Anda di halaman 1dari 22

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Rabu,3 Desember 2008

Mata Kuliah Teknik Pengolahan Daging Tempat : Lab. Ruminansia Besar

Asisten : 1.Dudi Firmansyah

2.Auma Irama

3.M.Tito.Grandisa

Sosis dan Meat Loaf

NAMA : RESTYMAYA TIRMA TARIGAN

NRP :D14061739

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Daging merupakan jaringan hewan yang dapat digunakan sebagai bahan


makanan. Daging tersusun atas otot, jaringan ikat, epitel, jaringan-jaringan saraf,
pembuluh darah dan lemak. Daging merupakan komoditas peternakan yang penting
dalam memenuhi kebutuhan gizi manusia. Daging dapat diolah menjadi berbagai kenis
bahan makanan yang dapat dikonsumsi sebagai makanan pokok. Daging yang
dimodifikasi menjadi makanan lain dibuat dengan penambahan beberapa bahan lain
seperti bumbu atau bahan makanan lain yang dapat dijadikan pelengkap. Penambahan
bumbu tidak akan mengubah ataupun menurunkan kualitas daging sebagai sumber
protein hewani jika penambahan dilakukan sesuai prosedur dan dalam takaran tertentu.

Makanan yang dapat dibuat dari bahan baku daging yaitu sosis dan meat loaf.
Sosis dan meat loaf merupakan modifikasi dari daging yang dibuat dengan penambahan
beberapa bumbu. Pembuatan sosis dan meat loaf hampir sama dengan pembuatan
bakaso namun sosis menggunakan casing dan meat loaf menggunakan cetakan seperti
loyang. Sosis dan meat loaf dapat dimodifikasi dengan penambahan bahan-bahan lain
dapat berupa sayuran ataupun sumber protein hewani lainnya.

Tujuan

Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan sosis dan meat
loaf serta mempraktekkan secara langsung pembuatan sosis dan meat loaf dengan
penambahan bahan-bahan lain untuk memodifikasi rasa dari sosis dan meat loaf
tersebut.
MATERI DAN METODE

Materi

Bahan yang digunakan pada pembuatan meat loaf yaitu daging 250 g, lemak 12,5
g, susu skim 25g, tapioka 31,25g, garam 10g, STP 0,75g, air es 50 g, bawang bombay
yang telah ditumis 3g, merica 2,5g, jahe 1,25g, pala 1,25g. Modifikasi meat loaf
dilakukan dengan penambahan tepung maizena 31,25g, wortel 12,5g dan bayam 12,5g.
Alat yang digunakan yaitu food processor, loyang untuk meat loaf, oven, timbangan,
pisau dan pisau.

Metode

Daging yang akan digunakan dipotong kotak kecil. Semua bahan yang akan
ditambahkan ditimbang sesuai ukuran, kemudian dilakukan penggilingan dan
pencampuran bahan. Bahan pertama yang digiling yaitu daging, STPP, garam dan
sebagian air es. Setelah digiling selama beberapa menit ditambahkan tepung, bumbu, air
es serta bahan untuk modifikasi. Setelah adonan menyatu dan halus, dimasukkan ke
dalam oven dan dipanggang selama 45-60 menit pada suhu 150-1800c.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Hasil Penilaian Meat Loaf BMW

Parameter Penampakan
Rasa Tekstur Aroma Kekenyalan
penilaian umum
1 0 1 0 1 0
2 3 5 4 8 6
3 4 3 5 0 3
4 3 1 1 1 1
5 0 0 0 0 0
Rataan 3 2 3 2 3

Tabel 2. Hasil Penilaian Meat Loaf Jamur Udang

Parameter Penampakan
Rasa Tekstur Aroma Kekenyalan
penilaian umum
1 0 0 0 0 0
2 2 2 2 4 4
3 5 5 4 2 3
4 1 1 2 2 1
5 0 0 0 0 0
Rataan 3 3 3 3 3
Tabel 3. Hasil Penilaian Sosis Jamur Tiram

