Anda di halaman 1dari 29

PELATIHAN CALON PEMBIMBING LAPANGAN

DOKTER LAYANAN PRIMER

LOGBOOK

PENDALAMAN KETRAMPILAN KLINIS

STASE RUMAH SAKIT

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITASGADJAHMADA
Prodi Dokter Layanan Primer
Alamat:Jl.FarmakoSekipUtara Yogyakarta,55281
Gedung Radiopoetro Lt.1 Sayap Barat
Telp/fax.: 0274 631203

1
PELATIHAN CALON PEMBIMBING LAPANGAN
DOKTER LAYANAN PRIMER
MASA TRANSISI

LOGBOOK
STASE RUAMH SAKIT

Pendalaman Ketrampilan Klinis

©FacultyofMedicine,UniversitasGadjahMada,April 2016 PrintedinYogyakarta


PublishedbyFacultyofMedicine,
Universitas GadjahMada
AllRightsreserved

2
ThispublicationisprotectedbyCopyrightlawandpermissionshouldbeobtainedfrompublisherpriortoany
prohibitedreproduction,storagearetrievalsystem,ortransmissioninanyformbyanymeans,electronic,
mechanical,photocopying,andrecordingorlikewise.

3
PENDALAMAN KETERAMPILAN KLINIS

Ketua

Prof. dr. Hari Kusnanto Josep, MPH, Dr.PH

Sekretaris

Dr. Med. dr. Indwiyani Astuti

Departemen Kedokteran Keluarga, Komunitas, dan Bioetika

Prof. Dr. dr. Adi Heru Sutomo, MSc, DCN, DLSHTM

Prof. dr. Hari Kusnanto Josep, MPH, Dr.PH

Dr. dr. Wahyudi Istiono, M.Kes

dr. Mora Claramita, MHPE, PhD

dr. Hikmawati Nurrokhmanti, MSc

dr. Fitriana Murriya Ekawati, MPHC

dr. Aghnaa Gayatri, MSc

dr. Fitriana, MSc.FM

dr. Riadiani Nindya Drupadi

4
Mini Clinical Evaluation Exercise (CEX)

Penguji : ___________________________________ Tanggal :___________________

Residen : __________________________________________ R-1 R-2 R-3

Permasalahan pasien / Diagnosis : _________________________________________

Setting : Rawat Jalan Rawat Inap UGD lainnya

Identitas Pasien : Usia : ______ Jenis Kelamin : ___________ Pasien baru Follow Up

Kompleksitas : Ringan Sedang Berat

Fokus : Anamnesis Diagnosis Terapi Konseling

1. Membangun hubungan yang baik antara dokter dengan pasien


1 2 3 | 4 5 6 | 7 8 9
Unsatisfactory Satisfactory Superior

2. Keterampilan penggalian riwayat penyakit pasien ( not observed)


1 2 3 | 4 5 6 | 7 8 9
Unsatisfactory Satisfactory Superior

3. Keterampilan pemeriksaan klinis ( not observed)


1 2 3 | 4 5 6 | 7 8 9
Unsatisfactory Satisfactory Superior

4. Profesonalisme
1 2 3 | 4 5 6 | 7 8 9
Unsatisfactory Satisfactory Superior

5. Diagnosis
1 2 3 | 4 5 6 | 7 8 9
Unsatisfactory Satisfactory Superior

6. Keterampilan Konseling
1 2 3 | 4 5 6 | 7 8 9
Unsatisfactory Satisfactory Superior

5
7. Sistematis
1 2 3 | 4 5 6 | 7 8 9
Unsatisfactory Satisfactory Superior

8. Overall Clinical Competence


1 2 3 | 4 5 6 | 7 8 9
Unsatisfactory Satisfactory Superior

Waktu Mini CEX : Observasi _____ menit Feedback ____ menit

Kepuasan penguji dalam mini cex

Low 1 2 3 4 5 6 7 8 9 High

Kepuasan residen dalam mini cex

Low 1 2 3 4 5 6 7 8 9 High

Catatan :
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
____________

Tanda tangan Residen Tanda tangan Penguji

6
Medical Record P1 Family Medicine

Clinic Note

Encounter Date : 26 Agustus 2017

Subjective : Tn. A,laki-laki 45 th

Chief Complaint : Kontrol Penyakit Jiwa yang diderita dan tambah obat.

