Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Fixed drug eruption (FDE) adalah reaksi alergi yang terjadi pada kulit atau di daerah

mukokutan akibat pemberian atau pemakaian obat-obatan jenis tertentu yang biasanya

ditandai dengan timbulnya lesi berulang pada tempat yang sama dan tiap pemakaian obat akan

menambah jumlah dari lokasi lesi.1 Lesi biasanya dapat sembuh secara spontan setelah

penghentian obat yang menjadi penyebab tetapi akan meninggalkan hiperpigmentasi di lokasi

reaksi.2

2.2 Epidemiologi

Beberapa penelitian mengenai morfologi dan agen pencetus pasien-pasien dengan erupsi

obat dirumah sakit atau bagian kulit dan kelamin, dilaporkan pada 135 kasus didapatkan

perubahan morfologik akibat erupsi obat yang paling sering adalah eksantematous (39%),

urtikaria/angioedema (27%), FDE (16%), eritema multiform (5,4%) dan reaksi kulit lainnya

(18%). FDE terjadi pada kedua jenis kelamin dan di semua kelompok umur. Pada anak-anak,

FDE terjadi sekitar 14-22 % dari reaksi obat pada kulit.3

2.3 Etiologi

Sangat banyak obat yang menyebabkan fixed drug eruption. Namun, sebagian besar fixed

drug eruption disebabkan oleh satu atau lebih obat (Tabel 1). Penyebab terjadinya fixed drug

eruption meliputi antibiotik, antiepileptik, dan AINS meskipun zat lain dan makanan tertentu

juga dapat menjadi penyebab. Yang paling sering menyebabkan FDE adalah antiepileptik

(derivat barbiturat), AINS (oxyphenbutazone), antibiotik (co-trimoxazole, tetrasiklin,

ampisilin).4
Tabel 1. Obat – obat yang menyebabkan FDE4

Antibiotik Non-streroid anti inflamasi

Co-trimoxazole, Trimetropin Aspirin


Tetrasiklin
Oxyphenbutazone
Penisilin
Ibuprofen
ampisilin
Eritromisin Paracetamol
Trimetropin
Metamizole
Nistatin
Lain-lain
Griseovulvin
Dapson Kodein
Arsenik
Hidralazin
Mtronidazole
Clioquinol Oleoresin

Thioacetazone Simpatomimetik
p-Asam amino salisilat
Simpatolitik
Antiepileptik
Parasimpatolitik
Derivat barbiturat
Opium alkaloid Magnesium Hidrosi
Cloral hidrat
Magnesium tetrasilikat
Benzodiazepin : klodiazepoxide
Anthralin
Dextrometropan
Anticonvulsan Klortiazon

Klorpenesin kabamat

Makanan tertentu

(Sumber : Bunker CB, dkk. 2010)


2.4 Patogenesis

Patogenesis dari fixed drug eruption sampai sekarang masih belum diketahui secara

pasti. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui secara pasti dari penyebab

fixed drug eruption.5


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Tetsuo Shiohara bagian dermatology

dari Universitas Tokyo, Jepang menyatakan bahwa CD8+ dengan efektor-memory phenotype

memiliki peranan besar dalam reaksi kerusakan jaringan pada lokasi tertentu pada fixed drug

eruption. Berikut akan dijelaskan mengenai mekanisme patogenesis dari fixed drug eruption

berdasarkan Tetsuo Shiohara.5

Fixed drug eruption merupakan suatu reaksi hipersensitifitas tipe IV (delayed type

hypersensitivity) seperti yang dijelaskan pada reaksi hipersensitifitas diatas, reaksi ini

melibatkan limfosit yang tersensitisasi oleh antigen. Diawali dengan pajanan alergen (obat

pencetus) yang kemudian akan merangsang limfosit T dan mengaktifkan sel T intraepidermal

CD8+ dan membentuk populasi fenotip TCR-ab, CD3, CD8, CD45RA dan CD11b yang

bekerja dengan pola yang sama dengan sel T memori, dimana populasi ini akan berdiam di

daerah epidermal pada perbatasan dermis-epidermis.5

Bertindak sama seperti sel T memori apabila terpapar oleh alergen , maka populasi

fenotip yang pola kerjanya sama seperti sel T memori dan CD8+ akan melepaskan mediator

seperti interferon-γ , perforin, dan granzyme B yang menimbulkan peradangan pada tempat

yang sama dimana populasi fenotip pola kerjanya sama dengan sel T memori itu berdiam.

Dibantu dengan Sel T CD4+ dan neutrofil menyebabkan kerusakan yang luas dari jaringan

sekitarnya meliputi keratonosit dan melanosit. Setelah proses peradangan selesai sel T

intraepidermal CD8+ akan berdiam di perbatasan dermis-epidermis, yang dimana apabila

terangsang oleh obat yang sama maka akan bermigrasi ke epidermis dan memulai siklus yang

sama pada tempat yang sama.5

Anda mungkin juga menyukai