginginkan hal tersebut.
Pengukuran tax avoidance dalam penelitian ini menggunakan cash effective tax
rate (CETR). CETR adalah kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi dengan laba
sebelum pajak. Menurut Budiman & Setiyono (2012), pengukuran ini digunakan
karena dapat lebih menggambarkan adanya aktivitas tax avoidance. Pengukuran tax
adanya kegiatan tax avoidance karena CETR tidak berpengaruh dengan adanya
presentase CETR yaitu mendekati tarif pajak penghasilan badan sebesar 25%
Profitabilitas juga menjadi salah satu faktor penentu dalam pengambilan tindakan
tax avoidance. Dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan
dalam menghasilkan laba yang terlepas dari pendanaan. Semakin tinggi rasio ini,
semakin baik performa perusahaan dengan menggunakan aset dalam memperoleh laba
karena semakin efisien perusahaan, maka perusahaan akan membayar pajak yang lebih
4
sedikit sehingga tarif pajak efektif perusahaan tersebut menjadi lebih rendah (Derazhid
dan Zhang, 2003). Perusahaan dengan tingkat efisiensi yang tinggi dan memiliki
pendapatan tinggi cenderung menghadapi beban pajak yang rendah. Rendahnya beban
keuntungan dari adanya insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi, 2013).
Faktor lain sebagai penentu dalam pengambilan tindakan tax avoidance yaitu
hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset perusahaan. Rasio
Rasio leverage juga menunjukkan risiko yang dihadapi perusahaan. Rasio ini dapat
melihat sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan
dengan persentase dari total hutang terhadap ekuitas perusahaan pada suatu periode
yang disebut juga Debt to Equity Ratio. DER mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal
sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Selain itu DER juga dapat
didukung dengan harta atau aset, bila penjualan ditingkatkan maka aset pun harus
ditambah. Perusahaan dapat mengoptimalkan dengan baik sumber daya yang ada
peranan yang penting dalam manajemen modal kerja. Penelitian ini menggunakan
seberapa besar profit yang akan diperoleh dengan besarnya pertumbuhan penjualan.
mendapatkan profit yang besar, maka dari itu perusahaan akan cenderung untuk
Penelitian lain yang terkait dengan Return On Asset, Debt to Equity, dan Sales
Growth terhadap tax avoidance sebenarnya sudah pernah diteliti oleh peneliti
sebelumnya, hasil penelitian juga beragam antara peneliti yang satu dengan yang
lainnya. Seperti penelitian yang pernah dilakukan oleh Hidayat (2018) yang
tersebut juga selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Darmawan & Surakartha
berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cahyono dkk (2016) yang
pengukuran lainnya yaitu Debt to Equity menurut penelitian yang pernah dilakukan
oleh Swingly & Surakartha (2015) yang mengemukakan bahwa Debt to Equity Ratio
berpengaruh terhadap tax avoidance. Penelitian lain yang dilakukan Hidayat (2018),
Darmawan & Surakartha (2014) serta Ngadiman & Puspita (2014) menunjukan Debt
to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Pada pengukuran Sales
Growth menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh Dewinta & Setiawan (2016)
dan Hidayat (2018) yang mengemukakan bahwa Sales Growth berpengaruh terhadap
6
tax avoidance. Penelitian lain yang dilakukan Swingly & Surakartha (2015)
penelitian yang pernah dilakukan oleh penelitian – penelitian sebelumnya, maka saya
termotivasi untuk meneliti bahwa penghindaran pajak masih menjadi hal menarik
untuk diteliti.
Penelitian ini mereplika dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hidayat
Return On Asset, Debt to Equity, Sales Growth dan variabel dependen Tax Avoidance.
Sedangkan perbedaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya terletak pada objek dan
tahun penelitian yaitu pada perusahaan property dan real estate 2013-2017.
TAHUN 2013-2017”
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas , maka rumusan masalah dari
avoidance) ?
avoidance) ?
7
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari
(Tax avoidance).
(Tax avoidance).
1. Manfaat Teoritis
a. Peneliti
(Tax avoidance). Selain itu penelitian ini sangat berguna terutama dalam
b. Pembaca
c. Peneliti Selanjutnya
terutama di Indonesia.
2. Manfaat Praktis
keputusan investasi.
