Anda di halaman 1dari 34

Tinjauan Pustaka

RORSCHACH TEST

Oleh :

Affan Naufal Akhmad, S.Ked 1730912310002


Afifatul Munawarah, S.Ked 1730912320146
Gusti Rivanty Sukma Iskandar Putri, S.Ked 1730912320050

Pembimbing :

dr. H. Yulizard Darwis, Sp. KJ

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM/RSUD ULIN
BANJARMASIN
Januari, 2019
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Latar Belakang ................................................. 2

B. Pengertian......................................................... 3

C. Dasar Pemikiran Teknik Rorschach ................. 5

D. Aspek Dalam Teknik Rorschach...................... 6

E. Penyajian Tes ................................................... 6

F. Prosedur Khusus............................................... 16

G. Kartu Rorschach ............................................... 18

H. Interpretasi........................................................ 22

I. Aplikasi Teknik Rorschach .............................. 28

J. Kekurangan Teknik Rorschach ........................ 29

BAB III PENUTUP ............................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Tes Rorschach adalah tes psikologi yang meminta subjek untuk menulis atau

menyebutkan gambar-gambar berupa bercak tinta (inkblot), dan kemudian dianalisis

dengan menggunakan interpretasi psikologis, algoritme kompleks, atau keduanya.

Beberapa psikolog menggunakan tes ini untuk mengetahui karakter dan emosional

seseorang. Tes Rorschach telah digunakan untuk mendeteksi masalah-masalah psikologis

seperti gangguan pikiran, terutama dalam kasus ketika pasien enggan menyatakan proses

berpikir mereka secara terbuka. Tes ini dinamakan sesuai dengan nama penciptanya,

psikolog Swiss Hermann Rorschach.1,2

Pada tahun 1960, tes Rorschach adalah tes psikologi yang paling umum digunakan.

Di Amerika Serikat, tes Rorschach adalah tes ke-8 yang paling sering digunakan pada

pasien di fasilitas kesehatan mental. Tes ini juga menjadi tes yang paling sering digunakan

oleh Society for Personality Assessment, dan digunakan oleh psikiater dalam 25% kasus

penilaian forensik.3

Tes ini juga menimbulkan perdebatan di kalangan psikolog, termasuk objektivitas

penguji, reliabilitas antar penilai, pemastian, validitas pengujian, bias skala patologi tes

terhadap besarnya jumlah respon, dan terbatasnya jumlah kondisi psikologi untuk

dianalisa. Di pengadilan, penggunaan tes ini sendiri butuh evaluasi.

Dalam tinjauan pustaka kali ini akan dibahas mengenai latar belakang,

administrasi hingga analisa tes Roschach secara lebih jelas.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Orang yang pertama kali menaruh perhatian pada bercak tinta adalah Justinus

Kerner. Dia mulai menyadari bahwa dari bercak tinta ternyata orang dapat melihat objek

di dalamnya dengan tulisanya berjudul “kleksographein” yang terbit pada tahun 1857 di

tubingen jerman, Justinus Kerner dapat dipandang sebagai pelopor dalam bercak tinta. 1

Alfred binet pada tahun 1895 yang dikenal dalam tes intelegensi menyarankan

bahwa bercak tinta dapat digunakan untuk menyelidiki imajinasi visual seseorang.

Setahun kemudian, pada 1896, Dearborn dari Harvard University menulis artikel yang

mencirikan bagaimana menjelaskan bercak tinta ini, baik yang hitam putih maupun yang

berwarna. Dia juga menyarankan untuk mengadakan eksperimen – eksperimen di bidang

psikologi untuk menggunakan bercak tinta ini. Dari eksperimennya sendiri, Dearborn

menggunakan 12 seri bercak tinta yang masing – masing terdiri dari 10 kartu. Bercak

tinta tersebut kemudian diberikan kepada sekelompok subjek yang terdiri dari

mahasiswa maupun dosen di Harvard University. Dari eksperimen itu disimpulkan

bahwa pengalaman masa lalu, terutama pengalaman masa kecil, mempunyai pengaruh

terhadap bercak tinta tersebut.1,2

Kirkpatric pada tahun 1900 memberikan bercak tinta pada anak – anak dan

menggabungkan dengan tes lain. Dia mengatakan bahwa umur merupakan faktor untuk

menentukan kualitas yang respon yang diberikan subjek. Diciptakan pada tahun 1921

oleh Herman Rorschach, seorang psikiatris membuat standar kartu – kartu yang ada dari

2
pasien di rumah sakit. Ada 10 kartu yang terpilih di antara ratusan kartu yang di uji

cobakan. Rorschach adalah orang pertama yang menerapkan noda tinta pada

penyelidikan diagnostik atas kepribadian secara keseluruhan. Dalam pengembangan

teknik ini, Rorschach bereksperimen dengan sejumlah besar noda tinta, yang ia uji

cobakan pada berbagai kelompok psikiatrik yang berbeda. 1,2

Hingga kini, tes Rorschach merupakan sebuah tes psikologi dimana subjek

mempersepsikan bercak tinta dan kemudian dilakukan analisa atau di interpretasi

psikologi. Beberapa psikolog menggunakan test ini untuk memeriksa kepribadian

seseorang. Test ini banyak digunakan untuk kasus – kasus dimana pasien tidak ingin

menggambar proses terbuka.1,2

B. Pengertian

Tes Rorschach (juga dikenal sebagai tes inkblot Rorschach atau sekadar tes

bercak tinta) adalah sebuah tes psikologi di mana subjek persepsi bercak tinta dicatat

yang kemudian dianalisis dengan menggunakan psikologis interpretasi, secara kompleks

diturunkan secara ilmiah algoritma, atau keduanya. Beberapa psikolog menggunakan tes

ini untuk memeriksa kepribadian seseorang karakteristik dan fungsi emosional. Tes ini

telah digunakan untuk mendeteksi gangguan pikiran, terutama dalam kasus-kasus di

mana pasien enggan untuk menggambarkan proses berpikir mereka secara terbuka.

Seperti yang dijelaskan diatas, tes ini mengambil namanya dari penciptanya, psikolog

Swiss Hermann Rorschach.2,3

Dalam tes ini, klien diperlihatkan sepuluh kartu dengan bentuk ambigu hasil dari

cipratan tinta yang hampir simetris. Lima kartu berwarna hitam, putih dan abu-abu yang

3
berbayang, sedangkan lima kartu lainnya memiliki warna. Kebanyakan ahli setuju

bahwa tes Rorschach ini merupakan teknik psikodiagnostik yang signifikan dan sensitif.

