OLEH
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
2. Masalah-masalah Ekonomi
Masalah ekonomi adalah masalah pilihan alokasi sumber daya yang langka. Ilmu
ekonomi hanyalah alat untuk memahami dan menganalisis keadaan yang dihadapi. Karena
realitasnya begitu kompleks, maka perlu penyederhanaan. Dalam ilmu ekonomi,
penyederhanaan itu terlihat dari penyederhanaan masalah-masalah yang dihadapi.
a. Barang apa yang harus diproduksi dan berapa banyak?
b. Bagaimana cara memproduksinya?
c. Untuk siapa barang dan jasa diproduksi?
3. Barang dan Jasa
Barang adalah benda-benda yang berwujud, yang digunakan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya (beras, minuman, buku, dll) atau untuk menghasilkan benda lain (mesin,
peralatan, dll) yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Jasa tidak dapat digolongkan sebagai suatu barang, karena tidak berwujud, tetapi dapat
memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh : jasa pebankan, jasa
bengkel, jasa dokter, dll
1. Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat
harga selama periode waktu tertentu.
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan
Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi permintaan suatu barang, yaitu
Harga Barang Itu Sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu
bertambah.Begitu juga sebaliknya.Hal ini membawa kita ke hukum permintaan,
yang menyatakan “Bila harga suatu barang naik, ceteris paribus, maka jumlah
barang itu yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya.
Harga Barang Lain yang Terkait
Harga barang lain juga mempengaruhi permintaan barang, tetapi kedua macam
barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat
bersifat substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap). Missal barang
substitusi dari daging ayam adalah daging sapi, ikan atau tempe. Suatu barang
menjadi substitusi barang lain bila etrpenuhi paling tidak salah satu syarat dari dua
syarat: memiliki fungsi yang sama atau kandungan yang sama.Sedangkan contoh dari
dua macam barang yang mempunyai hubungan komplementer adalah BBM dan
mobil.
Tingkat Pendapatan Per Kapita
Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli.Makin tinggi
tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang
meningkat.
Selera atau Kebiasaan
Selera atau kebiasaan juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang.Beras,
misalnya. Walaupun harganya sama, permintaan beras per tahun di provinsi Maluku
lebih rendah dibanding dengan di Sumatera Utara. Hal ini terjadi karena orang-orang
Maluku lebih menyukai sagu karena sejak kecil mereka makan sagu. Sedangkan di
Sumatera Utara lebih menyukai beas karena adat kebiasaan mereka membutuhkan
beras.
Jumlah Penduduk
Sebagai makanan pokok rakyat Indonesia, maka permintaan beras berhubungan
positif dengan jumlah penduduk.Makin banyak jumlah penduduk, permintaan beras
makin banyak.
Perkiraan Harga di Masa Mendatang
Bila diperkirakan harga suatu barng yang akan datang naik, maka lebih baik
membeli barang itu sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih
banyak saat ini guna menghemat belanja di masa mendatang.
Usaha-usaha Produsen Meningkatkan Penjualan
b. Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan
matematis dengan factor-faktor yang mempengaruhinya.Dengan fungsi permintaan, kita
dapat mengetahui hubungan antara variable tidak bebas (dependent variable) dan
variabel-variabel bebas (independent variables).
c. Skedul dan Kurva Permintaan
Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang dengan tingkat
permintaan barang tersebut.
d. Perubahan Jumlah yang Diminta dan Perubahan Permintaan
Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab utama, yaitu perubahan harga dan
perubahan factor ceteris paribus, misalnya pendapatan, selera, dan sebagainya (faktor
nonharga).
Perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta, tetapi
perubahan itu hanya terjadi dalam satu kurva yang sama. Ini yang disebut pergerakan
permintaan sepanjang kurva permintaan (movement along demand curve).
e. Kasus Pengecualian
Hukum permintaan tidak berlaku, yaitu kalau harga suatu barang naik justru permintaan
terhadap barang tersebut meningkat.Paling tidak ada tiga kelompok barang dimana
hukum permintaan tidak berlaku.
1) Barang yang Memiliki Unsur Spekulasi
Misalnya saja emas,saham, dan tanah (di kota).
2) Barang Prestise
Barang-barang yang dapat menambah prestise seseorang yang memilikinya
umumnya berharga mahal sekali.Contoh : barang antic atau lukisan terkenal
(apalagi pelukisnya sudah meninggal dunia).
3) Barang Giffen
Untuk barang Giffen (Giffen good), apabila harganya turun menyebabkan jumlah
barang yang diminta akan berkurang. Hal ini disebabkan efek pendapatan yang
negative dari barang Giffen lebih besar daripada naiknya jumlah barang yang
diminta karena berlakunya efek substitusi yang selalu positif.Dalam hal ini,
apabila suatu barang harganya turun, ceteris paribus, maka pendapatan nyata
(real income) konsumen bertambah.
2. Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai
tingkat harga selama satu periode tertentu.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi penawaran suatu barang yaitu :
Harga barang itu sendiri
Harga barang lain yang terkait
Harga factor produksi
Biaya produksi
Teknologi produksi
Jumlah pedagang/penjual
Tujuan perusahaan
Kebijakan pemerintah
b. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungan matematis
dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
c. Kasus Pengecualian
Kadang-kadang ditemui pula adanya kurva penawaran yang mempunyai slope
negative. Contoh yang sering kita jumpai adalah kurva penawaran akan tenaga kerja yang
berbentuk melengkung membalik (backward bending labour supply curve). Misalnya saja,
seorang pekerja yang dibayar berdasarkan jumlah jam kerjanya.
3. Harga Keseimbangan.
Harga keseimbangan adalah harga di mana baik konsumen maupun produsen sama-sama
tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi dan dijual. Permintaan
sama dengan penawaan. Jika harga di bawah harga keseimbangan, terjadi kelebihan
permintaan. Sebab permintaan akan meningkat, dan penawaran menjadi berkurang.
Sebaliknya jika harga melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran.Jumlah
penawaran meningkat, jumlah permintaan menurun.
4. Perubahan Keseimbangan Pasar
Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila adaperubahan di sisi permintaan dan atau
penawaran. Jika factor yang menyebabkan perubahan adalah harga, keseimbangan akan
kembali ke titik awal. Tetapi jika yang berubah adalah faktor-faktor ceteris paribusseperti
teknologi untuk sisi penawaran, atau pendapatan untuk sisi permintaan, keseimbangan tidak
kembali pada titik awal.
5. Surplus Ekonomi
Dasar pendekatan yang digunakan untu analisis pasar adalah marjinalis (marginalism
approach), yang mengatakan bahwa keutusan dalam memproduksi atau mengkonsumsi
ditentukan oleh beapa besar tambahan pendapatan atau manfaat dari unit terakhir barang
yang diproduksi atau dikonsumsi. Konsekuensi dari pemikiran ini, bagi produsen adalah dia
tidak menetapkan harga yang sama untuk setiap jumlah penjualan.
Apa yang dialami oleh konsumen disebut surplus konsumen (consume surplus), yaitu
selisih antara jumlah yang konsumen sedia bayarkan dengan yang harus dibayar. Untuk
produsen disebut surplus produsen yaitu selisih antara jumlah yang diterima dengan yang
mereka harapkan untuk dibayar.
Teori surplus ekonomi sangat bermanfaat dalam menganalisis dampak campur tangan
pemerintah.Campur tangan pemerintah dianggap makin buruk bila total kehilangan surplus
ekonomi (kehilangan surplus konsumen + surplus produsen) makin besar.Dalam buku teks
berbahasa Inggris disebut deadweight loss.
6. Kegagalan Pasar
Informasi tidak sempurna
Daya Monopoli
Eksternalitas
Barang publik
Barang altruism
7. Intervensi Pemerintah
Kegagalan pasar, seringkali menuntut campur tangan (intervensi pemerintah) . Tujuan
dilakukannya campur tangan peerintah adalah sebagai berikut :
Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan eksploitasi
dapat dihindarkan.
Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur
dan stabil.
Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar yang
dapat mempengaruhi pasar, agar mereka tidak menjalankan praktik-praktik monopoli yang
merugikan.
Menyediakan barang publik (public goods) untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat
dihindari atau dikurangi.
a. Kontrol Harga
Tujuan control harga adalah melindungi konsumen atau produsen. Bentuk kontrol
harga yang paling umum digunakan adalah penetapan harga dasar (floor price) dan harga
maksimum (ceiling price).
1) Harga Dasar (Floor Price)
Harga dasar adalah tingkat harga minimum yang diberlakukan. Bila pemerintah
menetapkan harga dasar gabah Rp 700,00 per kilogram, pembeli harus membeli gabah
dari petani dengan harga serendah-rendahnya Rp 700,00 per kilogram.
2) Harga Tertinggi (Celling Price)
Harga tertinggi (Celling Price) adalah batas maksimum harga penjualan oleh
produsen.Di Indonesia yang paling terkenal misalnya penetapan harga patokan
setempat (HPS) untuk semen.Tujuan penetapan harga tertinggi umumnya adalah agar
harga produk dapat terjangkau oleh konsumen yang daya belinya kurang.Namun
kebijakan ini tidak berdayaguna bila produsen memiliki kekuatan oligo-poli, apalagi
daya monopoli.
3) Kuota
Selain dengan pebelian, pemerintah memengaruhi tingkat harga dengan
melakukan kebijakan kuota (pembatasan produksi).Misalnya, pemerintah ingin
menolong petani jagung dengan membatasi jumlah produksi (kuota) untuk
meningkatkan harga.
b. Pajak dan Subsidi
1) Pajak
Dilihat dari satu sisi, pajak memberatkan karena membuat harga barang menjadi
lebih mahal. Namun di sisi lain, pajak dibutuhkan sebagai sumber penerimaan Negara
untuk membiayai fungsi-fungsinya, khususnya redistribusi pendapatan dan sebagai
alat stabilitas ekonomi.
