Geofisika UNSRI PROPOSAL KP PND PDF
Geofisika UNSRI PROPOSAL KP PND PDF
Oleh :
Rehulina Sinuhaji
08021281621070
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
kuasa-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal Kerja Praktek. Adapun Kerja
Praktek yang dilaksanakan di Kantor Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi
Mineral dan Sumber Daya Mineral bertujuan untuk melengkapi persyaratan kurikulum
pembelajaran di Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sriwijaya.
Penulis menyadari bahwa proposal Kerja Praktek ini masih jauh dari
kesempurnaan karena masih terbatasnya pengetahuan penulis. Pembuatan proposal ini
tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
masukan berupa kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang.
Dengan demikian penulis berharap untuk pihak instansi dapat memberi izin dan
kesempatan kepada penulis. Atas perhatian dan kesempatannya, penulis mengucapkan
terima kasih.
Penulis
Rehulina Sinuhaji
NIM : 08021281621070
ii
DAFTAR ISI
Contents
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak dan gas bumi (hidrokarbon) merupakan sumber daya yang paling
dicari dan dibutuhkan oleh manusia untuk aktivitas sehari – hari. Untuk itu dalam
industri perminyakan dibutuhkan suatu teknologi yang tepat untuk mengetahui
keberadaan hidrokarbon di bawah permukaan bumi. Mengingat masih besarnya
peranan tersebut maka eksplorasi dan eksploitasi masih terus dilakukan. Kebutuhan
dunia terhadap minyak dan gas bumi yang masih menjadikan peranan eksploitasi sangat
penting untuk menutupi berkurangnya cadangan tiap waktunya. Oleh karena itu, dalam
eksplorasi minyak dan gas bumi tidak ditentukan secara langsung, melainkan
didasarkan atas pendekatan tidak langsung, yakni didasarkan atas interpretasi geologi
dan geofisika. Pendekatan yang tidak langsung (artinya tidak dilihat dan tidak disentuh
secara langsung), ini menyebabkan eksplorasi minyak dan gas bumi tidak selalu
membawa keberhasilan.
Salah satu dalam metode geofisika, metode seismik merupakan yang cukup
handal dalam mencitrakan kondisi bawah permukaan dengan menggunakan prinsip
perambatan gelombang seismik. Metode seismik ini paling sering digunakan dalam
eksplorasi hidrokarbon adalah Seismik Refleksi, karena mampu memberikan gambaran
struktur bawah permukaan bumi yang baik dengan tingkat keakuratan yang lebih baik
dibandingkan dengan metode geofisika yang lainnya. Selain itu, metode ini juga dapat
mengukur sifat elastis batuan dan mendeteksi variasi sifat-sifat batuan bawah
permukaan. Hidrokarbon merupakan kebutuhan pokok untuk energi yang paling banyak
dipakai untuk abad ini. Salah satu ilmu yang bisa digunakan adalah atribut seismik.
Pada tahun 1960-1970, atribut amplitudo sesaat menjadi atribut seismik yang umum
digunakan dalam eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi. Selain itu, penentuan daerah
prospek hidrokarbon harus lebih akurat. Reservoar hidrokarbon biasanya mempunyai
karakteristik yang kompleks serta bersifat heterogen dan anisotropy walaupun tersusun
dari satu jenis batuan. Permasalahan reservoar semacam itu akan dapat menyebabkan
menurunnya rasio keberhasilan dalam pemboran sumur minyak dan gas serta sebaliknya
akan meningkatkan rasio kegagalan pemboran suatu sumur baik minyak maupun gas.
1
Atribut amplitudo merupakan atribut dasar dalam jejak (trace) seismik yang dapat
digunakan untuk melacak perubahan litologi batuan yang ekstrim, seperti: adanya
keberadaan reservoir. Pendekatan interpretatif untuk mengevaluasi reservoir dari atribut
amplitudo menggunakan asumsi yang sederhana, yaitu: brightspot pada peta seismik
yang mendasarkan pada besar kecilnya amplitudo akan lebih tinggi bila saturasi
hidrokarbon tinggi, porositas semakin besar, dan pay thickness lebih tebal (walaupun
dengan beberapa komplikasi tuning effect). Secara umum bahwa semakin terang
brightspot (semakin nyata kontras amplitudo), maka semakin bagus prospeknya.
Reservoar minyak yang beberapa tahun terakhir banyak mendapat sorotan dan disebut
sebagai reservoir masa depan adalah karbonat. Hal tersebut disebabkan pori–porinya
yang besar, sehingga dapat menyimpan hidrokarbon dalam jumlah yang relatif lebih
banyak.
2
1.5 Batasan Masalah
Adapun masalah yang dipelajari dalam kerja praktek ini mengenai analisis fasies
seismik 3D pada hidrokarbon yang berkenaan dengan kajian Fisika, sebagai studi yang
ditekuni pelamar. Pada penulisan laporan Kerja Praktek ini penulis akan membahas
tentang pengolahan data sismik yang mencerminkan geologi bawah permukaan yang
selanjutnya akan diinterpresentasikan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
disebut gelombang longitudinal atau gelombang primer yang biasa disebut sebagai
gelombang P. Gelombang ini akan bergerak searah dengan arah perambatan
gelombangnya. Gelombang ini menjalar dalam medium padat maupun cair dan dapat
menjalar melalui inti bumi. Berikutnya terdapat gelombang shear atau gelombang
sekunder yang biasa disebut gelombang S. Gelombang ini merambat tegak lurus
terhadap arah perambatannya dan hanya dapat menjalar dalam medium padat (menjalar
melalui kerak dan mantel bumi yang padat).
5
perpindahan partikel gelombang dan arah perambatan yang berbeda (Gambar 2.3).
Gelombang permukaan Rayleigh dengan 67% persentase energi mekanik selanjutnya
bergerak sepanjang permukaan dan amplitudonya akan berkurang secara cepat sesuai
kedalaman perambatan. Pergerakan gelombang Rayleigh berlaku secara menyebar
(dispersion) yang merupakan suatu fenomena natural dari fungsi kecepatan terhadap
panjang gelombang dan frekuensinya. Sifat penetrasi gelombangnya pada suatu media
juga dipengaruhi oleh panjang gelombang dan frekuensi. Gambar 2.4 menjelaskan
bahwa panjang gelombang pendek dengan frekuensi tinggi hanya merambat pada
permukaan yang dangkal, sedangkan gelombang yang lebih panjang dengan frekuensi
rendah dapat merambat lebih dalam (Rosyidi, 2006).
6
2.3 Penjalaran Gelombang
a. Hukum Snellius
Jika gelombang seismik datang pada bidang batas antara 2 lapisan yang berbeda
sifat fisisnya dan litologinya, maka sebagian energinya akan terpantulkan (refleksi).