Tes ini mengevaluasi emosi-emosi yang dialami klien dalam hidupnya, tingkat

intelektual dan membantu menjelaskan komponen-komponen kepribadian seseorang.2,3

Ada tiga kategori penting dalam memberikan skor pada tes ini, yaitu lokasi yang

menunjukkan pada bagian mana respon dilihat oleh klien dalam kartu; determinan yang

menunjukkan bagaimana respon tersebut dilihat; dan konten yang menunjukkan apa

yang dilihat klien dalam kartu.4

Para psikolog ahli yang sudah berpengalaman dalam tes ini, menemukan bahwa

respon yang diberikan klien, baik anak-anak maupun dewasa, mengindikasikan beberapa

tipe dari gangguan kepribadian dengan karakteristik respon tertentu. Misalnya pada

gangguan psikotik dan skizofrenia lainnya, ditemukan bahwa respon yang diberikan

seringkali ganjil dan aneh, kualitas bentuk biasanya lemah, dan ada ketidaksesuaian

antara yang dilihat klien dengan stimulus sebenarnya dalam kartu. Klien-klien ini

biasanya memfokuskan seluruh perhatian mereka pada detail-detail sementara

komponen-komponen utama diabaikan. Terkadang mereka juga terlalu melibatkan

emosi mereka pada kartu-kartu dan mempersonalisasikan persepsi mereka dalam cara

tertentu sehingga mereka tidak mampu membedakan antara diri mereka dan kartu

Rorschach.4

Dalam beberapa kasus diagnostik dimana terdapat gangguan psikologis seperti

gangguan pikiran yang signifikan, penggunaan tes Rorschach sangat disarankan.

Tidaklah sulit dalam mengadministrasi maupun menskor tes ini, namun dalam

menginterpretasi dibutuhkan psikolog yang handal dan berpengalaman. 4

4
Selain itu banyak juga alat tes yang juga menggunakan teknik bercak tinta, yang

dikembangkan untuk menutupi kelemahan-kelemahan tes Rorschach, seperti misalnya 5:

1. Bero yang dirancang sebagai tes Rorschach untuk anak-anak

2. Zullinger Test (Z-test) dirancang dengan menggunakan 3 kartu bercak tinta yang

lebih kompleks

3. Group Rorscach, yaitu pelaksanaan administrasi tes Rorschach secara klasikan,

pertama kali dirintis oleh Harrower dan Steiner dengan memproyeksikan bercak tinta

menggunakan tinta lewat slide. Juga dikembangkan jawaban yang multiple choice.

4. Holtzman Ink Blot Technique, dirancang oleh Holtzman untuk memperbaiki

kelemahan metode dan tes Roschach

5. Piotrowski's Automated Rorschach (PAR) dirancang oleh Piotrowski pada tahun

1974 dengan menggunakan komputer untuk skoring dan interpretasinya

C. Dasar Pemikiran Teknik Rorscach

Asumsi dasar adanya metode ini yaitu mengetahui adanya hubungan antara

persepsi seseorang dengan kepribadiannya. Bentuk bercak tinta yang ambigu dan tidak

terstruktur memberikan kesempatan bagi subjek untuk mempersepsikannya secara

personal.6,7

Persepsi seseorang terhadap bercak tinta yang dilihatnya memproyeksikan

kebutuhan-kebutuhannya, pengalaman-pengalamannya dan pola-pola respon yang

menjadi kebiasannya, contoh: jika seseorang dalam kehidupan sehari-hari menolak

mengadakan kontak dengan orang lain, maka kemungkinan respon jawabannya adalah

tentang benda mati, gambar tumbuhan dan gambar pemandangan alam; dan jika

5
seseorang yang dalam kehidupan sehari-harinya tidak mau terlibat persoalan secara

mendalam, maka kemungkinan dia cenderung memberikan perhatian terhadap bagian-

bagian tepi dari bercak tinta.6,7

Tujuan utama teknik Rorschach adalah memberikan suatu deskripsi tentang

kepribadian seseorang secara menyeluruh (Global Approach Personality) bukan

memberikan prediksi kepribadian seseorang secara sebagian (atomistik) 6,7

D. Aspek-aspek dalam Teknik Rorschach

1. Aspek Kognitif atau Intelektual

Mengenai status dan fungsi intelektual, pendekatan terhadap masalah (Manner of

Approach), kekuatan observasi (power of observation), pemikiran orisinil (originally

thinking), produktivitas ide, luas interest/minat.4,7

2. Aspek Afektif atau Emosional

Mencakup suasana emosi secara umum, perasaan terhadap diri sendiri, respon

terhadap orang lain, respon terhadap tekanan emosional, kontrol terhadap dorongan

emosional.4,7

3. Aspek Fungsi Ego

Termasuk kekuatan ego (ego strength), daerah konflik (conflict area), pertahanan

(defense)4,7

E. Penyajian Tes

Penyajian tes akan mempengaruhi hasil tes, penyajian yang salah akan

menyebabkan subjek menjawab salah tanpa disadari. Yang sebetulnya apabila tes

disajikan dengan benar subjek dapat memberikan respon yang tepat. Khususnya tes

6
Rorscach, validitas tes sangat dipengaruhi oleh kesempurnaan administrasinya. Oleh

karena itu tester yang berhati-hati dan seteliti mungkin dalam menyajikan tes ini agar

sesuai dengan prosedur standar yang sudah ditentukan.8

1. Bercak Tinta

Rorschach telah berhasil membuat satu seri kartu bercak tinta yang terdiri dari

sepuluh kartu dan sudah di standarisasi, kartu-kartu tersebut dapat digunakan

sebagai alat assesmen kepribadian seseorang. Bercak tinta itu sekarang telah dicetak

diatas kertas tebal berwarna putih sebagai dasarnya, kartu berukuran panjang 24 cm

dan lebar 18 cm. Sepuluh kartu tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu 8:

a. Kartu achromatik. Kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan

abu-abu, yaitu kartu I, IV, V, VI dan VII.

b. Kartu chromatik. Kelompok kartu ini mempunyai aneka warna lain, misalnya

merah biru hijau dan sebagainya, yaitu kartu II, III, VIII, IX dan X.

Meskipun dapat dikelompokkan menjadi dua seperti yang disebutkan di atas,

masing-masing kartu Rorschach juga mempunyai ciri-ciri tersendiri yang sering

disebut sebagai karakteristik kartu. Seorang tester perlu memahami ciri-ciri setiap

kartu ini, sehingga dalam melaksanakan administrasi tes dapat lebih sempurna.

