Anda di halaman 1dari 24

LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM 2)

MATERNITAS II

Di Susun Oleh :

CICILIA ADITYA MELINDA

170103016

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO

2019
LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM) 2

1. Apakah yang dimaksud dengan keluarga berencana?


Suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah kelahiran dan jarak
kelahiran dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 2007).
Keluarga Berencana adalah program yang bertujuan membantu pasangan suami
istri untuk menghindari kelahiran yang tidak dinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran (dalam hubungan dengan suami istri), dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga.

2. Apa saja kebijakan pemerintah dalam mengatur angka kelahiran bayi melalui
program keluarga berencana?
Besarnya jumlah penduduk, cepatnya laju pertumbuhan penduduk, jumlah
kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk.
bernama Perkumpulan Keluarga Berencana (PKB) pada tahun 1957. Program KB saat
itu masih termasuk dalam program kesehatan, bukan kependudukan. Pemerintah belum
punya political will terhadap program tersebut.
Seiring berjalannya waktu, pemerintah mulai merasa bahwa KB sangat terkait
dengan perkembangan ekonomi negara. Pada tahun 1970, program KB mulai diresmikan
menjadi program skala nasional.Selama kurun waktu 30 tahun (1970-2000), masyarakat
Indonesia sudah bisa melek terhadap KB dan menerimanya sebagai sebuah lifestyle.
Sudah terpupuk dalam pikiran masyarakat bahwa program KB bisa membuat keluarga
menjadi berkualitas, program KB bukan membunuh calon anak, program KB hanya
memberikan space kosong yang cukup diantara satu anak dan anak yang lain agar
jaraknya tidak terlalu berdekatan.Pada periode yang sama (1970-2000), angka kelahiran
menjadi lebih menurun. Jika pada tahun 1970 rata-rata satu rahim bisa melahirkan bayi
5-6 jiwa dalam masa suburnya, maka pada tahun 2000 rahim wanita rata-rata hanya
mampu meahirkan 2-3 bayi saja. Pemerintah juga mengklaim bahwa pada tahun 1970
jumlah penduduk adalah 110 juta jiwa. Setelah adanya program KB, pada tahun 2000
jumlah penduduk hanya 203 juta jiwa. Menurut mereka, jika tidak ada program KB,
maka di tahun 2000 harusnya penduduk telah berjumlah 282 juta jiwa.

3. Bagaimana aspek legal keluarga berencana berdasarkan pemerintah dan agama?

Penolakan Berbasis Agama atas Program KB


Secara umum pola penolakan program KB sama, yakni menolak dengan basis nilai-
nilai atau norma agama, atau mungkin bisa disebut dengan ungkapan lain, “penolakan
berbasis agama”. Jika disimak, secara umum argumennya berkutat pada wawasan-
wawasan
berikut ini : 1. Doktrin “Rizki di Tangan Allah” Umumnya, orang dengan keberagamaan
agama yang kuat cenderung menolak
KB ketika yang diajukan oleh pemerintah adalah argumen ekonomis. Kaum beragama
menolak KB jika alasannya adalah karena “takut tidak bisa menafkahi”.14 Bagi mereka,
takut punya anak banyak karena khawatir tidak bisa menafkahi adalah sebentuk
pengingkaran pada kekuasaan Tuhan untuk mencukupi kebutuhan seluruh makhluk-
Nya. Apalagi jika seseorang itu dekat dengan Tuhan, sudah pasti jaminan rezekinya
akan ditanggung oleh-Nya.

