Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS BEBAN PENDINGINAN PADA RUANG PENYIMPANAN

PRODUK PERTANIAN UNTUK SULAWESI UTARA DENGAN


MENGGUNAKAN SISTEM REFRIGERASI BERTINGKAT

Yosua A.P Tondok1), Hengky Luntungan2), Benny Maluegha3)


Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi

ABSTRACT
This research aims to calculate the cooling load in cold storage of some
agricultural products: potatoes, tomatoes, and peppers; to calculate the compressor’s
power that is used on the cold storage with three types of multistage compression
system: two compressors – three evaporators system (type 1), one compressor – three
evaporators system (type 2), and two compressors – one evaporator system (type 3) for
each agricultural products; and to analyze the calculated compressor’s power to
determine the most efficient refrigeration system.
Based on the calculation’s results, it is found that the cooling load of potatoes
is 295.438,28 Btu/hour, tomatoes 247.261,38 Btu/hour, peppers 300.281,36 Btu/hour,
and the total cooling load of the three agricultural products is 841.981,02 Btu/hour.
By using multistage compression system, it is obtained that the compressor’s power of
type 1 is 106,15 hp, type 2 108,55 hp, and the type 3 212,03 hp that consists of type 3a
is 75,55 hp, type 3b 59,44 hp, and type 3c 77,04 hp.

Keywords: cooling load, multistage compression system, compressor’s power

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung beban pendinginan pada ruang
penyimpanan dari beberapa produk pertanian, menghitung besar daya kompresor yang
digunakan dengan sistem refrigerasi bertingkat pada ruang penyimpanan produk
pertanian dengan tiga alternatif tipe sistem refrigerasi bertingkat yaitu sistem dua
kompresor tiga evaporator (tipe 1), sistem satu kompresor tiga evaporator (tipe 2), dan
sistem dua kompresor satu evaporator (tipe 3) untuk produk kentang, tomat, dan cabe
rawit, serta menganalisis hasil daya yang diperoleh dari perhitungan sistem refrigerasi
bertingkat untuk memperoleh sistem refrigerasi yang lebih efisien.
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan, diperoleh besarnya beban
pendinginan pada produk kentang adalah 294.438,28 Btu/jam, tomat 247.261,38
Btu/jam, cabe rawit 300.281,36 Btu/jam, dan total beban pendinginan dari ketiga
produk pertanian sebesar 841.981,02 Btu/jam. Dengan menggunakan sistem refrigerasi
bertingkat diperoleh besar daya kompresor untuk tipe 1 yaitu 106,15 hp, tipe 2 yaitu
108,55 hp, dan tipe 3 yang terdiri dari tipe 3a sebesar 75,55 hp, tipe 3b sebesar 59,44
hp, tipe 3c sebesar 77,04 hp dengan total 212,03 hp.

Kata kunci: Beban Pendinginan, Sistem Refrigrasi Bertingkat, Daya Kompresor

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 82


I. PENDAHULUAN penggunaan energi listrik yang lebih
1.1. Latar Belakang rendah. Sehubungan dengan hal-hal
Agar produk pertanian dapat yang disampaikan sebelumnya, dalam
dimanfaatkan secara maksimal, ruang skripsi ini, akan dilakukan analisis
penyimpanan produk pertanian yang beban pendinginan dari beberapa
baik harus tersedia. Ruang produk pertanian dengan
penyimpanan produk yang baik menggunakan sistem refrigerasi
adalah ruang penyimpanan yang bertingkat. Selain itu, akan diteliti
mampu mempertahankan kesegaran seberapa besar perbedaan konsumsi
produk pertanian untuk waktu yang daya antara sistem refrigerasi
lama dengan konsumsi energi listrik kompresi uap standar dan sistem
yang minimal. Untuk mendapatkan refrigerasi bertingkat.
ruang penyimpanan yang ideal, perlu
diketahui beban pendinginan dari 1.2 Rumusan Masalah
produk-produk pertanian yang akan Rumusan masalah pada
disimpan, sehingga dapat dirancang penelitian ini adalah bagaimana
suatu ruang penyimpanan dengan analisis beban pendinginan pada
kapasitas pendinginan yang sesuai ruang penyimpanan produk pertanian
dengan jenis dan jumlah produk untuk Sulawesi Utara dengan
pertanian yang disimpan. menggunakan sistem refrigerasi
Umumnya, ruang penyimpanan bertingkat.
produk pertanian yang dipakai
menggunakan sistem refrigerasi 1.3 Tujuan Penelitian
kompresi uap standar. Namun, Tujuan penelitian adalah
konsumsi energi listrik dari sistem sebagai berikut:
tersebut masih kurang efisien 1. Mengetahui beban pendinginan
(Gunadarma, 2015). Sistem pada ruang penyimpanan dari
refrigerasi bertingkat, yang beberapa produk pertanian
menggunakan rangkaian dua 2. Menghitung besar daya kompresor
kompresor, mampu menghasilkan yang digunakan dengan sistem
sistem pendinginan yang baik dengan refrigerasi bertingkat pada ruang

