Anda di halaman 1dari 17

1

PENDAHULUAN

Pelabuhan perikanan sangat penting perannya terhadap perikanan laut,

karena pelabuhan perikanan merupakan center perekonomian mulai saat ikan

didaratkan pascapenangkapan dari fishing ground-nya sampai awal ikan

dipasarkan di pelabuhan perikanan. Meningkatnya produksi hasil tangkapan

antara lain karena masih besarnya potensi sumberdaya ikanyang ada di laut,

semakin meningkatnya kebiasaan penduduk untuk makan ikan; semakin

berkembangnya industri perikanan dan juga karenasemakin meningkatnya

pendapatan penduduk perkapita. Hal-hal tersebut di atas merupakan faktorfaktor

yang memicu meningkatnya usaha pemanfaatan sumberdaya ikan di laut sehingga

berpeluang untuk meningkatkan produksi hasil tangkapan yang didaratkan.

Peningkatan produksi hasil tangkapan tersebut perlu kiranya diimbangi dengan

pembangunan ataupun pengembangan pelabuhan perikanannya yang menjadi

pusat pendaratan dan pemasaran hasil tangkapan ikan. Namun berdasarkan pada

beberapa penelitian antara lain menurut Lubis et al. (1999)

Bahwa sebagian besar pelabuhan perikanan di Indonesia (70%) ternyata


masih belum berfungsi optimal dan belum dilengkapinya dengan fasilitas yang
memadai dan modern yang menunjukkan bahwa sebagian besar pelabuhan
perikanan yang ada belum berkembang. Perlu kiranya berbagai pemikiran dan
analisis untuk mencari solusi mengingat pembangunan suatu pelabuhan perikanan
memerlukan investasi yang tidak sedikit.Peran strategis pelabuhan perikanan
dalam perikanan laut adalah juga untuk mendorong keberadaan industri perikanan
di pelabuhan perikanan, tidak hanya berskala lokal tetapi juga regionaldan
internasional. Fungsi utama pelabuhan perikanan adalah berkaitan dengan
pelayanan jasa jasa untuk kapal-kapal yang telah selesai.
2

(Murdiyanto, 2004) pelabuhan perikanan walaupun pengertiannya


dikelompokan kedalam pelabuhan yang bersifat khusus tetapi dalam
pelaksanaannya tidak bisa dibedakan dengan pengertian pelabuhan umum apabila
dikaitkan dengan fungsi umum serta fasilitas pokok yang harus disediakan.Ini
sangat terkait dengan tingkat keselamatan kapal-kapal yang melakukan aktivitas
di dalam pelabuhan perikanan. Aktifitas di dalam pelabuhan sangat rawan dengan
tabrakan kapal, kapalkandas, kebakaran, orang tenggelam, kebakaran serta
terjadinya pencemaran. Selanjutnya Triatmojo (2003) menyebutkan, penataan
unsur terkait dengan keselamatan, tidak dapat dipisahkan dari faktor klasifikasi
pelabuhan, sebab tingkat bahaya di laut cenderung sama sehingga tidak boleh
membedakan pelabuhan perikanan besar atau pelabuhan perikanan kecil. Dalam
aktifitas pengelolaan pelabuhan perikanan biasanya pengelola hanya
memperhatikan hal-hal yang terkait dengan layanan aktifitas perikanan saja
dengan mengesampingkan fungsi umum maupun fasilitas pokok yang
dipersyaratkan.
Murdiyanto (2004) menyebutkan fungsi umum PPI merupakan fungsi
yang adapada seluruh pelabuhan, tidak hanya pelabuhan perikanan (Misalnya
pelabuhan niaga,cargo, minyak dan militer). Pada fungsi umum ini sebuah
pelabuhan diharuskan mampun mengemban tugas pokoknya yaitu melindungi
kapal dan pelayanan lainnya. Sarat (draft) kapal-kapal yang akan
mempergunakan jasa PPI berhubungan langsung penentuan rencana dalamnya
kolam pelabuhan. Perencanaan kedalaman perairan mengunakan pemahaman
Dimana untuk kelas PPI, ukuran kapal yang masuk memiliki
berat kotor maksimal 10 GT.Menurut Murdiyanto (2004), pengertian
fungsikhusus PPI dalam hal ini berkaitan dengan masalah kegiatan perikanan
yang memerlukan pelayanan khusus yang manabelum dapat dilayani oleh fungsi
umum. Selanjutnya Murdiyanto (2004) membagi fungsi khusus sebagai
berikut;1) Fasilitas pelelangan ikan : Memiliki ruang pelelanganikan yang
refresentatif, 2) Fasilitas pengolahan seperti pengepakan, pengemasan dan Cold
storage. 3) Pabrik es, 4) Fasilitas sarana produksi penangkapan ikan
Pelabuhan perikanan merupakan basis utama kegiatan industry perikanan
tangkap yang harus menjamin keberhasilan usaha per-ikanan tangkap. Peran
3