Suicide Risk Screening : +

History of Present Illness :

 Pasien datang ke UPT Puskesmas Nusa Penida I pada tanggal 20 Oktober 2017 untuk
kontrol dan tambah obat penyakit jiwa yang diderita. Pasien mulai menderita
penyakit ini pada tahun 1990 . Awalnya tahun 1990 pasien sering curiga yang
berlebihan kepada istri, marah-marah sampai ingin membunuh istrinya dan
membakar rumahnya. Kemudian pasien dibawa oleh keluarganya ke Rumah Sakit
Jiwa HB Saanin, dirawat disana selama lebih kurang 3 bulan. Kemudian dianjurkan
kontrol ke Puskesmas. Namun, pasien tidak teratur minum obat, sehingga
penyakitnya sering kambuh, dan sudah 3 kali dirawat inap di RSJ. Namun sejak tahun
2000, pasien rutin kontrol ke puskesmas. Pasien biasa kontrol teratur setiap 15 hari
dan diberi obat Diazepam 2mg, THP, HLP, CPZ dan injeksi haldol decanoat 1 ampul
setiap bulan. Pasien masih sering mendengar suara suara yang sering menghinanya .
Kadang kadang pusing dan tidak sadar jika obat habis. Jika minum obat pasien
merasa tenang dan bisa tidur.
 Badan sebelah kanan lemah dan tidak bisa digerakkan tahun 2000, kemudian pasien
berobat dan akhirnya bisa digerakkan. Mulai berobat untuk sakit jiwa yang diderita
sejak tahun 2000.

Active Problem List:

Pasien dengan curiga berlebihan terhadap istrinya, berhalusinasi suara, pasien tidak terartus berobat

Diagnosis: Code ICD

 Skizofrenia Paranoid F20.0


Past Surgical History: -

Procedures in hospital: Dates

-
Family History: -

Problem Relation Age onset



7
Current Outpatien Prescriptions

Medication Sig Dispense refill

 CPZ 3x1 tablet.


 HLP 3x1 tablet.
 THP 3x1 tablet.
 Diazepam 2 mg 3x1 tablet.
 Injeksi haldol decanoat 1 ampul/ bulan

Allergies

Allergen Reactions

 Riwayat alergi disangkal


Previous History:

Badan sebelah kanan lemah dan tidak bisa digerakkan tahun 2000, kemudian pasien
berobat dan akhirnya bisa digerakkan. Mulai berobat untuk sakit jiwa yang diderita sejak
tahun 2000.

Social History

 Marital status : bercerai Life partner: -


Spouse Name : ny. N
Number of Children: 1
 Years of Education: tamatan SMA

Occupational History

 Pasien tidak bekerja

Social History Main Topics

 Smoking status : merokok


Quit dates :-
 Smokeless tobacco : sebungkus sehari
Types : jarum super
 Alcohol Use :-
 Drug Uses :-
 Sexual Activity : +
Partners : istri
Birth Control/Protection: suntik 3 bulan

8
Other topics Concern

 Blood Transfusions: -
 Stress Concern: -

Social History Narrative

Pasien tinggal di rumah sendiri ( rumah milik orang tua ), seorang diri . Hanya tinggal di
salah satu kamar, kamar yang lain di kontrakkan kakak pasien kepada orang lain. Uang
kontrakkan diambil oleh kakak ( 750.000/ bulan ). Pasien pernah mempunyai istri dan sudah
bercerai tahun 2010 , mempunyai seorang anak berumur 16 tahun. Anak tinggal bersama
dengan istri di Salimpaung. Istri bekerja sebagai Guru MIN ( SD ). Bersaudara 3 orang. Kakak
pertama bekerja di salon dan kakak ke 2 bekerja swasta Hubungan dengan istri dan
keluarga tidak harmonis. Pasien kadang bekerja kadang tidak. Biaya hidup dicari sendiri.
Orang tua laki laki pasien meninggal tahun 1998 dan orang tua perempuan meninggal 1997.
Sejak orang tua meninggal pasien kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari
keluarga. Sejak saat itu penyakit pasien menjadi bertambah parah. Pasien tidak suka
bergaul dengan tetangga. Untuk makan dan minum pasien membeli di warung dekat
rumah.Pasien seorang perokok. Mandi dan Buang air besar dilakukan di mesjid dekat
rumah, sedangkan mencuci pakaian sendiri. Tidak memiliki asuransi kesehatan.
Pasien memilki kebiasaan merokok 1 bungkus sehari, kadang-kadang minum alkohol dan
riwayat memakai obat-obat terlarang disangkal pasien.

Screening for particular age: Age

 Cek tekanan darah setiap 2 bulan sekali


 Cek kolesterol setiap tahun
 Ekg setiap tahun
 Cek GDS setiap tahun
 Pemeriksaan gigi setiap tahun

Review of Systems:

 Cerebrospinal : sakit kepala +


 Eye : mata berair-
 Nasal : hidung simetris ka=ki, mukosa hiperemis, secret +serous di kedua konka
inferior, tidak teraba benjolan/massa, nyeri tekan di pipi kiri+
 Cavum oris: Mukosa : Tenang, Gigi geligi : Warna kuning kehitaman , caries (+) di
M1 dan M2 superior sinistra, Uvula : Normal, Lidah : Normal, Halitosis : ( + )
 Cardiovaskuler : Tidak berdebar
 Respiratori : sesak -
9
 Gastrointestinal : Mual (-) , muntah (-)
 Urogenital : BAK normal
 Muskoloskeletal : tidak ada keluhan

Objective :

