Anda di halaman 1dari 32

STEP 1

 Ekskoriasi : ukk sekunder akibat garukan,cekung kedalam. Ukk sekunder akibat dari
ukk primer ,setelah papul atau pustule terbentuk maka terjadi ekskoriasi

STEP 2
1. Apa pathogenesis dari scenario?
2. Mengapa timbul bintil” merah disela” jari tangan dan kaki?
3. Apa etiologic dari scenario?
4. Apa DD(pathogenesis,manifes,tatalaksana) dan Dx di scenario?
5. Apa hub pasien sekolah di boarding school dn teman satu kelas yg menderita
kelainan kulit yg sama?
6. Apa PP dri scenario?
7. Bagaimana siklus hidup dari parasite (sarcoptes scabiei)?
8. Apa tatalaksana dri scenario?
9. Kenapa bisa terbentuk ekskoriasi dan kanalikuli,papul,vesikel,dan pustula?
10. Mengapa gatal bertambah parah pd mlm hari?
11. Bagaimana pencegahan dari scenario?
STEP 3
1. Mengapa timbul bintil” merah disela” jari tangan dan kaki?
 karena stratum korneum tipismudah ditembus sarcoptes scabei.Bisa ditularkan
kontak langsung. Karena predileksinya juga,paling sering di stu dan bisa ditemukan
ditempat lain. Dewasa : di sela” jari bisa menyebar digenital. Bayi : telapak tangan
dan kaki,wajah dan kepala

2. Apa hub pasien sekolah di boarding school dn teman satu kelas yg menderita
kelainan kulit yg sama?
 cara penularan :kontak lgsg dn tdk lgsg. Kontk lgsg bisa menempel kulit dg
kulit,kalau tdk lgsg bisa lwat selimut,handuk. Kontak lgsg : tdk berpotensi
menularkan,kecuali waktu nya lama. Kalau kulit nempel dg kulit kemungkinan kecil
wktu penularannya
 penularan sangat cepat terutama daerah padat penduduknya.

3. Kenapa bisa terbentuk ekskoriasi,kanalikuli,papul,vesikel,dan pustula?


 kanalikuli : dri sarcoptes scabie nya sndrmasuk kulit,makan stratum kulit kita
membentuk trowongan. Tungau suka kulit yg tipis ex : sela jari.
Tungau investasimembentuk trowongansarcoptes scabie betina naruh telur 
telur iritannimbul system imun tubuh. Kalau misal ada rasangan imun tubuh
muncul mediatorgatal”muncul pustule,eksoriasi,bentuk” polimorf yg lain.
Vesikel muncul kalau ada celah di sratum korneum. Yg membuat celah krna galian
nya

4. Mengapa gatal bertambah parah pd mlm hari?


 karena aktivitas lebih tinggi pd suhu yg lembab dan panas (malam hari). Lebih
parah pd mlm hari. Keringat punya anti jamur dan anti mikroba? Kalau iya,panas
keringat mencegah aktivitas dri tungau nya
Hub dg predileksinya,pd daerah skrotum daerah lembab dn panas. Krna sarcoptes
scabie parasite yg nocturnal lebih aktif pd mlm hari

5. Apa etiologic dari scenario?


 krna akibat infeksi tungau,morfologi tungau berbentuk oval dn gepeng. Berwarna
putih kotor ,pd bagian punggung lbh lonjong dbndingkan perut,parasite betina
berukuran 300-350 mikron,jantan 150-200 mikron. Menular dri hewan ke manusia
atau manusia ke hewan

6. Bagaimana siklus hidup dari parasite (sarcoptes scabiei)?


 selama 8-12 hari,jantan betina kawin jantan mati atau hdp setelah
perkawinan,jantan tinggal ditrowongan yg dibuat betina,betina hdup sm satu
bulan,tungau betina gali stratum korneumletak telur sejumlah 2-50 butir telur
akan menetas dl wktu 3-10 hr jd larva punya 3 psg kaki larva tinggal dlm
trowongan tp bisa keluar larva jdi nimfa selama 2-3 hrmjd 2 bentuk : jntan 4 psg
kaki ,betina : 4 psg kaki  punya bulu cambuk,betina : 2 bulu cambuk jantan : satu
psgkawin lagi

7. Apa pathogenesis dari scenario?


 sarcoptes scabiei kontak dg kulittimbul reaksi alergi jd reaksi
inflamasimediator” kimia,prostaglandin mengiritasi ujung saraf : nyeri,bisa
mengganggu pola tdr pasian,bsa jdi gatal  meningkatkan permeabilitas kapiler :
merah”dikulit,bisa ada edema menggaruk,kalau ada papul bisa pecah ada
kerusakan kulit sekunder, sama ada resiko infeksi dn akan mempredisposisi dpt
pyoderma
Ada 4 gejala dri scabies : gatal pd mlm hari smkin parah,menyerang manusia scr
berkelompok,ditemukan terowongan/kanalikuli,ditemukan tungau pd px kulit scr
mikroskopis

8. Apa DD(pathogenesis,manifes,tatalaksana) dan Dx di scenario?


Dx : Scabies
DD:
a. Kutaneus larva migran
disebabkan oleh ancylostoma brazilensis,larva dihewan kucing atau anjing.
Manisfes ditemukan apul eritem,khasnya bikin garis ditmpt predileksinya. Tata
laksana : thiabendazole topikal
b. Pedikulosis
Etio : petirus kubis,phumanus corporis,phumanus kapitis. Manisfes purpura bisa
erosi jd krusta bsa jdi infeksi sekunder jdi pus. Tatalaksana : gama benzene heksa
klorid
c. Prorigo
Disebut darah manis,ada alergi sensitif,kulitsuka gatal” perdileksi sama kaya
scabies,lebih sering dikulit tipis

