Anda di halaman 1dari 23

STUDI PERENCANAAN SPILLWAY BENDUNGAN SEULIMEUM DI

KABUPATEN ACEH BESAR PROVINSI NANGGROE ACEH


DARUSSALAM
Rony Yuli Suryanto1, Mohammad Taufiq2, Suwanto Marsudi2
1
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2
Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur,
Indonesia ronysurya07@gmail.com

ABSTRAK
Perencanaan pelimpah Bendungan Seulimeum merupakan salah satu bagian penting
dari perencanaan Bendungan Seulimeum. Tahapan awal dari studi ini yaitu
merencanakan pelimpah sesuai dengan kondisi hidrologi, hidrolika, topografi dan
geoteknik. Setelah itu dilakukan analisa mengenai stabilitas guling, geser dan daya dukung
tanah dari bangunan tubuh pelimpah dan dinding penahan. Dari hasil analisa stabilitas
didapatkan keadaan bangunan dan desain yang memenuhi persyaratan keamanan, dalam
studi ini bangunan tubuh pelimpah dan dinding penahan menggunakan konstruksi beton
bertulang.
Dari hasil studi didapatkan analisa berupa desain pelimpah overflow dengan
perencanaan hidrolika pelimpah telah memenuhi untuk kondisi Q100, Q1000 dan QPMF.
Selanjutnya merencanakan bentuk dinding penahan dengan menggunakan dinding penahan
tipe kantilever. Selanjutnya analisa berupa stabilitas dan daya dukung tanah tubuh
pelimpah dan dinding penahan memenuhi persyaratan. Daya dukung tanah pada tubuh
pelimpah dan dinding penahan dapat menahan tegangan yang terjadi pada bangunan.
Pada konstruksi
tubuh pelimpah dan dinding penahan direncanakan dengan beton f’c = 25 Mpa dan fy =
400 Mpa.

Kata Kunci: Pelimpah, Dinding Penahan, Beton Bertulang

ABSTRACT
The plan of Seulimeum Spillway is one of importan section from planning Dam
Seulimeum.
The initial stage of the study is to plan the spillway according to hydrological, hydraulic,
topographic and geotechnical. Thereafter an analysis of the stability of overturning, slip,
and soil bearing capacity of the spillway and retaining walls is observed. From the
stability analysis results obtained the state of buildings and designs that meet the security
requirements, in this study the spillway and retaining walls using reinforced concrete
construction.
From the analysis of the study results obtained the form of the overflow spillway design
which the spillway hydraulics plan has accept the conditions for Q100, Q1000 and
QPMF. Further plan the shape of the retaining wall by using cantilever type retaining
wall. Further analysis of the stability and soil bearing weir spillway and retaining walls
accept the satisfaction. Analysis for stress foundation for spillway and retaining walls is
sufficient about allowable bearing capacity. In the construction of the spillway and
retaining walls construction concrete planned f'c = 25 Mpa and fy = 400 Mpa

Keywords: Spillway, Retaining Wall, Reinforced


Concrete
PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE
Permasalahan yang sering terjadi di Data yang Diperlukan
Indonesia ialah melimpahnya sumberdaya Pada studi ini penulis membutuhkan
air ketika musim penghujan dan data hidrologi, topografi, geologi dan data
sumberdaya air yang berlebihan tersebut teknis Bendungan Seulimeum. Yang mana
terbuang begitu saja sedangkan pada saat data-data tersebut merupakan data
musim kemarau baru dirasakan kebutuhan karakteristik DAS Seulimeum yang akan
akan air. Salah satu cara untuk mengatasi direncanakan Bendungan Seulimeum.
masalah tersebut adalah pembangunan
bendungan. Rancangan Penyelesaian Studi
Salah satu bangunan pelengkap dari Tahapan dalam penyelesaian studi ini
sebuah bendungan adalah pelimpah adalah sebagai berikut :
(spillway). Bangunan pelimpah pada suatu  Perencanaan desain pelimpah.
bendungan merupakan bangunan yang  Analisa stabilitas konstruksi
sangat vital sebagai upaya untuk pelimpah.
pengamanan terhadap bahaya banjir yang  Perencanaan penulangan dan
melimpas di atas bendungan (overtopping). pembetonan.
Untuk mengatasi bahaya tersebut
pelimpah harus direncanakan secara LANDASAN TEORI
menyeluruh. Adapun pertimbangan Analisa Hidrologi
pertimbangan teknis yang diperlukan Analisa Curah Hujan Rerata Daerah
dalam perencanaan pelimpah yaitu : Pada umumnya untuk menghitung
secara hidrolik perencanaan pelimpah curah hujan daerah dapat digunakan
harus diupayakan memenuhi syarat-syarat standar luas daerah sebagai berikut
teknis, rencana as pelimpah harus (Sosrodarsono, 2003:51) :
diupayakan melewati tanah asli, pelimpah 1. Daerah dengan luas 250 ha yang
mengindarkan ketinggian air yang mempunyai variasi topografi kecil,
melampaui tinggi air maksimum yang dapat dawakili oleh sebuah alat ukur
direncanakan. curah hujan.
Untuk merencanakan tinggi muka air 2. Untuk daerah antara 250 - 50.000 ha
Bendungan Seulimeum adalah dengan dengan 2 atau 3 titik pengamatan,
merencanakan besarnya debit banjir dapat digunakan cara rata-rata
rencana (sebagai Inflow) yang akan Aljabar.
melewati waduk dan debit keluarannya 3. Untuk daerah antara 120.000 –
(sebagai Outflow) yang direncanakan akan 500.000 ha yang mempunyai titik-
dilewatkan pelimpah seluruhnya. titik pengamatan yang tersebar cukup
merata dan dimana curah hujannya
Tujuan dan Manfaat tidak terlalu dipengaruhi oleh kondisi
Adapun tujuan dari Studi Perencanaan topografi, dapat digunakan cara rata-
ini adalah dapat desain rencana bangunan rata aljabar. Jika titik-titik pengamatan
pelimpah yang sesuai dengan kondisi itu tidak tersebar merata maka
hidrologi daerah studi, dengan kondisi digunakan cara Thiessen.
hidraulika yang baik. 4. Untuk daerah yang lebih besar dari
Manfaat yang ingin dicapai adalah 500.000 ha, dapat digunakan cara
sebagai pembelajaran khusus bagi Isohiet atau cara potongan antara
penyusun sebelum memasuki dunia kerja (inter-section method).
yang sebenarnya sehingga mampu Berdasarkan ketentuan di atas, maka
mengaplikasikan ilmu yang telah dalam penelitian ini metode yang
didapatkan selama dibangku perkuliahan digunakan untuk menghitung hujan rata-
rata daerah adalah cara Rata-Rata Aljabar
karena daerah aliran sungai mempunyai
luas 23.918,49 Ha atau 239,18 km2 dan intensitas hujan dihitung distribusi
memiliki 3 stasiun pemantau hujan. hujannya.