strategis ini mendorong berkembangnya industri di pelabuhan per-ikanan, tidak


hanya berskala local tetapi re-gional dan internasional. Peran strategis dari
pelabuhan perikanan diperlukan di setiap pelabuhan perikanan, termasuk di
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman. Berkembangnya industri
di suatu pelabuhan akan berdampak dalam peningkatan perekonomian di suatu
wilayah. Salah satu industry perikanan yang berperan dalam perekonomian adalah
industri perikanan tuna. Industri perikanan tuna merupakan industry skala besar
yang cukup penting untuk perekonomian di suatu daerah (Hutapeaet al.,
2017).Fungsi pelabuhan perikanan menyangkut berbagai aspek, teristimewa
merupakan lingkungan kerja yang akan melaksanakan pelayanan umum, maka
perlu adanya pengaturan secara lengkap baik mengenai kedudukan, fungsi,
pengelolaan dan penggunaannya, maupun tujuan serta kewenangannya melalui
peraturan pemerintah (Ningsih, 2006).
Kapal perikanan adalah kapal yang digunakan dalam usaha perikanan yang
mencakup peng-gunaan atau aktivitas dalam usaha menang kapatau
mengumpulkan sumberdaya perairan, mengelola usaha budidaya perairan dan
juga penggunaan dalam beberapa aktivitas (seperti untuk research, training, dan
inspeksi sumberdaya perairan).Dalamusahaperikanan tang-kap, kapalmemiliki 3
fungsi utamanya itu sebagai sarana menuju fishing ground, sarana melakukan
operasi penangkapan dan sarana untukmembawahasiltangkapankefishing base.
Fungsinya yang begitu penting mengharuskan kapal penangkap ikan memiliki
kualitas yang baik sehingga aman digunakan dan menunjang dalam kesuksesan
operasi penangkapan ikan (OPI) (Susantoet al., 2011).
Kapal ikan adalah kapal yang dibangun untuk melakukan pekerjaan-
pekerjaan usaha penang kapan ikan dengan ukuran, rancangan, bentuk dek,
kapasitas muat, akomodasi, mesin serta berbagai perlengkapan yang secara
keseluruhan disesuaikan dengan fungsi dalam rencana operasi. Kapal jarring
insang termasuk kedalam kelompok kapal ikan dengan metode pengoperasians
tatic gear sehingga kecepatan kapal bukanlah suatu factor yang penting karena
alat tangkap ini bekerja secara statis melainkan stabilitas kapal yang tinggi lebih
diperlukan agar saat pengoperasian alat tangkap dapat berjalan dengan baik
(Nopandriet al., 2011).
4

Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman (PPSNZ) Jakarta adalah


salah satu pelabuhan perikanan tipe A di Indonesia, tempat bersandarnya kapal-
kapal ukuran besar. Produksi hasil tangkapan yang didaratkan di pelabuhan ini
berjumlah 93.395 ton pada tahun 2007. Hasil tangkapan yang didaratkan tidak
hanya berasal dari laut tetapi juga dari daerah lain yang diangkut melalui sarana
transportasi darat. Wilayah distribusi dari pelabuhan ini cukup luas, mulai local
Pulau Jawa, nasional sampai ekspor, baik dalam bentuk segar maupun dalam
bentuk olahan (Lubiset al., 2010).