2. Persiapan Tes

Validitas tes sangat dipengaruhi oleh administrasi atau penyajian tes. Oleh karena

itu cara penyajian dan kesiapan untuk tes harus betul-betul diperhatikan. Hal-hal

yang harus diperhatikan adalah:

a. Kesiapan tester dan testi

b. Suasana lingkungan fisik dan sosial

7
c. Pengaturan tempat duduk tester dan testi

d. Alat-alat yang dibutuhkan

3. Tahap-tahap penyajian tes

Penyajian tes Rorshach terlebih dahulu tester harus memberikan instruksi. Instruksi

dalam tes Rorshach ini memang tidak ada formulasi yang baku seperti pada tes

objektif (tes intelegensi dan tes bakat). Hal ini sangat tergantung pada kondisi dari

testi, misal latarbelakang pendidikan, sosisal budaya, usia dan keadaan khusus

lainya. Meskipun demikian ada kriteria yang harus dipenuhi untuk memberikan

instruksi yaitu yang utama adalah menggunakan kata-kata netral dan tidak sugestif,

serta mengandung unsur-unsur berikut:

a. Penjelasan cara membuat bercak tinta, menanyakan apakah yang akan

diperiksa sudah tahu tentang bercak tinta.

b. Memberi tahukan pada yang akan diperiksa bahwa nanti akan ditunjukan 10

kartu bercak tinta.

c. Memberitahukan bahwa tugasnya adalah mengatakan apa yang dilihat pada

kartu tesebut.

d. Motivasi diberikan dengan mengatakan bahwa semua jawaban adalah benar,

tidak ada jawaban yang jorok, tabu/ memalukan, jawaban setiap orang tidak

sama, apapun dapat terlihat disitu.

e. Memberitahukan bahwa jawaban testi akan dicatat dan waktunya akan

dihitung, tetapi testi tidak perlu merasa terganggu. Oleh karena itu testi

memberitahukan apabila testi telah memberikan jawaban pada setiap kartu.

8
Penyajian tes Rorshach dibagi dalam 4 tahap, yaitu:

1. Performance proper (PP)4,8,9

Pada tahap ini tester menyajikan dan menunjukan 10 kartu bercak tinta

kepada testi secara berurutan satu persatu. Kartu kartu tersebut ditunjukan pada

testi dalam posisi tegak. Testi diberi kesempatan untuk memberikan respon atau

jawaban secara spontan tanpa bimbingan atau tekanan. Tester sebaiknya tidak

memberikan intervensi terhadap jawaban yang berikan testi. Tugas tester adalah

mencatat jawaban yang diucapkan testi, cara mencatat sudah ditentukan dengan

aturan-aturan tertentu untuk memudahkan komunikasi antara pengguna tes

Rorshach. Hal-hal yang perlu dicatat adalah:

a. Observasi, atas perilaku verbal (komentar-kometar) maupun non-verbal

(gerak-gerik, perlakuan terhadap kartu, dll)

b. Respon atau jawaban, seluruh respon testi harus dicatat selengkapnya kata

demi kata, persis seperti yang diucapkan. Respon yang diberikan subjek ini

perlu diberi nomor dengan menggunakan angka, no kartu ditulis dengan angka

romawi.

c. Waktu. Ada 3 jenis waktu yang dicatat:

● Waktu reaksi, yaitu waktu antara pertama kali kartu ditunjukan pada testi,

sampai testi memberikan jawaban yang pertama untuk setiap kartu;

● Waktu respon setiap kartu, yaitu waktu yang digunakan testi untuk

memberikan semua respon pada setiap kartu termasuk disini adalah waktu

reaksi. Tetapi jika tester ingin mendapatkan catatan yang lebih teliti, maka

9
kartu respon setiap kartu itu yang ditunjukan dalam stopwatch dikurangi

dengan waktu reaksi.

● Waktu respon total yaitu waktu yang digunakan testi untuk memberikan

respon pada sepuluh kartu dalam tahap perfomance proper. Waktu total

respon ini akan dihitung pada waktu skorsing dengan menjumlahkan

seluruh waktu respon setiap kartu jadi tidak termasuk waktu pergantian

antara kartu satu ke kartu yang lain atau kalu ada time out.

d. Posisi kartu, disini posisi kartu yang dipegang testi pada saat memberi respon.

Simbol yang digunakan adalah metode yang disarankan oleh Loosli-Usteri:

“˄ ˃ ˂ ˅”

Ujung panah menunjukan bagian atas dari kartu. Kalau kartu diputar secara

penuh, baik sekali maupun beberapa kali tanda yang digunakan adalah

lingkaran dan disertai dengan tanda panah pada posisi terakhir yang digunakan.

Pencatatan posisi ini berguna untuk melaksanakan tahap inquiry, yaitu untuk

mengingatkan pada testi dalam posisi mana dia melihat konsepnya pada waktu

tahapan performance propert tadi.

Catatan : Jawaban oleh tester

Apabila ada pertanyaan, tester harus menghindari menjawab “boleh”.

Sebaiknya tester merespon pertanyaan testee dengan perkataan “terserah”.

Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dari subjek , misalnya:

- Apakah saya harus menceritakan kepada anda/bapak/ibu/dsb secepatnya

atau boleh saya lihat lebih cermat lagi. (Tester sebaiknya menjawab,

“Terserah anda”)

10
- Apa boleh saya memutar-mutar kartu? (Tester sebaiknya menjawab,

“Terserah anda”)

- Apakah saya hanya menceritakan kepada Anda tentang apa yang saya lihat,

ataukah saya boleh menceritakan imajinasi saya? (Tester sebaiknya

menjawab, “Terserah anda”)

2. Inquiry4,8,9

Tahapan inquiry ini adalah untuk memperjelas jawaban agar dapat diberikan

skor dengan tepat, yang dapat dilakukan dengan:

● Memperoleh berbagai keterangan dari testi tentang bagaimana dia melihat

bercak, sehingga sampai pada konsep jawabanya.

● Memberikan kesempatan kepada testi untuk melengkapi jawabanya maupun

menambah respon-respon baru. Terutama bagi testi yang tidak memberikan

jawaban pada satu kartu. Jika pada suatu kartu testi hanya memberian satu

jawaban saja, maka pada tahap ini diberikan kesempatan untuk memberikan

jawaban dengan jalan menyajikan kartu itu sekali lagi, dan meminta testi

melihatnya. Tetapi testi tidak boleh secara jelas menyuruh testi memberikan

jawaban melainkan hanya memberikan kesempatan saja.

Tujuan utama tahap inquiry adalah:

● Membantu tester untuk dapat melihat respon persis seperti cara testee

melihatnya. Yang penting adalah begaimana respon testee atau bagaimana

testee dapat memperoleh kesan seperti yang ia katakan, bukan harapan tester

tentang respon yang benar.

11
● Memperjelas/meyakinkan pemberian scoring. Di dalam tes Rorschach,

scoring yang akurat sangatlah penting karena scoring memberikan sarana

untuk mempermudah klasifikasi atas data yang sangat kualitatif (kata-kata).

