Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nita Prabawati Kennedy

NIM : A102.11.036
Kelas : 3B1

M
I
K O
L
o
IDENTIFIKASI JAMUR KONTAMINAN
Identitas sampel : Kopi dan Oki Jelly Drink
I. Tujuan
Untuk mengetahui morfologi serta organ khas dari jamur kontaminan yang diamati
secara mikroskopis pada sampel yang diperiksa serta memahami cara diagnosa
dari jamur kontaminan

II. Prinsip
Sampel yang diperiksa diinokulasi ke media PDA kemudian diinkubasi pada suhu
25ºC selama 5 hari. Identifikasi jamur dilakukan secara mikroskopis dengan
penambahan reagen LPCB. Morfologi jamur akan berwarna biru.

III. Alat dan Bahan


1. Sampel Okky Jelly 6. Media PDA 11. Kertas
2. Sampel Kopi 7. Pembakar spiritus 12. Deck glass
3. Mikroskop 8. LPCB
4. Obyek glass 9. Selotip
5. Pinset 10. Korek api

IV. Cara Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Nyalakan pembakar spiritus
3. Ambil media PDA
4. Taburkan sampel bedak ke media PDA secukupnya
5. Bungkus media dengan kertas dan inkubasi pada suhu 25ºC selama 5 hari
6. Amati dan catat ciri khas koloni yang tumbuh
7. Ambil obyek glass yang telah ditetesi LPSB di atasnya
8. Rekatkan selotip pada koloni dengan menggunakan pinset
9. Letakkan selotip di atas tetesan LPCB, tutup dengan deck glass
10. Amati morfologi jamur kontaminan secara mikroskopis, gambar dan simpulkan
spesies jamur kontaminan yang ditemukan
V. HASIL :
A. Sampel Kopi :
Koloni 1 : Pengamatan secara Makroskopis :
Secara Mikroskopis a. Jenis koloni : kamir
Kamir b. Permukaan koloni : shinny
c. Warna koloni : kuning

Koloni 2 : Pengamatan secara Makroskopis :


Secara Mikroskopis a. Jenis koloni : kapang
Neurospora sitophila b. Permukaan koloni : cottony
c. Warna koloni : orange

Koloni 3 : Pengamatan secara Makroskopis :


Secara mikroskopis a. Jenis koloni : kapang
b. Permukaan koloni : powdery
c. Warna koloni : hijau
B. Sampel Oki Jelly Drink :
Koloni 1 : Pengamatan secara
Secara Mikroskopis makroskopis :
Penicillium sp. a. Jenis koloni : kapang
b. Permukaan koloni : powdery
c. Warna koloni : abu-abu

VI. Kesimpulan :
Pada sampel bedak tabur yang diperiksa, ditemukan jamur kontaminan
Penicilium sp, Neurospora sitophila, Khamir, Aspergillus sp.

VII. Pembahasan :
Dalam praktikum kali ini praktikan menemukan jamur Penicilium sp, Neurospora
sitophila, Khamir, Aspergillus sp.
Jamur Penicilium sp memiliki peranan merugikan dan menguntungkan. Dalam
dunia kesehatan jamur ini berguna dalam pembuatan antibiotik penicillin.
Kerugiannya adalah dapat merusak makanan, mengkontaminasi dan
menyebabkan penyakit.
Jamur Neurospora sitophila berasal dari kata neuron (= sel saraf), karena guratan-
guratan pada sporanya menyerupai bentuk akson. Jamur ini biasanya bermanfaat
dalam pembuatan oncom. Pertumbuhan kapang Neurospora ditandai dengan
pertumbuhan koloni warna jingganya yang khas, serta bentuk spora (konidia)
yang seperti tepung (Jacobson et al., 2004, Pandit & Maheshwari 1996, Perkins
2002).
Aspergillus sp secara mikroskopis dicirikan sebagai hifa bersepta dan bercabang
Keuntungan salah satunya adalah membantu dalam proses fermentasi dan
menghasilka kecap, namun jamur Aspergilus sp dapat menimbulkan penyakit
karena memproduksi toksin aflatoksin yang dapat menyebabkan keracunan
apabila termakan.
VIII. Daftar Pustaka :
1. Jawetz, Melnickdan Adelberg. 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:
EGC
2. Staf Pengajar Departemen parasitologi. Buku Ajar, Parasitologi
Kedokteran. Jakarta: FKUI
IDENTIFIKASI JAMUR PADA SAMPEL KLINIS

Identitas sampel : selotape kerokan kulit


I. Tujuan
Untuk mengetahui morfologi serta organ khas dari jamur kontaminan yang
diamati secara mikroskopis pada sampel yang diperiksa serta memahami cara
diagnosa dari jamur kontaminan

ii. Prinsip
Sampel yang diperiksa diinokulasi ke media PDA kemudian diinkubasi pada suhu
25ºC selama 5 hari. Identifikasi jamur dilakukan secara mikroskopis dengan
penambahan reagen LPCB. Morfologi jamur akan berwarna biru.

