Anda di halaman 1dari 60

BAB III

PENETAPAN SPESIFIKASI

3.1. Dasar Perencanaan

Untuk merencanakan sebuah mesin screw press, terdapat beberapa factor yang

harus diperhatikan untuk meperoleh hasil perencanaan yang baik. Factor – factor

yang dimaksud adalah :

 Air dimasukkan dengan temperature 950C yang berfungsi untuk

mengencerkan larutan minyak sehingga lubang – lubang saringan tidak

tersumbat (Lit. Buku panduan PTPN).

 Kadar air pada buah tidak lebih dari 20 % sehingga mudah diproses di

stasiun minyak.

 Tekanan dipertahankan konstan antara 25 – 30 bar, apabila tekanan yang

diberikan saat pengempaan (pressing) terlalu kecil, maka angka

kehilangan minyak (oil losses) lebih tinggi dan sebaliknya jika tekanan

pengempaan terlalu besar menyebabkan biji banyak yang pecah (Lit. Buku

panduan PTPN).

 Buah yang masuk kedalam screw press harus sehomogen mungkin agar

mudah dikempa pada screw press. Untuk itu, pada proses pencabikan kulit

ari buah kelapa sawit di digester harus sebaik mungkin.

Universitas Sumatera Utara


3.2. Elemen Utama pada Mesin Screw Press

Untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai sebuah mesin, maka screw press

harus merupakan mekanisme yang baik dari berbagai komponen yang

menyusunnya. Adapun yang menjadi komponen – komponen utama penyusun

screw press adalah sebagai berikut :

 Poros, berfungsi untuk meneruskan daya dan putaran yang dihasilkan oleh

elektromotor agar dapat digunakan untuk memeras buah kelapa sawit.

Gambar 3.1 Poros

 Pasak, berfungsi untuk menetapkan dudukan bagian – bagian mesin seperti

roda gigi, puli, dan sebagainya. Pada poros, momen diteruskan dari poros

ke naaf atau dari naaf ke poros dengan perantara pasak.

Gambar 3.2 Pasak

Universitas Sumatera Utara


 Puli, berfungsi sebagai alat transmisi yang memindahkan daya dan putaran

yang ditempatkan sebuah puli.

Gambar 3.3 Puli

 Bantalan, berfungsi sebagai penumpu poros berbeban sehingga putaran

atau gerak bolak – baliknya agar dapat berlangsung secara halus, aman,

dan panjang masa pakainya (life time).

Gambar 3.4 Bantalan

Universitas Sumatera Utara


 Motor penggerak, berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi

mekanis dalam bentuk putaran yang digunakan untuk memutar poros ulir.

 Roda gigi, berfungsi untuk meneruskan putaran dan daya dari penggerak

lain sehingga putaran dan daya ini dapat dipergunakan untuk keperluan

yang diinginkan.

Gambar 3.5 Roda gigi

 Konus, berfungsi untuk memberikan tekanan pada buah kelapa sawit yang

masuk ke screw press sehingga buah kelapa sawit menjadi tertekan dan

minyak semakin banyak yang dikeluarkan dari buah kelapa sawit.

3.3. Faktor – factor Penyebab Losses pada Screw Press

 Temperatur

Jika suhu air panas yang masuk kedalam screw press pada pipa air umpan

untuk mencapai temperature 90 0 C maka akan mengkibatkan pengempaan

tidak maksimal atau minyak yang dihasilkan sedikit.

Universitas Sumatera Utara


 Tekanan Konus

Jika tekanan dari dua buah konus melalui hidraulik tidak mencapai 30 – 50

kg/cm2, maka penekanan minyak tidak maksimal, tetapi bila tekanan yang

diberikan terlalu besar akan menyebabkan persentase biji pecah meningkat

lebih dari 5 persen.

 Putaran

Jika putaran poros ulir yang ditransmisikan dari electromotor tidak

mencapai 12 rpm akan mengakibatkan proses pengempaan memakan

waktu yang lebih lama dan kapasitas olahan yang kecil. Putaran poros ulir

yang terlalu cepat juga akan menyebabkan losses karena minyak yang

dihasilkan akan sedikit akibat pengempaan yang tidak maksimal.

3.4. Tekanan Kerja Screw Press

Penggerak as screw press dilakukan dengan electromotor yang

dipindahkan dengan sabuk (belt), roda gigi, hidraulik. Efektivitas tekanan ini

tergantung pada tahanan lawan pada justing cone. Tekanan pada hidraulik cone

yang sesuai untuk double stage pressing diberikan pada tekanan 30 – 50 bar.

Untuk menurunkan kadar minyak dalam ampas tekanan lawan dinaikkan

dengan mengatur cone. Hal ini akan menyebabkan efek samping yaitu

ditemukannya perrsentase biji pecah yang tinggi dan dapat mempercepat

kerusakan screw press. Bahkan dapat menyebabkan rusaknya electromotor screw

press. Tekanan kerja cone yang rendah akan menghasilkan ampas dengan kadar

minyak yang tinggi dengan sedikit jumlah biji yang pecah. Dengan tekanan

sebesar 40 – 50 bar, maka persentase biji pecah hanya 3 – 5 persen.

Universitas Sumatera Utara


Tekanan yang terlalu bervariasi akan mengakibatkan pengaruh negative

terhadap proses pengempaan dan terhadap alat kempa. Adjustment yang

dilakukan pada electromotor dan cone yang secara terpisah tidak dapat

mempertahankan tekanan yang stabil. Untuk menstabilkan tekanan kerja dan

tekanan lawan pada screw press dilakukan melalui penggantian gear drive dengan

hidraulik transmisi sehingga ganjalan – ganjallan yang terdapat pada screw press

yang disebabkan karena ketidaksamaan bahan baku dapat diatur secara otomatis.

Beberapa tujuan dalam menstabilkan tekanan pressan adalah :

 Meminimalisir kehilangan minyak dalam ampas, dimana dengan

meratanya adonan masuk kedalam screw press yang diimbangi dengan

tekanan stabil, maka ekstrasi minyak akan lebih sempurna. Dengan

demikian kehilangan minyak (oil losses) akan dapat ditekan lebih rendah.

 Menurunkan jumlah biji yang pecah, dimana semakin tinggi variasi

tekanan dalam screw press, maka jumlah biji pecah semakin tinggi.

 Memperpanjang usia teknis, dimana masa pakai alat seperti screw press,

cylinder press, dan electromotor akan lebih lama karena kurangnya getaran

mekanis.

3.5. Kapasitas Screw Press

Kapasitas screw press yang direncanakan disesuaikan dengan kapasitas

olahan pabrik kelapa sawit. Dalam menentukan kapasitas screw press yang

digunakan terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian antara lain :

Universitas Sumatera Utara


 Sebelum kelapa sawit masuk kedalam screw press, massa awal buah

kelapa sawit telah berkurang. Kondisi ini disebabkan oleh karena

berlangsungnya prosess penebahan pada mesin thresser. Massa sawit yang

berkurang seperti yang disebutkan adalah berupa tandan kosong yang

dipindahkan melalui conveyor.

