Anda di halaman 1dari 5

Pemeriksaan HBsAg

Tujuan
Untuk mengetahui ada tidaknya HBsAg dalam serum probandus secara
imunokromatografi.
Tinjauan Pustaka
Virus hepatitis B digolongkan dalam Hepadnavirus yaitu hepatitis DNA virus, yaitu
kelompok virus yang mengandung double-stranded DNA dan hanya menyerang
sel-sel hati. Virus hepatitis B mempunyai bentuk yang pleomorfik yang terdiri atas
3 macam partikel yaitu partikel bulat (sferis) kecil berdiameter 22 nm, partikel
lonjong (tubulus) berdiameter hampir 22 nm dan partikel besar double shelled
berbentuk sferis dengan diameter 42 nm. Partikel sferis dan tubulus kemungkinan
berasal dari lapisan luar yang berlebihan. Virus hepatitis B merupakan virus DNA
yang paling kecil. Partikel HBsAg terdiri dari lipoprotein, asam amino (terutama
leusin) lipid, karbohidrat, kolesterol dan triptofan. HBsAg terdapat dalam tiga
bentuk yaitu HBsAg selubung virion (partikel Dane) dan dua partikel HBsAg non-
virion yaitu partikel bulat dan tubuler. HBsAg tersusun atas 3 macam protein yaitu
small protein (SHBs), middle protein (MHBs) dan large protein (LHBs).
Waugh C, Anne dan Grant, Allison, Ross and Wilson. Anatomy and Physiology in
Health and Illness, Churchill Livingstone: Britain. 2004: 317.
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B"
(VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan
hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi
sirosis hati atau kanker hati. Virus ini tidak menyebar melalui makanan atau kontak
biasa, tetapi dapat menyebar melalui darah atau cairan tubuh dari penderita yang
terinfeksi. Seorang bayi dapat terinfeksi dari ibunya selama proses kelahirannya.
Juga dapat menyebar melalui kegiatan seksual, penggunaan berulang jarum suntik,
dan transfusi darah dengan virus di dalamnya. Mula-mula dikenal sebagai "serum
hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B
telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.
Ryan KJ; Ray CG (editors) Sherris Medical Microbiology (4th ed. ed.). McGraw
Hill. 2004: 544–51
Infeksi karena Hepatitis B dapat dicegah melalui vaksinasi, di mana injeksi
diberikan untuk membuat tubuh kebal terhadapnya. Bagaimanapun, vaksinasi
hanya memberikan proteksi maksimal sekitar 90 persen, dan tidak menyingkirkan
sama sekali risiko infeksi. Beberapa orang yang terinfeksi virus ini dapat dengan
cepat mengalahkan virusnya. Kebanyakan akan terinfeksi untuk seumur hidup.
Biasanya terdapat sedikit atau tanpa gejala sama sekali. Kadang-kadang hati rusak
berat, menyebakan gagal hati. Gejala yang umum dari gagal hati adalah jaundice,
di mana kulit dan mata penderita menjadi kuning, karena zat-zat yang diproduksi
tumbuh dan seharusnya disaring oleh hati tidak dilakukan. Masalah lainnya adalah
hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.
Dienstag, J. L. ("Hepatitis B Virus Infection". New England Journal of Medicine.
2008: 359 (14): 1486–1500. doi:10.1056/NEJMra0801644. PMID 18832247.
Rapid diagnostic tests (RDTs) adalah tes sekali pakai yang disediakan dalam format
sederhana yang biasanya tidak memerlukan reagen tambahan kecuali yang ada
disertakan dalam test kit. Mereka dibaca secara visual dan bisa memberikan
kualitatif yang sederhana hasilnya kurang dari 30 menit. Karena kesederhanaan,
biaya dan waktu penyelesaian yang cepat, mereka dapat dilakukan oleh penyedia
awam terlatih atau petugas layanan kesehatan. RDT yang berkualitas terjamin
karenanya sangat berguna dalam pengaturan di mana layanan pengujian berbasis
laboratorium konvensional tidak tersedia.
World Health Organization. Guidelines On Hepatitis B and C Testing. 2017.
Tes HbsAg (serum/plasma) pada tes langsung untuk pemeriksaan kualitatif adanya
HbsAg pada spesimen serum atau plasma. Tes ini memanfaatkan kombinasi
antibodi monoklonal dan poliklonal mendeteksi peningkatan kadar HbsAg pada
serum atau plasma. HBsAg dalam sampel akan berikatan dengan anti HBs colloidal
gold konjugat membentuk komplek yang akan bergerak melalui membran area tes
yang telah dilapisi oleh anti HBs. Kemudian terjadi reaksi membentuk garis
berwarna merah muda keunguan yang menunjukkan hasil positif.
Maylin S , Tianbin C, Lin J, Chen H,Chen J, Lin S, etal. 2012. Evaluation of the
performance off ourmet hods for detection of hepatitis B surfaceantigen and their
application fortesting 116,455 specimens. J Virol Methods.
Keuntungan rapid tes sebagai berikut:
a. Dapat diakses di tingkat terendah dari sistem perawatan kesehatan (termasuk
komunitas pengaturan)
b. Tidak secara khusus membutuhkan fasilitas laboratorium
c. Bisa dilakukan dengan dilatih penyedia awam dan perawatan kesehatan pekerja,
serta laboratorium teknisi
d. Bisa digunakan dengan kurang invasive Spesimen yang tidak dibutuhkan
venepuncture seperti seluruh darah kapiler atau oral cairan
e. Jika pengujian pada atau mendekati titik perawatan, hasil hari yang sama
mungkin, yang bisa mengurangi jumlah individu yang ada hilang untuk
menindaklanjuti dan karena itu tidak menerima hasil tes mereka
f. Perangkat bisa disimpan di 2-30 ° C
Metodologi
Alat
Rapid tes HBsAg one step strip, Tabung eppendorf, Alat sentrifugasi, Mikropipet,
Tourniquet, Jarum spuid dan Kapas, Sentrifuge, Sarung tangan, Masker.
Bahan
Serum pasien, Alkohol 70%, Tissue.
Langkah Kerja
a. Ambil sampel darah dan masukkan ke dalam tabung eppendorf.
b. Sentrifus sampel darah tersebut pada kecepatan 3000 rpm selama 15
menit.
c. Ambil supernatant/serum/plasma yang terbentuk.
d. Ambill serum atau plasma dengan menggunakan pipet.
e. Teteskan serum pada bagian lubang bulat yang terdapat pada stick.
f. Tunggu dan biarkan selama 10-15 menit supaya serum bereaksi secara
sempurna.
Hasil
Pemeriksaan Metode Hasil Interpretasi
HBsAg Rapid Terbentuk 2 tanda garis HBsAg positif (+)
Diagnostic merah pada
Test stick yang nampak jelas
dalam waktu
±15 menit setelah serum
diteteskan pada stick RDT.