Gelombang yang terpantul akan mengikuti hukum pemantulan gelombang, yaitu hukum
Snellius. Dalam teori hukum ini menyatakan bahwa jika gelombang seismik datang
pada bidang batas antara dua lapisan yang memiliki sifat fisis dan litologi yang
berbeda, maka akan terjadi pemantulan dan pembiasan gelombang antara batas kedua
medium tersebut. Hal ini sesuai dengan :
= (2.1)
b. Prinsip Huygens
Metode seismik refleksi merupakan metode yang memanfaatkan peristiwa
pemantulan dan gelombang seismik akibat adanya lapisan-lapisan
lapisan lapisan batuan dibawah
permukaan bumi. Peristiwa pemantulan tersebut didasarkan pada perambatan
gelombang mekanik dari sumber getar ke dalam lapisan-lapisan
lapisan lapisan bumi. Kemudian sinyal
diteruskan kembali dengan
dengan pemantulan atau refleksi gelombang dari bidang batas yang
akan diterima oleh alat penerima (geophone)
( ) di permukaan bumi.
Sesuai dengan sifat gelombang, yaitu menjalar dari suatu sumber getar ke segala
arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga bentuk
bentuk muka gelombang ((wave
front)) dengan permukaan seperti permukaan bola dengan asumsi medium homogen
isotropik. Setiap titik pada muka gelombang merupakan sumber gelombang baru. Arah
rambat gelombang digambarkan sebagai lintasan sinar yang tegak lurus terhadap
7
muka gelombang. Peristiwa ini disebut sebagai prinsip Huygens yang merupakan dasar
penjalaran gelombang.
c. Prinsip Fermat
”Gelombang akan merambat dari satu titik ke
Prinsip Fermat menyatakan bahwa ”Gelombang
titik lainnya dalam satu medium dengan lintasan yang memiliki waktu
tempuh terpendek”.
Wavelet adalah tubuh gelombang dari gelombang yang menjadi sumber dalam
eksplorasi seismik refleksi . Ada dua properti penting dalam sebuah wavelet yaitu
polaritas dan fase. Terdapat dua jenis polaritas dalam wavelet, yaitu polaritas normal
(normal polarity) dan terbalik (reverse polarity).. Pada polaritas normal, kenaikan
impedansi akustik akan digambarkan sebagai lembah (through) pada traceseismik,
sedangkan pada polaritas negatif, kenaikan impedansi akustik akan dilambangkan
peak)) pada tras seismik (berdasarkan konvensi SEG, Yilmaz, O.,
dengan puncak (peak
1990).
Terdapat empat macam jenis fase dalam wavelet,, yaitu fase minimum (minimum
phase), fase nol (zero
zero phase),
phase fase maksimum (maximum
maximum phase
phase) dan fase campuran
(mix phase).
). Tapi yang paling banyak dipakai didalam pengolahan data dan interpretasi
seismik adalah wavelet fase minimum dan fase nol (Prihadi, S, 2004).
Pada
ada waktu sama dengan nol dan amplitudo maksimum umumnya berimpit dengan
spike refleksi.
Tras seismik adalah data seismik yang terekam oleh satu perekam ((geophone). Tras
seismik mencerminkan respon dari medan gelombang elastik terhadap kontras
impedansi akustik (reflektivitas) pada batas lapisan
lapisan batuan sediment yang satu dengan
batuan sedimen yang lain. Yang merupakan hasil konvolusi antara wavelet sumber
8
dengan refllector series. Konvolusi adalah suatu proses matematika yang mana
diperoleh keluaran dari suatu masukan pulsa gelombang ke dalam sistem LTI (linear
time invariant) yang dioperasikan dengan notasi asterik.
Tras seismik = wavelet sumber gelombang * reflektivitas
Rekaman seismik dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari tras seismik. Jika
ditampilkan dalam penampang dua dimensi, ke arah lateral mencerminkan jarak atau
lokasi dan ke arah vertikal mencerminkan waktu (two way travel time/ TWT) atau ke
dalam (apabila telah di migrasi kedalaman/depth migration). Contoh rekaman seismik
ditunjukkan pada gambar dibawah ini dengan batas antara lapisan-lapisan batuan
diinterpretasi sebagai puncak maupun palung amplitudo-nya.
Reflektivitas adalah kontras Impedansi Akustik (IA) pada batas lapisan batuan
sediment yang satu dengan batuan sediment yang lain. Besar-kecilnya nilai reflektivitas
selain tergantung padaImpedansi Akustik, juga tergantung pada sudut datang
gelombang atau jarak sumber-penerima. Di dalam seismik refleksi,reflektivitas biasanya
ditampilkan pada jarak sumber-penerima sama dengan nol (zero offset) sehingga dapat
diformulasikan sbb:
= (2.2)
9
Gambar 2.8 Reflektifitas dan amplitudo (Ubaidillah, 2009).
=| | (2.4)
( )
=( )
(2.5)
2.4.3 Wavelet
Wavelet atau disebut juga sinyal seismik merupakan kumpulan dari sejumlah
gelombang seismik yang mempunyai amplitudo, frekuensi, dan fasa tertentu. Menurut
10
Veeken (2007), ada dua bentuk dasar dari wavelet seismik dalam pengolahan data
(gambar 2.9) yaitu sebagai berikut.
Wavelet minimum-phase, dimana awal wavelet ini bertepatan dengan posisi yang
tepat dari antarmuka bawah permukaan.
Wavelet zero-phase, dimana amplitudo maksimum wavelet ini bertepatan
dengan antarmuka litologi (Kaharuddin dkk., 2015).
Gambar 2.9 Tipikal wavelet minimum-phase dan zero-phase (Kaharuddin dkk., 2015).
2.4.4 Polaritas
Polaritas terbagi menjadi polaritas normal dan polaritas terbalik. Berdasarkan
gambar 2.10, Society Exploration Geophysics (SEG) mendefinisikan polaritas normal
sebagai berikut
1. Sinyal seismik positif akan menghasilkan tekanan akustik positif pada hidropon
di air atau pergerakan awal ke atas pada geopon di darat
2. Sinyal seismik yang positif akan terekam sebagai nilai negatif pada tape,
defleksi negatif pada monitor dan trough pada penampang seismik
(Kaharuddin dkk., 2015).
11
Gambar 2.10 Polaritas menurut ketetapan Society of Exploration Gephysics (SEG)
(a) fase minimum (b) fase nol (Kaharuddin dkk., 2015).
2.4.5 Resolusi Seismik
Resolusi vertikal merupakan kemampuan akuisisi seismik untuk dapat memisahkan
membedakan dua bidang batas perlapisan batuan secara vertikal. Resolusi ini
dicerminkan oleh suatu batas yaitu kedua reflektor masih dapat dipisahkan dan besarnya
tergantung pada ketebalan dan panjang gelombang.
= l= (2.6)
12
Gambar 2.11 (a) Zona Fresnel (b) Perbandingan untuk frekuensi tinggi dan rendah
(Kaharuddin dkk., 2015).
13
Gambar 2.12 Efek frekuensi gelombang pada respon seismik (Kaharuddin dkk., 2015).
14
Gambar 2.12 Cebakan Minyak Struktur Antiklin (Hasanudin, 2005).
Gambar 2.13 Cebakan Minyak pada Struktur Fault (Sesar) (Hasanudin, 2005).
