Di susun oleh :
Nama : Shofi Mah Mudah
Nim : 16 4101 2739
• Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan / kegiatan mengenai batas – batas waktu untuk
mulai dan akhir dari masing – masing tugas.
• Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan relistis dalam
penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu.
• Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan proyek dapat selesai
sebelum waktu yang di tetapkan.
• Makin besar skala proyek, semakin kompleks pengelolaan penjadwalan karena dana yang di
kelolah sangat besar, kebutuhan dan penyediaan sumber daya juga besar, kegiatan yang di
lakukan sangat beragam serta durasi proyek menjdi sangat panjang.
Oleh karena itu, agar penjadwalan dapat diimplementasikan, digunakan cara – cara atau metode
teknis yang sudah digunakan seperti metode penjadwalan proyek. Kemampuan scheduler yang
memadai dan bantuan software komputer untuk penjadwalan dapat membantu memberikan hasil
yang optimal.
MACAM – MACAM METODE PENJADWALAN PROYEK
f. Langkah – langkah
a) Mengidentifikasikan Tugas
• Mengidentifikasikan Tugas yang perlu diselesaikan pada Proyek
• Menentukan Milestone (bagian pekerjaan dari suatu tugas) dengan
menggunakan Brainstorming ataupun Flow chart.
• Mengidentifikasikan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu tugas.
• Mengidentifikasikan urutan pekerjaan ataupun tugas yang akan dikerjakan.
Seperti Tugas yang harus diselesaikan sebelum memulai suatu tugas yang baru
ataupun tugas-tugas apa yang harus dilakukan secara bersamaan (Simultan).
b) Menggambarkan Sumbu Horizontal
Gambarkan sumbu horizontal untuk waktu pelaksanaannya (dapat diletakan
diatas atau dibawah halaman). Tandai dengan skala waktu yang sesuai (bisa dalam
harian maupun mingguan).
c) Menuliskan Tugas ataupun Bagian Pekerjaan
Tuliskan Tugas atau bagian pekerjaan (milestone) yang akan dikerjakan
berdasarkan urutan waktu pada bagian kiri. Gambarkan Diagram Batang (Bar
Graph) untuk menunjukan rentang waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas
yang bersangkutan. Gambarkan kotak dari kiri dimana waktu Tugas tersebut
dimulai sampai pada waktu tugas yang bersangkutan berakhir. Jika diperlukan
presentasi kepada Manajemen perusahaan, gambarkan bentuk Intan (Diamond)
pada tanggalnya. Gambarkan tepinya saja dan kotak tersebut jangan diisi.
d) Melakukan Pemeriksaan kembali
Lakukan pemeriksaan kembali, apakah semua tugas atau bagian pekerjaan untuk
Proyek tersebut sudah tertulis semuanya ke dalam Gantt Chart.
f. Langkah – langkah
Sistematika lengkap dan proses penyusunan jaringan kerja menurut Jay Heizer dan
BarryRender (2003;509) adalah sebagai berikut:
1) Menginventarisasi kegiatan-kegiatan.
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dan pengidentifikasian lingkup proyek,
menyesuaikan, memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau kelompok-kelompok
kejadian yang merupakan komponen proyek.
2) Menyusun hubungan antar kerja.
Pada langkah ini disusun kembali komponen-komponen pada langkah pertama
sesuai dengan logika ketergantungan.
3) Menyusun network diagram.
Pada langkah ini hubungan antara kegiatan yang telah disusun pada langkah
kedua, disusun menjadi masa rantai dengan urutan yang sesuai dengan logika
ketergantungan. Langkah ini mendiskripsikan proses produksi secara keseluruhan.
4) Menentukan waktu untuk setiap kegiatan.
Memberi kurun waktu pada setiap kegiatan yang dihasilkan, menyesuaikan
lingkup proyek, seperti pada langkah pertama. Terdapat perbedaan pokok dalam
memperkenalkan kurun waktu kegiatan antara CPM dan PERT. CPM menggunakan angka
perkiraan tunggal atau deterministic, sedangkan PERT menggunakan tiga angka
perkiraan atau probabilistik.
5) Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada network diagram dari network diagram
yang telah disusun pada langkah ketiga, dilakukan perhitungan maju dan perhitungan
mundur, dari perhitungan tersebut dihitung float dan identifikasi jalur kritisnya.
6) Melakukan analisa waktu, biaya dan sumber daya.
Setelah melakukan langkah tersebut diatas, maka dilanjutkan dengan melakukan
analisa waktu,biaya, dan sumber daya yang meliputi:
• Menentukan kurun waktu proyek yang paling optimal dilihat dari segi biaya.
Ditunjukkan untuk memilih berbagai alternatif, kurun waktu proyek dilihat dari segi
biaya.