4. Apa yang dimaksud dengan keluarga berencana alami (KB alami)? Sebutkan dan
jelaskan!
Kontrasepsi Alamiah adalah suatu upaya mencegah /mengahalangi pembuahan atau
pertemuan antara sel telur dengan sperma dengan menggunakan metode-metode yang
tidak membutuhkan alat ataupun bahan kimia (yang menjadi cirri khas metode perintang)
juga tidak memerlukan obat-obatan.
 JENIS METODE KONTRASEPSI ALAMI
Ada dua jenis metode kontrasepsi alami yang banyak digunakan yaitu:
1. Metode Irama Tubuh

Penentuan waktu ovulasi dapat diketahui melalui pemeriksaan tubuh dengan


menggunakan metode kalender, suhu tubuh, lendir vagina, metode simptohtermal, dan
metode laktasi. Jadi KB alami dengan menggunakan metode irama tubuh ialah dengan
cara mengetahui waktu terjadinya ovulasi pada wanita. Apabila menginginkan
kehamilan, maka hubungan seksual dilakukan pada waktu masa subur dan apabila tidak
menginginkan kehamilan maka jangan melakukan hubungan seksual saat terjadinya masa
subur.

a). Suhu Basal

1) Pengertian dan Tujuan Suhu Basal

Suhu basal adalah suhu yang diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur dan
sebelum melakukan aktivitas apa-apa. Tujuan pencatatan suhu basal untuk
mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan
alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara
oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang
sama selama 5 menit.

Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan
turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan
kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.

Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan
turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal
sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.

Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan
suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang
memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh
dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan.
Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus
memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.

2. Suhu Basal Sebagai Kontrasepsi


Metode suhu tubuh dilakukan dengan wanita mengukur suhu tubuhnya setiap hari
untuk mengetahui suhu tubuh basalnya. Setelah ovulasi suhu basal ( BBt / basal
body temperature ) akan sedikit turun dan akan naik sebesar ( 0,2 – 0,4 ° C ) dan
menetap sampai masa ovulasi berikutnya.
Hal ini terjadi karena setelah ovulasi hormone progesterone disekresi oleh korpus
luteum yang menyebabkan suhu tubuh basal wanita naik, Aturan perubahan suhu:
 Mengukur suhu pada waktu yang hampir sama setiap pagi ( sebelum bangkit dari
tempat tidur ) dan mencatat suhu ibu pada kartu yang telah disediakan oleh
instruktur KBA.
 Memakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid
untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal, rendah. Mengabaikan
suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
 Menarik garis pada 0,05°C – 0,1°Cdi atas suhu tertinggi dari 10 suhu 10 hari
tersebut. Ini dinamakan garis pelindung ( cover line ) atau garis suhu.
 Masa tak subur mulai pada sore setelah hari ketiga berturut-turut suhu berada di
atas garis pelindung tersebut
Catatan :

 Jika salah satu dari 3 suhu tersebut di bawah garis pelindung (cover line ) selama
perhitungan 3 hari, ini mungkin tanda bahwa ovulasi belum terjadi. Untuk
menghindari kehamilan menunggu sampai 3 hari berturu-turut suhu tersebut di
atas garis pelindung sebelum memulai senggama.

 Ketika mulai masa tak subur, tidak perlu untuk mencatat suhu basal ibu. Ibu dapat
berhenti mencatat sampai haid berikut mulai dan bersenggama sampai hari
pertama haid berikutnya.
3. Kerugian

 Membutuhkan motivasi

 Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami

 Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, ganggiuan tidur, stress, alcohol dan obat-
obatan, misalnya aspirin

 Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari akan
menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal

 Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehinggamempersulit untuk mencapai


kehamilan

 Membutuhkan masa pantang yang lama, karena ini hanyalah mendeteksi pasca
ovulasi.

4. Keuntungan

 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur.

 Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi
ovulasi.

 Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh lain seperti lender serviks.

 Berada dalam kendali wanita.

 Dapat digunakan mencegah atau meningkatkan kehamilan


5. Kontraindikasi

 Sikluls haid yang tidak teratur.

 Riwayat siklus haid yang an-ovulatori.

 Kurve suhu badan yang tidak teratur.

 Sang istri sedang sakit atau demam, sehingga suhu basalnya tidak bisa diketahui
secara tepat.

