oTITIS EKSTERNA AKUT
oTITIS EKSTERNA AKUT
CASE 2
Otitis Externa Akut
(Sesi Pertama)
Judul kasus: Tn. Bond
Tn. Bond, 27 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri pada telinga kanannya sejak
kemarin.
RPS:
Kemarin malam ia tidak bisa tidur sepanjang malam karena telinga kanannya sangat nyeri.
Nyeri terasa seringkali berdenyut. Pendengarannya normal. Tidak ada cairan dari kedua kanal
telinganya.
RPD:
Ia merasa gatal pada kedua kanal telinganya setelah berenang 3 hari yang lalu. Untuk
mengurangi rasa gatal dalam telinganya, ia mengorek dengan cotton bud. Ia seringkali mengorek
berulang-ulang hingga ia merasa nyeri dalam telinganya. Tetapi nyerinya menjadi parah. Dulu
ia mengalami gatal, terutama setelah berenang tapi biasanya sembuh sendiri.
RK:
Tidak ada anggota keluarganya yang memiliki keluhan yang sama.
RO:
Ia tidak pernah memakai tetes telinga sebelumnya.
RS:
Ia adalah seorang perenang aktif.
1. Apa masalah pasien?
❖ Tn. Bond, 27 tahun, seorang perenang yang sehat.
❖ Mengeluhkan otalgia sejak kemarin.
❖ Kemarin malam ia hampir terbangun karena nyeri telinga kanan yang berat.
❖ Nyeri berdenyut dan sering terjadi, pendengaran normal, tidak ada cairan dari kedua
kanal telinganya.
❖ Dulu biasanya merasa gatal setelah berenang, tapi sembuh sendiri.
Pemeriksaan Fisik
❖ Tanda vital:
Tidak sakit
BP = 110/80 mmHg PR = 80 bpm, reguler
RR = 20x/menit T = 36°C
❖ Kepala dan leher: anemia (-), icterus (-), kemerahan pada konjungtiva (-), mata berair (-);
Telinga: sekret telinga (-)
❖ Jantung
o Inspeksi: IC tidak tampak
o Palpasi: IC teraba pada ICS V MCL Sinistra
o Perkusi: batas kanan = garis parasternal kanan
batas kiri = MCL kiri
o Auskultasi: S1 S2 tunggal, reguler, murmur (-)
❖ Paru
o Inspeksi: simetris
o Palpasi: VF (N/N)
o Perkusi: sonor/sonor
o Auskultasi: vesikuler (+/+), rhonchi (-/-), wheezing (-/-)
❖ Abdomen
o Inspeksi: distensi (-), darm contour (-), darm steifung (-)
o Auskultasi: suara perut (+) normal
o Palpasi: hepar = tidak teraba; lien = tidak teraba, traube space tympani
o Perkusi: tympani
❖ Ekstremitas: hangat (+/+), edema (-/-)
Auricula
Auricula ada di sisi kepala dan membantu dalam menangkap suara. Auricula terdiri atas
kartilago yang dilapisi kulit dan tersusun dalam suatu pola elevasi dan depresi yang
bervariasi. Tepi luar yang besar dari auricula adalah helix. Helix berakhir di inferior pada
lobulus yang berdaging, satu-satunya bagian auricula yang tidak disangga oleh kartilago.
Bagian tengah auricula yang cekung adalah concha auriculae. Meatus acusticus
externus/MAE bermula dari kedalaman area ini. Tepat anterior dari bukaan MAE, di depan
concha, adalah suatu elevasi (tragus). Di seberang tragus, dan di atas lobulus yang
berdaging, terdapat suatu elevasi lagi (antitragus). Tepi melengkung yang lebih kecil, paralel
dan anterior dari helix adalah antihelix.
Musculi
Banyak otot-otot intrinsik dan ekstrinsik yang berkaitan dengan auricula:
❖ otot-otot intrinsik berjalan di antara bagian-bagian berkartilago dari auricula dan dapat
mengubah bentuk auricula
❖ otot-otot ekstrinsik, m. auricularis anterior, superior, dan posterior, berjalan dari kulit
kepala atau tengkorak menuju auricula dan bisa juga berperan dalam memosisikan
auricula.
Kedua kelompok otot diinervasi oleh n. facialis (VII).