TujuanPraktikum
Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian pelabuhan perikanan.
2. Untuk mengetahui fasilitas-fasilitas di pelabuhan perikanan.
3. Untuk mengetahui manfaat fasilitas pelabuhan perikanan.

ManfaatPraktikum
Manfaat dari praktikum iniadalah salah satu syarat untuk mengikuti
kegiatan praktikal test di Laboratorium Dasar Perikanan Tangkap Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan. Serta, menambahin formasi bagi pihak yang membutuhkan.Serta,
menambah referensi bagi pihak yang membutuhkan.
5

TINJAUAN PUSTAKA

Aspek Legalitas PPNZJ

Provinsi DKI Jakarta berlokasi di sebelah utara Pulau Jawa, di muara

Ciliwung, Teluk Jakarta, Provinsi DKI Jakarta terletak di dataran rendah pada

ketinggian rata-rata 8 meter dpl. Sebelah selatan Jakarta merupakan daerah

pegunungan dengan curah hujan tinggi.Provinsi DKI Jakarta berbatasan dengan

Provinsi Jawa Barat dan di sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Banten.

Kepulauan Seribu merupakan kabupaten administratif yang terletak di Teluk

Jakarta. Sekitar 105 pulau terletak sejauh 45 km (28 mil) sebelah utara kota

(KKP, 2013).

Secara Administrasi Kota Jakarta Utara terletak antara 06 o


10’ 00”

Lintang Selatan dan 106o 20’ 00” Bujur Timur. Kota Jakarta Utara berdasarkan

SK Gubernur Nomor 171 tahun 2007, mempunyai luas 146,66 km2. Kota Jakarta

Utara memiliki batas batas: Sebelah Utara : Pantai Laut Jawa. Sebelah Selatan

:Wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Sebelah Timur : Jakarta

Timur dan Kabupaten Bekasi. Sebelah Barat : Kabupaten Tangerang dan Jakarta

Barat (Sinaga et al., 2013).

Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta diresmikan pada tanggal 17 Juli

1984, semula PPSJ berbentuk Project Management Unit seiring dengan


6

berkembangnya kebutuhan pemakai jasa khususnya dibidang perikanan, maka

pada tahun 1990 dibentuk Perum Prasarana Perikanan Samudera yang mempunyai

wewenang dan tanggung jawab melaksanakan pelayanan kepada masyarakat

dengan mengusahakan fasilitas-fasilitas pelabuhan perikanan yang bersifat

komersial, sedangkan Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Samudera

Jakarta mempunyai wewenang dan tanggung jawab melaksanakan tugas-tugas

umum Pemerintahan di Pelabuhan Perikanan.Sesuai dengan SK Menteri Kelautan

dan Perikanan Nomor KEP.04/MEN/2004 tentang Perubahan Nama PPS Jakarta

menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ)

(KKP, 2016).

Pelabuhan perikanan merupakan basis utama kegiatan industri perikanan

tangkap yang harus menjamin keberhasilan usaha perikanan tangkap.Peran

strategis ini mendorong berkembangnya industri di pelabuhan perikanan, tidak

hanya berskala lokal tetapi regional dan internasional.Peran strategis dari

pelabuhan perikanan, termasuk di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam

Zachman (Hutapea et al., 2017).

Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ)

merupakan unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan

Perikanan.PPSNZJ dibangun pada tahun 1980 dan diresmikan pada tanggal 17

Juli 1984.Sesuai dengan Undang-Undang No.31 tahun 2004 bahwa “Pelabuhan

perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya

dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan

sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan


7

bersandar, berlabuh dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas

keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan” (Sam et al., 2011).

Visi dan Misi PPSNZJ.Visi : Terwujudnya Pelabuhan Perikanan Samudera

Nizam Zachman Jakarta sebagai pusat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi

perikanan terpadu. Misi : Menciptakan lapangan kerja dan iklim usaha yang

kondusif. Pemberdayaan masyarakat perikanan.Meningkatkan mutu, keamanan

pangan, dan nilai tambah. Menyediakan data dan informasi perikanan.

Meningkatkan pengawasan dan pengendalian sumberdaya perikanan

(Sinaga et al., 2013).