9. Apa PP dri scenario?


 tetes tinta burrow,mikroskopis,tetra siklin topical,epidermal sve biopsy,kuretase

10. Apa tatalaksana dri scenario?


 ada bbrp obat topical :
Obat harus efektif dri dtdium tungau ,tdk menmbulkan iritan dan toxin,tidk
berbau,dn tdk merusak pakaian ,harus mudah diperoleh
 belerang endap (tdk dgunakan lg)
 emulsi benzene benzoat : menimbulkan panas
 gama benzene heksa klorid : obat pilihan,jrg menyebabkan nfeksi ,efektf buat semua
stadium,tdk dianjurkan pd ibu hamil krna toxin th saraf pusat,knp lebih bahaya bayi
sama ibu hamil? Krna absorbs perkutan lebih banyak
 krotamiton 10% : dioleskan 2 jam
 permertin kadar 5%: bentuk krem,cocok buat semua stadium,tdk dianjurkn pd bayi <
2 bulan,kalau dipuskesmas pake salep 24
 kortikosteroid
 preparat trr

11. Bagaimana pencegahan dari scenario?


 mandi teratur menggunakan sabun,mencuci sprei bantal minimal 2kali dlm
seminggu,mnjg vetilasi dg cukup,tdk bertukar handuk,tdk bertukar peralatan,baju
disetrika dulu
STEP 7
1. Mengapa timbul bintil” merah disela” jari tangan dan kaki?
 karena stratum korneum tipismudah ditembus sarcoptes scabei.Bisa ditularkan
kontak langsung. Karena predileksinya juga,paling sering di stu dan bisa ditemukan
ditempat lain. Dewasa : di sela” jari bisa menyebar digenital. Bayi : telapak tangan
dan kaki,wajah dan kepala

o Sesuai predileksinya,bisa di axilla,selangkangan,bertelur ditmpt lembab dn


panas aja. Menggunakan sensor untuk mencari tmpt lembab dn panas
Predileksi di tempat yang memiliki struktur stratum korneum yang tipis, yaitu di
daerah intertriginosa/daerah lipatan

DEWASA
- Sela-sela jari tangan (khas)
- Pergelangan tangan bagian volar
- Siku bagian luar
- Lipat ketiak bagian depan
- Areola mamae (pada wanita)
- Umbilicus
- Pantat
- Genitalia eksterna (scrotum, pada laki-laki)
- Perut bagian belakang

BAYI
- Telapak tangan
- Telapak kaki
- Kepala
- Wajah
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. Badan Penerbit FK UI,
Jakarta. Halaman 139

2. Apa hub pasien sekolah di boarding school dn teman satu kelas yg menderita
kelainan kulit yg sama?
 cara penularan :kontak lgsg dn tdk lgsg. Kontk lgsg bisa menempel kulit dg
kulit,kalau tdk lgsg bisa lwat selimut,handuk. Kontak lgsg : tdk berpotensi
menularkan,kecuali waktu nya lama. Kalau kulit nempel dg kulit kemungkinan kecil
wktu penularannya
 penularan sangat cepat terutama daerah padat penduduknya.

Scabies is the result of an infestation with a mite, Sarcoptes scabiei, that is transmitted by
direct skin-to-skin contact.(2) Because the mite can only live away from human skin for
a brief time (typically 24 h to 36 h),(8) only limited transmission occurs through fomites,
such as clothing and bed linen. The female adult mite burrows into the epidermis,
depositing eggs over several days. The larvae hatch in approximately two to four days and
take approximately 10 to 14 days to mature into adult mites.(3,8) The infected individual
develops a hypersensitive reaction to the mite, its eggs or its feces, which usually occurs
approximately three weeks after the first exposure. With reinfestations, the immune
response can be brisk, even as soon as the day after reinfection.(8) The average adult
infestation is approximately 10 to 15 adult female mites.(3)
The classic presentation of scabies includes burrows, erythematous papules and generalized
pruritus that is typically worse at night. Burrows are usually located between the fingers,
in the flexure of the wrist, elbows or armpits, or on the genitals or breasts; however, they
can sometimes be difficult to find.(3) In infants and elderly individuals, burrows may be
found on the head and neck, and can manifest as vesicles, pustules or nodules.
Scabies is often confused with other pruritic rashes such as eczema, impetigo, tinea corporis
(ringworm) and psoriasis.(3) For example, according to one study from Brazil,(9) 18% to
43% of children diagnosed with eczema actually had scabies. Scratching frequently leads
to secondary bacterial infections such as impetigo, pyoderma with Staphylococcus
aureus and group A streptococcus. Complications of bacterial infections include
poststreptococcal glomerulonephritis(10) and cardiac disease.(11) Furthermore, scabies
can lead to stigmatization, depression, insomnia, and significant direct and indirect
financial costs.(5,8,12)
Crusted scabies (Norwegian scabies) is a rare condition caused by the host response to
control the mite, resulting in hyperinfestation with millions of mites, severe inflammation
and hyperkeratotic reaction.(13) Approximately one-half of patients with crusted scabies
do not report itching. Crusted scabies can occur in immunologically normal hosts,(13)
although it is more often associated with immunodeficiencies such as individuals with HIV,
human T-lymphotropic virus 1, leukemia, T-cell lymphoma or autoimmune disease, as well
as developmental delay and malnutrition.(13) Crusted scabies is commonly misdiagnosed
as psoriasis or eczema, especially when a topical steroid has already been used,(14) and is
more difficult to treat than classic scabies. Because of the burden of mites (potentially
millions),(15) crusted scabies is also more contagious than classic scabies and can cause
significant outbreaks
 4 tanda kardinal :
a. Pruritus nokturna : gatal malam hari karena aktivitas tungau yang lebih tinggi
pada suhu yg lbh lembab dan panas
b. Menyerang manusia scr kelompok : salah 1 kena, semua bisa kena misal di
suatu keluarga, penduduk yg padat, tetangga yg berdekatan biasanya kena 
“Hiposensitisasi”. “Carrier” : pembawa, dia alam infestasi tungau tapi no gejala
c. Ada terowongan “Kunkulus” di tempat predileksi warna putih keabuan, garis
lurus/berkelok ±1cm, ujungnya ada papul/vesikel. Kalau ada infx sekunder ,
ruam kulit jad polimorf (pustul, ekskoriasi)
Tempat predileksi : sela jari,pergelangan tangan di volar, siku bagian luar, lipat
ketiak bagian depan, areola mamae (wanita), umblikus,bokong,genitalia
eksterna(pria), peut bagian bawah. Pada bayi bisa nyerang tapak tangan dan
kaki
d. Menemukan tungau : paling diagnostik.
Diagnosis bisa dibuat kalau ada 2 dari 4 tanda kardinal