Scoring ini meliputi:

2.1. Inquiry untuk lokasi 4,8,9

Berbagai cara dapat dilakukan untuk meminta testi menujukan lokasi

jawaban yang dimaksud, antara lain:

a. Testi diminta untuk menunjukan atau melingkar lokasi yang digunakan

dengan jari tangannya pada kartu.

b. Testi diminta melingkari lokasi yang dimaksud pada location chart (

lembaran lokasi) dengan pensil.

c. Testi diminta untuk menjiblak gambar yang diliat pada kartu itu diatas

kertas tembus

d. Testi diminta untuk menggambarkan jawabannya secara bebas dengan

bedasarkan pada bercak pada kertas lain.

2.2. Inquiry untuk determinan

Yang akan diungkapkan dalam inquiry untuk determinan ini adalah

bagaimana cara testi melihat bercak sehingga dia sampai pada konsepnya itu.

Apakah dia mengunakan bentuk bercak saja, atau mungkin juga mengunakan

warna dan shading atau mungkin dia melihat bercak itu sebagai sesuatu yang

bergerak. jadi yang tercangkup didalam aspek determinan ini adalah

penggunaan bentuk (form), gerakan (movement), perbedaan gelap dan terang

dari bercak (shading) dan warna (color). Dibandingkan dengan lokasi, Inquiry

12
untuk determinan ini lebih kompleks, karna tester tidak diperkenankan untuk

mengajukan pertanyaan secara langsung tengtang apa yg ingin ditanyakan

tester,supaya testi tidak terpengaruh, jadi testi tetap diharapkan menjawab

dengan spontan sesuai idenya sendiri. Misalnya tester tidak diperkenankan

untuk mempergunakan kata warna atau gerakan sebelum testi sendiri

mengatakannya.4,8,9

2.3. Inquiry untuk isi (content)

Ini biasanya tidak diperlukan lagi karena pada umumnya konsep apa yang

dilihat oleh testi itu sudah cukup jelas. Hanya kalau tester masih ragu-ragu hal

ini boleh ditanyakan.4,8,9

3. Tahap analogi

Tahap ini bersifat optional, artinya boleh dilaksanakan tetapi juga boleh tidak

dilaksanakan, tergantung pada kondisi tes atau jawaban yang diberikan. Tahapan

analog ini, diberikan jika tester menjumpai dua situasi dalam tes:

a. Ada ” kartu kosong” atau ditolak testi

b. Determinan (lokasi) tertentu muncul sangat sedikit atau hanya satu, padahal

bercak memiliki fasilitas tersebut. Lokasi W atau D hanya munculsatu untuk

sepoluh kartu, determinant M,FC, (K, k, atau c) hanya muncul 1 jawaban

populer hanya muncul 1 atau bahkan tidak ada.

Pada kasus tersebut, tester belum yakin apakah testi menggunakan suatu

determinan pada situasi bercak. Maka tester harus mendapatkan keterangan yang

13
jelas dengan mengadakan follow-up terhadap jawaban yang diberikan pada inquiry

tersebut.

Pertanyaan yang diajukan pada tahap analogi ini sifatnya adalah

membandingkan atau menganalogikan dengan jawaban testi sendiri yang sudah

ada (bukan jawaban orang lain). Misalnya pada kartu III testi mengatakan: “Dua

orang manusia yang sudah mengangkat suatu barang”. Disini konsep gerakan jelas

digunakan. Kemungkinan pada kartu VII testi menjawab: “Dua orang anak yang

mengenakan pakaian seperti kelinci. Pakaian itu tampak berbulu halus dan bentuk

telinganya panjang seperti kelinci”. Disini masih belum jelas apakah testi

menggunakan gerakan atau tidak. Oleh karena itu tester boleh bertantya: ”Disini

(kartu III) anda mengatakan sebagai manusia yang sedang mengangkat sesuatu.

Bagaimana dengan dua anak manusia disini (kartu VII)?”.

Contoh lain adalah pada kartu IX testi menjawab; “Ini adalah bunga yang

indah dan berwarna-warni. Ada yang berwarna merah, hijau dan kuning”. Jawaban

ini jelas menggunakan warna. Tetapi pada kartu III testi mengatakan: “Ini seekor

kupu-kupu yang sedang terbang.” Tester ingin tahu, apakah pada kartu III ini testi

yang menggunaknan warna atau tidak, maka dia boleh bertanya: “Disini (kartu IX)

anda mengatakan bunga yang warnanya bermacam-macam, nah bagaimana dengan

kupu-kupu disini”.

Pertanyaan yang sifatnya analogi ini juga diberikan kalau ada kartu yang

tidak ada jawabannya sama sekalli. Misalnya testi tidak memberikan jawabannya

pada kartu V karena terganggu dengan warna hitam kelam (black-shock). Tetapi

pada kartu I (yang mempunyai fasilitas yang sama dengan kartu V) dia

14
memberikan jawaban; “Seekor kelelawar yang sedang terbang”. Maka jawaban

pada kartu I tersebut padat digunakan tester untuk merangsang supaya testi

memberikan jawaban pada kartu V dengan bertanya: “Disini (kartu I) anda

mengatakan seperti seekor kelelawar, bagaimana dengan disini? (kartu V).

Perlu diingat bahwa pada tahap analogi ini pertanyaan-pertanyaan yang

bersifat langsung dan sugestif masih tidak diperkenankan. Ini disebabkan jawaban

yang diberikan testi pada tahap analogi ini masih tetap diskor secara kuantitatif

sebagai jawaban tambahan.

Tahap analogi ini dapat dilakukan apabila diantara jawaban-jawaban yang

diberikan testi dari 10 kartu itu ada satu determinan yang muncul, sehingga dapat

dijadikan sebagai dasar menganalogi. Tetapi jika tidak ada jawaban yang dapat

digunakan untuk menganalogikan sama sekali, misalnya tak ada gerakkan, tak ada

warna atau shading, maka tester langsung melaksanakan tahap terakir, yaitu testing

the limits.

4. Tahap testing the limits4,10

Tahap ini dilaksanakan apa bila pada tahap-tahap sebelumnya testi tidak mampu

memberikan jawaban-jawaban tertentu, yaitu:

a. Tidak ada lokasi keseluruhan (W) atau sebagian besar (D)

b. Tidak ada konsep manusia atau hewan sedang bergerak, skornya (M) atau (FM)

c. Tidak ada jawaban yang mengkombinasikan antara bentuk dan warna atau skornya

(FC)

d. Tidak ada jawaban yang menggunakan shading atau skor mengandung (c), (K), (k)

15
e. Tidak ada jawaban populer

f. Tidak ada jawaban pada satu kartu atau lebih (menolak untuk menjawab)

Dalam melaksanakan testing the limits ini tester sudah boleh memberikan

pertanyaan pertanyaan yang sifatnya langsung dan sugestif. Meskipun demikian

sebaiknya dimulai dengan pertanyaan yang umum lebih dahulu, kalau tidak dapat baru

pertanyaan yang langsung atau spesifik.

F. Prosedur Khusus11,12

Prosedur administrasi yang telah dijelaskan pada di atas adalah prosedur standar

yang biasa digunakan pada orang dewasa yang normal. Menurut Klopfer, prosedur

administrasi harus agak sedikit berbeda pada subjek tertentu, misalnya untuk anak-anak,

orangtua atau orang yang mengalami gangguan mental. Pada anak-anak dan orang tua,

hanya kalimat pada waktu instruksi saja yang diubah sesuai dengan kondisi testi,

sedangkan prinsip dasar tetap. Tetapi pada orang yang mengalami gangguan mental,

dibutuhkan penggunaan yang berbeda, tergantung dari ancaman gangguan itu. Tester

boleh lebih direktif dan fleksibel.

Ada beberapa prosedur khusus yang disarankan oleh beberapa ahli yang dapat

digunakan dalam situasi-situasi tertentu, prosedur ini setaraf dengan testing the limits:

a. Prosedur asosiasi bebas (Free Association Procedure)

Prosedur ini lebih digunakan dalam situasi klinis. Terutama apabila testi

memberi jawaban yang isinya (content) berulang-ulang muncul pada banyak kartu.

Misalnya subjek memberi jawaban “darah” pada kartu II, III, VIII, IX, dan X.

tampaknya isi jawaban ini mempunyai arti yang sangat penting bagi testi. Mungkin

16
testi mempunyai pengalaman traumatis yang berkaitan dengan darah. Oleh karena

itu tester dapat meminta testi untuk berasosiasi bebas tentang darah yang dilihat pada

salah satu kartu tersebut. Informasi yang diperoleh dari prosedur ini dapat digunakan

sebagai tambahan dalam interpretasi kualitatif.

b. Teknik pembentukan konsep (Concept Formation Technique).

Pada prosedur ini tester memberikan seluruh kartu pada testi. Selanjutnya testi

diminta untuk menggolongkan seluruh kartu tersebut. Kemungkinan testi akan

menggolongkannya berdasarkan isi (content) jawaban, dapat juga menggolongkan

berdasarkan bentuknya atau determinan lainnya. Teknik ini dapat digunakan sebagai

salah satu teknik pada tahap testing the limits. Misalnya, pada testi yang tidak add

jawaban warna sama sekali, maka akan di akromatis, kemudian meminta testi untuk

menyebutkan apa dasar menggelompokan itu. Jika ia dapat memberikan jawaban

berdasarkan warnanya maka berarti sebenarnya testi dapat melihat warna pada

bercak, tapi dia kurang seneitif, sehingga tidak dapat memberikan respon

berdasarkan warna.

c. Prosedur menggambar bebas (Graphic procedure)

Teknik ini banyak digunakan, subjek diminta menggambar objek yang dilihat

pada kartu dikertas lainnya secara bebas.

d. Prosedur suka atau tidak suka (Like-dislike procedure)

Pada prosedur ini testi juga diberikan seluruh kartu, kemudian testi diminta untuk

memilih satu kartu yang paling disukai dan satu kartu yang paling tidak disukai.

Selanjutnya testi diminta untuk memberikan penjelasan alasan testi menyukai dan

tidak menyukai kartu tersebut. Cara ini juga dapat menambah interpretasi kualitatif.

17
Yang terpenting dalam prosedur khusus ini adalah meminta subjek untuk

berbicara dan menceritakan sesuatu, biasanya pada orang yang bermasalah atau

mengalami gangguan, dari isi ceritanya dapat diperkirakan keadaan dalam dirinya.

G. Kartu Rorschach

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, kartu Roschach terdiri dari 10 kartu bercak

tinta dengan masing-masing indikasi. Berikut warna kartu serta penjelasannya13:

Kartu I

Kartu ini memiliki bercak besar yang berwarna hitam


keabu-abuan dengan empat lubang putih yang
mencolok ditengah. Reaksi pertama subjek biasanya
akan menggunakan keseluruhan bercak dan melihatnya
sebagai makhluk bersayap.
Subjek dengan imajinasi baik akan dapat melihat
gerakan manusia. Subjek jarang mengamati bagian
kecil atau putih secara terpisah. Pada umumnya bagian
putih dapat digunakan sebagai bagian dari keseluruhan
bercak. Selain makhluk bersayap, bercak dapat
dipersepsikan sebagai manusia yaitu pada bagian
tengah. Subjek yang menaruh perhatian pada tubuh,
akan melihat keseluruhan bercak sebagai tulang
pinggul. Pada bagian sisi dapat dipersepsi sebagai
wajah. Subjek yang mampu memberi jawaban secara
keseluruhan, memiliki indikasi diri terhadap situasi
yang baru.
Kartu II

Seringkali dilihat sebagai darah, dan kartu ini adalah


kartu yang paling khas. Respon subjek terhadap kartu
ini digunakan untuk mengukur bagaimana mereka
menangani perasaan marah atau luka batin.
Pada kartu ini subjek memberi jawaban dengan
menggunakan bagian bercak secara terpisah. Subjek
dengan kemampuan mengorganisir, mampu melihat
bercak secara keseluruhan. Bagian berwarna hitam
sering direspon sebagai pesawat. Bagian berwarna
merah diatas sering direspon sebagai kupu-kupu.
Sedangkan bagian merah dibawah bisa juga
menghasilkan respon seksual.

18
Kartu III

Kartu ini terdiri dari dua bagian berwarna hitam keabu-


abuan yang terpisah dan dihubungkan dengan warna
abu-abu muda. Diantara kedua bagian itu terdapat
bercak merah. Kartu ini tampak terpisah-pisah secara
jelas dan lebih sugestif, sehingga lebih mudah bagi
subjek untuk memberikan respon. Oleh karena itu kartu
ini sering disebut sebagai Recovery Card atau “Kartu
Penolong”
Pada kartu ini, subjek jarang menggunakan bercak tinta
secara keseluruhan untuk memberikan jawaban. Dalam
memberikan respon, kebanyakan subjek akan
menggunakan bagian yang hitam terlihaat berupa dua
manusia yang saling berinteraksi, kemudian bagian
merah ditengah sering direspon sebagai dasi/pita
rambut/kupu-kupu. Terakhir bagian abu-abu ditengah
sering direspon seperti kepiting atau sesuatu yang
diperebutkan oleh dua orang dikanan dan kirinya.
Kartu IV

Kartu IV didominasi oleh warna gelap, digunakan


untuk mengetahui bagaimana subjek mengatasi stres
dan depresi.
Bercak tinta pada kartu ini menimbulkan kesan besar,
berat, utuh atau massive. Respon yang sering muncul
pada kartu ini adalah monster, raksasa, gorila yang
sedang duduk atau berjalan mendekat.
Kartu ini juga sering direspon sebagai hutan lebat
dengan gunung dan danau-danau. Kartu ini memiliki
bentuk yang berkesan besar dan kuat, sehingga ada
unsur berkuasa. Kartu ini disebut sebagai Father Card.
Kartu V

