Anda di halaman 1dari 8

KONSEP

METODOLOGI (DRAINASE SEKUMPUL)


Tujuan:
Untuk merancang sistem drainase perkotaan (baik aliran di bawah tanah dan aliran permukaan) baik untuk hujan
intensitas besar maupun kecil untuk mengurangi persoalan banjir saat ini pada bagian Jalan Sekumpul. Di bawah ini
adalah garis besar metode yang akan digunakan. Dalam hal ini termasuk proses, alat analisis dan rincian teknis
menyeluruh untuk memberikan perspektif yang luas tentang bagaimana mencapai solusi desain terbaik.

Pertimbangan Faktor-Faktor Regional (QUDM 2013, Ch 1.2)


1. Harapan-harapan masyarakat lokal dan toleransi relatif terhadap masalah drainase dan banjir.
2. Perbedaan dalam standar desain yang ditentukan oleh daerah lainnya.
3. Kemampuan, preferensi dan kemauan pemerintah daerah untuk mendanai berbagai konstruksi prasarana,
operasional dan pemeliharaan sistem drainase
4. Faktor-faktor iklim regional
5. Jenis-jenis lingkungan penerima, termasuk berbagai karakteristik ekologis
6. Kondisi geologi dan tanah setempat, seperti sumber dan penyerap nutrisi alami, serta perbedaan laju infiltrasi air
kelebihan
7. Perbedaan laju limpasan polutan - pengumpulan dan penggunaan data lokal selalu diutamakan
8. Perbedaan peraturan bangunan dan desain arsitektur lokal
9. Faktor historis dan keberhasilan penerapan yang spesifik di masa lalu pada wilayah tertentu

Tujuan (QUDM 2013, Ch 1.3)


Tujuan utama dari sistem pengelolaan air kelebihan (air hujan) perkotaan adalah untuk memastikan kelebihan air
hujan dari tangkapan air yang dibangun menimbulkan gangguan, bahaya dan kerusakan yang minimal pada orang,
properti dan lingkungan. Hal tersebut antara lain tetapi tidak terbatas pada:
1. kesehatan ekosistem, baik akuatik maupun terestrial
2. pengendalian banjir dan drainase
3. kesehatan dan keselamatan publik
4. pertimbangan ekonomi
5. kesempatan rekreasi
6. pertimbangan sosial
7. nilai estetika.
Daftar tujuan manajemen drainase yang luas mungkin termasuk tetapi tidak terbatas pada:
1. Melindungi dan / atau meningkatkan lingkungan hilir, meliputi nilai sosial, lingkungan dan ekonomi, dengan
mengelola secara tepat kualitas dan kuantitas limpasan air hujan.
2. Membatasi debit banjir pada properti publik dan pribadi pada tingkat yang dapat diterima atau yang telah
dirancang.
3. Memastikan air kelebihan dan sistem drainase terkait, direncanakan, dirancang dan dikelola dengan
pertimbangan dan perlindungan yang sesuai dengan standar kesehatan dan keselamatan masyarakat,
termasuk potensi dampaknya terhadap lalu lintas pejalan kaki dan kendaraan bermotor.
4. Menggunakan dan mempromosikan prinsip-prinsip water sensitive design, seperti mengelola kelebihan air
hujan secara tepat sebagai bagian yang tak terpisahkan dari siklus air total, melindungi sifat-sifat alamiah dan
proses ekologi di dalam jalur-jalur air perkotaan, dan mengoptimalkan kesempatan untuk menggunakan air
hujan sebagai sumber air.
5. Memadukan sistem Air kelebihan dengan tepat ke lingkungan alami dan lingkungan binaan sambil
mengoptimalkan potensi-potensi penggunaan koridor drainase.
6. Memastikan air kelebihan dikelola dengan biaya sosial, lingkungan dan ekonomi yang dapat diterima oleh
masyarakat secara keseluruhan, serta kesetaraan tingkat layanan dan kontribusi terhadap biaya.
7. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan air kelebihan yang tepat.
Tujuan-tujuan ini mungkin perlu dibahas dalam sejumlah konteks yang berbeda termasuk yang berikut:
1. Mempertahankan atau memulihkan sistem saluran alamiah.
2. Merehabilitasi sistem saluran drainase yang ada ke sistem yang berkelanjutan secara ekologis, tetapi hal itu
tidak berarti harus selalu sistem alamiah.
3. Menciptakan sistem saluran drainase baru yang berkelanjutan secara ekologis dalam lingkungan yang
mengalami banyak perubahan.