 General Appearance : baik


 Kesadaran : compos mentis
 Tanda Vital : TD 120/70 mmhg , nadi 84 x / mnt , regular, RR 18 x / mnt, Suhu 36.5 C
 IMT: 26.62
Pemeriksaan dilakukan dirumah pasien pada tanggal 21 Oktober 2017, didapatkan
hasil sebagai berikut:
a. Deskripsi umum
1. Penampilan : laki-laki berusia 45 tahun, paras sesuai umur, dengan postur
agak gemuk, kesan gizi pasien cukup. Rambut pasien pendek, rapi, muka
pasien kusam seperti tidak mandi. Pasien menggunakan baju berwarna
putih kecoklatan, seperti tidak dicuci, kuku pasien tidak di potong, tidak
menggunakan pewarna kuku, pasien tampak murung.
2. Kesadaran : compos mentis cooperatif
3. Perilaku dan aktifitas psikomotor:
Keadaan pasien tenang, tetapi kadang-kadang memperlihatkan gerak gerik
yang tidak bertujuan. Gerakan berulang tidak ada
4. Pembicaraan :
- Kuantitas : pasien dapat menjawab pertanyaan dan dapat
mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.
- Kualitas : pasien kadang-kadang menyambung kadang tidak ketika
ditanya, dan menjawab pertanyaan dengan spontan. Pasien kadang
bercerita dengan spontan, tetapi tiba-tiba pasien terdiam. Volume
bicara terkadang kuat, tapi kadang-kadang lemah. Intonasi pasien
bicara kadang kuat, kadang lambat . Pengucapan kata cukup jelas, dan
pembicaraan daapt dimengeri.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif, kontak mata tidak adekuat,pasien sering menjawab
pertanyaan tidak melihat kearah pemeriksa. Pasien dapat menjawab
pertanyaan dengan baik, walaupun setiap menjawab pertanyaan respon
agak lama, dan sering kali saat ditanya terdiam.

b. Keadaan afektif
1. Mood: labil
2. Afek : datar
3. Keserasian : tidak serasi

c. Gangguan persepsi

10
Pasien mempunyai halusinasi auditorik, yaitu mendengar suara bisikan seperti
menghina dan myuruh pasien untuk melakukan sesuatu

d. Proses pikir
1. Bentuk pikir : non realistik
2. Arus pikir
- Produktifitas : pasien dapat menjawab saat diajukan
pertanyaan, namum terkadang pasien saat ditanya tiba-tiba terdiam
- Kontinuitas : mampu memberi jawaban sesuai pertanyaan
- Hendaya berbahasa : tidak terdapat hendaya berbahasa

3. Isi pikir : berupa waham curiga berupa bahwa orang sekitarnya selalu
mengejeknya, waham kontrol berupa pasien merasa dirinya dikontrol oleh
bisikan-bisikan yang menyuruhnya dan pasien secara reflek dan tidak sadar
melakukan hal tersebut.

e. Fungsi intelektual / kognitif


1. Tahap pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
- Tahap pendidikan : pasien lulus SMA
- Pengetahuan umum: baik ( ex: bisa menjawab ketika ditanya presiden
indonesia)
2. Daya konsentrai dan perhatian : konsentrasi pasien kurang dan tidak bisa
fokus
3. Orientasi
- Waktu : baik
- Tempat: baik
- Orang: baik
- Situasi : baik
4. Daya ingat
- Jangka panjang : baik
- Jangka menengah : baik
- Jangka pendek : baik
- Segera : baik
5. Kemampuan baca tulis : baik
6. Kemapuan berpikir abstrak : baik
7. Kemapuan menolong diri sendiri : baik, pasien dapat melakukan perawatan
diri sehari-hari secara mandir, seperti makan, mandi minum, dan
melakukan pekerjaan ruymah sendiri. Tetapi kadang jika suara-suara
tersebut menyuruh pasien untuk malas maka pasien malas

f. Daya nilai
Daya nilai sosial pasien baik

g. Pengendalian impuls
Pengendalian impuls pasien baik selama wawancara dapat mengontrol emosi
dengan baik ( tidak mengamuk/mengangis )

h. Tilikan
11
Tilikan derajat 2, karena pasien menyadari dirinya mengalami stres tetapu
pasien juga merasa bahwa dirinya tidak memiliki sakit dalam kejiwaannya.
Pasien hanya memerlukan pengobatan untuk dapat tidur dengan nyenyak
tanpa diganggu oleh bisikan.

i. Taraf dapat dipercaya


Kemapuan pasien untuk dapat dipercaya tidak cukup akurat. Terbukti dengan
pernyaannya berbeda denga orang lain ( tetangga pasien)

Assessment :

 Scizofrenia Paranoid
Plan :

 Promotif :
 Edukasi tentang penyakit jiwa yang di derita.
 Edukasi supaya tidak kambuh.
 Edukasi tentang cara minum obat.
 Edukasi kepada keluarga tentang penyakit dan akibatnya.

