Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PRAKTIKUM

KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

Oleh
NAMA : Ahmad Lutfi Ma’rifudin
NIM : 20170101010

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA PURWOKERTO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PURWOKERTO
2019
LAPORAN PRAKTIKUM
KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
ACARA I
PENGENALAN PUPUK ANORGANIK

Oleh
NAMA : Ahmad Lutfi Ma’rifudin
NIM : 20170101010

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA PURWOKERTO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pupuk merupakan setiap bahan yang diberikan ke dalam tanah atau

disemprotkan pada tanaman dengan maksud untuk menambah unsur hara yang

diperlukan oleh tanaman. Pengertian lain dari pupuk adalah suatu bahan yang

diberikan ke dalam tanah dan atau tanaman dengan maksud untuk mengubah

kondisi fisik, kimia, dan hayati dari tanah dan atau tanaman sehingga sesuai

dengan tuntutan tanaman.

Demikian pula pemberian urea dalam tanah yang miskin akan

meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut. Semua usaha tersebut dinamakan

pemupukan. Dengan demikian bahan kapur, legin, pembenah tanah dan urea

disebut pupuk. Namun menurut beberapa pengertian pupuk dibatasi menjadi

pengertian secara khusus. Pengertian pupuk secara khusus ialah suatu bahan

yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Dengan demikian kapur tidak

termasuk dalam kategori pupuk berdasarkan pengertian secara khusus.

B. Tujuan

1. Mengenal berbagai macam pupuk anorganik dan mampu membedakannya

2. Mengetahui sifat-sifat pupuk anorganik meliputi warna, bentuk, pH,

higroskopis, dan kelarutan masing-masing pupuk


II. TINJAUAN PUSTAKA

Pupuk mengenal istilah makro dan mikro. Meskipun belakangan ini

jumlah pupuk cenderung makin beragam dengan aneka merek, kita tidak akan

terkecoh. Apapun namanya dan Negara manapun pembuatnya, dari segi unsur

yang dikandungnya tetap saja hanya ada dua golongan pupuk yaitu pupuk makro

dan pupuk mikro. Sebagai patokan dalam membeli pupuk adalah unsur yang

dikandungnya.Termasuk dalam pengertian ini adalah pemberian bahan kapur

dengan maksud untuk meningkatkan pH tanah yang masam, pemberian legin

bersama benih tanaman kacang-kacangan serta pemberian pembenah tanah (soil

conditioner) untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Demikian pula pemberian urea

dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut.

Semua usaha tersebut dinamakan pemupukan. Dengan demikian bahan kapur,

legin, pembenah tanah dan urea disebut pupuk.

Dalam pengertian yang khusus pupuk ialah suatu bahan yang mengandung

satu atau lebih hara tanaman. Dengan pengertian ini, dari kegiatan yang

disebutkan di atas hanya urea yang dianggap pupuk karena bahan tersebut yang

mengandung hara tanaman yaitu nitrogen.

Bahan pupuk selain mengandung hara tanaman umumnya mengandung

bahan lain, yaitu:

1. Zat pembawa atau karier (carrier). Double superfosfat (DS): zat

pembawanya adalah CaSO4 dan hara tanamannya fosfor (P)


2. Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurities) atau campuran

bahan lain dalam jumlah relatif sedikit. Misalnya ZA (zwavelzuure

amoniak) sering mengandung kotoran sekitar 3% berupa khlor, asam

bebas (H2SO4) dan sebagainya.

3. Bahan mantel (coated) ialah bahan yang melapisi pupuk dengan

maksud agar pupuk mempunyai nilai lebih baik misalnya kelarutannya

berkurang, tersebut juga diberi lapisan penahan air, yang hanya dapat

menyerap air jika kadar air cukup banyak.

4. Filler (pengisi). Pupuk majemuk atau pupuk campur yang kadarnya

tinggi sering diberi filler agar ratio fertilizer nya dapat tepat sesuai

dengan yang diinginkan, juga dengan maksud agar mudah disebar

lebih merata.

 Higroskopisitas

Adalah mudah tidaknya pupuk menyerap uap air yang ada di udara. Pupuk

yang higroskopis kurang baik karena mudah menjadi basah atau mencair

bila tidak tertutup. Bila kelembapan udara menurun, pupuk dapat menjadi

kering kembali tetapi terjadi bongkah-bongkah yang keras. Pada suhu

udara rata-rata berbagai jenis pupuk mulai menarik uap air pada

kelembapan nisbi udara lebih dari 50 %. Di Indonesia kelembapan nisbi

udara rata-rata sekitar 80%, sehingga pupuk yang mudah menarik air

(higroskopis) seperti urea akan menjadi rusak kalau tidak disimpan dengan

baik.Untuk mengurangi higroskopisitas tersebut biasanya pupuk dibuat


menjadi butir-butiran sehingga luas permukaan yang menarik air menjadi

berkurang. Kadang-kadang butiran tersebut juga diberi lapisan penahan

air, yang hanya dapat menyerap air jika kadar air cukup banyak

 Kelarutan

Menunjukkan mudah tidaknya pupuk larut dalam air dan mudah tidaknya

unsur yang terdapat dalam pupuk diambil oleh tanaman. Umumnya pupuk

N dan K mudah sekali larut dalam air, sedangkan pupuk P dapat

dibedakan menjadi (1) mudah larut dalam air (superpospat), (2) larut

dalam asam sitrat atau ammonium sitrat (FMP – Fused Magnesium

Phosphate) dan (3) larut dalam asam keras (fosfat alam).

 Daya Kristalisasi

Daya kristalisasi kelembaban dimana pupuk tersebut disimpan. Apabila

suhu dan kelembaban rendah maka daya pengkristalan pupuk akan tinggi

.Daya pengkristalan ini bisa dikurangi dengan pemakaian bahanbahan

yang disebut conditioner. Conditioner ini diberikan pada saat

pembentukan pupuk.

 Pupuk Tunggal

Pupuk tunggal adalah pupuk yang tersusun atas senyawa-senyawa

anorganik dengan kandungan unsur hara utamanya (hara makro) satu

macam, misalnya N, P, atau K.

 Pupuk Kompos

Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami

pelapukan, seperti jerami, alang-alang, sekam padi, dan lain-lain hewan.


Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat dikatakan sebgai pupuk

kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifikasi mengenai kompos.

Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik

yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat diperbaharui

yang tidak tercmpur logam dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat

menanggulangi adanya timbunan sampah yang menggunung serta

megurangi polusi dan pencemaran di perkotaan.

 Pupuk Kandang

Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada

pupuk organik lainnya apalagi dari pupuk anorganik, yaitu :

1. Pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-

unsur organik yang dibutuhkan di dalam tanah. Oleh karena itu

dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan

banyak mengandung oksigen. Penambahan pupuk kandang dapat

meningkatkan kesuburan dan poduksi pertanian. Hal ini disebakan

tanah lebih banyak menahan air lebih banyak sehingga unsur hara

akan terlarut dan lebih mudah diserap oleh bulu akar.

2. Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang

sangat penting unuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa

disediakan oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-

lain
3. Pupuk kandang banyak mengandung mikrooganisme yang dapat

membantu pembentukan humus di dalam tanah dan mensintesa

senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk

kandang merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi

tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat

digantikan oleh pupuk lain.

 Pupuk Cair

Pupuk oganik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti

pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh

tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam

jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa.Bahan

baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan

perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan,

air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.Penggunaan

pupuk cair dapat memudahkan dan menghemat tenaga. Keuntungan pupuk

cair antara lain :

1. pengerjaan pemupukan akan lebih cepat

2. penggunaanya sekaligus melakukan perlakuan penyiraman

sehingga dapat menjaga kelembaban tanah

3. aplikasinya bersama pestisida organik berfungsi sebagai pencegah

dan pemberantas penggangu tanaman.


III. METODE PRAKTIKUM

A. BAHAN DAN ALAT

1. Bahan

a. Urea

b. ZA

c. SP-36

d. TS-46

e. KCL

f. NPK

g. PHONSKA

h. Gandasl-D

i. Gandasil-B.

2. Alat

a. Tabung reaksi

b. Gelas piala

c. Cawan petridish

d. Kertas buram

e. Aquades

f. Sendok

g. Kertas label

h. Ph-paper universall

i. Timbangan analitik
B. PROSEDUR KERJA

1. Kelarutan

a. Masing-masing pupuk diambil satu sendok

b. Dilarutan pada beker gelas yang berisi air yang sama (50 ml),

c. Diamkan 1 jam tanpa di aduk atau dikocok sama sekali.

d. Diamati dan catat kecepatan melarutnya (lambat, agak cepat, cepat dan

sangat cepat)

2. pH

a. Diambil contoh pupuk padat dan masukkan kedalam tabung reaksi

kurang lebih 1 cm

b. Ditambahkan aquades sehingga tingginya menjadi kurang lebih 3 cm

c. Tabung reaksi ditutup dengan plastik, dan kocoklah hingga larut

semua

d. Diamkan selama 1 jam dan ukurlah pH larutan (bagian yang bening)

denga pH paper universal

3. Higroskopisitas

a. Diambil contoh bahan pupuk padat

b. Diletakkan di atas sehelai kertas buram yang di landasi dengan petridis

c. Diletakkan ditempat terbuka (temperatur kamar) selama3 hari

d. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi, tentukan higrokopisitas

pupuk dengan melihat tingkat kebasahn kertas buram (higroskopis,

agak higrokopis dan tidak higroskopis)


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Tabel pengamatan sifat-sifat pupuk

Nama Kelarut
NO Warna Komposisi pH Higroskopis
Pupuk an
Agak Agak
1 Urea Putih N 6% 8
cepat higroskopis
Putih/Cre Agak Tidak
2 ZA N 20,5-21% 6
am cepat higroskopis
-P205 terlarut asam
nitrat 36%
-Fosfat 36%
Sulfur 5%
Tidak
3 SP-36 Abu-abu -P205 terlarut air 2 Lambat
higroskopis
30%
-H205%
-Kadar asam bebas
6%
Tidak
4 TS-46 Abu-abu Phospat 44-46% 3 Lambat
higroskopis
Merah K20 60-62% Tidak
5 KCL 10 Lambat
muda K20 50-52% higroskopis
- Nitrogen 6%
Merah - Fosfor 20% Agak
6 Gandasil-B 6 Higroskopis
muda - Kalium 39% cepat
- Magnesium 3%
N 20%
Hijau Agak
7 Gandasil-D P 15% 7 Higroskopis
muda cepat
K 15%
N 15% Agak Agak
8 Phonksa Putih 7
K2O 0’15%5 cepat higroskopis
P2O5 15%
S 10%
N 15%
P 15% Agak
9 NPK Biru 5 Higroskopis
K 15% cepat
Te 15
B. PEMBAHASAN

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik,

kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan

tanaman. Dalam pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang

mengandung satu atau lebih hara tanaman.

Bahan pupuk selain mengandung hara tanaman umumnya mengandung

bahan lain, yaitu:

1. Zat pembawa atau karier (carrier). Contoh: Double superfosfat (DS): zat

pembawanya adalah CaSO4 dan hara tanamannya fosfor (P).

2. Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurities) atau campuran bahan

lain dalam jumlah relatif sedikit. Misalnya ZA (Zwavelzuure Amoniak)

sering mengandung kotoran sekitar 3% sekitar khlor, asam sulfat

(H2SO4).

3. Bahan mantel (coated) ialah bahan yang melapisi pupuk dengan maksud

agar pupuk mempunyai nilai lebih baik misalnya kelarutannya

berkurang, nilai higroskopisnya menjadi lebih rendah dan mungkin

lebih menarik. Bahan yang digunakan untuk selaput berupa aspal, lilin,

malam, wax dan sebagainya. Pupuk yang bermantel harganya lebih

mahal dibandingkan tanpa mantel.

4. Filler (pengisi). Pupuk majemuk atau pupuk campur yang kadarnya

tinggi sering diberi filler agar ratio fertilizernya dapat tepat sesuai

dengan yang diinginkan, juga dengan maksud agar mudah disebar lebih

merata.
Pengelompokan pupuk

Pupuk dapat dikelompokan menjadi 3 bagian, antara lain:

1. Pupuk alam dan buatan

Pupuk alam antara lain: pupuk kandang, pupuk hijau, dan pupuk

kompos. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan

meramu bahan kimia (anorganik) dengan kadar hara yang tinggi,

sedangkan pupuk alam adalah pupuk yang terbuat secara alami

melalui proses degradasi dan dekomposisi.

2. Pupuk menurut unsur yang terkandung

Menurut unsur yang terkandung, pupuk dapat dibedakan sebagai

pupuk nitrogen. Contohnya, pupuk urea, ZA, NPK, dan lain-lain.

3. Pupuk organik dan anorganik

Pupuk organik yaitu terdiri atas senyawa-senyawa organik (C, H, O),

sedangkan pupuk anorganik tersusun atas senyawa-senyawa anorganik

Berdasarkan pada proses terjadinya:

1. Pupuk Buatan

Adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan meramu bahan kimia

(anorganik) dengan kadar hara yang tinggi.

2. Pupuk Alam

Adalah pupuk yang terjadi dari akibat mekanisme alam terhadap

bahanbahan alami melalui proses degradasi dan dekomposisi.

Berdasarkan pada kandungan kimia


1. Pupuk Organik

Yaitu pupuk yang terdiri dari senyawa-senyawa organik seperti C, H,

dan O.

2. Pupuk Anorganik

Yaitu pupuk yang tersusun atas senyawa-senyawa anorganik.

Berdasarkan fasanya:

1. Pupuk padat

Yakni pupuk yang umumnya mempunyai kelarutan beragam mulai

yang mudah larut air sampai yang sukar larut air.

