Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, individu adalah orang seorang,
pribadi orang (terpisah dari yang lain) atau organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara
fisiologi ia bersifat bebas (tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya).
Dilihat dari Psikologi jiwa dalam setiap pribadi itu berkembang, unik, memiliki
kematangan yang berbeda
Jika dilihat dari Sosiologi pribadi atau individu adalah makhluk sosial yang tidka bisa
hidup terlepas atau membutuhkan dari orang lain
Yang dimaksud dengan Antropologi pribadi atau individu adalah makhluk yang
memiliki kebudayaan yang mempengaruhi kehidupannya
Menurut Koentjaraningrat (1996) kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa
yang menentukan tingkah laku atau tindakan seseorang individu (yang berada pada setiap
individu).
Lingkungan (environment atau habitat) adalah suatu sistem yang kompleks dimana
berbagai faktor berpengaruh timbal balik satu sama lain dengan masyarakat tumbuh-tumbuhan.
Hereditas merupakan aspek individu yang bersifat bawaan menjadi bekal yang mendasar
bagi individu tersebut dalam tumbuh kembangnya,
b. Faktor Masyarakat
-Menurut Munandar Soelaeman, masyarakat merupakan kesatuan sosial yang
mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat.
-Menurut Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu
ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
-Menurut Emile Durkheim, masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif
pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
-Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia
yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di
suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian
besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.
Masyarakat dapat terbagi menjadi 2, yakni masyarakat industri dan non
industri.
1. Masyarakat non Industri
Secara garis besar, kelompoknasional atau organisasi kemasyarakatan non
industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer
(primary group) dan kelompok sekunder (secondary group)
(a)Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif,
lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok ”face to
face group”, Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun
tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
(b) Kelompok Sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung,
formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat interaksi,
pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-
pertimbangan rasional. Obyektif. Contoh-contoh kelompok sekunder,
misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi
profesi dan sebagainya.
2. Masyarakat Industri
Masyarakat dimana pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda
bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Otonomi sejenis, juga menjadi
ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi
sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki
seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.Contoh-contoh :
tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik,
ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya
spesialisasi fungsional, makin berkurang pula, ide-ide kolektif untuk
diekspresikan dan dikerjakan bersama.Dengan demikian semakin komplek
pembagian kerja, semakin banyak tibul kepribadian individu.
masyarakat adalah :
-Kumpulan sekian banyak individu yang terikat olehsatuan adat, hukum dan
kehidupan bersama
-Kesatuan sosial yang mempunyai hubungan erat
-Kumpulan individu-individu yang mandiri dan hidupberdampingan dalam
waktu yang cukup lama.
Hak Dan Kewajiban Individu dalam Masyarakat
Hak ialah suatu yang merupakan milik atau dapat dimiliki oleh seseorang
sebagai manusia. Kewajiban ialah hal-hal yang wajib dilakukan atau diadakan
oleh seorang dari luar dirinya untuk memenuhi hak dari pihak yang lain.Yang
dapat menentukan individu memiliki hak dan kewajiban adalah norma yang
dianut, adat istiadat yang mentradisi dan agama yang diyakini.
Ada dua bentuk hak yang sangat mendasar, yang dapat dimiliki oleh
individu :
1.Hak asasi yang bersifat natural, seperti hak untuk hidup, hak untuk merdeka,
hak untuk mendapatkankehormatan. Hak-hak tersebut yang
menyebabkanmanusia memperoleh kebebasan pada kurun waktu yang
panjang
2.Hak asasi yang bersifat umum, yaitu hak persamaan. Diperlukan seorang
individu dalam kedudukannya sebagai individu dalm suatu masyarakat.
Dalam hak persamaan tidak terdapat sifat diskriminasi golongan, jenis,
bahasa, agama, pandangan politik, asal negara, tingkat sosial, kelahiran.
A.PENGERTIAN
Dilihat dari sudut biologis, tingkah laku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organism
yang bersangkutan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Tingkah laku
manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri.
Secara oprasional tingkah laku dapat diartikan suatu respon organism atau seseorang
terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut.
Emisklopedi Amerika tingkah laku adalah sebagai suatu aksi reaksi organism terhadap
lingkungan. Tingkah laku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tersebut akan menghasilkan reaksi
atau prilaku tertentu.