15
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Adapun peserta yang akan mengikuti Kerja Praktek ini adalah mahasiswa Fakultas
MIPA Jurusan Fisika Semester VI sebagai berikut :
Kerja praktek ini dilaksanakan di Kantor Pusat Data dan Teknologi Informasi
Energi Mineral dan Sumber Daya Mineral, Jl. Pegangsaan Timur No. 1, Cikini,
Menteng, Jakarta Pusat, pada tanggal 13 Mei 2019 - 13 Juni 2019. Adapun jadwal
kegiatannya adalah sebagai berikut :
4 Penyelesaian laporan
16
BAB V
PENUTUP
Demikianlah proposal kerja praktek ini saya buat sebagai bahan pertimbangan
bagi Bapak/Ibu untuk dapat memberikan kesempatan kepada saya agar dapat
melaksanakan kerja praktek di Kantor Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi
Mineral dan Sumber Daya Mineral. Semoga Bapak/Ibu selaku pihak instansi dapat
mengarahkan serta membimbing saya dalam melaksanakan kerja praktek ini. Besar
harapan saya untuk dapat melaksanakan kerja praktek di lembaga pemerintah ini. Saya
menyadari bahwa pada saat pelaksanaan kerja praktek ini akan sedikit mengganggu
kegiatan lembaga dan untuk itu sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya kepada
kita semua. Atas perhatian Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
17
DAFTAR PUSTAKA
Hasanudin, M., 2005. Teknologi Seismik Refleksi untuk Eksplorasi Minyak dan
Gas Bumi. Oseana, 4(30) : 9 – 10.
Kaharuddin, F. dkk., 2015. Aplikasi Inversi Seismik dan Atribut Seismik untuk
Karakterisasi Reservoar Lapangan ‘X’ Formasi Telisa Cekungan Sumatera
Tengah. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi
Geofisika Jurusan Fisika : Universitas hasanuddin.
Miharno, F., 2016. Analisa Potensi Minyak dan Gas Bumi dengan Atribut Seismik pada
Batuan Karbonat Lapangan *Zefara* Cekungan Sumatera Selatan. Jurnal
KURVATEK, 2(1) : 24 – 25.
Permana, U., Triyoso, K. dan Sunaryo, M.S.W., 2015. Pengolahan Data Seismik
Refleksi 2D Untuk Memetakan Struktur Bawah Permukaan Lapangan X
Prabumulih Selatan. ALHAZEN Journal of Physics, 1(2) : 29.
Rosyidi, S. A. P., 2006. Kajian Metode Analisis Gelombang Seismik Permukaan
(SASW) untuk Pengembangan Teknik Evaluasi Perkerasan Lentur dan Kaku di
Indonesia. Media komunikasi teknik sipil, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, 3(14) : 226 – 227.
Ubaidillah, N., 2009. Analisis Proses Pre-Stack Time Migration dan Post-Stack Time
Migration di Lapangan X di Daerah Sumatera Selatan. Skripsi. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Fisika : Universitas
Indonesia.
18
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
Oleh
Rina Lintang Asih
08021181621059
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
I. Pelaksana
NIM : 08021181621059
Jurusan : Fisika
Email : rinalintangasih@gmail.com
Hidrokarbon
III. Tempat Pelaksanaan :.Kantor Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Fisika Dosen Pembimbing
Dr. Frinsyah Virgo, S.Si., M.T. Dr. Azhar Kholiq Affandi, M.S.
NIP :197210041997021001 NIP.19610915198903100
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia Nya proposal Kerja Praktek dengan topik “Analisis Fasies Seismik Untuk
Identifikasi Potensi Hidrokarbon” ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. Adapun
Kerja Praktek ini bertujuan untuk melengkapi persyaratan kurikulum guna memenuhi
pengambilan mata kuliah wajib di Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan proposal Kerja Praktek
ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna karena keterbatasan wawasan
serta pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan bantuan berupa saran dan kritik yang sifatnya membangun dan membantu
penulis dalam menyelesaikan Kerja Praktek ini.
Selanjutnya, penulis berharap agar kiranya proposal Kerja Praktek ini dapat
diterima oleh pihak instansi terkait. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas
izin serta kesempatan yang akan diberikan oleh instansi kepada penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Contents
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi merupakan kegiatan yang
sangat penting di dalam dunia industri perminyakan. Kemajuan industri minyak dan gas
bumi tidak lepas dari perkembangan teknologi yang ada. Sampai saat ini minyak dan gas
bumi merupakan salah satu komoditas ekspor utama Indonesia. Untuk
mempertahankannya diperluakan biaya dan teknologi yang tinggi serta sumber daya
manusia yang terampil dan handal. Seiring dengan pengembangan industri dengan
teknologi canggih tersebut, penerapan berbagai konsep pengetahuan geologi dan
geofisika dalam pencarian hidrokarbon berkembang dengan pesat. Salah satunya adalah
penerapan konsep analisis fasies seismik yang menggunakan berbagai data seperti well
log dan seismik.
Analisis dan interpretasi struktur dengan menggunakan data seismik pada dasarnya
adalah menginterpretasikan keberadaan struktur sesar pada penampang seismik dengan
menggunakan batuan sifat fisik dari lapisan batuan tersebut terhadap gelombang seismik.
Metode seismik digunakan untuk mengetahui zona hidrokarbon secara detail ke arah
horisontal. Pengumpulan data well log dilakukan untuk mengetahui zona hidrokarbon dan
kondisi bawah permukaan secara detail ke arah vertikal. Hidrokarbon terdapat di dalam
batuan sedimen yang terbentuk dalam berbagai lingkungan pengendapan seperti channel
sungai, sistem delta, kipas bawah laut (submarine fan), carbonate mound,dan reef. Batuan
sedimen yang terbentuk pada berbagai lingkungan pengendapan tersebut dikenal dengan
benda geologi. Gelombang seismik yang menembus dan terefleksikan kembali ke
permukaan akan memberikan gambaran bentuk eksternal dan tekstur internal dari benda-
benda geologi tersebut. Analisis bentuk eksternal dan tekstur internal benda geologi dari
penampang rekaman seismik dikenal dengan analisis fasies seismik (Alfatih dkk., 2017).
Berdasarkan uraian di atas, maka kerja praktek ini akan membahas tentang analisis fasies
seismik untuk identifikasi potensi hidrokarbon.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dilakukan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Mengenal dan mengetahui analisis fasies seismik untuk identifikasi potensi
hidrokarbon.
1
2. Memenuhi salah satu mata kuliah wajib Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya.
3. Mengaplikasikan teori dan konsep-konsep geofisika yang di dapat di bangku
perkuliahaan
4. Memperoleh pengalaman kerja sebagai sebagai bekal dalam menghadapi dunia
kerja.
1.3. Manfaat
1.3.1 Bagi mahasiswa
1. Mengetahui hubungan antara aplikasi yang ada di instansi penelitian dengan teori
dan praktek yang telah dipelajari di kuliah jurusan fisika khususnya bidang
geofisika.
2. Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai kerja praktek tentang masalah
yang terjadi dan penyelesaiannya yang ada di instansi tersebut.
3. Memperoleh pengalaman yang berguna untuk meningkatkan wawasan dan
menambah motivasi untuk belajar.
1.3.2 Bagi Intitusi Pendidikan
1.3.3 Bagi Perusahaan
Membina hubungan baik dengan pihak perguruan tinggi dan mahasiswa, membantu
perusahaan dalam proses kerjanya yang berhubungan dengan analisis fasies seismik
untuk identifikasi potensi hidrokarbon, serta untuk merealisasikan partisipasi dunia
industri terhadap pengembangan pendidikan.