Parameter desain yang akan dipertimbangkan dalam desain ini akan mencakup:
1. efisiensi Drainase
2. Pengendalian banjir
3. Volume Limpasan
4. Dkebit punca
5. Kecepatan Aliran
6. Kedalaman Aliran
7. Kualitas air
8. Estetika
9. Biaya pembangunan dan pemeliharaan Prasarana Drainase
Secara umum, perencanaan dan desain sistem manajemen stormwater harus secara tepat mengintegrasikan filosofi
manajemen berikut:
1. Pengelolaan Tangkapan Air Terpadu
2. Pengelolaan Siklus air Total
3. Praktik pengelolaan dataran banjir yang baik
4. Pembangunan Berkelanjutan Secara Ekologis
5. Water Sensitive Urban Design (WSUD)
6. Tahap pembangunan dan konstruksi Pengendalian Erosi dan Sedimen
7. Praktik Manajemen yang Baik

(Catatan: Lihat QUDM Ch1.11 untuk pembahasan lebih lanjut tentang penerapan prinsip-prinsip ini).

Hidrologi Daerah Tangkapan Air (QUDM 2013, Ch 4)

Metode Hidrologi (Ch 4.1)


Pemilihan metode hidrologi harus sesuai dengan jenis daerah tangkapan air dan tingkat akurasi yang dibutuhkan.
Metode hidrologi yang disederhanakan seperti Metode Rasional tidak boleh digunakan bilamana diperlukan desain
hidrograf lengkap untuk pemetaan banjir atau untuk menilai masalah-masalah penampungan banjir

Metode Rasional memberikan metodologi sederhana untuk menilai laju alir puncak rencana sehingga
memungkinkan penentuan ukuran sistem drainase di daerah tangkapan air perkotaan dengan luas kurang dari 500
hektar (5 km2), atau daerah tangkapan air pedesaan kurang dari 25 km2. Namun Metode Rasional memiliki
keterbatasan yang signifikan, dan merupakan tanggung jawab perancang untuk memahami keterbatasan ini dan
untuk mengetahui kapan sebuah metodologi alternatif diperlukan.

Kecuali jika diarahkan lain, metode yang menghasilkan hidrograf harus dipakai untuk merancang komponen sistem
drainase yang bergantung pada volume, seperti kolam detensi/retensi.

* Untuk proyek ini, Metode Rasional akan digunakan. Kami akan menggunakan model berbasis komputer (seperti
12d) yang menggabungkan perutean hubungan area waktu yang dikembangkan untuk sub-Daerah Tangkapan yang
sedang dipertimbangkan. Bilamana kolam detensi dibutuhkan maka hidrograf akan dibuat untuk wilayah terdekat.
Kami akan menghitung hidrograf banjir dari curah hujan, tangkapan dan masukan saluran menggunakan program
pemodelan komputer yang sesuai (seperti RAFTS).

Penilaian Hidrologi (Ch 4.2)


Standar drainase secara umum mensyaratkan nilai debit rencana untuk didasarkan pada daerah tangkapan air yang
terbangun sepenuhnya sesuai dengan Skema Perencanaan atau Rencana Strategis saat ini. Kecuali jika diarahkan
lain oleh pemerintah daerah, nilai debit rencana sudah secara umum diasumsikan bahwa tidak akan ada penurunan
aliran dalam pembangunan di daerah hulu pada masa depan

Daerah Tangkapan Air (Ch 4.4)


Batas-batas daerah tangkapan air dapat ditentukan dari peta kontur, dokumen daerah, foto udara dan inspeksi
lapangan. Informasi ini harus disediakan oleh pemerintah setempat.