Menurut Ribert Kwick (1974) tingkah laku adalah tindakan atau prilaku suatu organism
yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.
Secara umum prilaku manusia pada hakekatnya adalah proses interaksi individu dengan
lingkungan sebagai monivestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup.
Menurut Drs. Sunaryo M.Kes tingkah laku adalah aktivitas yang timbul karena adanya
stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Perilaku tertutup artinya perilaku itu tidak dapat ditangkap melalui indera, melainkan harus
menggunakan alat ukur tertentu, seperti psikotes. Merupakanseseorangterhadap stimulus
dalambentukterselubungatautertutup (covert). Misalpemikiran, berfantasi, kreatifitas.
Perilaku terbuka artinya perilaku yang bisa langsung diobservasi melalui alat inderamanusia.
missal tertawa, berjalan, berbaring.
Perilaku reflektif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus
yang diterima individu tidak sampai ke pusat susunan saraf atau otak, tapi langsung saja timbul
rekasi begitu menerima stimulus.
Perilaku non reflektif merupakan perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran
atau otak. Ini disebut proses psikologis.
Perilaku kognitif merupakan perilaku yang melibatkan proses pengenalan yang dilakukan oleh
otak, yang terarah kepada objektif, faktual dan logis.
Perilaku afektif adalah perilaku yang berkaitan dengan perasaan atau emosi manusia yang
biasanya bersifat subjektif.
Perilaku psikomotorik merupakan perilaku yang melibatkan fisik. Seperti memuku lmenulis.
1. PENGAMATAN
2. TANGGAPAN
Merupakanbayanganataukesan yang
tertinggaldalamingatansetelahmelakukanpengamatanterhadapsesuatuobjek.
Sumber : http://www.definisi.com/2015/05/definisi-dan-pengertian-tanggapan-serta.html
: http://id.wikipedia.org/wiki/pengamatan
: http://www.academia.edu/7008419/makalah_psikologi_sosial_amanda
A. INGATAN
1. Pengertian
Merupakan kemampuan psikis yang berkaitan dengan kemampuan untuk menerima atau
memasukkan (learning atau encoding), menyimpan (retention atau storage), dan menimbulkan
kembali (remembering atau retrieval) hal-hal yang telah lampau. (Woodworth dan
Marquis,1957).
a. Short Term Memory (Hulse, dkk) atau Short Term Storage (Morgan, dkk,
1984)
Stimulus yang merupakansensory input dipersepsi melalui alat indera (sensory register)
dengan perhatian, dimasukkan ke dalam ingatan, dan dalam waktu singkat di keluarkan kembali
sebagai memory output. Jarak antara pemasukan stimulus dan menimbulkann kembali sebagai
memory output berkisar 20-30 detik.
b. Long term memory (Hulse,dkk) atau Long Term Storage (Morgan, dkk, 1984)
Stimulus yang dimasukkan kedalam ingatan disimpan melalui proses encoding, dan
apabila ingatan tersebut diperlukan maka ditimbulkan kembali melalui retrieval sebagai memori
output. Jarakk antara pemasukan stimulus dan pennimbulan kembali seabagi memory output
lebih dari 20-30 menit.
Sama dengan Short Term Memory, hanya saja jarak antara pemasukkan stimulus dan
penimbulan kembalinya sebagai memory output hanya berkisar 1 detik.
4. Fungsi Menyimpan
Setiap seseorang melalui proses belajar atau pemasukkan ke dalam jiwa akan
meninggalkan jejak yang disebut memory trace yang sementara disimpan dalam ingatan manusia
hingga ditimbulkan kembali. Memory trace bersifat sementara. Trace dapat berubah dan
menghilang seiring waktu.
Terjadi dua proses dalam menimbulkan kembali yaitu mengingat kembali ( to recall) dan
mengenal kembali (to recognize). Ingatan manusia terbatas, kadang-kadang manusia tidak dapat
mengingatsecara tepat seperti apa adanya., tidak lengkap, bahkan yang ditimbulkan kembali
tidak cocok dengan keadaan sebenarnya. Hal ini disebabkan banyak hal, misal cara memasukkan
ruangan yang tak tepat, ada kecerobohan saat mempresepsikan, retrensi atau penyimpanan yang
tak baik, adanya gangguan emosi saat pemanggilan kembali sehingga terjadi blocking, dan
berbagai yang menyebabkan amnesia sehingga sama sekali tak bisa mengingat apapun
6. Kelupaan
Teori kelupaan yang menitikberatkan pada panjangnya interval. Memory trace tak
ditimbulkan kembali dalam waktu yang cukup lama, sehingga memory trace makin lama makin
mengendap dan demikianlah orang mengalami kelupaan. Teoriini berasal dari fisiologi, dimana
otot yang sudah lama tak lama tidak digunakan, tidak akan bisa menjalankan fungsinya lagi
dengan baik, dan kemudian mengalami kelumpuhan. ( Eksperimen Ebbinghaus dan Boreas
dalam Woodworth, 1951)
b. Teori Intervensi
Teori ini lebih menitikberatkan pada isi interval. Kelupaan terjadi karena memory trace
saling bercampur satu dengan yang lain dan saling mengganggu, saling mengintervensi sehingga
hal ini dapat menimbulkan kelupaan.
Ada dua jenis intervensi, yakni intervensi proaktif dan intervensi retroaktif. Intervensi
proaktif terjadi apabila materi yang dipelajari pertama mengintervensi materi yang dipelajari
setelahnya. Intervensi retroaktif adalah kebalikannya.
B. PERASAAN
1. Pengertian
Merupakan suatu keadaan jiwa suatu individu yang sebagai akibat dari persepsi terhadap
stimulus baik eksternal maupun internal.
Excited Feeling adalah perasaan yang dialami individu dan disertai adanya perilaku atau
perbuatan yang nampak. Innert Feeling adalah perasaan yang dirasakan suatu individu tanoa
menunjukkan perilaku yang tampak dari luar.
Expectancy Feeling adalah suatu perasaan yang dapat dirasakan oleh individu sebagai
sesuatu yang belum nyata, sesuatu yang masih dalam pengharapan. Release Feeling adalah
perasaan yang dialami oleh individu karena sesuatu itu telah nyata
3. Jenis Perasaan
a. Perasaan Intelektual
Perasaan yang timbul apabila seseorang mampu memecahkan masalah atau mendapat
hal baru sebagai hasil kerja dari segi intelektualnya.
b. Perasaan Kasusilaan
Perasaan yang timbul apabila orang mengalami hal baik atau buruk menurut norma
kasusilaan.
c. Perasaan Estetika
Perasaan yang timbul apabila seseorang mengalami sesuatu yang indah atau tak
indah.
d. Perasaan Sosial
Perasaan yang timbul antara individu dengan individu lainnya dalam hubungannya
interaksi dalam masyrakat.
Perasaan yang menyertai harga diri seorang individu, dapa menjadi positif apabila
individu dapat menhargai dirinya sendiri dengan baik, tetapi sebaliknya dapat menjadi
negative apabila ia tak dapat menghargai dirinya sendiri.
f. Perasaan ke-Tuhanan
Perasaan yang menyertai kepercayaan kepada Tuhan yang mempunyai sifat Maha
Sempurna yang akibatnya membuat orang terdorong untuk berbuat baik.
C. EMOSI
1. Pengertian
Merupakan reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi
dan adanya perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat.
2. Teori-teori Emosi
a. Hubungan Emosi dengan Gejala Kejasmanian
Adanya hubungan antara emosi yang dialami individu dengan perubahan-perubahan
kejasmaniannya. Prinsip ini yang nantinya memprakarsai terbentuknya alat lie
detector. Dari padangan tentang hubungan emosi dan kejasmanian ini lahir beragam
teori seperti Teori James-Lange, Teori Canno-Bard, Teori Schachter-Singer.
Menurut Plutchik, emosi iru berbeda dalam tiga dimensi, yaitu intensitas, kesamaan,
dan polaritas atau pertentangan. Intensitas, kesamaan, dan pertentangan merupakan
dimensi yang digunakan untuk mengadakan hubungan antar emosi.
