Anda di halaman 1dari 19

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Interferometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang
gelombang atau perubahan panjang gelombang dengan ketelitian yang sangat
tinggi berdasarkan penentuan garis-garis interferensi. A.Michelson mendesain
sebuah interferometer yang bertujuan untuk membuktikan adanya ether, dimana
setiap ether ini merupakan medium yang digunakan untuk penjalaran cahaya,
tetapi tidak terbukti. Seiring dengan perkembangan, interferometer Michelson
dipergunakan untuk menemukan panjang gelombang cahaya, menentukan jarak
yang sangat pendek serta untuk mengamati medium optik.
Percobaan ini dilakukan dengan meletakkan movable mirror dan Adjustable
mirror secara pararel. Dengan posisi seperti itu , akan terjadi perbedaan lintasan
dari cahaya yang masuk melewati lens 1,8 nm tersebut yang diakibatkan oleh
pola reflektansi dan tranmisivitas cahaya yang melewati kedua mirror tersebut.
Selanjutnya, perbedaan lintasan ini akan menyebabkan adanya fase dan
penguatan fase (interferensi) yang selanjutnya menyebabkan munculnya pola-
pola pada frinji.
Pada perkembangan selanjutnya, interfometer Febry-Perot tidak hanya dapat
digunakan untuk memberikan efek smooth pada pola interferensi frinji
dibandingkan interferometer Michelson akan tetapi dapat pula digunakan dalam
penentuan sifat-sifat gelombang lebih lanjut, misalnya dalam penentuan panjang
gelombang cahya tertentu , pola penguat interferensi yang terjadi, dan
sesebagainya. Sehingga mengingat nilai guna dari eksperimen ini yang
sedemikian luasnya, maka percobaan ini menjadi penting untuk dilakukan.
2

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang digunakan pada eksperimen Interferometer Febry-
perot adalah :
1. Bagaimana pengaruh pergeseran cermin/movable mirror (dm) terhadap
perubahan jumlah frinji (N)?
2. Bagaimana perbandingan nilai k yang didapatkan dari grafik (k1) dan nilai k
perhitungan (k2)?
3. Bagaimana grafik hubungan antara jumlah frinji (N) terhadap pergeseran
movable mirror (dm)?

1.3 Tujuan
Tujuan yang diperoleh dari praktikum Interferometer Febry-Perot yaitu
sebagai berikut :
1. Menentukan pengaruh pergeseran cermin/movable mirror (dm) terhadap
perubahan jumlah frinji (N).
2. Menentukan perbandingan nilai k yang didapatkan dari grafik (k1) dan nilai
k perhitungan (k2).
3. Menentukan grafik hubungan antara jumlah frinji (N) terhadap pergeseran
movable mirror (dm).

1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum Interferometer Febry-Perot antara lain adalah pada
aplikasi alat alat instrumentasi. Contohnya dapat digunakan untuk mendeteksi
gelombang gravitasi sebagai inti spektroskopi dari transformasi fourier, sebagai
instrumen nulling yang digunakan untuk mendeteksi planet disekitar bintang
bintang terdekat, digunakan pada OCT (Optical Coherence Tomography).
3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Interferensi


Tahun 1881, A.A Michelson membangun atau merancang suatu alat yang
disebut dengan Interferometer berdasarkan pada prinsip dari peralatan Young.
Alat interferometer ini akan digunakan untuk menguji keberadaan ater, yaitu
sebuat media hipotetik yang dianggap medium perambatan cahaya. Bersama
dengan Merley, percoban Michelson berhasil menunjukkan bahwa hipotesis eter
tidak dapat diterima. Pengamatan Young menegaskan sebuah bukti penting
bahwa cahaya pada hakikatnya merupakan sebuah gelombang atau dikenal
dengan nama prinsip Huygens (Tippler, 1991).
Michelson melihat bahwa interferometer dapat digunakan untuk menuntukan
panjang meter standar untuk panjang gelombang tertentu. Pada tahun 1960,
standar itu dipilih sebagai garis jingga tertentu pada spektrumkripton-86 (atom
krypton dengan masa atom 86). Pengukuran yang teliti dari meter Standar yang
lama ( jarak antara dua tanda platinum-iridium yang disimpan diparis) dilakukan
untuk menentukan 1 meter sebesar 1.650.763,73 panjang gelombang cahaya ini,
yang didefinisikan sebagai meter. Pada tahun 1963, meter didefinisikan kembali
dalam laju cahaya( Giancoli. 2001).