2. Pupuk cair

Yakni pupuk yang berupa cairan yang cara pengunaannya dilarutkan

terlebih dahulu dengan air. Umumnya, pupuk ini disemprotkan ke

daun. Karena mengandung banyak hara, baik makro maupun mikro,

harga pupuk ini relatif mahal. Pupuk amoniak merupakan pupuk yang

memiliki kadar N sangat tinggi, yakni sekitar 83%. Penggunaan pupuk

ini lewat tanah dengan cara diinjeksikan dari tangki bertekanan.

Berdasarkan cara penggunaannya:

1. Pupuk daun

Yakni pupuk yang cara pemupukan dilarutka terlebih dahulu dalam air,

kemudian disemprotkan pada permukaan daun.


2. Pupuk akar atau pupuk tanah

Yakni pupuk yang diberikan ke dalam tanah di sekitar akar agar

diserap oleh akar tanaman.

Berdasarkan reaksi fisiologisnya:

1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis asam

Yakni pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan

tanah menjadi lebih asam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya: ZA

dan Urea.

2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basa

Yakni pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH

tanah cenderung naik, misalnya pupuk cili salpeter, calnitro, dan

kalsium sianida.

Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya:

1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman

misalnya pupuk urea yang hanya mengandung hara N dan TSP hanya

dipentingkan P saja (sebetulnya juga mengandung Ca).

2. Pupuk majemuk, yakni pupuk yang mengandung dua atau lebih

hara tanaman.

Misalnya, NPK, amophoska, nitrophoska, dan rustika.


Berdasarkan macam hara tanaman:

1. Pupuk makro

Yakni pupuk yang mengandung hara makro saja, misalnya, NPK,

nitrophoska, gandasil.

2. Pupuk mikro

Yakni pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja, misalnya

mikrovet, mikroplet, dan metalik.

3. Campuran makro dan mikro

Misalnya pupuk gandasil, bayfolan, dan rustika. Dalam

penggunaannya, kedua jenis pupuk ini sering dicampur dan

ditambahkan zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh)

(Afandie dan Nasih, 2002).

Kandungan Unsur Hara Pada Pupuk Dan Manfaatnya Bagi Tanaman

1. Pupuk Urea [(CO (NH2)2]

Urea merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan NH4

(ammonia) dengan CO2. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam

dan merupakan ikatan hasil tambang minyak bumi. Kandungan N total

berkisar antara 45-46 %. Dalam proses pembuatan Urea sering

terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau

terdapat dalam jumlah yang banyak. Agar tidak mengganggu kadar

biuret dalam Urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang tinggi


pada Urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman.

(Ruskandi, 1996).

2. Pupuk ZA

Pupuk ZA (Zwavelzuur Amonium) mengandung senyawa

amonium sulfat (NH4)2SO4, di mana garam tersebutu dibuat dari

reaksi amoniak dengan asam sulfat. Pupuk ZA bersifat asam lemah

dan apabila digunaka secara berlebihan secara terus menerus akan

mengakibatkan peningkatan keasaman tanah.

3. Pupuk SP 36 (Superphospat 36)

SP 36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat

yang ditambang. Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 SP 36

adalah 46 % yang lebih rendah dari TSP yaitu 36 %. Dalam air jika

ditambahkan dengan ammonium sulfat akan menaikkan serapan fosfat

oleh tanaman. Namun kekurangannya dapat mengakibatkan

pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan dan produksi

tanaman rendah. (Hakim, dkk, 1986).

4. Pupuk TS-46

Pupuk Triple Super Phosphate (TSP) adalah nutrient anorganik

yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. TSP

artinya triple super phosphate. Rumus kimianya Ca(H2PO4). Kadar

P2O5 (PHOSPHATE) pupuk ini sekitar 44-46%. PHOSPHATE


adalah salah satu unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh semua jenis

tanaman untuk memacu perkembangan akar tanaman sehingga

perakaran lebih lebat, sehat & kuat, Menguatkan batang sehingga

meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama penyakit &

mengurangi resiko roboh, Memacu pembentukan bunga dan

pemasakan biji sehingga panen lebih cepat. Kekurangan

PHOSPHATE dapat menyebabkan tanaman akan tumbuh kerdil, daun

berwarna hijau tua, anakan sedikit, pemasakan lambat dan sering tidak

menghasilkan gabah atau buah

5. Pupuk KCL

Kandungan pupuk KCl terdiri dari 2 zat yaitu zat hara dan zat

pembawa. Karena pupuk KCl dapat ditemukan dengan banyak jenis,

maka perbandingan antara zat hara dan zat pembawanya pun berbeda-

beda. Hara yang terkandung dalam pupuk KCl adalah hara kalium

yang dapat diserap tanaman dalam bentuk senyawa K2O. Sebelum

dapat diserap, pupuk KCl pada tanah akan terlebih dahulu terurai

menjadi senyawa K2O dan ion Cl++. K2O bermanfaat untuk

pertumbuhan dan penguat daya tahan tanaman terhadap penyakit,

sedangkan ion Cl++ justru merugikan tanaman jika diberikan dalam

jumlah berlebih.
6. Pupuk gandasil B

Pupuk gandasil B merupakan pupuk dengan kandungan unsur

hara Nitrogen (N) = 6%, Fosfat (P205) = 20%, Kalium (K20) = 30%,

Magnesium (MgSO4) = 3%. Gandasil B baik untuk digunakan pada

fase generatif, makna B dari Gandasil B adalah buah. Kandungan

Fosfat (P2O5) sebanyak 20% diperuntukkan untuk menunjang

pembentukan tunas bunga dan kandungan Kalium (K2O) yang 2 kali

lipat lebih tinggi daripada Gandasil D berguna untuk membentuk

karbohidrat pada buah, apabila tanaman buah membentuk karbohidrat

dengan baik, maka rasa buahnya akan terasa manis. Magnesium

(MgSO4) untuk tambahan energi membentuk bunga dan buah 3 kali

lipat lebih tinggi daripada yang terkandung di Gandasil D. Kandungan

Nitrogen (N) Gandasil B hanya 6%, karena fungsi utamanya bukan

untuk membentuk daun

7. Pupuk gandasil D

Unsur hara yang terkandung dalam pupuk ganfasil D adalah

Nitrogen (N) = 20%, Fosfat (P205) = 15%, Kalium (K20) = 15 %

Magnesium (MgSO4) = 1%. Sisanya adalah unsur dan senyawa seperti

Mangan (Mn), Boron (B), Tembaga (Cu), Kobalt (Co), Seng (Zn),

juga vitamin untuk menunjang pertumbuhan tanaman Aneurine,

Lactoflavin dan Nicotinamide, prosentase nutrisi selain nutrisi utama

tidak dideskripsikan dalam informasi produknya. Gandasil D cocok


digunakan pada fase vegetatif, saat tanaman dalam masa pertumbuhan

dan pemulihan setelah berbuah. Makna D dari Gandasil D adalah

daun, dengan pemberian pupuk ini maka pertumbuhan yang

diutamakan adalah daun, terlihat dari kandungan Nitrogen (N) yang

lebih dominan dibandingkan unsur dan senyawa lainnya.

