Anda di halaman 1dari 5

BAB 6

TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT


Tujuan Pelaksanaan Audit Atas Laporan Keuangan
Tujuan audit adalah untuk menyediakan pemakai laporan keuangan suatu pendapat yang
dberikan oleh auditor tentang apakah laporan keungan disajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material, sesuai dengan kerangka kerja akunt
ansi keuangan yang berlaku.

Tanggung Jawab Manajemen


Tanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik, menyelenggarakan
pengendalian internal yang memadai, dan menyajikan laporan keuangan yang wajar berada
dipundak manajemen bukan di pundak auditor. Karena menjalankan bisnis sehari-hari,
manajemen perusahaan mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam tentang transaksi
perusahaan serta aktiva, kewajiban dan ekuitas terkait ketimbang auditor. Laporan tahunan
dari banyak perusahaan publik memuat pernyataan tentang tanggung jawab manajemen dan
hubungannya dengan kantor akuntan publik.

Tanggung Jawab Auditor


Tujuan keseluruhan auditor, dalam melakukan audit atas laporan keuangan adalah untuk:

 Memperoleh keyakinan yang layak bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah
bebas dari salah saji yang material, baik karena kecurangan atau kesalahan, sehingga
memungkinkan auditor untuk menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan
ini disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka
kerja pelaporan keuangan yang berlaku, dan
 Melaporkan tentang laporan keuangan, dan berkomunikasi seperti yang diisyaratkan
oleh standar auditing sesuai dengan temuan auditor

Tanggung jawab auditor mendeteksi salah saji


Salah saji yang material vs tidak material, salah saji umumnya dianggap material jika
gabungan dari kekeliruan dan kecurangan yang belum dikoreksi dalam laporan keuangan
kemungkinan akan mengubah atau mempengaruhi keputusan orang yang menggunakan
laporan keuangan tersebut.

Kepastian yang layak, kepastian atau assurance merupakan ukuran tingkat kepastian yang
diperoleh auditor pada saat meyelesaikan audit. Standar auditing menyatakan bahwa
kepastian yang layak adalah tingkat kepastian yang tinggi, tetapi tidak absolut, bahwa laporan
keuangan telah bebas dari salah saji yan material.

Kekeliruan vs kecurangan, kedua jenis salah saji ini dapat material maupun tidak material.
Kekeliruan adalah salah saji dalam laporan keuangan yang tidak disengaja, sementara
kecurangan adalah salah saji yang disengaja.

Skeptisisme profesional
Aspek-aspek skeptisisme profesional, terdiri dari dua komponen utama: questioning mind,
dan penilaian kritis terhadap bukti audit. Questioning mindset berarti auditor menangani audit
dengan pandangan mental “percaya tapi verifikasi”. Ketika menerima tanggung jawab untuk
menjaga questioning mind dan mengevaluasi bukti secara kritis, auditor secara signifikan
akan mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan audit selama proses audit berlangsung.

tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kekeliruan yang material


Para auditor menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merencanakan dan melaksanakan
audit guna mendeteksi kesalahan yang dilakukan secara tidak sengaja oleh manaemen
maupun karyawan. Auditor menemukan berbagai kesalahan atau kekeliruan yang berasal dari
hal-hal yang seperti kesalahan kalkulasi, penghilangan, kesalahapahaman dan lain-lain.

Tanggung jawaba uditor untuk mendeteksi kecurangan yang material


kecurangan yang berasal dari pelaporan keuangan yang curang versus misapropisasi
aset, pelaporan keuangan yang curang dan misapropisasi aset berpotensi merugikan para
pemakai laporan keuangan, tetapi ada perbedaan penting diantara keduanya. Pelaporan
keuangan yang curang akan merugikan para pemakai karena menyediakan informasi laporan
keuangan yang tidak benar untuk membuat keputusan.

Tanggung jawab auditor untuk mempertimbangkan UU dan Regulasi


UU dan Regulasi memiliki pengaruh langsung terhadap laporan keuangan, provisi dan
UU dan Regulasi tertentu, seperti UU dan Regulasi pajak serta pensiun, umumya diakui
memiliki pengaruh langsung terhadap jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.

Prosedur audit ketika ketidakpatuhan teridentifikasi atau diduga, jika auditor


menemukan informasi mengenai kasus ketidakpatuhan atau dugaan ketidaakpatuhan atas UU
dan Regulasi, auditor harus memahami sifat dan situasi dari tindakan itu. Harus diperoleh
informasi tambahan untuk mengevaluasi pengaruh potensialnya terhadap laporan keuangan .

Pelaporan ketidakpatuhan yang teridentifikasi atau diduga, jika masalah yang terlibat
diyakini bersifat disengaja dan material, hal itu harus dikomunikasikan kepada pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola seperti dewan direksi, segera mungkin. Jika
ketidakpatuhan itu memiliki pengaruh yang material dan belum tercermin secara memadai
dalam laporan keuangan, auditor harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau
tidak wajar terhadap laporan keuangan.

Siklus Laporan Keuangan


Ada berbagai cara dalam mensegmentasi audit. Salah satu pendekatannya yaitu
memperlakukan setiap saldo akun dalam laporan keuangan sebagai segmen yang terpisah.

Pendekatan siklus untuk mensegmentasi audit, cara yang umun untuk membagi audit
adalah dengan tetap mempertahankan hubungan yang erat antar jenis transaksi dan saldo
akun dalam segmen yang sama, cara ini disebut sebagai pendekatan siklus. Logika dalam
penggunaan pendelatan skilus ini adalah bahwa hal itu terkait dengan cara transaksi dicatat
dalam jurnal dan diikthisarkan dalam buku besar serta laporan keuangan.

 Siklus penjualan dan penagihan: siklus pertama yang dicantumkan dan merupakan
fokus utama pada sebagian besar audit
 Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali berkaitan erat dengan siklus akuisisi
dan pembayaran. Transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran mencakup
pembelian persediaan, perlengkapan dan barang sert jasa-jasa lain yang berkaitan
dengan operasi.
 Siklus persediaan dan pergudangan berkaitan erat dengan semua siklus lainnya
khususnya bagi sebuah perusahaan manufkatur.

Menentukan tujuan audit


Untuk setiap kelas transaksi, beberapa tujuan audit yang harus dipenuhi sebelum auditor
dapat menyimpulkan bahwa transaksi-transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat.
1. Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, contohnya terdapat tujuan audit khusus
yang berkaitan dengan transaksi penjualan serta tujuan audit khusus yang berkaitan dengan
transaksi retur dan pengurangan harga penjualan.
2. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo, contohnya ada tujuan audit khusus yang
berkaitan dengan saldo piutang usaha dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo
utang usaha.
3.Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan, contohnya ada
tujuan audit khusus yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan untuk piutang usaha
dan wesel bayar.

Asersi Manajemen
Asersi manajemen adalah representasi pernyataan yang tersirat atau dikspresikan oleh
manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta pengungkapan yang terkait dalam laporan
keuangan.
Standar auditing internasional dan standar auditing AICPA mengklasifikasikan asersi ke
dalam 3 kategori:

1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi


Tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi:
1. Keterjadian-transaksi yang dicatat memang ada, tujuan ini berkenaan dengan apakah
transaksi yang dicatat memang benar-benar terjadi.
2. Kelengkapan-transaksi yang terjadi tealh dicatat, tujuan ini bersangkutan dengan
apakah semua transaksi yang harus dimasukkan dalam jurnal benar-benar telah dicatatkan.
3. Keakuratan-transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar, tujuan ini
membahas keakuratan informasi tentang transaksi akuntansi dan merupakan salah satu bagian
dari asersi keakuran untuk kelas transaksi.
4. Posting dan pengikhtisaran-transaksi yang dicatat dimasukkan kedalam file induk
dan diikthisarkan dengan benar, tujuan ini berkaitan dengan keakuratan transfer informasi
dari transaksi yang dicatat dalam jurnal ke buku besar pembantu dan buku besar.
5. Klasifikasi-transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan, tujuan in
menyatakan apakah transaksi telah dimasukkan kedalam akun yang tepat.
6. Penetapan waktu-transaksi dicatat pada tanggal yang benar, tujuan penetapan waktu
transaksi merupakan padanan auditor atas asersi cutoff manajemen.

Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo


tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo:
1. Eksistensi-jumlah yang tercantum memang ada, tujuan ini bersangkutan dengan apakah
jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan memang harus dicantumkan.
2. Kelengkapan-jumlah yang ada telah dicantumkan, tujuan ini bersangkutan dengan
apakah semua jumlah yang harus tercatat pada suatu akun benar-benar telah dicatat.
3. Keakuratan-jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar, tujuan
keakuratan mengacu pada jumlah yang tercantum secara aretmatika sudah benar.
4. Klasifikasi-jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan dengan
tepat, melibatkan penentuan apakah pos-pos yang ada dalam daftar klien telah dicantumkan
dalam akun-akun buku besar yang tepat.
5. Cutoff-transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatatkan pada periode yang
tepat, tujuan auditor adalah menentukan apakah transaksi-transaksi telah dicatat dalam saldo
akun pada periode yang tepat.
6. Hubungan yang rinci-rincian saldo akun sesuai dengan jumlah pada file induk yang
berkaitan, sesuai dengan total saldo akun, dan sesuai dengan total buku besar, saldo
akun dalam laporan keuangan didukung oleh rincian pada file induk dan skedul yang dibuat
oleh klien.
7. Nilai yang dapat direalisasi-aset yang telah dicantumkan dalam jumlah yang
diestimasi akan direalisasi, tujuan terkait dengan apakah saldo akun telah dikurangi untuk
memperhitungkan penurunan biaya historis ke nilai realisasi bersih.
8. Hak dan kewajiban, selain eksistensi, sebagian besar aset juga harus dimiliki sebelum
dapat dicantumkan dalam laporan keuangan.

Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Penyajian dan Pengungkapan


Tujuan yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan biasanya identik dengan esersi
manajemen untuk penyajian dan pengungkapan. Konsep yang sama yang diterapkan pada
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo, juga berlaku untuk tujuan audit yang berkaitan
dengan penyajian dan pengungkapan.

Bagaimana Tujuan Audit Dipenuhi


Auditor harus memperoleh bukti audit yang mencukupi guna mendukung semua asersi
manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan bukti untuk
mendukung beberapa kombinasi yang tepat dari tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
dan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.

Anda mungkin juga menyukai