 Penularan sarcoptes scabie biasanya oleh yang betna yg sdh dbuah atau kadang oleh
bentuk larva “Sarcoptes Scabiei var. Animalis” terutama orang yg pelihara hewan
peliharaan misalnya anjing

3. Kenapa bisa terbentuk ekskoriasi,kanalikuli,papul,vesikel,dan pustula?


 kanalikuli : dri sarcoptes scabie nya sndrmasuk kulit,makan stratum kulit kita
membentuk trowongan. Tungau suka kulit yg tipis ex : sela jari.
Tungau investasimembentuk trowongansarcoptes scabie betina naruh telur 
telur iritannimbul system imun tubuh. Kalau misal ada rasangan imun tubuh
muncul mediatorgatal”muncul pustule,eksoriasi,bentuk” polimorf yg lain.
Vesikel muncul kalau ada celah di sratum korneum. Yg membuat celah krna galian
nya

o S.Scabiei lwat kulitmasukreaksi


inflamasimediator”kimiapeningkatan permeabilitas
kapilerperpindahan intravena dn intaselulermasuk ke
jaringanterbentuk vesikel,pustule,papul,ekskoriasi karna garukan

4. Mengapa gatal bertambah parah pd mlm hari?


 karena aktivitas lebih tinggi pd suhu yg lembab dan panas (malam hari). Lebih
parah pd mlm hari. Keringat punya anti jamur dan anti mikroba? Kalau iya,panas
keringat mencegah aktivitas dri tungau nya
Hub dg predileksinya,pd daerah skrotum daerah lembab dn panas. Krna sarcoptes
scabie parasite yg nocturnal lebih aktif pd mlm hari

o Parasite nocturnal,mlm hri buang secretkrna buang nya pd mlm hari jd


parah
o Aktivitas lebih tinggi  gataal
o Siang hari  aktivitas parasite turun
o Malam hari  tidak beraktivitas  semakin gatal
o Gejala gatal (pruritus) akan timbul lebih dari 3 minggu setelah infestasi
tungau ke dalam kulit. Rasa gatal terjadi menyeluruh baik pada kulit tempat
infestasi tungau maupun tidak. Keparahan gejala gatal-gatal dan ruam yang
timbul tidak berhubungan dengan jumlah tungau yang menginfestasi kulit.
Hal ini diduga akibat sensitifitas kulit terhadap tubuh tungau dan hasil
ekskresi dan sekresi tungau (saliva, telur dan skibala). Sarcoptes scabiei
mampu memproduksi substansi proteolitik (sekresi saliva) yang berperan
dalam pembuatan terowongan, aktivitas makan, dan melekatkan telurnya
pada terowongan tersebut. Reaksi hipersensitifitas tipe IV dapat
menimbulkan nodul (bentuk papule dengan ukuran yang lebih besar) dan
bulla (bentuk vesicle dengan ukuran yang lebih besar) pada area di mana
tidak ditemukan tungau pada kulit (McCarthy, et al, 2004; Engelman, et al,
2013). Nodul biasanya ditemukan di daerah selangkangan, bokong, dan
pusar (Walton dan Currie, 2007).
o Pada beberapa kasus, ruam, dan rasa gatal pada penderita scabies dapat
menetap sampai beberapa minggu setelah pengobatan. Hal ini
dimungkinkan karena tubuh tungau yang mati masih berada di bawah
permukaan kulit. Nodul pada kulit juga dapat menetap sampai beberapa
bulan setelah pengobatan (Walton dan Currie, 2007). Akibat terbukanya
lapisan stratum korneum menyebabkan bakteri mudah menginfeksi kulit.
Keadaan ini disebut scabies dengan infeksi sekunder. Bakteri yang biasanya
menyebabkan infeksi sekunder adalah Streptococcus pyogenes dan
Staphylococcus aureus (Engelman, et al., 2013).

5. Apa etiologic dari scenario?


 krna akibat infeksi tungau,morfologi tungau berbentuk oval dn gepeng. Berwarna
putih kotor ,pd bagian punggung lbh lonjong dbndingkan perut,parasite betina
berukuran 300-350 mikron,jantan 150-200 mikron. Menular dri hewan ke manusia
atau manusia ke hewan

o KLASIFIKASI
Spesies Sarcoptes scabiei (var. hominis) diklasifikasikan ke dalam filum Arthropoda
yang masuk ke dalam kelas Arachnida, sub kelas Acari (Acarina), ordo Astigmata,
dan famili Sarcoptidae. Beberapa
famili tungau yang bersifat obligat parasit pada kulit antara lain Sarcoptidae
(menginfeksi mamalia), Knemidokoptidae (menginfeksi burung/unggas), dan
Teinocoptidae (menginfeksi kelelawar). Famili Sarcoptidae yang mampu menular
ke manusia, yaitu Sarcoptes scabiei, Notoeders cati (host asalnya
adalah kucing), dan Trixacarus caviae (host asalnya adalah marmut) (McCarthy,
et al, 2004)
o ada gatal,lesi spt trowongan,vesikel dri etiologic penyebab cacing atau
arthropoda,paling sering necator,necator masukbentuk CLM,konfigurasi ginosa
khas pd CLM ,vesikel yg berkelok kelok,yg lama macula hiperpigmentasi saja.
Arthropoda : tungau,S.scabiei,trowongan tdk terlihat ada hiperpigmentasi