Inervasi
Inervasi sensoris dari auricula berasal dari banyak sumber:
❖ permukaan luar yang lebih superfisial dari auricula disuplai oleh n. auricularis magnus
(pars anterior dan posteroinferior) dan n. occipitalis minor (pars posterosuperior) dari
plexus cervicalis dan r. auriculotemporalis dari n. mandibularis (V3) (pars anterosuperior)
❖ bagian auricula yang lebih profundus disuplai oleh n. vagus (X) (r. auricularis) dan n.
facialis (VII) (yang memberikan suatu cabang ke r. auricularis dari n. vagus (X)).
Vasa
Suplai arteri menuju auricula berasal dari banyak sumber. A. carotis externa menyuplai a.
auricularis posterior, a. temporalis superficialis menyuplai cabang-cabang a. auricularis
anterior, dan a. occipitalis menyuplai suatu cabang. Drainase vena melalui vasa-vasa yang
mengikuti arteri. Drainase limfatik dari auricula berjalan ke anterior ke dalam lnn. parotidei
dan ke posterior ke dalam lnn. mastoidei, dan kemungkinan ke dalam lnn. cervicales
profundi superiores.
Inervasi
Inervasi sensoris dari meatus acusticus externus berasal dari beberapa saraf kranial. Input
sensoris major berjalan melalui cabang-cabang dari n. auriculotemporalis, suatu cabang dari
n. mandibularis (V3) (dinding anterior dan superior), dan dalam r. auricularis dari n. vagus
(X) (dinding posterior dan inferior). Input sensoris minor juga dapat berasal dari suatu cabang
n. facialis (VII) menuju r. auricularis n. vagus (X).
Telinga tengah
Telinga tengah merupakan suatu ruangan berisi udara dan dilapisi membran mukosa yang
terdapat di dalam os temporale di antara membrana tympanica (lateral) dan dinding lateral
telinga dalam (medial). Telinga tengah terdiri atas 2 bagian:
❖ cavitas tympani yang berada tepat di sebelah membrana tympanica
❖ recessus epitympanicus di superior
Telinga tengah berhubungan dengan area mastoidea di posterior dan dengan nasofaring
(melalui tuba pharyngotympanica/tuba auditiva/Eustachii)) di anterior. Fungsi dasarnya
adalah untuk menghantarkan getaran dari membrana tympanica menyeberangi cavitas
telinga tengah menuju ke telinga dalam. Telinga tengah dapat melakukan fungsi ini melalui 3
tulang yang saling terhubung tapi dapat bergerak yang menjembatani ruang antara
membrana tympanica dan telinga dalam. Tulang-tulang ini adalah malleus (terhubung ke
membrana tympanica), incus (terhubung ke malleus melalui suatu sendi synovial), dan
stapes (terhubung ke incus melalui suatu sendi synovial, dan melekat ke dinding lateral dari
telinga dalam pada fenestra ovalis/vestibularis/oval window)
Telinga dalam
Telinga dalam terdiri atas serangkaian cavitas/rongga bertulang (bony labyrinth) dan di
dalamnya terdapat ductuli dan sacci membranosus (membranous labyrinth). Semua struktur
ini terdapat di dalam pars petrosus os temporale di antara telinga tengah (lateral) dan meatus
acusticus internus (medial). Bony labyrinth terdiri atas vestibulum, 3 canales semicirculares,
dan cochlea. Cavitas bertulang ini dilapisi oleh periosteum dan mengandung cairan bening
(perilimfe). Tergantung/tersuspensi dalam perilimfe tetapi tidak memenuhi seluruh ruangan
bony labyrinth adalah membranous labyrinth, yang terdiri atas ductuli semicirculares, ductus
cochlearis, dan 2 sacci (utriculus dan sacculus). Ruang membranosus ini terisi endolimfe.
Struktur-struktur dalam telinga dalam menyampaikan informasi tentang keseimbangan dan
pendengaran ke otak:
❖ ductus cochlearis adalah organ pendengaran
❖ ductuli semicirculares, utriculus, dan sacculus merupakan organ-organ keseimbangan
Saraf yang bertanggung jawab terhadap fungsi-fungsi ini adalah n. vestibulocochlearis (VIII),
yang membagi menjadi pars vestibularis (keseimbangan) dan cochlearis (pendengaran)
setelah memasuki meatus acusticus internus.
b. Telinga tengah adalah rongga berisi udara pada os temporale yang membuka ke dalam
nasopharynx dan melewati nasopharynx menuju bagian luar melalui tuba Eustachii
(auditorius). Tuba auditorius biasanya tertutup, tetapi terbuka saat menelan,
mengunyah, dan menguap, menjaga tekanan udara seimbang di kedua sisi gendang
telinga.
