Makalajh Bawa
Makalajh Bawa
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bawang adalah komoditas bumbu yang paling banyak digunakan di Indonesia. Masyarakat
Indonesia tidak pernah lepas dari yang namanya bawang, khususnya bawang merah. Bawang
merah sering dijadikan berbagai olahan yang banyak digemari masyarakat luas. Seperti bawang
goreng, kerupuk bawang, sambal bawang dan masih banyak lagi. Bawang merupakan tanaman
yang menghasilkan buah melalui umbi. Layaknya singkong, bawang tumbuh didalam tanah
dengan menghasilkan banyak siung dalam satu bongkahan bawang. Bongkahan bawang ini
bermanfaat. Bawang sendiri mempunyai aroma yang khas. Namun apabila dikonsumsi terlalu
banyak bawang dapat menyebabkan aroma yang tidak sedap. Bawang merah dalam bahasa
Sunda dinamakan “bawang beureum” dan dalam bahasa Jawa disebut “brambang”, sedangkan
dalam bahasa Inggris disebut “shallot”. Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran yang
digunakan sebagai bahan/bumbu penyedap makanan sehari-hari dan juga biasa dipakai sebagai
obat tradisional atau bahan untuk industri makanan yang saat ini berkembang dengan
pesat dengan beraneka ragam olahan makanan lezat yang bermunculan.
Di Indonesia, bawang merah berkembang dan diusahakan petani mulai di dataran rendah
sampai dataran tinggi. Bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) menurut sejarah awalnya
tanaman ini memiliki hubungan erat dengan bawang bombay (Allium cepa L.), yaitu merupakan
salah satu bentuk tanaman hasil seleksi yang terjadi secara alami terhadap varian-varian dalam
populasi bawang bombay. Penyebaran alami tanaman bawang merah berkembang dari daerah
asalnya yaitu dimulai dari Tazhikistan, Afganistan dan Iran. Tanaman tersebut menyebar di
dunia, mulai dari Eropa sampai sekarang ditemukan di daerah ekuator sampai jauh ke Utara dan
Selatan pusat polar. Di daerah tropik, bawang merah dominan dibudidayakan di dataran rendah
pada 10° Lintang Utara dan 10° LS.Bagi masayarakat indonesia, bawang merah adalah salah satu
bahan yang tidak dapat dipisahkan dengan masakan sehari-hari. Hampir semua masakan
memakai bumbu bawang merah karena aromanya yang khas dan mengugah selera makan.
Bawang merah yang lebih dikenal dengan sayuran rempah banyak ditanam di daerah
dataran rendah dengan ketinggian antara 10-250 meter diatas permukaa air laut. Walaupun
demikian tanaman ini dapat pula diusahakan di daerah pegunungan dengan ketinggian sampai
1.200 mdpl. Namun, terkadang harga jual tanaman bawang merah tidak stabil. Hal ini
dikarenakan bawang merah sulit didapat pada saat musim hujan. Hal ini mengakibatkan
tingginya harga jual bawang merah dipasaran.Sistem budidayanya merupakan perkembangan
dari cara-cara tradisional yang bersifat subsisten ke budidaya intensif dan berorientasi. Produksi
bawang merah sampai saat ini memang belum optimal dan masih tercermin dalam keragaman
cara budidaya yang bercirikan spesifik agroekosistem tempat bawang merah
diusahakan. Budidaya tanaman bawang dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko)
dilapangan diantaranya cara budidaya, serangan hama dan penyakit, kekurangan unsur mikro dan
lainnya yang menyebabkan produksi menurun. Memiliki batang sejati atau disebut “discus” yang
bentuknya seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekat perakaran dan mata tunas
(titik tumbuh). Di bagian atas discus terbentuk batang semu dari pelepah-pelepah daun.
Batang semu yang berada di dalam tanah akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi
umbi lapis (bulbus). Diantara kelopak bulbus terdapat mata tunas yang dapat membentuk
tanaman baru atau anakan, terutama pada spesies bawang merah biasa. Bunga bawang merah
merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga.
Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan dibagian tengah menggembung, bentuknya seperti
pipa yang berlubang didalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari
daunnya sendiri dan mencapai 30-50 cm. Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna yang
tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik.
1.1 Tujuan
Untuk mengetahui proses budidaya bawang merah serta pengaruh mulsa dan waring terhadap
pertumbuhan bawang merah.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom Plantae
Subkingdom Tracheobionta
Super Divisi Spermatophyta
Divisi Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
Sub Kelas Liliidae
Ordo Lilialesn b
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium Cepa Var.Aaggregatum L.
2. Pemilihan Bibit
a. Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi.
b. Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih
ada daunnya)
c. Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi
tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau)
3. Fase Tanam
1. Jarak tanam pada musim kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau Bangkok
2. Pada Musim Hujan 20 x 15 cm varietas Tiron
3. Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam
permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.
7. Pengelolaan Tanaman
Penyiangan kedua dilakukan pada umur 0-35 HST dilanjutkan pendagiran, pembumbunan dan
perbaikan bedengan yang rusak. Pengairan, penyiraman 1x per hari pada pagi hari, jika ada
serangan Thrips dan ada hujan rintik-rintik penyiraman dilakukan siang hari.
Dengan adanya penggunaan mulsa sintetis telah mengubah metode penggunaan mulsa
alami.(Dewi,2012). Pemakaian plastik sebagai mulsa untuk menggantikan kertas pada akhir tahun 1950
an dan awat tahun 1960 an. Sejak saat itu pemakaian mulsa plastik untuk tanamansayuran komersial
telah menyebar ke seluruh dunia dan merupakan suatu metode yarg penting untuk memperbaiki produksi
hasilpertanian. Di Jepang, mulsa plastik telah digunakan pada bidang pertanian di lahan terbuka maupun
di rumah plastik. Mulsa plastik lebih tahan lama, sehingga dapat digunakanberkali-kali dibanding
pemakaian mulsa dari bahan organik (alami), khususnya pada pertanian (budidaya tanaman bawang
merah) dengan sistem penanaman yang intensif. Penggunaan mulsa plastik lebih efektif dibandingkan
mulsa organik. Karena mulsa organik sering kali memicu pertumbuhan jamur yang dapat menyerang
tanaman. Khususnya pada bawang merah yang sifatnya rentan terhadap pertumbuhan jamur dan bakteri
lainnya.
2.5 Waring
Waring adalah sarana pertanian yang digunakan untuk melindungi tanaman
dari serangan hama pengganggu. Seperti belalang, jangkrik, burung dan lain
sebagainya. Selain itu, waring juga berfungsi sebagai pelindung tanaman dari
jatuhnya daun-daun dan ranting pohon yang dapat merusak tanaman. Penggunaan
waring secara baik dan benar dapat mendukung perkembangan tanaman sehingga
menghasilkan produksi yang maksimal.Waring merupakan jejaring yang dibentuk dari
anyaman plastik /nets/snare nets. Produk ini memiliki fungsi, manfaat dan kegunaan yang luar
biasa.
Waring dapat digunakan dalam keperluan tambak ikan atau biasa disebut water net, biasanya
berwarna hitam, karena warna inilah banyak orang menyebutnya sebagai Waring Hitam. Pada
budidaya tanaman waring hitam digunakan sebagai pelindung tanaman budidaya dari penyinaran
matahari langsung dan melindungi tanaman dari hewan pengganggu. Adapun jenis- jenis waring
yaitu jaring trowl,waring hitam, kasa, polynet, agronet, tambang jala-jala dan lain-lain. Waring
adalah produk yang mempunyai karakteristik serupa jaring dengan jalinan yang membentuk
ikatan yang kuat. Waring-waring yang kami produksi selalu mengutamakan mutu dan selalu ada
inovasi-inovasi untuk membuat kualitas waring kami semakin baik dan bermutu. Selain itu,
Waring Jaring Hitam merupakan produk yang multifungsi dipergunakan untuk perikanan,
perkebunan, dan peternakan. Waring merupakan rangkaian anyaman serupa jaring yang
dipergunakan untuk keperluan pagar perkebunan Sawit, Karet, dan Pagar Perkebunan -
perkebunan lainnya, serta multifungsi juga untuk tambak ikan, benih lele dan tambak serta
peternakan - peternakan.