Analisa Curah Hujan Rancangan Tabel 1. Hubungan Intensitas Hujan dan


Metode perhitungan curah hujan rancangan Curah Hujan
yang digunakan pada studi kali ini adalah Kala
Durasi Hujan (%)
metode Log Pearson Tipe III. dengan Ulang
Tahun 0.5 0.75 1 2 3 6 12 24
persamaan sebagai berikut (Soemarto,
PMP 20 27 34 45 52 64 88 100
1987:243) : 1000 25 32 39 49 57 69 88 100
1. Data hujan harian maksimum tahunan 100 26 34 41 52 60 72 88 100
sebanyak n tahun diubah ke dalam 50 27 35 42 53 61 73 88 100
bentuk logaritma. 25 28 36 43 55 63 75 88 100
2. Menghitung harga rata-rata logaritma 10 30 38 45 57 64 76 88 100
dengan rumus berikut ini : 5 32 41 48 59 66 78 88 100
𝑛 2 32 41 48 60 67 79 88 100

�=� ���
̅ ̅
���� =̅ ̅ Sumber : Pedoman Studi Kelayakan
� Hidrologi 2A (2009 : 33)
3. Mengitung logaritma debit dengan
waktu balik yang dikehendaki dengan
Analisa Hidrograf Satuan Sintetis
rumus berikut ini :
Rumus dari HSS Snyder adalah:
Log Q = �̅�̅�̅�̅+ G.Sd
1. Menentukan puncak hidrograf satuan
4. Menghitung antilog dari Log Q untuk dengan rumus sebagai berikut :
mendapat debit banjir dengan waktu ��
balik yang dikehendaki Qr qp = 0,278 .
��
dengan :
Perhitungan Probable Maximum
(Cp = antara 0,9 sampai 1,4)
Precipitation (PMP)
2. Menghitung debit maksimum hidrograf
Salah satu pendekatan yang digunakan
satuan (Qp) dengan rumus sebagai
untuk perhitungan PMP adalah metode
berikut :
statistik, yang didasarkan dari persamaan
Qp = qp . A
frekuensi umum oleh HERSFIELD.
Adapun rumus HERSFIELD yaitu :
Rumus dari HSS Gama I adalah:
Xm = �̅ + Km . Sn −�
dengan : �� = �� �
⁄�
Xm = Hujan dengan waktu balik T dengan :
�̅ = nilai tengah (mean) data hujan Qt = debit pada jam ke t (m3/dt)
maksimum tahunan Qp = debit puncak (m3/dt)
Sn = standar deviasi data curah hujan t = waktu dari saat terjadinya debit
maksimum tahunan puncak (jam)
K = faktor frekuensi K = koefisien tampungan (jam)

Distribusi Hujan Jam-Jaman Metode Penelusuran Banjir (flood routing)


PSA007 Kurva Kapasitas Tampungan
Metoda yang dapat digunakan Untuk menghitung volume air antara
misalnya cara PSA 007 Departemen PU interval kontur dapat dihitung dengan
(1985) yang menyarankan besarnya rumus sebagai berikut (Soedibyo,
intensitas hujan seperti tercantum di dalam 2003:226) :
tabel dibawah. ΔS = . �2 )
1 ��ℎ
Berdasarkan (
tabel tersebut, A1 + A 2
+ √�
3
dibuat intensitas
dengan
hujan untuk
A,,A2,A3,A4 =
masing- masing
me
periode ulang.
nun
Kemudian dari
j ta
u ra
k g
k ar
a is
n el
l e
u v
a as
s i
a b
n er
d ur
i ut
a a
n n
Persamaan Kontinuitas Aliran Untuk tinggi tekan
Perhitungan Penelusuran Banjir Cd = koefisien limpahan untuk tinggi
Persamaan kontinuitas yang umum tekan rencana
dipakai dalam penelusuran banjir adalah H = tinggi air di atas mercu ambang
sebagai berikut (Soemarto 1987:176) : Hd = tinggi tekan rencana di atas mercu
�1 S S ambang
+� tO 2
2