 Preventif:
 Minum obat teratur
 Perlunya dukungan keluarga terhadap pengobatan pasien.
 Kepedulian dan perhatian keluarga perlu ditingkatkan.
 Menjadi peserta BPJS.
 Melakukan kegiatan bersama dengan keluarga
 Kurangi hal-hal yang dapat meningkatkan stesor

 Kuratif :
 CPZ 3x1 tablet.
 HLP 3x1 tablet.
 THP 3x1 tablet.
 Diazepam 2 mg 3x1 tablet.
 Injeksi haldol decanoat 1 ampul/ bulan

 Early diagnosa :
 Pemeriksaan EKG.
 Pemeriksaan Laboratorium darah.

Staff Physician Comments

Pada kasus ini sebagai DLP diharapkan mampu untuk mengenali kondisi Skizofrenia Paranoid secara
pemeriksaan fisik, mental maupun penunjang dan mampu mengobati awal pasien dengan keluhan
seperti ini dan tepat saat merujuk ke tingkat lanjut (PPK2)

12
Staff Involved

No Tenaga Peran dan Kewenangan dalam Kasus


Kesehatan
1 Perawat Melakukan anamnese dan pemeriksaan fisik dan melaporkannya
kepada dokter.Merawat pasien sesuai dengan asuhan keperawatan
dan mengerjakan instruksi dokter .

2 Dokter Melakukan anamnese, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.


Meneggakkan diagnosa dan memberikan terapi awal
Memberikan rujukan ke dokter spesialis jiwa.

3 Dokter Melakukan pemeriksaan kejiwaan.


Spesialis Menegakkan diagnosa kesehatan jiwa.
Jiwa Memberikan penatalaksanaan di bidang kesehatan jiwa.
4 Apoteker Menyiapkan obat dan memberitahu pasien tentang cara meminum
obat.

5 Tenaga Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan lab yang diminta oleh


Kesehatan dokter.
Lain

13
Evidence Based Medicine
Form Critical Appraisal
Diagnosis Study

Are the results of this diagnostic study valid?

Was there an independent, blind comparison with a reference (‘’gold’’) standard of


diagnosis?

This paper : Yes  No √ Unclear 


Comment :
Artikel merupakan review dari odontogenik maksilari sinusitis yang memerlukan penanganan
multidisiplin

Was the diagnostic test evaluated in an appropiate spectrum of patients (like those in
whom it would be used in practice)?

This paper : Yes  No √ Unclear 


Comment :

Was the reference standard applied regardless of the diagnostic test result?

This paper : Yes  No √ Unclear 


Comment :

Was the test (or cluster of tests) validated in a second, independent group of patients?

This paper : Yes  No  Unclear 


Comment :

Kesimpulan :

14
Evidence Based Medicine
Form Critical Appraisal
Therapy Study
Searching flow
Source : TERAPI HOLISTIK SEBAGAI MODEL PENANGANAN
SKIZOFRENIA
Access date : 27 Oktober 2017
Keyword : Holistic Therapy; Schizophrenia
Address : INTUISI 7 (1) (2015)

Are the results of the trial valid? (internal validity)


What question did the study ask?

Patients : Pasien dengan diagnosa Scizofrenia yang dibawa ke


Intervention : terapi medis, terapi rohani, terapi sosial
Comparison :-
Outcome(s) :-

1a. R- Was the assignment of patients to treatments randomised?

This paper : Yes  No √ Unclear 

Comment : Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan


menggunakan desain penelitian studi kasus eksplanatoris. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
pada suatu konteks khusus yang alamiah

1b. R- Were the groups similar at the start of the trial?

This paper : Yes  No √ Unclear 


Comment :

2a. A – Aside from the allocated treatment, were groups treated equally?

This paper : Yes  No  Unclear 


Comment :

2b. A – Were all patients who entered the trial accounted for? – and were they
analysed in the groups to which they were randomised?

This paper : Yes  No  Unclear 


Comment :

15
3. M - Were measures objective or were the patients and clinicians kept “blind” to
which treatment was being received?

This paper : Yes  No  Unclear 


Comment :

4. Kesimpulan

What were the result?

1. How large was the treatment effect?

16
(tabel 2 x 2)

Present (case) Absent (control) Total

Intervensi (a) (b)

Placebo (c) (d)

Total

Experimental Event Rate (EER) :

𝑎
𝐸𝐸𝑅 = =%
𝑎+𝑏

Hal ini berarti dalam kelompok yang diberikan intervensi berupa ...................................,
sebesar ......... % dari seluruh partisipan mengalami .................................... .
Control Event Rate (CER) :

𝑐
𝐶𝐸𝑅 = =%
𝑐+𝑑

Hal ini berarti dalam kelompok yang diberikan intervensi berupa placebo, sebesar ... %
dari seluruh partisipan mengalami .......................
Dari kedua perhitungan di atas, dapat dilihat kalau EER >/< CER, hal ini berarti terapi
yang diberikan ................. akan ......................., beberapa perhitungannya nantinya akan
menjadi Absolute Risk Reduction (ARR), Relative Risk Reduction (RRR), dan Number
Needed to Treat (NNT).

What is the measure? What does it mean?