6. Bagaimana siklus hidup dari parasite (sarcoptes scabiei)?


 selama 8-12 hari,jantan betina kawin jantan mati atau hdp setelah
perkawinan,jantan tinggal ditrowongan yg dibuat betina,betina hdup sm satu
bulan,tungau betina gali stratum korneumletak telur sejumlah 2-50 butir telur
akan menetas dl wktu 3-10 hr jd larva punya 3 psg kaki larva tinggal dlm
trowongan tp bisa keluar larva jdi nimfa selama 2-3 hrmjd 2 bentuk : jntan 4 psg
kaki ,betina : 4 psg kaki  punya bulu cambuk,betina : 2 bulu cambuk jantan : satu
psgkawin lagi
Kopulasi antara tungau jantan dan betina diatas kulit

Tungau jantan akan mati atau kadang-kadang masih


dapat hidup beberapa hari di dalam terowongan yg
sudah digali oleh tungau betina. Tungau betina dapat
hidup 1 bulan lamanya

Tungau betina menggali terowongan dalam stratum


korneum dengan kecepatan 2-3 mm/hari

Tungau betina meletakkan telur pada terowongan


sebanyak 2-50 butir

Telur akan menetas dalam waktu 3-10 hari

Akan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki

Larva tinggal di dalam terowongan, namun dapat


juga keluar dari terowongan

Larva akan menajadi nimfa setelah 2-3 hari yang


mempunyai 2 bentuk, yaitu :

Jantan Betina
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. Badan Penerbit FK UI,
Jakarta. Halaman 138

7. Apa pathogenesis dari scenario?


 sarcoptes scabiei kontak dg kulittimbul reaksi alergi jd reaksi
inflamasimediator” kimia,prostaglandin mengiritasi ujung saraf : nyeri,bisa
mengganggu pola tdr pasian,bsa jdi gatal  meningkatkan permeabilitas kapiler :
merah”dikulit,bisa ada edema menggaruk,kalau ada papul bisa pecah ada
kerusakan kulit sekunder, sama ada resiko infeksi dn akan mempredisposisi dpt
pyoderma
Ada 4 gejala dri scabies : gatal pd mlm hari smkin parah,menyerang manusia scr
berkelompok,ditemukan terowongan/kanalikuli,ditemukan tungau pd px kulit scr
mikroskopis

o Reaksi inflamasi menimbulkan vesikel,papulnowergian scabies lesi khas sudah


trdpt krusta-krusta

8. Apa DD(pathogenesis,manifes,tatalaksana) dan Dx di scenario?


Dx : Scabies
DD:
d. Kutaneus larva migran
disebabkan oleh ancylostoma brazilensis,larva dihewan kucing atau anjing.
Manisfes ditemukan apul eritem,khasnya bikin garis ditmpt predileksinya. Tata
laksana : thiabendazole topikal
e. Pedikulosis
Etio : petirus kubis,phumanus corporis,phumanus kapitis. Manisfes purpura bisa
erosi jd krusta bsa jdi infeksi sekunder jdi pus. Tatalaksana : gama benzene heksa
klorid
f. Prorigo
Disebut darah manis,ada alergi sensitif,kulitsuka gatal” perdileksi sama kaya
scabies,lebih sering dikulit tipis

DIAGNOSIS : Scabies

DIAGNOSIS BANDING
1) Cutaneus Larva Migrans (CLM) / CREEPING ERUPTION
Manifestasi Klinis :
- Masuknya larva ke kulit biasanya disertai rasa gatal dan panas . Rasa gatal
biasanya lebih hebat pada malam hari
- Mula-mula akan timbul papul yg kemudian diikuti bentuk khas yakni lesi
berbentuk linier atau berkelok-kelok, menimbul dengan diameter 2-3 mm
dan berwarna kemerahan.
Adanya papul eritematosa : menunjukkan bahwa larva telah berada di kulit
selama beberapa jam/hari  selanjutnya papul akan :
a) Menjalar
b) Menyerupai benang berkelok-kelok
c) Polisiklik
d) Serpiginosa
e) Menimbul
f) Membentuk terowongan/burrow nampak jelas karena di stratum
granulosum
g) Mencapai Panjang beberapa cm
Etiologi :
o Ancylostoma braziliansis
o ancylostoma caninum
o ancylostoma cylanicum
Pengobatan :
- Thiabendazole topical
- Thiabendazole oral 2x50 mg
- Albendazole 400 mg dosis tunggal selama 5 hari
- Ethyl chloride spray (disemprotkan sepanjang lesi ) efek samping dapat
merusak jaringan sekitar yang sehat  di PUSKESMAS
- Liquid N2 (mahal)

Patogenesis :

Manusia kontak dg tanah yg terkontaminasi kotoran anjinglarva penetrasi ke dlm


kulit,tdk ke dlm dermis krna gapunya enzim

2) PEDIKULOSIS
Manifestasi klinis
a) PEDIKULOSIS CAPITIS  infeksi pediculus humanus capitis