V. TINJAUAN PUSTAKA
Teori agensi pertama kali diungkapkan oleh Jansen dan Meckling pada
one or more person (the principals) engage another person (the agent) to
perform some service on their behalf which involves delegating some decision
suatu kontrak atau lebih orang (prinsipal) memerintahkan orang lain (agen)
untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberikan wewenang
kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Selain itu
sendiri.
lebih banyak tentang perusahaan dan itu tidak dimiliki oleh principal
(asymetric information).
10
berbagai hal yang berkaitan dengan kinerja perusahaan. Oleh karena itu,
tersebut. Namun dalam usaha-usaha ini akan muncul biaya yang disebut
agency cost atau biaya agensi, yang menurut Fahmi (2017) terdiri dari:
tindakan.
Trade off theory adalah teori struktur modal yang menyatakan bahwa
Teori struktur modal pertama kali dipelopori oleh Modigliani dan Miller tahun
1958. Proporsi MM adalah jika tidak ada pajak, struktur modal tidak
mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan kata lain, jika tidak ada pajak, maka
karena bunga merupakan pengurang pajak, tetapi utang juga membawa serta
tingkat suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi. Fakta bahwa
daripada saham biasa atau saham preferen. Akibatnya, secara tidak langsung
pemerintah telah membayarkan sebagian biaya dari modal utang, atau dengan
akses ke sumber dana, semakin tersedia potensi dana, maka semakin besar
pemerintah, yang sebagian dipakai untuk penyediaan barang dan jasa publik
maksimal. Baik dilakukan dengan cara legal ataupun ilegal. Salah satu usaha
merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak supaya utang pajak berada dalam
2011).
pajak yang sering dilakukan oleh perusahaan, karena masih berada dalam
legal, dari pihak pemerintah tetap tidak menginginkan hal tersebut (Darmawan
& Sukartha, 2014). Penghindaran pajak menurut Suandy (2011) adalah suatu
manfaat hal-hal yang belum diatur dan kelemahan-kelemahan yang ada dalam
maupun pajak lainnya berada dalam posisi minimal namun masih sesuai
1. Kesempatan (opportunities)
Wajib Pajak berusaha untuk membayar pajak lebih sedikit dari yang
undang-undang.
kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini
digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Rasio ini
Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula
jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam
dalam total aset. Sebaliknya, semakin rendah hasil pengembalian atas aset
berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap
aset suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin besar juga
laba yang diperoleh perusahaan. Hal ini berarti bahwa manajemen semakin
terutama laporan keuangan neraca dan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan
posisi keuangan perusahaan dalam rentan waktu tertentu, baik penurunan atau
hasil yang akan dicapai, sehingga posisi dan kondisi tingkat profitabilitas
antara proporsi aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh
yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan diukur
dengan rasio Debt to Equity. Dengan demikian, Debt to Equity ini juga dapat
perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagih suatu utang
(Prastowo, 2015).
mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal. Rasio ini dihitung sebagai
hasil bagi antara total utang dengan modal. Rasio ini berguna untuk
kreditor dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan. Dengan
kata lain berfungsi untuk mengetahui berapa bagian dari setiap jumlah modal
yang dijadikan sebagai jaminan utang. Rasio ini memberikan petunjuk umum
bagi kreditor untuk menanggung risiko yang lebih besar pada saat debitor
pinjaman kepada debitor yang memiliki tingkat Debt to Equity ratio yang
rendah maka hal ini dapat mengurangi risiko kreditor pada saat debitor
mengalami kegagalan keuangan. Dengan kata lain, akan lebih aman bagi
Debt to Equity ratio yang rendah karena hal ini berarti bahwa akan semakin
besar jumlah modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan utang.
DER adalah rasio antara total utang (total debts) baik utang jangka
pendek (current liability) dan utang jangka panjang (long term debt) terhadap
terhadap ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar rasio DER
pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya utang (biaya
Penetapan angka terhadap jumlah produk atau jasa yang dijual kepada
Adapun hasil review penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini
dan perbandingan fokus penelitiannya dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini :
Tabel 5.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Manufaktur signifikan
Yang terhadap tax
Terdaftar Di avoidance.