I.4. Batasan Masalah
Adapun masalah dalam penelitian ini adalah mengenai analisis fasies seismik untuk
identifikasi potensi hidrokarbon.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Prinsip Huygens pada Gelombang Seismik (Alfatih dkk., 2017).
Gelombang yang terpantul akan mengikuti hukum pemantulan gelombang, yaitu hukum
Snellius “Gelombang akan dipantulkan atau dibiaskan pada bidang batas antara dua
medium” (Alfatih dkk., 2017).
3
2.2. Metode Seismik
Metode seismik adalah salah satu metode yang umum digunakan untuk eksplorasi
minyak dan gas bumi. Prinsip dari metode seismik adalah menggunakan waktu tempuh
gelombang pantul dengan kecepatan yang berbeda di setiap lapisan batuan. Sumber
energi gelombang ditembakkan kebawah permukaan dan akan dipantulkan, lalu
kemudian diterima kembali oleh receiver di permukaan. Metode seismik merupakan
salah satu bagian dari metode eksplorasi geofisika (Virginia dkk., 2018).
Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika aktif untuk
Mengidentifikasi keadaan bawah permukaan menggunakan prinsip perambatan
gelombang. Konsep dasar teknik seismik dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu apabila
suatu sumber gelombang dibangkitkan di permukaan bumi akibat material bumi yang
bersifat elastik maka gelombang seismik yang terjadi akan dijalarkan ke dalam bumi
dalam berbagai arah. Pada bagian batas antar lapisan, gelombang ini sebagiannya
dipantulkan dan sebagian lain dibiaskan untuk diteruskan ke permukaan bumi.
Berdasarkan penjalaran gelombangnya, metode seismik dibedakan menjadi dua metode
yaitu metode seismik refraksi dan metode seismik refleksi. Seismik refraksi efektif
digunakan untuk penentuan struktur geologi yang dangkal sedang seismik refleksi untuk
struktur geologi yang dalam (Virginia dkk., 2018).
2.3 Konsep Dasar Analisa Petrofisika
Pada Analisa Petrofisika dilakukan beberapa perhitungan nilai log untuk
menentukan litologi, jenis batuan, porositas, permaebilitas, serta fluida pengisi pori
tersebut. Log gamma ray (GR) merupakan salah satu aplikasi dari log radioaktif. Prinsip
dasar log gamma ray yaitu melakukan pengukuran tingkat radioaktivitas alami bumi. Log
gamma ray berfungsi untuk mendeskripsikan suatu batuan yang berpotensi sebagai
reservoar atau tidak serta memisahkan batuan permeabel dan shale yang impermeabel.
Unsur radioaktif pada umumnya banyak berada pada shale (serpih), sedangkan pada
sandstone, limestone, dan dolomit sangat sedikit jumlahnya kecuali pada batuan tersebut
terendapkan mineral-mineral yang mengandung unsur radioaktif. Sehingga log ini sangat
efektif digunakan untuk melakukan evaluasi formasi pada lingkungan pengendapan
fluvial deltaic yang system perlapisannya terdiri dari sandstone atau shale (Zain, 2012).
Contoh log gamma ray terdapat pada gambar 2.2 di bawah ini.
4
Gambar 2.2 Contoh Analisa Log Gamma Ray Efek Perbedaan Litologi
(Alfatih dkk., 2017).
Log densitas merupakan salah satu satu log porositas. Prinsip kerja log densitas ini dengan
memanfaatkan teori fotolistrik menggunakan sumber radioaktif berupa gamma ray. Sinar
gamma ray sebagai foton dipancarkan ke dalam formasi kemudian menumbuk elektron.
Semula energi foton cukup besar, saat menumbuk elektron, energi tersebut berkurang
karena diserap oleh electron tersebut untuk melepaskan diri menjadi electron bebas.
Energi yang tersisa membuat foton terus menumbuk elektron lain dalam proses yang
sama. Oleh karena itu elektron bebas akan semakin banyak dan elektron-elektron tersebut
terdeteksi oleh alat densitas. Jumlah elektron yang diserap detektor secara tidak langsung
menunjukkan besarnya densitas formasi. (Zain, 2012)
Tanggapan log densitas berupa densitas bulk atau densitas keseluruhan formasi
termasuk matriks, fluida, atau mineral yang terkandung di dalamnya. Untuk mendapatkan
nilai porositas, nilai densitas bulk harus dikonversi ke dalam porositas untuk mengetahui
kondisi litologi dan keberadaan fluida.
Gambar 2.3 Respon Log Densitas di Berbagai Litologi (Alfatih dkk., 2017).
5
Gambar 2.4 Respon Log Sonik di Tiap Litologi (Alfatih dkk., 2017).
Log sonik merupakan log porositas yang mengukur waktu tempuh (travel time)
gelombang akustik di dalam formasi batuan pada jarak tertentu. Selain mencari porositas
batuan dan identifikasi batuan, log sonik berguna sebagai informasi utama korelasi dan
kalibrasi data log dengan seismik. Dalam proses well-seismic tie dibutuhkan data sonik
sebagai fungsi dari impedansi akustik yang kemudian digunakan untuk pembuatan
sintetik seismogram. Log sonik ini memiliki besaran μs/ft atau μs/m dengan skala 140-40
μs/ft (Zain, 2012).
Pada pengolahan data well untuk Analisa petrofisika dibutuhkan nilai-nilai log
Gamma Ray, SP, Densitas, Neutron Porosity (NPHI), LLD dan LLS. Data log digunakan
untuk menentukan lokasi reservoir, kandungan fluida dalam reservoir, dan menentukan
litologi formasi. Data sumur yang didapat merupakan sumur vertikal. Namun terdapat
permasalahan dalam data sumur yang kami dapat, yaitu tidak terdapatnya data tops, mud
resistivity dan temperature sehingga perhitungan koreksi tidak akan benar benar
mendekati nilai sebenarnya.Kemudian dilakukan perhitungan koreksi data log, penentuan
Vshale, porositas, dan saturasi air dan melakukan interpretasi dasar sehingga didapat
bentuk litologi log dasar untuk acuan dalam penentuan fasiesnya. Pada interpretasi fasies,
nilai API log Gamma Ray sangat kecil, hal ini mengindikasikan keberadaan karbonat
lebih tepatnya limestone. Dengan perbandingan data Gamma Ray dan Stratigrafi maka
dipastikan bahwa data well merupakan data full karbonat (Alfatih dkk., 2017).
2.4 Atribut Seismik
Atribut seismik adalah suatu metode yang sangat berguna baik secara kualitatif
maupun kuantitatif dalam memetakan fitur-fitur geologi bawah permukaan. Sebelum
interpretasi klasik dengan penelusuran horison dan pembuatan peta struktur waktu
dimulai, penerapan atribut-atribut seismik yang tepat secara bergantian dapat
6
memberikan gambaran umum mengenai susunan struktur geologi dan batas-batas dari
stratigrafi mayor. Atribut seismik telah terbukti dapat diterapkan hampir di semua
lingkungan geologi dari karbonat sampai volkanik dan dari sesar turun sampai sesar naik.
Selain itu, seismik atribut juga dapat membantu dalam menentukan lingkungan
pengendapan dan mengenalkan fasies pada data seismik. Ketika data seismik atribut
dikalibrasi dengan hanya satu data sumur saja, maka data tersebut sudah dapat digunakan
untuk mengidentifikasi fasies dan menyediakan informasi baik litologi maupun fluida.