- Gejala dominan rasa gatal terutama di daerah oksiput dan temporal dan
dapat meluas ke seluruh kepala.
- Karena garukan  terjadi erosi dan ekskoriasi
- Karena infeksi sekunder  menimbulkan pus dan krusta
- Karena infeksi sekunder berat  plikapelonika ( rambut akan bergumpal
disebabkan oleh banyaknya pus dan krusta) dan disertai pembesaran KGB
regional (di oksiput dan retroaurikular)  kepala berbau busuk

b) PEDIKULOSIS KORPORIS  infeksi pediculus humanus corporis

- Umunya hanya ditemukan bekas-bekas garukan pada badan karena gatal


baru berkurang setelah garukan yg lebih intensif
- Infeksi sekunder dengan pembesaran KGB regional

c) PEDIKULOSIS PUBIS  infeksi phtirus pubis


- Gatal di daerah pubis dan sekitarnya dapat meluas ke abdomen, dada dan
sekitarnya.
- Ada bercak abu-abu kebiruan yang disebut macula serule
- Kutu sulit dilepaskan karena kepala kutu masuk ke folikel rambut
- Gejala patognomonik  ada black dof yaitu bercak hitam tampak jelas
pada celana dalam pasien pada waktu bangun tidur yang sebenarnya
adalah krusta yang berasal dari darah
- Kadang terjadi infeksi sekunder dan pembesaran KGB regional

Patogenesis
Terjadi 2-3 minggu

Penularan kontak langsung  kutu dewasa  bertelur(telur menempel pada


rambut kepala) dimana jika telur semakin matang maka akan turun ke ujung
rambut karena beban semakin berat  telur menjadi kutu dewasa 
menggigit liur mengandung toxin (dpt menyebabkan gatal)  purpura

Pengobatan
a) PEDIKULOSIS CAPITIS
1) Topical dengan malathion 0,5% atau 1% dalam bentuk
losio/spray
Cara pakai : sebelum tidur rambut dicuci dengan shampoo 
oleskan malathion  kepala ditutup dg kain  keesokanhari
rambut dicuci lagi dengan shampoo  kemudian di sisir
dengan sisir rapat (serit)

Catatan : jika masih terdapat kutu/ telur pengobatan dapat


diulang seminggu kemudian

2) Krim gama benzene heksa klorida (Lindane 1%)


Mudah di dapat dan cukup efektif

Cara pakai : setelah dioleskan lindane  diamkan 12 jam 


dicuci dan disisir dengan serit

3) Benzyl benzoate 25%


Cara pakai sama dengan lindane 1%

4) Jika ada infeksi sekunder


- Rambut dicukur
- Diobati dulu dengan antibiotik sistematik dan topical
lalu disusul dengan obat ke 1,2 atau 3
- Hygiene  sbg syarat supaya tidak terjadi residif

b) PEDIKULOSIS CORPORIS
1) Krim gameksan 1%
Cara pakai : dioleskan tipis ke seluruh tubuh dan diamkan 24 jam
Catatan : jika belum sembuh diulangi 4 hari kemudian

2) Emulsi benzil benzoate 25%


3) Bubuk malathione 2%
4) Pakaian disetrika atau dicuci dengan air panas untuk membunuh telur
dank utu
5) Jika ada infeksi sekunder  obati dengan antibiotic sistemik dan
topical

c) PEDIKULOSIS PUBIS
1) Krim gameksan 1%
Cara pakai : dioleskan tipis ke seluruh tubuh dan diamkan 24 jam
Catatan : jika belum sembuh diulangi 4 hari kemudian

2) Emulsi benzil benzoate 25%


3) Bubuk malathione 2%
4) Rambut genital dicukur
5) Pakaian dalam dicuci dengan air panas atau disetrika
6) Mitra seksual harus diobati dan diperiksa

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. Badan Penerbit FK UI,
Jakarta. Halaman 134-137

9. Apa PP dri scenario?


 tetes tinta burrow,mikroskopis,tetra siklin topical,epidermal sve biopsy,kuretase

a. KEROKAN KULIT
Papul atau terowongan yang baru dibentuk dan utuh ditetesi dengan minyak
mineral atau KOH, kemudian dikerok dengan skalpel steril untuk mengangkat
atap papul atau terowongan. Hasil kerokan diletakkan pada gelas obyek dan
ditutup dengan kaca tutup, lalu diperiksa di bawah mikroskop. Hasil positif
apabila tampak tungau, telur, larva, nimfa atau skibala (kotoran).
b. MENGAMBIL TUNGAU DENGAN JARUM
Jarum ditusukkan pada terowongan di bagian yang gelap dan digerakkan secara
tangensial. Tungau akan memegang ujung jarum dan dapat diangkat ke luar.
Dengan cara ini tungau sulit ditemukan, tetapi bagi orang yang berpengalaman,
cara ini dapat meningkatkan ketepatan diagnosis.

c. KURETASI TEROWONGAN
Cara ini dilakukan secara superficial mengikuti sumbu panjang terowongan atau
puncak papul. Hasil kuret diletakkan pada gelas obyek dan ditetesi minyak
mineral / KOH lalu diperiksa di bawah mikroskop.

d. SWAB KULIT
Kulit dibersihkan dengan eter, lalu dilekatkan selotip dan diangkat dengan cepat.
Selotip diletakkan pada gelas obyek kemudian diperiksa dengan mikroskop. Dari
1 lesi dibuat 6 sediaan.
e. BUROW INK TEST
Papul skabies dilapisi tinta cina dengan menggunakan pena lalu dibiarkan selama
20-30 menit, kemudian dihapus dengan alkohol. Tes dinyatakan positif bila tinta
masuk ke dalam terowongan dan membentuk gambaran khas berupa garis yang
karakteristik berbelok-belok karena adanya tinta yang masuk.

f. PEMERIKSAAAN HISTOPATOLOGIK.

