TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis Paru
paru atau diberbagai organ tubuh yang lainnya yang mempunyai tekanan parsial
oksigen yang tinggi. Kuman ini juga mempunyai kandungan lemak yang tinggi
pada membrana selnya sehingga menyebabkan bakteri ini menjadi tahan terhadap
asam dan pertumbuhan dari kumannya berlangsung dengan lambat. Bakteri ini
tidak tahan terhadap ultraviolet, oleh karena itu penularannya terutama terjadi
2. Epidemiologi Global
tapi sampai saat ini TB paru masih tetap menjadi masalah kesehatan dunia yang
jumlah kasus TB paru dan pasien TB paru yang tidak berhasil disembuhkan
terutama pada 5 negara dengan beban TB paru paling tinggi didunia yaitu: India,
dua setelah India di peringkat pertama dengan jumalh penderita paru terbanyak
didunia. Pada bulan maret 1993 WHO mendeklarasikan TB paru sebagai global
6
7
penting, karena +/- 1/3 penduduk dunia terinfeksi oleh TB. Sesudah tahun
WHO dan IUALTD (Internasiomal Union Against Lung & Tuberculosis Disease).
Menurut laporan WHO tahun 2015, ditingkat global diperkirakan 9,6 juta
kasus TB paru baru dengan 3,2 juta kasus diantaranya adalah perempuan. Dengan
1,5 juta kematian karena TB paru dimana 480.000 kasus adalah perempuan. Dari
kasus TB paru tersebut ditemukan 1,1 juta (12%) HIV positif dengan kematian
320.000 orang (140.000 orang adalah perempuan) dan 480.000 TB resisten obat
(TB-RO) dengan kematian 190.000 orang. Dari 9,6 juta kasus TB paru
barudiperkirakan 1 juta kasus TB paru anak (dibawah usia 15 tahun) dan 140.000
3. Patogenesis
a) Tuberkulosis Primer
dropletnuclei dalam udara sekitar kita. Partikel ini bisa bertahan dalam udara
bebas selama 1-2 jam tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi
yang buruk dan kelembabannya. Dalam suasana gelap dan lembab kuman dapat
bertahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini terhirup oleh
manusia yang sehat, maka ia akan menempel pada saluran pernafasan atau
jaringan paru. Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan
yang disebut sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini mugkin timbul di
8
bagian mana saja dalam paru, berbeda dengan sarang reaktivasi. Dari sarang
primer akan kelihatan peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis
lokal). Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di hilus
dikenal sebagai kompleks primer. Kompleks primer ini akan mengalami salah
2. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang Ghon, garis
terdapat penekanan bronkus, biasanya bronkus lobus medius oleh kelenjar hilus
sepanjang bronkus yang tersumbat ini ke lobus yang atelektasis dan menimbulkan
epituberkulosis.
bersangkutan dengan daya tahantubuh, jumlah dan virulensi basil. Sarang yang
ditimbulkan dapat sembuh secara spontan, akan tetapi bila tidak terdapat imuniti
yang adekuat, penyebaran ini akan menimbulkan keadaan cukup gawat seperti
9
ini juga dapatmenimbulkan tuberkulosis pada alat tubuh lainnya, misalnya tulang,
ginjal, anak ginjal, genitalia dan sebagainya. Komplikasi dan penyebaran ini
• Meninggal
b) Tuberkulosis Post-Primer
sekunder = TB post primer). Dari tuberkulosis primer ini akan muncul bertahun-
dengan sarang dini, yang umumnya terletak di segmen apikal dari lobus superior
maupun lobus inferior. Sarang dini ini awalnya berbentuk suatu sarang
pneumonik kecil. Nasib sarang pneumonik ini akan mengikuti salah satu jalan
sebagai berikut :
2. Sarang tadi mula mula meluas, tapi segera terjadi proses penyembuhan
lebih keras, terjadi perkapuran, dan akan sembuh dalam bentuk perkapuran.
10
Sebaliknya dapat juga sarang tersebut menjadi aktif kembali, membentuk jaringan
Kaviti akan muncul dengan dibatukkannya jaringan keju keluar. Kaviti awalnya
pneumonik ini akan mengikuti pola perjalanan seperti yang disebutkan diatas
c) Kaviti bisa pula menjadi bersih dan menyembuh yang disebut open healed
4. Klasifikasi Tuberkulosis
a) Tuberkulosis Paru
(ii) Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan
(iii) Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan biakan
positif
(i) Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinik
(ii) Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan
M.tuberculosis positif
a) Kasus baru
atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian)
kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif atau
biakan positif.
Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti
e) Kasus Gagal
(i) Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi
positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan)
(ii) Adalah penderita dengan hasil BTA negatif gambaran radiologik positif
menjadi BTA positif pada akhir bulan ke-2 pengobatan dan atau gambaran
f) Kasus kronik
Adalah penderita dengan hasil pemeriksaan dahak BTA masih positif setelah
g) Kasus bekas TB
(i) Hasil pemeriksaan dahak mikroskopik (biakan jika ada fasilitas) negatif dan
(ii) Pada kasus dengan gambaran radiologik meragukan lesi TB aktif, namun
setelah mendapat pengobatan OAT selama 2 bulan ternyata tidak ada perubahan
gambaran radiologik.
persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dll. Diagnosis
sebaiknya didasarkan atas kultur spesimen positif, atau histologi, atau bukti klinis
oleh klinisi untuk diberikan obat anti tuberkulosis siklus penuh. TB di luar paru
5. Gambaran Klinik
a) Gejala klinik
• batuk ≥ 3 minggu
• batuk darah
• sesak napas
• nyeri dada
Gejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai
gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang penderita terdiagnosis
pada saat medical checkup. Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit,
makapenderita mungkin tidak ada gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi karena
iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar.
(ii)Gejala sistemik
kadang panas badan dapat mencapai 40-41˚C. Serangan demam pertama dapat
sembuh sebentar, akan tetapi demam dapat timbul kembali. Kondisi ini
dipengaruhi daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman TB paru
yang masuk
menahun. Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia, tidak ada nafsu
makan, sakit kepala, nyeri otot, keringat malam. Gejala ini semakin lama semakin
b) Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA dengan atau tanpa foto lateral.
• Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru
• Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau
nodular
c) Pemeriksaan darah
spesifik untuk tuberkulosis. Laju endap darah ( LED) jam pertama dan kedua
sangat dibutuhkan. Data ini sangat penting sebagai indikator tingkat kestabilan
supresi / tidak. LED sering meningkat pada proses aktif, tetapi laju endap darah
d) Uji tuberkulin
TB terutama pada anak-anak (balita). Biasanya dipakai tes Mantoux yaitu dengan
WHO dan IUALTD) secara intra-kutan. Hasil tes Mantoux keluar setelah 3 hari
16
menunjukan reaksi positif bila terdapat indurasi dikulit tempat suntikan dengan
diameter ≥ 10 mm. Untuk pasien dengan HIV positif, tes Mantoux > 5 mm sudah
dianggap positif.
malnutrisi dan infeksi HIV. Jika awalnya negatif mungkin dapat menjadi positif
a. Reaksi peradangan dari lesi yang berada pada target organ yang terkena infeksi
atau
b. status respon imun individu yang tersedia bila menghadapi agent dari basil
6. Pengobatan Tuberkulosis
bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang digunakan terdiri dari
• Rifampisin
• INH
• Pirazinamid
• Streptomisin
• Etambutol
17
• Empat obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg,
• Tiga obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg,
• Kanamisin
• Kuinolon
BB 40-60 kg 450 mg
BB < 40 kg : 300 mg
mg
18
BB < 40 kg : 750 mg
• Etambutol : fase intensif 20mg /kg BB, fase lanjutan 15 mg /kg BB, 30mg/kg
BB >60kg : 1500 mg
BB 40 -60 kg : 1000 mg
BB < 40 kg : 750 mg
1000mg
BB 40 - 60 kg : 750 mg
BB < 40 kg : sesuai BB
minum obat 3-4 tablet sehari selama fase intensif, sedangkan fase lanjutan dapat
samping. Namun sebagian kecil dapat mengalami efek samping, oleh karena itu
selama pengobatan.
19
Efek samping yang terjadi dapat ringan atau berat, bila efek samping
ringan dan dapat diatasi dengan obat simtomatik maka pemberian OAT dapat
dilanjutkan.
a. Isoniazid (INH)
Efek samping ringan dapat berupa tanda-tanda keracunan pada syaraf tepi,
kesemutan, rasa terbakar di kaki dan nyeri otot. Efek ini dapat dikurangi dengan
kompleks. Pada keadaan tersebut pengobatan dapat diteruskan. Kelainan lain ialah
Efek samping berat dapat berupa hepatitis yang dapat timbul pada kurang
lebih 0,5% penderita. Bila terjadi hepatitis imbas obat atau ikterik, hentikan OAT
b. Rifampisin
a) Efek samping ringan yang dapat terjadi dan hanya memerlukan pengobatan
simtomatik ialah :
b. Sindrom perut berupa sakit perut, mual, tidak nafsu makan, muntah kadang-
kadang diare
a. Hepatitis imbas obat atau ikterik, bila terjadi hal tersebut OAT harus distop
b. Purpura, anemia hemolitik yang akut, syok dan gagal ginjal. Bila salah satu
dari gejala ini terjadi,rifampisin harus segera dihentikan dan jangan diberikan lagi
Rifampisin dapat menyebabkan warna merah pada air seni, keringat, air mata,
air liur. Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolisme obat dan tidak
berbahaya. Hal ini harus diberitahukan kepada penderita agar dimengerti dan
3 Pirazinamid
pedoman TB pada keadaan khusus). Nyeri sendi juga dapat terjadi (beri aspirin)
Kadang-kadang terjadi reaksi demam, mual, kemerahan dan reaksi kulit yang lain.