Pembahasan
Pemeriksaan HBsAg metode imunokromatografi banyak digunakan di
laboratorium klinik Pemerintah ataupun swasta termasuk Puskesmas. Metode ini
dapat menentukan HBsAg secara kualitatif dan spesifik untuk mendeteksi HBV.
Metode ini merupakan cara pemeriksaan yang praktis, cepat dan mudah dikerjakan.
Kekurangan metode imunokromatografi yaitu sifatnya yang kualitatif dan relatif
mahal. Reaksi antara antigen (HBsAg) yang tertanam pada alat dengan antibodi
spesifik dalam serum yang diteteskan pada alat mendasari terbentuknya garis merah
keunguan pada titik Control (C) dan Test (T).
Pada praktikum ini, serum yang menjadi sampel terbukti mengandung
HBsAg. Hal ini ditandai dengan terbentuknya dua garis merah, satu di titik C dan
satunya lagi di titik T. Hasil dikatakan negatif apabila hanya terbentuk satu garis
merah, yaitu di titik C. Terbentuknya garis merah merupakan reaksi antara HBsAg
dengan Anti- HBs yang sudah dilapisi dengan konjugat koloidal. Konjugat koloidal
yang semula tidak berwarna akan berwarna merah bila terjadi ikatan antara antigen-
antibodi secara kapilaritas dengan serum yang mengandung HBsAg sebagai antigen
dan stick imunokromatografi yang mengandung anti-HBs sebagai antibodi.
Terdapat kelompok resiko tinggi yang lebih sering terkena infeksi Virus B
dibandingkan yang lain:
1. Individu yang karena profesi/pekerjaannya atau lingkungannya relatif lebih
sering ketularan, misal: petugas kesehatan (dokter, dokter gigi, perawat, bidan),
petugas laboratorium, pengguna jarum suntik, wanita tuna susila, pria homoseksual,
supir, dukun bayi, bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi hepatitis B.
2. Individu dengan kelainan sistem kekebalan, misal penderita hemophilia, orang
leukemia limfositik, penderita Sindroma Down, orang yang mendapat terapi
imunosupresif, dan orang yang menjalani hemodialisa.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat infeksi hepatitis B
diantaranya, yaitu:
1. Faktor gizi, status gizi yang baik dapat mengurangi kejadian terinfeksi virus
hepatitis B dibandingkan status gizi yang buruk.
2. Daya tahan tubuh, bila daya tahan tubuh melemah akan memudahkan seseorang
terinfeksi Virus Hepatitis B.
3. Umur penderita, tergantung terjadinya waktu infeksi. Pada bayi dan anak-anak
lebih rentan sedangkan orang dewasa lebih resisten.
Wijayanti, IB. Efektivitas HBsAg– Rapid Screening Test untuk Deteksi Dini
Hepatitis B. Jurnal KesMaDaSka. 2016: 29-34.

Kesimpulan
Pemeriksaan HBsAg dengan metode RDT memiliki hasil positif.

Anda mungkin juga menyukai