Metode atribut seismik juga merupakan upaya penyajian dan analisis data seismik
berdasarkan informasi utama, yaitu informasi waktu, frekuensi, amplitude, dan fase pada
jejak seismik kompleks. Atribut seismik memberikan informasi parameter-parameter
fisik batuan bawah permukaan, seperti: amplitudo dan fase yang secara tidak langsung
diperoleh melalui data seismik. Atribut seismik sekarang telah mengalami banyak
perkembangan sehingga semakin banyak informasi yang dapat diekstrak dan ditampilkan
untuk keperluan interpretasi (Miharno, 2016).
Tiap-tiap atribut saling berhubungan satu sama lainnya, dimana beberapa atribut
memiliki sensitifitas terhadap sifat reservoar tertentu dan beberapa atribut lainnya lebih
baik di dalam menampilkan informasi ataupun anomali bawah permukaan yang mula-
mula tidak teridentifikasi oleh data konvensional atau bahkan sebagai indikator
keberadaan hidrokarbon (direct hydrocarbon indicator). Dalam interpretasi data seismik
diperlukan kemampuan untuk mencirikan beberapa perubahan atribut kecil yang dapat
dihubungkan dengan keadaan geologi bawah permukaan. Taner mendefinisikan atribut
sebgai seluruh informasi yang diperoleh dari data seismik, baik secara pengukuran
langsung maupun dengan perhitungan dan alasan pengalaman (Sanjaya dkk., 2014).
2.5 Analisis Fasies Seismik
Fasies adalah bodi batuan yang merupakan karakter dari kombinasi litologi, fisik
dan biologis yang menunjukkan aspek yang berbeda dari bodi bagian atas, bawah,
maupun secara lateral yang berdekatan. Hidrokarbon (minyak dan gas) terdapat di dalam
batuan sedimen yang terbentuk alam berbagai lingkungan pengendapan seperti channel
sungai, system delta, kipas bawah laut (submarine fan), carbone mound, dan reef. Batuan
sedimen ynag terbentuk pada berbagai lingkingan pengendapan tersebut dikenal dengan
benda geologi (Alfatih dkk., 2017).
7
Facies adalah aspek fisik, kimia, biologi, dari kenampakan tubuh batuan sedimen
dalam suatu kesamaan waktu. Bidang kesamaan waktu dicerminkan oleh bidang
perlapisan. ditunjukkan oleh perbedaan ukuran butir, perbedaan komposisi mineral,
perbedaan tekstur dan struktur. Bidang perlapisan terjadi karena loncatan energi
pengendapan. Jika melakukan sampling sebaiknya diambil pada bidang perlapisannya
(Abdullah, 2008).
Gelombang seismik yang menembus dan terefleksikan kembali ke permukaan akan
memberikan gambaran bentuk eksternal dan tekstur internal dari benda-benda geologi
tersebut. Analisis bentuk eksternal dan tekstur internal benda geologi dari penampang
rekaman seismik dikenal dengan Analisa fasies seismik atau seismic facies analysis
(Alfatih dkk., 2017).
a) b)
Gambar 2.5 Batas atas sekuen seismik (a) erosional truncation, top lap, batas bawah
(b) onlap dan downlap (Abdullah, 2008).
Fasies seismik adalah unit dimana seismik refleksi mempunyai ciri–ciri
Kontinuitas refleksi, Geometri luar, Amplitudo dalam bentuk gelombang, Frekuensi dan
Kecepatan interval. Teknik intrepetasi yang mencakup, Korelasi dengan sumur pengikat,
Penentuan horizon yang dipetakan, Tracing atau mengikuti lapisan yang dipetakan
sepanjang data seismik yang diberi warna tertentu. Seluruh garis seismik yang telah
ditrace, harga two way line ( TWT ) yang didapatkan diplot pada peta dasar seismik dan
titik yang sama akan dihubungkan untuk memberikan garis kontur.
Di dalam analisis fasies seismik, batas dari benda-benda geologi diatas disebut
dengan reflection terminations. Pemetaan reflection terminations merupakan kunci
didalam analisis fasies seismik. Umumnya terminasi tesebut memiliki karakter refleksi
yang kuat (amplitude refleksi yang cukup dominan). Terdapat dua jenis batas benda
8
geologi: batas atas dan batas bawah, selanjutnya istilah batas benda geologi tersebut
dikenal dengan batas sekuen seismik (sequence seismic boundary), mereka itu adalah:
erosional truncation dan top lap sebagai batas atas, onlap dan downlap sebagai batas
bawah. Erosional Truncation atau dikenal dengan unconformity (ketidakselaraasan)
diakibatkan oleh peristiwa erosi karena terekspos kepermukaan. Toplap diakibatkan
karena tidak adanya peristiwa sedimentasi dan tidak ada peristiwa erosi. Onlap, pada
lingkungan shelf (shelfal environment) disebabkan karena kenaikan muka air laut relatif,
pada lingkungan laut dalam akibat sedimentasi yang perlahan, dan pada channel yang
tererosi akibat low energy fill. Downlap, diakibatkan oleh sedimentasi yang cukup
intensif (Abdullah, 2008).
Gambar 2.6 Tipe-tipe fasies seismik basin slope dan basin floor (Abdullah, 2008).
Sheet-drape (low energy) adalah seragam, pengendapan laut dalam yang tidak
tergantung ada relief dasar laut, litologi seragam, tidak ada pasir. Slope Front Fill adalah
kipas laut dalam, lempung dan silts (energi rendah). Onlap-Fill (low energy) adalah
pengendapan dengan kontrol gravitasi (arus turbidit kecepatan rendah). Fan-Complex
(high energy) adalah diendapkan sebagai kipas, mound dan slump, meskipun energi
tinggi, mungkin masih mengandung batupasir sebagai reservoar. Contourite
(Variableenergy) adalah biasanya sedimen butir halus, tidak menarik untuk eksplorasi,
bentuk tidak simetris, arus tak berarah. Mounded Onlap-Fill (High-Energy) adalah fasies
peralihan antara chaotic dan onlap fill, control gravitasi, reflector tidak menerus, semakin
menebal kearah topografi rendah yang menandakan endapan energi tinggi. Chaotic Fill
(Variableenergy) adalah mounded, terdapat pada topografi rendah, slump, creep dan
turbidit energi tinggi, komposisi material tergantung pada sumber biasanya sedikit pasir
(Abdullah, 2008).
