Anda di halaman 1dari 2

RINGKASAN

STUDI PENGGUNAAN KOMBINASI INSULIN DAN ORAL ANTI


DIABETIK (OAD) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
(Penelitian Dilakukan di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo)
Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik kronik yang
ditandai dengan adanya hiperglikemia yang berhubungan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak, protein yang disebabkan defek insulin,
sensitivitas insulin atau keduanya. Data dari IDF (International Diabetes
Federation) pada tahun 2011 penderita diabetes melitus mencapai 366 juta jiwa,
jika tidak ada tindakan yang dilakukan maka kemungkinan jumlah tersebut akan
meningkat pada tahun 2030 menjadi 552 juta jiwa. Penyebab diabetes tipe 2
adalah multifaktorial dan mencakup baik unsur genetik dan lingkungan yang
mempengaruhi fungsi sel beta dan jaringan (otot, hati, jaringan adiposa, pankreas)
sensitivitas insulin.
Dengan memahami tata laksana DM tipe 2, maka dapat dipahami bahwa
yang menjadi dasar utama adalah gaya hidup sehat salah satu cara untuk jangka
pendek menghilangkan keluhan atau gejala, mempertahankan rasa nyaman dan
tercapainya target pengendalian glukosa darah, sedangkan sebagai tujuan jangka
panjang adalah untuk mencegah dan menghambat terjadinya komplikasi. Terapi
farmakologi diabetes melitus berupa insulin atau terapi oral anti diabetik (OAD)
maupun kombinasi keduanya. Berdasarkan mekanisme kerjanya oral anti diabetik
(OAD) dapat dibagi menjadi lima golongan: (1) Pemacu sekresi insulin (insulin
secretagogue): Sulfonilurea dan Glinid. (2) Peningkat sensitivitas terhadap
insulin: Metformin dan Tiazolidindion. (3) Penghambat absorpsi glukosa:
Penghambat Glukosidase Alfa. (4) Penghambat DPP-IV menghambat kerja enzim
DPP-IV sehingga GLP-1 (Glucose Like Peptide-1) tetap dalam konsentrasi yang
tinggi dalam bentuk aktif. (5) Penghambat SGLT-2 menghambat reabsorpsi
glukosa di tubuli distal ginjal dengan cara menghambat transporter glukosa
SGLT-2 (Sodium Glucose Co-transporter 2). Sedangkan pada insulin dibagi
dalam cara kerjanya yaitu rapid-acting, short-acting, intermediate-acting, long-
acting dan ultra long-acting.
Tujuan penelitian ini untuk mengamati pola penggunaan kombinasi insulin
dan OAD pada pasien diabetes melitus tipe 2 di instalasi rawat inap RSUD dr.
Abdoer Rahem Situbondo.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif retrospektif
dengan kriteria inklusi adalah penderita DM tipe 2 pada rawat inap dengan
penggunaan kombinasi insulin dan OAD dengan kondisi sembuh dan ada
perbaikan yang dirawat dalam periode Januari 2016 – Februari 2017.
Berdasarkan hasil penelitian, data RMK yang memenuhi kriteria inklusi
sebanyak 17 pasien. Data demografi pasien terkait jenis kelamin menunjukkan
bahwa pasien perempuan yang didiagnosis DM tipe 2 lebih besar (65%) daripada
pasien laki-laki (35%). Pada demografi usia menunjukkan bahwa pasien dengan
diagnosis DM tipe 2 yang terbanyak adalah pasien dengan rentang usia 51 – 60
tahun sebesar 70% dimana masing-masing pasien laki-laki (29%) dan perempuan
(41%). Pasien yang dirawat inap dengan diagnosis DM tipe 2 kebanyakan pasien
dengan status BPJS (82%).

vi
Kombinasu insulin dan OAD dengan pola kombinasi dua pada 12 pasien
(70%) yaitu kombinasi insulin glargine (lantus) 0-0-16 IU + metformin
(3x500mg) PO sebanyak 6 pasien (35%); insulin detemir (levemir) 0-0-10 IU +
glikuidon (1x30mg) PO sebanyak 4 pasien (23%); insulin humalog mix 11-0-11
IU + metformin (2x500mg) PO serta insulin glulisin (apidra) 8-8-8 IU +
metformin (3x500mg) PO sebanyak 2 pasien (12%).
Penggunaan insulin, salah satu contohnya insulin glargine (lantus) adalah
untuk meregulasi metabolisme glukosa. Insulin dan analognya menurunkan kadar
glukosa darah dengan cara menstimulasi pengambilan glukosa perifer, terutama
oleh otot rangka dan lemak, dan dengan menghambat produksi glukosa hepatik
dengan dikombinasikan metformin maka mempunyai beberapa efek terapi antara
lain mencapai kontrol glikemik serta menurunkan kadar A1C secara signifikan.
Selain itu metformin juga dapat menurunkan berat badan dan juga proteksi
komplikasi kardiovaskuler karena pada tatalaksana diabetes melitus tipe 2 bukan
hanya ditujukan pada kendali glikemik saja tetapi juga terhadap proteksi
komplikasi akibat diabetes melitus.
Kombinasi insulin dan OAD dengan pola kombinasi tiga pada 5 pasien
(30%) yaitu kombinasi insulin aspart (novorapid) 8-8-8 IU + glimepiride (1x1mg)
PO + metformin (3x500mg) PO dan isnulin aspart (novorapid) 4-4-4 IU +
glikazida (glucodex) (2x80mg) PO + metformin (3x500mg) PO sebanyak 2 pasien
(12%); insulin glulisin (apidra) 8-8-8 IU + insulin glargine (lantus) 0-0-15 IU +
pioglitazone (deculin) (1x15mg) PO sebanyak 1 pasien (6%); insulin detemir
(levemir) 0-0-10 IU + glimepiride (1x3mg) PO + pioglitazone (deculin) (1x15mg)
PO sebanyak 1 pasien (6%); insulin detemir (levemir) 0-0-13 IU + glimepiride
(1x1mg) PO + metformin (2x500mg) PO sebanyak 1 pasien (6%).

vii

Anda mungkin juga menyukai