Fasilitas Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta

Pelabuhan perikanan dilengkapi dengan fasilitasyang dibedakan atas 3

(tiga) kelompok: Fasilitas pokok, atau juga dikatakan infrastruktur adalah fasilitas

dasar ataupokok yang diperlukan dalam kegiatan di suatu pelabuhan. Fasilitas-

fasilitas pokok tersebut antara lain terdiri dari : dermaga, kolampelabuhan, alat

bantu navigasi, breakwater atau pemecah gelombang dantanah untuk industri.

Fasilitas fungsional, TPI, balai pertemuan nelayan, tangki BBM, tangki air,

radiokomunikasi, instalasi listrik, pabrik es, cold storage, dock/slipway

danbengkel.. Fasilitas penunjang,kantor pengelola pelabuhan, jalan di dalam

komplek,perumahan, toko, kamar mandi umum dan tempat ibadah (Ningsih,

2006).

Fungsi dari pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan

dan Perikanan Nomor 8/PERMEN-KP/2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan

merupakan pelabuhan yang melaksanakan fungsi pemerintahan (meliputi

pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan; pengumpulan data


8

tangkapan hasil perikanan; pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan;

pelaksanaan kesyahbandaran; pengendalian lingkungan dan lain-lain) dan fungsi

pemasaran (meliputi pelayanan tambat labuh kapal perikanan; pelayanan bongkar

muat ikan; pelayanan pengolahan hasil perikanan; pemasaran dan distribusi ikan;

pemanfaatan fasilitas dan lahan di pelabuhan perikanan; pelayanan logistik dan

perbekalan kapal perikanan; dan lain-lain) (Hutapea et al., 2017).

Dermaga dan kolam pelabuhan merupakan fasilitas pokok pelabuhan yang

dapat mendorong fasilitas lainya untuk dikembangkan, dengan kata lain jika

fasilitas pokok berkembang maka fasilitas lainnya akan ikut berkembang. Oleh

karena itu perlu dilakukan kajian untuk mengembangkan fasilitas pokok

pelabuhan perikanan.Hal ini diharapkan dapat mengembangkan fasilitas-fasilitas

lainya sehingga pelabuhan dapat menjalankan fungsi dan peranannya dengan

baik.Kegiatan-kegiatan di pelabuhan harus pula didukung oleh prinsip-prinsip

efektifitas dan efisien pelabuhan perikanan (Syahputra et al., 2015).

Fasilitas PPS biasanya dibagi 3 menjadi fasilitas dasar, fasilitas fungsional,

dan fasilitas penunjang.Fasilitas dasar itu seperti: lahan, kolam pelabuhan,

pelindung (Breakwater/penahan gelombang), dermaga, dan jalan komplek

pelabuhan dan kawasan. Fasilitas fungsionalnya antara lain: tempat pendaratan

ikan (TPI), suplai instalasi BBM, pabrik es, instalasi listrik, fasilitas air bersih,

docking atau galangan kapal, perkantoran, dan transportasi. Fasilitas penunjang

antara lain: balai pertemuan nelayan, penginapan nelayan, guest home, dan

poliklinik (Anggoro et al., 2015).

Seluruh fasilitas pelabuhan yang tertera di Permen KP No 8 Tahun 2012

telah tersedia di PPS Nizam Zachman, namun fasilitas yang ada saat ini tidak
9

semuanya digunakan dalam industri perikanan tuna.Fasilitas yang dievaluasi

perannya adalah fasilitas yang berhubungan dengan industri tuna. Bahwa masih

terdapat fasilitas di PPS Nizam Zachman yang belum digunakan dengan

maksimal, misalnya ketersediaan sarana transportasi ikan, kebersihan pengolahan

limbah, tempat penanganan hasil perikanan, serta jalan komplek dan drainase

(Hutapea et al., 2017).

Optimalisasi Fasilitas Pelabuhan

PPS Nizam Zachman merupakan pelabuhan perikanan tipe A (samudera)

dan salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia. PPS Nizam Zachman

memiliki fasilitas pokok, fasilitas penunjang, dan fasilitas fungsional yang sangat

dibutuhkan dalam setiap aktivitas perikanan di pelabuhan.Ketersediaan dan

kelengkapan dari fasilitas-fasilitas di PPS Nizam Zachman dibutuhkan bagi

pelaku kegiatan perikanan, baik itu nelayan, pengusaha perikanan, hingga

masyarakat sekitar.Pelabuhan perikanan sebagai tempat pendaratan ikan tuna

memiliki karakteristik yang lebih spesifik dibandingkan pelabuhan pendaratan

ikan, misalnya ukuran kapal yang besar memerlukan dermaga yang besar,

kedalaman air yang sesuai dengan ukuran kapal (Hutapea et al., 2017).