Bursa Efek
Indonesia
2010-2012
2 Darmawan Pengaruh Sampel : Variabel Corporate
& Penerapan 123 Independen governance,
Surakartha Corporate perusahaan X1 profitabilitas dan
Governance, manufaktur :Corporate ukuran
(2014)
Leverage, yang Governance perusahaan
Return On terdaftar di X2 :Leverage berpengaruh
Assets, Dan BEI X3 signifikan
Ukuran Periode : :Profitabilitas terhadap tax
Perusahaan 2011-2013 X4 :Ukuran avoidance.
Pada Perusahaan Sedangkan
Penghindaran Variabel leverage tidak
Pajak Dependen berpengaruh
Tax signifikan
avoidance terhadap
penghindaran
pajak
3 Swingly & Pengaruh Sampel : Variabel Karakter
Surakartha Karakter 123 Independen Eksekutif, Ukuran
(2015) Eksekutif, perusahaan X1 :Karakter Perusahaan, dan
Komite manufaktur Eksekutif Leverage
Audit, yang X2 :Komite berpengaruh
Ukuran terdaftar di Audit signifikan
Perusahaan, BEI X3 :Ukuran terhadap
Leverage Periode : Perusahaan penghindaran
Dan Sales 2011-2013 X4 :Leverage pajak (tax
Growth Pada X5 : Sales avoidance).
Tax Growth Sedangkan komite
Avoidance Variabel audit dan sales
Dependen growth tidak
Tax berpengaruh
avoidance signifikan
terhadap tax
avoidance.
4 Dewinta & Pengaruh Sampel : Variabel Ukuran
Setyawan Ukuran 176 Independen Perusahaan, Umur
(2016) Perusahaan, perusahaan X1 :Ukuran Perusahaan,
Umur manufaktur Perusahaan Profitabilitas dan
Perusahaan, yang X2 :Umur Sales Growth
Profitabilitas, terdaftar di Perusahaan berpengaruh
Leverage, BEI X3 terhadap
Dan Periode : :Profitabilitas penghindaran
20
avoidance
perusahaan.
Melihat adanya hubungan antara Return On Asset, Devt to Equity, dan Sales
Growth terhadap Tax Avoidance, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat
Return On Asset
(𝐗 𝟏 )
Sales Growth (𝐗 𝟑 )
Gambar 5.1
Kerangka Konseptual
5.4. Hipotesis Penelitian
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah ini biasanya disusun dalam bentuk kalimat
Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk
tersebut.
ROA atau hasil dari pengembalian dari harta merupakan perbandingan antara
laba bersih dengan jumlah harta rata-rata, rasio tersebut yang merupakan ukuran
tingkat profitabilitas ditinjau dari jumlah harta yang dimilikinya. ROA merupakan
menggunakan aset.
Rasio ini paling sering disoroti dalam analisis laporan keuangan karena mampu
tinggi nilai ROA maka semakin tinggi keuntungan perusahaan sehingga semakin baik
Sesuai dengan teori agensi, para agen berusaha untuk meningkatkan laba
perusahaan. Pada saat laba perusahaan semakin meningkat maka rasio Return On
Asset juga meningkat, sehingga jumlah pajak penghasilan juga akan meningkat sesuai
dengan peningkatan laba tersebut. Hal ini memicu perbedaan kepentingan antara pihak
manajemen dan pihak pemilik perusahaan (prinsipal), maka akan terjadi konflik
tuntutan dari pihak prinsipal dimana salah satu caranya agen melakukan penghindaran
pajak (tax avoidance) untuk menghidari peningkatan jumlah beban pajak perusahaan.
Supaya beban pajak tidak mengurangi laba perusahaan, agen akan berusaha mengelola
jumlah pajak yang harus dibayar (Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 10 Tahun
semakin mengurangi tingkat tax avoidance suatu perusahaan yang disebabkan karena
perusahaan dengan laba yang besar mampu untuk melakukan pembayaran pajak,
pengaturan laba. Menurut Darmawan & Surakartha (2014) pengaruh ROA terhadap
baik sehingga memperoleh keuntungan dari insentif pajak dan kelonggaran pajak
Penelitian terkait yang dilakukan oleh Hidayat (2018), Dewinta & Setyawan
Debt to Total Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio yang digunakan
kewajiban jangka panjang terhadap ekuitas perusahaan. Rasio ini dapat melihat
seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan
Perusahaan yang memiliki jumlah pajak yang tinggi cenderung memilih untuk
berhutang agar dapat mengurangi beban pajak. Penambahan jumlah utang akan
mengakibatkan munculnya beban tetap (fix rate of return) bagi perusahaan yang
disebut beban bunga. Komponen beban bunga tersebut akan mengurangi laba sebelum
kena pajak perusahaan, sehingga beban pajak yang harus dibayar perusahaan akan
menjadi berkurang.