9
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Kerja praktek ini dilaksanakan di Kantor Pusat Data dan Teknologi Informasi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jl. Pegangsaan Timur No.1, Cikini,
Menteng, Jakarta Pusat pada tanggal 13 Mei 2019 -13 Juni 2019. Adapun jadwal
kegiatannya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2. Jadwal Rencana Kerja Praktek
4 Penyelesaian laporan
10
BAB IV
PENUTUP
Demikianlah proposal kerja praktek ini saya buat sebagai bahan pertimbangan bagi
Bapak/Ibu untuk dapat memberikan kesempatan kepada saya agar dapat melaksanakan
kerja praktek di Kantor Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral. Semoga Bapak/Ibu selaku pihak instansi dapat mengarahkan serta
membimbing saya dalam melaksanakan kerja praktek ini. Besar harapan saya untuk dapat
melaksanakan kerja praktek di lembaga pemerintah ini. Saya menyadari bahwa pada saat
pelaksanaan kerja praktek ini akan sedikit mengganggu kegiatan lembaga dan untuk itu
sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
selalu melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Atas bantuan dan kerja
sama semua pihak yang terkait saya ucapkan terima kasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
Oleh :
Chika Vicky Audia Simanjuntak
08021181621018
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
segala nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Kerja Praktek yang
berjudul “Analisis Fasies Seismik 3D”. Hal ini bertujuan untuk melengkapi persyaratan
kurikulum pembelajaran di Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sriwijaya. Materi yang terdapat dalam proposal ini memiliki banyak
kekurangan atau keterbatasan pengetahuan, maka dari itu disinilah penulis dapat
mengembangakan teori beserta praktek dilapangan kerja nyata. Penulis mengucapkan
terimakasih atas izin yang diberikan Bapak/Ibu untuk kesempatan yang diberikan pada
penulis, serta penulis akan menunggu saran dan kritik dari berbagai pihak instansi yang
terkait.
Penulis
konstanta lame (Pa), 𝜇 rigiditas (Pa) dan 𝜌 adalah rapat massa (ka/m3).
2.1.2. Gelombang S (Shear)
Gelombang ini adalah arah getar partikel-partikel medium tegak lurus terhadap arah
penjalarannya, gelombang S dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu: apabila arah getar
terpolarisir pada bidang vertikal saja maka gelombang tipe ini disebut gelombang Sv
(shear vertical), sedangkan apabila arah getarnya terpolarisir pada bidang horizontal maka
gelombang tipe ini dinamakan gelombang SH.
𝜇
Secara umum kecepatan gelombang S dapat ditulis sebagai berikut 𝑉𝑠 = √ (Sutopo,
𝜌
2007).
2.2 Metode Seismik
Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika aktif untuk
gelombang. Konsep dasar teknik seismik dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu apabila
suatu sumber gelombang dibangkitkan di permukaan bumi akibat material bumi yang
bersifat elastik maka gelombang seismik yang terjadi akan dijalarkan ke dalam bumi
dalam berbagai arah. Pada bagian batas antar lapisan, gelombang ini sebagiannya
permukaan bumi gelombang tersebut akan diterima oleh serangkaian detektor (geophone)
yang umumnya disusun membentuk garis lurus dengan sumber ledakan (profil line),
tempuh gelombang dan jarak antar geophone dan sumber ledakan, maka struktur lapisan
Bimbingan dan
3
konsultasi
4 Penyelesaian laporan
BAB IV
PENUTUP
Demikianlah proposal kerja praktek ini saya buat sebagai bahan pertimbangan
bagi Bapak/Ibu untuk dapat memberikan kesempatan kepada saya agar dapat
melaksanakan kerja praktek di Kantor Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi
Mineral dan Sumber Daya Mineral. Semoga Bapak/Ibu selaku pihak instansi dapat
mengarahkan serta membimbing saya dalam melaksanakan kerja praktek ini. Besar
harapan saya untuk dapat melaksanakan kerja praktek di lembaga pemerintah ini. Saya
menyadari bahwa pada saat pelaksanaan kerja praktek ini akan sedikit mengganggu
kegiatan lembaga dan untuk itu sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya kepada
kita semua. Atas perhatian Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Kurnianto, D. Dan Purwanto, T., 2014. Analisis Fasies Lapisan Batupasir G-4, I-20 Dan
I-15 Berdasarkan Data Wireline Log Dan Data Seismik Pada Lapangan ‘Dk’,
Miharno, F., 2016. Analisa Potensi Minyak dan Gas Bumi dengan Atribut Seismik pada
Batuan Karbonat Lapangan *Zefara* Cekungan Sumatera Selatan.
KURVATEK, 2(1): 24.
Nurcandra, N., Darsono dan Koesuma, s., 2013. Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan
Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Jatikuwung Karanganyar. Indonesian
Journal of Applied Physics, 1(3): 30.
Permana, U., Triyoso, K., dan sanjaya, w.s., 2015. Pengolahan data seismlk refleksi 2d
untuk memetakan struktur bawah permukaan lapangan x prabumulih sumatra
selatan. Journal of physics, 1 (2): 29-32.
Permana, A. dkk., 2018. Analisis Fasies Dan Petrofisika Formasi Talang Akar Sub
Cekungan Jambi Sumatera Selatan. Padjadjaran Geoscience Journal, 1(2): 29-30
Sinansari, R., Budi, E. Dan Yulisasongko, F., 2014. Penentuan Persebaran Reservoar
Sandstone Dan Identifikasi Faults Menggunakan Aplikasi Internal Atribut
Seismik: Studi Kasus Lapangan X, Kanada. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII
HFI Jateng & DIY, ISSN : 0853-0823.
Sutopo, 2007. Studi faktor kualitas (Q-faktor) gelombang kompresi (P-wave) pada
batuan sedimen dangkal. Jurnal penelitian sain, 1(10): 175-176.
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
Oleh
Ni Luh Karmila Sari
08021181621064
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya proposal kerja praktek ini dapat diselesaikan. Kerja praktek ini rencananya
akan dilaksanankan di Kantor Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi Mineral dan
Sumber Daya Mineral Jalan Pegangsaan Timur No. 1, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat,
10330 bertujuan untuk melengkapi persyaratan kurikulum di Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya.
Saya menyadari dalam penyusunan Proposal Kerja Praktek ini masih terdapat
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki. Oleh sebab itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun dan membantu dalam menyelesaikan Kerja Praktek ini.
Selanjutnya, saya berharap agar kiranya proposal Kerja Praktek ini dapat diterima
oleh pihak instansi terkait. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih atas izin serta
kesempatan yang akan diberikan oleh instansi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Contents
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii
BAB I .............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................1
1.2. Tujuan .....................................................................................................................................2
1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .............................................................................................2
BAB II............................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................4
2.1. Metode Seismik ...................................................................................................................4
2.1.1. Pengertian Metode Seismik .................................................................................................4
2.1.2. Jenis-jenis Metode Seismik..................................................................................................4
2.2. Gelombang Seismik ..............................................................................................................6
2.3. Jenis-jenis Gelombang Seismik ............................................................................................7
2.3.1. Gelombang Badan (Body Wave) .........................................................................................7
2.3.2. Gelombang Permukaan (Surface Wave) ..............................................................................8
2.3.2. Gelombang Permukaan (Surface Wave) ..............................................................................8
2.4. Interpretasi Data Seismik ......................................................................................................9
2.5. Geologi Regional Cekungan Tarakan .................................................................................11
BAB III ........................................................................................................................................12
METODE PELAKSANAAN ......................................................................................................12
3.1. Peserta Kegiatan Kerja Praktek.............................................................................................12
3.2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...........................................................................................12
BAB IV ........................................................................................................................................13
PENUTUP ...................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dilakukan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan pengalaman dan peluang untuk berlatih di dunia kerja.