2.2 Interferensi
Interferensi gelombang merupakan perpaduan antara dua gelombang atau
lebih pada suatu daerah tertentu pada saat yang bersamaan. Interferensi dua
gelombang yang mempunyai frekuensi, amplitudo dan arah getaran sama yang
merambat menurut garis lurus dengan kecepatan yang sama tetapi berlawanan
arahnya, menghasilkan gelombang stasioner atau gelombang diam. Interferensi
desdruktif (saling meniadakan) terjadi bila gelombang gelombang yang
mengambil bagian dalam interferensi memiliki fase berlawanan. Sedangkan
interferensi konstruktif (saling menguatkan) terjadi jika gelombang- gelombang
4

yang mengambil bagian dalam interferensi memiliki fase yang sama. Interferensi
konstruktif bisa disebut juga dengan superposisi gelombang (Bahrudin, 2006).
Salah satu alat yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi pola
interferensi tersebut adalah interferometer. Alat ini dapat dipergunakan untuk
mengukur panjang gelombang atau perubahan panjang gelombang dengan
ketelitian yang sangat tinggi berdasarkan penentuan garis garis interferensi.
Walaupun pada awal mula dibuatnya alat ini digunakan untuk membuktikan ada
tidaknya eter (Halliday, 1994).

2.3 Interferensi Febry Perot


Percobaan interferometer Febry-Perot pertama kali dilakukan pada akhir abad
ke-19 tepatnya pada tahun 1999 oleh C. Febry dan A. Percobaan interferometer
Febry-Perot menggambarkan perbaikan dari interferometer Michelson.
Percobaan interferometer Michelson digunakan pemisah berkas atau beam
splitter, sedangkan pada percobaan interferometer Febry-Perot tidak
menggunakan pemisah berkas atau beam splitter. Dibandingkan dengan
interferometer Michelson, desain atau rangkaian percobaan Interferometer Febry-
Perot menggunakan bidang permukaan yang keduanya membiaskan hanya
sebagian dari cahaya. Hal ini memungkinkan adanya banyak sinar yang akan
menciptakan pola interferensi (Beisher, 1992).
Interferometer Febry-Perot adalah piranti optik untuk menghasilkan satu
frekuensi atau panjang gelombang tertentu (monokromatik). Febry-Perot terdiri
dari dua cermin dilektrik yang dipasang sangat dekat dimana gelombang/cahaya
mengalami multi pemantulan dan transmisi. Dua buah plat kaca dipisahkan oleh
sebuah jarak d yang mempunyai sifat untuk memantulkan pada permukaannya.
Gelombang keluar dari plat setelah mengalami banyak refleksi selanjutnya
dikumpulkan oleh lensa dan gambar dapat diobservasi pada sebuah layar.
Keakurasian sebuah interferometer dapat mengukur panjang gelombang dari
cahaya yang disebut chromatic resolving power (Zemansky, 1994)
5

Gambar 2.1 Skema sederhana Interferometer Febry-Perot


(Sumber : Hariharan, 2007)
Prinsip reflektansi dan transmisivitas pada eksperimen Interferometer Febry-
Perot ini dapat dijelaskan sebagai berikut: sinar dikirim mundur maju melalui gas
beberapa kali oleh sepasang cermin sejajar, sehingga seperti merangsang emisi
berdasarkan sebanyak mungkin atom yang tereksitasi. Salah satu cermin itu
adalah tembus cahaya sebagian, sehingga sebagian dari berkas sinar itu muncul
sebagai berkas sinar ke luar. (Zemansky, 1994)
Menurut Tippler (1991), besar panjang gelombang cahaya dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
2𝑑𝑚
𝜆= (2.1)
𝑁

dan besarnya nilai tetapan kalibrasi (k) adalah sebagai berikut :

𝑁𝜆
𝑘 = 2𝑑̅𝑚 (2.2)

karena nilai k harus sama dengan satu supaya gerakan dari cermin adalah juga
gerakan mikrometer maka pengukuran dari suatu panjang gelombang sumber
dengan rusmus :

2𝑘𝑑𝑚
𝜆= (2.3)
𝑁
6

BAB 3 METODELOGI

Metode eksperimen adalah cara penyajian dengan suatu percobaan, disebut


juga sebagai tahapan-tahapan sistematis dalam melakukan eksperimen seperti
rancangan eksperimen, jenis dan sumber data eksperimen, definisi operasional
variabel dan skala pengukuran, metode analisis data, kerangka pemecahan
masalah dan prosedur eksperimen.
3.1 Rancangan Eksperimen
Eksperimen Interferometer Febry Perot dilakukan pada hari Senin, tanggal
09 April 2018 pukul 12.30 – 14.10 WIB dan bertempat di Laboratorium Fisika
Modern Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Jember. Secara garis besar, skema dari rancangan kegiatan
eksperimen ditampilkan dalam bentuk diagram alir seperti gambar dibawah ini :
Identifikasi Permasalahan

Kajian Pustaka

Variabel Penelitian

Kegiatan Eksperimen

Data

Analisa

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Eksperimen


7

Langkah awal untuk melakukan eksperimen Interferometer Febry Perot yaitu


melakukan identifikasi permasalahan terkait Interferometer Febry Perot tersebut.
Selanjutnya melakukan kajian pustaka mengenai cara pengukuran Interferometer
Febry Perot menggunakan laser He-Ne. Melalui kajian pustaka ini, peneliti
mengumpulkan sumber- sumber data. Selain itu dilakukan pula operasional pada
variabel- variabel. Kemudian akan diperoleh hasil berupa angka yang kemudian
akan di analisis, yang mana hasil analisis tersebut akan didapatkan kesimpulan
berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan.

3.2 Jenis dan Sumber Data Eksperimen


Jenis penelitian yang digunakan berdasarkan tujuan adalah penelitian murni.
Penelitian murni diarahkan pada pengujian teori dengan hanya sedikit atau
bahkan tanpa menghubungkan hasilnya dengan kepentingan praktikum.
Penelitian ini memberikan sumbangan besar terhadap pengembangan dan
pengujian teori teori. Bertolak dari suatu teori penelitian dasar diarahkan untuk
mengetahui, menjelaskan dan memprediksi fenomena-fenomena alam.
Sedangkan penelitian menurut metode termasuk kedalam penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara
ketat. Data pengamatan yang diambil selama percobaan dilakukan berupa data
kuantitas yang berupa besarnya tetapan kalibrasi (k) Interferometer Febry Perot
menggunakan laser He-Ne.

3.3 Variabel Eksperimen dan Skala Pengukuran


3.3.1 Variabel Eksperimen
Terdapat 3 macam operasional variabel yang digunakan dalam kegiatan
eksperimen ini, yaitu :
1. Variabel bebas pada percobaan Interferometer Febry Perot untuk set data
pertama adalah jumlah frinji.
8

2. Variabel terikat pada percobaan Interferometer Febry Perot adalah besar


pergeseran pada mikrometer.
3. Variabel kontrol pada percobaan Interferometer Febry Perot adalah
besarnya tetapan kalibrasi.
3.3.2 Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan pada eksperimen Interferometer Febry
Perot adalah:

∑(𝑑𝑚1−𝑑𝑚) ̅ 2
∆𝑑̅𝑚 = √ 𝑛(𝑛−1)

