Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “SARS” ini dapat terselesaikan. Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Respirasi 2. Saya mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua…
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dan maksud dari pembutan makalah ini, adalah kami bermaksud membahas
dan berbagi pengetahuan tentang ”Penyakit SARS” seperti yang tertera pada rumusan
masalah di atas. Kami bertujuan & berharap semoga makalah ini dapat menjadi referensi dan
berguna bagi para pembaca.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit pernapasan
yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran pernafasan yang
disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru
dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan
di paru-paru (edema paru).
2.2 Etiologi
Etiologi SARS masih dipelajari. Pada 7 April 2003, WHO mengumumkan kesepakatan
bahwa coronavirus yang baru teridentifikasi adalah mayoritas agen penyebab SARS.
Coronavirus berasal dari kata “Corona” yang berasal dari bahasa Latin yang artinya
“crown” atau mahkota. Ini sesuai dengan bentuk Coronavirus itu sendiri yang kalau
dilihat dengan mikroskop nampak seperti mahkota.
Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung ataupun tidak
langsung yang melukai paru-paru, diantaranya :
1. Pneumonia
2. Tekanan darah yang sangat rendah (syok)
3. Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari lambung)
4. Beberapa transfusi darah
5. Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi
6. Emboli paru
7. Cedera pada dada
8. Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin
9. Trauma hebat
10. Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak).
4
2.3 Patofisiologi
Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family paramoxyviridae) yang
pada pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus ini stabil pada tinja dan urine pada suhu
kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus
lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-
paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan paru-
paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode penularannya melalui udara
serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah
(droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat
yang terkontaminasi.
Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu merawat
penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan secret atau
cairan tubuh dari penderita suspect atau probable. Penularan melalui udara, misalnya
penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak
terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan penderita SARS. Untuk sementara,
masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan
hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.
Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak langsung
dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada petugas yang
melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi atau nebulasi.
5
2.4 PATHWAY Kurang Informasi
Tinja, droplet, udara
(terkontaminasi coronaV)
Reaksi pertahanan
Kurang pengetahuan
1. Batuk
2. Bersin
Masuk saluran
pernapasan
bawah
keluar Masuk
Aktifan antibody
Antigen Reaksi
Proses reflikasi antibody inflamasi
cepat
Metabolisme Resiko
meningkat kekurangan
cairan
Sekresi mukus
6
Kerusakan pertukaran gas Tidak mampu memenuhi
kbutuhan nutrisi
Pnurunan O2 k’jaringan
Perubhn nutrisi <
Klebihan CO2 Metabolisme anaerob kbutuhan
Asam laktat
Asidosis
respiratori
Predisposisi edema
Perubahan RR
Penekanan SSP
Kesadaran
Suhu badan lebih dari 38oC, ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas pendek-
pendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah berkontak dekat dengan pasien
penyakit ini, orang bisa disebut suspect SARS. Kalau setelah di rontgen terlihat ada
pneumonia (radang paru-paru) atau terjadi gagal pernapasan, orang itu bisa disebut probable
SARS atau bisa diduga terkena SARS.
Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa kaku, diare yang tak kunjung henti, timbul
bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas beberapa hari. Ini semua adalah gejala yang
kasat mata bisa dirasakan langsung oleh orang yang diduga menderita SARS itu. Tapi gejala
itu tidak cukup kuat jika belum ada kontak langsung dengan pasien. Tetap diperlukan
pemeriksaan medis sebelum seseorang disimpulkan terkena penyakit ini. Paru-parunya
mengalami radang, limfositnya menurun, trombositnya mungkin juga menurun. Kalau sudah
berat, oksigen dalam darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini semua gejala yang
bisa dilihat dengan alat medis. Tapi semua gejala itu masih bisa berubah. Penelitian terus
dilangsungkan sampai sekarang.
7
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.
2) Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan
abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir
serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena kekurangan oksigen).
3) Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :
a. Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang seharusnya
terisi udara)
b. Gas darah arteri
c. Hitung jenis darah dan kimia darah
d. Bronkoskopi.
4) Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.
5) Pemeriksaan Bakteriologis : sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau transtrakeal,
aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsy
6) Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8 jam
dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.
2.7 Penatalaksanaan
1. Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat,
pemberian multivitamin dan lain-lain.
- Terapi oksigen
- Humidifikasi dengan nebulizer
- Fisioterapi dada
- Pengaturan cairan
- Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat
- Obat inotropik
- Ventilasi mekanis
- Drainase empiema
- Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup
8
2. Terapi antibiotik
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena menyajikan fitur non-
spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis SARS-cov
virus dalam beberapa hari pertama infeksi belum tersedia. Antibiotik empiris yang sesuai
dengan demikian diperlukan untuk menutupi terhadap patogen pernafasan Common per
nasional atau pedoman pengobatan lokal bagi masyarakat-diperoleh atau nosokomial
pneumonia.
Setelah mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat ditarik. Selain efek
antibakteri mereka, beberapa antibiotik immunomodulatory dikenal memiliki sifat, khususnya
quinolones dan makrolid. Efeknya pada kursus SARS adalah belum ditentukan.
SARS dapat hadir dengan spektrum keparahan penyakit. Sebagian kecil pasien
dengan penyakit ringan pulih baik bentuk khusus tanpa pengobatan atau terapi antibiotik saja.
Antibiotik :
- Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
- Utama ditujukan pada S.pneumonia, H.Influensa dan S.Aureus
2.8 Komplikasi
1. Abses paru
2. Efusi pleural
3. Empisema
4. Gagal nafas
5. Perikarditis
6. Meningitis
7. Atelektasis
8. Hipotensi
9. Delirium
10. Asidosis metabolic
11. Dehidrasi
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas pasien
10
B5:
Mual, muntah, diare, bising usus meningkat, nafsu makan menurun.
B6:
Nyeri otot, kelemahan pada otot.
11
3.4 Rencana Keperawatan
12
bagaimana cara
melakukan suksion
j. Hentikan suksion dan
berikan oksigen
apabila pasien
menunjukkan
bradikardi,
peningkatan saturasi
O2, dan lain-lain.
Airway Management
13
mengoptimalkan
keseimbangan.
h. Monitor respirasi dan
status O2
14
muncul meburuk
l. Atur kemungkinan
tranfusi
m. Persiapan untuk
tranfusi
a. Monitor masukan
makanan atau
minuman dan
15
hitung kalori harian
secara tepat
b. Kolaborasi ahli gizi
c. Pastikan dapat diet
TKTP (tinggi kalori
tinggi protein)
d. Berikan perawatan
mulut
e. Pantau hasil
labioratoriun
protein, albumin,
globulin, HB
f. Jauhkan benda-
benda yang tidak
enak untuk
dipandang seperti
urinal, kotak
drainase, bebat dan
pispot
g. Sajikan makanan
hangat dengan
variasi yang
menarik
16
Kriteria Hasil : Rehabilitasi Medik
dalam
a. Berpartisipasi dalam
merencanakan
aktivitas fisik tanpa
program terapi yang
disertai peningkatan
tepat.
tekanan darah, nadi
b. Bantu klien untuk
dan RR
mengidentifikasi
b. Mampu melakukan
aktivitas yang
aktivitas sehari hari
mampu dilakukan
(ADLs) secara
c. Bantu untuk
mandiri
memilih aktivitas
konsisten yang
sesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan social
d. Bantu untuk
mengidentifikasi
dan mendapatkan
sumber yang
diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan
e. Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda,
krek
f. Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
disukai
g. Bantu klien untuk
membuat jadwal
17
latihan diwaktu
luang
h. Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
i. Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
j. Monitor respon
fisik, emosi, social
dan spiritual
Energy Management
a. Observasi adanya
pembatasan klien
dalam melakukan
aktivitas
b. Dorong anal untuk
mengungkapkan
perasaan terhadap
keterbatasan
c. Kaji adanya factor
yang menyebabkan
kelelahan
d. Monitor nutrisi dan
sumber energi
e. Monitor pasien akan
adanya kelelahan
18
fisik dan emosi
secara berlebihan
f. Monitor respon
kardiovaskuler terh
adap aktivitas
g. Monitor pola tidur
dan lamanya
tidur/istirahat pasien
19
program pengobatan dengan cara yang
b. Pasien dan keluarga tepat.
mampu c. Gambarkan tanda dan
melaksanakan gejala yang biasa
prosedur yang muncul pada penyakit,
dijelaskan secara dengan cara yang
benar tepat
c. Pasien dan keluarga d. Gambarkan proses
mampu menjelaskan penyakit, dengan cara
kembali apa yang yang tepat
dijelaskan e. Identifikasi
perawat/tim kemungkinan
kesehatan lainnya penyebab, dengna cara
yang tepat
f. Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi, dengan cara
yang tepat
g. Hindari harapan yang
kosong
h. Diskusikan perubahan
gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa
yang akan datang dan
atau proses
pengontrolan penyakit
i. Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan
j. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
20
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan
k. Eksplorasi
kemungkinan sumber
atau dukungan,
dengan cara yang
tepat
l. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit
pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran
pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru
dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan
cairan di paru-paru (edema paru).
4.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa Perawat di harapkan mengerti dan memahami tentang
Asuhan Keperawatan pada Klien SARS, dan kami mohon kritikannya bagi pembaca
Asuhan Keperawatan yang kami buat agar bisa membangun makalah ini dengan lebih
baik lagi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 3,
EGC, Jakarta
Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media
Aesculapius : Jakarta.
Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media
Aesculapius : Jakarta.
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=63
http://dhewynerz.blogspot.com/2009/11/askep-sars.html
22
23