Anda di halaman 1dari 9

TL-5131 HIGIENE INDUSTRI

KEBISINGAN LINGKUNGAN

Disusun Oleh:
Siska Widya Dewi Kusumah 25318018

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2018
1.1 Mekanisme Efek Keebisingan Terhadap Tekanan Darah dan Detak Jantung
Penelitian terhadap efek kebisingan tidak hanya terhadap gangguan pendengaran, tetapi saat
ini para ahli juga berfokus pada efek kesehatan jangka Panjang, yaitu kardiovaskular. Terdapat
mekanisme yang diusulkan sebagai patofisiologi antara kebisingan dan efeknya terhadap
kardiovaskular seperti yang dijelaskan pada gambar berikutnya. Kebisingan dapat memicu
respon stress pada manusia sehingga mengaktifkan pengeluaran hormon-hormon stress yang
bersifat oksidatif. Hormon ini terbagi menjadi hormon stress akut dan kronis. Hormon stress
akut berupa adrenalin dan nor adrenalin. Normon stress kronik seperti kortison, angiotensio
dan dopamine. Hormon ini akan memicu reaksi berantai lainnya terhadap sel-sel tubuh, sel
jantung dan pembuluh darah.

Gambar 1: Patofisiologi Penyakit Kardiovaskular akibat Kebisingan


Dalam perjalanan penyakit kardioavaskular sangat dipengaruhi oleh factor risiko yang dapat
dimodifikasi dan tak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti gaya
hidup, diet, berat badan. Factor risiko yang tak dapat dimodifikasi seperti usia, factor genetic,
dll. Faktor-faktor ini dapat memperburuk atau mempercepat efek buruk dari kebisingan
tersebut.

Gambar 2: Faktor Risiko dan Patofisiologi Penyakit Kardiovaskular Akibat Kebisingan

1.2 Cara Penghitungan Tmax


Proses evaluasi kebisingan dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan
nilai Nilai Ambang Batas yang berlaku. Nilai Ambang Batas Kebisngan Industri di Indonesia telah
diatur dalam peraturan terbaru, Permenaker No 5 Tahun 2018 yang mengatur lama kerja yang
dizinkan dalam taraf kebisingan tertentu, tertera pada tabel berikut.
Tabel 1: Baku Mutu Kebisingan Berdasarkan Permenaker No 5 tahun 2018

Rumusnya adalah :

Aplikasi contoh perhitunganya adalah sebagai berikut:


Dik : - Tmax = 4 jam dan L ( Intesitas Kebisingan Berdasarkan Tabel ) = 88 dBA
Jawab :
8
4 ( 8885) / k
2
8
4 ( 3) / k
2
8
2 ( 3) / k 
4
2 ( 3) / k  2
3/k = 1
k=3
1.3 Alat Pelindung Telinga
Alat pelindung telinga atau hearing protection adalah alat untuk menyumbat telinga atau
penutup telinga yang digunakan atau dipakai dengan tujuan melindungi, mengurangi paparan
kebisingan dan tekanan yang masuk kedalam telinga. Fungsinya adalah menurunkan intensitas
kebisingan yang mencapai alat pendengaran Alat pelindung telinga juga dapat digunakan untuk
melindungi telinga dari percikan api atau logam-logam yang panas. Alat pelindung telinga dipakai
jika kebisingan atau tingkat suara di tempat kerja melebihi 85 dBA. Efektivitas alat pelindung
telinga akan sangat berkurang jika alat pelindungan tidak berfungsi dengan baik atau jika hanya
digunakan pada sebagian waktu selama periode paparan kebisingan. Untuk menjaga efektivitas
alat pelindung telinga maka harus disesuaikan dengan syarat-syarat sebagai berikut:
 Kesesuaian dengan jenis pekerjaan.
 Memberikan perlindungan yang memadai. Periksa literatur produsen.
 Nyaman untuk dipakai.
Pemilihan alat pelindung pendengaran (hearing protection) berdasarkan pada Peraturan
Menakertrans RI No PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri dibagi dua yaitu terdiri
dari sumbat telinga (ear plug) dan penutup telinga (ear muff):