❖ Tiga ossicula auditus, malleus, incus, stapes, terletak di telinga tengah.
❖ Manubrium (handle malleus) melekat ke belekang membrana tympani. Caputnya melekat
ke dinding telinga tengah, dan processus pendeknya melekat ke incus, yang kemudian
berartikulasi dengan caput stapes.
❖ Dinamakan stapes karena kemiripannya dengan sanggurdi (stirrup). Basisnya dilekatkan
oleh ligamentum annular eke dinding dari fenestra ovalis.
❖ Dua otot skelet, m. tensor tympani dan m. stapedius, juga terletak di telinga tengah.
❖ Kontraksi yang awal menarik manubrium mallei ke medial dan mengurangi getaran
membrana tympani; kontraksi yang terakhir basis stapedius keluar dari fenestra ovalis.
c. Telinga dalam (labirin) dibentuk dari 2 bagian, satu di dalam yang lainnya.
❖ Labirin oseosa merupakan rangkaian saluran dalam bagian petrosus dari os temporale
dan terisi dengan cairan yang disebut perilimfe,
yang memiliki konsentrasi K+ yang relatif
rendah, mirip pada plasma atau cairan
serebrospinal. Di dalam saluran oseosa ini,
terdapat labirin membranosa yang dikelilingi
oleh perilimfe.
❖ Labirin membranosa kurang lebih menduplikat
bentuk saluran oseosa dan terisi dengan cairan
kaya K+ yang disebut endolimfe. Labirin ini
memiliki 3 komponen: cochlea yang
mengandung hair cell (reseptor) untuk
pendengaran, canales semicirculares yang
mengandung hair cell yang merespon terhadap
putaran kepala, dan organ otolith yang
mengandung hair cell yang merespon terhadap
perubahan gravitasi dan memiringkan kepala.
❖ Cochlea adalah saluran melingkar, yang pada
manusia panjangnya 35 mm dan membuat
putaran. Membran basilar dan membrane
Reissner membedakannya menjadi 3 ruang atau scalae.
❖ Di atas scala vestibuli dan di bawah scala tympani mengandung perilimfe dan saling
berhubungan di apex cochlea melalui suatu bukaan kecil yang disebut helicotrema.
❖ Di basis cochlea, scala vestibuli berakhir pada fenestra ovalis, yang tertutup oleh basis
stapedius.
❖ Scala tympani berakhir pada fenestra rotunda, suatu foramen pada dinding medial
telinga tengah yang tertutup oleh membrana tympani sekunder yang fleksibel.
❖ Scala media, ruang tengah cochlea, bersambungan dengan labirin membranosa dan tidak
berhubungan dengan 2 scalae lainnya.
❖ Organ corti pada membran basilar memanjang dari apex menuju basis cochlea hingga
membentuk spiral. Struktur ini mengandung reseptor auditorius yang sangat
terspesialisasi, yang processusnya menembus lamina reticularis keras yang seperti
membran, yang disokong oleh sel pillar atau batang Corti.
❖Hair cell tersusun dalam 4 baris, 3 baris outer
hair cell lateral dari terowongan yang dibentuk oleh
batang Corti, dan 1 baris inner hair cell medial
dari terowongan. Terdapat 20.000 outer hair cell dan
3.500 inner hair cell pada tiap cochlea manusia.
❖Penutup barisan hair cell adalah membran
tectorial yang tipis, kental, tapi elastis, di mana
ujung outer hair cell tertanam tapi tidak pada inner
hair cell.
❖Badan sel neuron sensoris yang tertanam di
sekitar basis hair cell terletak dalam ganglion spirale
di antara modiolus, inti bertulang di sekitar
putaran cochlea. 90-95% dari neuron sensoris ini
menginervasi inner hair cell, hanya 5-10%
menginervasi sejumlah outer hair cell, tiap neuron
sensoris menginervasi beberapa outer hair cell.
Sebaliknya, sebagian besar sabut eferen pada
nervus auditorius berhenti pada outer hair cell
dibanding inner hair cell. Axon neuron aferen yang
menginervasi hair cell membentuk bagian
auditorius (cochlearis) dari nervus cranialis
kedelapan.
