Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN RENCANA KEGIATAN PENCAIRAN PROGRAM BANTUAN

OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) MI,MTs dan MA PADA KANTOR


KEMENTERIA AGAMA KABUPATEN SAMPANG

A. LATAR BELAKANG
Memformulasikan sajian untuk analisis (II.A.12=0,2 M)

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar. Pada Pasal 34 ayat 2 menyebutkan pemerintah dan
pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang
pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan
bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh
lembaga pendidikan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Konsekuensi
dari amanat undang-undang tersebut adalah pemerintah dan pemerintah daerah
wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat MI,
MTs, dan MA serta satuan pendidikan lain yang sederajat. Kementerian Agama yang
menangani pendidikan Madrasah memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan
amanat UU tersebut.
Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli
2005, telah berperan secara signifikan dalam percepatan pencapaian program wajar
9 tahun. Oleh karena itu, mulai tahun 2009 pemerintah telah melakukan perubahan
tujuan, pendekatan dan orientasi program BOS, dari perluasan akses menuju
peningkatan kualitas madrasah.
Dalam perkembangannya, program BOS mengalami peningkatan biaya
satuan dan mekanisme penyaluran. Mulai tahun 2011, mekanisme penyaluran dana
BOS pada madrasah negeri dan madrasah swasta/PPS mengalami perubahan, yaitu
penyalurannya melalui DIPA untuk madrasah negeri dan untuk madrasah swasta dan
PPS langsung ke rekening madrasah swasta/PPS dari KPPN tanpa melalui rekening
penampung. Begitu pun madrasah negeri, penyaluran dana BOS dilakukan langsung
pada DIPA Satker Madrasah dengan tersebar pada AKUN-AKUN kegiatan yang
sesuai dengan perencanaan madrasah. Pada tahun 2015 pemerintah telah
melakukan penambahan biaya satuan dana BOS, ini merupakan bukti nyata
pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dalam menjalankan amanat
Undang-Undang.
B. PERMASALAHAN
Menentukan faktor-faktor penyebab permasalahan (II.A.18=0,3/M)

Adapun factor-factor penyebab permasalahan keterlambatan pencairan dana Bantuan


Operasional Sekolah (BOS) diantaranya adalah :

1. Sistem penyaluran baru membawa masalah baru, meski secara prosedur


penyaluran dana BOS dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas)
langsung ke pemerintah daerah (pemda) terlihat lebih efektif dan efisien dibanding
tahun lalu. Namun kenyataannya banyak kendala yang ditemui di lapangan, hal itu
setelah banyak kepala dindik kabupaten/kota yang mengonsultasikan masalah
pencairan,prosedur penyaluran memang lebih terlihat lebih pendek. tapi, muncul
masalah baru yang sepertinya belum diantisipasi pembuat kebijakan.
2. Pengalokasian dana tidak didasarkan pada kebutuhan sekolah tapi pada
ketersediaan anggaran. Hendaknya pengalokasian dana didasarkan pada
kebutuhan sekolah, agar tidak terjadi saling tumpang tindih antara kebutuhan
dengan anggaran yang disediakan. Adakalanya sekolah yang kebutuhannya
sedikit, dan ada sekolah yang kebutuhannya banyak. Jika anggaran semua
sekolah sama, di sekolah yang kebutuhannya sedikit akan memancing timbulnya
korupsi karena anggaran yang berlebih, sedangkan di sekolah yang kebutuhannya
banyak akan tetap mengalami kekurangan karena kebutuhannya tidak terpenuhi.
3. Alokasi dana BOS ‘dipukul rata’ untuk semua sekolah di semua daerah, pada tiap
sekolah memiliki kebutuhan dan masalah berbeda
4. Uang yang dikeluarkan oleh orang tua murid cenderung bertembah mahal
walaupun sudah ada dana BOS.
5. Kepala sekolah menggunakan dana BOS untuk kepentingan pribadi melalui
penggelapan, mark up, atau mark down.
6. Beberapa masalah langsung muncul mengikuti keterlambatan pencairan dana
BOS sekolah terpaksa harus menanggung terlebih dahulu kebutuhan
operasional sekolah hingga dana BOS cair.bahkan, beberapa guru swasta dan
honorer terpaksa tidak menerima gaji akibat BOS yang terlambat banyak sekolah
yang harus berhutang kepada pihak ketiga untuk menutupi biaya pengeluaran.
Ada yang pinjam ke koperasi sekolah, bank, meminjam kepada wali murid, hingga
kepala sekolah menggunakan uang pribadi terlebih dulu untuk menalangi
pengeluaran sekolah.
C. TUJUAN
Merumuskan tujuan-tujuan dan sasaran realistis yang dapat dicapai dalam
perencanaan kebi jakan strategis jangka pendek. (II.B.18 = 0,3/Mdy)

Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat


terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu.
Secara khusus program BOS bertujuan untuk:
1. Membebaskan segala jenis biaya pendidikan bagi seluruh siswa miskin di tingkat
pendidikan dasar, baik di madrasah negeri maupun madrasah swasta;
2. Membebaskan biaya operasional sekolah bagi seluruh siswa MI negeri dan MTs
negeri;
3. Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa di madrasah swasta.

D. ALTERNATIF SOLUSI PERMASALAHAN


Mengkaji alternatif-alternatif berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dalam
perencanaan kebijaksanaan strategis jangka pendek. (II.C.6=0,3/M)

Adapun pemecahan masalah yang hendaknya diambil agar terhindar dari


keterlambatan pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) diantaranya
adalah :
1. Kepala sekolah dituntut lebih serius merancang Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) khususnya, yaitu menempatkan skala prioritas program.
Sesuai kewajiban, sekolah yang telah menerima pencairan diminta untuk segera
menyelesaikan laporan pertanggungjawaban BOS. Sebab, pelaporan tersebut
yang akan digunakan untuk pencairan triwulan berikutnya.
Kalau tidak ada laporan pencairan akan ditunda atau tidak dicairkan lagi.
2. Penyelesaian pencairan dana BOS diharapkan baru bisa sepenuhnya tercapai di
akhir bulan Maret. Kendala yang muncul yakni persoalan adaptasi dengan sistem
baru. Banyak petugas di lapangan yang butuh waktu lebih untuk menyelesaikan
masalah kelengkapan administrasi.
3. Tingkat penyelenggara Sekolah tidak ada aturan mengenai mekanisme
penyusunan anggaran, warga dan stakeholder tidak memiliki akses untuk
mendapat informasi mengenai anggaran sehingga mereka tidak bisa melakukan
pengawasan,semua kebijakan baik akademis maupun finansial direncanakan dan
dikelola kepala sekolah, dan komite sekolah dibajak oleh kepala sekolah sehingga
menjadi kepanjangan tangan kepala sekolah.
4. Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen atau administrasi.
Pengawasan merupakan tindakan yang berfungsi untuk memperhatikan kondisi
yang terjadi di lapangan dengan kondisi yang diharapkan dari pembuat kebijakan.
Kebijakan subsidi pendidikan yang tertuang dalam program BOS sudah
seharusnya mendapatkan pengawasan yang baik dari pemerintah,Selama ini
pengawasan yang terjadi pada pengelolaan dana BOS cukup pada tataran
pelaporan saja, sedangkan implementasi kenyataan di lapangan masih kurang,
padahal jika dilihat di lapangan, belum tentu sesuai dengan apa yang ada dalam
laporan, sehingga disini benar-benar dibutuhkan pengawasan yang efektif dan
efisien untuk menanggulangi penyalahgunaan wewenang dalam penggunaan
dana BOS. Pengawsan melekat dan pengefektifan tenaga pengawasan yang ada
bisa jadi menjadi solusi bagi pengawasan yang efektif.