Koefisien Debit (Ch 4.5)


Koefisien debit, 'C' adalah koefisien yang digunakan dalam Metode Rasional. Nilai C terkait secara kompleks dengan
karakteristik infiltrasi daerah tangkapan air dan dampak-dampak dari kehilangan (losses) limpasan lainnya.

Waktu Konsentrasi termasuk Efek Daerah Parsial (Ch 4.6, 4.7)


Waktu konsentrasi (tc) suatu daerah tangkapan air didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan dari awal hujan
rencana bagi limpasan permukaan untuk mengumpul dan mengalir dari bagian yang paling jauh dari daerah
tangkapan air ke outletnya. Hal yang signifikan terletak pada asumsi bahwa untuk frekuensi hujan rencana yang
ditentukan, aliran puncak pada outlet tangkapan air akan dihasilkan dari suatu hujan yang durasinya sama dengan
waktu konsentrasi. Pada kenyataannya hal ini tidak selalu terjadi dan menjadi tugas perancang untuk mencari tahu
ketepatan penentuan dan penerapan waktu konsentrasi.

Secara umum, waktu konsentrasi yang tepat untuk perhitungan aliran pada titik mana pun merupakan waktu
terlama perjalanan ke titik itu. Namun, dalam beberapa situasi, aliran maksimum dapat terjadi ketika hanya sebagian
dari daerah tangkapan bagian hulu yang berkontribusi.

Data Intensitas - Durasi – Frekuensi (IDF) (Ch 4.8)


Data intensitas - durasi - frekuensi diperlukan sebagai masukan pada model hidrologi yang digunakan untuk desain.
Ada beberapa cara dimana data ini dapat diperoleh, meliputi:
1. Otoritas setempat dapat mengeluarkan kurva dan / atau tabel IDF dan mengarahkannya untuk digunakan pada
wilayah yang ditentukan pada lingkup daerah kewenangan mereka.
2. Kurva IDF untuk lokasi tertentu dapat diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
BMKG juga akan menyediakan data tabulasi, persamaan polinom dan koefisien untuk persamaan ini.
Persamaan ini dapat digunakan untuk menghasilkan tabel IDF yang lebih rinci.
Catatan teknis: Pertimbangan perubahan iklim
Rekomendasi berikut disarankan sehubungan dengan pertimbangan perubahan iklim:
1. Pemerintah daerah harus mempertimbangkan 5 persen peningkatan intensitas curah hujan per tingkat
pemanasan global ke dalam 1 persen (Q100), 0,5 persen (Q200) dan 0,2 persen (Q500) kejadian banjir AEP
yang direkomendasikan dalam SPP 1/03 untuk lokasi dan desain pengembangan baru.
2. Suhu dan kerangka waktu berikut harus digunakan untuk tujuan tersebut

Sistem Detensi (sesuai kebutuhan) (QUDM 2013, Ch 5)

Fungsi (Ch 5.3)


System detensi/retensi melakukan berbagai fungsi tergantung pada desainnya meliputi tetapi tidak terbatas pada
debit, banjir, erosi, dan pengendalian pencemaran.

Standar Desain (Ch 5.4)


Jika sistem detensi / retensi diperlukan untuk memenuhi lebih dari satu fungsi, mis. pengendalian banjir dan
pengendalian erosi sungai, maka pertimbangan yang tepat harus diberikan untuk mencapai semua persyaratan
desain. Dalam semua kasus, sistem detensi / retensi tidak boleh menyebabkan kenaikan tingkat banjir yang tidak
dapat diterima di hulu atau di hilir sistem.
Penelusuran Banjir (Ch 5.5)
Ukuran akhir dari kolam penampungan harus dilengkapi dengan bantuan model komputer. Model yang dipilih harus
secara akurat mensimulasikan perilaku hidraulik outlet kolam, terutama ketika aliran setengah pipa atau pelepasan
air tailwater terjadi.