Analisis tingkat pemanfaatan kaitannya dengan usaha pengembangan

pelabuhan. Fasilitas pokoknya seperti: lahan pelabuhan perikanan, kedalaman alur

pelayaran, luas kolam pelabuhan, kedalaman kolam pelabuhan, dan dermaga.

Fasilitas fungsionalnya seperti gedung pelelangan dan are tempat parkir. Semua

fasilitas telah melaksanakan fungsinya secara optimal (Nurdyana et al., 2013).

PPS Nizam Zachman telah berperan baik dalam aktivitas produksi, sarana

prasarana dan pelayanan umum dimana fasilitas di PPS Nizam Zachman telah
10

sesuai dengan Permen KP No 8 Tahun 2012. Atribut yang memiliki tingkat

kepentingan yang tinggi dan tingkat kepuasan yang rendah harus mendapat

perhatian dari pihak pelabuhan, yaitu ketersediaan fasilitas fungsional

(transportasi seperti alat-alat angkut ikan, tempat penanganan dan pengolahan

hasil perikanan, kemudahan perijinan, lama perijinan, kecukupan bahan baku,

kelan-caran bahan baku, informasi distribusi ikan (Hutapea et al., 2017).

Pengelolaan pelabuhan perikanan ini meliputi pengelolaan aktivitas dan

fasilitas yang tersedia. Aktivitas yang dikelola oleh suatu pelabuhan perikanan

umumnya dimulai dari aktivitas pendaratan ikan, pengolahan ikan, hingga

aktivitas pemasaran kan. Fasilitas yang tersedia dan dikelola oleh pelabuhan

perikanan antara lain seperti fasilitas dasar, fasilitas fungsional, dan fasilitas

penunjang. Setiap pelabuhan ingin semua fasilitas digunakan secara optimal

(Nugraeheni et al., 2013).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari laporan ini adalah sebagai berikut:


11

Gambar 1. Pelabuhan Perikanan dan Fasilitasnya.

Gambar 2. Kapal Perikanan yang Sedang Diperbaiki.

Pembahasan
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman terdapat di Provinsi DKI

Jakarta. Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ)

merupakan unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan..

Hal ini sesuai dengan Sam et al (2011) yang menyatakan bahwa Pelabuhan

Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) merupakan unit

pelaksana teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan. PPSNZJ dibangun

pada tahun 1980 dan diresmikan pada tanggal 17 Juli 1984. Sesuai dengan

Undang-Undang No.31 tahun 2004 bahwa “Pelabuhan perikanan adalah tempat

yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu

sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan ke-giatan sistem bisnis perikanan yang
12

dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan/atau

bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan

kegiatan penunjang perikanan.

Berkembangnya industri di suatu pelabuhan akan berdampak dalam

peningkatan perekonomian di suatu wilayah. Salah satu industri perikanan yang

ada di PPS Nizam Zachman yang berperan dalam perekonomian adalah industri

perikanan tuna. Hal ini sesuai dengan Hutapea et al (2017) yang menyatakan

bahwa berkembangnya industri di suatu pelabuhan akan berdampak dalam

peningkatan perekonomian di suatu wilayah. Salah satu industri perikanan yang

ada di PPS Nizam Zachman yang berperan dalam perekonomian adalah industri

perikanan tuna. Industri perikanan tuna merupakan industri skala besar yang

cukup penting untuk pereko-nomian di suatu daerah. Hal ini disebabkan ikan tuna

merupakan komoditas ikan ekonomis penting.