6. Indikasi

 Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan

 Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur

 Pasangan dengan tidak dapat mengguanakan metode lain

 Tidak keberatan jika terjadi kehamilan

7. Efek Samping

Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan stress atau frustasi. Hal ini
dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet wanita sewaktu senggama.

8. Efektifitas

Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita pertahun. Daya guna
pemakaian adalah 20 – 30 kehamilan per 100 wanita/tahun. Daya guna dapat
ditingkatkan dengan menggunakan pula cara rintangan, misalnya kondom atau obat
spermisida di samping pantang berkala.
b). Metode Lendir Serviks/ Metode Ovulasi Billings (MOB)

1) Pengertian

Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga


berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi
dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari
ovulasi.

Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir
serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin.
Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap
hari selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir
masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.

2) Cara kerja

Metode lendir serviks yakni pengamatan dilakukan pada lendir serviks.


Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:

 Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.

 Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.

Menjelang ovulasi lendir ini akan mengandung banyak air (encer) sehingga
mudah dilalui sperma. Setelah ovulasi lendir kembali menjadi lebih padat. Jika lendir
mulai keluar atau bagi wanita yang mengalami keputihan (sering mengeluarkan lendir)
lendir mengencer, bergumpal-gumpal dan lengket, hal ini menunjukan akan terjadi
ovulasi. Sehingga senggama harus dihindari dengan menggunakan alat kontrasepsi.

Pada puncak masa subur, yaitu menjelang dan pada saat ovulasi lendir akan
keluar dalam jumlah lebih banyak menjadi transparan, encer dan bening seperti putih
telur dan dapat ditarik diantara dua jari seperti benang. Tiga hari setelah puncak masa
subur dapat dilakukan senggama tanpa alat kontrasepsi.Lendir dari servirks tidak dapat
diamati pada saat sedang terangsang dan beberapa jam setelah senggama, karena dinding
vagina juga akan mengeluarkan lendir yang akan memalsukan lendir servik.
3) Manfaat

Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan


berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi
wanita yang menginginkan kehamilan.

4) Kelebihan

 Mudah digunakan.

 Tidak memerlukan biaya.

 Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang
mengamati tanda-tanda kesuburan.

5) Kekurangan

 Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode


kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).

 Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.

 Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda


kesuburan.

 Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.

6) Indikasi

 Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur,
tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.

 Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara.

 Perempuan kurus atau gemuk.

 Perempuan yang merokok.


 Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu seperti hipertensi sedang, varises,
dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista ovarii,
anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau emboli
paru.

 Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain.

 Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.

 Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus haid

 Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai
tanda dan gejala kesuburan.

7) Kontraindikasi

 Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat
kehamilan menjadi suatu kondisi risiko tinggi.

 Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus), kecuali MOB.

 Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB

 Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang) selama waktu


tertentu dalam siklus haid.

 Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.

8) Efek samping

 Komplikasi yang langsung tidak ada

 Persoalan timbul bila terjadi kegagalan/kehamilan.

c). Metode Amenorea Laktasi

1) Pengertian
Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM)
adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan
minuman lainnya.

Pada periode menyusui sering wanita menjadi tidak haid akibat hormon laktasi.
Ternyata disamping haid, ovulasi juga ikut terhambat. Supaya methode ini bekerja
dengan baik, ibu-ibu harus memberikan ASI saja (eksklusif). Interval menyusui pada
malam hari tidak melebihi 6 jam dan interval siang tidak lebih 4 jam. Semakin sering dan
lama bayi menyusui maka semakin kecil ovulasi akan timbul

Metode amenorea laktasi (MAL) dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi, apabila:

 Menyusui secara penuh, lebih efektif bila diberikan minimal 8 kali sehari
 Belum mendapat haid
 Umur bayi kurang dari 6 bulan
2) Cara kerja

Selama menyusui, penghisapan air susu oleh bayi menyebabkan perubahan


hormonal dimana hipotalamus mengeluarkan GnRH yang menekan pengeluaran hormone
LH dan menghambat ovulasi.