• Meminimalkan fluktuasi sumber daya.
Meningkatkan efisiensi pengelolaan proyek dengan cara mencegah terjadinya naik
turunyang terlalu tajam dalam waktu relatif terhadap keperluan sumber daya.
f. Langkah langkah
Langkah-langkah dalam perencanaan proyek menggunakan metode CPM :
1) Tentukan rincian kegiatan.
Dari rincian kegiatan yang harus dilakukan dalam sebuah proyek, tambahkan
informasi durasi dan identifikasikan prasyarat kegiatan sebelumnya yang harus
terselesaikan terlebih dahulu.
2) Tentukan urutan kegiatan dan gambarkan dalam bentuk jaringan.
Beberapa kegiatan akan dapat dimulai dengan sangat tergantung pada penyelesaian
kegiatan lain. Relasi antar kegiatan ini harus diidentifikasi dan digambarkan secara
berurutan dalam bentuk titik dan busur.
3) Susun perkiraan waktu penyelesaian untuk masing-masing kegiatan.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan dapat diestimasi
dengan menggunakan pengalaman masa lalu atau perkiraan dari para praktisi. CPM
tidak memperhitungkan variasi waktu penyelesaian, sehingga hanya satu perkiraan
yang akan digunakan untuk memperkirakan waktu setiap kegiatan.
4) Identifikasi jalur kritis (jalan terpanjang melalui jaringan).
Jalur kritis adalah jalur yang memiliki durasi terpanjang yang melalui jaringan.
Arti penting dari jalur kritis adalah bahwa jika kegiatan yang terletak pada jalur kritis
tersebut tertunda, maka waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan otomatis
juga akan tertunda.
Pada jalur selain jalur kritis, akan ditemui waktu longgar/waktu toleransi
(slack time) yaitu sejumlah waktu sebuah kegiatan dapat ditunda tanpa menunda
penyelesaian proyek secara keseluruhan.
5) Update DiagramCPM.
Pada saat proyek berlangsung, waktu penyelesaian kegiatan dapat diperbarui
sesuai dengan diperolehnya informasi dan asumsi baru. Sebuah jalur kritis baru
mungkin akan muncul, dan perubahan bentuk jaringan sangat mungkin harus
dilakukan.
Keterbatasan CPM adalah digunakannya satu angka perkiraan waktu
penyelesaian bagi setiap kegiatan. Jika memang dibutuhkan perencanaan proyek
yang lebih kompleks, metode PERT dengan tiga varian waktu perkiraan akan dapat
memberikan aternatif perkiraan waktu penyelesaian proyek yang lebih terbuka.
f. Langkah – langkah
1) Mengidentifikasi kegiatan (activities) dan tonggak proyek (milestones) yang spesifik.
Dalam pengelolaan proyek, sebuah ‘aktivitas’ adalah kegiatan yang harus
dikerjakan dan sebuah ‘event’ atau ’acara’ merupakan tahapan penyelesaian dari satu
atau lebih kegiatan. Output dari tahapan ini adalah daftar tugas dalam tabel yang
mencakup informasi tentang urutan dan durasi.
Dalam pengelolaan proyek, sebuah ‘aktivitas’ adalah kegiatan yang harus
dikerjakan dan sebuah ‘event’ atau ’acara’ merupakan tahapan penyelesaian dari satu
atau lebih kegiatan.
2) Menentukan urutan yang tepat dari kegiatan-kegiatan.
Langkah ini membutuhkan analisa yang cukup mendalam mengenai relasi antara
setiap kegiatan. Sebelum sebuah kegiatan dapat dimulai, semua kegiatan yang menjadi
prasyarat bagi kegiatan tersebut harus sudah terselesaikan.
3) Menyusun model diagram jaringan.
Menggunakan informasi urutan aktivitas, diagram PERT dapat disusun dengan
menunjukkan sifat urutan kegiatan (serial dan paralel). Beberapa draft mungkin
diperlukan untuk dapat secara benar menggambarkan hubungan antar aktivitas.
4) Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan.
Days, weeks atau months adalah unit umum biasa digunakan waktu untuk
penyelesaian kegiatan. Sebuah fitur yang membedakan PERT adalah kemampuannya
untuk menghadapi ketidakpastian di masa penyelesaian kegiatan. Untuk setiap aktivitas,
model biasanya mencakup tiga perkiraan waktu: Waktu Optimis, yaitu perkiraan waktu
yang paling singkat bagi penyelesaian aktivitas; Waktu Perkiraan Paling Mungkin, waktu
penyelesaian yang memiliki probabilitas tertinggi (berbeda dengan : waktu yang
diharapkan); dan Waktu Pesimis, yaitu waktu terpanjang yang mungkin diperlukan suatu
kegiatan.
