Anda di halaman 1dari 5

Muhammad Yogie Nugroho

07311540000022
Teknik Klinika
Electromyograph(EMG)

Pengertian

EMG adalah teknik untuk mengevaluasi dan merekam aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot.
Pengukuran EMG dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disebut elektromiograf untuk
menghasilkan rekaman yang disebut elektromiogram. Elektromiograf mendeteksi potensi listrik yang
dihasilkan oleh sel-sel otot. Hal ini berdasarkan fakta bahwa setiap kali otot berkontraksi, suatu aktivitas
listrik akan dihasilkan. Aktivitas tersebut selanjutnya akan berpropagasi melalui jaringan dan tulang yang
berdekatan dan dapat direkam dari suatu area kulit. Aktivitas EMG umumnya diukur dalam microvolts,
secara linier terkait dengan besarnya kontraksi otot atau dengan kata lain, semakin kuat kontraksi otot
dan semakin tinggi jumlah otot yang diaktifkan, semakin tinggi tegangan yang terekam.

Proses dihasilkannya sinyal EMG dimulai dari otak. Secara spesifik pemicu gerakan otot dimulai di korteks
motorik, di mana aktivitas saraf (serangkaian potensi aksi) memberi sinyal ke sumsum tulang belakang,
dan informasi tentang gerakan tersebut disampaikan ke otot yang relevan melalui neuron motorik. Pada
mulanya sinyal tersebut akan ditangkap oleh neuron motorik atas dan selanjutnya diteruskan ke neuron
motorik yang lebih rendah. Neuron motorik yang lebih rendah inilah sebenarnya yang menginisiasi
gerakan otot, karena mereka menginervasi otot secara langsung pada neuromuscular junction. Invervasi
tersebut menyebabkan pelepasan ion Kalsium di dalam otot, yang pada akhirnya menciptakan perubahan
mekanis pada ketegangan otot. Karena proses ini melibatkan depolarisasi (perubahan gradien
elektrokimia), perbedaan arus dapat dideteksi oleh EMG.

Elektroda dan penempatan elektroda

Ada beberapa tipe elektroda yang digunakan untuk mengukur sinyal EMG, yaitu fine-wire electrodes, dan
surface electrodes. Surface electrode dibagi menjadi dua kelompok. Yang pertama adalah elektroda aktif,
yang memiliki amplifier bawaan di elektrodanya untuk meningkatkan impedansi sehingga tidak diperlukan
gel serta dapat mengurangi artefak yang timbul dari gerakan dan meningkatkan signal to noise ratio.
Selanjutnya adalah elektroda pasif, yang mendeteksi sinyal EMG tanpa amplifier bawaan, sehingga
penting untuk mengurangi semua kemungkinan hambatan kulit sebanyak mungkin atau dalam kata lain,
membutuhkan gel untuk konduksi dan persiapan sebelum melakukan pengukuran. Dengan elektroda
pasif, signal to noise ratio menjadi berkurang dan banyak artefak akibat gerakan diperkuat bersamaan
dengan sinyal aktual begitu amplifikasi terjadi. Keuntungan dari surface electrode adalah tidak
menimbulkan rasa sakit saat aplikasi, lebih cepat direproduksi, mudah diaplikasikan, dan sangat baik
untuk movement aplication. Kerugian dari elektroda surface electrode adalah memiliki area pengukuran
yang besar sehingga berpotensi menangkap aktivitas otot lain yang berdekatan. Selain itu, elektroda ini
hanya dapat digunakan untuk otot yang dekat dengan permukaan. Fine-wire electrode membutuhkan
jarum untuk dimasukkan ke dalam otot. Keuntungan dari elektroda ini adalah meningkatnya bandwidth,
area pengukuran yang lebih spesifik, kemampuan untuk menguji otot yang jauh lebih dalam, serta isolasi
bagian otot tertentu dari grup otot yang lebih besar. Kerugiannya adalah bahwa insersi jarum
menyebabkan ketidaknyamanan, dimana ketidaknyamanan tersebut dapat meningkatkan kelenturan
otot, kemungkinan adanya kram, sulit untuk melakukan pengukuran berulang karena sangat sulit untuk
menempatkan jarum / kabel di area yang sama pada otot.