Relative Risk (RR):


Dari hasil perhitungan, ditemukan bahwa RR
>/< 1, hal ini berarti terapi yang diberikan
𝐸𝐸𝑅 ................akan ......................
𝑅𝑅 = =⋯
𝐶𝐸𝑅
Dari hasil perhitungan, ditemukan bahwa ARR =
Absolute Risk Reduction (ARR) .... . Hal ini menunjukkan bahwa terapi yang
diberikan ............. tidak/memberikan pengaruh
terhadap......................, namun hal ini
𝐴𝑅𝑅 = |𝐶𝐸𝑅 − 𝐸𝐸𝑅| = ⋯ tidak/cukup signifikan, mengingat nilai ARR
yang negatif/positif.

Relative Risk Reduction (RRR) Dari hasil perhitungan, ditemukan bahwa RRR=
.... . Hal ini menunjukkan bahwa terapi yang

17
diberikan.............. tidak/berpengaruh terhdap
..........................
𝐴𝑅𝑅
𝑅𝑅𝑅 = =⋯
𝐶𝐸𝑅

Number Needed to Treat (NNT)


Dari hasil perhitungan, ditemukan bahwa NNT =
... . Hal ini menunjukkan bahwa tidak/dibutuhkan
1 partisipan yang diterapi dengan ..... .
𝑁𝑁𝑇 = =⋯
𝐴𝑅𝑅
2. How precise was the estimate of the treatment effect?
95% Confident Interval (CI)

𝐶𝐸𝑅(1 − 𝐶𝐸𝑅) 𝐸𝐸𝑅(1 − 𝐸𝐸𝑅)


95% 𝐶𝐼 = ±1,96√ +
𝑛 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑛 𝑡𝑟𝑒𝑎𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡

1. Kesimpulan

Will the results help me in caring for my patient? (external validity/applicability)

18
Evidence Based Medicine
Form Critical Appraisal
Harm Study
Searching flow
Source :
Access date :
Keyword :
Address :
Are the results of the trial valid? (internal validity)
What question did the study ask?
Are the results of this harm study valid?

Were there clearly defined groups of patients, similar in all important ways other than
exposure to the treatment or other cause?

This paper : Yes  No  Unclear 


Comment :

Who were the cases and control :

What is definition of the exposure :

Is the subject’s characteristics similar between cases and control :

Were treatments/exposure and clinical outcomes measured in the same ways in both groups
(was the assessment of outcomes either objective or blinded to exposure)?

This paper : Yes  No  Unclear 


Comment :
What is definition of the exposure and outcome :

How the exposure and outcome were determined :

Was the follow-up of study patients sufficiently long and complete?

This paper : Yes  No  Unclear 


Comment :

Do the results satisfy some “diagnostic tests for causation”?

19
This paper : Yes  No  Unclear 
Comment :
Is it clear that the exposure preceded the onset of the outcome :

Is there dose-response gradient :

Is there positive evidence from a “dechallenge-rechallenge” study :

Is the association consistent from study to study :

Does the association make biological sense :

Are the valid results from this harm study important?

What is the magnitude of the association between the exposure and outcome?

Adverse outcome
Totals
Present (case) Absent (control)

Exposed to the (a) (b) (a+b)


treatment
(c) (d) (c+d)

Totals (a+c) (b+d) (a+b+c+d)

Realtive Risk (RR) What does it mean?

a Dalam studi ini didapatkan RR > 1 maka


exposure yang diberikan (rosiglitazone) akan
RR  a  b  meningkatkan risiko kematian ataupun dibawa
c ke rumah sakit karena gagal jantung atau infark
cd miokard. Kemungkinan partisipan yang
mendapatkan exposure (rosiglitazone) akan
mendapatkan risiko 1.25 kali lebih tinggi
daripada yang tidak diberi exposure (tetapi
diberi pioglitazole).

Odds Ratio (OR) What does it mean?

ad Odds Ratio merupakan data yang dilaporkan


OR   dalam studi retrospective yang menunjukkan
bc
risiko dari suatu intervensi saat hasil yang
terlihat pada kelompok case daripada kelompok

20
Atau memakai calculator pada web : control.

http://www.hutchon.net/ConfidOR.htm Apabila OR <1 maka exposure yang diberikan


memberi efek protektif.

Apabila OR = 1 maka exposure yang diberikan


tidak memberikan perbedaan.

Apabila OR > 1 maka exposure yang diberikan


memberikan efek yang membahayakan (harm).

Number Needed to Harm (NNH) What does it mean?

NNH untuk RCT dan Cohort = Number needed to harm merupakan besarnya
partisipan yang diperlukan untuk memberikan
1 satu efek bahaya akibat exposure yang
NNH 
a c diberikan. Semakin tinggi NNH semakin tidak
 berbahaya exposure tersebut. Dan sebaliknya,
ab cd
semakin sedikit NNH semakin berbahay
 exposure yang diberikan tersebut.

