CR Eritroderma Pitaadeldyah
CR Eritroderma Pitaadeldyah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, pada mulanya tidak disertai
skuama. Pada eritroderma yang kronik, eritema tidak begitu jelas karena
timbul sebagai perluasan dari penyakit kulit yang telah ada sebelumnya
idiopatik (20%).3
1
Insidens eritroderma sangat bervariasi, mulai dari 0,9-70 dalam 100.000
populasi. Penyakit ini dapat mengenai pria ataupun wanita namun paling
sering pada pria dengan rasio 2 : 1 sampai 4 : 1, dengan onset usia lebih dari
penatalaksaan eritroderma.
B. Tujuan Penulisan
2
BAB II
STATUS PASIEN
A. Identifikasi Pasien
Nama : Tn. N
Umur : 53 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Way Kanan
Pekerjaan : Petani
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Status : Menikah
B. Anamnesis
Keluhan Utama
Bercak kemerahan bersisik pada kulit yang tersebar di seluruh tubuh sejak ±2
bulan lalu
Keluhan Tambahan
Gatal
3
Riwayat Penyakit Sekarang
getah pohon palem. Pasien merasa gatal dan muncul bintik merah hanya di
lengan bawah tangan dan dekat pergelangan kaki. Lalu, pasien tidak dibawa
Kemudian 1 minggu setelah obat disuntikan, selain gatal yang menetap pasien
tersebut meluas.
4 hari SMRS, pasien mengeluhkan gatal yang semakin hebat. Pasien sering
4
Penyakit Lain yang Pernah Diderita
Pasien tidak memiliki riwayat asma dan rhinitis alergi. Pasien juga tidak
riwayat penyakit kulit lain sebelumnya. Pasien tidak memiliki alergi makanan
maupun obat-obatan.
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan seperti ini. Tidak ada
anggota keluarga juga yang memiliki riwayat eksema, rhinitis alergi, dan
asma.
C. Status Generalis
Tanda Vital
b. Nadi : 80 x/menit
c. RR : 20 x/menit
d. Suhu : 36,3oC
5
Abdomen : dalam batas normal
D. Status Dermatologis
Nodus Vegetasi
Plak Sikatriks
Urtika Abses
Kista
Tumor
6
7
E. Laboratorium
Hematologi
Hb : 11,4 g/dl GDS : 151 mg/dl
Ht : 35 g/dl SGOT : 22 U/l
Leukosit : 8.600 mm3 SGPT : 25 U/l
Trombosit : 416.000 mm3 Cholesterol total : 63 mg/dl
F. Pemeriksaan Anjuran
Histopatologi
G. Resume
Tn. N, laki-laki, usia 53 tahun datang ke RSAM dengan keluhan kulit berupa
bercak kemerahan bersisik dan membengkak pada seluruh tubuhnya sejak 2
bulan SMRS setelah disuntikan obat. Pada 4 hari SMRS, pasien mengeluhkan
gatal yang dirasakan semakin hebat sehingga pasien dibawa ke RSAM. Status
generalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik inspeksi didapatkan
pada regio facialis, regio thorakoabdominal, regio truncus posterior, regio
ekstremitas superior dan inferior didapatkan makula hiperpigmentasi,
multiple, ukuran plakat difus, ditutupi skuama putih selapis, tidak berminyak,
sedang sampai kasar dengan penyebaran generalisata.
H. Diagnosis Banding
8
I. Diagnosis Kerja
J. Penatalaksanaan
1. Umum
a. Hentikan pengobatan yang diduga sebagai penyebab
b. Edukasi kepada pasien untuk menghindari menyentuh atau menggaruk
lesi karena bisa menimbulkan infeksi sekunder
c. Memperhatikan kebersihan badan dan penggunaan sabun bayi
2. Khusus
a. Pengobatan sistemik
1) Pemberian kortikosteroid, inj. methyl prednisolon 62,5 mg/12 jam
2) Anti histamine, ceterizine tablet 2 x 10 mg/hari
b. Pengobatan topikal
Kortikosteroid cream 2x1 sehabis mandi
K. Prognosis
9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, pada mulanya tidak disertai
skuama. Pada eritroderma yang kronik, eritema tidak begitu jelas karena
bersisik yang secara umum meliputi seluruh kulit dan berhubungan dengan
toksisitas sistemik, limfadenopati sistemik, dan demam.P ada fase akut dan
subakut, terdapat eritema kemerahan dan bersisik secara umum dengan onset
yang cepat; pasien merasa panas dan dingin, menggigil, dan demam.Pada fase
10
kehilangan kulit kepala dan rambut pada tubuh, kuku menebal dan menjadi
atau patchy loss pigmen pada pasien yang berkulit coklat atau hitam.Sekitar
50% pasien dengan SEE memiliki riwayat dermatosis yang telah ada
sebelumnya yang bisa ditemukan pada fase akut maupun subakut. Kelainan
kulit yang paling sering telah ada sebelumnya dari yang paling sering adalah
B. Etiologi
2. Akbat perluasan penyakit kulit seperti pada pada liken planus, psoriasis,
dermatitis atopik.