Pelaksanaan fungsi pelabuhan perikanan di PPSNZJ terbagi menjadi

2(dua) fungsi yaitu fungsi pemerintahan dan fungsi sebagai pusat bisnis. Pada

fungsi pelabuhan sebagai peme-rintahan. Hal ini sesuai dengan Sam et al (2011)

yang menyatakan bahwa pelaksanaan fungsi pelabuhan perikanan di PPSNZJ

terbagi menjadi 2(dua) fungsi yaitu fungsi pemerintahan dan fungsi sebagai pusat

bisnis. Pada fungsi pelabuhan sebagai pemerintahan, fungsi-fungsi yang berjalan

adalah fungsi pengelola pelabuhan, pengawas perikanan dan syahbandar. Fungsi-

fungsi tersebut merupakan fungsi operasional dan pelayanan yang tidak dapat

dilimpahkan ke pihak lain. Fungsi lain pada pelabuhan adalah sebagai pusat bisnis

yaitu merupakan pemasaran industri pengolahan, perdagangan dan lain-lain.


13

Produksi perikanan yang berasal dari penangkapan di laut berjumlah

36.506 ton dimana 24,84% didominasi oleh ikan tongkol (Auxis thazard),

selanjutnya secara berurutan tuna (Thunnus spp), cakalang (Katsuwonus pelamis),

kembung (Restrelliger brachysoma), dan tenggiri (Scomberomorus commerson).

Hal ini sesuai dengan Lubis et al (2010) yang menyatakan bahwapada tahun 2007,

total volume hasil tangkapan yang didatangkan dari laut dan darat di PPSNZ

adalah 93.395 ton. Produksi perikanan yang berasal dari penangkapan di laut

berjumlah 36.506 ton dimana 24,84% didominasi oleh ikan tongkol (Auxis

thazard), selanjutnya secara berurutan tuna (Thunnus spp), cakalang (Katsuwonus

pelamis), kembung (Restrelliger brachysoma), dan tenggiri (Scomberomorus

commerson).

Produksi dan nilai produksi tiap tahun selalu bertambah, hal ini karenakan

potensi penangkapan ikan dan sumberdaya di daerah penangkapan (fishing

ground) cukup besar. Hal ini sesuai dengan Sinaga et al(2013) yang menyatakan

bahwa produksi dan nilai produksi tiap tahun selalu bertambah, hal ini karenakan

potensi penangkapan ikan dan sumberdaya di daerah penangkapan (fishing

ground) cukup besar. Selain itu armada kapal penangkap ikan maupun kapal

pengangkut juga merupakan faktor yang mempengaruhi produksi dan nilai

produksi karena memiliki teknologi penangkapan yang canggih baik dari segi alat

penangkap maupun alat-alat navigasi kapal.

Pelabuhan perikanan dilengkapi dengan fasilitasyang dibedakan atas 3

(tiga) kelompok yaitu fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang. Hal ini

sesuai dengan Ningsih (2006) yang menyatakan bahwa pelabuhan perikanan

dilengkapi dengan fasilitasyang dibedakan atas 3 (tiga) kelompok: Fasilitas pokok


14

tersebut antara lain terdiri dari : dermaga, kolampelabuhan, alat bantu navigasi,

breakwater atau pemecah gelombang dan tanah untuk industri. Fasilitas

fungsional, TPI, balai pertemuan nelayan, tangki BBM, tangki air,

radiokomunikasi, instalasi listrik, pabrik es, cold storage, dock/slipway

danbengkel.. Fasilitas penunjang, kantor pengelola pelabuhan, jalan di dalam

komplek,perumahan, toko, kamar mandi umum dan tempat ibadah.

Dermaga dan kolam pelabuhan merupakan fasilitas pokok pelabuhan yang

dapat mendorong fasilitas lainya untuk dikembangkan, dengan kata lain jika

fasilitas pokok berkembang maka fasilitas lainnya akan ikut berkembang. Oleh

karena itu perlu dilakukan kajian untuk mengembangkan fasilitas pokok

pelabuhan perikanan. Hal ini sesuai dengan Syahputra et al (2015) yang

menyatakan bahwa dermaga dan kolam pelabuhan merupakan fasilitas pokok

pelabuhan yang dapat mendorong fasilitas lainya untuk dikembangkan, dengan

kata lain jika fasilitas pokok berkembang maka fasilitas lainnya akan ikut

berkembang. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian untuk mengembangkan

fasilitas pokok pelabuhan perikanan. Hal ini diharapkan dapat

mengembangkanfasilitas-fasilitas lainnya sehingga pelabuhan dapat menjalankan

fungsi dan peranannya dengan baik. Kegiatan-kegiatan di pelabuhan harus pula

didukung oleh prinsip-prinsip efektivitas dan efisien pelabuhan perikanan.