2
[ ] +1 ] P = tinggi
den [ =[ ambang
gan
: + + a =

t 2 ] konstanta
∆t (diperoleh pada
2 saat
S1 = a
tampungan k
bendungan pada t
awal u
w
a
Δ
k
t
t
O1 = aliran
u yang keluar pada
permulaan
Δ w
t a
S2 = k
tampngan t
bendungan pada u
akhir
w
a Δ
k t
t O 2 = aliran
yang keluar
u pada akhir
w
Δ a
t k
I1 = aliran t
yang masuk pada
permulaan u
w
a Δ
k t
t
u Analisa
Hidrolika
Pelimpah
Δ Kapasitas
t Pengaliran
I2 = aliran Melalui
yang masuk Pelimpah
pada akhir
Debit yang
w
melalui mercu pada h=Hd -2
pelimpah saluran yang
dihitung dengan pengara berarti (N
rumus h C=Cd) .
(Sosrodarsono,19 aliran)
81:181). (m) ��
Q
Koefisien Debit +
= Rumus ��
Iwasaki ini hanya
C berlaku untuk ).
dinding standar
. dan dinding hulu Hd
ambang tegak dengan :
L (Masrevaniah, L = Lebar
2012:105) : efektif pelimpah
. �� (m)
L’ =
H Gambar 1. Lebar
Koefis pelimpah
3
ien yang
/
debit sesunggu
2
pelim hnya (m)
dengan : pah Hd = Tinggi
Q = debit metod tekanan total
(untuk e diatas mercu
perenca Iwasa (m)
naan ki N = Jumlah
digunak Sumber : pilar-
an debit Sosrodarsono pilar
banjir (1981:182) diatas
rencana mercu
) Panjang Efektif pelimpa
(m3/det) Bendung h
C = Debit air �� =
koefisien yang
limpahan melewari Koefisien
L = lebar pelimpah
efektif mercu didasarkan pada kontraksi pada
bendungan lebar efektifnya.
pilar
(m) Seperti rumus
H = total dibawah ini : �� =
tinggi Koefisien
L
kontraksi pada
tekanan
= dinding
air di
samping
atas L′
Bendun
g 1+2a
Cd =
(termas h C
1 Penentuan Tipe
uk 2,200 +
H Pelimpah
tinggi – d Gambar 2
tekanan memperlihat
0,0416 kan
kecepat
)
an ( �
bentuk-
aliran h
bentuk yang
dibuat oleh W dengan
persamaan
dengan : berikut :
C =
koefisien �� �−1 .
limpahan untuk
semua

�� = � .
dengan : �� = kedalaman kritis pada ujung hilir
X,Y = koordinat...profil...mercu...dengan saluran transisi.
titik awal pada titik tertinggi ��� = kecepatan aliran kritis pada
mercu
Hd = tinggi energi rencana di atas ujung
mercu. hilir saluran transisi.
K, n = parameter yang tergantung pada K = koefisien kehilangan tinggi
kemiringan muka pelimpah tekanan yang disebabkan oleh
bagian hulu perubahan penampang
Nilai-nilai K dan n ditetapkan sebagai lintang saluran transisi (0,1 - 0,2)
berikut: ℎ� = kehilangan total tinggi tekanan
yang disebabkan oleh gesekan dan
Tabel 2. Nilak K dan n lain-lain.
Kemiringan muka hulu K N
Tegak lurus 2 1,85
3:1 1,936 1,836
3:2 1,939 1,81
3:3 1,873 1,776
Sumber : Chow (1985:360)

Gambar 3. Skema
aliran
pada
saluran
transisi
Sumbe
r :
Sosrod
arsono
(1981:
204)

Salura
n
Pelunc
ur
Metode
yang
digunakan
adalah
metode
perhitu
ngan
yang
didasar
kan
pada
persam
aan
kekeka
lan
energi,
sebagai
berikut
(Sos hL = d1 + ΔL sin tan Ө - d2
arsono, Ө - d2 h
1981 dengan :
Saluran
07). hL =
Transisi
perbed
hL = - x ΔL Perhitungan
aan
� hidrolika
� �1 elevas
pada
2 pemuk
saluran
2 aan
2 transisi dengan
2 �̅ rumus
air
� pada
2 2 Bernoulli,
2 + bidang
� adalah sebagai
1 dan
�̅ berikut :
4/3 bidang
Elevasi
2
Gambar 2. d dasar V1 =
Bentuk-bentuk kecepat
Pelimpah ambang an
Sumber : Chow hilir) + �� aliran
(1985:361) air pada
+ bidang 1
�� 2 (m/det)
=
(Elevas V2 =
iamban
dasar
g+ hulu) kecepat
2� an
aliran
air pada
bidang 2
(m/det)
V ̅ =
kecapatan aliran
air rata-rata
)
+ ℎ�
2� 2

��
(
+
2�
��
+

denga
n:
2




2
(d1 air pada bidang1
m= (m)
/ keda d1 =
dlam kedalaman air
ean pada bidang1
t (m)
�� = ΔL = panjang
lereng dasar di
kedalaman aliran antara
bidang 1
masuk ke dalam dan
saluran bidang 2
transisi.
��� = (m)
Ө = sudut
kecepatan aliran
lereng dasar
masuk ke dalam saluran
saluran n = koefisien
transisi. manning
�̅ = jari-jari hidraulis rata-rata pada gempa disebut dengan koefisien respon
potongan saluran yang diambil gempa atau koefisien respon seismik (Cs).
(m) Koefisien respon seismik harus ditentukan
sesuai dengan persamaan berikut (SNI
1726, 2012 : 54) :
�𝐷�
Cs =
(