❖Di tiap sisi kepala, canales semicirculares saling
tegak lurus, sehingga mereka berorientasi pada 3
bidang ruang. Sebuah struktur reseptor, crista
ampullaris, terletak pada ujung yang membesar
(ampulla) dari tiap canalis membranosa. Tiap crista
terdiri dari hair cell dan sel penunjang
(sustentacular) ditutupi oleh penyekat gelatin
(cupula) yang menutupi ampulla. Processus hair cell
tertanam dalam cupula, dan basis hair cell berhubungan dekat dengan sabut aferen dari
bagian vestibularis nervus cranialis kedelapan.
❖ Sepasang organ otolith, sacculus dan utriculus, terletak dekat dengan pusat labirin
membranosa. Epitel sensoris dari organ ini disebut macula. Maculae berorientasi vertikal
di sacculus dan terletak horizontal dalam utriculus saat kepala tegak lurus/vertikal.
Macula mengandung sel penunjang dan hair cell, dikelilingi oleh sebuah membrane
otolithic di mana tertanam kristal calcium carbonate, otolith. Otolith, yang disebut juga
otoconia atau debu telinga, panjangnya berkisar 3-19 𝜇m pada manusia. Processus hair
cell tertanam dalam membran. Sabut saraf dari hair cell bergabung dengan sabut
saraf dari cristae pada bagian vestibularis dari nervus cranialis VIII.
❖ Penyebab lain dari otalgia primer adalah otitis externa, myringitis viral, badan asing
dalam telinga, dan mastoiditis. Sedangkan pada referred otalgia, kelainan gigi
merupakan penyebab paling umum. Penyakit gigi seperti karies gigi, periodontitis
periapicalis, gigi molar ke-3 yang tertumpuk (tumbuh di di antara gigi dan gusi/menumpuk), dan
pulpitis.
❖ Hal ini mengakibatkan sensasi nyeri dalam telinga karena cavum oris dipersarafi oleh n.
auriculotemporalis (cabang n. trigeminus), yang merupakan salah satu inervasi sensoris
telinga yang mengakibatkan seseorang mengalami nyeri (telinga karena gangguan pada cavum
orisnya).
❖ Penyebab umum lainnya dari referred otalgia adalah sinusitis. Cavum nasi juga diinervasi
oleh n. auriculotemporalis, cabang dari n. trigeminus, dimana ketika terjadi obstruksi
nasal dan iritasi sinus, dapat terjadi gejala nyeri pada telinga.
❖ Penyebab referred lainnya adalah tonsilitis, faringitis, laringitis, tumor laring,
esofagitis, neuralgia, dan disfungsi temporomandibularis. Bertamasya dan scuba diving
juga dapat berujung pada referred otalgia; scuba diving mengubah tekanan luar/eksternal
yang menyebabkan nyeri telinga. Pada kasus-kasus langka, terjadi otalgia psikogenik, ada
penyebab spesifik mengapa terasa nyeri pada telinga, tapi mungkin juga merupakan
kondisi psikosomatik.
(Sesi Kedua)
Dokter memberitahu Tn. Bond bahwa ia mengalami otitis externa akut (radang pada canalis
acusticus externa). Dokter membersihkan kanal telinga dengan lembut dan memberikan
kortikosteroid topikal dan NSAID oral.
Tanda pasti dari OE diffusa adalah rasa nyeri saat dipalpasi pada tragus (ketika
didorong), pinna (ketika ditarik), atau keduanya.
Rasa nyeri karena palpasi seringkali intens/kuat dan tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan berdasarkan penampakan kanal telinga pada inspeksi. Otoskopi dapat
menunjukkan edema kanal telinga diffusa, eritema, dengan atau tanpa otorrhea.
Limfadenitis regional atau selulitis dari pinna dan kulit yang bersebelahan bisa ada pada
beberapa pasien. Selain bentuk akut yang khas dari otitis externa, bentuk khusus dapat
muncul seperti otitis externa terlokalisir, yang berasal dari suatu folikel rambut, atau otitis
externa necroticans ("maligna"), yang memiliki perjalanan penyakit yang fulminan (berat
dan mendadak) dan oleh karena itu memerlukan terapi IV.