4. Etambutol
ketajaman, buta warna untuk warna merah dan hijau. Meskipun demikian
keracunan okuler tersebut tergantung pada dosis yang dipakai, jarang sekali
terjadi bila dosisnya 15-25 mg/kg BB perhari atau 30 mg/kg BB yang diberikan 3
minggu setelah obat dihentikan. Sebaiknya etambutol tidak diberikan pada anak
5. Streptomisin
Efek samping utama adalah kerusakan syaraf kedelapan yang berkaitan dengan
ekskresi ginjal. Gejala efek samping yang terlihat ialah telinga mendenging
(tinitus), pusing dan kehilangan keseimbangan. Keadaan ini dapat dipulihkan bila
disertai sakit kepala, muntah dan eritema pada kulit. Efek samping sementara dan
ringan (jarang terjadi) seperti kesemutan sekitar mulut dan telinga yang
mendenging dapat terjadi segera setelah suntikan. Bila reaksi ini mengganggu
Tidak nafsu makan, mual, Rifampisin Obat diminum Malam sebelum tidur
sakit perut
Kesemutan s/d rasa terbakar di kaki INH Beri vitamin B6 (piridoksin) 100 Mg perhari
Warna kemerahan pada air Seni Rifampisin Beri penjelasan, Tidak perlu diberi obat
22
Gatal Dan kemerahan pada kulit Semua jenis OAT Beri antihistamin & dievaluasi ketat
menghilang
Bingung dan muntah-muntah Hampir semua obat Hentikan semua OAT & lakukan uji fungsi
hati
a) Efek samping yang ringan seperti gangguan lambung yang dapat diatasi
secara simptomatik
allopurinol
c) Efek samping yang serius adalah hepatits imbas obat. Penanganan seperti
tertulis di atas
d) Penderita dengan reaksi hipersensitif seperti timbulnya rash pada kulit yang
umumnya disebabkan oleh INH dan rifampisin, dapat dilakukan pemberian dosis
lahan dengan pengawasan yang ketat. Desensitisasi ini tidak bisa dilakukan
• Bila sesuatu obat harus diganti maka paduan obat harus diubah hingga jangka
2008)
Kategori I
2 (RHEZ) / 4(RH)3
(iii)Total 6 bulan
b) Kategori 2
2 (RHEZ)S / 5 (RH) 3 E3
(i) Tahap awal: 2 bulan obat oral + injeksi streptomisin dan 1 bulan obat oral
(i) Pengobatan TB paru kasus kronik, jika belum ada hasil uji resistensi, berikan
RHZES. Jika telah ada hasil uji resistensi, sesuaikan dengan hasil uji resistensi
(minimal terdapat 2 macam OAT yang masih sensitif dengan H tetap diberikan
makrolid
penyembuhan
mendapat pengobatan TB
b) Resistensi inisial ialah apabila kita tidak tahu pasti apakah penderitanya
sebelumnya.
khususnya pada penderita TB dan AIDS yang menimbulkan angka kematian 70%
belahan dunia. Lebih dari 50 juta orang mungkin telah terinfeksi oleh kuman
rifampisin dan INH, serta kemungkinan pula ditambah obat antituberkulosis yang
• Penggunaan paduan obat yang tidak adekuat, baik karena jenis obatnya
yang tidak tepat misalnya hanya memberikan INH dan etambutol pada awal
dan INH saja pada daerah dengan resistensi terhadap kedua obat tersebut
• Pemberian obat yang tidak teratur, misalnya hanya dimakan dua atau tiga
minggu lalu stop, setelah dua bulan berhenti kemudian berpindah dokter dan
mendapat obat kembali selama dua atau tiga bulan lalu stop lagi, demikian
seterusnya
kegagalan itu terjadi karena kuman TB telah resisten pada paduan yang
• Penyediaan obat yang tidak reguler, kadang obat datang ke suatu daerah
menimbulkan kebosanan
B. Kepatuhan
instruksi maupun petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang
(1) Motivasi
(2) Keyakinan
(3) Sikap
(4) Pendidikan
b) Faktor ekstrisik, merupakan faktor yang didapat dari luar diri sendiri:
C. Peran Keluarga
paru, dan menjadi salah satu komponen DOTS dalam pengobatan paduan Obat
a) Petugas kesehatan
c) PKK
d) Tokoh masyarakat
e) Keluarga
a) Megawasi pasien TB paru agar menelan obat secara teratur sampai pengobatan
selesai.
telah ditentukan.
1. Tipe-Tipe Keluarga
a) Keluarga tradisional
(i) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak
(ii) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga anya dengan satu orang
(iii) Pasangan inti, hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada
(v) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri
(vi) Jaringan keluarga besar : terdiri dari dua keluarga inti atau lebih anggota
(i) Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak
(ii) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak.
(iii) Keluarga gay/lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama hidup
(iv) Keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan
2. Fungsi Keluarga
atau sesuatu tentnag apa yang dilakukan oleh kelurga. Teradap beberapa fungsi
keluarga, yaitu:
a) Fungsi afektif
29
terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga baik senang
sayang.
b) Fungsi sosialisasi
anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan
perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai nilai budaya
d) Fungsi ekonomi
pangan, papan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga.
e) Fungsi biologis
f) Fungsi psikologis
30
g) Fungsi pendidikan
Achjar, 2010)