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 83


penyimpanan produk pertanian II. LANDASAN TEORI
dengan tiga alternatif tipe sistem 2.1 Beban Pendinginan
refrigerasi bertingkat yaitu : Beban pendinginan adalah
a. Dua kompresor tiga evaporator jumlah panas yang harus dikeluarkan
(tipe 1) dari suatu ruangan untuk menjaga
b. Satu kompresor tiga suhu ruangan tersebut sehingga sesuai
evaporator (tipe 2) dengan yang diinginkan. Besarnya
c. Dua kompresor satu kapasitas pendingin dari suatu mesin
evaporator untuk produk pendingin harus diatasi dalam ruang
pertanian (Tipe 3a, 3b, 3c) pendinginan agar temperatur yang
3. Menganalisis hasil daya yang diinginkan bias tercapai.
diperoleh dari perhitungan sistem 2.1.1 Panas Produk
refrigerasi bertingkat untuk Panas yang harus dipindahkan
memperoleh sistem refrigerasi untuk menurunkan temperatur dari
yang lebih efisien. produk dari t1 ke t2 dapat dihitung
dengan Persamaan (2.1) (Stoecker,
1.4 Batasan Masalah 1992)
𝑡
Penelitian ini dilaksanakan q = m ∫𝑡 2 𝑐 𝑑𝑡 ............. (2.1)
1
dengan batasan masalah sebagai
dimana:
berikut :
q = kapasitas panas (Btu/hr atau
1. produk pertanian yang
Watt)
didinginkan yaitu kentang, tomat,
m = massa produk (lb/hr atau
dan cabe rawit;
kg/jam)
2. lokasi tata letak ruang
c = panas spesifik [Btu/(lb °F) atau
penyimpanan berada di Fakultas
( kJ/kg K)]
Teknik Universitas Sam
t = temperatur produk (°F atau °C)
Ratulangi;
q = m cmean (t1 – t2) ................... (2.2)
3. refrigeran yang digunakan adalah
dimana:
Freon 134a;
q = kapasitas panas (Btu/hr atau
4. kapasitas ruang penyimpanan yang
Watt)
dirancang adalah sebesar 100 ton.
m = massa produk (lb/hr atau
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 84
kg/jam q = U A (total equivalent
2.1.2 Konduksi aliran stedi temperature differential) (2.5)
Penghantaran panas dengan dimana:
konduksi dapat dihitung dengan q = kapasitas panas (Btu/hr
Persamaan (2.3) (Stoecker, 1992) atau Watt)
q = U A (to – ti) ...............(2.3) U = koefisienperpindahan
dimana: panas keseluruhan [Btu/(hr ft2 °F)
q = kapasitas panas (Btu/hr atau atau W/(m2 °C)]
Watt) A = luas (ft2 atau m2)
U = koefisien perpindahan 2.1.4 Peralatan listrik
panas keseluruhan [Btu/(hr ft2 q = (nilai perlengkapan, watt)
°F) atau W/(m2°C)] (faktor pengguna) (faktor
A = luas (ft2 atau m2) keamanan)....(2.6)
to = temperatur rata–rata dari 2.1.5 Penghuni
sekitar (lingkungan) (°F atau °C)
ti = temperatur ruangan yang 2.2 Produk Pertanian
didinginkan (°F atau °C) Suhu kentang setelah dipanen
untuk menghitung nilai U adalah 28,89ºC (84ºF), sedangkan
(Stoecker dkk, 1989) suhu penyimpanan di ruang
1 1 x1 x2 1 pendingin sebesar 7,22ºC (45ºF),
      ..
U f o k1 k 2 fi lama penyimpanan sampai 6 bulan,
(2.4) kelembapan relatif 90% dan panas
dimana: spesifik 0,82 Btu/lb (Bartsch et.al
fo = koefisien film di luar dinding 1990). Suhu tomat setelah dipanen
[Btu/(hr ft2 °F) atau W/(m2 °C)] 23,89ºC (75ºF), suhu penyimpanan di
x = ketebalan material (ft atau m) ruang pendingin 12,78ºC (50 ºF)
k = konduktivitas dari material (Pantastico, 1989), lama
[Btu/(hr ft °F) atau W/(m °C)] penyimpanan 4-5 minggu,
fi = koefisien film di dalam dinding kelembapan relatif 85-90%, dan
[Btu/(hr ft2 °F) atau W/(m2 °C)] panas sepesifik 0,90. Suhu cabe rawit
2.1.3 Konduksi aliran tidak stedi 26ºC (78,8°F), lama penyimpanan 3-