Parameter Penampakan
Rasa Tekstur Aroma Kekenyalan
penilaian umum
1 0 2 1 1 0
2 3 3 0 4 0
3 5 3 5 4 4
4 2 2 4 1 5
5 0 0 0 0 1
Rataan 3 3 3 3 4
Tabel 4. Hasil Penilaian Sosis Sarden

Parameter Penampakan
Rasa Tekstur Aroma Kekenyalan
penilaian umum
1 0 0 0 0 0
2 3 3 3 7 6
3 7 6 5 3 3
4 0 1 2 0 1
5 0 0 0 0 0
Rataan 3 3 3 2 3
Tabel 5. Hasil Penilaian Meat Loaf Nanas

Parameter Penampakan
Rasa Tekstur Aroma Kekenyalan
penilaian umum
1 0 0 0 1 0
2 2 4 0 4 4
3 3 1 6 2 2
4 2 2 1 0 1
5 0 0 0 0 0
Rataan 3 3 3 2 3
Keterangan: 1 = sangat suka
2 = suka
3 = netral
4 = tidak suka
5 = sangat tidak suka

Pembahasan

Sosis adalah produk makanan yang diperoleh dari campuran daging halus
(mengandung daging tidak kurang dari 75%) dengan tepung atau pati dengan atau tanpa
penambahan bumbu-bumbu yang dan bahan tambahan makanan lain yang diizinkan dan
dimasukan kedalam selongsong sosis (SNI 01-3020-1995). Daging yang digunakan pada
pembuatan sosis adalah campuran antara daging tanpa lemak dan daging yang berlemak.
Penambahan daging yang berlemak bertujuan untuk member rasa lezat pada sosis.
Daging yang umumnya digunakan yaitu daging yang nilai ekonomisnya rendah seperti
daging leher, daging rusuk, dada serta daging-daging sisa/tetlan (Soeparno 1998).
Bahan utama yang digunakan pada pembuatan sosis adalah daging. Bahan-bahan
lain juga ditambahkan pada pembuatan sosis ini, bahan yang ditambahkan antaralain air
es, garam, lemak, STPP, tepung tapioca dan selongsong sosis. Bahan yang ditambahkan
sesuai dengan takaran atau jumlah yang telah ditentukan. Sosis dapat dimodifikasi
dengan penambahan bumbu atau bahan-bahan lain yang dapat meningkatkan cita rasa
dan kandungan gizi dari sosis.
Penambahan air es pada pembutan sosis dilakukan saat proses penggilingan.
Jumlah air es yang ditambahkan pada pembuatan sosis kali ini yaitu 40% dari daging
yang digunakan. Jumlah air es yang ditambahkan dapat bervariasi berdasarkan jenis
daging yang digunakan. Sosis daging sapi dapat mengandung air sampai kira-kira 60%
(Soeparno,1998). Penambahan air berupa es atau air es bertujuan untuk melarutkan
garam dan mendistribusikannya secara merata keseluruh bagian masa daging,
memudahkan ekstrasi protein serabut otot, membantu pembentujan emulsi dan
mempertahankan suhu daging agar tetap rendah selama penggilingan dan pembuatan
adonan (Kramlich, 1971).
Bahan yang ditambahkan selanjutnya yaitu garam. Penambahan garam dilakukan
untuk menambah cita rasa, menghambat pertumbuhan bakteri dan meningkatkan daya
ikat air. Kramlich (1971) menambahkan penambahan garam pada sosis bertujuan untuk
melarutkan protein. Selain garam, lemak juga ditambahkan pada pembuatan sosis.
Penambahan lemak juga dilakukan untuk menambah cita rasa pada sosis. Lemak yang
ditambahkan juga dapat mempengaruhi keempukan dan jus daging. Lemak yang
terkandung dalam sosis tidak melebehi dari 30% (Kramlich,1971). Bahan yang
ditambahkan berikutnya yaitu STPP (Sodium Tripolifosfat). Penambahan STPP
bertujuan untuk meningkatkan daya mengikat air, keempukan, meningkatkan pH dan
dapat meningkatkan kestabilan dan kemampuan emulsi (Ockerman, 1983). Penambahan