Menampilkan sebuah keprihatinan dan elaborasi


Bentuk bercak dalam kartu ini sangat jelas, hampir
semua berwarna hitam pekat rata, dengan shading tidak
kuat. Kebanyakan subjek akan mudah memberikan
respon, terutama bagi yang mengalami kesulitan
memberikan respon pada kartu sebelumnya.
Oleh karena itu kartu ini juga disebut sebagai kartu
penolong (recovery card). Jika ada subjek yang
mengalami kesulitan dalam memberikan jawaban,
maka kemungkinan subjek terganggu dengan warna
hitam yang pekta itu.Kondisi ini disebut sebagai black

19
shock. Respon yang sering muncul adalah mahkluk
bersayap, kelelawar, atau kupu-kupu yang sedang
bergerak. Bagian kecil di bawah sering direspon
sebagai kepala binatang atau kaki manusia
Kartu VI

Digunakan untuk mengukur kedekatan antar individu,


termasuk persepsi seksual..Karena bagian atas sering
dipersepsikan sebagai alat kelamin pria ; dibagian
bawah dipersepsi sebagai alat kelamin wanita ; dan
bagian lain yang menimbulkan kesan hal-hal yang
berhubungan dengan organ seksual, kualitas shading
kartu ini sangat jelas, sehingga jawaban yang
mengandung shading banyak muncul. Misalnya
keseluruhan bercak sering direspon sebagai selimut
berbulu yang lembut, hangat, atau kulit kambing yang
dikeringkan. Bagi subjek yang mempunyai masalah
seksual, ada kemungkinan kartu ini sangat
mengganggu sehingga menolak memberi jawaban
Kartu VII

Digunakan untuk mengukur feminitas , termasuk


hubungan dengan wanita dalam kehidupan subjek.
Bercak tinta pada kartu ini mempunyai kesan ringan
dan lembut. Warnanya abu-abu muda dengan sedikit
bagian agak gelap dibagian tengah bawah. Kartu ini
memungkinkan subjek memberi respon secara
keseluruhan berupa awan dan asap. Respon yang sering
muncul adalah figur manusia (wanita) yang sedang
bergerak atau binatang yang mempunyai bulu
lembut.Bagian tengah bawah yang agak gelap sering
direspon sebagai organ seksual wanita.Karena
berkaitan dengan kewanitaan dan kelembutan, maka
kartu ini disebut mother card
Kartu VIII

Kartu ini lebih kompleks dan berwarna. Terkait dengan


"perubahan kecepatan" subjek dalam mengerjakan
sesuatu, tingkat rangsangan emosional dan situasional
subjek.
Kartu ini adalah kartu yang seluruhnya
berwarna.Bentuk bercak agak kecil, menyatu dengan
beberapa bagian yang jelas dan terpisah. Bagian atas
berwarna abu-abu kehijau-hijauan; bagian tengah
berwarna biru; bagian bawah berwarna merah muda

20
dan orange; bagian samping kiri dan kanan berwarna
merah muda. Bagian samping berwarna merah muda
sering direspon sebagai bentuk binatang berkaki empat
yang sedang bergerak.Bagian-bagian lain dapat
dijadikan sebagai jawaban jika tidak digunakan secara
bersama-sama.Bercak ini sulit direspon secara
keseluruhan, karena bercak-bercak yang terpisah.
Kartu IX

Karakteristik kartu IX adalah bentuknya tidak jelas dan


menyebar, sehingga menciptakan ketidakjelasan. Jika
subjek kesulitan menjawab kartu ini, maka itu mungkin
menunjukkan bahwa subjek juga kesulitan jika
berurusan dengan data-data tidak terstruktur.
Bercak tinta pada kartu ini menimbulkan kesan besar
dibandingkan dengan bercak pada kartu-kartu yang
lain. Namun, bentuk atau strukturnya tidak jelas,
sehingga sulit untuk membedakan bagian-bagiannya.
Warna-warna saling bertumpah tindih atau tercampur.
Struktur bercak yang tidak jelas menyebabkan subjek
mengalami kesulitan untuk memberi jawaban secara
keseluruhan. Subjek dengan tingkat intelektual tinggi
atau di atas rata-rata saja yang mampu memberikan
jawaban dengan baik (jawaban berkualitas baik). Oleh
karena itu, kartu ini disebut intellectual blocking card.
Respon pada kartu ini sangat bervariasi, sehingga
jawaban dari kartu ini dapat digunakan sebagai dasar
untuk menginterpretasi keadaan subjek secara cepat.
Kartu X

Secara struktural mirip dengan kartu VIII, namun lebih


kompleks. Mencerminkan bagaimana upaya subjek
untuk keluar dari situasi tertentu dan rasa
keingintahuan subjek.
Pada kartu ini, warna-warna tersebar secara terpisah,
sehingga sulit bagi subjek untuk melihat bercak sebagai
suatu yang utuh. Subjek yang memiliki kemampuan
mengorganisasikan bercak dengan baik, akan
memunculkan respon palet seorang pelukis atas
pandangan di bawah laut.

21
H. Interpretasi

Skoring dalam tes RO didasarkan pada jawaban atas respon subjek terhadap

bercak-bercak tinta yang diberikan. Klopfer dan Davidson mendefinisikan respon

(jawaban) dalam tes RO sebagai suatu ide yang jelas dan berdiri sendiri (independent)

yang diberikan pada sebagian atau keseluruhan bercak.14,15

Tujuan Skoring

1. Mengelompokan bahan dari hasil tes RO ke dalam aspek-aspek tertentu, agar dapat

diinterpretasikan.

2. Merubah jawaban yang masih bersifat kualitatif menjadi kuantitatif.

3. Sarana komunikasi antara ahli satu dengan yang lain.

Pada Prinsipnya skoring yang dimaksud disini adalah merupakan suatu proses

pengelompokan jawaban subjek ke dalam 5 kategori skoring ;

1. Location, yaitu pada bagian mana subjek konsepnya itu dalam bercak.

2. Determinant, yaitu bagaimana konsep itu dilihat subjek, atau aspek apa yang

digunakan subjek untuk memberikan jawabannya itu.

3. Content, yaitu apa isi jawaban subjek tersebut.

4. Popular- Original, yaitu apakah jawaban subjek itu merupakan konsep yang sering

dilihat orang lain ataukah tidak?

5. Form Level Rating (FLR), yaitu bagaimana ketepatan konsep tersebut dengan

bercaknya serta bagaimana kualitasnya.

