Anda di halaman 1dari 15

1

MAKALAH
PENGETAHUAN BAHAN
TEMBAGA

Diajukan Sebagai Persyaratan Mengikuti Ujian Tengah Semester Genap


Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Singaperbangsa Karawang

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Cindi Ramayanti, S.T., M.T

Disusun oleh :

Muhammad Hafidh Kurniawan 1810631140070


Adnan Gunawan 1810631140042
Andika Rafli 1810631140043
Salman Al Faridzi 1810631140047
Cecep Husaeni 1810631140054
Muhammad Geraldo 1810631140078

Kelas B

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia-Nya, saya dapat melaksanakan dan menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
sebagaimana mestinya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas untuk syarat
mengikuti Ulangan Tengah Semester Genap (UTS) mata kuliah Pengetahuan Bahan
yang diampu oleh Cindi Ramayanti, ST., MT.
Makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya dan tepat pada waktunya,
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak dan salah satunya dari dosen pengampu mata
kuliah Pengetahuan Bahan, serta pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih terdapat banyak
kekurangan, baik dalam isi makalah, tata cara penulisan, tata bahasa, dan yang lainnya.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami
harapkan untuk mengevaluasi makalah ini agar lebih baik.

Semoga makalah ini dapat memberikan atau menambah ilmu pengetahuan atau
wawasan bagi semua, khusunya untuk kami.

Karawang, 10 Maret 2019

Penulis

i
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................................ii

Daftar Pustaka...............................................................................................................iii

BAB Pendahuluan ...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................2


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.......................................................................................2
1.4 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
1.5 Manfaat Penulisan.....................................................................................2

Bab II Pembahasan.................................................................................................3

2.1 Karakteristik Tembaga...............................................................................3


2.1.1 Pengaruh Terhadap Oksigen...........................................................3

2.1.2 Pengaruh Terhadap Hidrogen..........................................................4

2.2 Pembuatan Tembaga.................................................................................4

2.2.1 Pengkonsentrasian bijih..................................................................5

2.2.2 Konversi dari Sulfida dan Senyawa Tembaga Lain Menjadi Tembaga..5

2.2.2.1 Dengan pemanggangan bijih tembaga sulfida........................6

2.2.2.2 Proses pencucian.................................................................8

2.2.2.3 Metode bakteri....................................................................8

2.2.3 Pemurnian Tembaga.......................................................................9

2.3 Pengaplikasian Bahan Tembaga................................................................10

Bab III Penutup ....................................................................................................11

3.1 Kesimpulan.............................................................................................11

3.2 Saran.....................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tembaga adalah salah satu elemen paling awal dikenal manusia. Pada
satu saat, itu bisa saja tembaga ditemukan tergeletak di tanah dalam
keadaan asal atau dalam keadaan aslinya. warna merah khas tembaga
membuatnya mudah untuk diidentifikasi. Tembaga adalah logam transisi,
salah satu dari beberapa elemen yang ditemukan di baris 4 sampai 7 antara
Grup 2 dan 13 dalam tabel periodik. Tabel periodik adalah grafik yang
menunjukkan bagaimana unsur-unsur kimia yang terkait satu sama
lain.Tembaga atau cuprum dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu
dan nomor atom 29. Tembaga di alam tidak begitu melimpah dan ditemukan
dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk senyawaan. Bijih tembaga yang
terpenting yaitu pirit atau chalcopyrite (CuFeS2), copper glance atau
chalcolite (Cu2S), cuprite (Cu2O), malaconite (CuO) dan malachite
(Cu2(OH)2CO3) sedangkan dalam unsur bebas ditemukan di Northern
Michigan Amerika Serikat. Dalam jumlah kecil tembaga ditemukan pada
beberapa jenis tanaman, bulu-bulu burung terutama yang berbulu terang dan
dalam darah binatang-binatang laut seperti udang dan kerang.
Secara industri sebagian besar penggunaan tembaga dipakai sebagai
kawat atau bahan untuk penukar panas dalam memanfaatkan hantaran listrik
dan panasnya yang baik. Sejak tahun 1913 sebagai satuan hantarab listrik
dipergunakan % IACS(International Annealed Copper Standart) yang
mempunyai nilai rata-rata 100% untuk tembaga teknis. Dalam standar ini
suatu hantaran dinyatakan 100% kalua tahanan spesifik pada 20 C adalah
1,7241 cm atau 0,153280 /g.m (pada massa jenis 8,89 g/cm3). Sesua
dengan perkembangan dalam teknologi pemurnian, kemurnian tembaga telah
sangat diperbaiki dan sekarang tembaga yang paling murni mempunyai
koduktifitas listrik 103%. Hantaran panas pada 20oC telah juga diperbaiki dari
0,923cal/(cm.derajat.detik) dalam tahun 1950-an sampai 0,941
cal/(cm.derajat.detik) dalam tahun 1970-an.