SUMBER =
2. JENIS
a. Dorongan adalah kekuatan dari dalam yang mempunyai tujuan tertentu dan
berlangsung di luar kesadaran. Terbagi menjadi dorongan nafsu dan dorongan
rohaniah. Yang keduanya berpangkal pada tiga dorongan asli, yakni :
i. Dorongan Mempertahankan Diri
ii. Dorongan Mempertahankan Jenis
iii. Dorongan Mengembangkan Diri
b. Keinginan adalah dorongan nafsu yang tertuju kepada sesuatu bernda tertentu,
atau yang kongkrit. Keinginan yang dipraktekan bisa menjadi kebiasaan.
c. Kecenderungan adalah hasrat yang lebih aktif yang menyuruh kita agar lekas
bertindak.
d. Hasrat adalah suatu keinginan tertentu yang dapat diulang-ulang. Adapun ciri-
ciri Hasrat yang merupakan “motor” penggerak perbuatan dan kelakuan
manusia, berhubungan erat dengan tujuan tertentu, baik positif maupun
negatif, hasrat tidak dapat dipisah-pisahkan dengan pekerjaan jiwa yang lain.
Serta hasrat di arahkan kepada penyelenggaraan suatu tujuan.
e. Hawa Nafsu adalah hasrat yang besar dan kuat yang dapat menguasai seluruh
fungsi jiwa. Hawa nafsu bergerak di dalam kesadaran.
3. PROSES KEMAUAN
a. Motif
b. Perjuangan Motif
c. Keputusan
d. Perbuatan Kemauan
4. CIRI
B. MOTIF
1. DEFINISI
Kekuatan yang terdapat dalam diri organism yang mendorong untuk berbuat (driving
force)
Dorongan atau daya kekuatan dari dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
berbuat atau bertingkah laku dalam rangka mencapa suatu tujuan tertentu.
2. TEORI-TEORI MOTIF
a. Teori Insting
b. Teori Dorongan
c. Teori Insentif
d. Teori Atribusi
e. Teori Kognitif
3. JENIS MOTIF
a. Motif Fisiologis
b. Motif Sosial
c. Teori Kebutuhan
d. Motif eksplorasi,kompetensi,self-aktualisasi
C. MOTIVASI
1. DEFINISI
Motivasi dapat diartikan sebagai berikut :
Faktor-faktor yang mengarahkan dan memberikan energy pada tingkah laku.
Suatu daya yang menjadi pendorong seseorang bertindak, dimana rumusan motivasi
menjadi sebuah kebutuhan nyata dan merupakan muara dari sebuah tindakan
c. Teori Harapan
Motivasi merupakan produk kombinasi antara besarnya keinginan seseorang untuk mendapat
reward.
d. Aktualisasi Diri
SUMBER :
Walgito, Bimo. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197409072001121-
DIDIN-BUDIMAN/psikologi_olahraga/PSIKO_MOTIVASI.pdf
http://psikologi.net/proses-psikologis-dasar-emosi-dan-motivasi-bag-2/
8. PERSEPSI
9. SIKAP
A. Pengertian Sikap
Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai
dengan yang objek tadi ( Purwanto,H. 1998)
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang
memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan
situasi yang berkaitan dengannya. (Widayatun,T.R, 2009)
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan sedangkan sikap seseorang terhadap
suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada obyek tersebut (Azwar, 2005: 5).
Sikap adalah reaksi atau respon yang masihtertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
atau obyek (Notoatmodjo, 2007: 124).
1.Komponen kognitif berisi kepercaayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang
benar bagi objek sikap. Seperti dalam keyakinan ibu bahwa dengan adanya pengambilan sikap
yang tepat dapat mengatasi gumoh pada bayi.
2.Kompenen affektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu objek
sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.
Ibu merasa bertanggung jawabterhadap keadaan bayinya.
3.Komponen konatif menunjukkan bagaimana kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri
seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.
a. Kepercayaan (keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek). Kehidupan emosional atau
evaluasi emosional terhadap suatu objek.
D. Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni :
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
(obyek).
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan
adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang
menerima ide tersebut.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang mengajak ibu yang lain
tetangga, saudaranya, dsb) untuk menimbang anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang
gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang
ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya
sendiri.
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif:
F. Ciri-ciri Sikap
Ciri-ciri sikap adalah :
1.Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembanganorang itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini membedakannya dengan
sifat motif-motif biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
2.Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu pula sikap dapat
berubahpada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang
mempermudah sikap pada orang itu.
3.Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu
obyek. Dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan
dengan suatu obyek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
4.Obyek sikap itu merupakan satu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari
hal-hal tersebut.
5.Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan, Sifat iniah yang membedakan
sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
(Purwanto,H. 1998)
G. Cara Pengukuran Sikap
Menurut Azwar (2009), pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menggunakan Skala
Likert, dengan kategori sebagai berikut:
Pernyataan Positif
Sangat Setuju : SS
Setuju : S
Cara untuk memberi interpretasi terhadap skor individual adalah membandingkan skor
tersebut dengan harga rata-rata skor kelompok dimana responden tersebut termasuk.
Perbandingan relatif ini menghasilkan interpretasi skor individual sebagai lebih atau kurang
favorabel dibandingkan dengan rata-rata kelompoknya. Perbandingan tersebut harus dinyatakan
dalam satuan deviasi standar kelompok, artinya mengubah skor individual menjadi skor standar.
a. Pengalaman Pribadi
Pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba atau mengejutkan yang meninggalkan kesanpaling
mendalam pada jiwa seseorang. Kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-
ulang dan terus-menerus, lama-kelamaan secara bertahap diserap kedalamindividu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap.
d. Media Massa
Media masa elektronik maupun media cetak sangat besar pengaruhnya terhadap
pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Dengan pemberian informasi melalui media
masa mengenai sesuatu hal akan memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap
f. Faktor Emosional
Sikap yang didasari oleh emosi yang fungsinya hanya sebagai penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego, sikap yang demikian merupakan sikap
sementaradan segera berlalu setelah frustasinya hilang, namun bisa juga menjadi sikap yang
lebih persisten dan bertahan lama. Azwar (2009)
Prespektif dasar dari psikoanalisis adalah bahwa tingkah laku orang dewasa merupakan
refleksi (penjelmaan) pengalaman masa kecilnya. Teori ini menekankan bahwa orang
bergerak melalui suatu tahapan (stage) yang pasti selam tahun-tahun awal perkembangannya
yang berhubungan dengan sumber-sumber kesenangan seksual (seksual pleasure). Tahapan ini
ditandai dengan tahap oral, anal, phalik dan genital. Teori psikoanalisis juga memperkenalkan
konsep ketidaksadaran sebagai bagian kepribadian, dimana terletak keinginan-keinginan, impuls-
impuls dan konflik-konflik yang dapat mempunyai pengaruh langsung pada tingkah laku. Pada
dasarnya tingkah laku individu dipengaruhi atau dimotivasi oleh determinan kesadaran maupun
ketidak sadaran.
Teori psikoanalisis ini telah mengarahkan kerja para ahli psikologi sosial pada sejumlah
topik tentang tingkah laku sosial yang diselidiki dalam arti proses-proses ketidaksadaran.
Sebagai contoh, tingkah laku agresi dipandang sebagai suatu manifestasi pembawaan sejak lahir
yaitu yang disebut sebagai instink mati dalam ketidaksadaran. Contoh lainnya, prasangka dalam
kelompok minoritas dipandang sebagai konflik individu pada masa kecil dengan orang tuanya
yang kaku (otoriter) yang kemudian dicerminkan dalam ketidaksukaannya pada orang-orang
dewasa yang tidak mirip dengan dirinya.
a. Libido
Libido adalah energi vital. Energi vital ini sepenuhnya bersifat kejiwaan dan tidak boleh
dicampurkan dengan energi fisik yang bersumber pada kebutuhan-kebutuhan biologis, seperti
lapar dan haus. Freud mengatakan bahwa energi vital ini bersumber pada seks. Namun, seks
disini ia artikan sangat berbeda dari artinya yang biasa dikenal sehari-hari.
Freud mengemukakan bahwa manusia terlahir dengan sejumlah insting (naluri). Insting-insting
itu dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu insting hidup (life instinct) dan insting mati (death
instinct). Insting hidup adalah naluri untuk mempertahankan hidup atau keturunan, sedangkan
insting mati adalah naluri yang menyatakan bahwa pada suatu saat seseorang itu akan mati.
Freud tidak memberikan nama-nama khusus pada energi-energi yang bersumber pada insting
mati ini, hanya dikatakannya bahwa insting ini menyebabkan prilaku-prilaku agresif. Namun,
tentang insting hidup jelas dinyatakannya sebagai insting seksual dan energi-energi yang berasal
dari insting seksual inilah yang disebutnya libido.
Insting-insting seksual mula-mula memang berkaitan dengan bagian-bagian tubuh tertentu, yaitu
bagian-bagian tubuh yang dapat menimbulkan kepuasan seksual. Bagian-bagian tubuh itu
disebutnya daereah-daerah erogen (erogenous zones), yaitu mulut, anus (pelepasan) dan alat
kelamin. Namun, dengan berkembangnya sistem kejiwaan manusia, rasa puas atau ketegangan-
ketegangan (tension) yang berasal dari daerah-daerah erogen ini lama-kelamaan terlepas dari
kaitannya dengan tubuh dan menjadi dorongan-dorongan yang berdiri sendiri.
b. Struktur Kejiwaan
Jiwa oleh Freud dibagi dalam tiga bagian, yaitu kesadaran (consciousness), prakesadaran
(preconsciousness) dan ketidaksadaran (unconsciousness).
Kesadaran adalah bagian kejiwaan yang berisi hal-hal yang disadarinya, diketahuinya. Fungsi
kesadaran diatur oleh hukum-hukum tertentu yang dinamakannya “proses sekunder”, yaitu
logika. Kesadaran jiwa berorientasi pada realitas dan isinya berubah terus. Isi kesadaran terdiri
dari hal-hal yang terjadi di luar maupun di dalam tubuh seseorang.
Prakesadaran adalah bagian kejiwaan yang berisikan hal-hal yang sewaktu-waktu dapat
dipanggil ke kesadaran melalui asosiasi-asosiasi. Freud tidak memperinci proses yang terjadi
pada prakesadaran dan bagian ini memang kecil perannya dalam sistem kejiwaan yang
diajukannya.
Ketidaksadaran merupakan bagian yang terpenting dan paling banyak diuraikan dalam sistem
kejiwaan Freud. Bagian ini berisi proses-proses yang tidak disadari, tetapi tetap berpengaruh
pada tingkah laku orang yang bersangkutan. Proses yang tidak disadari itu dinamakan “proses
primer” dan ditandai emosi, keinginan-keinginan (desire), dan insting. Realitas tidak mendapat
tempat dalam kesadarannya.
Freud mengatakan bahwa pengertian tentang tingkah laku manusia yang overt (tampak mata)
hanya dapat dicapai melalui penyimpulan yang benar tentang isi kesadaran.
Cirri cirinya: merupakan aspek biologis karena didalamnya berisi unsure biologis,
termasuk didalamnya instink-instink; merupakan sistem paling asli di dalam diri seseorang
karena dibawa sejak lahir; berupa relaitas psikis yang sesungguhnya karena hanya dunia batin;
merupakan energy psikis yang menggerakkan das ich dan das ueber; prinsip kerja das es
untukmengurangi ketegangan adalah prinsip kenikmatan yaitu mengurangi ketegangan dengan
menghilangkan ketidakenakan dan mengejar kenikmatan.
Freud berpendapat manusia sebagai sistem yang kompleks memakai energi untuk
berbagai tujuan seperti bernafas, bergerak, mengamati, dan mengingat. Kegiatan psikologik juga
membutuhkan energi, yang disebut energi psikik (psychic energy), yaitu energy yang
ditransform dari energy fisik melalui id beserta insting-instingnya. Ini sesuai kaidah fisika,
bahwa energi tidak dapat hilang, tetapi dapat berpindah dan berubah bentuk.
a.Sumber insting, adalah kondisi jasmaniah atau kebutuhan. Sepangjang hayat, sumber
insting bersifat konstan, tidak berubah kecuali perubahn akibat kemasakan. Kemasakan akan
mengembangkan kebutuhan jasmaniah yang baru, dari sanalah timbul insting-insting yang baru
pula. Cenderung bersifat tetap
c.Obyek insting, adalah segala sesuatu yang menjembatani antara kebutuhan yang timbul
dengan pemenuhannya. Berbeda dengan sumber dan tujuan insting yang konstan, obyek insting
atau cara orang memuaskan kebutuhannya ternyata berubah-ubah sepanjang waktu. Energy
insting itu dapat dipindahkan (displacement) dari obyek asli ke obyek lain yang tersedia untuk
mereduksi tegangan. Apabila pemindahan menjadi permanen, maka proses itu disebut derivative
insting (instinct derivative).