E. RENCANA PELAKSANAAN
Merumuskan prosedur pelaksanaan (II.D.17-0,3/M)

1. Metode Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara melalui


tahapan sebagai berikut :
1. Rapat koordinasi dengan pimpinan
2. Rekap jumlah siswa melalui data EMIS pusat
3. Mengkonfirmasikan ke lembaga melalui pengawas
4. Merekap jumlah siswa hasil konfrmasi ulang
5. Membuat SK Penetapan penerima bantuan.
6. Permintaan persetujuan pimpinan
7. Sosialisasi kepada pengawas binaan dan lembaga.
8. Membuat jadwal kegiatan.
9. Monitoring dan membua evaluasi kegiatan

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


1. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara penyaluran langsung ke rekening
masing masing penerima yang memenuhi syarat
2. Sasaran dari kegiatan ini adalah Lembaga
3. Kegiatan ini dilaksanakan pada tiap semester tahun bersangkutan.

WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN :


Bulan Kegiatan
No Nama Kegiatan
Jan Apr Jul Agus Sep Okt Des
Feb Mar Mei Jun Nov
il t t

1. Penyaluran dana bantuan - - -  - - -  - - - -


BOS
F. RINCIAN ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN KEGIATAN
Menyusun perkiraan dan penentuan anggaran/pembiayan yang diperlukan
dalam perencanaan kebijaksanaan strategis jangka pendek (II.D.5=0,4/Mdy)

Sasaran program BOS adalah semua MI, MTs negeri dan swasta serta
Pondok Pesantren Salafiyah (PPS) Ula dan Wustha penyelenggara Wajar Dikdas,
termasuk MI-MTs Satu Atap (SATAP) di seluruh Provinsi di Indonesia yang telah
memiliki izin operasional.
MI, MTs dan MA penerima BOS adalah lembaga madrasah yang
menyelenggarakan kegiatan Wajar Dikdas pada pagi hari dan siswanya tidak
terdaftar sebagai siswa SD, SMP, SMA, dan SMK atau sekolah umum lainnya.
Besar biaya satuan BOS yang diterima oleh madrasah, dihitung berdasarkan jumlah
siswa dengan ketentuan:
 Madrasah Ibtidaiyah : Rp. 800.000,-/siswa/tahun
 Madrasah Tsanawiyah : Rp. 1.000.000,-/siswa/tahun
 Madrasah Aliyah : Rp. 1.400.000,-/siswa/tahun

Rekapitulasi pencairan ke KPPN tahap I periode Januari-Juni bagi madrasah


yang sudah mengajukan kebutuhan anggarannya sebagai berikut :

No. Jenjang Jumlah Madrasah Jumlah

1. MI 44.103 17.641.200.000

2. MTs 20.226 10.113.000.000

3. MA 11.145 7.801.500.000

JUMLAH 75.574 35.555.700.000

F. SARAN
Menulis saran mengenai tindak lanjut yang diperlukan dalam perencanaan
program strategis sektoral (II.F.23=0,2/MDY)

Dari pemaparan ini kami bisa sedikit memberikan saran kepada bebrapa pihak, baik
pembaca, pelaku pendidikan, ataupun pelaksana teknis pendidikan, diantaranya

1. Para stakeholder pendidikan (guru, kepala sekolah, siswa, orang tua murid,
masyarakat) harus ikut mengawasi dan berpartisipasi aktif dalam proses
pengelolaan dan BOS. Hal ini akan sangat berpengaruh kepada efektifitas
penggunaan dan BOS.
2. Para pelaku pendidikan atau pihak lembaga pendidikan untuk bisa kooperatif dan
terbuka, asas tranparansi dan akuntabilitas harus dijadikan patokan dalam
pengelolaan dana BOS
3. Kepada pemangku kebijakan untuk tetap mengkaji dan mengevaluasi kbijakan
yang dikeluarkan, termasuk efektifitas pengelolaan dana BOS.

H. PENUTUP
Demikian Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Rencana Pembangunan Balai Nikah Dan
Manasik Haji Melalui Pembiyaan Surat Berharga Syariah Negara ( SBSN ) Pada Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Samapng mudah-mudahan dapat dilaksanakan sesuai
rencana

Mengetahui, Sampang, 6 Mei 2018


Kepala Kankemenag Kab.Sampang Pembuar Laporan

Drs.H.Juhedi,M.MPD Dra.Maulidah
NIP. 196507101993031003 NIP.196308051990032001

Anda mungkin juga menyukai