Tinggi Jagaan Kolam (Ch 5.6)


Kecuali disebutkan lain oleh pemerintah setempat, tinggi jagaan kolam akan ditentukan sesuai dengan Tabel 5.6.1
(QUDM 2013).

Sistem Hidrolika (QUDM 2013, Ch 7)

Hal-hal dalam Perencanaan (Ch 7.1)


1. Jika memungkinkan dan dapat dilaksanakan, kami akan menggabungkan Water Sensitive Urban Design ke
dalam Sistem Drainase untuk membantu meningkatkan kualitas air limpasan.
2. Lokasi jalur aliran permukaan utama juga akan menjadi kegiatan penting selama fase perencanaan untuk
memastikan arus utama tidak akan menggenangi properti di sekitarnya.
3. Sistem drainase perpipaan dan saluran drainase berlapis rumput / tumbuh-tumbuhan akan dirancang jika
memungkinkan untuk mengikuti saluran air alami.
4. Bila galian parit pipa berada di bawah RL 5.0m, pengujian untuk tanah Asam Sulfat (hanya jika disetujui sebagai
biaya tambahan untuk klien) akan dilakukan untuk menentukan apakah Rencana Pengelolaan Asam Sulfat
diperlukan.

Sistem Drainase Besar / Kecil (Bab 7.2)


Dalam sistem yang dirancang sesuai dengan konsep drainase Besar / Kecil, aliran di bawah kondisi hujan intensitas
kecil dan besar dialirkan sebagian oleh sistem drainase kecil atau sistem pipa bawah tanah, dan sebagian oleh
komponen permukaan utama dari sistem. Sebagai akibatnya, tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa sistem
bawah tanah telah dirancang untuk menyampaikan debit puncak dari Hujan AEP yang diberikan. Sebaliknya sistem
secara keseluruhan akan mengalirkan aliran di bawah kondisi hujan intensitas kecil dan besar.
1. Sistem drainase kecil mencakup saluran kereb, saluran pinggir jalan, swales, inlet, drainase bawah tanah,
lubang pertemuan, ruang akses masuk, dan struktur outlet yang dirancang untuk sepenuhnya menampung dan
mengalirkan buangan dari hujan intensitas kecil.
2. Sistem drainase besar adalah bagian dari keseluruhan sistem drainase yang dirancang untuk menyampaikan
aliran hujan intensitas besar yang ditentukan.
3. Kami akan menunjukkan bahwa sistem inlet untuk sistem drainase kecil dapat terus beroperasi di bawah
tingkat penyumbatan serpihan tertentu, jika tidak penyesuaian yang tepat harus dilakukan pada desain sistem
drainase besar untuk memperhitungkan potensi malfungsi atau penyumbatan dalam sistem drainase kecil.
4. Dalam hal hujan yang melebihi hujan intensitas besar, adalah mungkin bahwa properti yang bersebelahan tidak
akan bebas dari banjir.

Standar Desain (Ch 7.3)


1. Annual Exceedence Probability (AEP) seperti yang digunakan dalam desain ini adalah kemungkinan keunggulan
dari intensitas curah hujan atau debit tertentu dalam jangka waktu satu tahun. Melalui desain ini AEP dari
desain banjir / debit diasumsikan sama dengan AEP dari hujan desain yang diperkirakan.
2. Kecuali ditentukan lain oleh pemerintah setempat, peristiwa Hujan intensitas besar dan kecil akan disesuaikan
dengan QUDM 2013, Tabel 7.3.1 dan 7.3.2.
3. Tinggi jagaan untuk tinggi lantai rumah adalah 300mm pada hujan intensitas besar sementara tinggi jagaan
dalam sistem pipa adalah 150mm ke outlet pada hujan intensitas kecil kecuali dinyatakan lain oleh pemerintah
setempat.
Batas dan Kapasitas Aliran Jalan (Ch 7.4)
Adalah diperlukan agar supaya kapasitas aliran jalan harus diperiksa baik untuk desain hujan intensitas besar
maupun kecil. Perlu ditekankan bahwa pembatasan lebar aliran tergantung pada fungsi jalan dan tangkapan lalu
lintas maksimum yang diharapkan. Hal tersebut tidak selalu merupakan fungsi dari badan jalan atau lebar perkerasan
jalan.
1. Lebar dan kecepatan aliran di jalan raya dan saluran terbuka akan disesuaikan dengan QUDM 2013 kecuali
dinyatakan lain. Ini akan mempertimbangkan keamanan pejalan kaki.