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 85


5 minggu, dan kelembapan relatif 85- 𝑄𝑒,𝐼 +𝑄𝑒,𝐼𝐼
COP = 𝑊𝑐
90% panas spesifik (Pantastico, 1989) 𝑚I (ℎ7 −ℎ5 )+𝑚II (ℎ6 −ℎ4 )
= (𝑚I +𝑚II ) (ℎ2 −ℎ1 )
...... (2.10)
2.3 Sistem Refrigerasi Bertingkat
Sistem refrigerasi bertingkat
adalah sistem refrigerasi yang 2.3.3 Sistem dua kompresor dan
mempunyai dua atau lebih tekanan satu evaporator
sisi rendah. Tekanan sisi rendah (low- Kompresor tersebut yang satu
side pressure) adalah tekanan Massa dari neraca dan energi dari
refrigeran di antara katup ekspansi tangki cetus:
dan saluran masuk kompresor. m7 + m3 = m8 + m4
2.3.1 Sistem satu evaporator dan m7h7 + m3h3= m8h8 + m4h4 ....... (2.11)
satu kompresor Keseimbangan massa dan energi di
Tangki cetus dan intercooler katup ekspansi:
terdapat pada hampir semua sistem m8 = m9 h8 = h9 ....................... (2.12)
refrigerasi bertingkat dan sekarang Keseimbangan massa dan energi di
akan ditinjau dari berbagai kombinasi katup evaporator:
kompresor-evaporator. m9 = m1
2.3.2 Sistem dua evaporator dan Qe = m1 (h1 – h9) ............ (2.13)
satu kompresor Keseimbangan massa dan energi di
Dimana mI dan mII adalah tahap rendah kompresor, kompresor I
aliran massa refrigeran melalui m9 = m1 = mI
evaporator I dan II masing-masing. WI = mI(h2 – h1)........................ (2.14)
Maka dihasilkan pada Persamaan m4 = m5= mII
(2.7) dan (2.8). WII = mII(h5 – h4)............. (2.15)
𝑄𝑒,𝐼 dari persamaan di atas dapat diketahui
mI = (ℎ ………….. (2.7)
7 -ℎ5 )
persamaan untuk tangki cetus.
𝑄
mII = (ℎ 𝑒,𝐼𝐼 .................. (2.8) m7= m4 = mII
-ℎ )
5 4

𝑚I ℎ7 +𝑚II ℎ8 m3= m8= mI


h2= ………. (2.9)
𝑚I +𝑚II
ℎ3−ℎ8
COP dari sistem ini diberikan pada mII = mI [ℎ4−ℎ7]………. (2.16)

Persamaan (2.20)

