Ekskoriasi : ukk sekunder akibat garukan,cekung kedalam. Ukk sekunder akibat dari
ukk primer ,setelah papul atau pustule terbentuk maka terjadi ekskoriasi
STEP 2
1. Apa pathogenesis dari scenario?
2. Mengapa timbul bintil” merah disela” jari tangan dan kaki?
3. Apa etiologic dari scenario?
4. Apa DD(pathogenesis,manifes,tatalaksana) dan Dx di scenario?
5. Apa hub pasien sekolah di boarding school dn teman satu kelas yg menderita
kelainan kulit yg sama?
6. Apa PP dri scenario?
7. Bagaimana siklus hidup dari parasite (sarcoptes scabiei)?
8. Apa tatalaksana dri scenario?
9. Kenapa bisa terbentuk ekskoriasi dan kanalikuli,papul,vesikel,dan pustula?
10. Mengapa gatal bertambah parah pd mlm hari?
11. Bagaimana pencegahan dari scenario?
STEP 3
1. Mengapa timbul bintil” merah disela” jari tangan dan kaki?
karena stratum korneum tipismudah ditembus sarcoptes scabei.Bisa ditularkan
kontak langsung. Karena predileksinya juga,paling sering di stu dan bisa ditemukan
ditempat lain. Dewasa : di sela” jari bisa menyebar digenital. Bayi : telapak tangan
dan kaki,wajah dan kepala
2. Apa hub pasien sekolah di boarding school dn teman satu kelas yg menderita
kelainan kulit yg sama?
cara penularan :kontak lgsg dn tdk lgsg. Kontk lgsg bisa menempel kulit dg
kulit,kalau tdk lgsg bisa lwat selimut,handuk. Kontak lgsg : tdk berpotensi
menularkan,kecuali waktu nya lama. Kalau kulit nempel dg kulit kemungkinan kecil
wktu penularannya
penularan sangat cepat terutama daerah padat penduduknya.
DEWASA
- Sela-sela jari tangan (khas)
- Pergelangan tangan bagian volar
- Siku bagian luar
- Lipat ketiak bagian depan
- Areola mamae (pada wanita)
- Umbilicus
- Pantat
- Genitalia eksterna (scrotum, pada laki-laki)
- Perut bagian belakang
BAYI
- Telapak tangan
- Telapak kaki
- Kepala
- Wajah
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. Badan Penerbit FK UI,
Jakarta. Halaman 139
2. Apa hub pasien sekolah di boarding school dn teman satu kelas yg menderita
kelainan kulit yg sama?
cara penularan :kontak lgsg dn tdk lgsg. Kontk lgsg bisa menempel kulit dg
kulit,kalau tdk lgsg bisa lwat selimut,handuk. Kontak lgsg : tdk berpotensi
menularkan,kecuali waktu nya lama. Kalau kulit nempel dg kulit kemungkinan kecil
wktu penularannya
penularan sangat cepat terutama daerah padat penduduknya.
Scabies is the result of an infestation with a mite, Sarcoptes scabiei, that is transmitted by
direct skin-to-skin contact.(2) Because the mite can only live away from human skin for
a brief time (typically 24 h to 36 h),(8) only limited transmission occurs through fomites,
such as clothing and bed linen. The female adult mite burrows into the epidermis,
depositing eggs over several days. The larvae hatch in approximately two to four days and
take approximately 10 to 14 days to mature into adult mites.(3,8) The infected individual
develops a hypersensitive reaction to the mite, its eggs or its feces, which usually occurs
approximately three weeks after the first exposure. With reinfestations, the immune
response can be brisk, even as soon as the day after reinfection.(8) The average adult
infestation is approximately 10 to 15 adult female mites.(3)
The classic presentation of scabies includes burrows, erythematous papules and generalized
pruritus that is typically worse at night. Burrows are usually located between the fingers,
in the flexure of the wrist, elbows or armpits, or on the genitals or breasts; however, they
can sometimes be difficult to find.(3) In infants and elderly individuals, burrows may be
found on the head and neck, and can manifest as vesicles, pustules or nodules.