𝑁𝜆
𝑘=
2𝑑̅𝑚
̅ )2
∑(𝑘1−𝑘
∆𝑘 = √ 𝑛(𝑛−1)

maka

𝑛 𝑛 𝑛
1
𝜎𝑦 = ∆𝑦√ (∑ 𝑦𝑖 2 − 𝐴 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − 𝐵 ∑ 𝑦𝑖 )
𝑛−2
𝑛−2 𝑖=1 𝑖=1

𝜎𝑦𝑛1/2
𝜎𝑚 = ∆𝑚. 𝜎𝐴 =
(𝑛 ∑ 𝑥 2 𝑖 − (∑ 𝑥𝑖)2 )1/2

𝑛
1
𝜎𝑐 = ∆𝑐 = 𝜎𝐵 = 𝜎𝐴√ ∑ 𝑥𝑖 2
𝑛
𝑖=1

dimana
2𝑑𝑚
𝑥𝑖 =
𝜆
𝑦𝑖 = 𝑁 (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑟𝑖𝑛𝑗𝑖)
sehingga
(𝑦 ± 𝜎𝑦) = (𝐴 ± 𝜎𝐴)𝑥 + (𝐵 ± 𝜎𝐵)
= (𝑚 ± 𝜎𝑚)𝑥 + (𝑐 ± 𝜎𝑐)
9

3.4 Kerangka Pemecahan Masalah


Kerangka pemecahan masalah pada eksperimen Interferometer Febry Perot
yaitu:

Mulai

Penyusunan Peralatan

Laser He-Ne diposisikan

Jumlah frinji divariasikan

Pola interferferensi, jarak


mikrometer

Pengukuran

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Kegiatan Eksperimen Interferometer Febry Perot


1.4.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada eksperimen Interferometer Febry Perot
sebagai berikut :
1. Meja interferometer (precision interferometer, OS-9255A), berfungsi
sebagai tempat meletakkan peralatan interferometer.
2. Sumber laser He-Ne (OS-9171), berfungsi sebagai sumber cahaya yang
digunakan selama percobaan.
10

3. Bangku laser (OS-9172), berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan laser


He-Ne..
4. Perlengkapan interferometer:
a. Movable Mirror sebagai transmisi berkas menuju pemisah berkas dan dari
pemisah berkas.
b. Adjustable Mirror sebagai perefleksi berkas menuju pemisah berkas dan dari
pemisah berkas.
c. Convex Lens 18 nm sebagai pemfokus serta penyebar berkas cahaya yang
berasal dari sumber cahaya.
1.4.1 Tata Laksana Eksperimen
Tata laksana eksperimen yang dilakukan dalam eksperimen Interferometer
Febry Perot yaitu sesuai dengan gambar berikut :

Gambar 3.3 Rangkaian eksperimen Interferometer Febry Perot

(Sumber : Tim Penyusun,2018


11

1.4.2 Langkah Kerja


Langkah kerja yang dilakukan dalam eksperimen Interferometer Febry Perot
adalah :

Peralatan disusun seperti gambar

Sumber laser He-Ne diposisikan sejajar bangku optic

Atur posisi M1 dan M2 sehingga cahaya kedua lensa


berhimpit

Sekrup pengatur M2 diputar sehingga membentuk


interferensi seperti gambar

Micrometer skrup diatur pada posisi setengah skala


utama

Micrometer diputar perlahan sampai angka 0 berhimpit


dengan tanda

Buat garis batas yang berhimpit dengan garis pinggir


lingkaran

Sebelum menghitung catat posisi awal mikrometer

Micrometer di putar berlawanan arah jarum jam ,


sebanyak frinji yang di inginkan(baca posisi micrometer
yang baru)
12

Posisi dn dicatat

Ulangi untuk jumlah frinji yang berbeda

1.5 Metode Analisis Data


Analisis data yang digunakan pada praktikum Interferometer Febry Perot
adalah :
1.5.1 Analisis Data
Eksperimen Interferometer Febry Perot dilakukan dengan menentukan
variasi jumlah frinji terhadap posisi mikrometer dengan mencatat posisi awal
mikrometer sebelum memulai menghitung. Kemudian menghitung posisi relatif
tiap frinji terhadap posisi awal mikrometer yang akan menunjukkan perbedaan
lintasan atau pergeseran cermin sesungguhnya dari tiap perubahan frinji yang
akan dibuat.
1.5.2 Tabel