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 86


𝑒 𝑄 mI (h1-h9)
COP=WI+WII = mI(h2-h1)+mII (h5-h4.) …

(2.17)
2.3.4 Sistem dua kompresor dan dua
evaporator
Daya yang dikeluarkan oleh
kompresor: Kompresor tingkat
𝐵𝑡𝑢
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
(𝑚2) (ℎ2−ℎ1 )
𝑙𝑏𝑓
rendah = 𝐵𝑡𝑢
(42,4 )
ℎ𝑝 𝑚𝑖𝑛 Mulai

Kompresor tingkat tinggi


Studi literatur data produk pertanian
(𝑚3)(ℎ4−ℎ3)
= (42,4 𝐵𝑡𝑢/ℎ𝑝 𝑚𝑖𝑛)
Observasi data perencanaan ruang pendingin

Total daya = daya kompresor tingkat Mencari landasan teori mengenai sistem
refrgerasi bertingkat
rendah + daya kompresor tingkat
tinggi Analisis beban pendinginan

Perhitungan beban pendinginan


III. METODOLOGI
PENELITIAN
Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3a
3.1 Tempat dan Waktu
Tipe 3b
Penelitian Penelitian ini
dilaksanakan di Fakultas Teknik Tipe 3c.

UNSRAT pada bulan Agustus 2016


sampai dengan bulan Januari 2017. Analisis daya kompresor

3.2 Prosedur Penelitian


Selesai
Penelitian ini dilakukan dalam
beberapa tahap, sebagaimana yang
Gambar 3.2 Diagram alir analisis
ditampilkan dalam Gambar 3.1

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 87


IV. PEMBAHASAN total tinggi= 6 m
4.1 Perancangan Ruang 4.1.2 Analisis beban pendinginan
Penyimpanan Kentang produk kentang
4.1.1 Dimensi ruang penyimpanan Beban pendinginan yang
Penentuan peti kemas berdasarkan diperhitungkan dalam perancangan
jumlah karton bahwa 1 peti kemas ruang penyimpnan ini adalah:
terdiri dari 160 karton maka 25 peti a. Beban pendinginan dari produk
kemas x 160 karton = 4000 karton dan q = ṁ c ∆T
4000 karton x 22,6796 kg = 90718,4 dimana;
kg = 90,72 ton. ṁ = 90718,4 kg/hari
1. Ukuran panjang: c = 0,82 Btu/lb.°F
- 5 peti kemas ΔT = (84-45)°F = 39°F
= 5 x 1,36 m = 6,8 m Sehingga:
- jarak antara peti kemas q = 90.718,4 kg/hari x
= 4 x 15 cm = 0,6 m 2,20462262 lb/kg x
- jarak depan = 1,3 m 0,82 Btu/lb.°F x 39°F
- jarak belakang = 0,3 m = 5802451,2 Btu/hari
total panjang = 9 m = 266499,78 Btu/jam
2. Ukuran lebar: b. Beban pendinginan dari
- 5 peti kemas x 1,36 m = 6,8 m bangunan
- jarak antara peti kemas - Beban pendinginan melalui
= 3 x 15 cm = 0,45 m dinding dan pintu (q1) dapat
- jarak kanan kiri dihitung:
= 2 x 30 cm= 60 cm 0,6 m q1 = U A (t0 – t1)
- tempat pengambilan barang dimana:
= 2,15 m U = koefisien perpindahan kalor
total panjang = 10 m A= luas permukaan dinding dan
3. Ukuran tinggi: pintu = 2 x (9 x 4) + 2 x (10 x
- tinggi peti kemas = 3,4 m 4) = 72 + 80 = 152 m2 =
- jarak antara peti kemas dan 1 636,11 ft2
atap = 2,6 m

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 88


t0 = temperatur udara luar = dimana:
31°C (87,8°F) U =koefisien
t1 = temperatur ruang perpindahan kalor
penyimpanan = 7,22°C (45°F) A = luas permukaan lantai = 9 x 10 =
1 90 m2 = 968,75 ft2
U = 1 𝑥1 𝑥2 1
+ + ….+
𝑓𝑖 𝑘1 𝑘2 𝑓𝑜
t0 = temperatur udara luar
1
= 1 4,7 4,0 1 = 31°C (87,8°F)
+ + +
6,0 5,0 0,17 1,65