Scabies is often confused with other pruritic rashes such as eczema, impetigo, tinea corporis
(ringworm) and psoriasis.(3) For example, according to one study from Brazil,(9) 18% to
43% of children diagnosed with eczema actually had scabies. Scratching frequently leads
to secondary bacterial infections such as impetigo, pyoderma with Staphylococcus
aureus and group A streptococcus. Complications of bacterial infections include
poststreptococcal glomerulonephritis(10) and cardiac disease.(11) Furthermore, scabies
can lead to stigmatization, depression, insomnia, and significant direct and indirect
financial costs.(5,8,12)
Crusted scabies (Norwegian scabies) is a rare condition caused by the host response to
control the mite, resulting in hyperinfestation with millions of mites, severe inflammation
and hyperkeratotic reaction.(13) Approximately one-half of patients with crusted scabies
do not report itching. Crusted scabies can occur in immunologically normal hosts,(13)
although it is more often associated with immunodeficiencies such as individuals with HIV,
human T-lymphotropic virus 1, leukemia, T-cell lymphoma or autoimmune disease, as well
as developmental delay and malnutrition.(13) Crusted scabies is commonly misdiagnosed
as psoriasis or eczema, especially when a topical steroid has already been used,(14) and is
more difficult to treat than classic scabies. Because of the burden of mites (potentially
millions),(15) crusted scabies is also more contagious than classic scabies and can cause
significant outbreaks
4 tanda kardinal :
a. Pruritus nokturna : gatal malam hari karena aktivitas tungau yang lebih tinggi
pada suhu yg lbh lembab dan panas
b. Menyerang manusia scr kelompok : salah 1 kena, semua bisa kena misal di
suatu keluarga, penduduk yg padat, tetangga yg berdekatan biasanya kena
“Hiposensitisasi”. “Carrier” : pembawa, dia alam infestasi tungau tapi no gejala
c. Ada terowongan “Kunkulus” di tempat predileksi warna putih keabuan, garis
lurus/berkelok ±1cm, ujungnya ada papul/vesikel. Kalau ada infx sekunder ,
ruam kulit jad polimorf (pustul, ekskoriasi)
Tempat predileksi : sela jari,pergelangan tangan di volar, siku bagian luar, lipat
ketiak bagian depan, areola mamae (wanita), umblikus,bokong,genitalia
eksterna(pria), peut bagian bawah. Pada bayi bisa nyerang tapak tangan dan
kaki
d. Menemukan tungau : paling diagnostik.
Diagnosis bisa dibuat kalau ada 2 dari 4 tanda kardinal
Penularan sarcoptes scabie biasanya oleh yang betna yg sdh dbuah atau kadang oleh
bentuk larva “Sarcoptes Scabiei var. Animalis” terutama orang yg pelihara hewan
peliharaan misalnya anjing
o KLASIFIKASI
Spesies Sarcoptes scabiei (var. hominis) diklasifikasikan ke dalam filum Arthropoda
yang masuk ke dalam kelas Arachnida, sub kelas Acari (Acarina), ordo Astigmata,
dan famili Sarcoptidae. Beberapa
famili tungau yang bersifat obligat parasit pada kulit antara lain Sarcoptidae
(menginfeksi mamalia), Knemidokoptidae (menginfeksi burung/unggas), dan
Teinocoptidae (menginfeksi kelelawar). Famili Sarcoptidae yang mampu menular
ke manusia, yaitu Sarcoptes scabiei, Notoeders cati (host asalnya
adalah kucing), dan Trixacarus caviae (host asalnya adalah marmut) (McCarthy,
et al, 2004)
o ada gatal,lesi spt trowongan,vesikel dri etiologic penyebab cacing atau
arthropoda,paling sering necator,necator masukbentuk CLM,konfigurasi ginosa
khas pd CLM ,vesikel yg berkelok kelok,yg lama macula hiperpigmentasi saja.
Arthropoda : tungau,S.scabiei,trowongan tdk terlihat ada hiperpigmentasi
Jantan Betina
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. Badan Penerbit FK UI,
Jakarta. Halaman 138
DIAGNOSIS : Scabies
DIAGNOSIS BANDING
1) Cutaneus Larva Migrans (CLM) / CREEPING ERUPTION
Manifestasi Klinis :
- Masuknya larva ke kulit biasanya disertai rasa gatal dan panas . Rasa gatal
biasanya lebih hebat pada malam hari
- Mula-mula akan timbul papul yg kemudian diikuti bentuk khas yakni lesi
berbentuk linier atau berkelok-kelok, menimbul dengan diameter 2-3 mm
dan berwarna kemerahan.