Gambaran histopatologik menunjukkan bahwa terowongan terletak pada


stratum korneum, dimana tungau betina akan tampak pada bagian ujung
terowongan di bagian stratum malpighi.
g. EPIDERMAL SHAVE BIOPSY
Mencari terowongan atau papul yang dicurigai pada sela jari antara ibu jari dan
telunjuk, lalu dengan hati-hati diiris pada puncak lesi dengan scalpel no 16 yang
dilakukan sejajar dengan permukaan kulit. Biopsy dilakukan sangat superficial
sehingga tidak terjadi pendarahan dan tidak memerlukan anestesi.

h. MENGGUNAKAN EPILUMINESCENCE DERMATOSCOPY


Teknik ini memeriksa kulit secara rinci mulai dari lapisan atas sampai ke papilla
dermis. Hasil pemeriksaan dapat diketahui dalam beberapa menit.
Sumber : Sri Aini Aidilawati. Skabies. Jurnal Vol 7. No. 15. Desember 2011.
Halaman 70
Most diagnoses of scabies infestation are made based upon the appearance and distribution
of the rash and the presence of burrows. Whenever possible scabies should be confirmed by
isolating the mites, ova or feces in a skin scraping. Scrapings should be made at the burrows,
especially on the hands between the fingers and the folds of the wrist. Alternatively, mites
can be extracted from a burrow by gently pricking open the burrow with a needle and working
it toward the end where the mite is living. The extracted mite then can be identified by
microscopy.
The following is a suggested method for collecting and examining skin scrapings:
Scrapings are best performed at the end of the burrows in non-excoriated and non-inflamed
areas using a sterile scalpel blade containing a drop of mineral oil. The mineral oil enhances
the adherence of the mites to the blade and can then be transferred to a glass slide. An
additional 1-2 drops of mineral oil can be added to the slide, followed by a coverslip for
microscopic examination. Skin scrapings should be screened at 40x or 100x magnification and
then evaluated at 200 to 400x magnification for confirmation
Sumber : https://www.cdc.gov/dpdx/scabies/index.html
Tes tinta pada trowongan di dalam kulit dilakukan dengan cara menggosok papula
menggunakan ujung pena yang berisi tinta. Papul yang telah tertutup dengan tinta didiamkan
selama dua puluh sampai tiga puluh menit, kemudian tinta diusap atau dihapus dengan kapas
yang dibasahi alcohol. Tes dinyatakan positif bila tinta masuk ke dalam terowongan dan
membentuk gambaran khas berupa garis berliku-liku
Videodermatoskopi dilakukan menggunakan system mikroskop video dengan
pembesaran seribu kali dan memerlukan waktu sekitar lima menit. Umumnya metode ini
masih dikonfirmasi dengan hasil kerokan kulit. Pemeriksaan ini kurang diminati karena
peralatan yang mahal

10. Apa tatalaksana dri scenario?


 ada bbrp obat topical :
Obat harus efektif dri dtdium tungau ,tdk menmbulkan iritan dan toxin,tidk
berbau,dn tdk merusak pakaian ,harus mudah diperoleh
 belerang endap (tdk dgunakan lg)
 emulsi benzene benzoat : menimbulkan panas
 gama benzene heksa klorid : obat pilihan,jrg menyebabkan nfeksi ,efektf buat semua
stadium,tdk dianjurkan pd ibu hamil krna toxin th saraf pusat,knp lebih bahaya bayi
sama ibu hamil? Krna absorbs perkutan lebih banyak
 krotamiton 10% : dioleskan 2 jam
 permertin kadar 5%: bentuk krem,cocok buat semua stadium,tdk dianjurkn pd bayi <
2 bulan,kalau dipuskesmas pake salep 24
 kortikosteroid
 preparat trr
o antihistamin : CTM 0,34 kg/BB dikasih 3x shr
o krotamiton 10% dlm kream atau lotiton mempunyai dua efek anti scabies dn
anti gatal,dijauhkan dr mata dan mulut
Medications
Products used to kill scabies mites are called scabicides. No “over-the-counter” (non-
prescription) products have been tested and approved to treat human scabies.
The following medications for the treatment of scabies are available only by prescription.
A. Classic scabies: one or more of the following may be used
a. Permethrin cream 5% Brand name product: Elimite*Permethrin is approved by the
US Food and Drug Administration (FDA) for the treatment of scabies in persons who
are at least 2 months of age. Permethrin is a synthetic pyrethroid similar to naturally
occurring pyrethrins which are extracts from the chrysanthemum flower. Permethrin
is safe and effective when used as directed. Permethrin kills the scabies mite and eggs.
Permethrin is the drug of choice for the treatment of scabies. Two (or more)
applications, each about a week apart, may be necessary to eliminate all mites.
Children aged 2 months or older can be treated with permethrin.
b. Crotamiton lotion 10% and Crotamiton cream 10% Brand name products: Eurax*;
Crotan*Crotamiton is approved by the US Food and Drug Administration (FDA) for the
treatment of scabies in adults; it is considered safe when used as directed. Crotamiton
is not FDA-approved for use in children. Frequent treatment failure has been reported
with crotamiton.
c. Sulfur (5%-10%) ointment (multiple brand names) Sulfur in an ointment base
(petrolatum) is safe for topical use in children, including infants under 2 months of
age. The odor and cosmetic quality may make it unpleasant to use (CITE KARTHIKEYAN
2007).
d. Lindane lotion 1% Brand name products: None availableLindane is an organochloride.
Although FDA-approved for the treatment of scabies, lindane is not recommended as
a first-line therapy. Overuse, misuse, or accidentally swallowing lindane can be toxic
to the brain and other parts of the nervous system; its use should be restricted to
patients who have failed treatment with or cannot tolerate other medications that
pose less risk. Lindane should not be used to treat premature infants, persons with a
seizure disorder, women who are pregnant or breast-feeding, persons who have very
irritated skin or sores where the lindane will be applied, infants, children, the elderly,
and persons who weigh less than 110 pounds.
e. Ivermectin Brand name product: Stromectol*Ivermectin is an oral antiparasitic agent
approved for the treatment of worm infestations. Evidence suggests that oral
ivermectin may be a safe and effective treatment for scabies; however, ivermectin is
not FDA-approved for this use. Oral ivermectin should be considered for patients who
have failed treatment with or who cannot tolerate FDA-approved topical medications
for the treatment of scabies. If used for classic scabies, two doses of oral ivermectin
(200µg/kg/dose) should be taken with food, each approximately one week apart. The
safety of ivermectin in children weighing less than 15 kg and in pregnant women has
not been established.
Note that although ivermectin guidelines recommend taking on an empty stomach,
scabies experts recommend taking with a meal to increase bioavailability (CITE NEJM
Currie article).