)�

SDS =
param
eter
percep
atan
spektr
um
respon
desain
Gambar 4. Skema
R = faktor
penam
modifikasi respon
pang
Ie = faktor
mema
keutamaan gempa
njang
Data-data
aliran
untuk
pada
perhitungan
salura
koefisien gempa
n
pada lokasi studi
pelunc
bisa didapat
ur
melalui website
Sumber :
puskim.pu.go.id/
Sosrodarsono
aplikasi/
(1981:208)
desain_spektra_i
ndonesia_2011,
Peredam Energi
Seperti contoh
berikut ini :

Gambar 6. Hasil
data
dari
pe diti Fgl = faktor momen
ne njau aman terhadap horizonta
lu penggulin l (ton.m)
su Faktor gan Faktor aman
ra keamanan (safety Mv terhadap
n factor) = penggeseran
pa Faktor aman momen (Fgs), didefiniskan
da terhadap vertikal sebagai
lo penggulingan (ton.m) (Hardiyatmo,
ka (Fgl) Mh 2014 : 485) :
si didefinisikan =
ya sebagai �.
ng (Hardiyatmo, Analisa Keadaan
�+
2014 : 488) : Stabilitas normal
Fgs = ∑�
Konstruksi
Gambar 5. Keadaan >1,5 ���
Koefisien gempa
Kolam Normal : ∑ Keadaa � � 1,5
Pada SNI >
olakan Fgl = >1,2 n gempa ∑
1726 : 2012
datar tipe � koefisisien Fgs =
II Keadaan
Sumber : �
Gempa : � �.
Sosrodarso Fgl = ∑ �+
no � ∑�
(1981:218) dengan : ���
ℎ ��
> 1,2
Kolam
olakan datar tipe ∑


II secara teori
cocok untuk �
keadaan sebagai
berikut : ∑
� �

1) Aliran aliran V > 18
dengan m/dt
tekanan
hidrostatis
yang sangat
tinggi
(Pw>60m)
2) Debit yang
dialirkan
besar
(debit
spesifik
q>45
m3/det/m)
3) Bilangan
froude di
akhir
saluran
peluncur
>4,50
4) Kecepatan
dengan : f’c = kuat tekan beton rencana (Mpa)
Fgs = faktor aman terhadap penggeseran fy = kuat tarik baja (Mpa)
Φ = sudut geser dalam antara tanah ρ = rasio tulangan
dan fondasi dengan fondasi Pada persamaan ini pada ruas kanan
c = kohesi antara dasar fondasi hanya bergantung pada mutu beton dan
dengan tanah fondasi mutu baja serta jumlah tulangan. Jadi yang
A = luas pembebanan efektif tak diketahui hanyanya jumlah tulangan ρ.
∑ � = jumlah gaya-gaya Untuk kombinasi f’c dan fy yang dipilih,
serta pada nilai-nilai urutan dari
vertikal ��
∑ 𝐻 = jumlah gaya-gaya
� . �2 selanjutnya dapat dihitung harga
horizontal nilai rasio tulangan ρ (Vis, 1993 : 54).
Tekanan pada tanah dasar akibat beban
dinding penahan yang terjadi pada ujung- HASIL DAN PEMBAHASAN
ujung pelat fondasi yang dihitung dengan 6 Analisa
6
cara sebagai berikut : Bila � Hidrologi
� (
e≤1 Analisa

� Curah
σ=6 Hujan
� Rerata
 Daerah
Bila Curah
e>
hujan
maksim
um
rerata
daerah
ditentukan
dengan
menggunak
an metode
rata-rata
aljabar.
Hal ini
ditentukan
σ� berdasarka
m n ketentuan
ak bahwa
= daerah
deng aliran
an : sungai
Krueng
Seulimeu
m yang
mana
mempunya
i luas
23.918, Ha
dan
memiliki 3
q = tekanan o
akibat beban n
struktur /
( m
t 2
Stasiun Hujan Curah Hujan
No. Tahun Padang TijiTangse Blang Jumlah Rerata Maksimum
mm mm Bintangmm mm
1 1982 87 70 57 214 71,333
2 1983 158 62 85 305 101,667
3 1984 80 215 130 425 141,667
) stasiun pemantau 4 1985 87 210 53 350 116,667
V = hujan. 5 1986 133 92 197 422 140,667
6 1987 119 94 141 354 118
jumlah gaya- 7 1988 179 80 86 345 115
gaya vertikal Tabel 3. Curah 8 1989 82 50 85 217 72,167
9 1990 97 120 110 327 109
(ton) B = Hujan Maksimum 10 1991 114 125 116 355 118,333
lebar fondasi Rerata 11 1992 122 42 96 260 86,667
12 1993 90 110 96 296 98,667
(m) 13 1994 103 115 109 327 109
e = 14 1995 129 352 137 618 205,933
15 1996 86 80 117 283 94,4
eksentrisitas (m)
∑ � Sumber : Hasil
= - perhitungan

∑� 2
∑� = momen beton dan mutu Analisa Curah
baja beton sebgai Hujan
total (ton.m) Rancangan
∑ � = gaya berikut :
Penentuan
vertikal total curah hujan
(ton) maksimum
B = lebar dengan periode
fondasi (m)
L = panjang ulang tertentu
fondasi (m) dihitung
x = lebar
efektif
dari
kerja
reaksi
dasar
fondasi
(m)
=