Ini adalah metode yang efektif bila kriteria terpenuhi : menyusui setiap 4 jam
pada siang hari, dan setiap 6 jam pada malam hari. Makanan tambahan hanya diberikan
5-10% dari total.

3) Manfaat
Metode amenorea laktrasi (MAL) memberikan manfaat kontrasepsi maupun non
kontrasepsi
 Efektifitas tinggi (98%) apabila digunakan selama 6bulan pertama setelah
melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui eksklusif
 Tidak memperlukan prosedur khusus alat maupun obat
 Mudah digunakan dan ekonomis
 Tidak bertentangan dengan agama maupun budaya
Manfaat non kontrasepsi untuk bayi :
 Mendapat kekebalan pasif
 Peningkatan gizi
 Mengurangi resiko penyakit menular
 Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula atau alat minum
yang dipakai
Untuk ibu:
 Mengurangi perdarahan postpartum atau setelah melahirkan
 Membantu proses involusi uteri (uterus kembali normal)
 Mengurangi resiko anemia
 Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi
4) Indikasi

Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat digunakan oleh wanita yang ingin
menghindari kehamilan dan memenuhi kriteria sebagai berikut:

 Wanita yang menyusui secara eksklusif.

 Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan.

 Wanita yang belum mendapatkan haid pasca melahirkan.

5) Kontraindikasi Yang Tidak Dapat Menggunakan MAL

 Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid.

 Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.

 Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.

 Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan.

 Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati.

 Wanita yang menggunakan obat-obatan jenis ergotamine, anti metabolisme,


cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan.
 Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.

 Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme.

6) Efek samping

 Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan

 Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS

 Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.

d. Sistem Kalender

1) Pengertian

Metode kalender / pantang berkala adalah metode Keluarga Berencana Alamiyah


(KBA) yang paling tua. Pencetusnya adalah dr. Knaus (Ahli Kebidanan dari Vienna) dan
dr.Ogino (Ahli ginekologi dari jepang ) metode ini berdasarkan pada siklus haid.

Menurut Knaus ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.


Sedangkan menurut ogino bahwa ovulasi tidak selalu tepat 14 hari sebelum menstruasi,
tapi terjadi antara 12/16 hari sebelum mestruasi berikutnya. Metode ini adalah metode
kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan
sengama pada masa subur/ovulasi.

2) Cara kerja

Metode kalender menggunakan prinsip tdakmelakukan persetubuhan pada masa


subur istri. Untuk menentukan masa subur istri di gunakan 3 patokan yaitu:

 ovulasi terjadi 14 hari sebelum haid yang akan datang


 sperma dapat hidup dan membuahi selama 48 jam setelah ejakulasi
 ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi

Cara ini mudah di laksanakan, tetapi dalampraktiknya sukar untuk menentukan


saat ovulasi dengan tepat, karena hanya sedikit wanita yang mempunyai siklus haid yang
teratur, dan juga dapat terjadi variasi terutama pasca persalinan dan pada tahun-tahun
menjelang menopause.
3) Manfaat

Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun
konsepsi. Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan. Dapat
digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan
seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.

4) Keuntungan

Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:

 Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.

 Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.

 Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.

 Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.

 Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko


kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.

 Tidak memerlukan biaya.

 Tidak ada efek samping.

 Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

5) Keterbatasan/kekurangan

Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga
memiliki keterbatasan, antara lain:

 Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.

 Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.


 Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.

 Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.

 Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.

 Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).

 Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

6) Indikasi

 Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur,
tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.

 Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara

 Perempuan kurus ataupun gemuk

 Perempuan yang merokok

 Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu antara lain hipertensi sedang, varises,
disminorea sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista ovarii,
anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau emboli
paru.

 Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain.

 Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.

 Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu setiap siklus haid.

 Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai
tanda dan gejala kesuburan

7) Kontraindikasi

 Perempuan dengan umur, paritas atau masalah kesehatan yang membuat kehamilan
menjadi suatu kondisi resiko tinggi.
 Perempuan sebelum mendapat haid(menyusui, segera setelah abortus)

 Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur.

 Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerja sama (berpantang) selama waktu
tertentu dalam siklus haid

 Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalnya.

d). Metode Siptothermal

1. Pengertian
Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA)
yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode
simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks.
Tetapi ada teori lain yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga
indikator kesuburan yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir
serviks dan perhitungan masa subur melalui metode kalender.
2. Manfaat
Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari
kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur
(pantang saat masa subur).
Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan
3. Kontraindikasi
 Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan
metode simptothermal.
 Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita itu
sendiri atau alasan lain.
 Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak melakukan hubungan seksual
tanpa alat kontrasepsi barier minimal 10 hari setiap bulan atau
menerapkan metode kontrasepsi lain di hari tidak amannya.
 Wanita yang mempunyai resiko kesehatan/medis tertentu yang
membahayakan jika dia hamil.
 Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat
mempengaruhi suhu basal tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi
lendir serviks.
4. Keuntungan
 Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi
yang dibutuhkan.
 Aman.
 Ekonomis.
 Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
 Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
 Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar
metode simptothermal dengan benar.
5. Keterbatasan
 Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit,
pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
 Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati
dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks.
 Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami
istri.
 Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.
6. Efek samping\
 Komplikasi yang langsung tidak ada.
 Persoalan timbul bila terjadi kegagalan kehamilan karena data-data yang
menunjukan timbulnya kelainan-kelainan janin sehubungan dengan
terjadinya fertilisasi oleh spermatozoa dan ovum yang berumur tua/
terlalu matang.
e. Senggama terputus (coitus Interuptus)
 Pengertian dan cara kerja senggama terputus
Cara ini merupakan cara kontrasepsi tertua yang dikenal manusia, dan
sampai sekarang masih digunakan oleh manusia. Senggama terputus adalah
penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini berdasarkan
kenyataan bahwa pria menyadari sebelumnya akan ada terjadi ejakulasi, dan
dalam waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi digunakan untuk
menarik penis keluar dari vagina.
Cara Kerja Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga
sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga kehamilan dapat dicegah.
Keuntungan dari cara ini adalah tidak membutuhkan biaya, alat maupun
persiapan. kekurangannya adalah dibutuhkan pengendalian diri yang besar
dari pria dan penggunaan cara ini dapat menimbulkan neurasteni.
 Manfaat Kontrasepsi
- Efektif bila digunakan dengan benar
- Tidak mengganggu produksi ASI ·
- Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya
- Tidak Ada efek samping
- Dapat digunakan setiap waktu
- Tidak membutuhkan biaya Non Kontrasepsi
- Meningkatkan keterlibatan pria dalam keluarga berencana
- Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian
yang sangat dalam.
- EFEKTIF : Bagi wanita yang suami atau pasangannya mampu mengontrol
waktu ejakulasi.
 Indikasi
- Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana
- Pasangan yang tidak ingin memakai metode KB lainnya
- Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera
- Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu
metode yang lainnya
- Pasangan yang memerlukan metode pendukung
- Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
 Kontraindikasi
- Pria dengan pengalaman ejakulasi dini
- Pria yang sulit melakukan sanggama terputus
- Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis ·
- Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama
- Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi
- Pasangan yang tidak bersedia melakukan sanggama terputus.

5. Bagaimana gambaran pola kontrasepsi di negara Indonesia?


Kebijakan JKN akan berdampak terhadap pelayanan KB di Indonesia, dalam hal
ini terhadap pola pemakaian kontrasepsi dan tempat pelayanan KB. Pelayanan KB di era
JKN dituntut agar lebih ditingkatkan kualitasnya, baik dari segi tenaga, sarana dan
prasarana Studi tentang pelayanan KB, di era JKN banyak masyarakat yang datang
berobat ke FKTP dengan memanfaatkan kartu BPJS kesehatan, tetapi tidak banyak yang
memanfaatkan untuk pelayanan KB. Para wanita lebih banyak datang ke bidan praktek
swasta, meskipun harus membayar.15,16 Hingga saat ini belum banyak penelitian secara
nasional mengungkap pelayanan KB era JKN. Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
tahun 2015, memiliki informasi terkait keluarga berencana dan penggunaan kartu BPJS
dalam pelayanan KB bagi wanita pernah kawin di seluruh provinsi di Indonesia. Dengan
menggunakan data SUPAS 2015, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang pola pemakaian kontrasepsi dan peman-faatan kartu BPJS kesehatan dalam
pelayanan KB di Indonesia, yang merupakan isu penting yang patut disoroti.

6. Sebutkan pilihan kontrasepsi/KB di dunia!


a. Alat kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi hormonal umumnya mengandung kombinasi dari progestin& estrogen, atau
progesteron saja. Alat kontrasepsi ini tersedia dalam berbagai bentuk, pil KB, suntik KB,
implan, patch, dan cincin vagina.
1. Pil KB kombinasi progestin dan estrogen
 Kelebihan:
- Mengurangi perdarahan saat menstruasi
- Mengurangi gejala PMS
- Membuat siklus haid lebih teratur
- Meningkatkan kepadatan tulang
- Mengurangi risiko penyakit kanker ovarium & endometrium, stroke,
salphingitis, rematik
 Kekurangan:
- Meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular
- Peningkatan berat badan
- Dapat mengganggu produksi ASI
- Tidak mengurangi risiko infeksi menular seksual
- Metode yang menggunakan kombinasi hormon adalah pil, suntik, patch,
cincin vagina.
 Apa saja kelebihan dan kekurangannya masing-masing?
- Pil KB: harus diminum setiap hari, tidak mengganggu kenyamanan
hubungan seks.
- Suntik KB: penyuntikan sekali tiap bulannya.
- Patch KB: mudah digunakan, tahan air, tidak mengganggu kenyamanan
hubungan seks, bisa timbul iritasi kulit.
- Cincin vagina: pemakaian mudah, diganti sekali tiap bulan, relatif lebih
mahal, bisa timbul efek samping seperti peradangan atau keputihan.
-
b. Pil KB progestin
 Kelebihan:
- Tidak menimbulkan efek samping hipertensi dan penyakit kardiovaskular
- Tidak mengganggu produksi ASI
 Kekurangan:
- Peningkatan berat badan
- Siklus menstruasi tidak teratur
- Tidak mengurangi risiko infeksi menular seksual
- Metode yang menggunakan progestin adalah pil, suntik, implan. Apa saja
kelebihan dan kekurangannya?
- Pil: harus diminum pada jam yang sama setiap harinya.
- Suntik: penyuntikan setiap 3 bulan sekali.
- Implan: efektif untuk jangka waktu panjang, bisa timbul nyeri di tempat
pemasangan.
c. Alat KB IUD (Intra-UterineDevice)
IUD merupakan alat berbentuk seperti huruf T yang dimasukkan ke dalam rahim,
terkadang menyisakan sedikit benang di vagina untuk menandakan posisi IUD. Ada 2
jenis IUD, yaitu IUD berisi tembaga dan hormon. IUD tembaga bisa digunakan sampai
10 tahun, sedangkan IUD hormon hanya sampai 5 tahun, beberapa wanita merasakan
kram perut pada penggunaan IUD tembaga.
 Kelebihan:
- Merupakan metode “useandforget”. Mudah digunakan, dan setelah pemasangan
wanita tidak perlu repot untuk sehari-harinya seperti pada penggunaan pil KB
- Merupakan metode jangka panjang.
- Tidak mengganggu kesuburan, setelah dilepas, kesuburan dapat kembali dengan
cepat.
 Kekurangan:
- Posisi IUD dapat bergeser.
- Tidak nyaman bagi wanita, terkadan juga bagi pria saat berhubungan karena ada
benang sisa IUD.
- Dapat timbul efek samping seperti kram dan perdarahan saat menstruasi yang
lebih banyak.