(Sesi Ketiga)
Dua hari kemudian Tn. Bond datang kembali ke puskesmas. Nyerinya hilang tapi terkadang ia
masih merasa gatal. Kanal telinga masih sempit dan kemerahan dan berisi debris/kotoran.
Dokter membersihkan kanal, memasukkan wick/kapas telinga, dan merespkan antibiotik,
kortikosteroid bentuk sediaan tetes telinga, dan antihistamin oral. Tetes telinga harus digunakan
3x sehari, dan dokter meminta Tn. Bond untuk datang lagi besok lusa.
Antibiotik topikal
❖ Ketika terdapat bentuk otitis externa yang sedang hingga berat, terapi gold standard yang
digunakan sekarang adalah antibiotik topikal dalam bentuk tetes telinga, yang juga dapat
mengandung steroid topikal. Terkadang canalis auditorius teroklusi dan memerlukan
insersi ear wick, yang dapat berupa gauze/kapas atau spons selulosa, untuk membantu
melebarkan kanal dan memberikan penetrasi obat topikal yang tepat. Ketika
diindikasikan, perlu datang kembali dalam waktu 2-3 hari untuk pengeluaran wick.
❖ Beberapa faktor sebaiknya dipertimbangkan ketika memilih antibiotik ototopikal: cakupan
terhadap patogen spesifik, profil efek samping, dan resistensi obat.
❖ Regimen antibiotik ideal seharusnya memiliki cakupan spesifik terhadap patogen yang
terumum, P. aeruginosa dan S. aureus. Contohnya fluoroquinolone seperti Ofloxacin dan
Ciprofloxacin memberikan cakupan yang baik terhadap kedua patogen tersebut, dan juga
aminoglikosida, Tobramycin dan Gentamicin.
❖ Ciprofloxacin termasuk yang fluoroquinolone yang paling efektif terhadap P. aeruginosa;
obat ini memiliki spektrum luas dan bertindak sebagai bakterisida, terutama terhadap
patogen gram negatif, dan cukup efektif terhadap patogen gram positif. Ciprofloxacin
topikal merupakan terapi lini pertama dari otitis externa berat pada anak-anak dan
remaja.
❖ Mengenai profil efek samping, ototoksisitas merupakan kekhawatiran yang terpenting
dengan pemakaian agen aminoglikosida. Terdapat sumber potensial terjadinya kehilangan
pendengaran dan disfungsi keseimbangan iatrogenik yang signifikan, terutama dengan
adanya perforasi membran tympani. Dermatitis kontak alergi umumnya berkaitan dengan
Neomycin ketika digunakan untuk jangka waktu lama/diperpanjang.
❖ Sebaliknya, efek samping fluoroquinolone adalah iritasi lokal, dan tidak ada risiko
ototoksisitas.
Resistensi obat
Terdapat kekhawatiran tertentu bahwa beberapa pasien mengalami bentuk otitis externa
yang resisten terhadap obat. Resistensi ini lebih umum pada infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme seperti bakteri (66%) dan jamur (15%). Patogen paling umum adalah
Pseudomonas sp. dan S. aureus. Dalam suatu studi prospektif, telah diamati resistensi total
(100%) dari Pseudomonas sp. terhadap Neomycin, Chloramphenicol, Trimethoprim, dan
Amoxicillin, sedangkan semua isolat sensitif terhadap Polymyxin B dan Ciprofloxacin.
Sensitivitas terhadap Gentamicin adalah 98.5%. Isolat S. aureus tidak menunjukkan
resistensi terhadap Gentamicin dan Flucloxacillin. 92.3% dari isolat sensitif terhadap
Neomycin dan Chloramphenicol. Berdasarkan hasil penelitian ini, sediaan topikal dari
Polymyxin B, Gentamicin, atau Ciprofloxacin sebaiknya digunakan sebagai terapi lini pertama
untuk otitis externa di faskes tingkat kedua (setelah rujukan/spesialis).
Dokter :
SIP :
Alamat :
___________________________________________________________________
Surabaya, 8 April 2019
R/ Sol. Ofloxacin 0.3% fls. 10 mL No. I
S. 3 d.d. gtt. V a.d.
__________________________________________(paraf)
R/ Cetirizine HCl tab. 10 mg No. V
S. 1 d.d. tab. I
__________________________________________(paraf)
R/ Gauze taperoll No. II rol
_____________________________________________(paraf)