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Budidaya Tanaman Bawang Merah dilakukan pada hari Rabu, pukul 14:30 WIB Selama 3 bulan.
Bertempat di Lahan Pertanian Agronomi Universitas Sriwijaya.
Alat Bahan
Cangkul
Parang Bawang Merah
Sabit Pupuk Kandang
Bambu Air
Mulsa Fungisida
Waring
4.1 Hasil
Pengamatan Budidaya Tanaman Bawang Merah
Pengamatan
No Hari/ Tanaman Tinggi Lebar Daun Jumlah Keterangan
Tanggal Daun (cm) (cm) Daun
(Helai)
1 Rabu, 2 Bawang 119,5 0,4 16 Hidup
November Merah 1
2016
2 Rabu, 2 Bawang 18,8 0,5 13 Hidup
November Merah 2
2016
3 Rabu, 2 Bawang 8,6 0,4 6 Hidup
November Merah 3
2016
4 Rabu, 2 Bawang Mati
November Merah 4
2016
5 Rabu, 2 Bawang Mati
November Merah 5
2016
Pengamatan
No Hari/ Tanaman Tinggi Lebar Daun Jumlah Keterangan
Tanggal Daun (cm) (cm) Daun
(Helai)
1 Rabu, 2 Bawang 119,5 0,4 16 Hidup
November Merah 1
2016
2 Rabu, 2 Bawang 18,8 0,5 13 Hidup
November Merah 2
2016
3 Rabu, 2 Bawang 8,6 0,4 6 Hidup
November Merah 3
2016
4 Rabu, 2 Bawang Mati
November Merah 4
2016
5 Rabu, 2 Bawang Mati
November Merah 5
2016
4.2 Pembahasan
Dari praktikum mengenai pengamatan budidaya tanaman bawang merah, dapat diketahui bahwa
pertumbuhan dan perkembangan tanaman bawang merah (Allum cepa) sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, mulai dari persiapan lahan hingga pemeliharaan. Pengolahan tanah haruslah dilakukan dengan baik
agar menghasilkan produk yang baik. Hal terpenting dari budidaya tanaman bawang merah adalah proses
pemeliharaan. Karena proses pemeliharaan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman bawang merah. Pengamatan dilakukan pada budidaya tanaman bawang merah yang menggunakan
mulsa dan tidak menggunakan mulsa. Pengamatan pada budidaya tanaman menggunakan mulsa diamati
tinggi daun, lebar daun dan jumlah daun. Tanaman bawang merah mulai tumbuh pada hari ke-3. Dengan
tinggi ±1 cm, lebar ± 1 mm, dan jumlah daun 1-2 daun. Pengamatan pada hari Senin, 31 Oktober 2016, ke-
lima tanaman yang dialami mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Tinggi rata- rata
tanamannya yaitu 12,8 cm. Dengan tinggi minimun yaitu terdaapat pada tanaman B (3,3 cm). Lebar daun rata-
rata yaitu 3,8 mm. Jumlah daun rata- rata yaitu 9,. Semua tanaman bawang merah yang diamati hidup.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan bentuk daun dan volume daunnya berbeda, ada beberapa
tanaman berdaun tegak dan ada yang berdaun keriting. . Pengamatan pada hari Selasa, 1 November 2016, ke-
lima tanaman yang dialami mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Beberapa tanaman
bertambah tinggi. Tinggi rata- rata tanamannya yaitu 13,4 cm. Dengan tinggi minimun yaitu terdaapat pada
tanaman B (3,7 cm). Lebar daun rata- rata yaitu 3,84 mm. Jumlah daun rata- rata yaitu 10. Semua tanaman
bawang merah yang diamati hidup. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan bentuk daun dan volume
daunnya berbeda, ada beberapa tanaman berdaun tegak dan ada yang berdaun keriting. Namun sedikit layu
karena kurangnya airasi pada tanaman. Tanaman bawang merah membutuhkan kelembaban dan air yang
cukup. Pengamatan pada hari rabu , 2 November 2016, ke-lima tanaman yang dialami mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda dan ada beberapa tanaman yang tidak mengalami
pertumbuhan (pertumbuhan tetap). Tinggi rata- rata tanamannya yaitu 13,38 cm. Dengan tinggi minimun
yaitu terdaapat pada tanaman B (4cm). Lebar daun rata- rata yaitu 4,1 mm. Jumlah daun rata- rata yaitu 11.