( dengan
� menggunakan
� metode Log
� Pearson
� . �2 = ρ . Ø b

=
panjang
. . fy . (1 – persatua
n lebar
e 0,588 . ρ . �′ Ø
) = faktor
) reduksi
2 D
e kekuata
Analisa n
g n
Pembetonan a
Dan n = 0,8
Penulangan : d
Pada Mu =
Konstruksi = tebal
Persamaan momen efekti
umum untuk lapanga f
hubungan n pelat
momen, ukuran (Mpa) (m)
tipe III, dengan memenuhi syarat
alasan bahwa metode tersebut.
koefisien puncak Hasil
dan koefisien perhitungan
kepencengan dapat dilihat
data yang pada Tabel 4.
tersedia
Pr Q rancangan
Tr Cs G Log Q
(% ) (mm)
2 50 0,518 0,082 2,049 111,849
5 20 0,518 0,807 2,133 135,693
10 10 0,518 1,324 2,193 155,779
25 4 0,518 1,915 2,261 182,404
50 2 0,518 2,32 2,308 203,189
100 1 0,518 2,633 2,344 220,909
200 0,5 0,518 3,058 2,393 247,398
1000 0,1 0,518 3,837 2,484 304,614
Tabel 4. Perhitungan Hujan Rancangan Gambar 6. Grafik hidrograf banjir Snyder
Metode Log Pearson Tipe III Sumber : Hasil perhitungan
Sumber : Hasil perhitungan
Didapatlah debit puncak banjir rancangan
Perhitungan Probable Maximum sebagai berikut :
Precipitation (PMP) Q100 = 1199,341 m3/detik
Berdasarkan pembacaan grafik pada Q1000 = 1651,968 m3/detik
perhitungan PMP, untuk luas DAS QPMF = 2723,044 m3/detik
Seulimeum sebesar 239,185 km 2 dengan
durasi hujan 24 jam, maka diperoleh hujan HSS Gama I
maksimum PMP sebesar 510,832 mm. Data yang diketahui :
Luas DAS (A) = 239,18 km2
Distribusi Hujan Jam-Jaman Metode Panjang sungai utama (L) = 24,999 km
PSA007 Slope sungai (S) = 0,003
Berdasarkan hasil pengamatan data Didapatlah debit puncak banjir rancangan
sebaran hujan di Indonesia, hujan terpusat sebagai berikut :
di Indonesia berkisar antara 4 - 7 jam, Q100 = 1293,332 m3/detik
maka diasumsikan hujan terpusat Q1000 = 1757,121 m3/detik
maksimum adalah 6 (enam) jam/hari QPMF = 2874,749 m3/detik
dalam perhitungan ini.

Tabel 5. Perhitungan Distribusi Hujan


Netto
Jam-jaman
Kala Ulang
Jam Ke
2 tahun 5 tahun 10 tahun 25 tahun 50 tahun 100 tahun 1000 tahun PMF
1 3,355 4,071 4,673 5,472 6,096 6,627 9,138 15,325
2 9,228 11,534 14,02 16,872 19,811 22,091 32,746 61,3
3 59,56 71,239 79,447 91,658 99,055 106,036 139,361 214,549
4 5,033 6,785 9,347 11,856 15,239 17,673 28,938 61,3
5 3,355 4,071 4,673 5,472 6,096 6,627 9,138 15,325
6 3,355 4,071 4,673 5,472 6,096 6,627 9,138 15,325
Qrac 111,849 135,693 155,779 182,404 203,189 220,909 304,614 510,832
Koef. Pengaliran 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75
83,887 101,77 116,834 136,803 152,392 165,682 228,461 383,124
Gambar 7. Grafik hidrograf banjir Gama I
Qeff

Sumber : Hasil perhitungan


Sumber : Hasil perhitungan
Analisa Hidrograf Satuan
Penelusuran Banjir (flood routing)
HSS Snyder
Penelusuran Banjir Menggunakan Debit
Data yang diketahui :
Banjir Rancangan HSS Snyder
Luas DAS (A) = 239,18 km2
Dari perhitungan kapasitas debit
Panjang sungai utama (L) = 24,999 km
pelimpah
Panjang sungai bagian hilir ke titik berat
menggunakan metode iwasaki dan hasil
(Lc) = 10,349 km
yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Ct = 1,55
Cp = 0,9
Tabel 6. Tabel perhitungan C dan Hd Tabel 8. Tabel Profil Mercu Pelimpah
Penelusuran
Debit
Q L' Hd LBanjir Q
C
H Pelimpah
Elevasi Muka Air
i
n
f
outflow
3
m m m m 3
m
Menggunakan
m /detik
3,152Debit Banjir
m /detik
Rancangan
l

Q 100 1199,341 105 99,259 2,055 1130,116 2,984 69,984

HSS
Q
Q
1000

PMF
Snyder
1651,968
2723,044
105
105
3,826
5,17
104,1
103,784
2,121 1559,069 3,694
2,232 2569,817 5,148
70,694
72,148