Keadaan ini banyak ditemukan pada dewasa muda. Obat yang dapat
11
universal. Bila ada obat yang masuk lebih dari satu yang masuk ke dalam
menyebabkan alergi.1
menahn an residif, kelaina kulit berupa skuama yang berlapis- lapis dan
pada bayi juga dapat menyebabkan eritroderma yang juga dikenal sebagai
beberapa minggu dapat pula menjadi eritroderma. Selain itu yang dapat
liken planus.7
Berbagai penyakit atau kelainan alat dalam termasuk infeksi fokal dapat
yang tidak termasuk akibat alergi obat dan akibat perluasan penyakit kulit
adanya infeksi penyakit pada alat dalam dan infeksi fokal. Ada kalanya
12
Tabel 1. Proses yang Berkaitan dengan Timbulnya Eritroderma
Penyakit Kulit Penyakit Sistemik Obat-obatan
Dermatitis atopik Mikosis fungoides Sulfonamid
Dermatitis kontak Penyakit Hodgkin Antimalaria
Dermatofitosis Limfoma Penisilin
Penyakit Leiner Leukemia akut dan Sefalosporin
Liken planus kronis Arsen
Mikosis fungoides Multipel mieloma Merkuri
Pemfigus foliaceus Karsinoma paru Barbiturat
Pitiriasis rubra Karsinoma rektum Aspirin
Psoriasis Karsinoma tuba Kodein
Sindrom Reiter falopii Difenilhidantoin
Dermatitis seboroik Dermatitis Yodium
Dermatitis statis papuloskuamosa Isoniazid
pada AIDS Kuinidin
Kaptopril
C. Patofisiologi
Reaksi tubuh terhadap suatu agen dalam tubuh (baik itu obat-obatan,
13
pembuluh darah kapiler (eritema) yang generalisata. Eritema berarti terjadi
menggigil. Pada eritroderma kronis dapat terjadi gagal jantung. Juga dapat
Eritroderma akut dan kronis dapat menganggu mitosis rambut dan kuku
berupa kerontokan rambut dan kuku berupa kerontokan rambut difus dan
panas yang cukup besar. Selain itu, mungkin terdapat gagal jantung output
14
tinggi; hilangnya sisik (dan juga protein) melalui pengelupasan kulit dapat
D. Manifestasi Klinis
Mula-mula timbul bercak eritema yang dapat meluas ke seluruh tubuh dalam
waktu 12-48 jam. Deskuamasi yang difus dimulai dari daerah lipatan,
yang disebabkan oleh obat. Bila kulit kepala sudah terkena, dapat terjadi
limfadenopati dan hepatomegali. Skuama timbul setelah 2-6 hari, sering mulai
di daerah lipatan. Skuamanya besar pada keadaan akut, dan kecil pada
keadaan kronis. Warnanya bervariasi dari putih sampai kuning. Kulit merah
terang, panas, kering dan kalau diraba tebal. Pasien mengeluh kedinginan.
“toksik,” dan dapat juga berbau busuk. Lesi pada kulit tampak kemerahan,
permukaan tubuh kecuali pada pityriasis rubra pilaris, dimana masih terdapat
lipatan kulit. Sisik dapat terlihat halus dan branny yang mungkin sulit terlih
atatau besar, mencapai 0,5 cm dan juga tampak pipih. Pada area tangan dan
15
dalam pada pityriasis rubra pilaris, sindrom Sézary, dan psoriasis. Pada
hiperpigmentasi atau patchy loss pigmen pada orang yang berkulit coklat atau
hitam.5
dermatitis seboroik bayi. Psoriasis dapat menjadi eritroderma karena dua hal
yaitu: karena penyakitnya sendiri atau karena pengobatan yang terlalu kuat.