Lubang Masuk (inlet) (Ch 7.5)


Lubang masuk kereb,pipa dan lubang masuk lapangan akan dirancang sesuai dengan apa yang tersedia secara lokal.

Lokasi Jalur Pipa (Ch 7.7)


Pipa-pipa kecil yang menghubungkan suatu lubang masuk kereb ke lubang lainnya dapat diterima di bagian atas
sistem drainase jalan. Pipa-pipa ini mungkin terletak di bawah saluran kereb.

Untuk jalur pipa yang lebih besar dari 600 mm, direkomendasikan bahwa lokasi untuk jalur drainase di perkerasan
jalan — selain lubang masuk kereb ke sambungannya— harus 2,0 m diukur ke arah garis tengah jalan dari balik
saluran kereb. Lokasi yang diperlukan harus diverifikasi dengan pemerintah setempat. Atap ruang akses atau titik
akses harus ditempatkan untuk menghindari jalur roda.

Bilamana lebar tepi cukup tersedia pipa drainase dapat ditempatkan di ambang sesuai dengan alokasi layanan dari
pemerintah daerah terkait.

Bahan dan standar pipa (Ch 7.8)


Saran khusus harus diperoleh dari pihak berwenang tentang jenis material apa dan persyaratan khusus lainnya yang
berlaku. Jika tidak tersedia, lihat bagian yang disebutkan di atas pada QUDM 2013.
1. Bilamana beberapa pipa digunakan, mereka harus ditempatkan cukup untuk memungkinkan pemadatan yang
cukup dari isian/urugan antara pipa.

Minimum penutup Pipa (Ch 7.10)


Penutup minimum pada semua pipa akan sesuai dengan spesifikasi manufaktur kecuali jika disarankan.

Batas Kecepatan Aliran Pipa (Ch 7.11)


Kecepatan air di pipa dan saluran kotak harus dipertahankan dalam batas yang dapat diterima
untuk memastikan bahwa:
1. Kemampuan membersihkan diri dari pipa atau saluran kotak dapat diperthankan
2. penggosokan dan erosi saluran (terutama invert) tidak terjadi.

Batas Kemiringan Pipa (Ch 7.12)


Batas kem pipa akan sesuai dengan peraturan pemerintah setempat atau QUDM 2013, Tabel 7.12.iringan1.

Utilitas Publik dan layanan lainnya (Ch 7.1)


Di daerah perkotaan, drainase hanyalah salah satu dari banyak layanan utilitas publik yang harus disediakan.
Pertimbangan yang tepat harus diberikan kepada semua layanan, dengan prioritas diberikan kepada layanan
tersebut yang bergantung pada tingkat, mis. saluran pembuangan dan drainase. Desainer harus memeriksa potensi
konflik dan memungkinkannya dalam desain. Secara umum, jarak bebas minimum antara wajah luar layanan harus
200 mm, atau sebagaimana diizinkan oleh pihak berwenang.

Lokasi layanan yang ada (sebagai informasi yang dibangun) perlu disediakan oleh pemerintah daerah untuk
dimasukkan ke dalam desain. Ini bisa termasuk tetapi tidak terbatas pada:
1. Pasokan air - jaringan dan sistem induk
2. Sistem air limbah - jaringan dan sistem induk
3. Telekomunikasi - distribusi, koaksial dan serat optik
4. Gas - distribusi dan sistem induk
5. Pipa minyak dan gas alam
6. Listrik - distribusi dan listrik
7. Penyeberangan sistem air bersih/Minum
8. Koneksi saluran air limbah
9. Drainase atap
10. Sistem drainase lainnya

Perhitungan Hidrolika (Ch 7.16)


Metode garis kemiringan hidrolika (HGL) direkomendasikan untuk analisis sistem pipa drainase bawah tanah. Lebih
lanjut direkomendasikan bahwa ini didasarkan pada analisis yang berjalan dari hilir ke hulu melalui sistem.

