Anda di halaman 1dari 18

TUGAS II

SISTEM PENDINGINAN MOTOR BAKAR


DAN
SISTEM PENGAPIAN MOTOR BAKAR

Oleh :

Nama : Asep Uhan Sugandi

NRP : 173030045

Tanggal : Rabu, 10 April 2019

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2019
Pendahuluan

Kerja sebuah engine diesel sangat dipengaruhi oleh sistem pendingin, khususnya di
dalam dunia pertambangan di mana jam kerja engine digunakan secara maksimum oleh
operator untuk melakukan aktifitas kerjanya, disamping itu juga dipengaruhi oleh cuaca dan
kondisi area yang tidak menutup kemungkinan terjadi suatu masalah pada alat-alat yang
digunakan seperti engine diesel yang sering kali mengalami masalah overheating.

Pembakaran yang terjadi di dalam engine akan menghasilkan panas. Panas dari hasil
pembakaran ini di dalam ruang bakar dapat mencapai 3500oF atau 1927oC. dan kurang lebih
1/3 bagian dari panas ini digunakan untuk menggerakkan engine, 1/3 bagian hilang terbawa
oleh gas buang yang keluar dari engine dan 1/3 bagian lagi diserap oleh cooling system.

Adapun prinsip kerja dari sistem pendingin engine adalah mensirkulasikan cairan
pendingin atau coolant ke seluruh bagian engine untuk menyerap panas yang dihasilkan oleh
pembakaran dan gesekan dengan memanfaatkan perpindahan panas, Jika engine mengalami
overheating, maka kinerjanya pun akan terganggu dan akibatnya yaitu engine tersebut akan
low power, usia engine akan lebih pendek, engine akan mudah rusak dan konsumsi bahan
bakar akan lebih banyak atau boros. Hasilnya akan membuat kerugian pada pihak pemilik
kendaraan atau unit itu sendiri.

Pada sistem pengapian konvensional energi untuk menyalakan bahan bakar


mempunyai batas-batas tertentu, loncatan bunga api yang dihasilkan dari busi besar kecilnya
tergantung dari besar kecilnya tegangan listrik dan kondisi kontak platina.
Sedangkan rangkaian dari sistem elektronik dikemas khusus sehingga tidakmudah
untuk ditiru. Jika terjadi kerusakan pada salah satu komponen maka sistem pengapian akan
rusak.
Sistem Pendinginan Motor Bakar

I. Pengertian

Sistem pendinginan dalam mesin kendaraan adalah suatu sistem yang berfungsi
untuk menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal. Mesin pembakaran
dalam (maupun luar) melakukan proses pembakaran untuk menghasilkan energi dan
dengan mekanisme mesin diubah menjadi tenaga gerak. Mesin bukan instrumen dengan
efisiensi sempurna, panas hasil pembakaran tidak semuanya terkonversi menjadi energi,
sebagian terbuang melalui saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh material
disekitar ruang bakar. Mesin dengan efisiensi tinggi memiliki kemampuan untuk konversi
panas hasil pembakaran menjadi energi yang diubah menjadi gerakan mekanis, dengan
hanya sebagian Proses pembakaran yang berlangsung terus menerus dalam mesin
mengakibatkan mesin dalam kondisi temperatur yang sangat tinggi. Temperatur sangat
tinggi akan mengakibatkan desain mesin menjadi tidak ekonomis, sebagian besar mesin
juga berada di lingkungan yang tidak terlalu jauh dengan manusia sehingga menurunkan
faktor keamanan. Temperatur yang sangat rendah juga tidak terlalu menguntungkan dalam
proses kerja mesin. Sistem pendinginan digunakan agar temperatur mesin terjaga pada
batas temperatur kerja yang ideal.

Prinsip pendinginan adalah melepaskan panas mesin ke udara, tipe langsung


dilepaskan ke udara disebut pendinginan udara (air cooling), tipe menggunakan fluida
sebagai perantara disebut pendinginan air.

II. MACAM – MACAM SISTEM PENDINGIN

Macam-macam Sistem Pendingin yang biasa digunakan pada motor ada dua
macam, yaitu sistem pendingin udara dan sistem pendingin air. Panas yang dihasilkan oleh
proses pembakaran di dalam mesin dirubah menjadi tenaga gerak. Namun kenyataannya
hanya sebagian dari panas tersebut yang dimanfaatkan secara efektif. Panas yang
diserap harus dengan segera dibuang ke udara luar, sebab jika tidak maka mesin akan
terlalu panas dan komponen motor cepat aus. Untuk itu pada motor dilengkapi beberapa
Macam Sistem Pendingin dengan sistem pendingin yang berfungsi untuk mencegah
panas yang berlebihan.
A. SISTEM PENDINGIN UDARA

Pada sistem ini panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dan udara
dIdalam silinder sebagian dirambatkan keluar melalui sirip-sirip pendingin yang
dipasang di luar silinder dan ruang bakar tersebut. Panas tersebut selanjutnya
diserap oleh udara luar yang temperaturnya jauh lebih rendah dibanding
temperatur sirip pendingin. Untuk daerah mesin yang temperaturnya tinggi yaitu di
sekitar ruang bakar diberi sirip pendingin yang lebih panjang dibanding di daerah
sekitar silinder.
Udara yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin harus berbentuk aliran atau
udaranya harus mengalir agar temperatur di sekitar sirip tetap rendah sehingga
penyerapan panas tetap berlangsung secara sempurna. Aliran uadara ini
kecepatannya harus sebanding dengan kecepatan putar mesin agar temperatur
ideal mesin dapat tercapai sehingga pendinginan dapat berlangsung dengan
sempurna.
Untuk menciptakan aliran udara, ada dua cara yang dapat ditempuh yaitu
menggerakkan udara atau siripnya. Apabila sirip pendinginnya yang digerakkan
berarti mesinnya harus bergerak seperti mesin yang dipakai pada sepeda motor.
Untuk mesin-mesin stasioner dan mesin-mesin yang penempatannya sedemikian
rupa sehingga sulit untuk mendapatkan aliran udara, maka diperlukan blower yang
fungsinya untuk menghembuskan udara. Penempatan blower yang digerakkan oleh
poros engkol memungkinkan aliran udara yang sebanding dengan putaran mesin
sehingga proses pendinginan dapat berlangsung sempurna.

Sistem Pendingin Udara


B. SISTEM PENDINGIN AIR

Pada sistem ini, panas dari hasil proses pembakaran bahan bakar dan udara
dalam ruang bakar dan silinder sebagian diserap oleh air pendingin setelah melalui
dinding silinder dan ruang bakar. Oleh karena itu di bagian luar dinding silinder
dan ruang bakar dibuat mantel-mantel air (water jacket). Panas yang diserap oleh
air pendingin pada water jacket selanjutnya akan menyebabkan naiknya temperatur
air pendingin tersebut. Apabila air pendingin tersebut tetap berada pada mantel air,
maka air akan cenderung mendidih dan menguap. Hal tersebut dapat dihindari
dengan jalan mengganti air tersebut dengan air yang masih dingin sedangkan air
yang telah panas harus dialirkan keluar dari mantelnya dengan kata lain harus
bersirkulasi. Sirkulasi air tersebut ada dua macam yaitu sirkulasi alam atau thermo
syphon dan sirkulasi dengan tekanan.
Kebanyakan mobil menggunakan sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan
(forced circulation), sedangkan sepedamotor umumnya menggunakan sistem
pendingin udara. Untuk selanjutnya pada modul ini akan dibahas sistem pendingin
air dengan sirkulasi tekanan.

Sistem Pendingin

1. Fungsi Sistem Pendingin

Cooling system adalah suatu sistem yang terdapat pada engine yang mempunyai
fungsi untuk mereduksi panas yang dihasilkan oleh engine serta menjaga suhu engine
agar tetap pada temperatur kerjanya.

Tujuan dari cooling system itu sendiri adalah mempertahankan suhu engine agar
tetap pada temperatur kerjanya sehingga kinerja engine itu sendiri akan optimal atau
efisiensinya akan baik. Jika sistem ini tidak bekerja sesuai dengan tugasnya, maka akan
terjadi kerusakan yang berat.

Prinsip kerja dari cooling system adalah mensirkulasikan coolant ke seluruh


bagian engine untuk menyerap panas yang dihasilkan oleh pembakaran dan gesekan
dengan memanfaatkan prinsip perpindahan atau transfer panas. Panas selalu bergerak dari
sumber panas ke sasaran yang suhunya lebih rendah. Sumber panas dan sasaran ini dapat
berupa besi, cairan, ataupun udara. Intinya terletak pada perbedaan suhu relatif diantara
keduanya. Semakin besar perbedaan suhunya maka semakin besar pula panas yang
dipindahkan. Setiap komponen cooling system memegang peranan dalam hal ini.

Dalam engine terjadi pembakaran, pembakaran ini menhasilkan suhu dalam ruang
bakar kurang lebih 3500oF atau 1927oC. Tetapi hanya 33% bagian dari total panas
dimanfaatkan untuk menjadi tenaga penggerak, 30% bagian dibuang melalui gas buang
sisa pembakaran atau exhaust, 7% dipancarkan langsung ke udara di sekitar engine
(radiasi dengan udara sekitar), dan sisanya harus mampu diserap oleh cooling system.

2. Bagian – Bagian Sistem Pendingin

Nama Komponen :
1. Radiator
2. Slang Karet (upper hose)
3. Slang Karet (lower hose)
4. Thermostat
5. Kipas (fan)
6. Pompa Air (water pump)
7. Kantong air (Water Jacket)

Fungsi Komponen-komponen Sistem Pendinginan Mesin :

Radiator berfungsi mendinginkan cairan pendingin yang


telah menjadi panas setelah melalui saluran water jacket.

radiator

Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan dan menstabilkan


tekanan air dalam sistem pendinginan (mengatur tekanan air)

radiator cap

Reservoir berfungsi sebagai persediaan air dan untuk


menyeimbangkan perbedaan volume air pendingin akibat
panas

reservoir
Slang Karet (upper hose dan lower hose ) berfungsi
memindahkan air pendingin dari/ke water jacket melalui
radiator

hose

Thermostat berfungsi sebagai katup yang membuka dan


menutup secara otomatis sesuai temperatur cairan pendingin.

thermostat

Kipas Pendingin (fan) berfungsi menambah pendinginan


pada radiator untuk membantu mempercepat penyerapan
radiasi panas ke udara luar.

fan

Pompa Air (water pump) berfungsi mengirimkan cairan


pendingin melalui sistem pendingin dengan tekanan.

water pump

Kantong Air (Water Jacket) berfungsi sebagai tempat


bersirkulasinya air pendingin di dalam mesin untuk
menyerap panas pembakaran secara langsung.

water jacket
3. Sirkulasi Air Pendingin

Pembakaran yang terjadi di dalam silinder dapat mecapai temperatur + 2500 C. proses
pembakaran ini terjadi berulang – ulang.Oleh karena itu komponen – komponen engine
menjadi panas.Untuk menjaga agar kondisi mesin tetap dapat bekerja dengan normal, kepala
silinder, blok silinder, torak mekanik katup, katub dan kelengkapannya perlu mendapat
pendinginan yang cukup, agar kekuatan materialnya tetap stabil.

Pada motor bahan energi termal hasil pembakaran yang diubah menjadi energi
mekanik hanya 35 – 40%. Sebagian panas diserap oleh fluida pendingin, terbawa keluar
bersama – sama gas bekas, diserap oleh minyak pelumas, diserap oleh komponen – komponen
utama engine. Pendinginan merupakan suatu kebutuhan bagi engine, tapi apabila ditinjau dari
segi pemanfaatan energi terma, pendinginan itu suatu kerugian.Meskipun demikian
pendinginan pada suatu motor mutlak diperlukan supaya temperatur kerja dapat
dipertahankan.