8. Pupuk phonska

Pupuk Phonska merupakan salah satu pupuk majemuk

yang berasal dari beragam unsure tanaman bahkan sangat di

butuhkan demi pertumbuhan tanaman. Pupuk phonska

memiliki kandungan unsur hara Phospat(P) :15%, Nitrogen(N)

: 15%, Kalium(k) : 15%,Kadar air maksimal :2%,Sulfur(S) :

10%

9. Pupuk NPK (Nitrogen Phospate Kalium)

Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung

unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara

Nitrogen 15 % dalam bentuk NH3, fosfor 15 % dalam bentuk P2O5,

dan kalium 15 % dalam bentuk K2O. Sifat Nitrogen (pembawa

nitrogen ) terutama dalam bentuk amoniak akan menambah keasaman

tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman.(Hardjowigeno,

1992).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Sifat fisik pupuk dapat diamati melalui berbagai bentuk, warna, fase, dosis

serta kegunaan yang tercantum dalam kemasan dari tiap-tiap pupuk.

2. Sifat pupuk dapat dilihat dari higroskopisitasnya, kelarutannya,

keasamannya.

 pH pupuk yang paling tinggi adalah pupuk KCL, dan yang paling

rendah adalah SP-36

B. Saran

Baca dengan baik petunjuk praktikum dan perhatikan dengan baik

arahan asistan prtaktikum supaya tidak terjadi kesalahna dalam melakukan

praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Foth, Henry D. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Hardjodinomo, 1970. Ilmu Memupuk. Bandung : penerbit Binacipta.

Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Bogor; CV Akademika pressindo.

1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: Akademika Pressindo

Hakim, N., Nyakpa, Y. M., Lubis, M. A., Nugroho, G. S., Diha, A. M., Hong B.

G., dan Bailey H. H. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.

Lampung

Lingga dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Nurjaya dan Setyorini, D. 2009. Uji Tanah Untuk Menilai Kesuburan

Tanah Mendukung Produksi Tanaman. Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian Bogor. Bogor.

Ruskandi, 1996. Tingkat Dosis Pupuk dalam Upaya Peningkatan Produktivitas

Kapas. Malang: Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat. Jurnal

Perspektif. Volume 6(1) : 22 – 34

Rosmarkam, Afandi. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta; Kaninisus.

http://www.agroinformatika.net/2011/11/pupuk-anorganik-adalah-pupuk-

yang.html. Diakses 19 januari 2019.


LAPORAN PRAKTIKUM
KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
ACARA II
PEMBUATAN PUPUK CAMPUR (MIXED FERTILIZER)

Oleh
NAMA : Ahmad Lutfi Ma’rifudin
NIM : 20170101010

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA PURWOKERTO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tujuan pembuatan pupuk campur adalah mendapatkan pupuk yang

mengandung lebih dari satu unsur hara. Hal ini merupakan penghematan waktu,

tenaga, dan biaya. Dengan sekali pemberian pupuk, kita sudah memasok dua atau

lebih hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Banyak produk yang tersedia di

pasaran dengan berbagai kombinasi atau grade pupuk sesuai dengan kebutuhan

konsumen. Pupuk campur dapat dibuat dari.

Pupuk buatan atau sebutan lainnya pupuk anorganik, adalah pupuk yang

dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk, dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik)

dengan kadar hara tinggi. Misalnya, pupuk Urea yang kadar hara nitrogen 45-

46%. Artinya setiap 100 kg Urea, di dalamnya terdapat 45-46 kg N (Nitrogen)

Pupuk majemuk NPK yang siap pakai harganya amat mahal ketimbang

pupuk tunggal. Supaya harga ini tidak terlalu mencekik, ada baiknya membuat

sendiri dengan cara mencampur pupuk tunggal. Untuk mendapatkan NPK yang

dikehendak, tinggal menjumlahkan masing-masing pupuk tunggal itu dan itu

berarti kita memperoleh NPK sebanyak yang diinginkan sesuai perbandingan

Pemberian pupuk atau pembuatan pupuk campur harus sesuai dengan

perbandingan, karena pemberian pupuk harus diberikan dalam jumlah yang tepat.

Apabila pemberian pupuk berlebihan maka proses atau metabolism tanaman untuk

tumbuh terganggu. Perbandingan harus sesuai agar tingkat pemupukan seimbang

dan dapat memenuhi semua unsure yang dibutuhkan tanaman.


Penggunaan pupuk campur lebih menguntungkan bagi patani karena lebih

menghemat biaya. Selain itu, penggunaan pupuk campuran bias menambah

kreatifitas patani dalam pemupukan. Cara pembuatan pupuk campur mudah dan

keuntungan yang diperoleh pun besar tanpa mengurangi kualitas NPK buatan

sendiri itu.

B. TUJUAN

1. Mampu mengetahui cara pembuatan pupuk campur.

2. Mampu membuat pupuk campur dari pupuk tunggal yang ada.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Paling sedikit ada tiga belas unsur hara yang sangat penting yang

didapatkan tanaman dari dalam tanah, dua diantaranya adalah kalsium dan

magnesium diberikan sebagi kapur di daerah yang kekurangan unsur itu.

Walaupun biasanya tidak dinilai sebagai pupuk kapur, efek pemupukannya

menyolok. Sulfur terdapat dalam beberapa pupuk buatan dan pengaruhnya

dianggap penting. Akan tetapi unsur ini tidak kritis kecuali di tempat tertentu,

karena itu hanya mendapat perhatian kedua sebagai pupuk. Dengan demikian,

selain unsur hara mikro tinggal tiga unsur, yaitu nitrogen, fosfor dan kalium. Oleh

karena unsur tersebut biasa diberikan dalam pupuk buatan, mereka sering disebut

sebagai unsur pupuk. Ketiga unsur tersebut kalau digunakan dengan tepat tidak

hanya cenderung untuk mengendalikan, menciptakan keseimbangan, menunjang

dan melengkapi satu sama lain, tetapi juga unsur hara yang lain. Hubungan ini

sangat penting dalam praktek pemupukan, karena banyak sangkut-pautnya dengan

ekonomi dan efektifitas pupuk (Buckman dan Brady, 1982).

Unsur yang ideal ialah unsur yang ditambahkan melengkapi unsur yang

telah tersedia dalam tanah hingga jumlah nitrogen, fosfor dan kalium yang

tersedia untuk tanaman menjadi tepat. Bersama dengan ini jumlah yang

tersedianya unsur esensial yang lain harus pula ideal. Singkatnya keseimbangan

kesuburan secara keseluruhan harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan

pertumbuhan tanaman yang wajar. Akan tetapi dalam praktek hal yang ideal

tersebut sukar dicapai, lagipula sukar untuk meramalkan reaksi yang akan terjadi

kalau pupuk bersinggungan dengan tanah (Buckman dan Brady, 1982).


Tanaman dalam pertumbuhannya memerlukan unsur hara yang berbeda-

beda. Sedangkan kandungan unsur hara dalam tanah berbeda-beda dan jumlahnya

yang berbeda-beda juga. Agar tanah menjadi ideal perlu ditambahkan pupuk yang

tepat untuk pertumbuhan. Pupuk majemuk yang tersedia jumlah unsur hara tidak

selalu sama dengan jumlah pupuk yang dibutuhkan (Buckman dan Brady, 1982).

Kebutuhan akan unsur hara itu dapat dipenuhi dengan cara pemupukan.

Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk buatan, dimana kandungan unsur

haranya telah diketahui. Pupuk buatan yang diguakan tidak mengandung semua

jenis unsur hara dan jumlahnya tidak tepat. Pupuk tunggal tidak hanya

mengandung satu jenis unsur hara dan apabila untuk mempupuk maka akan

kekurangan unsur hara yang lain. Pupuk majemuk adalah pupuk yang

mengandung lebih dari satu unsur hara, tetapi kandungan unsur hara dan

jumlahnya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman. Untuk

menciptakan pupuk yang ideal maka perlu pupuk campuran yang kandungan

unsur hara dan jumlah unsur hara dapat ditentukan sendiri (Buckman dan Brady,

1982).

Kandungan unsur hara dalam pupuk majemuk dinyatakan dalam tiga

angka yang berturut-turut menunjukkan kadar N, P2O5 dan K2O. Misalnya pupuk

majemuk 15-25-10 menunjukan bahwa tiap 100 kg pupuk majemuk mengandung

15 kg N, 25 kg P2O5 dan 10 kg K2O. Kadang-kadang pupuk majemuk hanya

dilengkapi dengan dua unsur hara, misalnya pupuk ammo-Phos yang hanya

dilengkapi dengan pupuk N dan P. Pupuk majemuk yang mengandung unsur N,


P, dan K disebut pupuk majemuk lengkap. Pupuk majemuk yang terdiri dari dua

unsur saja dinamakan pupuk majemuk tidak lengkap (Hardjowigeno, 1992).

Pupuk majemuk umumnya dibuat dalam bentuk butiran yang seragam

sehingga memudahkan penaburan yang merata. Butiran-butirannya biasanya agak

keras dengan permukaan licin sehingga dapat menggurangi sifat menarik air dan

udara lembab. Pupuk majemuk juga bisa dibuat sendiri dengan jalan

mencampurkan pupuk tunggal untuk melengkapi jumlah pupuk yang kurang atau

yang tidak tersedia sehingga tercipta pupuk majemuk atau pupuk campuran yang

sesuai untuk pertumbuhan tanaman (Hardjowigeno, 1992).

Disamping diperlukan perbandingan dalam pemberian unsur pupuk, pupuk

buatan harus juga mempunyai sifat lain yang tertentu, yang paling penting dalam

hal ini ialah keadaan fisik benda yang dicampur. Pupuk ini harus ditaburkan pada

waktu membeli dan juga demikian sesudah dikeluarkan dari simpanan di gudang

(Buckman dan Brady, 1982).

Campuran bahan tertentu tidak dapat digunakan untuk pupuk campuran

karena kecenderungan untuk mengeras. Diantara bahan pupuk yang biasanya

dapat dicampur, keadaan-keadaan fisiknya yang tidak memuaskan amonium

nitrat, amonium sulfat, amonia dan kalium klorida. Pemakaian superfosfat yang

kurang tepat, yang dapat menimbulkan kesukaran. Beberapa garam yang sangat

higroskopis, terutama amonium niitrat, cenderung menjadi pupuk campuran yang

lengket dan sukar ditaburkan (Buckman dan Brady, 1982).


III. METODE PRAKTIKUM

A. BAHAN DAN ALAT

1. Bahan

a. Pupuk ZA (20%)

b. Pupuk SP-36 (36% P2O5)

c. Pupuk KCL (50% K2O)

d. Bahan pengisi (abu gosok dapur)

2. Alat

a. Timbangan analitik

b. Sendok

c. Plastic

d. Alat tulis dan lembar pengamatan

B. PROSEDUR KERJA

1. Bahan pupuk yang akan dibuat campuran disiapkan, yaitu ZA, SP-36, KCl

dan abu gosok.

2. Sebelum melakukan pencampuran dihitung kebutuhan masing-masing

pupuk

3. Masing-masing bahan pupuk ditimbang sesuai dengan perhitungan yang

telah didapatkan.

4. Campuran antar pupuk dan bahan pengisi dimasukkan kedalam plastik

yang telah diberi label dan diaduk sampai merata.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

50 gr pupuk organic 7 - 11 – 8 dari bahan pupuk ZA (20%), SP-36 (36%),

KCL (50%)

1. Kebutuhan masing-masing pupuk =

ZA = (50 x 7) / 20 = 17,5 gr

SP-36 = (50 x 11) / 20 = 15,28 gr

KCL = (50 x 50) / 20 = 8 gr +

Jumlah = 40,78 gr

Jumlah = 40,78 gr, sehingga:

Kebutuhan filler = 50 - 40,78 = 9,22 gr

2. Tambahkan bahan pengisi (abu dapur) sebanyak 9,22 gr

B. PEMBAHASAN

Pupuk majemuk merupakan pupuk yang mengandung lebih dari satu

kandungan unsur pupuknya. Penggunaan pupuk majemuk pada umumnya

sama saja dengan pupuk tunggal. Tetapi kesukaran pupuk majemuk yang

timbul akibat dari penggunaan pupuk majemuk adalah tidak sesuainya antara

kebutuhan masing-masing unsur yang dikehendaki oleh kebutuhan dan

tanaman dengan yang terkandung di dalam pupuk. Keuntungan penggunaan

pupuk majemuk adalah bahwa dengan satu kali pemberian pemupukan, telah
terpenuhinya tiga unsur pupuk. Dengan demikian penggunaan pupuk majemuk

atau pupuk campuran dapat menghemat tenaga kerja serta ongkos

pengangkutan pemakainya (Hakim. dkk, 1986).

Pupuk campuran dapat dikerjakan dengan cara yang relatif sederhana,

khususnya bila campuran terdapat pada derajat yang rendah (misalnya pupuk

yang mengandung presentase nitrogen yang rendah). Mereka dibuat dari

bahan campuran penting yang cocok dan yang besar menentukan derajat atau

susunan yang dinginkan. Terdapat perlengkapan yang mencampur massa

pupuk.

Pemakaiannya pupuk buatan terbukti mempunyai kelebihan yang positif

daripada pupuk organik, seperti pupuk kandang, air kotoran dari kandang,

kotoran manusia dan kompos sebagai berikut (Hardjodinomo, 1970). Dalam

melakukan pencampuran pupuk maka kita harus menghitung kandungan

unsure hara masing – masing pupuk.

Dalam praktikum kali ini perbandingan NPK yang digunakanan adalah

7:11:8. Pupuk yang digunakan adalah ZA, SP-36 dan KCL. Setelah dilakukan

perhitungan dapat diketahui jumlah kebutuhan pupuk tersebut, yaitu pupuk

ZA 20gr, pupuk SP-36 12,5gr dan KCl 10gr.

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam membuat pupk campur

adalah:

1. Pupuk yang akan di campur harus berfasa sama

2. Tidak menimbulkan efek campuran yang merugikan tanaman

3. Pencampuran pupuk harus dilakukan dalam keadaan kering


4. Kandungan haranya harus dihitung

5. Kekurangan bahan pupuk dapat diisi dengan bahan pengisi yang

berbentuk serbuk, tanah kering dan abu gosok.

Keuntungan dari pupuk campur ini antara lain:

1. Dapat menggantikan pupuk majemuk NPK yang relatif mahal

2. Dalam sekali pemupukan unsut hara yang diberikan sudah terlengkapi

3. Murah harganya, serta meningkatkan kreatifitas pemupukan

Kelemahan pupuk campur yaitu diperlukan perhitungan dan ketelitian

yang cermat dan sukar untuk dapat dilakukan oleh petani, bila kurang hati-

hati dapat meninbulkan efek racun bagi tanaman, terutana bila

pencampuran dilakukan dengan bahan pupuk yang tidak diperlukan untuk

dicampur, tidak dapat disimpan untuk waktu yang relative lama, karena

dapat terjadi pelarutan dari bahan pupuk yang dicampur.

Pupuk buatan yang secara umum digunakan dalam usaha pertanian

antara lain: Urea, ZK, SP-36, KCl, ZA, dan TSP (Lingga dan Marsono,

2000).

Keadaan unsur hara dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain: kecepatan pelapukan mineral tanah, sifat bahan induk,

keadaan tanaman yang hidup di atasnya, dan laju pencucian oleh air hujan

(Rosmarkam, 2002). Unsur hara dalam tanah dapat menjadi berkurang

atau hilang karena terserap oleh tanaman dan selanjutnya terbawa keluar

ketika panenan berlangsung.


Pedoman Pencampuran Pupuk

Tidak semua pupuk serta merta dapat dicampur tanpa menimbulkan

kerugian. Ada beberaa pupuk yang jika dicampur akan terjadi satu atau

lebih proses berikut:

1. Campuran mempunyai higroskopis tinggi yang menyebabkan

terjadinya penggumpalan sehingga sukar digunakan atau ditabur.

2. Campuran kehilangan kandunagan haranya ( N menguap sebagai NH3)

3. Terbebtuk senyawa baru, sehingga hara menjadi tidak tersedia bagi

tanaman (P membatu).

Pupuk buatan tunggal yang mengandung NH4, pupuk kandang, dan guano

tidak boleh dicampur dengan pupuk yang mengandung Ca bebas (CaCo3),

sebab akan mengakibatkan penguapan N dalam bentuk NH3. Pupk buatan

yang mengandung Ca bebas tidak boleh dicampur dengan pupuk yang

nemnagndung fosfat yang parut dalam air, miasalnya ES dengan

ammonium super fosfat akan menguranig kelarutan dan daya guna sam

fosfatnya. Pupuk yang mengandung kapur bila dicampur dengan tepung

tulang, fosfat alam atau agrofos akan menurunkan mutu pupuk karena

asam-asam di tanah yangs eharusnya melarutkan fosfat sebagian akna

membentuk garam dengan Ca, sehingga mengurangi kelarutan fosfat

tersebut. Garam-garam K hanya boleh dicampur dengan berbagai pupuk

buatan seperti: Thomas sesaat sebelum penebaran pupuk karena campuran


tersebut akna mengeras dalam beberapa hari atau menggumpal terlebih

jika kelengasan udara tinggi.

Tabel. Pedoman pencampuran pupuk

Nama pupuk Urea ZA SP-36 KCL ZK Batuan fosfat

Urea A B E E A A

ZA B A C A A B

SP-36 E C A A A E

KCL E A A A A B

ZK A A A A A B

Berdasarkan table diatas pencampuran dua macam pupuk dapat


dimasukkan ke dalam salah satu kriteria berikut :

A. Selalu dapat dicampur

B. Dapat dicampur menjelang pemakaian

C. Campuran menjadi keras, tetapi dapat dihaluskan dengan mudah dan


dapat disimpan

D. Campuran menjadi keras

E. Sama sekali tidak dapat dicampur.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pencampuran pupuk dapat dilakukan secara manual dengan

menggunakan perhitungan yang tepat dan takaran yang pas, sesuai

dengan kebutuhan. Dalam praktikum kali ini perbandingan NPK yang

digunakan adalah 7 : 11 : 8. Pupuk yang di gunakan adalah ZA, SP-36

dan KCl. Setelah dilakukan perhitungan dapat diketahui jumlah

kebutuhan pupuk tersebut, yaitu pupuk ZA 17,5 gr, pupuk SP-36

15,28 gr dan KCl 8 gr serta tambahan bahan pengisi (filler) 9,22 gr.

B. Saran

Lakukan perhitungan dengan baik dan benar untuk

menghindari keaslahan dalam perhitungan.


DAFTAR PUSTAKA

Afandie, R. dan Nasir W.Y. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Jakarta.

Buckman, Harry O dan Brady, Nyle C. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara,

Jakarta.

Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. PT. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.

Nurhajati, H. dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung,

Lampung.

Setiadi. 1987. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sunaryono, H. 1989. Budidaya Cabe Merah. Sinar Baru : Bandung.


LAPORAN PRAKTIKUM
KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
ACARA III
ORIENTASI LAPANGAN

Oleh
NAMA : Ahmad Lutfi Ma’rifudin
NIM : 20170101010

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA PURWOKERTO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Lingkungan yang cocok bagi tanaman adalah lingkungan dimana tanaman

tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sehinggga dapat

menghasilkan produk yang berkualitas dan juga yang terpenting disini adalah

tanaman juga berkualitas baik sehingga budidaya tanaman tersebut berdaya saing

tinggi dan dapat dikomersilkan.

Budidaya tanaman dapat berhasil jika lingkungan yang dipilih cocok. Hal

ini tergantung dari sifat-sifat tanaman tersebut yang dibudidayakan. Jika para

petani telah mengenal dengan baik sifat-sifat tanaman yang akan dibudidayakan,

maka dengan mudah petani dapat menentukan lingkungan yang cocok untuk

tanaman tersebut karena setiap tanaman membutuhkan perlakuan lingkungan yang

berbeda-beda tergantung dari sifat dan jenis genetiknya.

Sedangkan kondisi lingkungan secara langsung maupun tidak langsung

dipengaruhi sifat dan jenis lahan, jenis tanah, tipe ikilim, vegetasi lainya serta

tindakan manusia. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil produk budidaya

tanaman yang maksimal, maka perlu adanya dilakukan orientasi lapangan.

B. TUJUAN

Mengamati dan mempelajari berbagai aspek budidaya tanaman pada

kondisi lingkungan yang berbeda-beda.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Budidaya tanaman adalah usaha tani yang memanipulasi kondisi

lingkungan guna memperoleh produktifitas yang berdaya saing tinggi untuk

mencukupi kebutuhan manusia. Oleh karena itu, perlu adanya orientasi lapangan

untuk mengamati dan mempelajari berbagai aspek budidaya tanaman pada kondisi

lingkungan yang berbeda-beda.