S Debit Banjir
u Rancangan HSS
m Gama I
Debit
Qinflow
3
m /detik
L'
m
Hd
m
L
m
C
Qoutflow
3
m /detik
H
m
Elevasi Muka Air
m b
Q100
Q1000
1293,332
1757,121
105
105
3,316
3,991
104,22
104,061
2,055
2,118
923,883
1302,397
2,658
3,331
69,658
70,331
e
QPMF 2874,749 105 5,371 103,737 2,226 2190,273 4,698 71,698 r
: S
H u
a m
si b
l er
p :
e H
r a
h si
it l
u p
n er
g hi
a tu
n n
g
Penelusuran a
Banjir n
Menggunakan Setelah hasil
Debit perhitungan flood
Banjir routing dari
Ranca kedua metode
ngan tersebut
HSS dibandingkan,
Gama maka dipilihlah
I sebagai acuan
Dari untuk
perhitungan perencanaan
kapasitas konstruksi
debit pelimpah
pelimpah (spillway) pada
menggunakan Bendungan
metode iwasaki Seulimeum
dan hasil yang adalah
didapatkan perhitungan flood
adalah sebagai routing yang
berikut: menggunakan
metode HSS
Tabel 7. Tabel Snyder, karena
perhitungan C debit outflow
dan Hd hasil dari flood
Penelusuran routing HSS
Banjir Pelimpah Snyder lebih
Menggunakan besar dari pada
X Y
0,5 0,046
1 0,165
1,5 0,349
2 0,594
2,5 0,897
3 1,257
flood routing H 3,5 1,6721,85
X
4 2,14
HSS Gama I. d S 4,049 =
2,188
u 6,07
An = m 3.
alis b Y
a 3 e Y=
Hid r 0,165 .
,
roli : X1,85
6
ka H Y’ = 0,305
9
Peli a . X0,85
mp 4
si Sehingga
titik awal
ah l melalui
m gradien :
P p Misal Y’
r Profil =1
pelimpah yang e
o 1 = 0,305 .
digunakan pada r
f X0,85
perenanaan ini h
i X0,85 =
adalah OGEE it
l 3,283
tipe I dengan u
X = 4,049
perhitungan n
P Y=
sebagai berikut : g
e 0,165 .
Jarak R1 a
l X1,85
= 0,175 . Hd n
i Y = 2,188
m = 0,646 m Peren
Jarak R2 P
p canaa
= 0,282 . Hd e
a n
= 1,042 m r
h Salur
R1 h
Untuk an
= 0,5 . Hd i
perencanaan Trans
= 1,847 m t
profil isi
R2 u
pelimpah Saluran
= 0,2 . Hd n
menggunakan transisi
= 0,739 m g
Qoutflow yang
a
maksimum pada direncanakan
n
kala ulang 1000 pada Bendungan
tahun (Q1000) : Seulimeum ini
H
 direncanakan
a
Q1000 dengan
r
= penyempitan
o
1559,069 saluran dari lebar
l
m3/detik 105 m menjadi
d
 75 m dengan
sudut
:
penyempitan 9⁰,
L Rumus
Harold : panjang saluran
= X1,85 = 2 . 90 m dan
Hd0,85 . Y slope saluran
aka sebesar 0.
1 Perhitungan
0 X1,8
5 hidrolika pada
5 =
saluran transisi
2.
mengkondisikan
m 3,69
aliran dari awal
 40,85
saluran hingga
.Y
ujung saluran
transisi adalah
super kritis.

Gambar
8.
Bentuk
saluran
transisi
Kondisi saluran transisi direncanakan peredam energi.
dengan kondisi sebagai berikut : Hasil perhitungan rating curve dapat
 Q1000th 3
= 1559,069 m /detik dilihat pada grafik kedalaman aliran pada
 Elevasi dasar saluran = +62 gambar dibawah ini:
 Jarak antar pias = 10 m
 n = 0,012

Perencanaan Saluran Peluncur


Saluran peluncur yang direncanakan
pada Bendungan Seulimeum ini
direncanakan dengan penyempitan juga,
dengan lebar 75 m menjadi 50 m dengan
sudut penyempitan 6⁰, panjang saluran 120
m dan slope saluran sebesar 0,178.
Sehingga memungkinkan untuk tidak
terjadinya kavitasi dan juga aliran getar Gambar 10. Rating curve di saluran akhir
sepanjang saluran. Perhitungan profil aliran
digunakan debit kala ulang Q1000th dan Berikut ini adalah data yang digunakan
dikontrol menggunakan debit kala ulang untuk perhitungan rating curve pada
QPMF. saluran akhir:
Kondisi saluran peluncur direncanakan  Slope dasar saluran = 0,003
dengan kondisi sebagai berikut :  Koefisien manning (n) = 0,025
3
 Q1000th = 1559,069 m /detik  Bentuk Saluran = trapesium
 Elv. dasar saluran pada awal  Elevasi dasar saluran = + 47
sal.peluncur =+62  Lebar dasar saluran = 50 m
 Lebar saluran peluncur hulu = 75 m  Z =1
 Lebar saluran peluncur hilir = 50 m
 K = 0,1 - 0,3 Perhitungan lantai peredam energi
Untuk desain lantai peredam energi
Perencanaan Peredam Energi direncanakan menggunaka Q100 sedangkan
Perhitungan kedalaman aliran di untuk perhitungan profil muka air
saluran akhir peredam energi direncanakan dengan Q1000
Saluran akhir merupakan saluran dan dikontrol menggunakan debit QPMF.
pelepasan dari peredam energi sebelum Dari analisa hidrolika profil muka air pada
aliran menuju ke sungai asli. Oleh karena saluran peluncur untuk kala ulang Q100,
itu kedalaman aliran di hilir peredam diperoleh nilai sebagai berikut :
energi sangat dipengaruhi oleh rating  Elv. Akhir saluran peluncur = + 40,68
curve pada saluran akhir ini. Hasil dari  Q100 = 1130,116 m3/detik
perhitungan tinggi muka air di saluran  Debit persatuan lebar (q)
akhir yang nantinya akan dipergunakan = 22,602 m3/detik
untuk menghitung ketinggian ambang di  Fr1 = 6,622
akhir

