Menu
Skip to content
Beranda
ASUHAN PERSALINAN NORMAL(APN)2011
Partus Biasa (normal) disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada
Letak Belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat- alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
Partus Luar Biasa (abnormal) ialah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat
atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea. (Makalah Partus Prematur)
Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan dapat hidup (viable), berat janin
dibawah 1000 gram dan usia kehamilan dibawah 28 minggu.
Partus Prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28- 36
minggu, janin dapat hidup tetapi premature, berat janin antara 1000- 2500 gram.
Partus Maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37- 40
minggu, janin matur, berat badan di atas 2500 gram.
Partus Postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau
lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut postmatur.
Partus Presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi,
di atas becak dan sebagainya.
Partus prematur adalah partus yang terjadi di bawah umur kehamilan 37 minggu dengan
perkiraan berat janin kurang dari 2500 gram (Manuaba, 1998 : 221).
Partus prematur didefinisikan sebagai partus yang terjadi antara usia kehamilan 20-37
minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (Nur, 2008).
Partus prematur didefinisikan sebagai munculnya aktivitas uterus regular yang menghasilkan
pendataran maupun dilatasi sebelum kehamilan 37 minggu selesai (Chapman, Vicky, 2006 :
184).
a. Faktor Kehamilan
1. Kehamilan hidramnion
2. Ketuban pecah dini
3. Gemelli
4. Pre eklampsia-eklampsia
5. Perdarahan ante partum
b. Faktor Individu
Kurang gizi
Anemia
Paritas
Usia ibu terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (diatas 35 tahun)
Pasien dengan paritas lebih dari tiga ada kecenderungan mempunyai risiko empat kali lebih
besar dibandingkan dengan pasien yang paritasnya kurang dari tiga.
Kelahiran prematur disebabkan karena beberapa hal yang bisa menimbulkan kontraksi
spontan dimana kemungkinan telah terjadi produksi prostaglandin. Secara anatomis kutub
bawah persambungan selaput janin dengan desidua yang menutupi koralis servikalis
tersambung dengan vagina. Meskipun demikian susunan anatomis ini menyediakan jalan
masuk bagi penyebaran mikroorganisme ke dalam jaringan intrauteri dan kemudian
menginvasi kantomh amnion. Mikroorganisme ini menginduksi pembentukan sitokinin yang
memicu produksi prostaglandin dan mendorong terminasi kehamilan lebih dini (Cunningham,
2006 : 307).
Beberapa kepustakaan menyebutkan partus prematur lebih sering terjadi pada wanita
multipara, karena adanya jaringan parut uterus akibat kehamilan dan persalinan sebelumnya
(berulang). Jaringan parut ini menyebabkan tidak adekuatnya persediaan darah ke plasenta
sehingga plasenta menjadi lebih tipis dan mencakup uterus lebih luas. Plasenta yang melekat
tidak adekuat ini mengakibatkan isoferitin yang merupakan protein hasil produki sel
limfosils T untuk menghambat reaktivitas uterus dan melindungi buah kehamilan diproduksi
sediki. Sehingga dengan keadaan demikian risiko untuk mengalami persalinan prematur
menjadi lebih besar (Raymond, 2006 : 301)
Di samping itu paritas tinggi dianggap lebih berisiko untuk melahirkan secara prematur
karena pengaruh penambahan usia ibu. Dengan meningkatnya usia akan terjadi perubahan-
perubahan pada pembuluh darah dan menurunnya fungsi hormon pengatur siklus reproduksi
(endometrium). Di samping itu dengan meningkatnya usia akan meningkatkan pula risiko
hipertensi baik esensial maupun hipertensi dalam kehamilan yang merupakan faktor
predisposisi terjadi partus prematur (Raymond, 2006 : 301).
Wanita yang pernah melahirkan lebih dari 1 kali atau yang termasuk paritas tinggi
mempunyai risiko lebih tinggi mengalami partus prematur karena menurunnya fungsi alat
reproduksi dan meningkatkan pula risiko terjadinya perdarahan antepartum yang dapat
menyebabkan terminasi kehamilan lebih awal (Saifudin, 2008).
Diagnosis pada partus prematur didasarkan pada ada tidaknya kontraksi rahim yang teratur
pada kehamilan kurang bulan yang beraitan dengan perubahan serviks akibat dilatasi atau
pembukaan (Hacker, Neville. F, 2001: 298).
Kriteria persalinan prematur antara lain kontraksi yang teratur jarak 7-8 menit atau kurang
dan adanya pengeluaran lendir kemerahan atau cairan pervaginam dan diikuti salah satu dari
berikut:
Pada pemeriksaan dalam terdapat pendataran 50-80% atau pembukaan 2 cm atau
lebih.
Hasil pengukuran dengan USG dimana panjang servik kurang dari 2 cm.
Daftar Pustaka
Champan, Vicky. (2003). The Midwife’s Labor and Birth Handbook. H. Y. Kuncara (2006)
(Alih Bahasa), Jakarta : EGC
Hacker, Neville. F. (1995). Obstetri dan Ginekologi Esensial. Edi Nugroho (2001) (Alih
Bahasa). Jakarta: Hipokrates
Bagikan ini:
Twitter1
Facebook16
Terkait
Navigasi pos
← Mioma Uteri
Berikan Balasan
Bottom of Form
Agustus 2013
S S R K J S M
« Jul
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31