Sesuai dengan teori Trade Off menyatakan bahwa penggunaan utang oleh
berupa beban bunga yang akan menjadi pengurang penghasilan kena pajak. Semakin
banyak pendanaan yang diambil dari utang pihak ketiga yang digunakan perusahaan,
maka semakin tinggi pula tingkat beban bunga yang timbul dari utang tersebut.
Apabila beban pajak suatu perusahaan tinggi, maka laba sebelum kena pajak
pajak perusahaan. Semakin tinggi nilai utang perusahaan (leverage) maka nilai CETR
avoidance karena hutang yang mengakibatkan munculnya beban bunga dapat menjadi
pengurang laba kena pajak, sedangkan dividen yang berasal dari laba ditahan tidak
dapat menjadi pengurang laba. Beban bunga yang dapat digunakan sebagai pengurang
25
laba kena pajak adalah beban bunga yang muncul akibat adanya pinjaman kepada
Penelitian yang dilakukan oleh Swingly & Surakartha (2015) dan Oktamawati
penjualan yang dilakukan oleh perusahaan harus didukung dengan harta atau aset, bila
penjualan merupakan selisih antara jumlah penjualan periode tahun ini dengan periode
penjualan dari waktu ke waktu atau dari tahun ke tahun. Pertumbuhan penjualan pada
suatu perusahaan menunjukkan bahwa semakin besar volume penjualan maka laba
Sesuai dengan teori agensi, para agen berusaha untuk meningkatkan laba
peningkatan, maka perusahaan cenderung akan mendapatkan profit yang besar. Hal ini
keinginan pihak manajemen untuk memenuhi tuntutan dari pihak prinsipal, maka dari
itu perusahaan akan cenderung untuk melakukan praktik penghindaran pajak (tax
avoidance) karena laba yang besar akan menimbulkan beban pajak yang besar pula.
26
yang tinggi berarti memiliki kinerja yang baik dan laba perusahaan cenderung
meningkat, sehingga pembayaran pajaknya juga akan tinggi dengan demikian pihak
pajak atau melakukan penghematan pajak melalui tax avoidance. Hidayat (2018),
tinggi pertumbuhan penjualan, maka semakin berkurang aktivitas tax avoidance suatu
perusahaan yang disebabkan karena perusahaan dengan tingkat penjualan yang relatif
besar akan memberikan peluang untuk memperoleh laba yang besar dan mampu untuk
(2018) dan Dewinta & Setiawan (2016) menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan
konsep khusus yang akan diteliti dan merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dari
gejala tersebut. Gejala ini biasanya dinamakan fakta, sedangkan konsep merupakan
sesuatu yang dijadikan perhatian dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat
satu variabel dependen (Y), tiga variabel independen (X).Didalam penelitian ini
1. Variabel dependen merupakan variabel utama yang akan diteliti untuk diketahui
oleh variabel independen (Indrianto & Supono, 2016). Variabel terikat yang
avoidance).
yang akan diuji dalam penelitian ini adalah Return On Asset, Debt to Equity Ratio
suatu variabel dengan cara membenarkan arti atau membenarkan suatu operasional
1. Tax Avoidance
hutang pajak yang bersifat legal. Tax avoidance merupakan salah satu upaya
28
penghindaran pajak secara legal dengan cara mengurangi jumlah pajak terutang
penghindaran pajak ini diukur menggunakan proksi cash effective tax rate (CETR).
CETR ini digunakan dengan maksud untuk merefleksikan penghindaran pajak. CETR
adalah kas yang dikeluarkan untuk membayar biaya pajak dibagi dengan laba sebelum
pajak. CETR ini menggambarkan besarnya laba sebelum pajak yang dikorbankan
untuk membayar beban pajak perusahaan. Pembayaran pajak dapat dilihat dari laporan
arus kas suatu perusahaan. Semakin tinggi tingkat presentase CETR yaitu mendekati
tarif pajak penghasilan badan sebesar 25% mengindikasikan bahwa semakin rendah
tingkat tax avoidance perusahaan. Penghindaran pajak dapat diukur dengan rumus
sebagai berikut :
Pembayaran Pajak
CETR =
Laba Sebelum Pajak
2. Return On Asset
keuntungan bersih yang diperoleh dari seberapa besar perusahaan menggunakan aset.