STPP pada pembuatan sosis yaitu 0,3% dari berat daging yang digunakan. Penggunaan
STPP pada pembuatan produk olahan daging adalah 0,3-0,5% dari berat daging dan
batas maksimumnya adalah 0,5% dari berat daging (Schmidt, 1998). STPP ditambahkan
saat awal penggilingan.
Tepung tapioka ditambahkan pada pembuatan sosis. Tepung tapioka berfungsi
sebagai bahan pengisi. Bahan pengikat merupakan bahan bukan daging yang
ditambahkan dalam pembuatan sosis yang mempunyai kemampuan mengikat air dan
mengemulsi lemak. Bahan pengisi yang ditambahkan dalam pembuatan sosis terdiri atas
tepung-tepungan yang mempunyai kandungan pati yang tinggi, namun kandungan
protein yang rendah. Bahan pengisi mempunyai kemampuan mengikat sejumlah besar
air, namun kemampuan emulsifikasinya rendah (aberle et al.,2001). Tepung tapioca
yang ditambahkan yaitu 25% dari berat daging yang digunakan.
Ciri khas dari produk sosis yaitu dilapisi dengan selongsong. Selongsong adalah
bahan pengemas sosis yang umumnya berbentuk silindris (Soeparno, 1998). Selongsong
atau casing untuk sosis ada dua tipe yaitu selongsong alami dan selongsong buatan. Pada
praktikum kali ini digunakan selongsong buatan yaitu plastik. Selongsong buatan
mempunyai kekuatan yang lebih besar dari pada selongsong alami, ukuran seragam
tetapi tidak dapat tembus asap dan cairan. Namun selongsong memiliki kekurangan
yaitu Warna pada selongsong buatan akan melunturi adonan sehingga tidak dapat
dimakan (Kramlich, 1971).
Sosis dapat dimodifikasi dengan penambahn bahan lain kedalam adonan. Bahan
yang ditambahkan bertujuan untuk meningkatkan cita rasa dan nilai gizi dari sosis. Pada
praktikum kali ini dilakukan penambahan ikan sarden (sosis sarden) dan jamur tiram
(sosis jamur tiram). Penambahan sarden bertujuan untuk menambahkan kandungan
omega-3 pada sosis. Ikan sarden diketahui memiliki kendungan omega-3 yang paling
banyak diantara ikan yang lain termasuk tuna dan salmon (himasilkan.blogspot.com).
Ikan sarden juga memiliki nilai ekonomis yang tidak terlalu tinggi sehingga setiap
lapisan dapat mengkonsumsinya. Jamur tiram mengandung berbagai macam asam amino
essensial, lemak, mineral dan vitamin. Asam amino esensial yang terdapat pada jamur,
sekitar ada sembilan jenis dari 20 asam amino yang dikenal. Jamur juga mengandung
berbagai jenis vitamin, antara lain B1(thiamine), B2(riboflavine), niasin dan biotin.
Selain elemen mikro, jamur juga mengandung berbagai jenis mineral, antara lain K, P,
Ca, Na, Mg, dan Cu. Kandungan serat mulai 7,4-24,6 persen sangat baik bagi
pencernaan. Jamur mempunyai kandungan kalori yang sangat rendah
(www.glucan.com/therapy2002).
Hasil uji organoleptik yang dilakukan terhadap sosis sarden menunjukkan bahwa
sosis sarden memiliki penampakan umum, rasa, tekstur dan kekenyalan yang netral serta
memiliki aroma yang cukup disukai. Hasil uji organoleptik sosis jamur tiram
menunjukkan bahwa sosis jamur tiram memiliki penampakan umum, rasa, tekstur dan
aroma yang netral. Namun kekenyalan sosis jamur ini tidak disukai hal ini dapat
disebabkan kandungan aor yang terdapat pada jamur sehingga fungsi STPP tidak terlalu
berpengaruh.

