Laporan Kasus:
Efek Samping Kortikosteroid Topikal
Jangka Lama pada Wajah
Abstrak
Efek samping penggunaan kortikosteroid topikal (KT) jangka panjang antara lain berupa hipertrikosis,
telangiektasis, dan dispigmentasi. KT sering digunakan sebagai kombinasi dengan tretinoin dan
hidrokuinon untuk terapi melasma, tetapi penggunaannya juga banyak disalahgunakan untuk
memutihkan kulit wajah. Tujuan kasus ini untuk melaporkan efek samping penggunaan KT jangka
panjang. Dilaporkan dua kasus dengan berbagai efek samping akibat penggunaan KT jangka panjang
pada wajah. Pasien yang pertama diduga sudah menggunakan KT selama empat tahun untuk terapi
melasma, sedangkan pasien kedua diduga sudah menggunakan KT selama sepuluh tahun untuk
mencerahkan kulit wajah. Pemeriksaan fisik kedua pasien didapatkan hipertrikosis, telangiektasis, dan
makula eritema pada wajah. Pada pasien pertama terdapat pula makula hipopigmentasi di kedua pipi.
Penatalaksanaan kedua pasien ini yaitu menghentikan penggunaan KT, dan diberikan emolien, tabir
surya, serta retinoid topikal. Pada pengamatan hari ke-37 didapatkan perbaikan klinis berupa
berkurangnya eritema. Penggunaan KT jangka panjang dapat menimbulkan efek samping hipertrikosis,
telangiektasis, dan dispigmentasi seperti pada kedua pasien ini. Penggunaan KT harus memperhatikan
indikasi dan durasi penggunaan agar efek samping dapat dicegah.
Abstract
The adverse effects of prolong use of topical corticosteroid (TC) include skin damage such as
hypertrichosis, telangiectasia, and dyspigmentation. TC is often used as combination with tretinoin and
hydroquinone to treat melasma, but can be misused to get fair skin. The aim of this case reports is to
show the adverse effects of long-term use of TC. Two cases of adverse effects due to long-term use of
TC were reported. The first patients in this case report suspected had been using TC for four years to
treat melasma while second patients suspected had been using TC for ten years to get fair skin. From
physical examination on both of patients, there were hypertrichosis, telangiectasia, and erythematous
macules. From first patients, there was also hypopigmented macules on both of cheeks. Management of
side effects of TC in both of patients were discontinuation of TC, and given emollient, sunscreen, and
topical retinoid. There were clinical improvement at the 37th day of observation. Hypertrichosis,
telangiectasia, and dyspigmentation can occur as result long-term use of TC in both of patients.
Judicious use of TC on face should pay attention to indication and duration so the side effects of TC
can be prevented.
69
Syifa’ MEDIKA, Vol.8 (No.2), Maret 2018
klinik kecantikan lainnya. Pasien berobat lesi multipel, berupa telangiektasis tipe
ke klinik kecantikan tersebut selama empat linier dan arborizing dengan dasar makula
bulan dan mendapat obat oles berwarna eritema. Pada beberapa bagian pipi tampak
kuning, tidak lengket, dan tidak berbau makula hipopigmentasi dengan batas
yang dipakai pada malam hari serta tabir sebagian tegas. Penatalaksanaan yaitu
surya yang dipakai pada pagi dan siang dengan menghentikan penggunaan KT, dan
hari. Bercak kemerahan tampak semakin diberikan emolien, tabir surya, serta retinoid
merah. Pasien rutin menggunakan krim topikal.
pemutih untuk digunakan pada malam hari,
tabir surya, dan sabun wajah yang didapat Kasus 2:
dari dokter umum di sebuah klinik Seorang wanita, usia 50 tahun,
kecantikan selama empat tahun. Pasien menikah, pendidikan terakhir S1, PNS,
berobat ke klinik tersebut untuk keluhan agama Islam, suku Sunda, datang dengan
bercak kecokelatan yang sudah dideritanya keluhan utama berupa pertumbuhan rambut
sejak enam tahun sebelumnya. Status yang berlebihan dan bercak kemerahan
generalis, tanda vital dalam batas normal. yang tidak terasa gatal ataupun nyeri pada
Pada seluruh bagian dahi, pipi, hidung, dan wajah. Sejak dua tahun sebelum berobat ke
bibir atas: tampak rambut velus berwarna RSHS pasien pertama kali menyadari
hitam kecoklatan, halus, panjang rambut adanya pertumbuhan rambut yang
0,2-0,3 cm, serta rambut terminal berwarna berlebihan dan kemerahan pada wajah
hitam, kasar, panjang rambut 0,5-1,2 cm. terutama bila terkena sinar matahari.
Tidak terdapat tanda-tanda virilisasi. pada Sepuluh tahun sebelum berobat ke RSHS
seluruh bagian pipi kanan dan kiri, tampak pasien berobat ke klinik kecantikan di
70
Syifa’ MEDIKA, Vol.8 (No.2), Maret 2018
Garut selama tiga tahun dengan tujuan diberikan emolien, tabir surya, serta retinoid
ingin kulit wajahnya terlihat lebih cerah. topikal.
Pasien diberi obat oles untuk pagi dan
malam hari. Pasien mengakui kulitnya jauh Pembahasan
lebih cerah pada awal pengobatan, tetapi Kortikosteroid topikal menjadi salah
kemudian merasa kulit wajahnya kusam satu komponen formula “modified Kligman”
kembali. Dalam tujuh tahun terakhir pasien yang banyak digunakan secara tidak
berobat selama tiga bulan ke dokter SpKK terkontrol untuk krim pemutih wajah.1
dan ke enam dokter umum yang berbeda- Kligman dan Willis memasukkan KT
beda. Setiap kali berobat ke dokter, pasien sebagai komponen pada formula tersebut
mendapat krim untuk malam dan pagi hari. karena KT dapat menekan sintesis melanin
Sejak enam bulan sebelum berobat ke tanpa menghancurkan melanosit. Selain itu,
RSHS pertumbuhan rambut yang sudah ada KT dapat mereduksi iritasi atau inflamasi
sebelumnya pada wajah makin bertambah akibat hidrokuinon dan tretinoin.5 Chohan,
banyak dan jelas. Keluhan bercak dkk.2 pada penelitiannya mendapatkan
kemerahan pada kedua pipi juga menjadi bahwa indikasi penggunaan KT dengan atau
makin banyak dan bertambah merah tanpa tambahan bahan depigmentasi adalah
sehingga berobat ke RSHS. Riwayat akne (51,5%), untuk memutihkan kulit
kemungkinan penggunaan obat sistemik (18,5%), akne disertai melasma (17%),
dan minoksidil sebagai pencetus melasma disertai freckles (6,5%), tinea
hipertrikosis disangkal oleh pasien. fasialis (4,5%), dan dermatitis nonspesifik
Riwayat akne, gangguan menstruasi, suara (2%). KT dengan atau tanpa tambahan
menjadi berat, alopesia, atau penurunan bahan depigmentasi tersebut didapatkan dari
ukuran payudara secara drastis disangkal teman atau keluarga (64%), dokter umum
oleh pasien. Status generalis, tanda vital (16%), beautician (8%), diri sendiri (7%),
dalam batas normal. Pada seluruh bagian ahli kimia (4%), dan lain-lain (1%). Kedua
pipi kanan dan kiri serta bibir atas tampak pasien pada laporan kasus ini menggunakan
rambut velus, berwarna hitam kecoklatan, krim malam, bertujuan untuk pengobatan
halus, panjang rambut 0,2-0,3 cm, serta melasma dan untuk memutihkan kulit wajah
rambut terminal berwarna hitam, kasar, selama bertahun-tahun. Komposisi krim
panjang rambut 0,5-1,3 cm. Tidak terdapat yang dipakai oleh kedua pasien tidak
tanda-tanda virilisasi. Status diketahui secara pasti, tetapi diduga kuat
dermatologikus, pada seluruh bagian atas mengandung KT. Krim yang diduga
dan tengah pipi kanan dan kiri tampak lesi mengandung KT pada kedua pasien ini
multipel berupa telangiektasis dengan dasar didapat dari dokter umum.
makula eritema. Penatalaksanaan yaitu Efek samping KT yang dapat
dengan menghentikan penggunaan KT, dan ditemukan adalah atrofi, striae, rosasea,
71
Syifa’ MEDIKA, Vol.8 (No.2), Maret 2018
72
Syifa’ MEDIKA, Vol.8 (No.2), Maret 2018
73
Syifa’ MEDIKA, Vol.8 (No.2), Maret 2018
pada potensi KT yang digunakan dan durasi removal yang telah terbukti efektif adalah
penggunaannya. Penghentian KT dapat laser ruby (694 nm), laser alexandrite (755
menimbulkan gejala tidak nyaman pada nm), laser diode (800 nm), laser long-pulsed
wajah seperti gatal, rasa terbakar atau (LP) neodymium-doped yttrium aluminium
tersengat, serta fotosensitivitas akibat garnet (Nd:YAG) 1064 nm, dan intensed-
topical corticosteroid withdrawal (TCW). pulse light (590-1200 nm). Namun
Keadaan ini dapat dikurangi dengan demikian, hasil seluruh terapi unwanted hair
pemberian emolien, inhibitor kalsineurin menunjukkan penurunan jumlah
13 14
topikal, dan tabir surya. Anakanti, dkk. pertumbuhan rambut yang temporer.8 Pada
menyarankan pemberian terapi topikal pada pasien ini tidak dilakukan tindakan untuk
wajah untuk penatalaksanaan efek samping menghilangkan unwanted hair karena
KT yaitu klindamisin (untuk erupsi menunggu perbaikan spontan setelah
akneiformis), asam retinoat, atau penghentian KT.
takrolimus 0,03%. Dari pengalaman Telangiektasis adalah pelebaran
Anakanti, dkk. tersebut didapatkan pembuluh darah kapiler, venula, atau
perbaikan klinis dalam 2-3 bulan terapi. arteriol dengan diameter antara 0,1-1
17
Potensi KT yang digunakan oleh kedua milimeter. Telangiektasis dapat
pasien pada laporan kasus ini tidak diklasifikasikan menjadi empat tipe
diketahui. Penatalaksanaan efek samping berdasarkan gambaran klinisnya yaitu
KT pada kedua pasien ini adalah simpleks atau linear, arborazing, spider, dan
menghentikan KT secara langsung serta papular. Telangiektasis pada wajah dapat
pemberian emolien, tabir surya, dan merupakan bagian dari penyakit seperti
tretinoin topikal. Tidak ditemukan tanda- rosasea dan autoimun, atau dapat pula
tanda TCW setelah penghentian KT. disebabkan oleh penggunaan KT jangka
Terapi unwanted hair yang lama, faktor genetik serta pajanan sinar
merupakan manifestasi klinis hipertrikosis matahari dan dingin.16 KT dapat
atau hirsutisme masih menjadi tantangan menstimulasi sel endotel pembuluh darah
hingga saat ini karena dibutuhkan terapi kecil pada lapisan dermis untuk
yang efektif, aman, dan tidak invasif untuk menghasilkan nitric oxide yaitu suatu
menghilangkan rambut dalam periode yang substansi vasoaktif yang dapat
15
lama. Terdapat beberapa metode untuk menyebabkan dilatasi pembuluh darah
menghilangkan unwanted hair yaitu kapiler tanpa angiogenesis.4,17,18 Pada kedua
prosedur kosmetis, penggunaan laser atau pasien ini riwayat telangiektasis genetik dan
flashlamp, dan terapi farmakologis. kemungkinan rosasea disangkal.
Prosedur kosmetis terdiri dari bleaching, Telangiektasis dapat berwarna merah,
trimming, shaving, plucking, dan waxing. biru, ataupun ungu. Telangiektasis arteriol
Penggunaan laser atau flashlamp untuk hair memiliki diameter yang lebih kecil dengan
74
Syifa’ MEDIKA, Vol.8 (No.2), Maret 2018
warna merah terang dan tidak menimbul Prognosis quo ad vitam pada pasien
dari permukaan kulit. Telangiektasis venula ini yaitu ad bonam karena hipertrikosis dan
berdiameter lebih besar dan sering telangiektasis bukan suatu keadaan yang
menimbul dari permukaan kulit, sedangkan mengancam jiwa.1 Hipertrikosis dan
telangiektasis kapiler lebih halus, berwarna telangiektasis merupakan efek samping KT
merah, dapat berdilatasi dan berubah warna yang bersifat reversible apabila penggunaan
menjadi ungu atau biru. Telangiektasis tipe KT dihentikan22 sehingga prognosis quo ad
linier dan arborizing merupakan tipe yang functionam adalah ad bonam. Penggunaan
banyak dijumpai pada wajah khususnya KT jangka lama pada wajah akan
hidung, pipi, dan dagu.17,19 Pada wajah menyebabkan timbulnya efek samping KT.1
kedua pasien ini ditemukan telangiektasis Berdasarkan anamnesis yang didapatkan
tipe linier dan arborizing. dari kedua pasien dapat disimpulkan bahwa
Telangiektasis yang disebabkan oleh kedua pasien memiliki kecenderungan
KT biasanya akan menghilang dalam untuk berganti-ganti dokter karena sering
20
beberapa bulan setelah penghentian obat. tidak puas dengan kulit wajahnya, dan
Berbagai macam modalitas terapi dapat rentan untuk pemakaian kembali KT yang
digunakan untuk terapi telangiektasis dikombinasikan dengan bahan depigmentasi
wajah, salah satunya yaitu laser LP sehingga prognosis quo ad sanationam pada
21
Nd:YAG 1064 nm. Major, dkk. pasien ini dubia ad bonam.
melakukan penelitian terhadap 25 pasien
telangiektasis wajah menggunakan laser LP Simpulan
Nd:YAG 1064 nm. Dilakukan satu sesi Penggunaan KT jangka panjang dapat
2
terapi dengan fluence 70-100 J/cm , pulse menimbulkan efek samping hipertrikosis,
duration 10 ms, dan frekuensi 2 Hz. Dari telangiektasis, dan dispigmentasi.
hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa Penatalaksanaan efek samping KT adalah
laser LP Nd:YAG 1064 nm efektif dan menghentikan penggunaan KT yang dapat
aman untuk pengobatan telangiektasis dilakukan secara bertahap ataupun langsung
wajah, didapatkan kesembuhan dengan satu dihentikan bergantung pada potensi KT
kali sesi terapi dan efek samping minimal yang digunakan dan durasi penggunaannya.
tanpa hiperpigmentasi yang menetap. Pada Hipertrikosis dan telangiektasis pada wajah
pasien ini tidak dilakukan tindakan untuk yang disebabkan oleh penggunaan KT
mengurangi telangiektasisnya. Penanganan jangka panjang dapat mengalami resolusi
yang dilakukan adalah menghentikan KT spontan setelah penghentian KT.
dan diharapkan telangiektasis wajah akan
berkurang dalam beberapa bulan setelah
penghentian KT.
75
Syifa’ MEDIKA, Vol.8 (No.2), Maret 2018
76