Gambar 9. Profil Saluran Peluncur QPMF


Tabel 9. Rekapitulasi Profil Aliran Pada Peredam Energi
Elv. ∆z Beda Elv
Kala Debit (Q) q V y1 y2 y3
F1 Dasar Elv. y2 Elv. y3 y2 dan y2
Ulang
(m3/detik) (m3/detik/m (m/detik) (m) (m) (m) (m) (m)
)
Q100 1130,116 22,602 21,344 1,059 6,622 40,68 9,402 3,951 6,32 50,082 50,951 -0,869
Q1000 1559,069 31,181 21,903 1,424 5,861 40,68 11,11 4,789 6,32 51,79 51,789 0
QPMF 2569,817 51,396 22,565 2,278 4,774 40,68 14,28 6,46 6,32 54,96 53,46 1,5

Sumber : Hasil perhitungan

Gambar 13. Denah pelimpah

Tabel 10. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Stabilitas Konstruksi Pada


Perencanaan Pelimpah Bendungan Seuimeum
Tegangan Kontrol
Angka Angka Eksentri Kontrol Daya
No. Tinjauan stabilitas pada tiap keamanan keamanan s itas B/6 Eksentri Ijin Max Min
dukung
kostruksi terhadap guling terhadap geser sitas
2
SF Guling SF Geser e σ ijin σ max σ min ton/m
A Bangunan Pelimpah
1 Keadaan Normal ( SF ≥ 1,5 ) ( SF ≥ 1,5 ) e < B/6 < σ ijin
Ketika kosong 35,944 AMAN 5,629 AMAN 0,916 1,52 OK 53,77 20,193 5,004 OK
Ketika penuh 99,355 AMAN 4,907 AMAN 1,278 1,52 OK 53,77 15,907 1,379 OK
Ketika banjir 7,507 AMAN 7,546 AMAN 0,758 1,52 OK 53,77 12,582 4,212 OK
2 Keadaan Gempa ( SF ≥ 1,2 ) ( SF ≥ 1,2 ) e < B/6 < σ ijin
Ketika kosong 11,994 AMAN 6,813 AMAN 0,603 1,52 OK 53,77 17,599 7,598 OK
Ketika penuh 8,067 AMAN 5,337 AMAN 0,606 1,52 OK 53,77 12,088 5,198 OK
Ketika banjir 6,645 AMAN 4,886 AMAN 0,652 1,52 OK 53,77 11,996 4,797 OK
B Bangunan Dinding Penahan
1 Keadaan Normal ( SF ≥ 1,5 ) ( SF ≥ 1,5 ) e < B/6 < σ ijin
DP Pada Sal. Transisi
Ketika kosong 5,283 AMAN 6,837 AMAN 0,197 0,583 OK 52,267 10,938 5,405 OK
Ketika banjir 8,296 AMAN 14,619 AMAN 0,059 0,583 OK 52,267 7,106 5,8 OK
DP Pada Sal. Peluncur
Ketika kosong 5,267 AMAN 5,268 AMAN 0,137 0,458 OK 53,996 7,842 4,226 OK
Ketika banjir 39,44 AMAN 38,385 AMAN 0,002 0,458 OK 53,996 5,151 5,098 OK
DP Pada Peredam Energi
Ketika kosong 4,029 AMAN 3,667 AMAN 1,058 1,667 OK 46,109 44,899 10,039 OK
Ketika banjir 4,632 AMAN 4,8 AMAN 0,81 1,667 OK 46,109 29,598 10,235 OK
2 Keadaan Gempa ( SF ≥ 1,2 ) ( SF ≥ 1,2 ) e < B/6 < σ ijin
DP Pada Sal. Transisi
Ketika kosong 3,643 AMAN 4,137 AMAN 0,368 0,583 OK 52,267 12,69 2,867 OK
Ketika banjir 3,196 AMAN 4,069 AMAN 0,438 0,583 OK 52,267 10,61 1,511 OK
DP Pada Sal. Peluncur
Ketika kosong 3,818 AMAN 3,249 AMAN 0,251 0,458 OK 53,996 8,852 2,58 OK
Ketika banjir 3,659 AMAN 3,409 AMAN 0,367 0,458 OK 53,996 8,569 0,952 OK
DP Pada Peredam Energi
Ketika kosong 2,491 AMAN 2,113 AMAN 1,866 1,667 NO 46,109 28,773 0 OK
Ketika banjir 2,705 AMAN 2,101 AMAN 1,638 1,667 OK 46,109 38,663 0,331 OK

Sumber : Hasil perhitungan

 Lebar akhir saluran (B) = 50 m Hasil perhitungan profil aliran pada


 Kecepatan aliran (v1) = 21,344 m/detik peredam energi dapat dilihat pada tabel 9
 Kedalaman air di akhir saluran serta gambar 12.
peluncur (y1) = 1,059 m
 Kedalaman konjugasi (y2) = 9,402 m
Dilihat dari profil muka air maka
peredam energy direncanakan
menggunakan Kolam Olak USBR tipe II.
Gambar 12. Profil muka air pada peredam
energi
Setelah menghitung peredam energi
maka diperoleh hasil keseluruhan
perhitungan seperti pada Gambar 13.

Analisa Stabilitas
Koefisien gempa
Untuk perhitungan Koefisien respon
seismik dijabarkan seperti perhitungan
berikut :
�𝐷�
Csperlu = �
( �� )

= 0,922
5
( )
1,25
= 0,231 g penahan saluran transisi
Maka didapatkan koefisien respon
seismik yang akan digunakan pada
perencanaan stabilitas konstruksi sebesar
0,231 g.