2.Jenis-jenis insting.
Freud mengajukan dua kategori umum, yaitu insting hidup (life instinct) dan insting mati
(death instinct).
a. Insting hidup disebut juga Eros, yaitu dorongan yang menjamin survival dan
reproduksi, seperti lapar, haus, dan seks. Energi yang dipakai oleh insting hidup ini disebut
libido. Sepanjang usia bayi yang perhatiannya tertuju kepada dirinya sendiri (self centered),
libido ditujukan kepada ego yang berarti bayi memperoleh kepuasan dengan mengenal dirinya
sendiri, dinamakan Freud dengan narkisisme primer (Primary narcissism) atau libido narcissism.
Semua bayi mengalami gejala narkisisme primer ini. Bertambahnya usia mengembangkan
perhatian ke dunia luar dan kepuasan menuntut obyek di luar diri. Libido narkisisme primer
berubah menjadi libido obyek.Pada usia pubertas sering pada individu tertentu perhatiannya
lebih tertuju kepada tampang diri dan interes dirinya sendiri. Gejala ini kemudian
disebutsecondary narcissism. Libido yang ditujukankepada orang lain, itulah cinta (Love).
Dorongan seksual pada bayi mulanya tertuju kepada ibu atau orang yang merawatnya. Cinta
secara seksual kepada ibu dan anggota keluarga lain akan direpres ke bawah sadar, diganti
dengan cinta nonseksual. Tampak, narkisisme dan cinta berhubungan erat. Narkisisme adalah
cinta kepada diri sendiri, sehingga cinta yang dibarengi kecenderungan narkisisme menjadi
mementingkan diri sendiri. Insting seks sebagai bagian dari insting hidup dapat muncul bersama
dengan insting destruktif (insting mati), menjadi gejala Sadism dan Masochism. Sadisme adalah
memuaskan dorongan seksual dan dorongan destruktif melalui menyerang orang lain.
Sedangkan, masokism adalah memuaskan dorongan seksual dengan menyerang atau menyakiti
diri sendiri.
b.Insting Mati
Insting mati atau insting destruktif (destructive instinct, disebut jugaThanatos) bekerja
secara sembunyi-sembunyi disbanding insting hidup. Akibatnya pengetahuan mengenai insting
mati menjadi terbatas, kecuali kenyataan bahwa pada akhirnya semua orang akan mati. Menurut
Freud, tujuan semua kehidupan adalah kematian.
Dorongan agresif (aggressive drive) adalah derivative insting mati yang terpenting.
Insting mati mendorong orang untuk merusak diri sendiri dan dorongan agresif merupakan
bentuk penyaluran agar orang tidak membunuh dirinya sendiri (suicide). Untuk memelihara diri,
insting hidup umumnya melawan insting mati itu dengan cara mengarahkan energinya keluar,
dutujukan ke orang lain. Sebagian energy agresi ini kemudian dapat disalurjkan ke kegiatan-
kegiatan yang dapat diterima lingkungan social. Bersifat fleksibel.
DAFTAR PUSTAKA
http://ariermawan.blogspot.in/2012/09/psikoanalisis-klasik-sigmund-freud.html
Perkembangan Kepribadian
Merupakan daerah pokok yang paling pokok yang paling erogen dan paling peka. Hal ini
berkaitan dengan kebutuhan dasar makan atau minum. Perangsangan atas mulut seperti
menghisap atau memasukkan sesuatu ke dalam mulu merupakan sumber kesenangan atau
kepuasan. Fase oral ini akan membentuk sikap ketergantungan dan kepercayaan kepada orang
lain.
Menurut Freud, individu yang memperoleh perangsangan oral yang berlebihan atau sangat
kekurangan saat ia dewasa akan memiliki kepribadian oral pasif dengan cirri karakter penurut,
pasif, kurang matang dan ketergantungan. Lalu ketika bayi sudah mulai tumbuh gigi sehingga
menggigit dan mengunyah memiliki arti penting dalam pengungkapan frustasi karena
ketidakhadiran objek pemuasnya. Apabila individu dalam perkembangannya mengalami fiksasi
pada masa ini, individu akan memiliki karakter sarkastik, pesimis, dan sinis dan kecenderungan
mendominasi orang lain dalam rangka memuaskan kebutuhannya.