II. Alat dan Bahan


1. Sampel selotape rangen 5. Media PDA 9. Korek api
2. Mikroskop 6. Pembakar spiritus 10. Kertas
3. Obyek glass 7. LPCB 11. Deck glass
4. Pinset 8. Selotip 12. Ohse

III. Cara Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Nyalakan pembakar spiritus
3. Panaskan ohse sampai membara, tunggu sebentar
4. Ambil selotape rangen kaki dengan dipotong menggunakan gunting, letakkan
pada media PDA
5. Bungkus kertas, inkubasi pada suhu ruang selama 3 hari
6. Amati koloni yang tumbuh dan catat morfologinya
7. Siapkan objek glass yang ditetesi LPCB di atassnya
8. Ambil koloni dengan menggunakan selotip
9. Letakkan selotip di atas tetesan LPCB, tutup dengan deck glass
10. Amati dengan mikroskop, catat dan gambar morfologinya
IV. HASIL
Koloni 1 : Pengamatan secara makroskopis ;
Aspergillus sp. a. Jenis koloni : kapang
b. Permukaan koloni : flat atau
datar
c. Warna koloni : putih

V. KESIMPULAN
Pada sampel kerokan kulit kakik yang diperiksa ditemukan jamur Aspergillus sp.

VI. PEMBAHASAN
Jamur Aspergillus sp merupakan jamur oportunistik patogen, Kelainan yang
ditimbulkan berupa aspergilosis yaitu infeksi yang dapat mengenai
kulit, kuku dan alat dalam terutama paru. Selain itu, jamur ini juga dapat
menyebabkan alergi atau kolonisasi dalam paru. Jamur ini memiliki ciri-ciri
koloninya berwarna kuning, abu-abu atau coklat, berbentuk rantai
seperti kuas/bergerombol bulat, merupakan organisme kelompok
multiseluler dan membentuk konidia. Secara mikroskopis jamur ini
mempunyai hifa selebar 2,5- 8µm, bercabang seperti pohon atau kipas
dan miselium bercabang, sedangkan hifa yang muncul diatas
permukaan merupakan hifa fertil. Jamur jenis ini bereproduksi secara
aseksual dengan konidia.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Kuraesin, T., I. Sugoro, M.R. Pikoli, S.Hermanto dan P.Aditiawati. 2009.
Isolasi dan Seleksi Fungi Pelaku Solubilisasi Batubara
Subbituminus.Jurnal Biologi Lingkungan 3 (2).
ANGKA KAPANG KAMIR

Identitas Sampel : Kecap Kadaluarsa

I. TUJUAN mikologi
Untuk mengetahui jumlah angka kapang dan kamir dalam sampel yang diperiksa

II. ALAT DAN BAHAN


A. Alat B. Bahan
1. Cawan Petri 1. Sampel kecap
2. Pembakar spirtus 2. Alkohol
3. Dry Glaski 3. NA Plate
4. Clini pet 4. Spirtus
5. Blue tip

III. CARA KERJA


1. Mempersiapkan alat dan bahan yang hendak digunakan.
Membersihkan wadah sampel dengan alkohol 70% supaya steril,
mempersiapkan tabung reaksi sebanyak 4 buah yang berisi 9 ml NaCL
(Tulis dengan kode 1-4), mempersiapkan cawan petri sebanyak 4 buah
(Tulis dengan kode 1-4).
2. Menuang sampel kecap kadaluarsa ke dalam wadah secara aseptis.
3. Memipet sebanyak 1 ml sampel kecap dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kode 1, kemudian dihomogenkan. Dipipet 1 ml larutan di
masukkan ke dalam NA Plate kode 2 secara aseptis.
4. Memipet sebanyak 1 ml sampel kecap dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kode 2, kemudian dihomogenkan. Dipipet 1 ml larutan di
masukkan ke dalam NA Plate kode 2 secara aseptis.
5. Memipet sebanyak 1 ml sampel kecap dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kode 3, kemudian dihomogenkan. Dipipet 1 ml larutan di
masukkan ke dalam NA Plate kode 3 secara aseptis.
6. Memipet sebanyak 1 ml sampel kecap dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kode 4, kemudian dihomogenkan. Dipipet 1 ml larutan di
masukkan ke dalam NA Plate kode 4 secara aseptis.
7. Ratakan larutan dengan dry glasski, kemudian pipet larutan yang
tersisa di cawan petri dengan clinipet.
8. Menutup plate dengan solasi, kemudian di inkubasi selama ±1 minggu
dalam suhu 37°C.
9. Hitung kapang dan kamir dalam cawan petri, perhitungan
menggunakan syarat 10-150 koloni/ml sampel.
IV. HASIL
V. Kapang Khamir VI.
101 17 8 25
102 7 9 16
103 3 7 10
104 1 4 5

Rata-rata : 51/3 = 17 koloni/gram


Range = 10 - 150 koloni/gram
Hasil = 17 koloni/gram
= 1,7x101
V. KESIMPULAN
Pada sampel kecap kadaluarsa yang diperiksa angka kapang dan kamir
didapatkan 1,7x101

VI. PEMBAHASAN
Media yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah PDA (Potato Dextrose
Agar). PDA adalah suatu medium yang mengandung sumber
karbohidrat dalam jumlah cukup, yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang
dan 2% glukosa, sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir.
beberapa bakteri masih mungkin tumbuh pada PDA. Dengan menurunkan
pH PDA menjadi kira- kira 3,5, pertumbuhan bakteri akan terhambat
karena pada umumnya bakteri tidak dapat tumbuh pada pH kurang dari
4,0 yang telah diasamkan. Jumlah kapang dan khamir dapat dihitung
dengan metode hitung, Jika didalam media diduga mengandung bakteri
dalam jumlah tinggi, maka pertumbuhan bakteri dapat dihambat dengan
menambahkan asam tartarat 10% sterilkan ke dalam PDA setelah
sterilisasi. Jumlah yang ditambahkan biasanya adalah 1mL asam
tartarat 10% ke dalam setiap 100 mL PDA steril.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Mutiara, Meylisa. 2016. Uji angka Kapang/Khamir dan Angka Lempeng
Total Pada Jamu Gendong Temulawak di Pasar Tarumanegara
Magelang. Skripsi. Universitas Sanata Dharma

Anda mungkin juga menyukai