Meat loaf adalah produk pangan dengan bahan baku daging serta penambahan
gandum, telur, susu bubuk, dan rempah-rempah lalu dilakukan pemasakan dengan cara
dipanggang di dalam oven. Meat loaf memiliki kandungan daging yang lebih rendah,
cincangan dagingnya tidak terlalu kasar dan tidak harus daging curing (Ranken, 2000).
Pada pembuatan sosis ditambahkan lemak, susu skim, tapioca, garam, STPP serta
bumbu seperti bawang bombay, merica (lada), jahe dan pala. Kombinasi bumbu yang
digunakan bawang putih dan lada yang mendominasi (Brandly et al., 1966). Pembuatan
meat loaf hampir sama dengan pembuatan bakso, namun meat loaf dimasukkan ke
dalam loyang dan dipanggang pada oven. Menurut Yolanda dan Carlin (1976),
pemanggangan meat loaf dilakukan pada suhu tidak kurang dari 1770C sampai suhu
internal produk mencapai 740C. Pemanggangan dengan menggunakan oven microwave
akan menyebabkan susut masak yang tinggi dan pencapaian suhu internal lebih cepat
dibandingkan dengan menggunakan pemanggangan dengan menggunakan oven
konvensional. Pada pembuatan meat loaf kali ini oven yang digunakan yaitu oven
konvensional.
Air es ditambahkan pada pembuatan meat loaf bertujuan untuk 1) meningkatkan
keempukan dan jus daging, (2) menggantikan sebagian air yang hilang selama
pengolahan terutama selama perlakuan panas, (3) melarutkan protein yang mudah larut
dalam air, (4) membentuk larutan garam yang diperlukan untuk melarutkan protein yang
larut dalam larutan garam, (5) melayani fase kontinu dari emulsi daging, (6) menjaga
temperature produk (Soerparno, 1998). Air es yang ditambahkan pada meat loaf 20-30%
dari berat daging. Pada pembuatan meat loaf kali ini air es yang ditambahkan sebanyak
40% dari berat daging yang digunakan. Penambahan es dilakukan pada awal
penggilingan dan saat memasukkan bumbu-bumbu.

Meat loaf sama seperti sosis, menggunakan garam, STPP, bumbu dan lemak.
Fungsi bahan-bahan tersebut hampir sama pad pembuatan sosis. Menurut Pearson dan
Tauber (1984), penambahan garam pada produk daging olahan bertujuan untuk
meningkatkan cita rasa produk, melarutkan protein myosin, sebagai pengawet dan
meningkatkan daya mengikat air. garam yang digunakan pada pembuatan meat loaf kali
ini yaitu 4% dari berat daging yang digunakan. Penggunaan garam pada produk
makanan berlisar antara 2-3%. Penggunaan STPP pada pembuatan produk olahan daging
seperti meat loaf adalah 0,3-0,5% dan batas maksimum adalah 0,5% dari berat daging
(Codex, 1980). Pada praktikum kali ini jumlah STPP yng digunakan yaitu 0,3%.
Penambahan bumbu ditujukan untuk menambah serta meningkatkan rasa dan
aroma. Bumbu yang ditambahkan yaitu bawang putih dan lada. Penambahan bawang
putih bertujuan untuk penyedap makanan serta membuat makanan menjadi beraroma
dan mengundang selera (SNI 01-3160-1992). Penambahan lada bertujuan untuk
menguatkan rasa yang terdapat pada makanan terutama rasa pedas (SNI 01-3717-1995).
Bawang putih yang digunakan sebanyak 1% dan lada 0,75%. Selain itu terdapat
kombinasi jahe, pala dan bawang bombay untuk menambah cita rasa. Penambahan
lemak pada pembuatan meat loaf sebanyak 10%. Lemak berperan dalam membentuk
emulsi daging juga memberikan keempukan, kebasahan (Kramlich, 1971) serta dapat
menentukan aroma, rasa dan dapat mempengaruhi palatabilitas dproduk (Potter, 1973).

Meat loaf juga menggunakan bahan pengisi dan bahan pengikat. Bahan pengikat
adalah materi bukan daging yang dapat meningkatkan daya mengikat air dan
emulsifikasi lemak contohnya susu skim. Bahan pengisi adalah bahan yang mampu
mengikat air, tetapi mempunyai pengaruh yang kecil terhadap emulsifikasi lemak
contohnya tepung tapioca. Tujuan dari penambahan bahan pengikat serta bahan pengisi
yaitu untuk (1) meningkatkan stabilitas emulsi, (2) meningkatkan daya ikat air produk
daging, (3) meningkatkan flavor, (4) mengurangi penyusutan pada saat pemanggangan,
(5) meningkatkan sifat irisan, dan (6) menurunkan biaya produksi (Rust, 1986).

Meat loaf dapat dimodifikasi dengan penambahan sayuran atau sumber protein
hewani lainnya. Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan meat loaf dengan
penambahan maizena, bayam dan wortel (meat loaf BMW), udang dan jamur (meat loaf
udang jamur) dan penambahan nanas (meat loaf nanas).

Penambahan bayam dan wortel bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi dari
meat loaf yang dihasilkan. Bayam merupakan bahan sayuran daun yang bergizi tinggi
dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Bayam dipromosikan sebagai sumber
protein nabati, karena berfungsi ganda bagi pemenuhan kebutuhan gizi maupun
pelayanan kesehatan masyarakat (http://shantybio.transdigit.com/?Biologi). Kandungan
dan manfaat bayam terkenal mengandung zat besi yang tinggi dan berkhasiat menambah
darah. Selain itu, bayam juga mengandung vitamin A, B, C, dan K, kalium serta
fosfor.Zat paling terkenal dalam bayam adalah kandungan zat besinya yang tinggi yang
diperlukan tubuh untuk merangsang pembentukan sel-sel darah merah. Kandungan
nutrisi yang ada di bayam dapat menurunkan kolesterol, gula darah, melancarkan
peredaran darah dan menurunkan tekanan darah yang berlebihan
(http://seputarbalita.blogspot.com). Wortel membantu kesehatan mata, mencegah kanker
paru-paru, menurunkan kolesterol darah. Kandungan gizi wortel dalam 100g berat yaitu
protein 1,2 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 9,3 g, kalsium 39 g, besi 0,8 g, vitamin A 3600
RE, vitamin B1 0.06 mg, vitamin B2 0.05 g dan vitamin C 8g (www.geocities.com).

Modifikasi lain dari meat loaf yang dibuat yaitu dengan penambahan udang dan
jamur tiram. Fungsi jamur tiram telah diceritakan diatas yaitu dapat menurunkan
kolesterol dan memiliki kandungan kalori yang sangat rendah. Udang merupakan salah
satu sumber protein hewani. Udang termasuk rendah lemak dan kalori. Kandungan gizi
udang segar dalam 100g berat yaitu protein 21g, lemak 0,2g, karbohidrat 0,1g, kalsium
136g dan besi 8g (www.geocities.com). Modifikasi selanjutnya yaitu penambahan
nanas. Nanas mengandung vitamin A dan C sebagai antioksidan dan mengandung
kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa, dan enzim
bromelain. Bromelain berkhasiat sebagai antiradang, membantu melunakkan makanan di
lambung, serta menghambat pertumbuhan sel kanker. Kandungan seratnya dapat
mempermudah buang air besar pada penderita sembelit. Khasiat buah nanas yaitu dapat
mengurangu keluarnya asam lambung yang berlebihan, anti radang, peluruh kencing,
membersihkan jaringan kulit yang mati dan mengurangi pertumbuhan sel kanker
(www.resep.web.id).

Hasil uji organoleptik meat loaf secara keseluruhan menunjukkan bahwa meat
loaf BMW memiliki penampakan umum, tekstur dan kekenyalan yang netral dan
memiliki rasa dan aroma yang disukai. Meat loaf udang jamur memiliki penampakan
umum, rasa, tekstur, aroma dan kekenyalan yang netral. Meat loaf nanas memiliki
Penampakan umum, rasa, tekstur dan kekenyalan yang netral dan memiliki aroma yang
disukai.
KESIMPULAN