Pada fase ini daerah yang paling erogen dan peka beralih ke daerah dubur. Kesenangan yang
dimaksud adalah dengan cara memepermainkan atau menahan feses. Pada fase ini anak mulai
dikenalkan dengan toilet training. Cara penerapan toilet training yang keras dan menekankan
akan menjadikannya individu yang berkepribadian anal retentive dengan cirri keras kepala, kaku,
kikir, terlalu teliti, ekstrem soal kebersihan, mengalami kebimbangan dan sukar bertoleransi.
Sedangkan toilet training yang permisif (semaunya) akan menjadikan anak individu yang
nerkepribadian anal aggressive dengan cirri cirri kejam, destruktif, pembenci serta
kecenderungan memandang orang lain sebagai objek untuk dimiliki atau dikuasai.
Pada fase ini organ yang menjadi sumber kesenangan adalah daerah kelamin. Terdapat
fenomena Oedipus complex (perasaan cinta anak laki-laki terhadap ibunya diserta perasaan
permusuhan terhadap ayah akarena ayah dianggap merebut kasih sayang dari sang ibu dan
membayangkan ayah akan melukainya dengan memotong alat kelamin yang memberikannya
kepuasan) pada anak laki-laki dan electra complex (perasaan cinta anak perempuan kepada sang
ayah karena dianggap memiliki organ yang dia inginkan disertai perasaan permusuhan kepada
sang ibu yang juga dikarenakan pengalaman traumatis berupa kemarahan yang tak memberinya
kelamin sempurna seperti laki-laki) pada anak perempuan.
Impuls libidinal yang seakan hilang kembali menonjol sehingga aktivitas individu dinamis
kembali. Apabila impuls ini dapat dialihkan ke daerah das ich maka sampailah individu ini pada
tahap gental.
Chathexis pada fase falis bersifat narsistik (mendapatkan kepuasan dari rangsangan dan
manipulasi tubunya sendiri dan orang lain hanya memberi bentuk tambahan kenikmatan), pada
fase gental ini nasisme diarahkan ke objek luar dan individu mulai belajar mencintai orang lain
dengan alasan-alasan altruistic dan bukan alasan narsistik. Dorongan altruistic selanjutnya
disosialisasikan dalam bentuk pemindahan objek, sublimasi, dan identifikasi.
2) Analisis mimpi
Klien diminta untuk mengungkapkan tentang berbagai kejadian dalam mimpinya dan
konselor berusaha untuk menganalisisnya. Teknik ini digunakan untuk menilik masalah-masalah
yang belum terpecahkan. Proses terjadinya mimpi adalahkarena pada waktu tidur pertahanan ego
menjadi lemah dan kompleks yang terdesak pun muncul ke permukaan. Menurut Freud, mimpi
ini ditafsirkan sebagai jalan raya mengekspresikan keinginan-keinginan dan kecemasan yang tak
disadari.
3) Interpretasi
Yaitu mengungkap apa yang terkandung di balik apayang dikatakan klien, baik dalam
asosiasi bebas, mimpi, resistensi, dan transferensi klien. Konselor menetapkan, menjelaskan dan
bahkan mengajar klien tentang makna perilaku yang termanifestasikan dalam mimpi, asosiasi
bebas, resitensi dan transferensi.
4) Analisis resistensi
Resistensi berati penolakan, analisis resistensi ditujukan untuk menyadarkan klien terhadap
alasan-alasan terjadinya penolakannya (resistensi). Konselor meminta perhatian klien untuk
menafsirkan resistensi
5) . Analisis transferensi
Transferensi adalah mengalihkan, bisa berupa perasaan dan harapan masa lalu. Dalam hal ini,
klien diupayakan untuk menghidupkan kembali pengalaman dan konflik masa lalu terkait dengan
cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan yang oleh klien dibawa ke masa sekarang dan
dilemparkan ke konselor. Biasanya klien bisa membenci atau mencintai konselor. Konselor
menggunakan sifat-sifat netral, objektif, anonim, dan pasif agar bisa terungkap tranferensi
tersebut.