A. Ear Plug
Sumbat telinga (ear plug) alat pelindung telinga yang berfungsi untuk mengurangi tingkat
kebisingan suara yang terdengar lewat telinga kita, dapat mengurangi kebisingan 8-30 dBA.
Biasanya digunakan untuk proteksi sampai dengan 100 dBA. Ear plug dimasukkan untuk
memblokir saluran telinga. Ear plug berbentuk premolded (preformed) atau moldable (busa).
Menurut cara penggunaannya, dibedakan menjadi earplug sekali pakai (disposable earplug) yaitu
sumbat telinga yang digunakan untuk sekali pakai saja kemudian dibuang, misalnya sumbat telinga
dari kapas, kemudian cara penggunaan yang lain yaitu earplug yang dapat digunakan kembali (non
disposable earplug) yang digunakan waktu lama terbuat dari karet atau plastik cetak. Jenis ear plug
dibagi dua yaitu sebagai berikut:
Dalam memilih ear plug yang benar ukuran, bentuk, dan posisi saluran telinga untuk tiap-
tiap individu berbeda-beda dan bahkan antar kedua telinga dari individu yang sama berlainan. Oleh
karena itu sumbat telinga harus dipilih sesuai dengan ukuran, bentuk, posisi saluran telinga
pemakainya. Diameter saluran telinga berkisar antara 3-14 mm, tetapi paling banyak 5-11 mm.
Berikut ini adalah contoh gambar dari ear plug.

Sumber http://www.batan.go.id/ptlr/k3/?q=category/tags/pustaka-k3
Umumnya bentuk saluran telinga manusia tidak lurus, walaupun sebagian kecil ada yang
lurus. Sumbat telinga dapat mengurangi bising sampai dengan 30 dB. Berikut ini merupakan cara
untuk memilih sumbat telinga yang baik:
– Pilih ear plug yang terbuat dari bahan yang dapat menyesuaikan dengan bentuk telinga, yang
biasanya terbuat dari baham karet atau plastik yang lunak.
– Pilih bentuk dan ukuran yang sesuai dengan bentuk dan ukuran kedua telinga anda.
– Periksa ear plug, pastikan kondisinya dalam keadaan bagus (tidak rusak) dan bersih.
Ear plug memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan yaitu sebagai berikut:
1. Kelebihan:
a. Mudah dibawa karena ukurannya yang kecil.
b. Lebih nyaman dipakai ditempat kerja yang panas.
c. Tidak membatasi gerak kepala.
d. Harga relative murah daripada tutup telinga (ear muff).
e. Dapat dipakai dengan efektif tanpa mengganggu oleh pemakaian kacamata, tutup kepala, anting-
anting maupun rambut.
2. Kelemahan:
a. Memerlukan waktu yang lebih lama dari tutup telingan untuk pemasangan yang tepat.
b. Tingkat perlindungannya lebih kecil daripada tutup telinga
c. Sulit untuk memonitor tenaga kerja apakah memakai APT karena sukar dilihat oleh pengawas
d. Hanya dapat dipakai oleh saluran telingan yang sehat
e. Bila tangan yang dipakai untuk memasang sumbat telinga kotor, maka saluran telinga akan
mudah terkena infeksi karena iritasi.
Bahaya tidak menggunakan ear plug saat bekerja adalah jika tidak menggunakan sumbat
telinga kemungkinan pendengaran akan terganggu, selain jika anda bekerja di lokasi yang terdapat
logam, api dan sejenisnya, kemungkinan telinga anda dapat terkena percikan api atau logam-logam
kecil yang panas di area sekitar anda.
Tips Merawat Ear Plug:
a. Setelah menggunakan sumbat telinga bersihkan dengan kain lap yang bersih, basah dan hangat.
b. Kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih dan kering.
c. Setelah itu simpan di tempat yang kering dan bersih.
Berikut ini adalah gambar contoh penggunaan ear plug