Adanya papul eritematosa : menunjukkan bahwa larva telah berada di kulit
selama beberapa jam/hari selanjutnya papul akan :
a) Menjalar
b) Menyerupai benang berkelok-kelok
c) Polisiklik
d) Serpiginosa
e) Menimbul
f) Membentuk terowongan/burrow nampak jelas karena di stratum
granulosum
g) Mencapai Panjang beberapa cm
Etiologi :
o Ancylostoma braziliansis
o ancylostoma caninum
o ancylostoma cylanicum
Pengobatan :
- Thiabendazole topical
- Thiabendazole oral 2x50 mg
- Albendazole 400 mg dosis tunggal selama 5 hari
- Ethyl chloride spray (disemprotkan sepanjang lesi ) efek samping dapat
merusak jaringan sekitar yang sehat di PUSKESMAS
- Liquid N2 (mahal)
Patogenesis :
2) PEDIKULOSIS
Manifestasi klinis
a) PEDIKULOSIS CAPITIS infeksi pediculus humanus capitis
- Gejala dominan rasa gatal terutama di daerah oksiput dan temporal dan
dapat meluas ke seluruh kepala.
- Karena garukan terjadi erosi dan ekskoriasi
- Karena infeksi sekunder menimbulkan pus dan krusta
- Karena infeksi sekunder berat plikapelonika ( rambut akan bergumpal
disebabkan oleh banyaknya pus dan krusta) dan disertai pembesaran KGB
regional (di oksiput dan retroaurikular) kepala berbau busuk
Patogenesis
Terjadi 2-3 minggu
Pengobatan
a) PEDIKULOSIS CAPITIS
1) Topical dengan malathion 0,5% atau 1% dalam bentuk
losio/spray
Cara pakai : sebelum tidur rambut dicuci dengan shampoo
oleskan malathion kepala ditutup dg kain keesokanhari
rambut dicuci lagi dengan shampoo kemudian di sisir
dengan sisir rapat (serit)
b) PEDIKULOSIS CORPORIS
1) Krim gameksan 1%
Cara pakai : dioleskan tipis ke seluruh tubuh dan diamkan 24 jam
Catatan : jika belum sembuh diulangi 4 hari kemudian
c) PEDIKULOSIS PUBIS
1) Krim gameksan 1%
Cara pakai : dioleskan tipis ke seluruh tubuh dan diamkan 24 jam
Catatan : jika belum sembuh diulangi 4 hari kemudian
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. Badan Penerbit FK UI,
Jakarta. Halaman 134-137
a. KEROKAN KULIT
Papul atau terowongan yang baru dibentuk dan utuh ditetesi dengan minyak
mineral atau KOH, kemudian dikerok dengan skalpel steril untuk mengangkat
atap papul atau terowongan. Hasil kerokan diletakkan pada gelas obyek dan
ditutup dengan kaca tutup, lalu diperiksa di bawah mikroskop. Hasil positif
apabila tampak tungau, telur, larva, nimfa atau skibala (kotoran).
b. MENGAMBIL TUNGAU DENGAN JARUM
Jarum ditusukkan pada terowongan di bagian yang gelap dan digerakkan secara
tangensial. Tungau akan memegang ujung jarum dan dapat diangkat ke luar.
Dengan cara ini tungau sulit ditemukan, tetapi bagi orang yang berpengalaman,
cara ini dapat meningkatkan ketepatan diagnosis.
c. KURETASI TEROWONGAN
Cara ini dilakukan secara superficial mengikuti sumbu panjang terowongan atau
puncak papul. Hasil kuret diletakkan pada gelas obyek dan ditetesi minyak
mineral / KOH lalu diperiksa di bawah mikroskop.
d. SWAB KULIT
Kulit dibersihkan dengan eter, lalu dilekatkan selotip dan diangkat dengan cepat.
Selotip diletakkan pada gelas obyek kemudian diperiksa dengan mikroskop. Dari
1 lesi dibuat 6 sediaan.
e. BUROW INK TEST
Papul skabies dilapisi tinta cina dengan menggunakan pena lalu dibiarkan selama
20-30 menit, kemudian dihapus dengan alkohol. Tes dinyatakan positif bila tinta
masuk ke dalam terowongan dan membentuk gambaran khas berupa garis yang
karakteristik berbelok-belok karena adanya tinta yang masuk.
f. PEMERIKSAAAN HISTOPATOLOGIK.