Tabel 3.1 Pengamatan ralat deviasi

𝑁 𝑛 (banyak ulang) 𝑑𝑚𝑖 𝑑̅𝑚 (𝑑𝑚𝑖 − 𝑑̅𝑚)2 ∆𝑑𝑚


10
...

100
13

Tabel 3.2 Hasil berdasarkan pengamatan


𝑑𝑚 (𝜇𝑚)
No 𝑁 (𝑑̅𝑚 ± ∆𝑑𝑚) 𝜇𝑚 k2 (𝑘̅2 ± ∆𝑘2 )
𝑑𝑚 1 𝑑𝑚 2 𝑑𝑚 3
1 10

10 100

Tabel 3.3 Hasil berdasarkan perhitungan grafik


𝑚=𝑘 𝜎𝑚 𝑐 𝜎𝑐 𝑦 ± 𝜎𝑦

1.5.3 Grafik
a. Grafik regresi hubungan jumlah frinji (𝑁) dengan pergeseran frinji
(2𝑑𝑚/ 𝜆)

(𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐)

(2𝑑𝑚/𝜆
14

b. Grafik error bar hubungan jumlah frinji (𝑁) dengan pergeseran frinji
(2𝑑𝑚/𝜆)

(2𝑑𝑚/𝜆)
15

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil dari eksperimen Interferometer Febry-Perot adalah:
Table 4.1 Tabel pengamatan ralat deviasi
dm (µm)
No. N dm rata-rata Ʃ(dm-dmbar)^2 ∆dm
dm1 dm2 dm3
1 10 4 5 5 4,67 0,67 0,09
2 20 8 9 9 8,67 0,67 0,09
3 30 11 12 12 11,67 0,67 0,09
4 40 14 15 16 15 2 0,15
5 50 18 19 19 18,67 0,67 0,09
6 60 20 22 22 21,33 2,67 0,17
7 70 23 25 25 24,33 2,67 0,17
8 80 27 28 29 28 2 0,15
9 90 30 31 32 31 2 0,15
10 100 33 35 35 34,33 2,67 0,17

Table 4.2 Tabel hasil berdasarkan pengamatan

dm (µm) k2 rata2 ±
No. N (d ̅m±∆dm) μm k2
dm1 dm2 dm3 ∆k2
1 10 4 5 5 4,67±0,09 0,67 0,67±0,27
2 20 8 9 9 8,67±0,09 0,73 0,73±0,27
3 30 11 12 12 11,67±0,09 0,81 0,81±0,27
4 40 14 15 16 15±0,15 0,84 0,84±0,27
5 50 18 19 19 18,67±0,09 0,84 0,84±0,27
6 60 20 22 22 21,34±0,17 0,88 0,88±0,27
7 70 23 25 25 24,34±0,17 0,91 0,91±0,27
8 80 27 28 29 28±0,15 0,90 0,90±0,27
9 90 30 31 32 31±0,15 0,91 0,91±0,27
10 100 33 35 35 34,34±0,17 0,92 0,92±0,27
16

Table 4.3 Tabel berdasarkan perhitungan grafGrafikik

m=k ∆m c ∆c 𝑦 ± 𝜎𝑦
10±0,92
20±0,92
30±0,92
40±0,92
50±0,92
0,97379 0,00992012 -5,8362 69,0814
60±0,92
70±0,92
80±0,92
90±0,92
100±0,92

Grafik Hubungan Jumlah Frinji dengan Pergeseran


Mikrometer
120
100 y = 3.077x - 5.836
jumlah frinji (N)

R² = 0.999
80
60
40
20
0
0.000 10.000 20.000 30.000 40.000
Pergesaran mikrometer (đm)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Jumlah Frinji dengan Pergeseran Mikrometer


17

Grafik Hubungan Jumlah Frinji dengan Pergeseran Frinji


120

100
y = 1.026x + 6.040
jumlah frinji (n)
80 R² = 0.999
60

40

20

0
0 20 40 60 80 100 120
pergesaran
frinji
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Jumlah Frinji dengan Pergeseran Frinji

4.2 Pembahasan
Interferometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang
gelombang atau perubahan panjang gelombang dengan ketelitian yang sangat
tinggi berdasarkan penentuan garis-garis interferensi. A.Michelson mendesain
sebuah interferometer yang bertujuan untuk membuktikan adanya ether, dimana
setiap ether ini merupakan medium yang digunakan untuk penjalaran cahaya,
tetapi tidak terbukti. Seiring dengan perkembangan, interferometer Michelson
dipergunakan untuk menemukan panjang gelombang cahaya, menentukan jarak
yang sangat pendek serta untuk mengamati medium optik.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai interferometer
febry-perot, diperoleh nilai pergeseran cermin (dm) dan jumlah frinji N=10
sampai N=100. Perolehan nilai pergeseran cermin (dm) dihitung sebanyak tiga
kali pengulangan atau perhitungan. Dari data yang diperoleh, maka dapat dibuat
suatu grafik hubungan antara jumlah frinji (N) dengan pergeseran cermin.
Berdasarkan grafik yang diperoleh, dapat dilihat bahwa jumlah frinji (N)
berbanding lurus dengan pergeseran cermin. Hal tersebut dapat terlihat dari
grafik yang menunjukkan bahwa semakin besar jumlah frinji (N), maka nilai
18

pergeseran cermin juga semakin besar, grafik hubungan antara jumlah frinji (N)
dengan pergeseran cermin menunjukkan grafik yang linier.
Eksperimen interferometer Febry-Perot juga mencari nilai tetapan kalibrasi,
dimana nilai tetapannya dicari dengan dua cara yaitu dari analisa grafik dan
penurunan rumus. Nilai tetapan kalibrasi dengan penurunan rumus dan analisa
grafik mendapatkan hasil yaitu nilai tetapan kalibrasinya saling mendekati.
Artinya dalam percobaan, didapatkan nilai tetapan kalibrasi yang mendekati nilai
penurunan rumus sebesar 0,84572 sehingga dapat dikatakan data yang dihasilkan
cukup akurat. Hal ini juga dapat terlihat dalam grafik 4.2 yaitu grafik eror antara
jumlah frinji terhadap pergeseran frinji, dalam grafik terlihat gradien yang
hampir mendekati 1 artinya, data yang dihasilkan hampir bersesuaian dengan
teori, dimana gradien yang mendekati 1 diartikan data yang mendekati akurat.
19

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapatkan dari ekpserimen Interferometer Febry-Perot
adalah:
1. Hubungan antara jumlah frinji (N) dengan pergeseran cermin (dm) yaitu
semakin besar jumlah frinji yang terbentuk maka pergeseran cermin yang
dihasilkan akan semakin besar pula.
2. Sumber laser yang digunakan yaitu sumber laser HeNe dengan nm. hasil
interferensi terlihat pada layar dalam bentuk frinji yang dapat diatur
menggunakan mikrometer yang terpasang pada interferometer.
3. Nilai tetapan kalibrasi k1 dan k2 dari analisa grafik maupun penurunan
kualitatif yang dilakukan yaitu nilai tetapan kalibrasinya saling mendekati
dengan gradien yang mendekati 1.

5.2 Saran
Praktikan diharapkan mempelajari terlebih dahulu materi pada percobaan
yang akan dilakukan agar didapatkan data hasil yang lebih akurat. Praktikan juga
harus memperhatikan apa-apa yang diberikan asisten agar tidak terjadi kesalahan
dalam pengambilan dan perhitungan data.

Anda mungkin juga menyukai