Dalam pelaksanaan skoring location, determinat, content, dan popular dibagi

menjadi dua, yaitu : skor utama (main score) dan skor tambahan (additional score).

Yang dimaksud dengan skor utama adalah skor untuk semua jawaban utama (main

22
responses). Jawaban utama adalah jawaban yang diberikan pada tahap (performance

proper), sedangkan yang dimaksukan dalam skor tambahan (additional score) adalah

skor dari :

➢ Jawaban tambahan (additional responses), jawaban yang muncul pada saat proses

inquiry, atau analogi.

➢ Jawaban yang muncul pada waktu performance proper tapi ditolak pada waktu

inquiry.

➢ Jawaban yang menpunyai elaborasi cukup baik, yang selain mempunyai skor utama

juga mempunyai skor tambahan.

Skoring Location14,15

Ada 5 kategori :

1. Whole, bilamana subjek menggunakan seluruh bercak sebagai dasar untuk

memberikan jawabannya. Jawaban ini terdiri dari:

● Skor W (whole): skor ini diberikan bila subjek menggunakan seluruh bercak

sebagai dasar untuk memberikan jawabannya.

● Skor W-cut (whole cut), skor ini diberikan bila subjek menggunakan paling tidak

dua pertiga dari bercak. Subjek tidak bermaksud menggunakan seluruh bercak.

Ada sedikit bagian yang dhilangkan karena tidak sesuai dengan konsepnya

● Skor DW/dW (Confabulatory whole), skor ini diberikan apabila subjek

menggunakan suatu detail kemudian digeneralisasikan pada seluruh bercak.

2. Large Usual Detail (Skor D), bilamana subjek menggunakan bagian yang besar

dari bercak yang sudah biasa digunakan oleh orang lain.

23
3. Small Usual Detail (Skor d), bilamana penggunaan bercak yamg relatif kecil, tapi

mudah dilihat dengan adanya color, shading atau space.

4. Un-usual Detail (skor Dd), jawaban yang bukan merupakan jawaban whole (W),

tidak ada dalam daftar large atau small usual detail, serta bukan jawaban space.

5. White Space (S), apabila subjek membalikan penggunaan “figure” dan “ground”,

sehingga bagian putih justru dijadikan sebagai landasan untuk memberi jawaban.

Kadang-kadang bagian putih itu dijadikan sebagai jawaban utamanya, tetapi kadang

hanya sebagai tambahan saja. Dalam hal ini skor S diberikan sebagai tambahan

(Additional score).

Skoring Determinant 14,15

Diklasifikasikan menjadi tiga macam :

1. Definite, yaitu konsep jawaban yang mempunyai bentuk pasti.

Misalnya : kelelawar, harimau, pesawat terbang, dll.

2. Semi Definite, yaitu konsep jawaban yang mempunyai bentuk kurang pasti.

Misalnya : awan mendung, asap pabrik, dll.

3. In-Definite, yaitu konsep jawaban yang sama sekali tidak mempunyai bentuk yang

pasti atau bentuknya abstrak.

Misalnya : kabut, perasaan kacau balau, suatu kegelapan.

Ada 4 unsur dalam kategori Determinant :14,16

a. Form (bentuk) à jawaban yang hanya didasarkan pada bentuknya saja.

b. Movement (gerakan) à jawaban yang mengandung movement.

24
c. Shading (perbedaan gelap terang) à subjek terkesan dengan adanya perbedaan

gelap-terang warna bercak.

d. Color (warna) àjawaban yang mengandung warna apabila subjek menggunakan

warna dari bercaksebagai dasar untuk memberikan jawaban (kromatis dan

akromatis).

Berdasarkan keempat unsur itu, maka dalam skoring determinan dipergunakan simbol-

simbol sebagai berikut14,15,16:

➢ F : untuk jawaban-jawaban yang penentu utamanya adalah bentuk

➢ M, FM, m : untuk jawaban-jawaban yang penentu utamanya adalah gerakan

➢ Fc, cF, c : untuk jawaban-jawaban yang penentu utamanya adalah tekstur

➢ FK, KF, K : untuk jawaban-jawaban yang penentu utamanya adalah kedalaman atau

difusi

➢ Fk, kF, k : untuk jawaban yang penentu utamanya adalah efek 3 dimensional yang

diproyeksikan menjadi dua dimensional

➢ FC’, C’F, C’ : jika aspek hitam putih dan kelabu dari blot dipergunakan sebagai

warna

➢ FC, CF, C : jika aspek warna (merah, hijau, dan sebagainya) berperan dalam

menentukan jawaban.

Catatan: c, K, dan k termasuk dalam jawaban-jawaban shading. Sedangkan C’ dan

C termasuk dalam jawaban-jawaban warna.

Skoring Content14,15,16

1. H atau human figure, yaitu manusia secara utuh dan nyata

25
2. (H) atau human like, yaitu manusia dalam lukisan, patung, karikatur, atau bentuk-

bentuk mitos yang jauh dari realitas.

3. Hd atau human detail, yaitu bagian tubuh manusia yang hidup secara nyata.

4. (Hd) atau human detail like, yaitu bagian tubuh manusia dalam lukisan, patung,

karikatur atau bentuk-bentuk mitologis.

5. AH atau animal human, yaitu mahkluk yang badannya sebagian manusia sebagia

binatang.

6. H-Obj atau human objek, yaitu objek-objek yang sangat dekat dengan manusia.

7. H-At atau human anatomi, yaitu konsep-konsep yang berhubungan dengan

anatomi manusia, kecuali organ seks.

8. Sex, yaitu organ-organ seksual atau yang berhubungan dengan aktivitas seksual.

9. A atau animal, yaitu hewan secara utuh dan nyata.

10. (A) atau animal like, yaitu hewan-hewan dalam lukisan, gambar, karikatur, atau

hewan mitologi yang bertingkah laku seperti manusia.

11. Ad atau animal detail, yaitu bagian tubuh binatang yang nyata.

12. (Ad) atau animal detail like, yaitu bagian tubuh binatang dalam lukisan, karikatur,

atau yang jauh dari realitas.

13. A-At atau animal anatomi, yaitu konsep-konsep yang berhubungan dengan

anatomi hewan.

14. A-obj atau animal object, yaitu objek yang berasal dari binatang atau yang

berhubungan dengan tubuh binatang.

15. Food, yaitu bagian hewan, bagian tumbuhan yang bisa dimakan (bukan tergolong

dalam A-Obj atau Plant).

26
16. N atau nature, yaitu konsep alami, pemandangan alam.

17. Geo atau geographical, yaitu konsep-konsep geografis, peta, pulau, danau.

18. PI atau Plant, yaitu macam tanam, atau bagian dari tanaman.

19. Bot atau botany, yaitu tanaman atau bagian tanaman yang dilihat sebagai gambar

botani.