d. Metode kontrasepsi penghalang fisik


1. Kondom
Kondom bisa digunakan pada pria dan wanita. Efektivitas kondom dalam mencegah
kehamilan meningkat terutama setelah ditambahkan lubrikan spermisida di kondom.
 Kelebihan:
- Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
- Praktis dan mudah digunakan
 Kekurangan:
- Pada beberapa orang, dapat timbul alergi karena bahan pembuat kondom
- Hanya dapat digunakan sekali
- Pemakaian harus tepat karena dapat timbul risiko terlepas
2. Spermisida
Spermisida adalah zat kimia yang dapat merusak sperma. Spermisida dapat
berbentuk krim, jeli, busa atau supositori
 Kelebihan:
- Alternatif bagi wanita yang menginginkan proteksi sementara.
- Bisa didapatkan dengan mudah.
 Kekurangan:
- Masa perlindungan yang singkat, efektivitasnya berkurang apabila
melebihi satu jam pemakaian.
- Tidak mencegah penularan penyakit kelamin.
3. Diafragma
Diafragma biasanya terbuat dari lateks atau silikon, berbentuk melingkar seperti kubah
dan berfungsi mencegah sperma masuk ke dalam rahim.
 Kelebihan:
- Dapat digunakan dengan spermisida untuk meningkatkan efektivitasnya.
- Bisa dipakai berulang kali.
 Kekurangan:
- Diafragma yang terlalu besar bisa membuat rasa yang tidak nyaman,
sedangkan yang terlalu kecil bisa berisiko lepas atau pindah posisi.
- Dapat menimbulkan iritasi.
4. Alat kontrasepsi alami
Beberapa pasangan tidak menggunakan metode kontrasepsi di atas dikarenakan
berbagai faktor, seperti agama, budaya, atau keluarga. Metode pilihan yang dapat
dilakukan antara lain:
1. Sistem KB kalender
Metode ini menggunakan penghitungan masa subur wanita, dan menghindari
berhubungan seks pada masa subur tersebut.
 Kelebihan:
- Murah.
- Tidak menggunakan alat atau hormon.
- Kekurangan: Kurang efektif, kegagalan metode ini pada tahun pertama
mencapai 20%.
2. Menyusui
Pada ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif, pembuahan tidak dapat terjadi
selama 10 minggu pertama, sehingga kehamilan dapat dicegah.
 Kelebihan: Sama seperti sistem kalender.
 Kekurangan: Kurang efektif. Biasanya pasangan yang menggunakan metode ini
menunggu haid pertama setelah melahirkan untuk berhenti berhubungan seks,
padahal masa pembuahan terjadi sebelum adanya menstruasi.
3. Kontrasepsi permanen
Kontrasepsi permanen atau sterilisasi merupakan pilihan bagi pasangan yang
tidak ingin memiliki anak lagi. Pada wanita, teknik yang dapat dilakukan adalah
tubektomi, ligasi tuba, implan tuba, dan elektrokoagulasi tuba. Sedangkan pada
pria dapat dilakukan vasektomi.
 Kelebihan:
- Efektivitas yang sangat tinggi dalam mencegah kehamilan
- Tidak memerlukan alat atau hormon tambahan lagi
 Kekurangan:
- Biaya relatif lebih mahal dibanding metode lain
- Risiko komplikasi tindakan berupa perdarahan atau infeksi
- Tidak menurunkan risiko penularan penyakit kelamin
Pemilihan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan merupakan pilihan yang harus
diputuskan bersama dengan pasangan. Perlu dipertimbangkan apakah pasangan masih
ingin memiliki anak atau tidak, kapan pasangan ingin memiliki anak lagi, apakah ibu
sedang menyusui atau tidak, atau adakah penyakit tertentu pada wanita yang bisa
diperburuk dengan kontrasepsi. Selain itu pertimbangkan pula harga dan kepraktisan dari
setiap metode.

Anda mungkin juga menyukai