Sumber http://www.batan.go.id/ptlr/k3/?q=category/tags/pustaka-k3
B. Ear Muff
Ear muff adalah penutup telinga yang terbuat dari bahan yang lembut yang dapat menurunkan
kebisingan dengan cara menutupi semua bagian telinga, dapat menurunkan kebisingan 25-40 dBA.
Digunakan untuk Proteksi sampai dengan 110 dBA. Tutup telinga terdiri dari dua buah tudung
untuk tutup telinga, dapat berupa cairan atau busa yang berfungsi untuk menyerap suara frekuensi
tinggi. Pada pemakaian yang lama, sering ditemukan efektifitas telinga menurun yang disebabkan
oleh bantalan mengeras dan mengerut akibat reaksi bahan bantalan dengan minyak kulit dan
keringat. Tutup telinga digunakan untuk mengurangi bising s/d 40-50 dB dengan frekuensi 100-
8000Hz. Berikut ini adalah keuntungan dan kelemahan dari ear muff
1. Keuntungan dari tutup telinga (ear muff) adalah :
a. Satu ukuran tutup telinga dapat digunakan oleh beberapa orang dengan ukuran telingan yang
berbeda.
b. Mudah dimonitor pemakaiannya oleh pengawas.
c. Dapat dipakai yang terkena infeksi (ringan).
d. Tidak mudah hilang.
2. Kerugian dari tutup telinga adalah :
a. Tidak nyaman dipakai ditempat kerja yang panas
b. Efektifitas dan kenyamanan pemakaiannya, dipengaruhi oleh pemakaian kacamata, tutup
kepala, anting-anting, rambut yang menutupi telinga.
c. Tidak mudah dibawa atau disimpan.
d. Dapat membatasi gerakan kepala pada ruang kerja yang agak sempit.
e. Harganya relative lebih mahal dari sumbat telinga.
Berikut ini adalah contoh dari ear muff

Sumber http://belajark3.com/alat-pelindung-diri/

1.4 Ketajaman Pendengaran Berdasarkan Golongan Usia


Pada pemeriksaan audiometri, normalnya manusia dapat mendengar suara berfrekuensi 20-
20.000 Hz dan dapat mendengar suara miulai dari 0-140 dB. Suara bisikan berkisar antara 20
dB. Percakapan manusia pada umumnya berkisar antara 70-76 dB. Jika seseorang berteriak,
suaranya berkisar antara 88 dB. 130 dB menyebabkan rasa sakit pada telinga. Pada
pemeriksaan audiometri, baik hantaran udara maupun hantaran tulang harus memiliki rentang
hasil 0-25 dB pada semua frekuensi. Bila hasil audiometri di atas batas normal tersebut, maka
telah terjadi penurunan pendengaran. Seiring usia, pendengaran manusia akan berkurang
secara normal, seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut. Kebisingan dapat mempercepat
dan memperparah efek penurunan pendengaran. Angka normal untuk setiap frekuensi adalah
di bawah 25 dB.

Berikut adalah derajat gangguan pendengaran, berdasarkan ambang dengar hantaran udara :
Ringan (mild hearing loss) : 21 - 40 dB
Sedang (moderate hearing loss) : 41 - 70 dB
Berat (severe hearing loss) : 71 - 90 dB
Tuli (deaf) : > 90 dB

1.5 Obat-Obatan yang Dapat Mempengaruhi Pendengaran


Obat-obatan dapat memiliki efek pada kesehatan pendengaran. Jenis obat yang memiliki efek
buruk terhadap pendengaran disebut sebagai golongan Ototoxic Drugs. Diantara golongan
obat-obatan tersebut adalah:
- Salisilat
- NSAID
- Antibiotik
- Diuretik
- Agen Kemoterapi
- Quinin
- Proteksi Mukosa
- Analgesik
Mekanisme aksi terhadap pendengaran melalui pengrusakan sel-sel saraf telinga, yang
menyebabkan kelainan awal berupa tinnitus, dan pada orang yang hipersensitif atau dalam
jangka waktu lama dapat menyebabkan ketulian. Daftar lengkap obat ototoxic dapat dilihat
pada Lampiran 1.

Anda mungkin juga menyukai