Sosis merupakan bahan makanan yang berbahan utama daging. Proses


pembuatan sosis da meat loaf hampir sama dengan pembuatan bakso namun sosis
menggunakan casing dan meat loaf menggunakan loyang. Pembuatan sosis
ditambahnkan bumbu dan bahan lain untuk menambah cita rasa dan kesempurnaan
produk. Bahan yang ditambahkan antaralain air es, STPP, garam, tepung dan bumbu lain
yang digiling halus bersama daging. Sosis dan meat loaf dapat dimodifikasi dengan
penambahan bahan lain seperti sayuran atau sumber protein hewani lainnya.
Penambahan bahan lain bertujuan untuk meningkatkan cita rasa dan meningkatkan
kandungan gizi dari produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan pada praktikum
kali ini yaitu sosis jamur tiram dan sosis sarden serta meat loaf BMW (bayam, maizena,
wortel), meat loaf udang jamur dan meat loaf nanas. Hasil uji organoleptik
menunjukkann bahwa rata-rata produk yang dihasilkan memiliki penampakan umum,
rasa, tekstur, aroma dan kekenyalan yang netral.

.
DAFTAR PUSTAKA

Aberle, E. D., H. B. Hendrick, J. C. Forrest, M. D. Judge and R. A. Merkel. 2001.


Principles of Meat Science. W. H. Freeman and Co., San Fransisco.

Brandly, P.L., F.K. Keith, dan M.E. Hunecke. 1985. Comparison of sensory and
instrumental texture profile techniques for the evaluation of beef anf beef-soy
loaves. J. Food Science. 50:1537-1539.

Codex. 1980. Food Chemicals Codex, 3rd Edit. Food Association Organization (FAO),
Rome.

Kramlich, W.E. 1971. Sausage Product. In: J. F. Price and B.S. Schweifert (Eds). The
Science of Meat Products. 2nd Edit. W.H. Freeman and Company, San
Fransisco.

Kramlich, W.E. 1971. Processed Meat. The Avi Publishing Company, Inc. Westport.
Connecticut.

Ockerman, H.W. 1983. Chemistry pf Meat Tissue. 10th edit. Animal Science Department
The Ohio State University. The Ohio State University. The Ohio Agricultural
Research and Development Center. Ohio.

Pearson, A.M. dan E.W. Tauber. 1984. Processed Meat. The Avi Publishing Company
Inc., Westport, Connecticut.

Potter, N.N. 1973. Food Science. The Avi Publishing Company, Inc. Westport.
Connecticut.

Rust, R.E. 1986. Sausage Priducts. Dalam: Price J.F. dan B.S. Schweigert (Editor). The
Science of Meat and Meat Products, 3rd Edit. W.H. Freeman and Company, San
Fransisco.
Schmidt, G. R. 1998. Processing. In: H.R. Cross and A.J. Overby (Eds). Meat Science,
Milk Science and Technology. Elsevier Science Publ., Amsterdam.

Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Universitas Gajah Mada Press,
Yogyakarta.

Yolanda, A.Z. dan A.F. Carlin. 1976. Microwave and conventional cooking in relation
to quality and nutritive value of beef and beef-soy loaves. J. Food Science.41
:4-8.

www.glucan.com/therapy2002

http://shantybio.transdigit.com/?Biologi

http://seputarbalita.blogspot.com

www.geocities.com

www.resep.web.id
LAMPIRAN

MEAT LOVE BMW

1.Penampakan umum Persentase (%)

1x0=0 0 / 10 x 100% = 0
2x3=6 2 / 10 x 100% = 20
3 x 4 = 12 3 / 10 x 100% = 30
4 x 3= 12 2 / 10 x 100% = 20
5x0=0 0 / 10x 100% = 0
Rataan = 6 + 12 + 12 / 10 = 3

2.Rasa

1x1=1 1 / 10 x 100% = 10
2 x 5 = 10 5 / 10 x 100% = 50
3x3=9 3 / 10 x 100% = 30
4 x 1= 4 1 / 10 x 100% = 10
5x0=0 0 / 10x 100% = 0
Rataan = 1 + 10+ 9+4 / 10 = 2,4

3. Tekstur
1x0=0 0 / 10 x 100% = 0
2x4=8 4 / 10 x 100% = 40
3 x 5 = 15 5 / 10 x 100% = 50
4 x 1= 4 1 / 10 x 100% = 10
5x0=0 0 / 10x 100% = 0
Rataan = 8 + 15 + 4 / 10 = 2,7
4. Aroma
1 x 1= 1 1 / 10 x 100% = 0
2 x 8= 16 8/ 10 x 100% = 80
3 x 0= 0 0 / 10 x 100% = 0
4 x 1= 4 1 / 10 x 100% = 10
5x0=0 0 / 10x 100% = 0
Rataan = 1 + 16 + 4 / 10 = 2,1

5. Kekenyalan
1x0=0 0 / 10 x 100% = 0
2 x 6 = 12 6 / 10 x 100% = 60
3x3=9 3 / 10 x 100% = 30
4 x 1= 4 1 / 10 x 100% = 10
5x0=0 0 / 10x 100% = 0
Rataan = 12 + 9 + 4 / 10 = 2,5

MEAT LOAF UDANG JAMUR

1. Penampakan umum

1x0=0 0 / 8x 100% = 0
2x2=4 2 / 8x 100% = 25
3 x 5 = 15 5 / 8 x 100% = 62,5
4 x 1= 4 1 / 8x 100% = 12,5
5x0=0 0 / 8x 100% = 0
Rataan = 4 + 15 + 4 / 8= 2,87
2. Rasa
1x0=0 0 / 8x 100% = 0
2x2=4 2 / 8x 100% = 25
3 x 5 = 15 5 / 8 x 100% = 62,5
4 x 1= 4 1 / 8x 100% = 12,5
5x0=0 0 / 8x 100% = 0
Rataan = 4 + 15 + 4 / 8= 2,87

3. Tekstur
1x0=0 0 / 8x 100% = 0
2x2=4 2 / 8x 100% = 25
3 x 4= 12 4 / 8 x 100% = 50
4 x 2= 8 2 / 8x 100% = 25
5x0=0 0 / 8x 100% = 0
Rataan = 4 + 15 + 4 / 8= 2,87

4. Aroma
1x0=0 0 / 8x 100% = 0
2x4=8 4 / 8x 100% = 50
3x2=6 2 / 8 x 100% = 25
4 x 2= 8 2 / 8x 100% = 25
5x0=0 l0 / 8x 100% = 0
Rataan = 8 + 6 + 8 / 8= 2,75

5. Kekenyalan
1x0=0 0 / 8x 100% = 0
2x4=8 4 / 8x 100% = 50
3 x 3= 9 3 / 8 x 100% = 37,5
4 x 1= 4 1 / 8x 100% = 12,5
5x0=0 0 / 8x 100% = 0
Rataan = 8 + 9 + 4 / 8= 2,62

SOSIS JAMUR

1.Penampakan umum Persentase (%)

1x0=0 0 / 10 x 100% = 0
2x3=6 3 / 10 x 100% = 30
3 x 5 = 15 5 / 10 x 100% = 50
4 x 2= 8 2 / 10 x 100% = 20
5x0=0 0 / 10x 100% = 0
Rataan = 6 + 15 + 8 / 10 = 2,9

2. Rasa
1x2=2 2 / 10 x 100% = 20
2x3=6 3 / 10 x 100% = 30
3x3=9 3 / 10 x 100% = 30
4 x 2= 8 2 / 10 x 100% = 20
5x0=0 0 / 10x 100% = 0
Rataan = 2 + 6+ 9+8 / 10 = 2,5

3. Tekstur
1x1=1 1 / 10 x 100% =10
2 x 0= 0 0 / 10 x 100% = 0
3 x 5 = 15 5 / 10 x 100% = 50
4 x 4= 16 4 / 10 x 100% = 40
5x0=0 0 / 10x 100% = 0
Rataan = 1+ 15 + 16 / 10 = 3,2
4. Aroma
1x1=1 1 / 10 x 100% = 10
2x4=8 4 / 10 x 100% = 40
3 x 4 = 12 4 / 10 x 100% = 40
4 x 1= 4 1 / 10 x 100% = 10
5x0=0 0 / 10x 100% = 0
Rataan = 1 + 8+ 12+4 / 10 = 2,5