B. Crusted scabies: both oral and topical agents should be used


a. Ivermectin Brand name product: StromectolIvermectin is an oral antiparasitic agent
approved for the treatment of worm infestations. Evidence suggests that oral
ivermectin may be a safe and effective treatment for scabies; however, ivermectin is
not FDA-approved for this use. The safety of ivermectin in children weighing less than
15 kg and in pregnant women has not been established.
For crusted scabies, ivermectin should be administered together with a topical agent.
Oral ivermectin (200µg/kg/dose) should be taken with food. Depending on infection
severity, ivermectin should be taken in three doses (approximately days 1, 2, and 8),
five doses (approximately days 1, 2, 8, 9, and 15), or seven doses (approximately days
1, 2, 8, 9, 15, 22, and 29).
b. Permethrin cream 5% Brand name product: ElimitePermethrin is approved by the US
Food and Drug Administration (FDA) for the treatment of scabies in persons who are
at least 2 months of age. Permethrin is a synthetic pyrethroid similar to naturally
occurring pyrethrins which are extracts from the chrysanthemum flower. Permethrin
is safe and effective when used as directed. Permethrin kills the scabies mite and eggs.
Permethrin is the drug of choice for the treatment of scabies. Topical permethrin
should be administered every 2-3 days for 1-2 weeks to treat crusted scabies.
c. Benzyl benzoate 25% (with or without tea tree oil) Benzyl benzoate may be used as
an alternative topical agent to permethrin. However, this agent may cause immediate
skin irritation. Lower concentrations may be used in children (10% or 12.5%).
d. Keratolytic cream A topical keratolytic cream may also be used to help reduce the
crusting of the skin and aid in the absorption of the topical permethrin or benzyl
benzoate.
References:
Currie B, McCarthy J. Permethrin and ivermectin for scabies. N Engl J Med 2010; 362:717–
725. Karthikeyan, K. Scabies in children. Arch Dis Child Educ Pract Ed 2007;92:ep65-ep69
doi:10.1136/adc.2005.073825
Pasay C, Mounsey K, Stevenson G, et al. Acaricidal activity of eugenol based compounds
against scabies mites. PLoS One 2010; 5:e12079.
Strong M, Johnstone PW. Interventions for treating scabies (update). Cochrane Database
Syst Rev 2010:CD000320.
Sharma R, Singal A. Topical permethrin and oral ivermectin in the management of scabies:
A prospective, randomized, double blind, controlled study. Indian J Dermatol Venereol
Leprol 2011; 77:581–586.
Currie B, Davis J. Crusted (Norwegian) Scabies Grading Scale and Treatment PlanCdc-pdf.
Department of Health and Families. Northern Territory Government. 2012.

Scabicide lotion or cream should be applied to all areas of the body from the neck
down to the feet and toes. In addition, when treating infants and young children,
scabicide lotion or cream also should be applied to their entire head and neck because
scabies can affect their face, scalp, and neck, as well as the rest of their body. Only
permethrin or sulfur ointment may be used in infants. The lotion or cream should be
applied to a clean body and left on for the recommended time before washing it off.
Clean clothing should be worn after treatment. Both sexual and close personal
contacts who have had direct prolonged skin-to-skin contact with an infested person
within the preceding month should be examined and treated. All persons should be
treated at the same time to prevent reinfestation.
The instructions contained in the box or printed on the label always should be
followed carefully. Always contact a doctor or pharmacist if unsure how to use a
particular medicine.
Because the symptoms of scabies are due to a hypersensitivity reaction (allergy) to
mites and their feces (scybala), itching still may continue for several weeks after
treatment even if all the mites and eggs are killed. If itching still is present more than
2 to 4 weeks after treatment or if new burrows or pimple-like rash lesions continue to
appear, retreatment may be necessary.
Skin sores that become infected should be treated with an appropriate antibiotic
prescribed by a doctor.