ROA dalam penelitian ini akan diukur menggunakan laba bersih sebelum pajak
Dasar penggunaan laba sebelum pajak yang digunakan untuk menghitung ROA,
karena dengan menggunakan laba sebelum pajak dapat diketahui aktivitas operasi
dengan hutang. Variabel ini diukur dengan menggunakan Debt To Equity Ratio
(DER). Debt To Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
besarnya proporsi utang terhadap modal. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya
perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan jumlah dana
yang berasal dari pemilik perusahaan. Dengan kata lain berfungsi untuk mengetahui
berapa bagian dari setiap jumlah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang. Rasio
ini memberikan petunjuk umum tentang kelayakan kredit dan risiko keuangan debitor.
Total Liabilitas
DER = × 100%
Total Ekuitas
4. Sales Growth
modal kerja, karena perusahaan dapat memprediksi seberapa besar profit yang akan
30
suatu perusahaan menunjukkan bahwa semakin besar volume penjualan, maka laba
yang akan dihasilkan pun akan meningkat. Sales Growth dapat diukur dengan rumus
sebagai berikut :
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor property dan
real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017, namun perusahaan yang tidak sesuai dengan
pertimbangan kriteria tertentu. Adapun kriteria penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2013-
2017.
3. Perusahaan dengan nilai laba komersial positif atau tidak mengalami kerugian
Jenis data menurut cara memperolehnya dibagi menjadi dua yaitu data primer
dan data sekunder. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara tidak
langsung yang diterbitkan oleh suatu perusahaan berupa data dokumentasi dan data
arsip. Data dokumentasi tersebut dapat berupa jurnal, faktur, surat-surat dan laporan
keuangan.
Data sekunder untuk penelitian ini diperoleh dari situs resmi Bursa Efek
Indonesia, yaitu www.idx.co.id. Data sekunder yang dibutuhkan yaitu informasi dari
laporan keuangan auditan seluruh perusahaan sektor property dan real estate periode
2013-2017 yang termasuk dalam sampel sesuai dengan variabel yang diteliti. Variabel
penelitian yang dimaksud yaitu informasi mengenai total penjualan, total asset, total
laba, total pembayaran pajak, total ekuitas, total liabilitas sesuai periode yang
ditentukan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung
yang diterbitkan oleh suatu perusahaan. Tipe data sekunder yang dipakai dalam
penelitian ini adalah data eksternal, merupakan terbitan yang di publikasikan oleh BEI.
Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan oleh situs
dan informasi dimana peneliti hanya seagai pengamat. Data yang dimaksudkan adalah
data publikasi laporan keuangan tahunan perusahaan property dan real estate yang
terdaftar di BEI periode 2013-2017 dan sesuai dengan kriteria pemilihan sampel.
karena variabel independen dalam penelitian ini lebih dari satu. Analisis regresi linier
berganda merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
Y = ∝ + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e…..…(1)
Keterangan :
Y = Tax Avoidance
∝ = Konstanta
β1 , β2 , β3 = Koefisien Regresi
X1 = Return On Asset
X3 = Sales Growth
e = Error
33
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari
nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,
asumsi klasik yang merupakan syarat untuk analisis regresi linier berganda. Pengujian
asumsi klasik yang dilakukan antara lain uji normalitas, uji autokolerasi, uji
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t
dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika
asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil
Kriteria yang digunakan adalah pengujian pegujian dua arah (two tailed test), yaitu
digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikan 0,05. Jika nilai p-value
b. Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk melihat apakah didalam model linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas
Model yang baik adalah model yang terbebas dari autokolerasi. Untuk menguji
ada tidaknya masalah autokolerasi dapat dilihat dari hasil uji Durbin Waston (DW
test). Kemudian nilai Durbin Waston hitung (dl) yang diperoleh dari hasil pengujian
Tabel 6.2
Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokolerasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokolerasi positif Tolak 0<d<dl
Tidak ada autokolerasi positif No Decision dl≤d≤du
Tidak ada kolerasi negative Tolak 4-dl<d<4
c. Uji Multikolinieritas
adanya kolerasi antar variabel independen (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik
orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
35
tolerance value dan Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi yang bebas
multikolinieritas yaitu apabila nilai VIF ≤ 10 dan mempunyai tolerance value ≥ 0,10.