2. Mengetahui penggunaan ilmu Fisika (Geofisika) dalam dunia kerja.
3. Melakukan interpretasi zona reservoir dengan menggunakan data seismik 3-D
pada area X Cekungan Tarakan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Eksplorasi seismik refleksi dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu eksplorasi prospek
dangkal dan eksplorasi prospek dalam. Eksplorasi seismik dangkal (shallow seismic
reflection) biasanya diaplikasikan untuk eksplorasi batubara dan bahan tambang
lainnya. Sedangkan seismik dalam digunakan untuk eksplorasi daerah prospek
hidrokarbon (minyak dan gas bumi). Kedua kelompok ini tentu saja menuntut resolusi
dan akurasi yang berbeda begitu pula dengan teknik lapangannya. Secara umum,
metode seismik refleksi terbagi atas tiga bagian penting; pertama adalah akuisisi data
seismik yaitu merupakan kegiatan untuk memperoleh data dari lapangan yang disurvei,
kedua adalah pemrosesan data seismik sehingga dihasilkan penampang seismik yang
mewakili daerah bawah permukaan yang siap untuk diinterpretasikan, dan yang ketiga
adalah interpretasi data seismik untuk memperkirakan keadaan geologi di bawah
permukaan dan bahkan juga untuk memperkirakan material batuan di bawah permukaan
(Hasanudin, 2005).
6
merekam gelombang tersebut melalui geophone (Zulhelmi dkk., 2018). Prinsip
dasar metode seismik adalah menganalisa respon dari penjalaran gelombang seismik
yang merambat pada media elastik, sehingga gelombang seismik disebut juga
gelombang elastik, karena osilasi partikel-partikel medium terjadi akibat interaksi antara
gaya gangguan (gradien stress) melawan gaya-gaya elastik. Gelombang seismik ada
yang merambat melalui interior bumi yang disebut body wave dan ada juga yang
merambat melalui permukaan bumi yang disebut surface wave (Refrizon dkk., 2008).
8
perambatan gelombang. Yang membedakan adalah lokasi perambatan gelombang
cinta terdapat di permukaan bumi dan getarannya secara lateral (mendatar)
(Nurdiyanto dkk., 2011).
Gambar 2.4. (a) Penampang seismik; (b) Interpretasi seismik {A = Mannville (clastic);
B = Wabamun (karbonat); C = Ireton (lempung); D = Duvemay (lempung); E =
Cooking Lake (karbonat); F = Beaverhill (lempung); G = Leduk (reef)} (Hasanudin,
2005).
Tujuan interpretasi seismik khusus dalam eksplorasi minyak dan gas bumi adalah
untuk menentukan tempat-tempat terakumulasinya (struktur cebakan-cebakan) minyak
dan gas. Minyak dan gas akan terakumulasi pada suatu tempat jika memenuhi tiga
syarat, yaitu:
1. Adanya Batuan sumber (source rock), adalah lapisan-lapisan batuan yang
merupakan tempat terbentuknya minyak dan gas.
9
2. Batuan Reservoir yaitu batuan yang permeabel tempat terakumulasinya minyak
dan gas bumi setelah bermigrasi dari batuan sumber.
3. Batuan Penutup, adalah batuan yang impermeabel sehingga minyak yang sudah
terakumulasi dalam batuan reservoir akan tetap tertahan di dalamnya dan tidak
bermigrasi ke tempat yang lain. beberapa contoh cebakan- cebakan-cebakan
minyak dan gas bumi yang diperoleh dari data seismik.
Gambar 2.6. Cebakan Minyak Pada Struktur Fault (sesar) (Hasanudin, 2005).
10
2.5. Geologi Regional Cekungan Tarakan
Cekungan Tarakan secara umum termasuk daerah delta passive margin dengan
kontrol tektonik minor geser lateral. Dari anomali magnetik, cekungan ini diindikasikan
terjadi pemekaran lantai samudera dengan asosiasi sesar-sesar geser berarah ke barat
laut (Lentini dan Darman, 1996). Cekungan yang terletak di bagian timur-laut
Kalimatan ini ditinjau dari pusat cekungan sedimentasi dapat dibagi dalam empat sub-
cekungan yaitu sub-Cekungan Tidung, Tarakan, Berau, dan Muara.
Pada cekungan ini dibatasi oleh Punggungan Sekatak Berau di sebelah barat,
Punggungan Suikerbrood dan Mangkalihat Peninsula di bagian selatan, Punggungan
Sempurna Peninsula di utara, dan Laut Sulawesi di sebelah timur. Untuk sub-Cekungan
Tarakan yang menjadi lokasi kajian terletak di bagian tengah dari muara Sungai Sajau.
Secara stratigrafi, Cekungan Tarakan dibedakan menjadi dua wilayah sub-
cekungan. Pertama, wilayah selatan yang meliputi sub-Cekungan Berau dan Muara.
Kedua, wilayah utara yang terdiri dari sub-Cekungan Tidung dan Tarakan. Stratigrafi di
wilayah utara ini dialasi batuan dasar Formasi Danau yang merupakan batuan metamorf.
Di atasnya sedimen syn-rift yang berumur Eosen sampai Miosen Tengah yang terdiri
dari Formasi Sembakung, Sujau, Seilor, Mankabua, Tempilan, Tabalar,
Mesaloi/Naintupo. Menumpang secara tidak selaras di atas sedimen syn-rift adalah
sedimen delta dan sekitarnya berturut-turut Formasi Meliat, Tabul, Santul, Tarakan dan
Bunyu. Formasi Santul dan Tarakan sebagai obyek penyelidikan (Wijaya dkk., 2012).
11
BAB III
METODE PELAKSANAAN
4 Penyelesaian laporan
12
BAB IV
PENUTUP
Demikianlah proposal kerja praktek ini saya buat sebagai bahan pertimbangan
bagi Bapak/Ibu untuk dapat memberikan kesempatan kepada saya agar dapat
melaksanakan kerja praktek di Kantor Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi
Mineral dan Sumber Daya Mineral, Jl. Pegangsaan No.1, Cikini, Menteng, Jakarta
Pusat, 10330. Semoga Bapak/Ibu selaku pihak instansi dapat mengarahkan serta
membimbing saya dalam melaksanakan kerja praktek ini. Besar harapan saya untuk
dapat melaksanakan kerja praktek di lembaga pemerintah ini. Saya menyadari bahwa
pada saat pelaksanaan kerja praktek ini akan sedikit mengganggu kegiatan lembaga dan
untuk itu sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Atas
bantuan dan kerja sama semua pihak yang terkait saya ucapkan terima kasih.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
Oleh
Santi Misrianah
08021381621051
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat segala
nikmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Kerja Praktek. Adapun kerja
praktek yang dilaksanakan bertujuan untuk melengkapi persyaratan kurikulum
pembelajaran di Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sriwijaya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan proposal Kerja
Praktek ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna karena keterbatasan
wawasan serta pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan bantuan berupa saran dan kritik yang sifatnya membangun dan
membantu penulis dalam menyelesaikan Kerja Praktek ini.
Selanjutnya, penulis berharap agar kiranya proposal Kerja Praktek ini dapat
diterima oleh pihak instansi terkait. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas
izin serta kesempatan yang akan diberikan oleh instansi kepada penulis.