Semua tanaman bawang merah yang diamati hidup. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan bentuk
daun dan volume daunnya berbeda, ada beberapa tanaman berdaun tegak dan ada yang berdaun keriting.
Pengamatan pada hari Kamis, 3 November 2016, ke-lima tanaman yang dialami mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang berbeda. Tinggi rata- rata tanamannya yaitu 13,5 cm. Dengan tinggi minimun yaitu
terdaapat pada tanaman B (4,2 cm). Lebar daun rata- rata yaitu 4,1 mm. Jumlah daun rata- rata yaitu 12.
Semua tanaman bawang merah yang diamati hidup. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan bentuk
daun dan volume daunnya berbeda, ada beberapa tanaman berdaun tegak dan ada yang berdaun keriting.
Pengamatan pada hari Selasa, 8 November 2016, ke-lima tanaman yang dialami mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang berbeda. Tinggi rata- rata tanamannya yaitu 9,84 cm. Dengan tinggi minimun yaitu
terdaapat pada tanaman B (4,3 cm). Lebar daun rata- rata yaitu 4,5 mm. Jumlah daun rata- rata yaitu 13.
Semua tanaman bawang merah yang diamati hidup. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan bentuk
daun dan volume daunnya berbeda, ada beberapa tanaman berdaun tegak dan ada yang berdaun keriting.
Melalui pengamatan selama beberapa minggu, bahwa mulsa, waring mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan. Jika dibandingkan maka tanaman yang tidak menggunakan mulsa tumbuh subur tetapi
terdapat gulma disekitarnya dan harus dibersihkan agar tidak mengganggu tanaman bawang merah. Pada saat
budidaya tanaman bawang merah kita perlu memperhatikan iklim dan cuaca, saat ini cuaca kemarau dan
tanaman perlu unsur air , namun jika terlalu banyak akan mengalami pembusukan
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Penggunaan mulsa dan waring pada budidaya tanaman mempengaruhi laju pertumbuhan dan perkembangan
tanaman bawang merah.
2. Tanaman bawang merah mulai tumbuh dan berkembang pada hari ke-3. Dengan tinggi ±1 cm, lebar ± 1 mm,
dan jumlah daun 1-2 daun.
3. Mulsa dibedakan menjadi dua macam dilihat dari bahan asalnya, yaitu mulsa organik dan
anorganik.
4. Pertumbuhan tanaman bawang merah dapat tumbuh hinga ketinggian maksimal ±25 cm.
5. Budidaya tanaman yang baik dimulai dari pemilihan jenis tanaman sesuai dengan lokasi,
ekosistem tempat tanaman akan dibudidayakan dan dengan syarat tumbuh tanaman.
5.2 Saran
Pada Praktikum mengenai pengaruh mulsa dan waring terhadap budidaya tanaman bawang merah,
diharapkan praktikan lebih paham bagaimana cara budidaya tanaman bawang merah yang baik dan
mengetahui bahwa ada faktor- faktor yang mempengaruhi budidaya tanaman bawang merah.