Btu t1 = temperatur ruang penyimpanan


= 0,03962 2
ft . °F . Jam
= 7,22°C (45°F)
q1 = (0,03962) (1636,11) Btu
U = 0,03561
(42,8) ft2 . °F . Jam

= 2774,41 Btu/jam q3 = 0,03561 (968,75) (42,8)


= 1476,48 Btu/jam
- Beban pendinginan melalui atap
Sehingga total beban
(q2) dapat dihitung: q2
pendinginan melalui bangunan:
= U A (t0 – t1)
qbangunan = q1 + q2 + q3
dimana:
= 2774,41+1579,30+ 1476,48
U = koefisien perpindahan kalor
= 5830,19 Btu/jam
A = luas permukaan atap = 9 x 10
c. Beban yang berasal dari dalam
= 90 m2 = 968,75 ft2
ruang penyimpanan (beban
t0 = temperatur udara luar
internal)
= 31°C (87,8°F)
t1 = temperatur ruang penyimpanan - Beban dari pekerja

= 7,22°C (45°F) (3 orang) (950 Btu/jam)


Btu = 2.850 Btu/jam
U = 0,03809 2
ft . °F . Jam
Dengan waktu loading 1,5
q2 = 0,03809 (968,75) (42,8)
jam/hari beban menjadi,
= 1579,30 Btu/jam
(2850 Btu/jam) (1,5/24)
- Beban pendinginan melalui
= 178 Btu/jam
lantai (q3) dapat dihitung
Dengan fRT sebesar 1,2 beban
dengan Persamaan (2.3)
menjadi, (178 Btu/jam) . (1,2)
sebagai berikut:
= 214 Btu/jam
q3 = U A (t0 – t1)
- Beban dari lampu
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 89
(6 buah) (40 watt/buah) (3,41 = 3.198,8 Btu/jam
Btu - Fan
), = 818,4 Btu/jam (20 %
(jam . watt)
500
= 1,2) (3) (1000 kW) (3415 Btu/jam.