Topical creams or lotions with 5% permethrin have low toxicity and excellent
results but are relatively expensive compared with other treatments. A second
treatment is usually given one week later to eliminate recently hatched eggs. Benzyl
benzoate (28% for adults, and 10% to 12.5% for children) has high efficacy and a lower
cost and is widely used outside of North America; it sometimes causes immediate skin
irritation. Lindane (gamma benzene hexacholoride), an organochloride that has been
withdrawn from the market in many parts of the world because of neurotoxicity
concerns, is only considered when other therapies have failed. Sulphur precipitated in
petroleum jelly has been used safely in young children and pregnant women, although
its odour and messy application can compromise adherence to treatment.
While oral ivermectin has been shown to be effective in circumstances described
below, this medication is not available in Canada except through Health Canada’s
Special Access Programme. Ivermectin is a synthetic drug, which was discovered
incidentally to have an impact on scabies during mass treatments for strongyloides
and filiariasis. Although 5% permethrin continues to have higher efficacy according to
studies, ivermectin has the advantage of being administered orally as a single dose,
making treatment easier in some settings. Oral ivermectin has proven effective in
managing institutional or community outbreaks, with rapid reduction of scabies
symptoms. It has also been used very effectively in managing crusted scabies,
especially with recurrent disease, and often in combination with keratolytics (to break
down the keratin in the scales) or with topical 5% permethrin. Ivermectin’s use for
scabies remains off-label but can be requested under Health Canada’s Special Access
Programme for controlling outbreaks and crusted scabies therapy. Ivermectin is not
approved for use in children weighing <15 kg, or in women who are pregnant or
breastfeeding. Topical ivermectin may become a future treatment option but is not
licensed for scabies management at this time.

SCABIES CONTROL MEASURES


 Treat all symptomatic and asymptomatic household members and close contacts with
one of the therapies described in Table 1.
 To prevent reinfection, treat all household members and close contacts at the same time
as the known case.
 All bed linen (sheets, pillowcases, blankets) and clothing worn next to the skin
(underwear, T-shirts, socks, pants) should be laundered using a hot cycle wash and a
hot drying cycle.
 If hot water is not available, put all linen and clothing into sealed plastic bags and store
them away from household members and close contacts for five to seven days. The
mite cannot survive beyond four days without contact with human skin.
 Children may return to child care or school the day after completing their initial
treatment series.
 By improving living conditions and building local expertise in Indigenous
communities, individual morbidity and the risk of scabies spread can be reduced.

SUMBER : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4614097/

Suggested General Guidelines


It is important to remember that the first time a person gets scabies they usually have
no symptoms. Symptoms can typically take 4-8 weeks to develop after they are
infested; however they can still spread scabies during this time.
In addition to the infested person, treatment also is recommended for household
members and sexual contacts, particularly those who have had prolonged direct skin-
to-skin contact with the infested person. Both sexual and close personal contacts who
have had direct prolonged skin-to-skin contact with an infested person within the
preceding month should be examined and treated. All persons should be treated at
the same time to prevent reinfestation. Scabies may sometimes be sexually-acquired
in adults, but is rarely sexually-acquired in children.
Bedding, clothing, and towels used by infested persons or their household, sexual,
and close contacts (as defined above) anytime during the three days before
treatment should be decontaminated by washing in hot water and drying in a hot
dryer, by dry-cleaning, or by sealing in a plastic bag for at least 72 hours. Scabies
mites generally do not survive more than 2 to 3 days away from human skin.
Use of insecticide sprays and fumigants is not recommended.
Sumber : https://iusti.org/regions/Europe/pdf/2017/Scabies.pdf

a. BELERANG ENDAP (SULFUR PRESIPITATUM) KADAR 4-20% (NAMA LAIN : SALEP


2-4)
CSERING DIGUNAKAN DI PUSKESMAS)
Dalam bentuk salep/krim.
- Preparat ini tidak efektif terhadap stadium telur, maka penggunaan dilakukan
selama 3 hari berturut-turut.
- Dapat dipakai pada bayi usia <2 tahun

Kekurangan :
- Berbau
- Mengotori pakaian
- Kadang-kadang menimbulkan iritasi

Cara pakai :
- Pasien mandi 2x sehari, dioleskan setelah mandi
- Penggunaan 3 hari berturut-turut

b. EMULSI BENZIL-BENZOAS KADAR 20-25%

Kelebihan :
- Efektif terhadap semua stadium

Kekurangan :
- Obat ini sulit diperoleh
- Sering memberi iritasi  tidak digunakan lagi
- Makin gatal dan panas setelah dipakai

Cara pakai : penggunaan dilakukan setiap malam selama 3 hari

c. GAMA BENZENA HEKSA KLORIDA (GEMEKSAN=GAMMEXANE) KADAR 1%


Dalam bentuk krim atau losio

Kelebihan :
- Termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium
- Mudah digunakan
- Jarang memberi iritasi

Kontraindikasi :
- Obat ini tidak dianjurkan untuk anak <6 tahun
- Ibu hamil karena toksis terhadap SSP dan daya absorbs perkutannya tinggi

Cara pakai : pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala, diulangi lagi
seminggu kemudian.

d. KROTAMITON KADAR 10%

Dalam krim atau losio. Harus dijauhkan dari mulut, mata, dan uretra.

Kelebihan :
- Merupakan obat pilihan
- Punya dua efek yaitu antiskabies dan antigatal

e. PERMETRIN KADAR 5%

Dalam bentuk krim atau losio

Kelebihan :
- Efektif untuk semua stadium
- Aman untuk ibu hamil

Cara pakai :
- Aplikasi hanya 1x
- Dibersihkan dengan cara mandi setelah 8-10 jam
- Pengobatan diulangi setelah 1 minggu, jika digunakan setiap hari dapat
mengakibatkan dermatitis kontak iritan karna permethrin merupakan
insektisida yang dapat digunakan untuk kulit manusia

Kontraindikasi :
- Tidak dianjurkan untuk bayi < 2 bulan

11. Bagaimana pencegahan dari scenario?


 mandi teratur menggunakan sabun,mencuci sprei bantal minimal 2kali dlm
seminggu,mnjg vetilasi dg cukup,tdk bertukar handuk,tdk bertukar peralatan,baju
disetrika dulu

o Mandi teratur gunakan sabun


o Mencuci sprei
o Menjenmur Kasur
o Tidak saling bertukar pakaian
o Menjaga kebersihan rumah
o Ventilasi cukup
o Cuci sisir, perhiasan rambut di cairan antiseptic

Anda mungkin juga menyukai