2) Subsidi
Subsidi dapat dipandang sebagai pajak negative (negative tax), karena subsidi
menambah pendapatan nyata. Sebagaimana halnya pajak
BAB 3
KONSEP ELASTISITAS
Angka elastisitas (koefisien elastisitas) adalah bilangan yang menunjukkan berapa persen satu
variabel tak bebas akan berubah, sebagai reaksi karena satu variabel lain (variabel bebas)
berubah satu persen.
1. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli
sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang memengaruhinya (ceieris paribus).
Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang
berubah bila harganya erubah sebesar satu persen. Ep yaitu persentase perubahan jumlah
barang yang diminta disbanding dengan persentase perubahan harga.
Angka elastisitas harga benilai negatif. Ep = 2 mempunyai arti bila harga barang naik
1%, permintaan terhadap barang itu turun 2%, ceteris paribus.
a) Inelastis (Ep < 1), yaitu perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil
daripada perubahan harga.
b) Elastis (Ep > 1), yaitu bila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan
permintaan yang besar.
c) Elastis unitari (Ep = 1), yaitu jika harga naik 10%, permintaan barang turun 10%
juga.
d) Inelastis sempurna (Ep = 0), yaitu berapapun harga suatu barang, orang akan tetap
membeli jumlah yang dibutuhkan.
e) Elastis tak terhingga (Ep = ∞), yaitu perubahan harga sedikit saja menyebabkan
perubahan permintaan tak terbilang besarnya.
2) Elastistas Titik dan Elastisitas Busur
Elastsitas titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu.
Konsep elastisitas ini digunakan bila perubahan harga yang terjadi sedemikian
kecilnya sehingga mendekati nol. Tetapi konsep ini kurang akurat bila perubahan
harga yang terjadi relative besar. Dalam kasus tersebut, lebih tepat bila diukur
dengan elastisitas busur (arc elasticity), yang mengukur elastisitas permintaan antara
dua titik.
b. Jumlah pemakai. Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatu barang
makin inelastis.
d. Jangka waktu. Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai
pengaruh terhadap elastisitas harga.
2. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (Es) adalah angka yang menunjukkan berapa persen jumlah barang
yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu persen. Es yaitu persentase
perubahan jumlah barang yang ditawarkan dibanding dengan persentase perubahan harga.
a. Jenis produk. Kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastis, sebab produsen
tidak mampu memberikan respons yang cepat terhadap perubahan harga.
b. Sifat perubahan biaya produksi. Penawaran akan bersifat inelatis bila kenaikan
penawarn hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Bila
penawaran dapat ditambah dengan pengeluaran biaya tambahan yang tidak terlalu besar,
penawaran akan bersifat elastis.
c. Jangka waktu. Jangka waktu juga dapat memengaruhi besarnya elastisitas penawaran.
Jika bertanya berapa banyak permintaan dan penawaran berubah karena perubahan harga,
yang harus diperjelas adalah dimensi waktu perubahannya. Jika dimensi waktunya satu tahun
atau kurang, berarti elastisitas jangka pendek. Bila lebih dari satu tahun, berarti elastisitas
jangka panjang.
a. Elastisitas Permintaan
1) Elastisitas Harga
Untuk barang yang habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun (barang tidak
tahan lama/non durable goods), elastisitas harga lebih besar dalam jangka panjang
dibanding dalam jangka pendek. Ada dua penyebab yaitu konsumen membutuhkan
waktu untuk mengubah kebiaaan mereka dan kadang permintaan terhadap suatu
barang berkaitan dengan barang lain, yang perubahannya baru terlihat dalam jangka
panjang.
Sebaliknya, untuk barang yang masa konsumsinya lebih dari setahun (barang tahan
lama/durable goods), permintaannya lebih elastis dalam jangka pendek dibanding
jangka panjang.
2) Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan dalam jangka panjang bagi barang non durable lebih besar
dibandingkan jangka pendek. Sebaliknya barang durable, elastisitas pendapatan dalam
jangka pendek lebih besar daripada jangka panjang.
b. Elastisitas Penawaran
Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elasti dalam jangka panjang,
disbanding dalam jangka pendek. Sebab dalam jangka panjang perusahaan mampu
mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam jangka pendek.
Untuk beberapa orang, penawaran dalam jangka pendeknya inelastis sempurna (Es = 0).
Output sektor properti adalah salah satu contohnya. Tetapi, ada juga barang yang
penawaran justru lebih elastis dalam jangka pendek, dibanding dalam jangka panjang.
Barang itu umumnya yang dapt didaur ulang (recycling). Misalnya logam besi untuk
keuthan industry dapat diperoleh dari hasil primer pertambangan (primary metal) dan atau
hasil daur ulang.
Contoh jika pemerintah memutuskan mengenakan pajak untuk barang mie instan,
pengenan pajak dibebankan kepada produsen. Siapakah yang diuntungkan?. Untuk itu
harus memerhatikan sisi permintaan dan penawaran. Di sisi penawaran, sebagai produk
industri, elastisitasnya relatif besar. Sementara, di sisi permintaan, sebagai alternative
utama dari nasi, permintaanya relative inelastis.