(1,2) . (818,4 Btu/jam) kW) = 5.122,5 Btu/jam


= 982,1 Btu/jam Dengan fRT sebesar 1,2 beban
(982,1 Btu/jam) (1,5/24) menjadi,
= 61,38 Btu/jam (5122,5 Btu/jam) . (1,2)
Dengan fRT sebesar 1,2 beban = 6.147 Btu/jam
menjadi, d. Beban pendinginan akibat
(61,38 Btu/jam) . (1,2) pergantian udara.
= 73,66 Btu/jam qpu = 5812,51 ft3 x 5,0/24 jam x
- Beban dari Forklift 1,54 Btu/cu.ft (Stoecker, 1992)
Diasumsikan forklift yang = 1.864,85 Btu/jam
digunakan dengan daya
sebesar 41,4255 Hp. Maka Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Beban
beban dari forklift : Pendinginan Produk Kentang
Btu Macam Beban Besar
(41,4255 Hp) (3415 (jam . watt) )
Pendinginan Beban
= 141.468 Btu/jam (Btu/jam)
Beban 5.830,19
(141468 Btu/jam) (1,5/24) pendinginan
= 8.842 Btu/jam produk 266.499,78
Rembesan panas
(8842 Btu/jam) . (1,2) dari gedung
= 10.610 Btu/jam Beban dari
internal (ruang 214,00
- Pemanas Listrik penyimpanan): 73,66
Btu/jam a. pekerja 10.610,00
(3) (6000 watt) (3,412 )
watt b. lampu 3.198,80
= 61.416 Btu/jam c. forklift
d. pemanas 6.147,00
(61416 Btu/jam) (1/24) listrik 1.864,85
= 2.559 Btu/jam e. fan
Beban
Dengan fRT sebesar pendinginan
1,2 beban menjadi, akibat pergantian
udara
(2559 Btu/jam) . (1,2) Total = 294.438,28
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 90
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Beban Tabel 4.4 Total Beban Pendinginan
Pendinginan Produk Tomat Keseluruhan (Kentang, Tomat,dan
Macam Beban Besar Beban Cabe Rawit) 1 ton refrigerasi =
Pendinginan (Btu/jam)
12.000 Btu/jam
Beban 212.057,14
pendinginan dari Beban
produk Rembesan 9.352,37 Produk Pendinginan
panas dari gedung (Btu/jam)
Beban dari Kentang 294.438,28 =
internal (ruang 24,54 TR
penyimpanan): 214,00 Tomat 247.261,38 =
a. pekerja 20,61 TR
b. lampu 73,66 Cabe Rawit 300.281,36 =
c. forklift 10.610,00 25,02 TR
d. pemanas 3.198,80 Total= 841.981,02
listrik 6.147,00
e. fan 5.608,41
Beban 4.2 Dua Kompresor dan Tiga
pendinginan Evaporator:
akibat pergantian
udra Beban pendinginan kentang
Total = 247.261,38 = 24,54 TR (45°F)
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Beban
Beban pendinginan tomat
Pendinginan Produk Cabe Rawit
= 20,61 TR (50°F)
Macam Beban Besar
Beban pendinginan cabe rawit
Pendinginan Beban
(Btu/jam) = 25,02 TR (45°F)
Beban pendinginan 262.893,31
produk
Rembesan panas 10.482,48
dari gedung
Beban dari internal
(ruang
penyimpanan):
a. pekerja 214,00
b. lampu 73,66
c. forklift 1.0610,00
Gambar 4.1 Diagram p – h sistem dua
d. pemanas listrik 3.198,80 kompresor tiga evaporator
e. fan 6.147,00
Beban pendinginan 662,11
akibat pergantian
udara
Total = 300.281,36
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 91
m5 (51,47) + 4122 + (60,76) (120)
= m3 (108,74) + (60,76) (27,28)
m5 (51,47) + 11413 = m3 (108,74)
+ 1657,53
Gambar 4.2 Sistem dua kompresor tiga -m3 57,27 = - 9755,67
evaporator 9755,67
m3 = 57,27

= 170,40 lb/min
h1 = hg pada 45°F (108,06 Btu/lb)
Daya yang diperlukan kompresor:
h2 = h pada 60,125 psia = kompresi
Kompresor tingkat rendah
isentropik (120 Btu/lb)
(60,76) (120−108,06)
h3 = hg = 50°F (108,74 Btu/lb) = 42,4 Btu/(hp.min)

h4 = 185,82 psia = kompresi = 12,67 hp


isentropik (132 Btu/lb) Kompresor tingkat tinggi
h5 = hf pada 120°F (51,47 Btu/lb) (m3)(h4-h3)
= 42,4 Btu/(hp.min)
h6 = h5 (51,47 Btu/lb) (170,40 lb/min) (132-108,74)
=
h7 = hf pada 50°F (27,28 Btu/lb) 42,4 Btu/(hp.min)

h8 = h7 (27,27 Btu/lb) = 93,48 hp


h9 = (109,06 Btu/lb) Total daya kompresor
h10 = (27,28 Btu/lb) = 12,67 hp + 93,48 hp
Perhitungan: = 106,15 hp
24,54 ton (200 Btu/(min)(ton)
m1 = h1-h10
4908
4.3 Satu Kompresor dan Tiga
= 108,06−27,28
Evaporator:
= 60,76 lb/min Beban pendinginan kentang
m1 = m2 = m7 = m8 = m10 = 60,76 = 24,54 TR (45°F)
lb/min Beban pendinginan tomat
- Keseimbangan kalor: = 20,61 TR (50°F)
m5h5 + 4122+ m2h2 = m3h3 + m7h7 Beban pendinginan cabe rawit
m2 = m7 = 60,76 lb/min = 25,02 TR (45°F)
m5 = m3 Nilai evaporator I = 24,54 TR (200
maka: Btu/(min (ton) = 4908