Faktor keamanan (safety factor)


Dari hasil perhitungan analisa stabilitas
konstruksi tubuh pelimpah dan dinding
penahan pada Bendungan Seulimeum
sakan disajikan pada tabel 10.

Analisa Beton Bertualang


kali iniAnalisa
mengacubeton
padabertulang
SK.SNI Tpada
– 15 -studi
1991
– 03. Mutu beton yang digunakan fc’ = 25 Gambar 16. Tulangan pada dinding
Mpa dan p (tebal selimut beton) = 100 mm, penahan saluran peluncur
untuk mutu baja dipilih fy = 400 Mpa.
Hasil contoh analisa beton bertulang untuk
konstruksi bangunan akan disajikan pada
gambar 14-17.

Gambar 14. Tulangan pada tubuh pelimpah

Gambar 17. Tulangan pada dinding


penahan peredam energi
Untuk hasil analisa beton bertulang b. Saluran transisi :
konstruksi tubuh pelimpah dan dinding Panjang saluran transisi = 90 m
penahan disajikan pada tabel 11. Slope saluran transisi = 0
Lebar saluran transisi = 105 m
Tabel 11. Rekapitulasi Perhitungan Beton memyempit menjadi 75 m
Bertulang Pada Perencanaan Pelimpah Elevasi saluran transisi = + 62
Bendungan Seulimum c. Saluran peluncur :
Panjang saluran peluncur = 120 m
Momen D. Tul. Jumlah Jarak Antar Ø. Tul. Jumlah Jarak Antar
Tinjauan stabilitas
No. Paling besar Utama Tulangan Tulangan Bagi Tulangan Tulangan
pada tiap
t.m mm mm mm mm mm mm
A
kostruksi
Bangunan Pelimpah
Pot A-A 7,432 13 5 250 10 5 250
Slope saluran peluncur = 0,178
Pot B-B
Pot C-C
32,907
14,648
13
13
5
5
250
250
10
10
5
5
250
250 Elevasi hulu saluran peluncur = +62
Elevasi hilir saluran peluncur = + 40,68
B Bangunan Dinding
1 Penahan
Sal. Transisi
Pot A-A 6,051 13 5 250 10 5 250
Pot B-B
Pot C-C
14,094
1,334
13
13
5
5
250
250
10
10
5
5
250
250
d. Peredam energi :
2 Sal. Peluncur
Pot A-A 2,839 13 5 250 10 5 250
Tipe peredam energi=USBR tipe II
Pot B-B
Pot C-C
5,412
0,862
13
13
5
5
250
250
10
10
5
5
250
250
Elevasi peredam energi = + 40,68
3 Peredam Energi
Pot A-A 391,617 25 12 95 22 5 250 (y1) = 1,059 m
Pot B-B
Kedalaman konjugasi(y2)=9,402 m
471,862 25 15 75 22 5 250
Pot C-C 20,087 25 5 250 22 5 250

Sumber : Hasil perhitungan Panjang peredam energi = 39 m


Lebar peredam energi= 50 m
KESIMPULAN Tinggi, lebar dan jarak blok muka (y1)=1,1m
Berdasarkan hasil perhitungan maka (0,5 y1) = 0,55 m
didapatkan hasil-hasil sebagai berikut ini : (0,2 y2) = 1,9 m
a) Dari hasil perhitungan debit banjir (0,15 y2) = 1,5 m
rencana dipilihlah hasil perhitungan (0,02 y2) = 0,2 m
debit banjir rancangan dari metode Tinggi ambang hilir (end sill) = 6,32
HSS Snyder sebagai dasar Elevasi saluran pelepasan = + 47 m
perencanaan. Dengan data-data sebagi c) Dari hasil perhitungan stabilitas
berikut : pelimpah dan stabilitas dinding
Debit inflow : penahan dalam segala kondisi yang
Q100 = 1199,341 m3/detik direncanakan, bangunan aman terhadap
Q1000 = 1651,968 m3/detik guling, geser dan daya dukung ijin
Qpmf = 2723,044 m3/detik tanah hanya beberapa yang tidak
Debit outflow : memenuhi keamanan terhadap
Q100 = 1130,116 m3/detik dengan eksentrisitas.
H = 2,984 m d) Penulangan dan pembetonan
Q1000= 1559,069 m3/detik dengan H konstruksi ambang pelimpah dan
= dinding penahan direncanakan
3,694 m menggunakan f’c = 20 Mpa dan fy =
Qpmf = 2569,817 m3/detik dengan 400Mpa.
H = 5,148 m
b) Berdasarkan dari hasil perencanaan DAFTAR PUSTAKA
pelimpah Bendungan Seulimeum Das, Braja M. 1993. Mekanika Tanah Jilid
adalah sebagai berikut : II. Jakarta : Erlangga.
a. Pelimpah : Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik.
Tipe ambang pelimpah = Overflow Surabaya : Usaha Nasional. Sosrodarsono,
Spillway Tipe Ogee I Suyono. & Takeda,
Lebar pelimpah = 105 m Kensaku. 1981. Bendungan Tipe
Tinggi tubuh pelimpah= 2 m Urugan. Jakarta : Pradnya Paramita.
Elv. tubuh pelimah = + 67 Vis, W.C. dan Gideon H. Kusuma. 1993.
Elv. muka air Q100 =+ 69,984 Dasar-dasar Perencanaan Beton
Elv. muka air Q1000 =+ 70,694 Bertulang. Jakarta : Erlangga.
Elv. muka air Qpmf = + 72,148

Anda mungkin juga menyukai