Perkembangan, pertumbuhan, reproduksi, serta produksi bididaya tanaman

dipengaruhi oleh faktor genetic dan faktor lingkungan seperti pada persamaan

dibawah ini :

f(Y) = G + E + (GE)

Dimana:

f(Y) adalah hasil produk

G adalah genetik

E adalah lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan, pertumbuhan,

reproduksi serta produksi budidaya tanaman antara lain:

1. Edafik dan Fisiografik

Edafik dan Fisiografik meliputi macam lahan, jenis tanah topografi, sifat

fisik, dan kimia tanah (tekstur tanah, strutur tanah, kelembaban, dan pH tanah).
a. Macam lahan

Lahan mempunyai sifat yang berbeda-beda, sehingga jenis lahannya pun

dikatakan berbeda. Ada sawah irigasi yaitu sawah yang mengunakan irigasi atau

pengaturan air karena ada jenis tanaman atau sebagai contoh sawah yang

membutuhkan banyak air sedangkan didaerah tersebut airnya tidak terlalau

mencukupi sehingga tanaman hanya akan mengandalkan dari air hujan, contoh

dari tanaman yang ditanman disawah irigasi adalah tanaman semusim (padi,

kangkung, jagung, dll) yang sebagian besar lebih besar banyak membutuhkan air

dibandingkan dengan tanaman tahunan.

Ada juga terdapat sawah tadah hujan yaitu sawah yang hanya dengan

mengandalkan air hujan saja sudah dapat mengatasi kebutuhan air untuk

pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

b. Jenis tanah

Tanah merupakan akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar

permukaan planet bumi yang mampu menumbuhkan tanaman dan memliki sifat

sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan

induk dan keaadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula (Notohadi,

1998)

c. Struktur tanah

Struktur tanah adalah susunan zarah-zarah tanah yang membentuk pola

keruangan. Proses yang terlibat dalam pembentukan struktur tanah ini ialah
penjojotan dan agredasi, dengan atau tanpa atau diikuti sementasi (Notohadi,

1998). Faktor-faktor yang menentukan struktur yang baik adalah ukuran dan

keteraturannya kedalam butiran dari partikel-partikel mineral dari berbagai ukuran

tersebar bersama bahan organic atau persenyawaan pekat.

Tanah yang sangat berbutir-butir, baik aeresinya dan memiliki daya

pegang air tinggi, karena kenaikan ukuran ruang pori-pori tanah. Pori-pori tanha

ditempati air dan udara dengan perbandingan yang berbeda-beda.

d. Tekstur tanah

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif tiga golongan besar partikel

tanah dalam suatu masa tanah, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi

lempung (clay), debu (silt), dan pasir (sand). Tekstur tanah merupakan satu-

satunya sifat fisik tanah yang tetap dan tidak mudah diubah oleh tangan manusia

jika tidak ditambah dari tempat lain (Isa darmawija, 1992).

Tekstur tanah mempengaruhi daya tahan air dan laju infiltrasi air. Tanah-

tanah kasar mengizinkan infiltrasi dan perlokasi air yang cepat, sehingga tidak ada

“run off” permukaan sekalipun sehabis hujan lebat. Sebaliknya tanah liat begitu

halus teksturnya, sehingga sedikit air menembus tingkat bawah, terutama sesudah

permukaan liat menjadi basah dan mengembang. Akan tetapi tanah kasar tidak

mampu mempertahankan air dalam jumlah besar

.
e. Topografi

Bentuk topografi antara tempat satu dengan yang lainnya tentu saja ada

perbedaan. Hal tersebut tergantung dari daya tahan tanaman yang akan

dibudidayakan terhadap lingkungannya. Oleh karena itu perlu diamati dan

diperhatikan pula cara atau teknik pengolahan tanaman agar tanaman dapat tetap

bertahan hidup dengan bentuk topografi tertentu.

Ada tanaman yang harus ditanampada lahan yang datar dan ada pula yang

ditanam pada keadaan landai ataupun miring. Hal ini tergantung dari daya tahan

tanaman budidaya tersebut untuk bertopografi.

f. sifat fisik dan kima tanah

1) Kelembaban

Jumlah air yang bermanfaat untuk tanaman mempunyai batas-batas

tertentu. Bila tanah kekurangan air maka tanaman akan mati karena kekeringan,

namun bila tanah mengalami kelebihan air dapat merupakan kesukaran (Harjadi,

Sri Setyati. 1984).

2) PH tanah

PH tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman yang vital adalah

sebesar 6 – 7. nilai pH yang terlalu tinggi akan menyebabkan keracunan pada

akar-akar tanaman sehingga pertumbuhan tanaman dapat terganggu. Begitu pula

apabila pH tanah terlalu rendah tanaman juga dapat mengalami keracunan.


2. Klimatik

Klimatik termasuk ke dalam unsur-unsur iklim dibawah ini, antara lain :

a. Intensitas cahaya matahari

Intensitas cahaya matahari sangatlah mempengaruhi pertumbuhan tanaman

karena cahaya matahari adalah sumber energi tanaman untuk proses fotosintesis

yang kelak dapat memproduksi hasil tanaman yang berguna untuk kebutuhan

pokok sehari-hari bagi manusia.

b. Kelembaban dan curah hujan

Kelembaban udara sangat mempengaruhi tanaman dalam proses

transpirasi atau penguapan. Sedangkan curah hujan berhubungan erat dengan

kelembaban udara. Semakin tinggi curah hujan, maka semakin tinggi pula

kelembaban udaranya.

c. Gerakan udara serta iklim mikro

Gerakan udara serta iklim mikro berpengaruh pada proses pembuahan atau

pembungaan yang membutuhkan faktor lingkungan tersebut.

3. Biotik

Biotik yaitu flora dan fauna yang hidup di sekeliling tanaman, baik yang

bersifat merugikan maupun menguntungkan.


a. Flora

1) Flora yang menguntungkan

Flora yang menguntungkan adalah tumbuhan yang membantu tanaman

budidaya untuk terus tumbuh dan berkembang seperti tanaman pestisida nabati

yang membantu tanaman budidaya untuk menghindari dari serangan hama.

Contohnya seperti tanaman nimbi dan nimba sebagai tanaman pestisida nabati.

2) Flora yang merugikan

Flora yang merugikan akan mengganggu pertumbuhan tanaman budidaya

utntuk terus tumbuh dan berkembang seperti gulma sebagai parasit yang terdapat

pada tanaman budidaya sehingga menghambat pertumbuhan tanaman budidaya

karena nutrisi yang ada pada tanaman budidaya diserap oleh gulma.

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh tidak pada tempatnya dan memiliki

pengaruh negatif, sehingga kehadirannya tidak dikehendaki oleh menusia

(Ameriana, M., M. Rahmat, T. Sutater, dan D. Komar. 1991).

b. Fauna

1) Fauna yang menguntungkan

Fauna yang menguntungkan seperti jenis serangga dapat membantu

tanaman budidaya dalam proses pembuahan maupun pembungaan.