DAFTAR PUSTAKA
Dewantoro. 2012. Petani Minta Impor Bawang Merah Tepat Sasaran.
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/02/16/81668/petani_minta_impor_bawang_m
erah_tepat_sasaran/#.UGJ3J43iYxI. Diakses pada tanggal 29 oktober 2016.
Dewi, N. 2012. Untung Segunung Bertanam Bawang Merah. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. 195 h.
Firmanto, B. 2011. Praktis Bertanam Bawang Merah Secara Organik. Angkasa. Bandung.74 h.
Heru, R. 2012. Pengaruh Jarak Tanam terhadap Produktivitas Tanaman Padi Sistem Jajar
Legowo. http://rezer-adt.blogspot.com/2013/04/pengaruh-jarak-tanam-terhadap.html. Diakses
pada tanggal 29 Oktober 2016.
Husna, A. 2013. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhandan Hasil Tanaman Bawang
Merah.http://jurnal.umsb.ac.id//uploads/2014/03/ JURNAL-yona.pdf. Skripsi. Mahasiswa
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Diakses pada tanggal 29
Oktober 2016.
Navratilova, Kusuma dan Prijono. 2013.Pengaruh Mulsa Sekam, Jerami Padi, Alang-Alang, dan
Plastik Hitam Perak Terhadap Laju Evaporasi http://download.portalgaruda.org/
article.php?article=29699&val=2165&title=. Jurnal.Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Malang. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2016.
Prawiranata dan Tjondronegoro. 2002. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Pertanian IPB,
Bogor.
Sembiring, A. P. 2013. Pemanfaatan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) dalam
Budidaya(CapsicumannuL).http://www.scribd.com/doc/82000378/Pemanfaatan-Mulsa-Plastik-
Hitam-Perak-MPHP-Dalam-Budidaya-Cabai-Capsicum-annum-L. Diakses pada tanggal 28
Oktober 2016.
Sunarjono, H. 2013. Bertanam 36 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta 204 h.
Zulfahmi, M. 2014. Mulsa.http://kickfahmi.blogspot.com/2013/12/mulsa.html. Diakses pada tanggal
28 Oktober 2016 .
LAMPIRAN
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... iii
MOTTO DAN TUJUAN ................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2. Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
2.1. Botani Bawang Merah................................................................................. 3
2.2. Budidaya Bawang Merah............................................................................. 4
2.3. Mulsa............................................................................................................ 7
2.4. Penggunaan Mulsa pada budidaya bawang merah ..................................... 8
2.5. Waring.......................................................................................................... 9
2.6. Penggunaan Waring pada budidaya bawang merah.................................... 9
BAB 3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM ........................................................ 11
3.1. Tempat dan Waktu....................................................................................... 11
3.2. Alat dan Bahan............................................................................................ 11
3.3. Cara Kerja.................................................................................................... 12
3.4 Pasamotor...................................................................................................... 12
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 13
4.1 Hasil ............................................................................................................. 13
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 15
BAB 5 PENUTUP ............................................................................................. 17
5.1 Kesimpulan................................................................................................... 17
5.2 Saran............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
LAMPIRAN................................................................................................ ......
LEMBAR PERSYARATAN
PRAKTIKUM DASAR- DASAR AGRONOMI
PENGARUH MULSA TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH (Alium cepa)
OLEH :
CYNTHIA MANDA SARI
05021281621047
OLEH :
CYNTHIA MANDA SARI
05021281621047
Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk lulus dalam Praktikum Dasar-
Dasar Agronomi.
Indralaya, 2016
Asisten I Koordinator Asisten
Slamet Triyadi
0507181320009
Rio Arianto
05021281320015
Komentar
DISUSUN OLEH :
AYU DELLA 05021281621091 CYNTHIA MANDA SARI 05021281621047 SUCI
SEPRIYANTI 05021381621076 YANDI ARYANSAH 05021281621084
Arsip
Laporkan Penyalahgunaan