PPS Nizam Zachman merupakan pelabuhan perikanan tipe A (samudera)

dan salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia. PPS Nizam Zachman

memiliki fasilitas pokok, fasilitas penunjang, dan fasilitas fungsional yang sangat

dibutuhkan dalam setiap aktivitas perikanan di pelabuhan. Hal ini sesuai dengan

Hutapea et al (2017) yang menyatakan bahwa PPS Nizam Zachman merupakan


15

pelabuhan perikanan tipe A (samudera) dan salah satu pelabuhan perikanan

terbesar di Indonesia. PPS Nizam Zachman memiliki fasilitas pokok, fasilitas

penunjang, dan fasilitas fungsional yang sangat dibutuhkan dalam setiap aktivitas

perikanan di pelabuhan. Ketersediaan dan kelengkapan dari fasilitas-fasilitas di

PPS Nizam Zachman dibutuhkan bagi pelaku kegiatan perikanan, baik itu

nelayan, pengusaha perikanan, hingga masyarakat sekitar.

Kapal masuk tahun 2011 didominasi oleh kapal gillnet atau kapal dengan

alat tangkap jaring insang. Hal ini sesuai dengan Sinaga et al (2013) yang

menyatakan bahwa kapal masuk tahun 2011 sebesar 3.890 kali dan kapal keluar

sebesar 3.817 kali. Kapal-kapal yang akan keluar dan masuk PPSNZJ semuanya

harus melapor ke petugas di pos pemeriksaan terpadu untuk melakukan proses

pemeriksaan sebelum kapal melakukan kegiatan-kegiatan di dalam pelabuhan

seperti bongkar ikan, dok kapal, dan pemasukan perbekalan maupun kegiatan lain

di PPSNZJ.
16

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Pelabuhan perikanan adalah tempat pelayanan umum bagi masyarakat

nelayan dan usaha perikanan, sebagai pusat pembinaan dan peningkatan kegiatan

ekonomi perikanan yang dilengkapi dengan fasilitas di darat dan diperairan

sekitarnya untuk digunakan sebagai pangkalan oprasional tempat berlabuh,

bertambat, mendaratkan hasil, penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran

hasil perikanan (Deptan dan Dephub, 1996).

Saran
Saran penulis adalah diharapkan kepada seluruh pembaca maupun pihak
pihak yang membutuhkan dapat memberikan pemahaman tentang Pelabuhan Dan
Kapal Perikanan, dan penulis mengharapkan untuk kedepannya diperlukan saran
serta argumen argument yang dapat membangun semangat dan menumbuhkan
niat dan rasa peduli terhadap perkembangan pelabuhan dan fasilitas pelabuhan.
17

DAFTAR PUSTAKA

Adisanjaya, N. N. 2010. Potensi, Produksi Sumberdaya Ikan di Perairan Laut


Indonesia dan Permasalahannya.UniversitasUdayana. Bali.

Anggoro, D. S., Ismail, dan Pramonowibowo. 2015. Strategi Pengembangan


Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari, Kota Kendari, Sulawesi
Tenggara.Journal of Fisheries Utilization Management and
Technology.4(4): 67-77.

Guswanto, B., I. Gumilar, dan H. Hamdani.2012. Analisis Indeks Kinerja


Pengelola dan Indeks Kepuasan di Pelabuhan Perikanan Samudera
Nizam Zachman Jakarta. 3(4): 151-163. ISSN: 2083-3137.

Hutapea, R. Y. F., I. Solihin, dan T. W. Nurani. 2017. Peran Pelabuhan Perikanan


Samudera Nizam Zachman dalam Mendukung Industri Tuna. Marine
Fisheries. 8(2): 187-198. ISSN: 2087-4235.

KKP.2013. Profil Pengelolaan Perikanan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam


Zachman Jakarta.Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai