Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penyakit kardiovaskular merupakan sekelompok penyakit yang meliputi


jantung dan pembuluh darah, Penyakit kardiovaskular tersebut di antaranya,
penyakit jantung rematik, penyakit jantung iskemik, penyakit jantung hipertensi,
stroke, kardiomiopati, endokarditis, miokarditis, dan gangguan sirkulasi pembuluh
darah lainnya. Dari penyakit-penyakit tersebut, penyakit jantung akibat iskemik
merupakan penyakit jantung yang paling banyak menyebabkan kematian di dunia

Penyakit jantung akibat iskemik didefinisikan sebagai kondisi dimana


terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen jantung dan aliran darah yang
menuju jantung (iskemia). Gangguan keseimbangan ini terjadi pada miokardium
jantung. Penyebab dari gangguan ini di antaranya dapat disebabkan oleh terjadinya
penyempitan lumen arteri koroner akibat terbentuknya plakyang sering di kenal
dengan aterosklerosis. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan aliran darah dan
perfusi yang tidak adekuat dari miokardium yang disuplai olah pembuluh arteri
koroner yang mengalami aterosklerosis. Oleh karena itu, penyakit ini sering juga
disebut penyakit jantung koroner (Coronary Heart Disease) atau penyakit arteri
koroner (Coronary Artery Disease).

Data World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan 17,5


juta orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskuler atau 31% dari 56,5
juta kematian di seluruh dunia. Lebih dari 3/4 kematian akibat penyakit
kardiovaskuler terjadi di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai
sedang. Dari seluruh kematian akibat penyakit kardiovaskuler 7,4 juta (42,3%) di
antaranya disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan 6,7 juta (38,3%)
disebabkan oleh stroke.

Berdasarkan Data Riset Kesehatn Daerah (Riskesdas) tahun 2013


menunjukkan, prevalensi tertinggi untuk penyakit Kardiovaskuler di Indonesia

Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Palembang


2

adalah PJK, yakni sebesar 1,5%. Dari prevalensi tersebut,angka tertinggi ada di
Provinsi Nusa Tenggara Timur (4,4%) dan terendah di Provinsi Riau (0,3%),
sedangkan pada Sumatera Selatan (0,7%).

Dalam perjalanan penyakitnya, penyakit jantung koroner memiliki beberapa


faktor risiko. Faktor-faktor risiko tersebut di antaranya hipertensi, diabetes mellitus,
dislipidemia, penuaan, merokok, obesitas, dan riwayat keluarga dengan penyakit
jantung koroner. Salah satu faktor risiko yang akan dibahas adalah hipertensi.
Hipertensi merupakan faktor risiko penting pada beberapa penyakit seperti,
penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular, hipertrofi jantung, gagal
jantung, dan gagal ginjal. Hipertensi didefinisikan sebagai kondisi tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.

Individu dengan Hipertensi memiliki peningkatan risiko untuk terjadinya


penyakit jantung koroner dibanding individu yang tidak Hipertensi. Berdasarkan
uraian diatas, dapat dilihat masih tingginya angka kejadian PJK di Indonesia. Hal
tersebutlah yang mendasari peneliti untuk mengetahui hubungan antara tingkat
hipertensi dengan kejadian penyakit jantung koroner di RS Muhammadiyah
Palembang.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana hubungan antara tingkat
hipertensi dengan kejadian penyakit jantung koroner di RS Muhammadiyah
Palembang.?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan


antara tingkat hipertensi dengan penyakit jantung koroner di RS
Muhammadiyah Palembang.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah:

Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Palembang


3

1. Mendapatkan distribusi frekuensi penderita PJK berdasaarkan


faktor risiko usia, jenis kelamin,pekerjaan dan Hipertensi.
2. Mendapatkan angka kejadian pasien PJK dengan Hipertensi.
3. Mengetahui hubungan antara umur terhadap kejadian PJK dengan
Hipertensi.
4. Mengetahui hubungan antara jenis kelamin terhadap kejadian PJK
dengan Hipertensi.
5. Mengetahui hubungan antara pekerjaan terhadap kejadian PJK
dengan Hipertensi.
6. Mengetahui hubungan antara tingkat Hipertensi terhadap kejadian
PJK dengan Hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis


Memberi informasi serta masukan bagi pengembangan ilmu
kedokteran dan penelitian selanjutnya tentang kejadian PJK dengan
Hipertensi

1.4.2 Manfaat Praktis


A. Bagi Masyarakat
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber tambahan
pengetahuan tentang hubungan antara kejadian PJK dengan
Hipertensi di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
B. Bagi peneliti
Penelitian ini diharap dapat memberikan pengetahuan yang berharga
bagi peneliti dalam menerapkan pengalaman ilmiah yang diperoleh
untuk penelitian dimasa akan datang
C. Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini dapat dijadikan acuan bai rumah sakit untuk lebih
memperhatikan penderita PJK dan komplikasinya.

Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Palembang


4

1.5 Keaslian Penelitian

No Peneliti Judul, Subjek Tujuan Hasil


Desain,Tahun
1 Rustika Penyakit Penderita Untuk Penelitian ini
PJK mengkaji faktor menunjukkan
Ratih O Jantung berdasarkan determinan PJK obesitas dengan
Koroner pemeriksaan dengan yaitu 95% CI 1,31–
EKG (tahun faktor 2,53; LDL akan
dengan 2013) dan sosiodemografi, memberikan
mengalami faktor risiko risiko 1,6 kali
Obesitas di obesitas perilaku, dan dibandingkan
Kelurahan (IMT > 25 hasil responden
cm atau LP pemeriksaan dengan LDL
Kebon Kalapa > 80 cm darah. tidak
pada berisiko pada
Bogor perempuan kelompok PJK
dan 90 cm yang obesitas
pada dengan 95% CI
Cross laki-laki) 1,18–2,32; HDL
akan
sectional,2014
memberikan
risiko 1,66 kali
pada responden
dengan HDL
berisiko pada
kelompok PJK
yang obesitas
dengan 95% CI
1,23–2,23 dan
Trigliserida
tinggi akan
memberikan
risiko 1,5 pada
responden PJK
yang obesitas
dengan 95% CI
1,07–2,22.
2 Danivan Hubungan pasien Untuk Pada analisis
F Hipertensi penyakit mengetahui bivariat antara

dengan jantung apakah terdapat hubungan


koroner hubungan hipertensi
keparahan
yang antara dengan
penyakit
dilakukan hipertensi keparahan PJK
jantung
angiografi dengan berdasarkan

Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Palembang


5

koroner koroner keparahan PJK Sullivan vessel


berdasarkan yang berdasarkan score didapatkan

Sullivan vessel memenuhi Sullivan vessel p > 0,05. Pada


kriteria score pada penelitian ini,
score
inklusi pasien PJK. tidak didapatkan
penelitian hubungan antara
Cohort
hipertensi
retrospektif,
dengan
2016 keparahan PJK
berdasarkan
Sullivan vessel
score.

Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Palembang

Anda mungkin juga menyukai