 Untuk memperoleh hasil pressan yang baik, yaitu minyak sawit yang

keluar semuanya, maka perlu diperhatikan bahwa screw press harus dalam

keadaan selalu terisi penuh. Kondisi ini dibutuhkan untuk meperoleh

efisiensi yang lebih baik dari penekanan yang dilakukan, sebab jika

banyak ruang kosong pada saat penekanan, maka penekanan yang terjadi

tidak maksimal.

Dengan memperhatikan kondisi diatas, maka kapasitas screw press yang

direncanakan dapat diperoleh berdasarkan data berikut :

 Kapasitas olah pabrik 30 ton TBS / jam

 Rasio fruitlet ( berondolan ) terhadap TBS sebesar 67 persen.

Loose fruit yang masuk screw press adalah rasio loose fruit terhadap screw press

 kapasitas dalam pabrik.

67
F1  x 30 ton TBS / Jam
100
F1  20.1 loose fruit / Jam

Karena screw press yang tersedia ada tiga jenis,yaitu:

1) Kapasitas 10 ton TBS/Jam

2) Kapasitas 12 ton TBS/Jam

3) Kapasitas 15 ton TBS/Jam

Universitas Sumatera Utara


Dari ketiga jenis ukuran tersebut maka penulis memilih jenis nomor 3

yaitu kapasitas 15 ton TBS/Jam.Dengan memilih kapasitas 15 ton TBS/Jam

seperti diatas maka dapat ditentukan jumlah mesin yang dibutuhkan (N) yaitu:

Jumlah Olahan Pabrik


N
Kapasitas Olah Screw Pr ess
30 ton TBS
N
15 ton TBS
N 2

Kapasitas screw press dapat diperoleh dari kapasitas olahan pabrik yang

akan berubah menjadi brondolan,sedangkan 33% lagi dari kapasitas olahan pabrik

merupakan tandan kosong.

Kapasitas olahan pabrik = 30 ton TBS/Jam

Kapasitas olahan screw press = 15 ton/Jam

Maka:

67
Kapasitas olahan screw press (Q)  15.000 kg / jam
100
Kapasitas olahan screw press (Q) 10050 kg / jam

Harga masa aliran (m0) dapat diperoleh jika dihubungkan dengan massa jenis

bubur buah sawit (ρ),dimana ρ adalah 641 kg/m3 (lampiran 9)

Q
m0 

10059 kg / jam
m0 
641 kg / m 3
m 0 15,67 m 3 / jam

Dalam perencanaan ini,direncanakan bahwa putaran poros screw press adalah 12

rpm,dan jumlah konus (z) adalah 5 buah.Maka waktu satu kali putaran screw

press adalah:

Universitas Sumatera Utara


60
T
12
T  5 det ik

Waktu yang diperlukan untuk satu kali proses penekanan dengan jumlah konus 5

buah adalah:

Tp  5 5
T p  25 det ik

Maka proses penekanan yang terjadi dalam 1 jam adalah:

3600
Pp 
25
Pp  144 kali

Sehingga saat screw press terisi penuh,maka massa yang diolah dalam 1 kali

proses penekanan adalah:

Q
mp 
jumlah proses
10050 kg
mp 
144
m p  69,79 kg

Dengan memperhatikan bahwa densitas loose fruit yang keluar dari digester

adalah 673 kg/m3,maka setiap kali screw press terisi penuh akan menampung

loose fruit sebesar:

= Densitas Looses Fruit x Volume Screw Press

= 673 kg/m3 x 4.10-2 m3

=27 kg

Universitas Sumatera Utara


3.6. Bahan Baku Pengolahan (Raw Material)

Bahan baku yang diolah dalam screw press adalah berondolan (fruitlet)

kelapa sawit. Keadaan awal buah sawit adalah berkumpul dalam satu tandan.

Buah kelapa sawit ini termasuk jenis monokotil. Bagian – bagian utama yang

terdapat pada buah kelapa sawit adalah sebagai berikut :

 Lapisan bagian luar (epicarpium) yang disebut sebagai kulit luar .

 Lapisan tengah (mesocarpium) yang disebut daging buah yang

mengandung minyak.

 Lapisan dalam (endocarpium) yang disebut inti, berada dalam biji yang

mengandung minyak.

 Diantara mesocarpium dan endocarpium terdapat cangkang (shell) yang

keras.

Sebelum sampai pada tahap pengolahan pemerasan pada screw press, bagian luar

(epicarpim) dari buah kelapa sawit telah dikoyak dan di tekan di dalam digester

dengan tekanan + 1,82 kg/cm2. tekanan tersebut dihasilkan oleh gerak pengadukan

pisau adukan peda digester. Hal ini dilakukan agar pada saat penekanan pada

screw press minyak sawit dapat dikeluarkan semaksimal mungkin.

3.7. Pemilihan Screw Press

Dalam perancangan sebuah mesin screw press, maka harus ditentukan

dasar – dasar perhitungan yang menjadi spesifikasi tehniknya. Oleh karena itu,

spesifikasi yang direncanakan adalah sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara


Mesin kempa (screw press) digunakan untuk memeras berondolan matang dengan

system tekan dan digunakan untk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari

daging buah (pericarp). Secara umum mesin ini terdiri dari beberapa komponen,

antara lain :

a. Silinder yang berlubang – lubang (press cylinder)

b. Ulir (screw) yang berputar berlawanan arah.

c. Alat penahan tekanan kempa (cones ) berbentuk konnus yang berada

dibagian ujung pengempa dan dapat digerakkan maju mundur secara

hidrolis.

Penggerak mula mesin ini adalah electromotor dan direduksi melalui gear box.

Pada mesin kempa ini, masa buah yang keluar dari ketel adukan melalui feed

screw dan selanjutnya masuk kedalam mesin screw untuk dikempa. Minyak yang

keluar dari feed screw dan main screw ditampung dalam talang minyak (oil

gutter). Pada pengoperasian mezsin kempa, agar selalu diperhatikan :

a. Ampas kempa (press cake) yang keluar harus merata di permukaan

cones dan keadaan kering sesuai norma kandungan minyak terhadap

fiber secara sample.

b. pada akhir penngolahan, kempa harus dalam keadaan kosong. Bila

terjadi gangguan atau kerusakan sehingga screw press harus berhenti

untuk waktu yang lama, maka ampas kempa harus segera dikosongkan.

c. Tekanan kempa yang terlalu tinggi akan mengakibatkan :

 Kadar inti pecah menjadi tinggi

 Kerugian inti bertambah

Universitas Sumatera Utara


d. Tekanan kempa yang terlalu rendah akan mengakibatkan :

 Cake menjadi basah, artinya kandungan minyak pada ampas tinggi.

 Kerugian minyak pada ampas dan biji bertambah.

 Pemisahan ampas dan biji tidak sempurna, pada proses pengolahan

biji mengalami kesulitan.

 Akibat ampas yang basah, sedangkan ampas pada pressan digunakan

untuk bahan baker boiler sehingga pembakaran dalam dapur tidak

sempurna dan kerak boiler sulit dikeluarkan padda saat selesai

beroperasi.

 Pembersihan alat perangkat dilakukan setiap hari dan menyeluruh

dilakukan pada setiap minggu pada saat pabrik berhenti mengolah.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

UKURAN – UKURAN UTAMA

4.1 Perencanaan Silinder Screw Press

Silinder screw press merupakan suatu bagian yang berfungsi sebagai

tempat pengepresan buah.Selain itu silinder screw press ini juga berfungsi sebagai

saringan antara minyak yang dihasilkan dengan serabut dan biji sebagai sisa dari

pengepresan.

Dari massa yang diolah untuk sekali proses pengepresan yang telah

dihitung pada bab sebelumnya yakni massa (m) = 69,79 kg,dan harga massa jenis

bubur buah kelapa sawit adalah sebesar (ρ) = 641 kg/m3.Maka dapat dihitung

volume untuk setiap pengepresan,yaitu:

m
V

69,79 kg
V
641 kg / m 3
V  0,10m 3

Dengan menetapkan panjang tabung presan (L) = 0,85m,maka diperoleh luas

penampang silinder sebesar:

V  L A
V
A
L
0,10
A
0,85
A  0,117 m 3

Universitas Sumatera Utara


Diameter silinder dapat dihitung sebagai berikut:


A  D2
4
4 (0,117)
D
3,14
D  0,149
D  0,386 m

Dengan mengambil harga clearance sebesar = 0,0025 m, maka dapat diketahui

harga r sebesar:

0,386  (0,0025 . 2)
r
2
r  0,1985

Kecepatan ampas keluar dari screw press adalah:

V=ωxr

Dimana : ω adalah kecepatan sudut dalam satuan radian/jam

Harga ω dapat diperoleh dari harga putaran yang direncanakan yaitu sebesar

(n)=12 rpm,maka perlu dilakukan perhitungan konversi sebagai berikut:

n = 12 rpm

n = 12 x 60 rotasi/jam

n = 720 rotasi jam

1
T
n
1
T
720
T  0,0013 jam

T adalah periode (jam)

Universitas Sumatera Utara


2

T
2 x 3,14

0,0013
  4830,7 rad / jam

Maka harga V adalah:

V=ωxr

V = 4830,7 rad/jam x 0,1985 mm

V = 944,4 m/jam

V = 0,26 m/s

Luas penampang keluaran (output) dapat ditentukan melalui persamaan:

M0 = A x V

M0
A
V
15,67 m 3 / jam
A
944,4 m / jam
A  0,016 M 2

Untuk luas penampang konus adalah penampang silinder dikurangi dengan luas

penampang keluaran ampas,yaitu:

Ak = (0,117 – 0,016)m2

Ak = 0,101m2

Universitas Sumatera Utara


Dengan demikian,harga diameter konus dapat ditentukan dengan persamaan:


Ak  d2
4
4. A
d

4 x 0 ,101
d
3.14
d  0.12
d  0 ,34 m

Pada sekeliling silinder screw press terdapat lubang-lubang sebagai tempat

keluarnya minyak hasil presan dan berfungsi sebagai saringan minyak serta

ampas.Dalam hal ini direncanakan jumlah lubang pada selimut tabung sebanyak

10.480 lubang dengan diameter lubang 2 mm.Adapun dasar pemilihan diameter

lubang 2 mm adalah dengan pertimbangan hanya minyak sawit yang akan

melewati lubang tersebut,sedangkan kulit buah dan kernel tertahan di dalamnya.

Luas keseluruhan lubang saringan dalam silinder (Asil) adalah:

d 2
ASil  N Sil x
4
3,14 (2) 2
ASil  10480 x
4
6
ASil  32907,2 .10 m 2

Dimana:

ASil = Luas total silinder

NSil = Jumlah lubang yang direncanakan

d = diameter lubang

Universitas Sumatera Utara


4.2 Perencanaan Ulir

Ulir berguna untuk memindahkan buah hasil cincangan/cabikan kearah

outlet karena adanya penyempitan yang diakibatkan oleh konus,maka akan terjadi

pemerasan pada buah tersebut sehingga minyak akan keluardari buah

sawit.Adapun ukuran-ukuran bagian ulir telah ditentukan sebelumnya seperti pada

gambar berikut ini:

Gambar 4.1 Bagian ulir

Dari gambar diatas,maka dapat diketahui jarak puncak (pitch) adalah

sebagai berikut:

h  0,5 p  0,01''
h  0,01''
p Dimana 1''  25,4 mm
0,5
h  0,01 (25,4) mm
p
0,5
85  0,01 (25,4)
p
0,5
p  169,49 mm
p  170 mm

Universitas Sumatera Utara


Untuk mencari lebar ulir (b) adalah:

b  0,256 . p
b  0,256 .170
b  43,52
b  44 mm

Untuk mencari jari-jari rata-rata pada ulir (rm) adalah sebagai berikut:

d h
rm 
2
270  85
rm 
2
rm  92,5 mm

Ulir yang dirancang harus mampu mengatasi beban yang terjadi.Beban

yang terjadi diakibatkan oleh adanya hambatan yang diakibakan oleh

konus.Tekanan yang diakibatkan oleh konus adalah 30 bar,maka tekanan yang

terjadi adalah:

Pk  30 bar
Pk  30.10 5 N / m 2
30.10 5
Pk  kg / m 2
9,806
Pk  3,059.10 5 kg / m 2

Karena konus ada 2 maka beban untuk satu konus adalah:3,059.105 kg/m2

3,059.10 5 kg / m 2
Pk 
2
Pk 1,529.10 kg / m 2
5

Universitas Sumatera Utara


Jadi beban yang terjadi pada ulir adalah:

Wu  Pk  Aeff dim ana : Aeff  A  AP



Aeff  0,117  (100.10 3 ) 2
4
Aeff  0,117  0,00785
Aeff  0,10915 m 2

Dimana:A = Luas penampang silinder screw press

Ap = L uas penampang poros screw press

Maka beban yang terjadi pada ulir

Wu = 1,529.105 kg / cm2 x 0,10915 m2

Wu = 0,1668.105 kg

Beban yang diperhitungkan adalah:

W  Wu  f c
W  0,1668.10 5 1,5
W  0,2502.10 5
W  25,02.10 3 kg

Dimana factor koreksi yang diambil (fc) adalah 1,5

4.2.1 Tegangan yang Terjadi Pada Ulir

Ada dua tegangan yang terjadi pada ulir,yaitu tengangan bengkok dan

tengangan geser.Besarnya tegangan pada tiap-tiap ulir dapat diperoleh dari

perhitungan berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


a) Tegangan bengkok (Sb):

3W . h
Sb  ( Allen S .H : Machine Design, Hal 147)
2 . . n.rm .b 2
3.(25,02 10 3 ).(85)
Sb 
2.(3,14).5.(92,5).(44 2 )
6.380.100
Sb 
5.623.112
S b  1,134 kg / mm 2

b) Tengangan Geser

W
Ss  ( Allen S .H : Machine Design, Hal 147)
2. .n.rm .b
25,02 10 3
Ss 
2.(3,14).5.(92,5).(44)
25,02 10 3
Ss 
127798
S s  0,195 kg / mm 2

4.2.2 Tegangan pada ulir adalah:

a.Tegangan Geser

2.T
Ss  ( Allen S .H : Machine Design, Hal 147)
2 .r 3i

Dimana T adalah momen torsi (kg/mm2)

Maka momen torsi yang terjadi adalah:

  tg   f  
  cos  n  
T  W rm    f c .rc  ( Allen S .H : Machine Design, Hal 146)

  1  f tan cos  n  
   

Universitas Sumatera Utara


Dimana:

T = Torsi yang dingunakan untuk memotong poros ulir (kg.mm)

W = Beban yang diterima batang ulir

rm = jari-jari rata-rata ulir (mm)

rc = jari-jari efektif

f = koefisien gesek ulirdengan baut

fc = koefisien gesek pada kolar

α = sudut helix ulir pada jari-jari rata-rata

θn = sudut antara tangan pada profil ulir

Dalam hal ini sudut helix ulir pada jari-jari rata-rata (α) adalah:

p
tan   ( Allen S .H : Machine Design, Hal 148)
2. .rm
p
  tan 1
2. .rm
170
  tan 1
2.(3,14).(92,5)
  16,304 0

Sudut antara (θn) pada profil ulir adalah ulir jenis persegi dengan θ = 0,maka

tan θn = tan θ . cos α

tan θn = tan 0 . cos 16,304

θn = tg -1.0

θn = 0 0

Dengan demikian harga torsi (T) dapat diperoleh

Universitas Sumatera Utara


  tg   f  
  cos  n  
T  W rm    f c .rc  ( Allen S .H : Machine Design, Hal 146)

  1  f tan cos  n  
   
  tg 16,304  0,12  
3 
 cos 0  
T  25,02.10 92,5   (0,25)  (92,5)
  1  0,12. tan 16,304  
  cos 0  
  0,41249  
T  25,02.10 3 92,5   23,12
  0,9649  
T  25,02.10  62,6545
3

T  1.567.615,59 kg.mm

Maka tegangan geser yang terjadi pada dasar ulir adalah:

2.T
Ss  ( Allen S .H : Machine Design, Hal 146)
 .r13
2  1.567.615
Ss 
(3,14)  100 3
S s  0,998 kg / mm 2

b.Tegangan Langsung

Besarnya tegangan langsung yang terjadi adalah:

W
Sn  ( Allen S .H : Machine Design, Hal 147)
 .r12
25,02.10 3
Sn 
(3,14)  100 2
S n  0,796 kg / mm 2

4.3 Perencanaan Motor Penggerak

Motor digunakan untuk memutar poros ulir yang berfungsi untuk

mengeluarkan minyak dari bubur buah kelapa sawit.Proses pengepresan yang

terjadi dengan berputarnya poros ulir yang berlawanan arah.Maka daya motor

Universitas Sumatera Utara


yang dibutuhkan untuk memutar poros dapat dihitung berdasarkan momen puntir

yang terjadi pada poros.

Pd
T  9,74 10 5 ( Sularso, Hal.7)
n1
T n
P
9,74.10 5
(1.567.615,59) 12
P
9,74.10 5
P 19,31 Kw

Faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan (fc) yang diizinkan untuk

daya rata-rata,daya maksimum,dan daya normal adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Koreksi Daya yang akan ditransmisikan

Daya yang akan ditransmisikan Harga fc

Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 – 2,0

Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2

Daya normal 1,0 -1,5

Sularso,Halaman 7

Maka daya rencana motor penggerak untuk memutar poros ulir digunakan

faktor koreksi daya rata - rata yaitu sebesar 1,5

Pd = P.fc

Pd = 19,31.(1,5)

Pd = 28,965 Kw

Maka daya motor yang direncanakan adalah 30 Kw

Universitas Sumatera Utara


4.4 Perantaraan Roda Gigi Perantara

Roda gigi perantara ini dingunakan untuk menggerakkan poros screw

press yang lain,karena daya dan putaran dari elektromotor hanya menggerakkan

satu poros saja.Dalam perencanaan ini dingunakan roda gigi lurus sehingga

putaran screw press yang satu sama dengan putaran poros yang lain.

Gambar 4.2 Roda Gigi Perantara

Pada perhitungan perencanaan daya motor diperoleh daya rencana sebesar

30 Kw,dengan faktor koreksi (fc) sebesar 1,5. Maka untuk perhitungan torsi yang

terjadi pada roda gigi perantara adalah:

Pd
T
W
60  Pd
T
2  12
60  30.10 3 1,07
T T  25.557,3 N .m
2  12

Universitas Sumatera Utara


Dengan menggunakan diagram pemilihan modul roda gigi lurus pada

lampiran 6 jika putaran roda gigi penggerak 12 rpm dan daya direncanakan 30

Kw,maka diambil modul (m) = 6 dan α = 200 (lampiran 6 ).Dalam perancanaan

roda gigi perantara ini banyaknya gigi (z) direncanakan = 30.

Perbandingan roda gigi dan putaran pada roda gigi adalah:

n1 z1
i   1 Sularso, hal. 214
n2 z 2
d
m
z
d  m. z
d  6 . 30
d  180 mm

Kecepatan roda gigi adalah:

 .d .n
V Sularso, hal. 238
60.1000
 .180.12
V
60000
V  0,11 m / s

Gaya tangensial roda gigi adalah:

102.Pd
Ft  Sularso, hal. 238
V
102.30
Ft 
0,11
Ft  27818 kg

Besarnya gaya radial pada roda gigi adalah:

Fr  Ft . tg 
Fr  27818 . tg 20 0
Fr  10124,9 kg

Universitas Sumatera Utara


Faktor dinamis roda gigi adalah:

Tabel 4.2 Faktor dinamis fc

Kecepatan rendah v = 0,5 -10 m/s 3


fc 
3 v

Kecepatan sedang v = 5 -20 m/s 6


fc 
6v

Kecepatan v = 20 -50 m/s 5,5


fc 
5,5  v

Sularso,hal.240

Maka diambil kecepatan rendah

3
Fv 
3 V
3
Fv 
3  0,11
Fv  0,9646

Berdasarkan jumlah gigi (z) = 30,maka jika dihubungkan dengan faktor

bentuk gigi (y) ( lampiran 8 ),maka faktor gigi (y) adalah = 0,358.

Dalam hal ini bahan roda gigi yang dipilih adalah baja krom nikel SNC2 atau baja

paduan dengan tegangan lentur yang diijinkan adalah 60 kg/mm2 yang

mengandung:

C = 0,27 – 0,35 %, Mn = 0,35 – 0,65, S = 0,030 atau kurang

Si = 0,15 – 0,35 %, P = 0,030 atau kurang, Ni = 2,50 – 3,00, Cr = 0,60 -1

Sularso,Hal.330

Universitas Sumatera Utara


Besar beban lentur adalah:

F1'   a . m .Y . f v Sularso, hal.240


 60 . 6 . 0,358.0,9646
124,31 kg

Lebar gigi (b) dapat diperoleh dari persamaan:

Ft
b Sularso, hal.240
F1'
27818
b
124,31
b  223,77 mm

4.5 Perencanaan Poros Tranmisi

Pada mesin double screw press ini terdapat dua poros yang saling berputar

berlawanan arah,poros ini digunakan untuk menggerakkan ulir penekan.Putaran

poros satu dan dua yang berlawanan didistribusikan oleh roda gigi perantara.Jadi

ukuran dan gaya-gaya yang bekerja atau tejadi pada poros satu dan dua adalah

sama.

Gambar 4.3 Poros transmisi

Universitas Sumatera Utara


Bahan poros transmisi yang direncanakan adalah baja krom nikel ,dengan

pertimbangan baja krom niikel ini mampu meneruskan putaran tinggi dan beban

yang berat.Sebelum menganalisa gaya-gaya yang terjadi pada poros perlu

diketahui berat poros,berat ulir pengepress dan berat roda gigi.

1.Berat Poros

Berat poros dapat ditentukan dengan cara:

Wp = A . L . ρ.g

Diman:Wp = Berat poros

A = Luas penampang poros

L = Panjang poros

Ρ = Massa jenis untuk baja adalah 7850 (kg/mm3)

g = Gaya gravitasi sebesar (9,81 m/s2)

Wp =A.L.ρ.g

Wp = . (80 . 10-3)2 . (2224,4 .10-3) .7850 .9,81


4

= 860 N

= 87,5 kg

Universitas Sumatera Utara


2.Berat Roda Gigi

Untuk menghitung berat roda gigi adalah:

Wg =A.b.ρ.g

Dimana: A = Luas penampang roda gigi

B = Lebar roda gigi

ρ = Massa jenis untuk baja adalah 7850 kg/mm3

g = Gaya gravitasi adalah 9,81 m/s2

Wg =A.b.ρ.g

Wg = . (223,77 . 10-3)2 . (53,6 .10-3)2 .7850 .9,81


4

Wg = 8,69 N

Wg = 0,9 kg

3. Berat Ulir

Untuk menghitung berat ulir adalah:

Ws =A.L.ρ.g

Dimana: W = Berat ulir

A = Luas penampang batang ulir pada diameter rata-rata

Universitas Sumatera Utara


L = Panjang batang ulir

ρ = Massa jenis untuk besi cor adalah 7200 (kg/mm3)

g = Gaya gravitasi sebesar (9,81 m/s2)

Ws =A.l.ρ.g

Ws = . (247.10-3)2 . (53,6 . 10-3)2 .7200 .9,81


4

Ws = 9,71 N

Ws = 1 kg

54
Universitas Sumatera Utara
BAB V

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI

5.1 Perencanaan Sabuk

Sabuk merupakan sistem transmisi pemindah daya dan putaran yang

ditempatkan disebuah pulli.Penggunaan sabuk sebagai alat transmisi adalah

karena jarak yang jauh antara dua poros yang sejajar yang sudah tidak

memungkinkan lagi untuk ditransmisikan dengan roda gigi.Sebenarnya selain

sabuk transmisi dipergunakan juga rantai untuk dua buah poros yang jauh,tetapi

karena rantai memiliki kelemahan yaitu dipergunakan hanya dengan putaran yang

rendah saja maka dipergunakan sabuk.Jenis sabuk yang digunakan dalam

perencanaan ini adalah adalah sabuk jenis V.

y



Gambar 5.1 Sabuk yang Dingunakan pada Perencanaan

Universitas Sumatera Utara


5.1.1 Pemilihan Sabuk

Untuk memilih sabuk dapat dilakukan dengan perhitungan dibawah ini:

Daya perencana (Pd) adalah:

Pd = fc .P ……………………………(Sularso,hal.7)

Dimana:

Pd = Daya rencana (kW)

P = Daya yang dibutuhkan (kW)

fc = Faktor koreksi

Sesuai dengan lampiran untuk pemakaian 16-24 jam,variasi beban kasar

maka diambil harga fc = 2,0

Tabel 5.1 Koreksi Daya yang akan ditransmisikan

Daya yang akan ditransmisikan Harga fc

Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 – 2,0

Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2

Daya normal 1,0 -1,5

Sularso,Halaman 7

Maka:

Pd = fc . P

Pd = 2,0 .30 Kw

Pd = 60 Kw

Dari perhitungan diatas maka ukuran dan tipe sabuk dapat diketahui

berdasarkan data pada lampiran.

Universitas Sumatera Utara


Terpal
Bagian Penarik
Karet Pembungkus
Bantal karet

Gambar 5.2 Penampang sabuk -V

Jenis sabuk yang dipergunakan adalah jenis sabuk C, dimana diameter

pulli penggerak dan diameter pulli yang digerakkan dapat dicari dengan rumus:

n1
Dp  dp . Sularso, Hal : 166
n2

Dimana:

dp = Diameter pulli penggerak/motor

Dp = Diameter pulli yang digerakkan

n1 = Putaran pulli motor (1475 rpm)

n2 = Putaran pulli circlo drive (970 rpm)

Harga diameter pulli penggerak (dp) untuk sabuk V tipe C dapat dilihat

dari tabel di bawah ini:

Tabel 5.2 Diameter minimum pulli yang diizinkan

Penampang A B C D E

Diameter min.yang diizinkan 65 115 175 300 450

Diameter min.yang 95 145 225 350 550

dianjurkan

Sularso,hal.169

Universitas Sumatera Utara


Dari tabel ditetapkan harga dp = 225 mm

Maka:

n1
Dp  dp . Sularso, Hal : 166
n2
1475
Dp  225 mm .
970
Dp  342 mm

5.1.2 Panjang Sabuk

Dari data di atas dapat disimpulkan:

Putaran pulli motor (n1) = 1465 rpm

Putaran pulli circlo drive (n2) = 970 rpm

Diameter pulli penggerak/motor (dp) = 225 mm

Diameter pulli yang digerakkan (Dp) = 342 mm

Panjang sabuk adalah:

1
L  2 C  π ( Dp  dp )  (( Dp  dp ) 2 Sularso,hal.170
2 4C

Harga C dapat dicari dari ketentuan yang ada yaitu bahwa C adalah diantara 1,5

sampai 2,0 diameter poros terbesar:

Maka:

C  1,9 .342
C  649,8 mm
1
L  2 C  π ( Dp  dp )  ( Dp  dp ) 2
2 4C
1
L  2 . 649,8  π ( 342  225 )  (342  225 ) 2
2 4 . 649,8
L  1299,2  890,19  5,26
L  2195,05 mm

Universitas Sumatera Utara


Jadi panjang sabuk yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 2195,05

mm.Karena panjang sabuk dari perhitungan tidak ada tersedia dipasaran maka

2148 mm (lampiran 4).Karena panjang sabuk berubah maka C (jarak antar poros)

juga berubah yaitu:

b  b 2  8 ( Dp  dp) 2
C Sularso hal.170
8

Dimana:

b = 2 L – 3,14 (Dp – dp)

b = 2 . 2184 – 3,14 (342 - 225)

b = 4368 – 367,38

b = 4010,62 mm

Maka:

b  b 2  (Dp  dp ) 2
C Sularso hal.270
8
4010,62  (4010,62) 2  8 (342  225 ) 2
C
8
4010,62  15895448,38
C
8
C  998,44
C  998 mm

Maka jarak antar poros (C) = 998 mm

5.1.3 Jumlah Sabuk

Jumlah sabuk yang dibutuhkan untuk menggerakkan cyclo drive dapat

diperoleh dengan rumus:

Pd
N s Sularso, hal.173
Po . kθ

Universitas Sumatera Utara


Dimana:

N = Jumlah sabuk

Pd = Daya yang ditransmisikan sabuk

kθ = Faktor koreksi

Besar sudut kontak (θ ) adalah:

57 (Dp  dp )
θ  180  Sularso, hal.173
C
57 (342  22,5 )
θ  180 
998.
θ  173,.31 (Lampiran)
0

θ  174 0

Dari tabel (lampiran 5) diperoleh untuk θ = 1740 maka kθ =0,99

Kapasitas daya yang ditransmisikan Po (Kw) adalah:

Fc . V
Po  Sularso, Hal,171
102

Dimana:

Po = Besar daya yang ditransmisikan untuk 2 sabuk

Po = 1,98

Fc = Gaya tarik efektif sabuk

V = Kecepatan linier sabuk (m/s)

Harga V (Kecepatan linier sabuk) adalah:

dp . n
V m/s
60 .1000
225 .1475
V m/s
60 .1000
V  5,5 m/s

Universitas Sumatera Utara


Harga n adalah:

n
n Sularso, hal .171
1000
1475
n
1000
n 1,475 rpm

Dari persamaan :

Fc .V
Po  Sularso, hal 182
102
Fc .5,5
1,98 
102
Fc  36,72 kg

Maka jumlah sabuk adalah:

Pd
N 
Po .k
60
N 
36,72 . 0,99
N 1,797
N  2 buah (diambil )

Maka jumlah sabuk yang diambil adalah 2 buah.

5.2 Perencanaan Pulli

Pulli merupakan suatu elemen mesin berbentuk lingkaran besi yang

berjari-jari menyerupai lingkaran sepeda yang berfungsi sebagai dudukan

sabuk.Pulli ini ditempatkan di sebuah poros yang diikat dengan menggunakan

pasak.Adapun proses pembuatan pulli ini adalah dengan pengecoran.Biasanyta

pulli dibuat dari besi cor kelabu (FC 20) atau (FC 30).Bentuk dan ukuran pulli

Universitas Sumatera Utara


sangat berhubungan erat dengan jenis sabuk yang dingunakan,dimana bentuk pulli

harus sama dengan bentuk sabuk yang dingunakan seperti gambar yang terlihat di

BAB III gambar 3.3 hal 27..

Transmisi daya dengan sabuk-V umumnya menggunakan pulli sebagai

dudukan sabuk. Diameter pulli harus diperhitungkan dengan tepat agar

perbandingan kecepatan yang diinginkan dapat diperoleh.Ukuran-ukuran pulli

dengan tipe sabuk-V yang dingunakan adalah sesuai dengan tipe-C yang dipilih

dengan pulli penggerak berdiameter 225 mm.

 



 

a


  


Gambar 5.3 Bentuk dan ukuran pulli-V

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.3 Ukuran pulli standart

Penampang Diameter nominal Α(0) W* L0 K K0 e f


(diameter lingkaran
Sabuk-V
jarak bagi dp)

A 71 – 100 34 11,95 9,2 4,5 8,0 15,0 10,0

101 -125 36 12,12

126 atau lebih 38 12,30

B 125 -160 34 15,86 12,5 5,5 9,5 19,0 12,5

161 -200 36 16,07

201 atau lebih 38 12,69

C 200 – 250 34 21,18 16,9 7,0 12,0 25,5 17,0

251 -315 36 21,45

316 atau lebih 38 21,72

D 355 450 36 30,77 24,6 9,5 9,5 37,0 24,0

451 atau lebih 38 31,14

E 500 – 630 36 36,95 28,7 12,7 12,7 44,5 29,0

631 atau lebih 38 37,45

Sularso, hal.16

Dari tabel diperoleh:

W =21,18 mm

L0 = 16,9 mm

Universitas Sumatera Utara


K = 7,0 mm

K0 = 12,0 mm

e = 25,5 mm

af = 34 mm

Tebal rim untuk sabuk ganda adalah:

 dp   dp 
t   2  
 300   300 
 225   225 
t   2   
 300   300 
t  2,0 mm

5.2.1 Lengan Pulli

Lengan pulli sering juga disebut dengan nozzle pulli atau ruji-ruji pulli

yang jumlahnya diperoleh dari persamaan:

1
Z Dp
6
1
Z 342
6
Z  3,08
Z 3

Jadi jumlah ruji-ruji pulli adalah 3 buah.

Universitas Sumatera Utara


Gaya tangensial dari sabuk akan mengakibatkan timbulnya momen yaitu momen

bengkok.Besarnya momen bengkok pada setiap pulli adalah:

Fe .D
Mb 
Z

Dimana:

Mb = Momen bengkok yang terjadi

Fe = Gaya efektif yang bekerja

D = Diameter pulli

Z = Jumlah lengan

Sedangkan gaya efektif yang bekerja adalah:Fe = F1- F2

Dimana:

F1 = Gaya pada lengan sabuk tegang

F2 = Gaya pada sabuk longgar

Harga Fe diperoleh dari:

Pd = Fe . V

60 .Pd
Fe 
 . Dp . n
60 .60
Fe 
3,14 . 0,342 . 1475
Fe  2,272 N

Sehingga momen bengkok yang terjadi dapat ditentukan dengan rumus:

Fe .D
Mb 
Z
2,272 .342
Mb 
3
Mb  259,008 N

Universitas Sumatera Utara


Bahan dari pulli pada umumnya adalah besi cor kelabu, untuk

perancangan ini diambil besi cor tuang BE 12 dengan tegangan bengkok izin 50

N/mm2.

Momen bengkok adalah


Wb  .a 2
32

Dimana:

a =2b

Mb
Wb =
Tb

259,008 N / mm 2
Wb =
50 N / mm 2

Wb = 5,18

Maka:


Wb  . b . a2
32
3,14
5,18  . b . (2b) 2
32
3,14
5,18  . b . 4b 2
32
b3 13,1974
b  2,36 mm
a  2 . 2,36
a  4,72 mm

Universitas Sumatera Utara


5.2.2 Diameter Bush dan Panjang Naaf Pulli

Diameter Bush yang digerakkan adalah:


Db1  5 ds1  10
3


Db1  5 32,17  10
3

Db1  63,61 mm

Panjang naaf adalah:


Ln = ds1
2

3,14
Ln = 32,17
2

Ln = 50,50 mm

5.2.3 Poros Pulli

Fr
Ft

Gambar 5.4 Gaya-gaya yang bekerja pada poros pulli

Dari gambar diatas gaya horizontal adalah gaya efektif dan gaya vertikal

adalah gaya berat pulli. Keduanya akan mengakibatkan momen bengkok

sedangkan torsi menyebabkan puntir.

Universitas Sumatera Utara


Untuk mencari momen torsi pada poros penggerak dan poros yang

digerakkan adalah sebagai berikut:

Momen torsi penggerak (T1)

Pd
T1  9,74 .10 5
n1
60
T1  9,74 .10 5
1475
T1  39620,33 kg.mm

Momen torsi poros yang digerakkan (T2)

Pd
T1  9,74 .10 5
n1
60
T1  9,74 .10 5
970
T1  60247,42 kg.mm

Untuk menentukan diameter kedua poros diatas terlebih dahulu

mengetahui jenis bahan yang digunakan. Dalam hal ini direncanakan

menggunakan baja karbon S 55 C-D dengan kekuatan tarik 80 – 101

kg/mm2,kekuatan tarik σb = 93 kg/mm2. (Sularso, hal. 330)

Kekuatan tegangan geser yang diijinkan (σa) adalah:

 b 
a   
 Sf1 .Sf 2 

Dimana:

Sf1 = Faktor keamanan yang didasarkan pada bahan poros = 6,0 untuk S-C

Sf2 = Faktor keamanan untuk kekerasan permukaan diambil SF2 = 2

Universitas Sumatera Utara


Maka diperoleh:

 b 
a   
 Sf1 . Sf 2 
 93 kg / mm 2 
a   
 6,0 .2,0 
a  7,75 kg / mm 2

Kemudian momen puntir yang harus ditinjau keadaannya dimana ada

kalanya terjadi tumbukan atau kejutan.Maka harganya dapat diambil dari tabel.