2) Fauna yang merugikan


Fauna yang merugikan yang dimaksud adalah seranga dari hama. Dengan

adanya hama tanaman maka tanaman budidaya tidak dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal.

4. Budidaya tanaman

Budidaya tanaman meliputi seluruh aspek budidaya yang mengatur respon

terhadap lingkungannya, agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan

baik. Budidaya tanaman yang dimaksud adalah teknik dalam pengolahan tanaman

budidaya.

Tanaman yang akan dibudidayakan adalah tanaman yang mempunyai

peluang tinggi untuk dikonsumsi konsumen atau merupakan termasuk kedalam

kebutuhan pokok sehari-hari. Contoh kecil dari hal tersebut adalah tanaman

sayuran.

Tanaman sayuran mempunyai arti penting karena dapat menghasilkan

sayur yang sangat diperlukan utnuk kebutuhan sehari-hari. Sayuran mengandung

mineral dan vitamin, terutama vitamin B dan vitamin C.

Sebagian besar tanaman sayuran kacang-kacangan mengandung protein

dan lemak yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan jika tanaman sayuran kacang-

kacangan bila dikombinasikan dengan jenis tanaman pokok yang mengandung

hidrat arang, maka jenis pangan dari kacang-kacangan mempunyai kemungkinan

besar untuk mempunyai masalah kekurangan gizi.


III. METODE PRAKTIKUM

A. BAHAN DAN ALAT

1. Bahan

a. Pertanaman semusim dalam suatu wilayah tertentu

b. Data iklim

2. Alat

a. Kuisioner

b. Kamera

c. Data iklim

d. Profil wilayah

e. Alat tulis

B. PROSEDUR KERJA

1. Menetapkan sampel (area sampel untuk diamati).

2. Mengamati dan mencatat data dari sampel yang bersangkutan,

berdasarkan kuisioner yang telah disampaikan.

3. Membuat laporan data yang diperoleh secara deskriptif.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

- Terlampir

B. Pembahasan

Tanaman padi adalah salah satu tanaman yang penting dan merupakan

komoditi yang diprioritaskan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Karena padi merupakan makanan pokok oleh sebagian besar masyarakat

Indonesia. Oleh sebab itu pengembangan produksi tananaman padi sangat

penting untuk meningkatkan kebutuhan pangan masyarakat yang masih

belum terpenuhi.

Pertumbuhan tanaman padi yang berkualitas atau yang berbulir banyak

sangat diinginkan oleh petani atau pemerintah untuk memenuhi kebutuhan

pangan masyarakat. Pertumbuhan padi yang berkualitas akan membantu

kestabilitasan bukan hanya dalam masalah pangan, tetapi juga dalam hal

pertumbuhan ekonomi negara.

Menghasilkan padi yang berkualitas baik mempunyai banyak kendala

yang mengganggu pertumbuhan tanaman padi seperti gulma (tanaman liar

yang mengganggu) dan hama yang sering memakan tanaman padi. Dan setiap

persawahan memiliki hama yang berbeda. Sehingga perlu dilakukan

pemusnahan terhadap hama tersebut. Selain itu air juga sangat berperan

penting taerhadap pertumbuhan padi, jika kebutuhan air pada tanaman padi

tersebut terpenuhi tanaman padi jenis serang akan dapat tumbuh hingga satu
meter dan menghasilkan bulir padi yang banyak, sedangkan tanaman padi

yang kekurangan air dalam proses pertumbuhan padi tersebut akan berwarna

kuning dan akan memiliki anak cabang yang sedikit.

Tanah yang subur adalah tanah yang apabila ditanami

tumbuhan/tanaman bisa memberikan hasil yang banyak berupa produksi

daun, batang, buah atau umbi. Guna mencapai tujuan tersebut maka tanah

yang dijadikan lahan usaha perluada upaya agar tanah tersebut subur dalam

jangka waktu yang tidak terbatas dan berkelanjutan. Ada beberapa macam

cara untuk menyuburkan tanah

1. Pada tanah yang banyak mengandung liat (tanah liat).

Jenis tanah ini banyak mengandung makanan tapi sayang tidak bisa dimakan

oleh tumbuhan karena kekurangan kadar oksigen (O2). Untuk

menanggulanginya yaitu mengupayakan agar tersedia O2. Caranya adalah

dengan memberikan : kompos, bokashi pupuk kandang arang, atau bahan

organik lainnya sehingga tanah menjadi gembur.

2. Pada tanah yang berpasir atau tanah yang banyak mengandung pasir.

Jenis tanah ini adalah sulit mengikat air, cepat kering dan merana. Adapun

cara mengatasi tanah seperti ini adalah dengan menambahkan bahan organic

seperti : kompos, bokashi pupuk kandang, pupuk organik daun hijau yang

mudah busuk ditambah dengan kotoran hewan, tanah dan air dengan

perbandingan 1: 1: 1: 1, simpan didalam drum dan biarkan selama 3 minggu.

3. Pada tanah yang banyak mengandung kapur.

Jenis tanah ini memiliki keasaman yang tinggi, mudah longsor, makanan
mikronya kurang tersedia (contoh : zat besi, seng, tembaga). Untuk

mengatasi jenis tanah seperti ini adalah dengan memberikan pupuk kompos,

dan dedaunanyang hijau apalagi bila dedaunannya jenis tanaman yang

berbunga kupu-kupu seperti kacang-kacangan, johar, turi, dll. Dan untuk

menurunkan tingkat keasaman dilakukan dengan cara memberikan pupuk

yang mengandung belerang.

Dikutip dari litbang.pertanian.go.id, kebutuhan pupuk untuk setiap ton

gabah yang dihasilkan, tanaman padi memerlukan pupuk sebagai berikut ;

1. Hara N sebanyak 17,5 kg (setara dengan 39 kg Urea)

2. Hara P sebanyak 3 kg (setara dengan 3 kg SP-36)

3. Hara K sebanyak 17 kg (setara dengan 34 kg KCl)

Proses pascapanen padi diawali dengan pemanenan padi yang

penentuan pelaksanaanya didasarkan pada umur tanam dan dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu varietas, iklim, dan tinggi tempat sehingga umur panen

padi bervariasi dan bperbedaannya berkisar 5-10 hari.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ada tiga aspek yang mempengaruhi perkembangan pertanian yaitu :

a. Aspek keadaan lahan.

b. Aspek budidaya tanaman.

c. Aspek agribisnis.

B. Saran

Sebelum melakukan interview sebaiknya sipakan dan pahami kuisioner


yang akan digunakan untuk interview
DAFTAR PUSTAKA

Ameriana, M., M. Rahmat, T. Sutater, dan D. Komar. 1991. Analisis usaha tani

bunga potong gladiol. Prosiding Seminar Tanaman Hias. hlm.131-138.

Harjadi, Sri Setyati. 1984. Pengantar Agronomi. Gramedia : Jakarta.

Notohadi, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Jakarta : Direktorat Jenderal

Pendidikan

Isa Darmawijaya. 1992. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta : Gadjah Mada Universitas

Press.

Anda mungkin juga menyukai