Ni Luh Djelantik
Ni Luh Djelantik
Ni Luh Djelantik
Manajemen Keuangan di Industri Ni Luh Djelantik
Disusun oleh :
Afonso Cardoso L. Vaz
1.16.1.11083
Di awal pendirian, Niluh membutuhkan waktu hingga 2 bulan untuk menyelesaikan satu
desain sepatu. Alokasi waktu paling lama untuk berdiskusi dengan pengrajin. Untuk
membedakan dengan produsen sepatu lainnya, Nilou fokus ke pembuatan sepatu dengan tumit
antara 10 cm hingga 12 cm. Menurut Niluh, sepatu tumit tinggi yang baik adalah sepatu yang
tetap nyaman dipakai meski sudah dipakai selama 8 jam, bukan 10 menit. Itu sebabnya, Niluh
begitu peduli pada proses pembuatan. Satu tukang, jelas dia, bertanggung jawab untuk
menyelesaikan sepasang sepatu. Dari memotong bahan, menjahit, hingga membentuk hak sepatu.
Tak masalah jika dalam satu hari workshop-nya hanya bisa memproduksi satu pasang sepatu.
Sebab, kualitas produk jauh di atas kuantitas.
Berikut ini adalah bahan-bahan yang di perlu untuk menbuat sepasang sepatu :
a) Barang
1. Cetakan sepatu dari kayu/plastik yang menyerupai kaki
2. Mesin seset, jika bahan sepatu tebal seperti kulit tebal dan bahan imitasi lainnya
3. Palu khusus pembuatan sepatu
4. Tang jepit
5. Paku khusus pembuatan sepatu
6. Kompor dan minyak tanah
7. Open sederhana
8. Mesin Gerinda jika sepatu terbuat dari kulit
9. Pisau seset (pangot)
10. Mesin jahit
b) Bahan
1. Kulit atau bahan lain yang bisa dibentuk menjadi kap sepatu
2. Lem kuning
3. Lem putih
4. Kertas pengeras
5. Bensin
6. Sol sepatu
7. Benang nilon
8. Pen khusus
9. Bontek (alas dalam untuk pasangan penempelan kap sepatu)
Manajemen keuangan adalah suatu strategi yang dilakukan perusahaan sebagai upaya
untuk efisiensi pajak penghasilan dengan cara memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar
sesuai undang-undang . Cao dan Xu (2009) menyatakan bahwa, suatu perusahaan memiliki
ruang besar untuk melakukan efisiensi pajak atas pajak penghasilan mereka karena pajak
penghasilan perusahaan menempati status yang penting dalam pembayaran pajak. Sebagian besar
pengusaha dalam dunia bisnis sering mengidentikkan pajak sebagai biaya, sehingga para
pengusaha akan melakukan usaha-usaha untuk meminimalkan biaya pajaknya agar laba
perusahaan menjadi optimal.
Apalagi dewasa ini persaingan antara perusahaan di seluruh dunia bahkan tidak terkecuali
di Indonesia sangat ketat, sehingga perusahaan akan melakukan segala upaya untuk bisa menang
dalam Suandy (2011:8) menyatakan, manajer wajib menekan biaya pajak seoptimal mungkin
untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan dengan melakukan pengelolaan
kewajiban perpajakan. Pengelolaan kewajiban perpajakan ini dilakukan dengan melakukan suatu
manajemen pajak (tax management) yang merupakan bagian dari manajemen keuangan,
sehingga tujuan dari manajemen pajak harus sejalan dengan tujuan dari manajemen keuangan,
yaitu memperoleh likuiditas dan laba yang memadai.
Seperti yang di katakan Bu Ni luh sebagian bahan-bahan yang di butuhkan untuk
membuat sepasang sepatu diimpor dari negara lain. Bahan dan material harus di impor karena di
dalam negeri belum tersedia komponen-komponen dengan kualifikasi standar internasional.
Baha baku dan material Ni Luh Djelantik masih ada yang harus di impor dari Italia dan Perancis,
sehingga membuat harga sepatu menjadi tiga kali lipat dibandingkan brand Eropa yang notabene
menggunakan komponen lokal. Untuk diperlukan agar meminimalkan jumlah beban pajak dapat
dilakukan dengan berbagai cara baik cara penghindaran pajak (tax avoidance) maupun dengan
cara penggelapan pajak (tax evasion). Penghidaran pajak (tax avoidance) merupakan istilah
dalam perencanaan pajak yang digunakan untuk menandakan bahwa pembayar pajak telah
menggunakan skema yang sah untuk mengurangi kewajiban perpajakan mereka (Potas, 1993).
Menurut Logue (dalam Mclaren 2008), secara sederhana penghindaran pajak (tax avoidance)
dapat didefinisikan sebagai mengatur segala urusan perpajakan perusahaan untuk meminimalkan
pajak dengan cara yang konsisten dengan hukum, sedangkan penggelapan pajak (tax evasion)
melibatkan sebuah unsur kesengajaan untuk melanggar hukum dalam pembayaran pajak.
Menurut Adawiah (2011), untuk melaksanakan tax avoidance secara baik dan tidak terjebak ke
dalam tax evasion, maka diperlukan adanya suatu manajemen pajak (tax management).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan adanya kunjungan industri ke PT. Ni Luh Djelantik, penulis dapat melihat dan
memahami langsung bagaimana kegiatan produksi yang dikelola oleh PT. Ni Luh Djelantik.
Berawal dari berbagai macam halangan dan rintangan akhirnya PT. Ni Luh Djelantik dapat
berkembang pesat menjadi industri sepatu karya anak bangsa dengan kerajinan tangan. Dengan
mengedepankan kualitas, karakter dan literasi menjadi fondasi perusahaan hingga membanggun
industri yang sangguh persaing dalam menekspor produk lokal yang elegan di pasar global.
Semoga dengan terlaksananya kunjungan industri di PT. Ni Luh Djelantik dapat menambah
wawasan kita mengenai kegiatan sistem produksi dan menekspor produk lokal.
Adawiah, Diyah. 2011. Analisis Penerapan Perencanaan Pajak atas Biaya Kesejahteraan
Karyawan pada Yayasan Al – Muhajirin Kota Depok. Skripsi Jurusan Akuntansi
Fakulttas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta.
Cao, Hongceng & Xiaohui Xu. 2009. Study on The Tax Planning Enterprise Income Tax.
International Journal of Business and Management, 4(5), Mei 2009.
https://id.wikipedia.org/wiki/Niluh_Djelantik
https://swa.co.id/swa/headline/ni-luh-djelantik-raja-sepatu-kulit-handmade-dari-bali