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 92


Qe,II = 25,02 (200) = 5004 4.5 Dua Kompresor dan Satu
QeIII = 20,61 (200) = 4122 Evaporator (Produk Tomat)
Qe,I 4908 Beban pendinginan pada tomat
m1 = h11-h8 = 108,06-25,66 Btu/lb
= 20,61 TR (50°F)
= 59,56 lb/min
5004
Kompresor tingkat rendah
m2 = 108,06−25,66 Btu/lb lb
(57,97 ) (125 -108,74 )
min
= Btu
= 60,73 lb/min 42,4
hp
(min)
Qe,III
m3 = h9−h4 = 22,23 hp
4122
= 108,74−51,47 Kompresor tingkat tinggi
lb
(82,48 )(ℎ4−ℎ3)
min
= 71,97 lb / min = Btu
42,4 (min)
hp
mtotal = m1 + m2 + m3 lb
(82,48 )(132− 112,87)
min
= 59,56 lb/min + 60,73 lb/min + = Btu
42,4 (min)
hp
71,97 lb/min
= 37,21 hp
= 192,26 lb/min
Total daya kompresor = 22,23 hp +
Daya yang diperlukan kompresor:
37,21 hp = 59,44 hp
= [ 192,26 (h2-h1) / 42,4)]
= [ 192,26 (132 – 108,06) / 42,4)]
4.6 Dua Kompresor dan Satu
= 108,55 hp
Evaporator (Produk Cabe Rawit)
Cabe rawit = 25,02 TR (45°F)
4.4 Dua Kompresor dan Satu
Kompresor tingkat rendah
Evaporator (Produk Kentang) lb
(70,62 ) (126 - 108,06)
min
Beban pendinginan kentang = Btu = 29,88 hp
42,4 (min)
hp
= 24,54 TR (45°F)
Kompresor tingkat tinggi
Kompresor tingkat rendah lb
(102,70 )(ℎ4−ℎ3)
lb min
(69,26 ) (126 - 108,06) = Btu
= min
= 29,30 hp 42,4 (min)
Btu hp
42,4 (min)
hp
(102,70 lb/min) (132−112,53 Btu/lb)
=
Kompresor tingkat tinggi 42,4 Btu/hp(min)

= 47,16 hp
lb
(100,73 )(h4−h3)
= min
Btu
Total daya kompresor = 29,88 hp +
42,4 (min)
hp
47,16 hp = 77,04 hp

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 93


Tabel 4.8 menunjukkan daya tipe 2 dengan selisih perbedaan 2,4 hp
kompresor dari ketiga tipe variasi sedangkan tipe 3 yaitu 3a. didapatkan
kompresor, evaporator yang telah sebesar 75,55 hp, tipe 3b. didapatkan
dihitung sebelumnya. sebesar 59,44 hp, dan tipe 3c. sebesar
Besa 77,04 hp dengan total daya adalah
Ti Sistem r
Total 212,03 hp selisih beda yang
pe Pendingin Day
a didapatkan dengan tipe satu dan dua
Bertingkat 2 12,6 sangat jauh atau dengan kata lain daya
Kompresor 7 hp
1 106,15 hp yang digunakan untuk tipe 3 jauh
dan 3 93,4
Evaporator 8 hp lebih besar.
Bertingkat 1
108, Dalam tinjauan selanjutnya
Kompresor
2 55 108,55 hp
dan 3 dapat dilihat bahwa selisih perbedaan
hp
Evaporator
3a. 29,3 daya pada tipe 1 dan tipe 2
Bertingkat 0 hp berdasarkan persentase adalah sekitar
dua
kompresor 75,5 2,4% saja sehingga dapat dikatakan
dan satu 46,2 5 hp 21 hampir sama sehingga faktor
evaporator 5 hp 2,0
produk 3 ekomonis menjadi pertimbangan
kentang hp selanjutnya untuk memilih tipe mana
3b. 22,2
Bertingkat yang lebih baik , untuk tipe 2
3 hp
dua pertimbanganya adalah peralatan
59,4
3 kompresor
4 hp yang digunakan lebih sederhana
dan satu 37,2
evaporator 1 hp
Karena hanya membutuhkan satu
produk tomat
3c. kompresor sehingga otomatis biaya
29,8
Bertingkat 8 hp pembelian dan perawatan jauh lebih
dua
kompresor 77,0 murah. Untuk tipe 1 memberikan
dan satu 47,1 4 hp keuntungan dari segi produksi karena
evaporator 6 hp
produk cabe produksi bisa jalan meskipun salah
rawit satu kompresor rusak (dengan cara
mengurangi jumlah produk yang
Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa
didinginkan).
dari segi daya maka diperoleh tipe 1
lebih efisien dibandingkan dengan
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 94
V. PENUTUP Penelitian seperti ini dapat dilakukan
5.1 Kesimpulan untuk produk-produk pertanian yang
1. Dari analisis beban pendinginan berbeda, kapasitas ruang
menggunakan produk pertanian penyimpanan yang berbeda, maupun
dapat diketahui besar beban kombinasi evaporator – kompresor
pendinginan yang digunakan dari yang berbeda dalam sistem
ketiga produk pertanian andalan refrrigerasi bertingkat.
Sulawesi Utara yaitu produk
kentang sebesar 294.438,28 DAFTAR PUSTAKA
Btu/jam, tomat sebesar Abdul, R.A. 2013. Perancangan
247.261,38 Btu/jam, dan cabe Gudang Pendingin Untuk
rawit 300.281,36 Btu/jam. Total Komoditas Kentang. Jambi:
dari ketiga produk yaitu Balai Pelatihan Pertanian.
841.981,02 Btu/jam. Anonimous. Multi evaporator and
2. Dengan menggunakan refrigerasi multi compression refrigeration
bertingkat maka hasil yang didapat system
yaitu Dossat, R.J. 1971. Principles of
Didapatkan menggunakan tipe 1 Refrigeration.Texas
sebesar 106,15 hp, tipe 2 sebesar Grafik Refrigeran 134a
108,55 hp, dan tipe 3 yaitu tipe 3a https://www.google.co.id/search?q=g
sebesar 75,55 hp, tipe 3b sebesar rafik+refrigerant+r134a&biw
59,44 hp, tipe 3c sebesar 77,04 hp (diakses tanggal 27 Agustus
dengan total 212,03 hp. 2016)
3. Sistem refrigerasi bertingkat tipe 1 Gunadarma, 2012. Ruang
lebih efisisen dibandingkan Penyimpanan. Jakarta: Erlangga.
dengan tipe 2 dengan selisih 2,4 Flores, A.R. 1992. Storage
hp dan menggunakan tipe 3 yaitu Construction fruits and
tipe 3a, tipe 3b, tipe 3c pemakaian Vegetables
daya jauh lebih besar. Holtikultura Sulawesi Utara
5.2 Saran

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 95


http://sulut.bps.go.id/linkTabelStatis/ Gedung Utama Politeknik Negeri
view/id/74 (diakses 25 Agustus Hokseumav
2016).
King, G. R. 1971. Modern
Refrigeration Practice. New
Delhi: Mc Graw-Hill, Inc.
Murtono, A, Kalangi, P.N.I , dan
Kaparang F.E.2015. Analisis
Beban Pendinginan Cold Storage
PT. Sari Tuna Makmur
Aertembaga Bitung, Sulawesi
Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Perikanan Tangkap, Vol 2, No 2,
halaman 89-93Pantastico, ER,B.
1989. Fisiologi Pasca Panen.
Gajah Mada
Rahmat, M.R. 2015. Perancangan
Cold Storage Untuk Produk
Reagen.Jurnal ilmiah Teknik
Mesin, Vol 3, No 1.
Stoecker, W.F. 1992. Refrigeration
and Air Conditioning. New
Delhi: Mc Graw-Hill, Inc
Stoecker, W.F, Jones. J.W, Hara.
S.1989. Refrigerasi Dan
Pengkondisian Udara Edisi II.
Jakarta: Erlangga.
Syamsuar. 2012. Analisis Beban
Pendinginan Tata Udara (STU)
Ruang Auditorium Lantai III

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 96

Anda mungkin juga menyukai