Jika case-control study, rumus NNH adalah sebagai


berikut :

1  CER  1  OR 
OR  1 maka NNH 
1  CER  CER  1  OR 

1  CER  OR  1


OR  1maka NNH 
1  CER  CER  OR  1

Selain rumus di atas, kita bisa mendapatkan NNH


dengan menghitung CER ataupun PEER (patients
expected event rate) terlebih dahulu.

c
PEER  
cd

Setelah mendapatkan angka PEER, gunakan


calculator dari :

http://ktclearinghouse.ca/cebm/practise/ca/
calculators/ortonnt

21
What is the precision of the estimate of the association between exposure and outcome?

22
Form Kajian Rumah Sakit
Nama pasien dan masalah kesehatan
Nama Dokter dan Dokter Spesialis yang merawat

I. Self Assessment:
a) Ceritakan masalah pasien SEBELUM tiba di Rumah Sakit dan alasan rujukan:
Format bebas, ditulis rangkuman mengenai data diri pasien, rangkuman hasil penggalian riwayat
penyakit, riwayat keluarga, rangkuman hasil pemeriksaan dan laboratorium dan penekanan pada
masalah yang memerlukan rujukan ke Rumah Sakit (atau sebenarnya tidak memerlukan rujukan).
Bagaimana pendapat anda sebagai DLP dalam hal rujukan ini.

Bahan kajian: Diagnosis Holistik dan Komprehensif (Person centered care, specific problem solving, bio
psychosocial-cultural background)

Pasien datang ke UPT Puskesmas Nusa Penida I pada tanggal 20 Oktober 2017 untuk kontrol
dan tambah obat penyakit jiwa yang diderita. Pasien mulai mendeita penyakit ini pada
tahun 1990 . Awalnya tahun 1990 pasien sering curiga yang berlebihan kepada istri, marah-
marah sampai ingin membunuh istrinya dan membakar rumahnya. Kemudian pasien dibawa
oleh keluarganya ke Rumah Sakit Jiwa HB Saanin, dirawat disana selama lebih kurang 3
bulan. Kemudian dianjurkan kontrol ke Puskesmas.Namun, pasien tidak teratur minum obat,
sehingga penyakitnya sering kambuh, dan sudah 3 kali dirawat inap di RSJ. Namun sejak
tahun 2000, pasien rutin kontrol ke puskesmas. Pasien biasa kontrol teratur setiap 15 hari
dan diberi obat Diazepam 2mg, THP, HLP, CPZ dan injeksi haldol decanoat 1 ampul setiap
bulan.. Pasien masih sering mendengar suara suara yang sering menghinanya . Kadang
kadang pusing dan tidak sadar jika obat habis. Jika minum obat pasien merasa tenang dan
bisa tidur.
Badan sebelah kanan lemah dan tidak bisa digerakkan tahun 2000, kemudian pasien
berobat dan akhirnya bisa digerakkan. Mulai berobat untuk sakit jiwa yang diderita sejak
tahun 2000.
Orang tua perempuan meninggal karena Sirosis Hepatis.
Tidak ada anggota keluarga yang menderita kelainan jiwa.
Pasien tinggal di rumah sendiri ( rumah milik orang tua ), seorang diri . Hanya tinggal di
salah satu kamar, kamar yang lain di kontrakkan kakak pasien kepada orang lain. Uang
kontrakkan diambil oleh kakak ( 750.000/ bulan ). Pasien pernah mempunyai istri dan sudah
bercerai tahun 2010 , mempunyai seorang anak berumur 16 tahun. Anak tinggal bersama
dengan istri di Salimpaung. Istri bekerja sebagai Guru MIN ( SD ). Bersaudara 3 orang. Kakak
pertama bekerja di salon dan kakak ke 2 bekerja swasta Hubungan dengan istri dan
keluarga tidak harmonis. Pasien kadang bekerja kadang tidak. Biaya hidup dicari sendiri.
Orang tua laki laki pasien meninggal tahun 1998 dan orang tua perempuan meninggal 1997.
Sejak orang tua meninggal pasien kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari
keluarga. Sejak saat itu penyakit pasien menjadi bertambah parah. Pasien tidak suka
bergaul dengan tetangga. Untuk makan dan minum pasien membeli di warung dekat
rumah.Pasien seorang perokok. Mandi dan Buang air besar dilakukan di mesjid dekat
rumah, sedangkan mencuci pakaian sendiri. Tidak memiliki asuransi kesehatan.