Gambar 1. Surface electrode

Gambar 2. Fine wire electrode

Pengukuran EMG sangat tergantung pada di mana elektroda berada, maka penting dalam pengukuran
EMG untuk konsisten dalam menempatkan elektroda pada subjek selama sesi perekaman yang berurutan
dan antara subjek yang berbeda. Lokasi sensor didefinisikan sebagai posisi antara dua elektroda yang
bipolar, berelasi terhadap suatu garis diantara dua posisi anatomis. Tujuan dari penempatan sensor
adalah untuk mencapai lokasi dimana pengukuran EMG yang baik dan stabil. Terdapat dua strategi umum
untuk penempatan elektroda yaitu dapat diatur secara longitudinal sehubungan dengan sumbu panjang
otot yang diukur dan transversal, melintang dan tegak lurus terhadap sumbu panjang.
Impedansi

Konsistensi dalam impedansi sangat penting untuk keandalan pengukuran EMG. Desain pre-amplifier
modern telah mengurangi pentingnya mengukur EMG dengan impedansi kulit yang rendah. Stabilitas
impedansi terhadap waktu dan seimbangnya impendansi antara elektroda mempunyai efek terhadap
signal to noise ratio dari EMG sinyal yang diukur, baik dalam konteks level noise serta resolusi spasial.
Impedansi pada tiap elektroda tidak perlu secara sempurna seimbang namun impedansi keduanya harus
relatif sama. Karena impedansi akan semakin berbeda diantara elektroda begitupun dengan kekuatan
sinyal yang masuk ke differential amplifier. Differential amplifier hanya menghilangkan komponen
common signal seperti sinyal jala jala. Apabila sinyal jala jala energinya berbeda maka noise akan tetap
ada pada pengukuran sinyal. Jika pre-amplifier tidak memiliki D/C noise suppression pada komponen
residual D/C, ketika diamplifikasi maka akan menimbulkan ketidakstabilan, ketidakakuratan, dan saturasi.

Pengkodisian Sinyal dan Amplifikasi

Berkembangnya dunia elektronik terutama differential amplifier memungkinkan pengkuran sinyal EMG
dengan noise yang kecil dan tingkat kualitas sinyal yang tinggi. Dengan differential amplifier, sekarang
memungkinkan untuk mengukur bandwidth keseluruhan yang efektif dari sinyal EMG. Kombinasi antara
filter lowpass dan highpass dibutuhkan untuk menyeleksi rentang frekuensi yang masuk, dimana rentang
frekuensi tersebut berkisar antara 10 dan 20 Hz hingga 500 dan 1000 Hz. Penggunaan filter highpass
digunakan untuk mengurangi efek dari artefak akibat adanya gerakan yang tidak diinginkan karena
umumnya terdiri dari komponen frekuensi rendah yaitu kurang dari 10Hz. Sementara itu filter lowpass
digunakan untuk untuk menghindari adanya aliasing. Selanjutnya filter notch digunakan untuk
menghilangkan komponen power line (A/C) yaitu 50 atau 60 Hz. Hanya saja penggunaan filter tersebut
dapat menghilangkan komponen sinyal lain yang penting disekitar frekuensi dari power line (A/C), dimana
sebenarnya frekuensi sinyal tersebut merupakan derah frekuensi sinyal EMG seperti yang ditunjukkan
oleh gambar 3.

Gambar 3. Spektrum daya khas sEMG. Daerah yang diarsir menunjukkan sinyal yang hilang ketika filter
notch digunakan, dalam hal ini untuk menghilangkan noise dari power line 60Hz.
Amplifikasi juga dibutuhkan untuk mengoptimasi resolusi dari Analog to Digital Converter (ADC). Amplifier
berkualitass tinggi memiliki gain yang dapat disesuaikan antara 100 dan 10000 untuk memaksimalkan
signal to noise ratio dari EMG sinyal selama pengukuran. Kisaran dari gain tersebut memberikan kisaran
yang cukup untuk mengamplifikasi sinyal EMG yang berkisar antara 0 hingga 6mV untuk peak to peak-
nya. Kualitas sinyal EMG sebagian tergantung pada karakteristik proses amplifikasi utamanya pada saat
pre-amplifikasi. Pre-amplifikasi adalah tahap pertama pada amplifikasi, yaitu amplifikasi yang dekat
dengan sumber sinyal. Ada beberapa parameter penting dalam pengkondisian sinyal preamplifier dari
sinyal EMG diantaranya yaitu nilai Common Mode Rejection Ratio (CMRR) amplifier harus lebih besar dari
80dB untuk mengurangi noise dari sinyal common mode, amplifier harus memiliki impedansi masukan
yang tinggi, jarak dari sumber sinyal pendek, dan DC Signal suppression yang tinggi.