Skoring Popular-Original14,15,16

a. Popular, jika jawaban tersebut sering muncul atau diberikan oleh banyak subjek

pada suatu lokasi tertetu.

b. Original, jawaban pada satu bagian bercak tertentu yang hanya muncul sekali

diantara seratus jawaban,

Skoring Form Level Rating14,15,16

Adapun mutu jawaban subjek ditentukan oleh tiga hal :

a. Ketepatan (akurasi), ketepatan jawaban dinilai dengan mencocokkan antara

konsep yang dibuat subjek dengan bercak yang ada.

b. Kekhususan (spesifikai), jawaban dikatakan mempunyai spesifikasi jika jawaban

diberi penjelasan atau deskripsi yang khas. Spesifikasi dibagi dua macam, yaitu

yang konstruktif dan yang tidak relevan.

c. Pengorganisasian (organisasi), adalah cara subjek untuk mengatur bagian-bagian

bercak dalam konsep yang utuh dan punya arti. Dua macam organisasi yaitu

Organisasi yang memperbaiki konsep jawaban dan Organisasi yang melemahkan

jawaban. Skor bergerak dari -2 sampai dengan + 5. Caranya :

1. Menentukan basal rating17

27
● Basal rating +1,0 : didahului F / dan populer

● Basal rating +1,5 : lebih akurat dan definite

✓ Figure manusia

✓ Profil manusia : dahi, hidung, mulut dan dagu

✓ Binatang spesifik : ayam kate

● Basal rating +0,5 : F – nya di belakang

● Basal rating 0,0 : tanpa F

● Basal rating -1,0 : tidak akurat

● Basal rating -1,5 : konfabulasi (menggeneralisasikan detail sebagai

keseluruhan)

● Basal rating -2,0 : perseverasi (seenaknya saja, tidak lepas dari konsep

pertama) & kontaminasi

2. Penambahan nilai

3. Pengurangan nilai

I. Aplikasi Teknik Rorschach

Teknik Rorschach ini dapat diaplikasikan tidak hanya pada bidang medis saja

dimana meneliti mengenai adanya kerusakan otak, yakni meliputi:

● Bidang Perkembangan Anak : penelitian tentang perkembangan persepsi

● Bidang Psikologis Sosial : penelitian tentang prasangka, agresivitas dan komunikasi

● Bidang Antropologi : penelitian tentang etnografi

28
J. Kekurangan Teknik Rorschach

Beberapa kekurangan teknik ini adalah dirasa kurang efektif dan efisien, skoring

sangat kompleks dan unsur subjektivitas cukup tinggi, kemudian bagi subjek kondisi tes

yang bebas kadang menimbulkan kesulitan, dan validitas tes masih sering

dipertanyakan.4,17

29
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan referat ini adalah :

1) Teknik Tes Roschach utamanya bertujuan untuk memberikan deskripsi tentang

kepribadian seseorang secara menyeluruh (Global Approach Personality)

2) Beberapa aspek yang ditinjau dari teknik Rorschach adalah aspek

kognitif/Intelektual, Aspek Afektif/Emosional, dan Aspek Fungsi Ego yang

masing-masing memiliki cakupan tersendiri.

3) Tes Rorschach akan dibagi dalam 4 tahap yaitu Performance Proper (PP),

Inquiry, Tahap Analogi dan Tahap Testing the Limits.

4) Testee / subjek yang diperiksa akan dihadapkan dengan 10 kartu dengan masing-

masing indikasi yang kemudian penilaian / jawaban dari subjek akan di

interpretasi.

5) Interpretasi tes ini mencakup skoring dari Location, Determinant, Content,

Popular-Original dan Form Level Rating

6) Kekurangan dari teknik Rorschach adalah kurang efektif dan efisien serta

pengaplikasian yang sangat komlpleks dan unsur subjektivitas masih cukup

tinggi.

30
DAFTAR PUSTAKA

1. Carl B.G., Evans B., Gacono L.A., Boyd N.K. The handbook of Forensic
Rorschach Psychology in Mahwah NJ: Lawrence Erlbaum. 2007: hlm 80

2. Hubbard K., Hegarty P. Rorschach tests and Rorschach vigilantes: Queering


the history of psychology. History of The Human Sciences. 2017;30(4): p1-14

3. Yazigi L., Nashat S. Learning from the Inkblot. Rorschachiana. 2012;33(2): p.


214-234

4. Aiken L., Gary G. Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi. Indeks Jakarta.


2009

5. Casella, M. Vigliona, D.J. The Rorschach Texture Response: A Construct


Validation Study Using Attachment Theory. Routledge Journal of Personality
Assesment. 2009;91(6): p.601-610

6. Green R.L., Weiner I.B. Rorschach Comprehensive System Chapter 12 in


Handbook of Personality Assesment 2nd Edition. Wiley Inc. 2017 p. 390-395

7. Anne U.S. Tes Psikologi. Jakarta: PT Indeks. 2007

8. Wulan R, Subandi. Tes Rorschach: Administrasi dan Skoring. Yogyakarta.


Pustaka Pelajar. 2002

9. Piotrowski Z.A. Perceptanalysis: The Rorschach Method Fundamentally


Reworked, Expanded and Systematized. Routledge. 2013

10. Hunsberger R, Feigenson K. Effects of Attention and Color on Motion


Perception in Rorschach inkblot interpretation. Modern Psychological Studies.
2017;23(1): p. 1-19

31
11. Saraiva A.B., Ferreira J. Personality Attributes of Children With Behavioral
Problems. An exploration Analysis With the Exner Comprehensive System of
The Rorschach Inkblot Test and Implications for The Socio-Historical
Cilinical Practice Approach. Psychology in Russia State of The Art. 2016;9(4):
p. 193-204

12. Opaas M., Hartmann E. Rorschach Assesment of Traumatized Refugees: An


Exploratory Factor Analysis. Journal of Personality Assesment. 2013;95(5): p.
457-470

13. Hayden, Brian C. Rorschach Cards. Journal of Personality Assesment.


1981;45(3): p. 226-229

14. Schwartz A.L. A Review of The Rorschach Inkblot Test: An Interpretive


Guide for Clinicians. Journal of Personality Assessment. 2014;96(4): p.482-
483

15. Porcelli P., Giromini L., Parolin L., Pineda J.A., Viglione D.J. Mirroring
Activity In The Brain and Movement Determinant in The Rorschach Test.
Journal of Personality Assesment. 2013;95(5): p. 444-456

16. Akavia N. Subjectivity in Motion: Life, Art and Movement in The Work of
Hermann Rorschach. Routledge Newyork. 2013

17. Exner J.E. The Rorschach: Basic Foundations and Principles of Interpretation
Volume 1. John Wiley Inc. 2002

32

Anda mungkin juga menyukai