d. Uji Heteroskedastisitas
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
mutlak (absolut) dari residual dengan variabel independen. Ketika koefisien parameter
memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka ini menandakan bahwa data bebas dari
Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis regresi. Hasil dari analisis regresi
diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dengan persamaan. Ketetapan fungsi
regresi sampel dalam menafsir nilai actual dapat diukur dari Goodness Of Fit nya.
Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari koefisien determinasi, nilai statistik S
dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan apabila nilai uji statistiknya
berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak
signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah Ho diterima (Ghozali, 2011)
a. Uji F
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
36
a) Apabila nilai sig. probabilitas > 0,05 maka 𝐻0 diterima atau 𝐻𝑎 ditolak yang
b) Apabila nilai sig. probabilitas < 0,05 maka 𝐻0 ditolak atau 𝐻𝑎 diterima yang
b. Uji t
Uji statistik nilai t digunakan untuk menguji seberapa jauh satu variabel
setiap variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui dari besarnya
signifikansi. Apabila nilai lebih kecil dari signifikansi 0,05 maka variabel independen
Uji ketepatan perkiraan bertujuan untuk menilai total variasi variabel dependen
yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Hasil dari pengujian ini adalah
menjelaskan variabel dependen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua
variabel independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R². Besarnya nilai
adjusted R² berkisar antara ≥ 0 dan ≤ 1. Jika mendekati 1 maka model semakin baik,
DAFTAR PUSTAKA
Arianandini, Putu Winning, & Ramantha I.W. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Leverage
dan Kepemilikan Institusional pada Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana Vol.22.3: 2088-2116.
Cahyono, Deddy Dyas, Rita Andini dan Kharis Raharjo. 2016. Pengaruh Komite
Audit, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan
(Size), Leverage (DER) dan Profitabilitas (ROA) terhadap Tindakan
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) pada Perusahaan Perbankan yang
Listing BEI Periode Tahun 2011-2013. Journal of Accounting, Vol. 2 No.2.
Darmadi, Iqbal Nul Hakim. 2013. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen
Pajak dengan Indikator Tarif Pajak Efektif. Skripsi Program Sarjana Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Darmawan, I Gede Hendy dan I Made Sukartha. 2014. Pengaruh Penerapan Corporate
Governance, Leverage, Return On Assets dan Ukuran Perusahaan pada
Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akutansi Universitas Udayana. 9.1 (2014):
h:143-161.
Derashid, C., & Zhang, H. 2003. Effective tax rates and the industrial policy
hypothesis : evidence from Malaysia. Journal of International Accounting,
Auditing and Texation, :pp:45-62
Dewinta, I.A.R., & Putu Ery Setiawan. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan Pertumbuhan Penjualan terhadap
Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.14.3: 1584-
1613 ISSN: 2302-8556.
Dyreng, Scott.; Hanlon, Michelle; Maydew Edward L. 2010. The Effect of Executives
on Corporate Tax Avoidance. The Accounting Review, 85, 1163-1189.
Fahmi, Irham. 2017. Etika Bisnis: Teori, Kasus, dan Solusi. Alfabeta. Bandung.
Hamdani. 2016. Good Corporate Governance: Tinjauan Etika dalam Praktik Bisnis.
Mitra Wacana Media. Jakarta.
38
Indrianto, Nur dan Bambang Supomo. 2016. Metode Penelitian Bisnis Akuntansi &
Manajemen. Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.
Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics.
Oktober, 1976, V.3, No. 4, pp. 305-360.
Modigliani, F & Miller, M.H. 1958. The Cost of Capital, Corporation Finance and The
Theory of Investment. The American Economic Review. 13(3): 261-297.
Prastowo, Dwi. 2015. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Edisi ketiga.
UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Putri, Vidiyana Rizal & Bella Irwansyah Putra. 2017. Pengaruh Leverage,
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Proporsi Kepemilikan Institusional
terhadap Tax Avoidance. Junal Ekonomi Manajemen Sumber Daya STIE
Indonesia Banking School, Vol.19, No.1.