4. Kemungkinan Kerusakan Yang Dialami Sistem Pendingin

Berikut adalah kerusakan-kerusakan yang terjadi, penyebab dan penanggulangannya.

 Terjadinya overheating akibat endapan lumpur, karat (rust), pitting atau cavitation-
erosion, dan tersumbatnya tube pada radiator, aftercooler, dan oil cooler umumnya
disebabkan oleh kualitas air sebagai bahan dasar penyusun coolant yang buruk atau
tidak sesuai spesifikasi dan konsentrasi additives yang tidak sesuai spesifikasi. Untuk
itu gunakan air sebagai bahan penyusun coolant sesuai spesifikasi dan konsentrasi
additives yang sesuai spesifikasi pula.
 Terjadinya karat (rust) dapat disebabkan pula oleh derajat keasaman (pH) coolant
yang dibawah spesifikasi sehingga coolant menjadi sangat korosif. Untuk itu selalu
periksa pH-nya.
 Terjadinya pitting dapat disebabkan oleh derajat keasaman (pH) coolant yang tidak
sesuai spesifikasi, baik lebih tinggi atau lebih rendah. Jika lebih rendah dari
spesifikasi, maka cenderung menyerang komponen cooling system yang berbahan
besi, namun jika diatas spesifikasi, maka cenderung menyerang komponen cooling
system yang berbahan tembaga atau aluminium. Untuk itu selalu periksa pH coolant.
 Terjadinya overheating akibat terdapatnya oli didalam coolant atau sebaliknya dan
pitting atau cavitation-erosion umunya disebabkan oleh rendahnya tekanan didalam
sistem, baik terjadinya kebocoran pada radiator cap atau kebocoran pada sambungan
atau hose. Untuk itu sebelum menghidupkan engine selalu periksa sekeliling untuk
memantau apabila terjadi kebocoran pada sambungan atau hose dan selalu periksa
radiator cap untuk memeriksa walaupun secara visual kondisi seal apakah masih
dalam kondisi yang baik atau tidak, dilihat secara visual cukup karena seal tersebut
terbuat dari karet (rubber) sehingga mudah melihat kerusakannya.

5. Permasalahan Yang Ditimbulkan Oleh Sistem Pendingin

1. Terjadi Over cooling (mesin dingin)


Terjadi over cooling dapat diamati pada temperatur air pendingin yang selalu
0 0
rendah (jauh di bawah temperatur ideal yaitu 80 C - 90 C), sehingga terjadi kenaikan
kerugian karena pendingin (cooling loss). Adanya cooling loss berarti daya mekanis
yang dihasilkan sudah pasti berkurang, tetapi pada mesin tidak terasa, yang lebih
terasa adalah adanya kenaikan pemakaian bahan bakar. Jadi over cooling tidak
berakibat menurunnya daya mekanis mesin yang dihasilkan melainkan naiknya
konsumsi bahan bakar yang diperlukan mesin. Gejala atau troubleshooting yang biasa
yang terjadi adalah:

a. Thermostat rusak
Sebagai komponen yang berfungsi mengatur masuknya air pendingin yang
masuk ke dalam water jacket agar didapatkan suhu mesin yang sesuai dan apabila
pada alat ini terjadi kerusakan dapat mengakibatkan mesin menjadi dingin atau
sebaliknya. Thermostat tersebut tidak bisa bekerja dengan baik artinya thermostat
membuka terus, karena alat tersebut tidak bisa menutup saat mesin dingin, ini berarti
thermostat rusak dan harus diganti.

b. Udara luar yang terlalu dingin


Udara dingin menjadikan mesin itu terlalu dingin, penyebabnya putaran kipas
elektrik terlalu tinggi,. Cara mengatasinya dengan periksa, perbaiki dan ganti kipas
bila diperlukan.

.
2. Terjadi Overheating
Suhu mesin terlalu panas menyebabkan komponen-komponen mesin
mengalami pemuaian yang melebihi kemampuannya dan mengakibatkan deformasi
bahan sebagai contoh pada seal head. Over heating biasanya disebabkan karena :
a. Kekurangan air pada sistem pendinginan.
Air merupakan media yang digunakan untuk menyerap panas pada mesin, jika
jumlah air pada sistem pendinginan kurang menyebabkan pendinginan pada mesin
tidak optimal. Kekurangan air pada sistem pendinginan yang jika diteruskan
menyebabkan over heating.

b. Tabung-tabung radiator tersumbat atau terhambat.


Air yang menyerap panas pada mesin sebsgian volume yang mampu
didinginkan oleh radiator tidak mengalir, karena tabung-tabung pada radiator
tersumbat dan menyebabkan mesin menjadi panas.

c. Thermostat motor tidak membuka sepenuhnya.


Air yang telah panas tidak bisa didinginkan dengan lancar ke radiator,
dikarenakan thermostat tidak berfungsi secara optimal hal ini yang menyebabkan over
heating pada mesin.

Sistem Peangapian Motor Bakar

A. System Pengapian Konvensional


Sistem pengapian konvensional adalah sistem pengapian masih menggunakan
kontak pemutus (brake point/platina) untuk menghubungkan dan memutuskan arus
primer ignition coil. Sistem pengapian ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu,
sistem pengapian konvensional baterai dan sistem pengapian konvensional magnet.

Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah menyediakan percikan


bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam
ruang bakar engine.

Sistem pengapian ini umumnya digunakan pada mobil. Pada sepeda motor hampir
tidak digunakan lagi.
Adapun kompoenen dari sistem pengapian ini adalah:

a. Baterai

Baterai

Kegunaan :

Sebagai penyedia atau sumber arus listrik

b. Kunci Kontak

Kunci kontak

Kegunaan pada sistem pengapian:

Menghubungkan dan memutuskan arus


listrik dari baterai ke sirkuit primer.

c. Coil Ignition

Secara fisik konstruksi koil mirip dengan


trafo, yang dirancang untuk pengoperasian
saluran rendah. Dari sudut fungsinya, koil
pengapian merupakan sumber daya nyata
dari tegangan pembakaran. Ignition coil
berfungsi untuk merubah arus listrrik 12
volt yang diterima dari baterai menjadi
tegangan tinggi (10 Kv atau lebih) untuk
menghasilkan loncatan bunga api
 Koil terdiri dari inti besi (core) yang
terbuat dari baja silicon tipis, pada inti
besi dikelilingi oleh kumparan yang
digulung secara ketat.
 Kumparan Sekunder terbuat dari
kawat tembaga tipis dengan diameter
penampang( 0,05 – 0,1 mm) dengan
jumlah lilitan 15.000 sampai 30.000
kali lilitan. Kumparan primer

 Kumpran primer terbuat dari kawat tembaga yang relatif tebal ( 0,5 – 1,0
mm) yang dililit 150-300 kali mengelilingi kumparan sekunder.
 Antara lapisan kumparan yang satu dengan yang lain dilapisi dengan kertas
khusus yang mempunyai tahanan sekat yang tinggi.
Ruangan kosong di dalam tabung diisi dengan cairan minyak yang berfungsi sebagai
pendingin

Cara kerja coil ignition

Saat kontak pemutus (breaker


point) dalam keadaan tertutup.

Pada saat kontak pemutus menutup


arus dari baterai mengalir ke terminal
positif kumparan primer - terminal
negatif - kontak pemutus (breaker
point) - massa.

Akibat dari proses pengaliran arus


tersebut menyebabkan terbentuknya
garis-garis gaya magnet pada sekeliling
kumparan

Saat kontak pemutus (breaker


point) dalam keadaan terbuka
Pemutusan arus yang tiba-tiba,
tidak menyebabkan garis-garis gaya
magnet yang telah terbentuk pada inti
kumparan (kern) berkurang.

Pada kumparan primer terjadi induksi diri sendiri (self induction) dan pada
kumparan sekunder terjadi induksi bersama (mutual induction), Laju perpindahan
elektron induksi diri sendiri pada kumparan primer mencapai 500 Volt, sedang
induksi bersama laju perpindahan elektronnya mencapai 30.000 volt sehingga
mampu membentuk loncatan bunga api pada busi.

Saat kontak pemutus (breaker point) dalam keadaan menutup kembali.

Saat kontak pemutus menutup kembali, arus mengalir pada kumparan


primer, menyebabkan medan magnet pada kumparan primer mulai bertambah.
Karena terjadi induksi diri pada kumparan primer, maka counter laju perpindahan
elektron mencegah penambahan aliran arus secara tiba-tiba dalam kumparan primer
sehingga laju perpindahan elektron pada induksi bersama dapat diabaikan pada
kumparan sekundernya.
d. Ditributor

Bagian-bagian sistem pengapian yang melekat pada distributor terdiri dari:

1) Kontak Pemutus

Fungsi:

Menguhubung dan memutuskan arus


primer agar terjadi induksi tegangan tinggi
pada sirkuit sekunder sistem pengapian

Bagian-bagian :

1. Kam distributor
2. Kontak tetap ( wolfram )
3 5
3. Kontak lepas ( wolfram )
2 4. Pegas kontak pemutus
4
5. Lengan kontak pemutus
6. Sekrup pengikat
7. Tumit ebonit
8
8. Kabel ( dari koil - )
9
7 9. Alur penyetel
6

1 6
2) Kondensor

Kondesor merupakan komponen


yang dapat menyimpan muatan listrik
dalam waktu tertentu. Pada sistem
pengapian memliki Kegunaan :

 Mencegah loncatan bunga api


diantara celah kontak pemutus pada
saat kontak mulai membuka
 Mempercepat pemutusan arus primer
sehingga tegangan induksi yang
timbul pada sirkuit sekunder tinggi
Pada saat kontak pemutus terbuka induksi tidak hanya terjadi pada kumparan
sekunder, tetapi terajadi juga pada kumparan primer. Besarnya tegangan induksi sekitar 400
Volt. Untuk mencegah percikan listrik pada celah kontak pemutus, maka platina diparalelkan
dengan kontak pemutus untuk menyerap arus induksi.

3)Tutup Distributor

Kegunaan :

Membagi dan menyalurkan arus


tegangan tinggi ke setiap busi sesuai dengan
urutan pengapian Di bagian dalam
distributor terpasang rotor yang berputar
bersamaan dengan poros cam lobe (nok).
Fungsi rotor adalah menyalurkan tegangan
tinggi ke terminal kabel tegangan pada
tutup distributor sesuai dengan urutan
pengapian (firing order}

e. Kabel Tegangan Tinggi


Syarat utama kabel tegangan tinggi adalah harus mampu mengalirkan arus listrik
tegangan tinggi ke busi-bus melalui distributor tanpa adanya kebocoran. Penghantar(bagian
inti) dibungkus dengan isolator karet (rubber insulator) yang tebal. Kemudian dilapisi lagi
dengan pembungkus (sheath). kabel resistive terbuat dari fiberglass yang dipadu dengan
karbon dan karet sintetis yang digunakan sebagai core untuk memberikan peregangan yang
cukup agar dapat meredam bunyi pengapian (ignition noise) pada radio.

f. Busi

Busi berfungsi menghasilkan bunga api di antara lektroda tengah dan massa. Busi
beroperasi pada temperature tinggi dimana pada saat pembakaran mencapai 2.000 oC pada
tekanan 45 Atm. Konstruksi dapat dilihat pada gambar di bawah ini
B. Cara Kerja Sistem Pengapian Konvesional
a. Saat Kontak Pemutus Tertutup

1 2 3
4

Arus mengalir dari baterai – kunci kontak – kumparan primer koil kontak
pemutus – massa dan Terjadi pembentukan medan magnet pada inti koil
b. Saat Kontak Pemutus Terbuka

Arus primer terputus dengan cepat maka :

 Ada perubahan medan magnet ( medan magnet jatuh )


 Terjadi arus induksi tegangan tinggi pada saat sirkuit sekunder ( terjadi loncatan
bunga api di antara elektroda busi )..
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/makalah-sistem-pendingin-engine.html

Anda mungkin juga menyukai