Waktu Rata-rata atau waktu yang diharapkan dan bisa ditampilkan dalam diagram
dapat dihitung dari rumus = (Waktu Optimis + 4 Waktu Perkiraan Paling Mungkin+
Waktu Pesimis) / 6
5) Menentukan tahapan dan jalur kritis.
Jalur kritis ditentukan dengan menjumlahkan waktu setiap kegiatan, mulai dari
awal hingga akhir proyek. Jumlah terpanjang dari sebuah variasi urutan kegiatan
merupakan jalur kritis. Dari contoh di atas maka alur A – D – F = 3 + 1 + 3 = 7 mo dan alur
B – C = 4 + 3 = 7 mo, merupakan jalur kritis (critical path). Sedangkan alur A – E = 3 + 2 =
5 mo merupakan jalur non-kritis. Dari analisa di atas, maka kegiatan E dapat ditunda
tanpa maksimal 2 mo tanpa menunda penyelesaian keseluruhan proyek ini. Kegiatan E
disebut memiliki waktu longgar (slack time).
6) Melakukan pemantauan dan evaluasi serta koreksi pada diagram PERT selama proyek
berlangsung.
Dalam dinamika pengelolaan proyek, secara berkala diagram PERT dapat
dipantau, serta dikoreksi sesuai dengan perkembangan pelaksanaan proyek dengan
memasukkan angka waktu yang telah terjadi pada setiap kegiatan yang sudah berlalu.
Atau malah diagram dikoreksi untuk rencana kegiatan yang akan datang disebabkan
perubahan asumsi selama proyek berlangsung.
5. Metode precedence diagram method PDM
a. Pengertian
Metode preseden diagram met (PDM) adalah jaringan kerja yang termasuk
klasifikasi Activity On Node. Dalam metode ini, kegiatan dituliskan dalam node yang
umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya sebagai petunjuk
hubungan antar kegiatan–kegiatan yang bersangkutan. Metode penjadwalan PDM ini
dapat menumpah-tindihkan suatu kegiatan tanpa memerlukan garis dummy yang
rumit.
Kegiatan dan peristiwa pada PDM ditulis dalam node yang berbentuk kotak
segiempat. Dalam PDM, kotak tersebut menandai suatu kegiatan, dengan demikian
harus dicantumkan identitas kegiatan dan kurun waktunya. Setiap node mempunyai
dua peristiwa yaitu peristiwa awal dan peristiwa akhir.
Ruangan dalam node terbagi dalam bagian bagian kecil berisi informasi
mengenai nama kegiatan dan keterangan spesifik lainnya bisa berupa kurun waktu,
tanggal dan lainnya. Terkadang di dalam node juga di tulis presentasi progress
penyelesaian untuk memudahkan dalam pengontrolan dan pengendalian proyek secara
keseluruhan. Namun, informasi yang paling sering muncul yaitu mengenai mulai dan
selesainya suatu kegiatan (ES, LS, EF dan LF).
b. Kelebihan dan kekurangan
➢ Kelebihan
• Penjadwalan proyek berupa diagram jaringan dengan hubungan
ketergantungannya sangat jelas
• Ditunjukan dengan garis/ anak panah.
• Digunakan untuk proyek yang mempunyai kegiatan tumpang tindih atau
overlapping.
• Dapat menunjukan hubungan logika ketergantungan antara satu kegiatan dengan
kegiatan lain secara spesifik.
• Menunjukan lintasan kritis kegiatan proyek sehingga apabila terjadi
keterlambatan proyek, prioritas pekerjaan proyek yang akan dikoreksi menjadi
mudah dilakukan.
➢ Kekurangan
• Belum dapat memperlihatkan perhitungan kecepatan produksi dan hambatan
atau gangguan antar kegiatan.
• Kegiatan yang berulang akan dijumpai dengan penumpukan pekerjaan.
• Adanya percepatan waktu mulai item pekerjaan mendahului item pekerjaan
sebelumnya.
• Adanya penambahan sumberdaya manusia untuk mengerjakan item pekerjaan
yang mulai dikerjakan sebelum pekerjaan yang mendahuluinya selesai.
• Tidak dapat mempertahankan kontinyuitas tingkat produktifitas kegiatan
berulang.
c. Contoh metode precedence diagram method PDM
d. Langkah – langkah
• Membuat denah noda sesuai dengan jumlah kegiatan.