Noise

Ketika melewati berbagai jaringan, sinyal EMG terkontaminasi oleh berbagai noise. Sangat penting untuk
memahami sifat-sifat sinyal listrik yang tidak diinginkan ini. Kita dapat mengklasifikasikan noise yang
mempengaruhi sinyal EMG menjadi sebagai berikut :

 Noise yang melekat pada alat elektronik


Jenis noise ini melekat pada semua peralatan elektronik. Noise hanya dapat dikurangi dengan
menggunakan komponen berkualitas tinggi dan menggunakan desain sirkuit yang baik.
 Ambient noise
Sumber utamanya adalah radiasi elektromagnetik. Amplitudo noise semacam ini kadang-kadang
bisa mencapai tiga kali lebih besar dari sinyal EMG yang diinginkan. Permukaan tubuh manusia
secara konstan terpapar radiasi elektromagnetik. Tidak mudah atau tidak mungkin untuk
menghindari paparan ini di permukaan bumi. Umumnya noise disebabkan oleh radiasi sumber
daya 60Hz atau 50Hz.
 Motion artefact
Rentang frekuensi noise biasanya berkisar antara 1-10 Hz. Rentang tegangan sebanding dengan
amplitudo sinyal EMG. Informasi akan terdistorsi ketika motion artefact masuk ke dalam sistem
dan menyebabkan penyimpangan data. Noise dapat disebabkan oleh perubahan pada otot karena
gerakan relatif.
 Cross Talks
Noise ini terjadi ketika sinyal EMG yang diinginkan untuk dipantau pada suatu titik waktu
terganggu oleh sinyal yang tidak diinginkan untuk dipantau sehingga dapat menyebabkan
kesalahan interpretasi informasi. Meskipun hal ini bisa disebabkan oleh berbagai parameter,
namun dengan memilih dengan hati-hati ukuran elektroda dan jarak antar-elektroda, maka noise
dapat diminimalkan
 Transducer noise
noise ini dihasilkan dari hubungan elektroda dan kulit. Elektroda mengubah arus ion yang
dihasilkan oleh kontraksi otot menjadi arus listrik. Dua sumber noise utama adalah potensial
tegangan DC dan potensial tegangan AC. Efek impedansi adalah penyebab utama noise ini dan ini
dapat dikurangi dengan menggunakan elektroda Ag-AgCl.
Analisa EMG

Begitu kita memiliki sinyal EMG yang baik, kita bisa mulai melihat data dan mencoba mencari tahu apa
yang terjadi terhadap otot. Informasi utama yang akan diperoleh adalah informasi waktu. Dalam sebagian
besar situasi analisis gerakan, informasi waktu ini dapat dibaca langsung dari sinyal EMG mentah, tidak
diperlukan pemrosesan selain yang digunakan untuk membersihkan sinyal mentah (filter high dan low-
pass). Namun, ada banyak bentuk pemrosesan yang dilakukan dengan sinyal EMG. Yang paling umum
adalah :

 Half-wave rectification (menghapus semua aspek negatif sinyal).


 Full-wave rectification (nilai absolut dari keseluruhan sinyal).
 Linear envelope (low-pass filtering dari full-wave rectified signal).
 RMS / root mean square (melakukan pengkuadratan terhadap sinyal dan melakukan rata-rata
terhadap window yang ditentukan berkisar antara 100-200 ms, selanjutnya melakukan
penghitungan akar kuadrat).
 Integrated EMG (Melakukan integrasi untuk mendapatkan luasan daerah pada suatu kurva pada
rentang aktivitas atau waktu tertentu).
 Frequency analysis (Ditentukan melalui analisa Fourier dan melihat densitas spektrum frekuensi).

Untuk perbandingan data EMG dari satu subyek ke subyek lain, data perlu disajikan dalam format yang
lebih umum. Beberapa cara normalisasi sinyal telah dikembangkan untuk domain waktu dan amplitudo.
Untuk normalisasi amplitudo kebanyakan yang digunakan adalah melakukan standarisasi terhadap
maximum voluntary isometric contraction (MVIC) untuk otot spesifik yang dianalisa yaitu dengan
memberikan beban dengan jumlah yang cukup sehingga subjek tidak dapat mempertahankan posisi statis.

Gambar 4. Maximum voluntary isometric contraction test

Anda mungkin juga menyukai