Metode di atas secara logis konsisten dengan konsep analisis backwater dan memungkinkan
prediksi garis kemiringn hidrolika dan tingkat permukaan air di seluruh sistem.

Tingkat ketinggian hidrolika awal (ketinggian tailwater) di outlet, atau ujung hilir sistem yang diberikan akan
ditentukan oleh insinyur drainase setelah penyelidikan awal (lihat Outlet drainase di bawah). Penentuan kerugian
gesekan dalam pipa harus didasarkan pada penggunaan Persamaan Manning.
1. Termasuk dalam analisis hidrolik adalah kerugian gesekan pipa, kerugian karena penghalang, tikungan atau
persimpangan dalam pipa, dan koefisien perubahan tekanan. Angka-angka ini, jika tidak disediakan oleh pihak
berwenang, akan diadopsi dari QUDM 2013, App 2.
2. Detail di kemudian hari dari metode desain ini dapat diperoleh dari perusahaan konsultansi kami jika
diperlukan.

Outlet Drainase (QUDM 2013, Ch 8)


Desain outlet drainase dapat secara signifikan menarik perhatian publik dan pemerintah; akibatnya desainnya
biasanya harus memenuhi berbagai persyaratan yang beragam dan terkadang bertentangan. Kami akan
berkonsultasi dengan pemerintah setempat mengenai lokasi, desain, dan tata letak outlet drainase sebelum
dimulainya desain rinci.

Ketinggian air awal yang digunakan dalam analisis hidrolik sistem drainase dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut:
1. variasi pasang surut
2. gelombang hujan
3. pengaturan gelombang
4. perubahan iklim
5. banjir bandang
6. superelevasi permukaan air saluran

Pemilihan Tailwater (Ch 8.3)


Desainer harus berunding dengan pemerintah daerah setempat untuk menetapkan tingkat tailwater yang sesuai
untuk desain outfalls drainase yang dibuang ke lautan atau teluk. Pertimbangan harus diberikan kepada
kemungkinan gabungan terjadinya hujan desain, pasang surut dan gelombang hujan bersama dengan alokasi untuk
perubahan iklim.

Sistem Pengendalian Arus Balik (Ch 8.6)


Pipa drainase dan saluran air dapat mengalami aliran balik dalam keadaan di mana tingkat banjir di dalam badan air
penerima naik di atas permukaan air di dalam pipa atau saluran pembuangan. Arus balik dapat menjadi hasil dari
tindakan pasang surut normal, dalam hal ini sebagian besar dianggap sebagai sifat alami yang diinginkan dari sistem
drainase, atau akibat dari banjir sungai. Perangkat pencegahan arus balik digunakan ketika diinginkan untuk
membatasi tingkat arus balik atau kemungkinan arus balik.

Penghilang Energi Outlet (Ch 8.7)


Penghilang energi di outlet sistem drainase biasanya diperlukan untuk mencapai hal-hal berikut:
1. kontrol terhadap gesekan dasar saluran
2. kontrol erosi yang disebabkan oleh 'outlet jet' yang terendam.

Pertimbangan Lingkungan (QUDM 2013, Ch 11)


Ditengah segala ketidakpastian, pengelola drainase harus mengambil semua langkah yang wajar dan praktis untuk
mencegah, atau setidaknya meminimalkan potensi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh limpasan air hujan
dan pembangunan dan pengoperasian sistem drainase. Secara khusus, pertimbangan harus diberikan kepada
potensi dampak buruk yang dihasilkan dari perubahan siklus air alami, kualitas air dan volume, laju, kecepatan,
durasi dan frekuensi limpasan air hujan.