Scabicide lotion or cream should be applied to all areas of the body from the neck
down to the feet and toes. In addition, when treating infants and young children,
scabicide lotion or cream also should be applied to their entire head and neck because
scabies can affect their face, scalp, and neck, as well as the rest of their body. Only
permethrin or sulfur ointment may be used in infants. The lotion or cream should be
applied to a clean body and left on for the recommended time before washing it off.
Clean clothing should be worn after treatment. Both sexual and close personal
contacts who have had direct prolonged skin-to-skin contact with an infested person
within the preceding month should be examined and treated. All persons should be
treated at the same time to prevent reinfestation.
The instructions contained in the box or printed on the label always should be
followed carefully. Always contact a doctor or pharmacist if unsure how to use a
particular medicine.
Because the symptoms of scabies are due to a hypersensitivity reaction (allergy) to
mites and their feces (scybala), itching still may continue for several weeks after
treatment even if all the mites and eggs are killed. If itching still is present more than
2 to 4 weeks after treatment or if new burrows or pimple-like rash lesions continue to
appear, retreatment may be necessary.
Skin sores that become infected should be treated with an appropriate antibiotic
prescribed by a doctor.
Topical creams or lotions with 5% permethrin have low toxicity and excellent
results but are relatively expensive compared with other treatments. A second
treatment is usually given one week later to eliminate recently hatched eggs. Benzyl
benzoate (28% for adults, and 10% to 12.5% for children) has high efficacy and a lower
cost and is widely used outside of North America; it sometimes causes immediate skin
irritation. Lindane (gamma benzene hexacholoride), an organochloride that has been
withdrawn from the market in many parts of the world because of neurotoxicity
concerns, is only considered when other therapies have failed. Sulphur precipitated in
petroleum jelly has been used safely in young children and pregnant women, although
its odour and messy application can compromise adherence to treatment.
While oral ivermectin has been shown to be effective in circumstances described
below, this medication is not available in Canada except through Health Canada’s
Special Access Programme. Ivermectin is a synthetic drug, which was discovered
incidentally to have an impact on scabies during mass treatments for strongyloides
and filiariasis. Although 5% permethrin continues to have higher efficacy according to
studies, ivermectin has the advantage of being administered orally as a single dose,
making treatment easier in some settings. Oral ivermectin has proven effective in
managing institutional or community outbreaks, with rapid reduction of scabies
symptoms. It has also been used very effectively in managing crusted scabies,
especially with recurrent disease, and often in combination with keratolytics (to break
down the keratin in the scales) or with topical 5% permethrin. Ivermectin’s use for
scabies remains off-label but can be requested under Health Canada’s Special Access
Programme for controlling outbreaks and crusted scabies therapy. Ivermectin is not
approved for use in children weighing <15 kg, or in women who are pregnant or
breastfeeding. Topical ivermectin may become a future treatment option but is not
licensed for scabies management at this time.
SUMBER : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4614097/
Kekurangan :
- Berbau
- Mengotori pakaian
- Kadang-kadang menimbulkan iritasi
Cara pakai :
- Pasien mandi 2x sehari, dioleskan setelah mandi
- Penggunaan 3 hari berturut-turut
Kelebihan :
- Efektif terhadap semua stadium
Kekurangan :
- Obat ini sulit diperoleh
- Sering memberi iritasi tidak digunakan lagi
- Makin gatal dan panas setelah dipakai
Kelebihan :
- Termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium
- Mudah digunakan
- Jarang memberi iritasi
Kontraindikasi :
- Obat ini tidak dianjurkan untuk anak <6 tahun
- Ibu hamil karena toksis terhadap SSP dan daya absorbs perkutannya tinggi
Cara pakai : pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala, diulangi lagi
seminggu kemudian.
Dalam krim atau losio. Harus dijauhkan dari mulut, mata, dan uretra.
Kelebihan :
- Merupakan obat pilihan
- Punya dua efek yaitu antiskabies dan antigatal
e. PERMETRIN KADAR 5%
Kelebihan :
- Efektif untuk semua stadium
- Aman untuk ibu hamil
Cara pakai :
- Aplikasi hanya 1x
- Dibersihkan dengan cara mandi setelah 8-10 jam
- Pengobatan diulangi setelah 1 minggu, jika digunakan setiap hari dapat
mengakibatkan dermatitis kontak iritan karna permethrin merupakan
insektisida yang dapat digunakan untuk kulit manusia
Kontraindikasi :
- Tidak dianjurkan untuk bayi < 2 bulan