• Menghubungkan noda (kegiatan) sesuai dengan konstrain menggunakan anah
panah
• Lengkapi detail atribut pada setiap noda
• Hitung ES, EF, LS, dan LF untuk mengidentifikasi kegiatan kritis
Gambar 2.6 Langkah awal membuat noda sesuai jumlah kegiatan
• Kegiatan A
Dianggap mulai awal = 0
ES(l ) = 0
EF(l ) = ES(l) + D(A) = 0 + 5 = 5
• Kegiatan B
ES(2) = ES(l ) + SS(l-2) = 0 + 3 = 3
EF(2) = ES(2) + D(B) = 3 + 6 = 9
• Kegiatan C
ES(3) = EF(2) + FF(2-3) - D(C) = 9 + 2 - 6 = 5
ES(3) = EF(1) + FS (1-3) = 5 + 2 = 7
Pilih yang terbesar, maka ES(3) = 7
EF(3) = ES(3) + D(C) = 7 + 6 = 13
• Kegiatan D
ES(4) = ES(2) + SF(2-4) - D(D) = 3 + 11 - 7 = 7
EF(4) = ES(4) + D(D) = 7 + 7 = 14
• Kegiatan E
ES(5) = ES(4) + SS(4-5) = 7 + 4 = 11
ES(5) = EF(2) + FS(2-5) = 9 + 1 = 10
ES(5) = ES(3) + SF(3-5) - D(E) = 7 + 9 - 6 = 10
EF(5) = ES(5) + D(E) = 11 + 6 = 17
• Kegiatan F
ES(6) = ES(5) + SS(5-6) = 1 1 + 5 = 16
EF(6) = ES(6) + D(F) = 16 + 8 = 24
Hitungan Mundur
• Kegiatan E
LF(5) = LS(6) - SS(5-6) + D(E) = 16 - 5 + 6 = 17
LS(5) = LF(5) - D(E) = 1 7 - 6 = 11
• Kegiatan D
LF(4) = LS(5) - SS(4-5) + D(D) = 11 - 4 + 7 = 14
LS(4) = LF(4) - D(D) = 14 - 7 = 7
• Kegiatan C
LF(3) = LF(5) - SF(3-5) + D(C) = 17 - 9 + 6 = 14
LS(3) = LF(3) - D(C) = 14 - 6 = 8
• Kegiatan B
LF(2) = LF(3) - FF(2-3) = 14 - 2 = 12
LF(2) = LS(5) - FS(2-5) = 11 – 1 = 10
LF(2) = LF(4) - SF(2-4) + D(B) = 14 - 11 + 6 = 9
Pilih yg terkecil maka LF(2) = 9
LS(2) = LF(2) - D(B) = 9 - 6 = 3
• Kegiatan A
LF(1) = L5(2) - 55(1-2) + D(A) = 3 - 3 + 5 = 5
LF(1) = L5(3) - F5(1-3) = 8 - 2 = 6
LS(1) = LF(1) - D(A) = 5 - 5 = 0
Didapatkan perbedaan hasil antara hitungan maju dan mundur pada kegiatan C, maka
kegiatan C bukanlah kegiatan kritis. Sehingga didapatkan alur jalur kritis:
f. Langkah - langkah
Berikut langkah-langkah penyusunan diagram LoB (Arsana, 2010)
1) Menyiapkan Network Diagram dari kegiatan untuk 1 unit beserta durasi dari
masing-masing kegiatan dengan 1 kelompok pekerja untuk mengetahui hubungan
ketergantungan antar kegiatan.
2) Berdasarkan durasi tersebut dapat ditentukan kecepatan produksi untuk tiap
kegiatan dengan 1 kelompok pekerja.
3) Menentukan jumlah kelompok pekerja yang mengerjakan tiap kegiatan.
4) Berdasarkan kecepatan produksi untuk tiap kegiatan dengan 1 kelompok pekerja
dan jumlah kelompok kerja yang digunakan dapat ditentukan kecepatan produksi
total untuk tiap kegiatan dengan jumlah kelompok pekerja yang digunakan.
5) Berdasarkan kecepatan produksi total untuk tiap kegiatan dan jumlah unit yang
dibangun, dapat ditentukan durasi total tiap kegiatan untuk menyelesaikan semua.
6) Menentukan waktu start dan finish untuk tiap kegiatan dan selanjutnya dapat
diketahui durasi total proyek.
7) Gambar diagram LoB.
DAFTAR PUSTAKA
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-gantt-chart-cara-membuat-gantt-chart/
https://fairuzelsaid.wordpress.com/2009/11/24/anaslisis-sistem-informasi-gantt-chart/
http://myutchei.blogspot.com/2011/11/paper-kuliah-manajemen-konstruksi.html
http://nuarylutfi12.blogspot.com/2013/12/network-planning-network-planning.html
http://fajarbax89.blogspot.com/2009/12/pengertian-cpm-dan-pert.html
http://sahrulgunawancunklie.blogspot.com/
http://gitoroffca.blogspot.com/2014/05/materi-manejemen-proyek-waktu-pert.html
http://ardhitamade.blogspot.com/2017/01/kelebihan-dan-kekurangan-gantt-chart.html
s