Dalam keadaan di mana ketidakpastian ini signifikan, atau ketika muncul pertanyaan signifikan mengenai kesesuaian
sistem pengelolaan drainase yang diusulkan, pertimbangan harus diberikan sebagai berikut:
1. Kurangnya pemahaman, atau tingkat ketidakpastian yang terkait dengan tindakan atau tanggapan, tidak boleh
digunakan dalam isolasi sebagai alasan untuk menghindari penggabungan praktik manajemen terbaik saat ini
dalam desain sistem drainase.
2. Adalah tanggung jawab perancang untuk mengetahui praktik manajemen terbaik saat ini dalam industri
drainase.
3. Hasil desain yang lebih disukai adalah yang memiliki ruang dan kemampuan yang cukup (untuk perkiraan
terbaik dari perancang) dalam penahan air hujan untuk peningkatan sistem pengolahan air hujan di masa
datang setelah pemahaman yang lebih baik tentang sistem pengolahan dan / atau tangkapan kebutuhan telah
tercapai. Perlu dicatat bahwa tata letak drainase dan sistem perawatan yang pas sangat sulit ketika 'ruang'
menjadi kendala utama situs.
4. Bilamana dapat dilaksanakan, sistem pengolahan air hujan dalam suatu tangkapan atau sub-tangkapan air
tidak boleh bergantung pada satu sistem atau produk perawatan, tetapi harus memasukkan keragaman yaitu
pendekatan penanganan.

Manajemen Kualitas Air Hujan (Bab 11.3)


Water Sensitive Urban Design (WSUD) melibatkan integrasi masalah air hujan kota, pasokan air, dan air limbah
selama perencanaan dan desain pembangunan perkotaan dengan cara yang menggunakan air dengan cara yang
peka terhadap sumber daya dan ekologis berkelanjutan. Disarankan bahwa prinsip-prinsip WSUD diterapkan
bilamana dapat diterapkan untuk pembangunan perkotaan belum terbangun serta pengembangan daerah
terbangun dan program pembangunan kembali perkotaan.

Aspek Keselamatan (QUDM 2013, Ch 12)


Saluran air perkotaan dan sistem drainase dapat mewakili risiko keamanan yang signifikan bagi pejalan kaki selama
hujan dan saat banjir. Risiko-risiko ini mungkin terkait dengan seseorang yang dengan sengaja memasuki saluran
pembuangan atau saluran air, atau sebagai akibat dari kecelakaan atau jatuh yang tidak disengaja.

Desain kami akan mempertimbangkan situasi ini sebagai hal yang wajar.

Pertimbangan Penting Lainnya:


1. Ekspektasi dan Pendidikan Masyarakat. Kami akan menghabiskan waktu yang tepat di masyarakat setempat
untuk mengumpulkan informasi lokal tentang pengalaman mereka dengan banjir dan drainase secara umum.
Interaksi ini akan memungkinkan kita membangun kepercayaan dengan mereka untuk mengkomunikasikan
apa yang diharapkan dari harapan mereka ke depan.
2. Anggaran Konstruksi. Seperti di semua proyek, ada anggaran konstruksi yang harus kami rancang. Ini penting
bagi kami untuk mengetahui agar dapat merancang produk sesuai anggaran.
3. Pembatasan Fisik. Seperti yang disebutkan sebelumnya ada banyak hambatan fisik yang perlu kita
pertimbangkan. Khususnya dalam proyek ini akan menjadi saluran irigasi dan syphon yang lewat di bawah
saluran ini. Informasi ini perlu disediakan oleh pemerintah setempat.
4. Penegakan Peraturan. Mengingat bahwa kami memperkenalkan beberapa ide dan praktik baru dalam desain
ini, akan menjadi penting bahwa kita mulai membuka komunikasi antara Pekerjaan Umum dan Perencanaan
untuk mulai membangun perspektif dan bahasa yang sama. Untuk menerapkan perubahan apa pun, penting
bagi kami untuk memahami, mendukung, dan memperkuat yang lain dalam proses. Jika satu pihak tidak
memiliki integritas, penerapan ide-ide baru akan gagal.
5. Semua pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan kami akan sesuai dengan Kode Etik Insinyur Australia.

Anda mungkin juga menyukai