Santi Misrianah
NIM. 08021381621051
ii
DAFTAR ISI
Contents
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang
Kebijakan pemerintah dalam sektor pertambangan minyak bumi pada saat ini
adalah meningkatkan produksi minyak bumi di Indonesia. Produksi minyak bumi di
Indonesia ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak, bensin dan
banyak produk-produk kimia yang merupakan sumber energi yang penting karna
minyak sbermanfaat dalam memenuhi konsumsi energi di dunia. Untuk memenuhi
kebutuhan minyak bumi tersebut perusahaan-perusahaan pertamina dan pusat penelitian
dan pengembangan yang ada berusaha untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi di
daerah pertambangan masing-masing.
Di Indonesia kecenderungan untuk menggantikan minyak bumi sebagai sumber
energi terbesar sudah sangat jelas terlihat pada era ini dan upaya untuk mencari energi
alternatif sumber energi lain sedang dikembangkan. Hal ini dikarenakan, cadangan
minyak bumi di Indonesia sudah semakin menipis. Fakta ini membuktikan bahwa energi
terutama minyak bumi, memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan
produksinya agar dapat terpenuhi kebutuhan-kebutuhan bahan bakar baik dalam industri
dan lain-lain yang ada di Indonesia.
Metode seismik merupakan salah-satu metode geofisika aktif untuk
mengidentifikasi keadaan bawah permukaan menggunakan prinsip perambatan
gelombang. Metode seismik untuk eksplorasi minyak di rancang tidak hanya untuk
mendapatkan informasi mengenai pemetaan struktur di bawah permukaan bumi. Tetapi
juga digunakan untuk melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan hidrokarbon
berdasarkan metode seismik. Oleh karena itu, dilakukanlah Kerja Praktek ini guna
mengetahui informasi mengenai geologi bawah permukaan.
1
memetakan sistem play hidrokarbon di area X, subcekungan Jambi, cekungan
Sumatera Selatan.
dengan 13 Juni 2019 bertempat di Kantor Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi
dan Sumber Daya Mineral, Jl. Pegangsaan Timur No.1, Cikini, Menteng Jakarta Pusat,
10330.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
pengendapan benua pada Eosen dengan komposisi batuannya granite, slate dan
phylit dengan umur yang berbeda dan pada batuan ini biasanya disebut batuan
pratersier (Agustin dkk, 2017).
2. Formasi Lahat
Secara umum formasi lahat diendapkan tidak selaras di atas batuan dasar.
Litologinya terdiri atas konglomerat di bagian bawah, batupasir, batu lempung
tufaan kadang-kadang disisipi oleh lapisan tipis batubara. Formasi ini berumur
Eosen sampai Oligosen Awal dan diendapkan di lingkungan continental terutama
pada daerah-daerah lekukan dari Paleotopografi batuan dasar (Firmansyah dkk,
2016).
3. Formasi Talang Akar
Formasi ini secara umum tersusun oleh litologi berupa shale, batu pasir, batu
lanau, batu gamping, dan batubara. Pada bagian bawah, didominasi oleh perselingan
shale, batubara, dan batu pasir dengan pola agradasi dan semakin ke atas berubah
menjadi perselingan batupasir dan shale. Pada bagian atas, di dominasi oleh
perselingan shale, batu lanau dan batu gamping dengan sisipan batu pasir. Pada
bagian atas juga dijumpai beberapa sisipan shale berwarna hitam, yang mengindikasi
pengendapan pada laut dalam (Agustin dkk, 2017).
4. Formasi Baturaja
Formasi ini secara umum didominasi oleh litologi berupa shale dan batu
gamping. Pada bagian atas dari formasi ini dijumpai beberapa sisipan batu lanau.
Pada daerah ini, Formasi Baturaja memiliki ketebalan 94 meter. Hal ini kemungkinan
disebabkan lingkungan pengendapan Formasi Baturaja pada daerah ini yang sangat
dalam, sehingga sedimen yang berukuran lebih kasar jarang dijumpai (Agustin dkk,
2017).
5. Formasi Gumai
Formasi ini secara umum didominasi oleh litologi berupa shale. Shale yang
tebal dengan beberapa lapisan batu gamping dan batu pasir. Pada bagian bawah,
didominasi oleh perselingan shale dan batu gamping dengan sisipan batupasir.
Semakin kebagian tengah, litologi halus berupa shale dan batu lanau menjadi
semakin dominan, yang mengindikasi terjadinya pendalaman cekungan. Kemudian
pada bagian atas, mulai di dominasi pola regresif yang menghasilkan litologi berupa
4
perselingan shale dan batu lanau dengan sisipan batu pasir dan batu gamping dengan
pola mengkasar keatas. Berdasarkan analisis paleontologi, Formasi ini berumur
Miosen Awal bagian tengah hingga bagian akhir (Agustin dkk, 2017).
6. Formasi Air Bekanat
Formasi ini secara umum hanya memiliki ketebalan 40 meter karena terdapat
pada bagian atas dari sumur. Formasi ini tersusun oleh litologi berupa Batu lempung
dengan sisipan batupasir. Berdasarkan analisis paleontologi, Formasi ini berumur
akhir Miosen Awal atau N8 dengan paleobatimetri Neritik dalam hingga Neritik
Tengah (Agustin dkk, 2017).
7. Formasi Muara Enim
Fase terakhir dari regresi tersier diawali oleh formasi Muara Enim yang
berumur Pliosen. Batuan penyusun utamanya adalah selang seling batupasir, batu
serpih dan semakin bersifat tufaan. Formasi ini diendapkan di lingkungan transisi.
Lithologinya terdiri dari batupasir berselang-seling dengan serpih dan batubara
(Firmansyah dkk, 2016).
8. Formasi Kasai
Terbentuk dari lingkungan pengendapan benua pada Pliosen Atas dan
komposisi batuannya tersusun dari batupasir unconsolidated (Firmansyah dkk,
2016).
6
Kelebihan seismic refleksi yaitu:
a. Pengukuran seismic refleksi menggunakan offset yang lebih kecil.
b. Seismik refleksi lebih mampu melihat struktur yang lebih kompleks.
c. Bawah permukaan dapat tergambar secara langsung dari data terukur
(Sukmono, 1999).
8
BAB III
METODE PELAKSANAAN
4 Penyelesaian laporan
9
BAB IV
PENUTUP
Demikianlah proposal kerja praktek ini saya buat sebagai bahan pertimbangan
bagi Bapak/Ibu untuk dapat memberikan kesempatan kepada saya agar dapat
melaksanakan kerja praktek di instansi Bapak/Ibu. Semoga Bapak/Ibu selaku pihak
instansi dapat mengarahkan serta membimbing saya dalam melaksanakan kerja praktek
ini. Besar harapan saya untuk dapat melaksanakan kerja praktek di Lembaga ini. Saya
menyadari bahwa pada saat pelaksanaan kerja praktek ini akan sedikit mengganggu
kegiatan Lembaga dan untuk itu sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya kepada
kita semua. Atas bantuan dan kerjasama semua pihak yang terkait saya ucapkan terima
kasih.
10
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, Y., Riaviandhi, D., dan Mohammad R., 2016. Sikuen Stratigrafi Formasi
Talang Akar Lapangan “DR”, Sub-cekungan Jambi, Cekungan Sumatera
Selatan. Jurnal Bulletin of Scientific Contribution, 3(14): 263-264.
11