Tabel 5.4 Harga Kt

Jenis Pembebanan Kt

Beban yang diberikan halus 1,0

Beban yang diberikan sedikit kejutan 1,0 – 1,5

Beban yang diberikan kejutan besar 1,5 -3,0

Tabel 5.5 Harga Cb

Beban yang terjadi Cb

Tidak terjadi beban lentur 1,0

Terjadi beban lentur 1,2 – 2,3

Dalam hal ini digunakan harga Kt diambil harganya 2,0 karena

diperkirakan terjadi beban kejutan besar.Harga Cb diambil harganya 2,0 karena

akan terjadi beban lentur.Diameter poros dapat dihitung:

Universitas Sumatera Utara


Diameter poros penggerak adalah:

1
 5,1   3
dp1    Kt . Cb . T 
 a  
1
 5,1   3
dp1    2 . 2 . 29620,33
 7,75  
dp1  42,72 mm

Diameter poros cyclo drive adalah:

1
 5,1   3
dp 2    Kt . Cb . T 
 a  
1
 5,1   3
dp 2    2 . 2 . 60247,42
 7,75  
dp 2  54,12 mm

5.2.4. Pemilihan Pasak Pulli

Pasak adalah elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan elemen mesin

lainnya pada suatu poros yang mana berfungsi untuk meneruskan momen putaran.

Pasak yang digunakan dalam perencanaan ini adalah pasak benam, untuk

menetapkan pulli.

Gaya tangensial pada pasak:

T
F
ds
2

Dimana:

F = Gaya tangensial yang terjadi

T =Torsi pada poros

ds=Diameter poros

Universitas Sumatera Utara


Maka:

60247,42 kg.mm
F
54,12 mm
2
F  2226,43 kg

Dari lampiran untuk ukuran standard pasak pada diameter poros pulli

54,12 mm diperoleh data-data:

b = lebar pasak

= 15mm

h = Tinggi pasak

= 10 mm

t1 = Kedalaman alur pasak

= 5.0 mm

t2 = Tinggi pasak dari permukaan poros

=5,0 mm

Gambar 5.5 Bentuk dan ukuran pasak pada pulli

Untuk menghindari kerusakan permukaan samping pasak karena tekanan

bidang, perlu diperhitungkan gaya yang bekerja pada luas permukaan samping

pasak yaitu dengan gaya tangensial.

Universitas Sumatera Utara


Panjang pasak (l) yang dibutuhkan dalam perencanaan adalah:

F
l
pa .t1

Dimana:

pa = Tekanan permukaan yang diijinkan (kg/mm2)

l = Panjang pasak (mm)

F = Gaya tangensial

t1 = Kedalaman alur pasak pada poros (mm)

Harga pa = 10 (kg/mm2) untuk poros diameter besar…………….(Sularso hal.27)

1113,21 kg
l
10 kg / mm 2 . 5,0 mm
l  22,26 mm

Harga tekanan pada permukaan pasak yang diijinkan adalah:

F
P
l .t2
1113,21 kg
P
22,26 mm . 5,0 mm
P  10 kg

Besarnya tegangan geser yang terjadi pada pasak (τk) dapat dihitung dengan

persamaan:

F
k 
b .l
1113,21 kg
k 
10 mm . 22,26 mm
k  3,33 kg / mm 2

Besarnya tegangan geser yang diijinkan pada pasak adalah:

B
ka 
Sf1 .Sf 2

Universitas Sumatera Utara


Dari hasil perhitungan diatas akan dipilih bahan pasak baja carbon

S353,dengan tegangan tarik 79 kg/mm2.

Dimana:

σB = 79 kg/mm2

Sf1 = Faktor keamanan diambil adalah 6,0

Sf2 = Faktor koreksi adalah 2,0

Maka:

B
ka 
Sf1 . Sf 2
79 kg / mm 2
ka 
6,0 . 2,0
ka  6,58 kg / mm 2

Dari perhitungan diatas tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari

tegangan geser yang diijinkan atau k < ka yaitu: 3,33 kg/mm2 < 6,58

kg/mm2.Maka pasak pulli aman dingunakan.

5.3 Perencanaan Kopling

Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk meneruskan

daya dan putaran dengan cara menghubungkan dua poros yaitu poros penggerak

dan poros yang digerakkan.

Kopling dirancang pada screw press adalah kopling tetap dengan jenis

kopling flens kaku.Adapun alasan pemilihan kopling ini adalah:

1. Pemasangan mudah dan cepat

2. Ringkas dan ringan

3. Aman pada putaran tinggi dan tumbukan kecil

4. Tidak ada atau sedikit mungkin bagian yang menonjol

Universitas Sumatera Utara


5. Dapat mencengah pembebanan berlebih

6. Terdapat sedikit gerak aksial pada poros sekitarnya terjadi

pemuaian karena panas dan lain-lain.

Gambar 5.6 Kopling flens

Dari gambar diatas diperoleh:

D =2d

D1 = 3 d

ne = 0,5 n

Diameter baut dapat dicari dengan rumus:

8 .T
dl 
 . g . ne . D1

Dimana:

dl = diameter baut (mm)

T = Torsi (mm)

σg = Tegangan geser bahan (kg/mm2)

ne = Jumlah baut efektif

Universitas Sumatera Utara


5.3.1 Perhitungan Poros Kopling

Daya yang diperlukan untuk menjalankan/mengoperasikan mesin screw

press diperlukan koreksi terhadap daya yang direncanakan.Daya yang harus

ditransmisikan pada mesin screw press adalah dengan daya (P)=30 Kw dan

putaran (n)=12 rpm,dapat diperoleh dengan rumus:

Pd = P . fc

Dimana:

Pd = Daya yang direncanakan

P = Daya yang diketahui

Fc = Faktor koreksi

Tabel 5.1 Koreksi Daya yang akan ditransmisikan

Daya yang akan ditransmisikan Harga fc

Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 – 2,0

Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2

Daya normal 1,0 -1,5

Sularso,Halaman 7

Maka: Pd = P . fc

Pd = 30 . 1,2

Pd = 36 Kw

Pemindahan daya yang direncanakan (Pd) dan putaran (n) akan

menimbulkan momen puntir sebesar:

Pn
T  9,74 .10 5 Sularso hal.37
n
30
T  9,74 .10 5
12
T  2435000 kg / mm

Universitas Sumatera Utara


Untuk bahan poros yang direncanakan memakai baja karbon difinis dingin

S55C-D dengan kekuatan tarik σb = 93 kg/mm2.

b
g 
Sf 1 . Sf 2

Dimana:

Sf1 = Faktor keamanan didasarkan kepada ketahanan poros = 6,0

Sf2 = Faktor keamanan untuk kekerasan permukaan dan konsentrasi

tegangan yang cukup besar.Harganya 1,3 ÷3,0 diambil Sf2 = 1,6

Maka tegangan geser adalah:

 b 
g   
 1
SF . SF2 

 93 kg / mm 2 
g   
 6,0 .1,6 
g  9,69 kg / mm 2

Kemudian momen puntir yang harus ditinjau keadaannya dimana ada

kalanya terjadi tumbukan atau kejutan.Maka harganya dapat diambil dari tabel

Tabel 5.6 Harga Kt

Jenis Pembebanan Kt

Beban yang diberikan halus 1,0

Beban yang diberikan sedikit kejutan 1,0 – 1,5

Beban yang diberikan kejutan besar 1,5 -3,0

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.6 Harga Cb

Beban yang terjadi Cb

Tidak terjadi beban lentur 1,0

Terjadi beban lentur 1,2 – 2,3

Dalam hal ini digunakan faktor koreksi,dimana untuk beban dan kejutan

dan tumbukan yang tidak terlalu besar,maka diambil (Kt) = 1,3 dan harga Cb

diambil = 1,2.

1
 5,1   3
dp    Kt . Cb . T 
 a  
1
 5,1   3
dp    2 . 2 . 2435000
 7,75  
dp  1,26 mm

Maka diambil diameter poros = 126 mm.Dalam hal ini diameter poros penggerak

dan poros yang digerakkan adalah sama.

Ukuran kopling dapat ditentukan berdasarkan diameter poros kopling

dimana diameter poros adalah 126 mm.

A = ( 3 ÷ 5,8 )

= diambil 3,5

A = 3,5 . 126

A = 441 mm

Diameter pitch kopling (G) diambil dari diameter luar kopling (A) pada

poros 126 mm.Pada lampiran diperoleh:

G = 335

2 L = ( 2,5 ÷ 5 ).D

Universitas Sumatera Utara


= diambil 2,5

2 L =2,5 . D

2,5 . 126
L=
2

L = 157,5 mm

C = (1,4 ÷ 2 ) .D

= diambil 1,6

C = 1,6 . D

C = 1,6 . 126

C = 201,6 mm

Gambar 5.7 Notasi Kopling

B = 2,3 . D

B = 2,3 . 126

B = 289,8 mm

F = 0,35 . D

Universitas Sumatera Utara


F = 0,35 . 126

F = 4,41 mm

n = 6 buah (direncanakan)

5.3.2 Pemeriksaan Kekuatan Poros Kopling

Tegangan puntir yang terjadi pada poros:

Mp
p 
Wp

Dimana Wp = momen tahanan puntir


Wp  (d ) 3
16
3,14
Wp  (126) 3
16
Wp  392573,79 mm

Mp = T

Mp = 2435000 mm/kg

Maka diperoleh:

Mp
p 
Wp
2435000
p 
392573,97
p  6,20 kg / mm 2

Tegangan puntir izin pada poros adalah:

r
p 
1,73 . 0

Dimana:

Universitas Sumatera Utara


b
r 
V

V adalah faktor keamanan dalam hal ini poros mengambil pembebanan

dinamis dua arah dengan V = 8, dan untuk baja harga α0 = 1.

Maka diperoleh:

b
r 
V
93 kg / mm 2
r 
8
r  11,625 kg / mm 2

r
p 
1,73 . 0
11,625
p 
1,73 .1
p  6,71 kg / mm 2

Jadi poros aman terhadap tegangan yang timbul karena σp > σp dimana

6,72 kg/mm2 > 4,22 kg/mm2.

Tegangan geser flens yaitu:

2.T
g 
 . A2 . F
2.(2435000)
g 
3,14 . (441) 2 . 44,1
g  0,18 kg / mm 2

Bahan flens diambil adalah baja cor kelabu FC 30 dengan tegangan tarik

30 kg/mm2.Faktor keamanan Sf1 = 6 kerena tumbukan,dan faktor koreksi diambil

sebesar 3.

Universitas Sumatera Utara


Tegangan geser ijin flens adalah:

b
g 
Sf1 .Sf 2
30
g 
6 .3
g  1,66kg / mm 2

Karena τp > τp dimana 1,66 kg/mm2 > 0,18 kg/mm2,maka bahan dan

ukuran aman digunakan.

5.3.3 Baut Kopling

Baut kopling berfungsi untuk mengikat kopling.Baut direncanakan dari

baja karbon SS50 dengan kekuatan tarik (σb) = 60 kg/mm2.Faktor keamanan baut

(Sf1) = 6 dan factor koreksi bahan baut (Sf2) diambil 3,0.Jadi tegangan geser ijin

baut (σg) didapat dengan rumus:

b
g 
Sf 1 . Sf 2
60
g 
6.3
g  3,33 kg / mm 2

Biasanya hanya 50% saja dari seluruh baut yang berjumlah (n) buah yang

menerima beban secara merata.Jika jumlah baut yang efektif yang menanggung

beban dinyatakan dengan ne,maka:

Ne = 0,5 .n …………………………….Sularso,hal.40

Maka:

ne = 0,5 . 6

ne = 3 buah

Universitas Sumatera Utara


Dari tegangan ijin baut dapat diperoleh besarnya diameter baut (dl) yaitu:

8 .T
dl  Sularso , hal .40
 .g . ne . Dl
8 .( 2435000 )
dl 
3,14 . 3,33 . 3 . 441
dl  35 mm

5.3.4 Pasak Kopling

Pasak kopling adalah elemen mesin yang berfungsi untuk menetapkan

kopling pada pasak agar tidak terjadi slip.Pasak pada koplin ini direncanakan baja

karbon S50C,dengan tegangan tarik 75 kg/mm2.

Maka tegangan tarik ijin adalah:

b
g  Sularso, hal.40
Sf 1 . Sf 2
75
g 
6.3
g  4,16 kg / mm 2

Maka dari lampiran ,untuk poros berdiameter 126 mm dapat

ditentukan ukuran pasak sebagai berikut:

B = Lebar pasak

= 32 mm

h = Tinggi pasak

= 18 mm

t1 = Kedalaman alur pasak

= 7,4 mm

t2 = Tinggi pasak dari permukaan poros

= 11,0 mm

Universitas Sumatera Utara


Gambar 5.8 Pasak Kopling

Untuk menghindari kerusakan samping pasak karena tekanan bidang perlu

diperhitungkan daya yang bekerja pada luas permukaan samping pasak,yaitu

dengan tangensial.

Panjang pasak yang dibutuhkan dalam perencanaan ini adalah:

F
l
pa .t 2

Dimana:

l = Panjang sabuk

F = Gaya tagensial

pa = Tekanan permukaan yang diijinkan (kg/mm2)

Harga pa = 10 (kg/mm2) untuk poros diameter besar…….(Sularso hal.27)

Gaya tagensial pada pasak:

T
F
dp
2
2435000
F
126
2
F  38650,79 kg

Universitas Sumatera Utara


Panjang pasak yang dingunakan adalah:

F
l 
pa . t

38650,79 kg
l
10 kg / mm 2 .11 mm
l  351,37 mm

Panjang pasak juga mengalami tegangan geser sebesar:

F
g 
b .l
351,37 mm
g 
32 . (351,37)
g  0,03 kg / mm 2

Dari data diatas disimpulkan bahan dan ukuran aman digunkan dimana g > g

yaitu 4,16 kg/mm2 > 0,03 kg/mm2.

84
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai