Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PESTISIDA

NAMA : I GEDE YUDI SAPUTRA


NIM : G011171314
KELAS : PESTISIDA - E

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
1. Sebutkan bagian-bagian sprayer dan fungsinya?
 Bagian – bagian sprayer adalah :
 Tangki (tank)
Merupakan tempat herbisida atau larutan lainnya diisikan. Volumenya dapat
berbedabeda tergantung dengan tipe dari sprayer masing-masing. Dari bahan plat
tahan karat,untuk menampung cairan.
 Pengaduk (agitator)
Untuk mengaduk larutan herbisida yang ada di dalam tangki. Pengadukan
dimaksukan agar suspensi atau campuran larutan herbisida dapat tersebar merata dan
tidak mengendap, sehingga tidak menyumbat nozzle.
 Unit pompa (pump)
Yang terdiri dari silinder pompa, dan piston dari kulit. Untuk memberikan tekanan
kepada larutan herbisida, sehingga larutan dapat dikeluarkan dari tangki dan mengalir
melalui selang dan keluar pada nozzle.
 Pengatur tekanan (pressure gauge)
Untuk mengatur tekanan terhadap besar kecilnya volume cairan yang dikeluarkan,
sesuai dengan kebutuhan.
 Saringan (strainer)
Untuk menyaring larutan yang akan dimasukkan ke dalam tangki. Hal ini dilakukan
supaya tidak ada zat lain yang terikut sehingga dapat merusak dan menyumbat nozzle.
 Penutup
Untuk menutup tangki, supaya pada saat dikerjakan tidak tumpah dan untuk menjaga
tekanan udara di dalam tangki.
 Tangkai pompa
Untuk memompa cairan.
 Saluran penyemprot
Terdiri dari kran, selang karet, katup serta pipa yang bagian ujungnya dilengkapi
nosel.
 Sabuk penggendong
Digunakan untuk menyandang sprayer pada punggung.
 Selang karet
Untuk menyalurkan larutan dari tangki ke nozzle.
 Piston pompa
Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
 Katup pengendali aliran cairan bertekanan yang ke luar dari selang karet.
 Laras pipa penyalur aliran cairan bertekanan dari selang menuju ke nosel.
 Nosel untuk mengontrol cairan pestisida yang keluar dari sisi semburan dan lain-lain.
2. Sebutkan 3 ciri-ciri sediaan suspensi, larutan dan emulsi, serta jelaskan hubungannya
dengan cara aplikasi ?
a. Larutan
Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat (unsur/molekul). Ketika
ditempatkan dalam air, kebanyakan zat akan terlarut dan zat yang terlarut ini
disebut soluble (dapat larut) dan yang lainnya yang tidak dapat larut
disebut insoluble(tidak dapat larut). Garam dan gula sangat mudah larut dalam air.
Dalam suatu larutan, zat yang menunjukkan jumlah yang lebih besar disebut dengan
pelarut dan zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut. Apa artinya bahwa suatu
zat terlarut dalam zat lainnya? Hal ini berarti bahwa molekul-molekul dari zat terlarut
terpisah dan terdistribusikan secara merata dalam pelarut. Zat tidak dapat larut
(insoluble) mempertahankan keadaannya agar tidak terdistribusi dalam pelarut. Biasanya
yang digunakan sebagai pelarut adalah air, karena kebanyakan zat padat akan terlarut
dalam air, tetapi sebenarnya hampir semua cairan dapat dijadikan pelarut. Zat terlarut
pun bisa berada dalam kondisi, padat, cair atau gas. Contoh larutan logam padat adalah
baja (Fe+C), kuningan (Cu+Zn) dan perunggu (Cu+Sn). Kedua komponen logam
tersebut saling elarutkan, sama seperti larutan dengan komponen cair atau gas.
Contohnya adalah karbondioksida yang ditambahkan ke dalam minuman agar berbuih.
Dalam air kolam, sungai dan juga laut, gas semisal oksigen, karbondioksida dan gas
lainnya masuk ke dalam larutan secara alami. Kehadiran gas-gas ini dalam air
memungkinkan adanya kehidupan dasar laut
b. Suspensi ( Campuran )
Bilamana kita mencampurkan gula dengan air maka akan didapatkan larutan, namun jika
kita mencampurkan pasir kedalam air, kita akan mendapatkan campuran. Ketika kita
mencampurkan garam dan pasir maka yang akan kita dapatkan juga adalah campuran.
Dengan menggunakan sepasang penjepit tipis akan dimungkinkan untuk memisahkan
butiran pasir dari air atau sepotong batubara dari bubuk campuran, tetapi hal ini tidak
dapat dilakukan untuk memisahkan molekul-molekul gula dari air, karena ukurannya
yang sangat kecil. Karena hal itulah yang membedakan suatu campuran dengan larutan.
Dalam suatu campuran partikel-partikelnya berukuran cukup besar, sehingga mungkin
untuk dipisahkan dengan menggunakan metode mekanik. Misalnya dengan
menggunakan ayakan campuran dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian penyusunnya.
Tetapi hal ini tidak bisa dilakukan terhadap larutan dikarenakan ukurannya yang sangat
kecil. Untuk memisahkan komponen dalam larutan harus menggunakan metode fisika
seperti destilasi. Jadi campuran tersusun dari pertikel-partikel yang berukuran cukup
besar, sedangkan larutan tersusun dari partikel-partikel yang sangat kecil. Suspensi yang
kadang kita temui, misalnya minuman kopi/ teh tubruk yang ampasnya bisa kita saring.
c. Emulsi
Pada larutan, partikel-partikel tersebar secara merata, tetapi tidaklah terjadi pada
campuran. Dalam campuran molekul-molekul tidak terpisah dan menyisakan partikel
padat. Dari bagian ini terlihat ukurannya, bahwa larutan terbentuk dari partikel-partikel
yang sangat kecil dan campuran terbentuk dari partikel-partikel yang cukup besar.
Koloid adalah kondisi pertengahan, antara campuran dan larutan. Pada koloid terjadi
dispersi (penyebaran) partikel-partikel kecil tetapi bukan berukuran molekul. Hal yang
membedakan koloid dari larutan dan campuran adalah pada ukurannya. Koloid adalah
tersebarnya partikel-partikel kecil dengan ukuran 10-7 sampai 10-5 cm. Jika partikel yang
lebih besar dari 10-5 cm maka disebut dengan campuran dan jika ukuran partikel lebih
kecil dari 10-7 cm maka disebut dengan larutan.

Berdasarkan uraian diatas, maka pengaplikasian berbagai bentuk formulasi pestisida


harus sesuai dengan ukuran pori nosel. Semakin besar ukuran partikel suatu formulasi
maka semakin besar ukuran pori nosel yang harus dipilih, begitupun sebaliknya.
3. Jabarkan maksud dari LD50 = 500mg/kg dan LC96 = 2ml/l ?
 LD50 = 500mg/kg berarti dosis sebanyak 500mg/kg menyebabkan kematian
sebanyak 50% pada organisme uji. Seperti contoh berat organisme uji yaitu 50 kg
akan memiliki kemungkinan kematian sebesar 50% saat mengkonsumsi suatu bahan
aktif sebanyak 25 gr. (50 kg (berat) x 500mg/kg (dosis) = 25.000 mg setara dengan
25 gr.
 LC96 = 2ml/l berarti konsentrasi yang menyebabkan kematian sebanyak 50% dari
organisme uji pada pengamatan di air dan udara dengan waktu pengamatan selama
96 jam.
4. Berikan masing-masing 5 gambar cara penggunaan dan penyemprotan pestisida yang
benar dan salah !


Pengaplikasian pestisida hendaknya memakai kacamata pelindung dan topip yang
menutupi bagian wajah.


Pengaplikasian pestisida hendaknya memakai pakaian yang tertutup dan memiliki
bahan yang anti dan tahan dengan bahan kimia.


Proses penyemprotan pestisida hendaknya memerhatikan tekanan dan jenis nosel,
agar tidak terjadi pemborosan karena proses run-off akibat dari salah alat, tekanan
pompa dan jenis nosel.


Pada saat pengaplikasian pestisida harusnya memakai sarung tangan tahan bahan
kimia dan jika memungkinkan memakai alat bantuan pernapasan.


Pada proses aplikasi pestisida harus mengetahui arah angin. Jangan menyemprot
pestisida melawan arah angin, karena dapat mengenai tubuh.
5. Mahasiswa membuat cairan pestisida Curacron 500 EC dengan konsentrasi 0,2%
sebanyak 100 ml (asumsi 1gr =1 ml). Berapa ml pestisida dan air yang dibutuhkan?
Berapa konsentrasi bahan aktif dalam cairan semprot?
 Curacron 500 EC mengandung bahan aktif Profenofos 500g/l. Kata lain, dalam 1000
ml terdapat 500 gr bahan aktifnya. Jadi dalam 1 ml pestisida terdapat 0,5 gr
Profenofos.
 Jika sebanyak 100 ml larutan dengan konsentrasi Curacron 0,2 % maka jumlah
Curacron yang diperlukan yaitu
Jumlah pestisida = 40 ml, karena dalam 1 ml Curacron terdapat 0,5 gr Profenos, jadi
untuk mendapatkan 20 gr bahan aktifnya dibutuhkan 40 ml.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Konsentrasi = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑧𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
20
= 100 = 0,2%

 Air yang dibutuhkan sebanyak 100 ml, jika yang dibutuhkan sebanyak 1000 ml,
maka kebutuhan Curacron yaitu 400 ml.
 Konsentrasi bahan aktif dalam cairan jadi sebanyak 1000 ml yaitu 200gr Profenofos.

Anda mungkin juga menyukai