1
2

1.2. Rumusan Masalah

Masalah yang dapat dirumuskan mengenai pembahasan makalah ini,

diantaranya;

1. Apa saja karakteristik dari tembaga?


2. Apa saja pembuatan dari tembaga?
3. Apa saja aplikasi dari tembaga?

1.3. Batasan Masalah

Agar makalah Pengetahuan bahan ini tidak menyimpang dari


tujuan yang sudah direncanakan sehingga mempermudah
mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka batasan-batasan
masalahnya sebagai berikut;

1. Hanya mengetahui karakteristik tembaga,


2. Hanya mengetahui pembuatan tembaga, dan
3. Hanya mengetahui aplikasi dari tembaga.

1.4. Tujuan Penulisan

Berdasarkan pada perumusan masalah, maka tujuan penulisan


makalah ini, diantaranya;

1. Memahami karakteristik dari tembaga,


2. Memahami pembuatan dari tembaga, dan
3. Memahami aplikasi dari tembaga.

1 .5 . Manfaat Penulisan

Manfaat yang didapatkan setelah melakukan penulisan makalah sifat-


sifatfisik dan sifat-sifat kimia ini, diantaranya;

1. Dapat memahami karakteristik dari tembaga,


2. Dapat Memahami pembuatan dari tembaga, dan
3. Dapat memahami aplikasi dari tembaga.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Tembaga

Tembaga merupakan logam yang berwarna kuning seperti emas kuning


dan keras bila tidak murni mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga
mudah dibentuk menjadi pipa, lembaran tipis dan kawat. Tembaga juga
merupakan konduktor panas maupun listrik yang baik kedua setelah perak.
Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap
korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan
yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 °C tembaga dapat
bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan
pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 ºC, akan terbentuk tembaga(I) oksida
(Cu2O) yang berwarna merah. Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan
asam-asam nooksidator encer seperti HCl encer dan H2SO4 encer. Tetapi asam
klorida pekat dan mendidih menyerang logam tembaga dan membebaskan gas
hidrogen. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks CuCl2¯(aq) yang
mendorong reaksi kesetimbangan bergeser ke arah produk.

2.1.1 Pengaruh Terhadap Oksigen

Tembaga ulet mengandung sampai 0,04%O terdiri dari struktur berfasa


ganda dengan Cu dan Cu2O. Dalam Coran struktur eutektik dari Cu-Cu2O dapat
dilihat, tetapi dengan pengerjaan berubah menjadi struktur dimana partikel-
partikel Cu2O mengarah dalam arah pengerjaan. Cu2O merupakan fasa
berbentuk pirigan diharapkan memberikan pengaruh yang kurang buruk
terhadap sifat-sifat mekanik, tetapi kalua jumlahnya banyak akan menyukarkan
dalam pengerjaan dingin menjadi baik mengontrol kadar oksigen agar rendah
walaupun untuk tembaga ulet. Gambar dibawah ini menunjukkan diagram fasa
untuk sistim Cu—O jumlah larutan padat maksimum dari O pada titik eutektik
1065oC adalah 1.008%.

3
4

2.1.2. Pengaruh Tehadap Hidrogen

Tembaga cair mengabsorb hydrogen bersama-sama oksigen. Bayak H2


yang terkandung membentuk gas pada waktu pendinginan. Kalau pencairan
tembaga dilakukan pada atmosfir yang lembab terjadi desoisasi H2O pada
permukaan tembaga cair. Jumlah hydrogen yang larut didalam tembaga cair
sebanding lurus dengan akar dua dari konsentrasi, dan hidrogen masuk
kedalam tembaga dalam keadaan atom. Dalam keadaan padat kelarutan
hydrogen menurun banyak, tetapi hidrogen dalam jumlah banyak cukup dapat
terlarut dalam keadaan padat diantara kisi atom. Menurut pengukuran yang
sebenarnya dalam keadaan padat terkandung H sebanyak 1/ 2—1/3 dari O.

H dalam tembaga mengandung O bereaksi dengan Cu2O membentuk


H2O, yang tidak bias lagi tinggal di dalam kisi atom yang membentuk
gelembung-gelembung yang mengakibatkan berbagai cacat dalam berbagai
butir. Jadi tembaga liat mengandung O yang cukup menjadi getas karena
pemanasan atmosfir tereduksi, hal ini sering dinamakan penyakit hidrogen.
Untuk keadaan tersebut tidak dapat di pergunakan tembaga ulet kecuali
tembaga deoksidasi, tembaga bebas hydrogen atau tembaga deoksidasi fosfor.

2.2. Pembuatan Tembaga


Sekitar 80% dari tembaga utama dunia berasal dari bijih tembaga yang
berasal dari mineral sulfida, misalnya, kalkopirit (CuFeS2) (bijih tembaga
paling banyak), bornit (Cu5FeS4) dan kalkosit (Cu2S). Bijih ini mengandung
biasanya hanya sekitar 0,5-2% tembaga. Sisa dari produksi primer berasal
dari bijih tembaga yang berbentuk sebagai silikat, sulfat, karbonat dan oksida,
yang telah dibentuk oleh pelapukan dan oksidasi mineral sulfida. Sekitar 30%
dari seluruh produksi tembaga didapat dari bahan sekunder dan skrap yang
didaur ulang. Deposito utama dari bijih tembaga berada di Chile, AS bagian
barat, Kanada, Zambia, Republik Demokratik Kongo dan Rusia.
3

Bingham Canyon di Utah di Amerika Serikat merupakan tambang tembaga


terbesar di dunia (Gb.Tiffany Beveridge)
Pembuatan tembaga berlangsung dalam tiga tahap;
a. Pengkonsentrasian bijih,
b. Konversi sulfida dan senyawa tembaga lain untuk tembaga, dan
c. Pemurnian tembaga.

2.2.1 Pengkonsentrasian bijih

Bijih diperkaya dengan flotasi buih. Bubuk bijih dicampur dengan


minyak dan diaduk-aduk dengan air dalam sebuah tangki besar dengan
penambahan deterjen. Udara terkompresi dimasukan melalui campuran, dan
partikel-partikel ringan dari tembaga sulfida dinaikan ke atas dan mengapung
di buih. Lempung berat dan silikat lainnya mengendap pada dasar tangki.
Residu ini dikenal sebagai „gangue‟. Kotoran pada permukaan Buih tembaga
dibersihkan.

Pengkonsentrasi bijih tembaga dengan flotasi buih.

2.2.2 Konversi dari Sulfida dan Senyawa Tembaga Lain Menjadi Tembaga

Konversi dilakukan dengan beberapa metode:

a. Dengan memanggang tembaga bijih sulfida,


b. Proses pencucian, dan
c. Metode bakteri.
6

2.2.2.1. Dengan pemanggangan bijih tembaga sulfida

Bijih yang telah di flotasi dipanggang dengan cukup udara untuk


mengubah besi sulfida menjadi besi (ll) oksida:

2CuFeS2(s) + 4O2(g) Cu2S(s) + 2FeO(s) + 3SO2(g)

Campuran padat kemudian dicampur dengan


kalsium karbonat (kapur), silika (pasir) dan dipanaskan sampai 1300 K.
besi yang membentuk terak silikat dan tembaga (I) sulfida mencair dan
tenggelam ke dasar tungku. Hal ini dikenal sebagai “matte
tembaga”. Selanjutnya dilanjutkan dengan proses Isasmelt, bijih diperkaya
(konsentrat), batu kapur dan silika bersama-sama dengan bahan bakar
padat (batubara) yang dicampur dan ditekan menjadi pelet. Kemudian
dimasukkan ke dalam tungku pembakaran dengan dan gas alam (metana)
dimasukan melalui pipa dan minyak dengan udara yang kaya oksigen
dipompa. Hal ini lebih ekonomis untuk menggunakan oksigen murni, atau
udara yang kaya oksigen, bukan udara karena hal ini meningkatkan laju
reaksi dan berarti bahwa pabrik kimia kecil dapat digunakan dan biaya
bahan bakar berkurang. Selanjutnya itu membuat lebih mudah untuk
memastikan bahwa tidak ada gas seperti sulfur dioksida yang hilang dan
mencemari atmosfer ditambahkan oksigen pada gas tersebut.

Pembuatan tembaga menggunakan proses Isasmelt.


7

Campuran ini dipompa ke bawah dengan kecepatan yang


menyebabkan turbulensi dan menghasilkan reaksi yang sangat cepat.
Proses ini sangat efisien dan sejumlah besar bahan baku dapat diproses
dalam tungku relatif kecil. “Matte tembaga” dan terak dipindahkan ke dalam
tungku lain untuk di endapkan dan dipisahkan. “Matte tembaga” kemudian
pindah ke tungku lain
dan udara atau udara
yang kaya oksigen ditiukan untuk menghasilkan logam tembaga:

Sulfur dioksida sering diubah, dipabrik menjadi asam sulfat.

Tembaga murni ini (kadar 99%) dikenal sebagai “tembaga lepuh”.


Kemudian ini dipanaskan sampai itu cair dan lebih banyak udara disuntikkan
dalam untuk menghilangkan sulfur yang tidak diinginkan. Proses ini diikuti
dengan injeksi metana untuk menghilangkan oksigen. Proses ini dikenal
sebagai pemurnian api. Tembaga masih tidak murni kemudian dilemparkan
ke anoda untuk elektro-pemurnian (elektrolisis).
8

2.2.2.2 Proses pencucian

Tembaga diperoleh dari bijih dengan memperlakukan bijih dengan


larutan tembaga (ll) klorida dan besi (lll) klorida

Tembaga didapatkan kembali dalam bentuk tembaga (l) klorida. Untuk


menjaga senyawa dalam larutan, natrium klorida ditambahkan. Dengan
adanya ion klorida berlebih, terbentuk kompleks ion [CuCl2] yang larut
dalam air:

Akhirnya, tembaga murni diperoleh dengan elektrolisis solusi dari ion


[CuCl2] menjadi logam:

Tembaga (ll) klorida kemudian didaur ulang.

2.2.2.3 Metode bakteri

Sejumlah cukup besar dari tembaga yang diproduksi di Amerika


Serikat diperoleh dengan menggunakan bakteri. Air diasamkan disemprotkan
ke limbah tambang tembaga, yang mengandung kadar rendah tembaga.
Ketika air menetes melalui batu hancur, bakteri Thiobadllus ferrooxidans,
yang tumbuh subur di hadapan asam dan sulfur, memecah sulfida besi di
batu dan mengkonversi besi (ll) menjadi besi (III) ion. Besi (lll) ion
selanjutnya

mengoksidasi ion sulfida pada tembaga sulfida menjadi sulfat, meninggalkan


ion tembaga (ll) dalam larutan. Air-tembaga jenuh ini didapat kembali di
bawah tumpukan, dan logam tembaga diperoleh dengan mereduksinya
dengan besi tua:
9

2.2.3 Pemurnian Tembaga

Apapun metode yang digunakan untuk memproduksi tembaga dari bijih,


pemurnian akhir adalah dengan elektrolisis. Lembaran tembaga murni
(blister copper), bersama-sama dengan lembaran tipis dari logam tembaga
murni atau stainless steel atau titanium direndam dalam larutan tembaga (ll)
sulfat (0,3 mol/l) dan asam sulfat (2 mol dm/l). Tembaga atau baja lembaran
murni dibuat katoda dari sel elektrolisis, dan lembaran tidak murni adalah
anoda. Ini berarti bahwa ion tembaga terbentuk pada anoda (oksidasi terjadi)
dan pindah ke larutan:

Pemurnian tembaga dengan elektrolisis.

Ion bermigrasi ke katoda dan berkurang menuju tembaga murni dan


diendapkan pada katoda. Dari waktu ke waktu, tembaga murni dikerok
katoda. Banyak kotoran dari anoda tembaga, seperti emas, perak, platinum
dan timah, tidak larut dalam larutan elektrolit dan tidak menempel pada
katoda. Sebaliknya, mereka disimpan sebagai ‘anode slime’ di bagian
bawah tangki, yang secara berkala dihilangkan dan dikirim ke penyulingan
khusus. Logam lainnya, misalnya besi dan nikel, yang larut, sehingga
elektrolit harus terus dimurnikan untuk mencegah pengendapan yang
berlebihan dari elemen-elemen ini ke katoda. Tembaga kemurnian minimal
99,99% diperoleh dengan cara ini. Tembaga diperoleh kemudian akan
dibuat menjadi bentuk yang mudah (seperti lembar, kawat, batang, tabung
dll) untuk digunakan dalam pembuatan benda-benda tembaga selanjutnya.
10

Katoda tembaga murni permunian tembaga di Kanada

(Gb.Anglo American.)

2.3 Pengaplikasian Bahan Tembaga

Tembaga dan senyawanya memiliki banyak kegunaan penting dalam


masyarakat modern. Sebagian besar peralatan listrik menggunakan kabel
tembaga. Tembaga juga digunakan untuk membuat paduan. Paduan dibuat
oleh pencampuran dua atau lebih logam pada saat cair. Campuran memiliki
sifat berbeda dari logam asalnya. Paduan yang paling sering pada tembaga
adalah kuningan dan perunggu. Banyak senyawa tembaga secara komersial
juga penting. Mereka digunakan sebagai zat pewarna dalam cat, keramik,
tinta, pernis, dan enamel. Logam tembaga dapat diaplikasikan pada;

1. Peralatan rumah tangga,


2. Hiasan dinding atau semacamnya,
3. Elektromagnet,
4. Dinamo atau motor listrik,
5. Perlengkapan listrik (kabel),
6. Sebagai komponen koin dan kawat,
7. Memandu gelombang mikro radiasi, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Tembaga adalah logam transisi, salah satu dari beberapa elemen yang
ditemukan di baris 4 sampai 7 antara Grup 2 dan 13 dalam tabel periodik.
Tabel periodik adalah grafik yang menunjukkan bagaimana unsur-unsur kimia
yang terkait satu sama lain.

Tembaga merupakan logam yang berwarna kuning seperti emas kuning


dan keras bila tidak murni mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga
mudah dibentuk menjadi pipa, lembaran tipis dan kawat. Tembaga juga
merupakan konduktor panas maupun listrik yang baik kedua setelah perak.

Tembaga dan senyawanya memiliki banyak kegunaan penting dalam


masyarakat modern. Sebagian besar peralatan listrik menggunakab kabel
tembaga. Tembaga juga digunakan untuk membuat paduan. Paduan dibuat
oleh pencampuran dua atau lebih logam pada saat cair. Campuran memiliki
sifat berbeda dari logam asalnya. Paduan yang paling sering pada tembaga
adalah kuningan dan perunggu. Banyak senyawa tembaga secara komersial
juga penting. Mereka digunakan sebagai zat pewarna dalam cat, keramik,
tinta, pernis, dan enamel.

1. Apa saja karakteristik dari tembaga?


2. Apa saja pembuatan dari tembaga?
3. Apa saja aplikasi dari tembaga?

3.2 Saran
Secara umum matakuliah pengetahuan bahan sudah sangat baik,
terutama dengan adanya panduandan pengajaran yang baik dari ibu Cindi
Ramayanti ST.,MT. Untuk meningkatkan ketepatan dan keterampilan dalam
memahami materi dari pengetahuan bahan, dapat diambil langkah alternatif
antara lain;

1. Memahami karakteristik dari tembaga,


2. Memahami pembuatan dari tembaga, dan
3. Memahami aplikasi dari tembaga.

11
DAFTAR PUSTAKA
Surdia,Tata. dan Shinroku Saito. 1999. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita.
https://sainskimia.com/sifat-pembuatan-dan-kegunaan-unsur-kimia-tembaga/
http://coppercrafts.blogspot.com/2013/02/aplikasi-logam-tembaga.html
https://wanibesak.wordpress.com/2010/11/07/tembaga-tambang-sifat-dan-
kegunaan/

iii

Anda mungkin juga menyukai