5. Kekenyalan
1x0=0 0 / 10 x 100% = 0
2x0=0 0/ 10 x 100% = 0
3 x 4 = 12 4 / 10 x 100% = 40
4 x 5= 20 5 / 10 x 100% = 50
5x1=5 1 / 10x 100% = 10
Rataan = 12 + 2 0+ 5 / 10 = 3,7

SOSIS SARDEN

1. Penampakan umum

1x0=0 0 / 10 x 100% = 0
2x3=6 3 / 10 x 100% = 30
3 x 7 = 21 7 / 10 x 100% = 70
4 x 0= 0 0 / 10 x 100% = 0
5x0=0 0 / 10x 100% = 0
Rataan = 6 + 2 1 / 10 = 2,7

2. Rasa
1x0=0 0 / 10 x 100% = 0
2x3=6 3 / 10 x 100% = 30
3 x 6 = 18 6 / 10 x 100% = 60
4 x 1= 4 1 / 10 x 100% = 10
5x0=0 0 / 10x 100% = 0
Rataan = 6 + 18 + 4 / 10 = 2,8

3. Tekstur
1x0=0 0 / 10 x 100% = 0
2x3=6 3 / 10 x 100% = 30
3 x 5= 15 5 / 10 x 100% = 50
4 x 2= 8 2 / 10 x 100% = 20
5x0=0 0 / 10x 100% = 0
Rataan = 6 + 15 + 8 / 10 = 2,9

4. Aroma
1x0=0 0 / 10 x 100% = 0
2 x 7 = 14 7 / 10 x 100% = 70
3x3=9 3 / 10 x 100% = 30
4 x 0= 12 0 / 10 x 100% = 0
5x0=0 0 / 10x 100% = 0
Rataan = 14 +9 / 10 = 2,3

5. Kekenyalan
1x0=0 0 / 10 x 100% = 0
2 x 6 = 12 6 / 10 x 100% = 60
3x3=9 3 / 10 x 100% = 30
4 x 1= 4 1 / 10 x 100% = 10
5x0=0 0 / 10x 100% = 0
Rataan = 12 + 9 + 4 / 10 = 2,5
Meat loaf nanas

1.Penampakan umum Persentase (%)

1x0=0 0 / 7 x 100% = 0

2x2=4 2 / 7 x 100% = 28,57

3x3=9 3 / 7 x 100% = 42,86

4x2=8 2 / 7 x 100% = 28,57

5x0=0 0 / 7 x 100% = 0

Rataan = 4 + 9 + 8 / 7 = 3

2.Rasa

1x0=0 0 / 7 x 100% = 0

2x4=8 4 / 7 x 100% = 57,14

3x1=3 1 / 7 x 100% = 14,2

4x2=8 2 / 7 x 100% = 28,57

5x0=0 0 / 7 x 100% = 0

Rataan = 8 + 3 + 8 / 7 = 2,7

3. Tekstur

1x0=0 0 / 7 x 100% = 0

2 x 0= 0 0 / 7 x 100% = 0

3 x 6= 18 6 / 7 x 100% = 85,71

4 x 1= 4 1 / 7 x 100% = 14,2

5x0=0 0 / 7 x 100% = 0

Rataan = 18+4 / 7 = 3,14


4. Aroma

1 x 1= 1 1 / 7 x 100% = 14,2

2 x 4= 8 4 / 7 x 100% = 57,14

3 x 2= 6 2 / 7 x 100% = 28,57

4 x 0= 4 0 / 7 x 100% = 0

5x0=0 0 / 7 x 100% = 0

Rataan = 1+8+6+4 / 7 = 2,71

5. Kekenyalan

1 x 0= 0 0 / 7 x 100% = 0

2 x 4= 8 4 / 7 x 100% = 57,14

3 x 2= 6 2 / 7 x 100% = 28,57

4 x 1= 4 1 / 7 x 100% = 14,2

5x0=0 0 / 7 x 100% = 0

Rataan = 8+6+4 / 7 = 2,57

GAMBAR MEAT LOAF BMW

Anda mungkin juga menyukai