kulit, dan sisik yang berat. Pasien ini telah mengalami psoriasis yang ditandai
16
oleh sisik putih silver yang besar dan keluhan tersebut hingga ke kulit kepala
Sisik yang luas tersebut dapat menyebabkan hilangnya protein dan dilatasi
secara umum, dengan sisik fine brawny. Biasanya pasien ini mengalami
termasuk golongan akibat alergi dan akibat perluasan penyakit kulit, harus
Ptiriasis rubra pilaris yang berlangsung selama beberapa minggu dapat pula
diikuti perluasan ke dahi dan telinga; pada saat ini akan menyerupai gambaran
17
jelas. Berangsur-angsur menjadi papul folikularis di sekeliling tangan dan
E. Diagnosis
Diagnosis mungkin sulit ditegakkan karena harus melihat dari tanda dan gejala
18
Untuk mendapatkan riwayat yang mendetail dari pasien pada kasus
merupakan gejala yang paling umum pada pasien eritroderma akan tetapi
Waktu onset juga penting untuk menilai etiologi eritroderma. Onset karena
reaksi obat biasanya cepat dan perbaikannya juga lebih cepat dibandingkan
antibiotik dan allopurinol. Reaksi ini berkembang setelah 2-5 minggu setelah
eritroderma.5
19
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Histopatologi
tergantung berat dan durasi proses inflamasi. Pada tahap akut, spongiosis
20
seperti bandlike limfoid infiltrat di dermis-epidermis, dengan sel
G. Diagnosis Banding
21
2. Eritoderma e.c Psoriasis
yang terlalu kuat atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Ketika
dihambat atau sangat cepat. Faktor genetik berperan. Bila orang tuanya
39%.7
ovale yang hidup komensal di kulit berkembang lebih subur. Pada kepala
tampak eritema dan skuama halus sampai kasar (ketombe). Kulit tampak
Penderita akan mengeluh rasa gatal yang hebat. Dermatitis seboroik dapat
22
predisposisi, timbulnya DS dapat disebabkan oleh faktor kelelahan sterss
H. Penatalaksanaan
ditegakkan. 5
Untuk perawatan kulit secara umum, oatmeal bath dan balutan basah
topikal potensi rendah juga harus dimulai. Untuk mengatasi gejala, berikan
23
Tabel 2. Terapi medikamentosa eritroderma4
Terapi Topikal Sistemik Dosis
Oatmeal bath Antihistamin sedatif
Balutan basah Antibiotik sistemik bila terjadi
infeksi sekunder
Lini pertama
Bland emollients Diuretik untuk edema perifer
Kortikosteroid Pergantian cairan dan
potensi rendah elektrolit
Kortikosteroid untuk reaksi 1-2 mg/kg/hari dengan
hipersensitivitas, dermatitis tapering
atopic
Siklosporin untuk psoriasis 4-5 mg/kg/hari
dan dermatitis atopik
Lini kedua
Metotreksat untuk psoriasis, 5-25 mg/minggu
(setelah
dermatitis atopik danpityriasis tergantung pada fungsi
etiologi
rubra pilaris ginjal dan respon terapi
ditegakkan)
Acitretin untuk untuk psoriasis 25-50 mg/hari
dan pityriasis rubra pilaris
Mikofenolat mofetil untuk 1-3 g/hari
psoriasis, dermatitis atopik
Infliximab untuk psoriasis 5-10 g/kg
yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, dosis prednison 4 x 10 mg.
minggu.
dengan ter pada psoriasis, maka obat tersebut harus dihentikan. Eritroderma
golongan II ini bervariasi beberapa minggu hingga beberapa bulan, jadi tidak
24
Pengobatan penyakit Leiner dengan kortokosteroid memberi hasil yang baik.
25
BAB IV
ANALISIS KASUS
Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada hasil
tersebar di seluruh tubuh sejak ±6 bulan lalu yang disertai dengan rasa gatal.
multiple, ukuran plakat difus, ditutupi skuama putih selapis, tidak berminyak,
hiperpigmentasi atau patchy loss pigmen pada orang yang berkulit coklat atau
hitam.
halus dan branny yang mungkin sulit terlihat atau besar, mencapai 0,5 cm dan
26
juga tampak pipih Pada area tangan dan telapak tangan, biasanya terdapat
hyperkeratosis dan terdapat fisura yang dalam pada pityriasis rubra pilaris,
sindrom Sézary, dan psoriasis. Pada rambut tampak telogen effluvium, atau
bahkan alopesia, kecuali pada eritroderma karena eczema atau psoriasis. Pada
hipertermia atau yang lebih jarang, hipotermia tetapi pasien biasanya merasa
menjadi gagal jantung karena output tinggi dan kehilangan cairan karena
gangguan barrier epidermal. Edema perifer pada pedis dan preorbital juga
terjadi pada 54% pasien. Limfadenopati umum terjadi pada lebih dari
Diagnosis banding pada kasus sesuai dengan etiologi dari eritroderma sesuai
27
alergi obat 15%, cutaneous T-cell lymphoma (CTCL) atau sindrom sezary
Eritroderma dapat juga terjadi akibat penyakit kulit seperti dermatitis atopic,
eritoderma dari semua penyakit kulit tersebut. Dermatitis atopi salah satu
ringan, spongiosis variabel, dermal eosinofil dan parakeratosis. Pada kasus ini
terlalu kuat atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Ketika psoriasis
menjadi eritroderma biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak tampak
dalam proses yang berlangsung lambat dan tidak dapat dihambat atau sangat
cepat.
28
Eritroderma dapat juga diakibatkan penyakit sistemik termasuk keganasan,
yang tidak termasuk golongan akibat alergi dan akibat perluasan penyakit
adalah orang dewasa, mulanya penyakit pada pria rata-rata berusia 64 tahun,
lini pertama dan lini kedua. Lini pertama berisi tentang penatalaksanaan
etiologi ditegakkan.
Pada kasus tatalaksana lini pertama yang dilakukakan adalah pasien diterapi
29
tidak dilakukan. Pemberian topical emolien dapat diberikan untuk
yang diberikan dengan dosis 1-2 mg/kg/hari dapat diberikan untuk reaksi
30
DAFTAR PUSTAKA
31