Anda di halaman 1dari 2

A critical Review Of The Rapidly Developing Renewable Energy and Energy Efficiency

Policies

Renewable energi dan efisiensi energi REE memberi dampak yang luas untuk kemanan
energi, perunahan iklim, daya saing,ekonomi, polusi dan kehidupan manusia. Hal ini yang
memnyebabkan prioritas nasional orang-orang cina, sejak pada pemerintahan tahun 2005. Dalam
kebijakan ini terdapat lima isu yang sangat signifikan di cina. Yang pertama adalah tentang ketahanan
energi, yang selama tiga dekade terakhir ini cina mengalami pembangunan ekonomi berkelanjutan
sehingga menyebab kan kenaikan kebutuhan energi hal ini membuat cina mengalami peningkatan
ketergantungan impor minyak. Kedua, perubahan iklim juga menjadi faktor untuk kebijakan REEE.
Negara cina yang masih berstatukan negara berkembang dan secara historis emisi rendah, cina
mengalami tekanan internasional untuk mengontrol emisi karbon, yang memiliki diintensifkan sejak
cina melampaui Amerika Serikat sebagai pencemar karbon terbesar didunia. Hal ini yang menjadi
kekhawatiran masyarakat tentang perubahan iklim yang terjadi.

Ketiga, kebijakan REE menjadi pengaruh daya saing ekonomi seperti halnya dalam
pembuatan produkrenewable energi yang telah ditetapkan pemerintah sebagai industri pilar yang
nantinya diharapakn menjadi pemimpin global dan pengekspor teknologi hijau. Masalah keempat,
pembakaran bahan bakar fosil berdampak pada ekosistem lingkungan sekitar seperti air, udara, tanah.
Kelima, permasalahan terahkir ini mengacu pada mata pencaharian masyarakat. Meskipun
perkembangan sangat cepat, banyak penduduk di pedesaan cina yang masih menggunakan energi
biomassa tradisional untuk kehidupan sehari-hari. Renewable energi, seperti fotovoltaik dan pemanas
air tenaga surga dapat meningkatkan mata pencaharian masayarakat di daerah tertinggaldi cina.

Dari isu-isu ini pemerintah tiongkok akhirnya mengeluarkan upaya untuk mengembangkan
dan merepakan kebijakaan REEE. Kebijakan REEE di cina berbeda dengan kebijakan di Amerika
Serikat yang bergantung pada eksperimen kebijkan tingkat negara, sedangkan di Eropa diaman badan
Uni Eropa memainkan peran yang signifikan dalam REEE policymaking.

Kesimpulan ini adalah yang pertama, meski kebijakan REEE telaah efektif dalam merangsang
pertumbuhan listrik renewable masih tidak adanya kejelasan efisien untuk memenuhi tujuan
renewable jangka panjang cina, yang bertujuan untuk meningkatkan hingga 15% di tahun 2020.
Pembaruan RPS yang ada harus terus ditingkan dan laju FIT surya juga harus ditingkatkan. Meskipun
dalam meningkatkan FIT surya memerlukan bayak biaya dan melihat kondisi saat ini rendahnya biaya
tambahan, seharusnya dapat mengatasi dengan cara yang efisien yang tidak terlalu menekan biaya
hidup. Kedua, pemerintah harus meningkatkan pendanaan pada REEE, terlebih pada membantu usaha
kecil untuk meningkatkan efisiensi energi merka. Ketiga, pemerintah dapat lebih jauh mendukung
bisnis kecil dengan cara mempromosikan penggunaan perusahaan jasa energi (ESCO) dan kotrak
kinerja energi.
A critical Review Of The Rapidly Developing Renewable Energy and Energy Efficiency
Policies
Renewable energy and energy efficiency REE has a broad impact on energy security, climate
change, competitiveness, economy, pollution and human life. This has caused the national priorities of
the Chinese people, since the government in 2005. In this policy there are five very significant issues
in China. The first is about energy security, which for the past three decades China has experienced
sustainable economic development which has caused an increase in energy demand, which has made
China experience an increase in dependence on oil imports. Second, climate change is also a factor for
REEE policies. China, which still has developing countries and historically low emissions, China is
experiencing international pressure to control carbon emissions, which has intensified since China
surpassed the United States as the world's largest carbon polluter. This is the concern of the
community about climate change that occurs.

Third, the REE policy is an influence of economic competitiveness as well as in the


production of energy-capable products that have been set by the government as a pillar industry which
is expected to become a global leader and exporter of green technology. The fourth problem, burning
fossil fuels has an impact on the ecosystem of the surrounding environment such as water, air,
land. Fifth, this last problem refers to people's livelihoods.Despite the rapid development, many
people in rural China still use traditional biomass energy for everyday life. Renewable energy, such as
photovoltaics and paradise water heaters can improve the livelihoods of people in the highest areas of
China.

From these issues the Chinese government finally issued an effort to develop and replicate the
REEE policy. REEE policies in China are different from policies in the United States which depend
on state-level policy experiments, while in Europe the EU agencies play a significant role in
policymaking REEE.

This conclusion is the first, even though the REEE policy is effective in stimulating
renewable electricity growth, there is still no efficient clarity to meet China's long-term renewable
goals, which aims to increase up to 15% in 2020. The renewal of existing RPS must be increased and
the pace Solar FIT must also be improved. Even though increasing FIT solar requires a lot of costs
and seeing the current conditions of low additional costs, it should be able to overcome it in an
efficient way that does not significantly reduce the cost of living. Second, the government must
increase funding for REEE, especially in helping small businesses to improve their energy
efficiency. Third, the government can further support small businesses by promoting the use of energy
service companies (ESCOs) and contracting energy performance.

Anda mungkin juga menyukai