23
Pasien memilki kebiasaan merokok 1 bungkus sehari, kadang-kadang minum alkohol dan
riwayat memakai obat-obat terlarang disangkal pasien.
Pasien tidak ada mengalami masalah pada penglihatan, pendengaran , saluran nafas,
saluran cerna , saluran kencing, ekstremitas.
Pemeriksaan dilakukan dirumah pasien pada tanggal 21 Oktober 2017, didapatkan
hasil sebagai berikut:
j. Deskripsi umum
6. Penampilan : laki-laki berusia 45 tahun, paras sesuai umur, dengan postur
agak gemuk, kesan gizi pasien cukup. Rambut pasien pendek, rapi, muka
pasien kusam seperti tidak mandi. Pasien menggunakan baju berwarna
putih kecoklatan, seperti tidak dicuci, kuku pasien tidak di potong, tidak
menggunakan pewarna kuku, pasien tampak murung.
7. Kesadaran : compos mentis cooperatif
8. Perilaku dan aktifitas psikomotor:
Keadaan pasien tenang, tetapi kadang-kadang memperlihatkan gerak gerik
yang tidak bertujuan. Gerakan berulang tidak ada
9. Pembicaraan :
- Kuantitas : pasien dapat menjawab pertanyaan dan dapat
mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.
- Kualitas : pasien kadang-kadang menyambung kadang tidak ketika
ditanya, dan menjawab pertanyaan dengan spontan. Pasien kadang
bercerita dengan spontan, tetapi tiba-tiba pasien terdiam. Volume
bicara terkadang kuat, tapi kadang-kadang lemah. Intonasi pasien
bicara kadang kuat, kadang lambat . Pengucapan kata cukup jelas, dan
pembicaraan daapt dimengeri.
10. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif, kontak mata tidak adekuat,pasien sering menjawab
pertanyaan tidak melihat kearah pemeriksa. Pasien dapat menjawab
pertanyaan dengan baik, walaupun setiap menjawab pertanyaan respon
agak lama, dan sering kali saat ditanya terdiam.

k. Keadaan afektif
4. Mood: labil
5. Afek : datar
6. Keserasian : tidak serasi

l. Gangguan persepsi
Pasien mempunyai halusinasi auditorik, yaitu mendengar suara bisikan seperti
menghina dan myuruh pasien untuk melakukan sesuatu

m. Proses pikir
4. Bentuk pikir : non realistik
5. Arus pikir
- Produktifitas : pasien dapat menjawab saat diajukan
pertanyaan, namum terkadang pasien saat ditanya tiba-tiba terdiam
- Kontinuitas : mampu memberi jawaban sesuai pertanyaan
- Hendaya berbahasa : tidak terdapat hendaya berbahasa

24
6. Isi pikir : berupa waham curiga berupa bahwa orang sekitarnya selalu
mengejeknya, waham kontrol berupa pasien merasa dirinya dikontrol oleh
bisikan-bisikan yang menyuruhnya dan pasien secara reflek dan tidak sadar
melakukan hal tersebut.

n. Fungsi intelektual / kognitif


8. Tahap pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
- Tahap pendidikan : pasien lulus SMA
- Pengetahuan umum: baik ( ex: bisa menjawab ketika ditanya presiden
indonesia)
9. Daya konsentrai dan perhatian : konsentrasi pasien kurang dan tidak bisa
fokus
10. Orientasi
- Waktu : baik
- Tempat: baik
- Orang: baik
- Situasi : baik
11. Daya ingat
- Jangka panjang : baik
- Jangka menengah : baik
- Jangka pendek : baik
- Segera : baik
12. Kemampuan baca tulis : baik
13. Kemapuan berpikir abstrak : baik
14. Kemapuan menolong diri sendiri : baik, pasien dapat melakukan perawatan
diri sehari-hari secara mandir, seperti makan, mandi minum, dan
melakukan pekerjaan ruymah sendiri. Tetapi kadang jika suara-suara
tersebut menyuruh pasien untuk malas maka pasien malas

o. Daya nilai
Daya nilai sosial pasien baik

p. Pengendalian impuls
Pengendalian impuls pasien baik selama wawancara dapat mengontrol emosi
dengan baik ( tidak mengamuk/mengangis )

q. Tilikan
Tilikan derajat 2, karena pasien menyadari dirinya mengalami stres tetapu
pasien juga merasa bahwa dirinya tidak memiliki sakit dalam kejiwaannya.
Pasien hanya memerlukan pengobatan untuk dapat tidur dengan nyenyak
tanpa diganggu oleh bisikan.

r. Taraf dapat dipercaya


Kemapuan pasien untuk dapat dipercaya tidak cukup akurat. Terbukti dengan
pernyaannya berbeda denga orang lain ( tetangga pasien)
Pasien tinggal di rumah milik orang tua ( hanya 1 kamar ), seorang diri, rumah berada di
perkampungan, dekat dengan puskesmas , ukuran kamar lebih kurang 9 meter persegi ,
dinding terbuat dari semen , lantai di cor halus dan atap terbuat dari seng. Kebersihan
25
rumah kurang, pencahayaan kurang, ventilasi kurang karena jendela jarang dibuka. Sumber
air minum adalah air galon, tidak ada penampungan air di rumah, BAB dan mandi dilakukan
di mesjid dekat rumah, Mencuci pakaian sendiri.

Sumber air pasien dan masyarakat sekitar berasal dari PDAM, Saluran air limbah ke selokan
dan septic tank, Sampah dikumpulkan kemudian diletakkan di pembuangan sampah dan
kadang- kadang dibakar di kebun di belakang rumah. Masyarakat sekitar ada juga
membuang sampah ke tempat penampungan sampah sementara, yang kemudian dijemput
oleh becak sampah. Selokan dan pekarangan rumah pasien kotor, banyak sampah daun
yang berserakan.
Pasien mempunyai keluhan utama kontrol penyakit jiwa yang diderita dan tambah obat,
Pasien khawatir jika tidak minum obat sakitnya akan kambuh dan tidak bisa sembuh. Pasien
mempunyai harapan sakitnya bisa sembuh. Diagonas pasien adalah Skizofrenia. Aspek
resiko internal dari pasien adalah kontrol tiap 15 hari, kadang kadang masih suka
mendengar sesuatu, mempunyai pekerjaan tidak tetap, tinggal hanya sendiri, telah berpisah
dengan istri. Sedangkan dari aspek resiko eksternal hubungan dengan keluarga kurang
harmonis , hubungan dengan masyarakat baik, Keluarga tidak peduli terhadap pasien dan
tidak memiliki kartu BPJS serta orang tua sudah meninggal. Karena sakitnya pasien kurang
mampu melaksanakan kegiatan sehari hari.

b) Ceritakan masalah pasien PADA SAAT dirawat di Rumah Sakit :

Format bebas, ditulis rangkuman mengenai hasil pemeriksaan dan laboratorium selama di rumah
sakit dan penekanan pada masalah (medis maupun psikososial) yang pasien temui selama perawatan
di rumah sakit (bisa rawat inap maupun rawat jalan di RS). Bagaimana pendapat anda sebagai DLP
dalam hal perawatan RS ini.

Bahan Kajian:
a. Pelayanan Berpusat pada Pasien dan mengutamakan Keselamatan Pasien (Patient-centered
care, Patient Safety)
b. Kerjasama Tim dalam pengelolaan pasien untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
(Interprofessional Collaboration to serve the Highest Quality of Care)

- Dilakukan anamnesa secara lengkap , pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


penunjang untuk menegakkan diagnosis.
- Dilakukan assesment oleh dokter spesialis kesehatan jiwa.

c) Ceritakan rencana pengelolaan pasien SETELAH pulang dari Rumah Sakit dan kembali di
komunitasnya, di mana anda adalah Dokter Keluarga/ Dokter Layanan Primernya di FKTP
tempat ia dan keluarganya terdaftar

Format bebas, ditulis rangkuman mengenai rencana tindak lanjut ketika pasien dipulangkan.
Penekanan pada persiapan kepulangan pasien, penerimaan keluarga di rumah, rencana medis dan
psikososial apa yang diperlukan ketika pasien pulang. Bagaimana rencana kontrol ulang di Rumah
Sakit, apa yang harus anda diskusikan dengan Dokter Spesialis yang merawat di RS maupun kepada
Perawat atau Bidan atau Tenaga Kesehatan lain yang akan merawatnya saat kembali ke FKTP.
Bagaimana rencana anda sebagai DLP dalam hal kepulangan dari RS ini.

26
Bahan Kajian:
a. Kerjasama Tim dalam pengelolaan pasien untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
(Interprofessional Collaboration to serve the Highest Quality of Care)
b. Koordinasi dengan Nakes di Sekunder/ Tersier maupun di Primer (Comprehensive care)

Dalam layanan di FKTP akan ditekankan pada pentingnya pengetahuan keluarga


pasien tentang penyakitnya, faktor2 yang menyebabkan sakitnya, kepemilikan asuransi
kesehatan dan mengedukasi pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin. Edukasi kepada
keluarga agar membantu proses pengobatan dengan mengingatkan jadwal minum obat
pasien.

II. Rencana pengelolaan lanjutan atas masalah kesehatan pasien di atas:

Setelah pasien pulang dari RS dan bermaksud kontrol kepada anda di FKTP, apa rencana pengelolaan
pasien Jangka Pendek (3 bulan pertama) dan Jangka Panjang (lebih atau sama dengan 1 tahun) yang
akan anda komunikasikan kepada pasien. Perlukah anda lakukan Home Visit, apa alasannya.

Bahan Kajian: Pelayanan Berkelanjutan (Continuity of Care)

Setelah pasien pulang rencana jangka pendek selama tiga bulan kedepan adalah memastikan kondisi
klinisnya baik dengan memperhatikan kepatuhan minum obat, jadual kontrol ke spesialis THT.
Berikutnya dapat dilakukan Home visit agar dapat tergali lebih dalam kondisi psiokososiokultural
pasien, keluarga dan lingkungan. Upaya jangka panjang lebih menekankan pada pentingnya upaya
promotif dan preventif seperti pemeriksaan kesehatan secara rutin dan berkala, kepemilikan asuransi
baik bagi pasien maupun kelurga sehingga memastikan pasien dan keluarga siap dikala menghadapi
permasalahan kesehatan.

1. Patient-Centered
 Promotif :
 Edukasi tentang penyakit jiwa yang di derita.
 Edukasi supaya tidak kambuh.
 Edukasi tentang cara minum obat.
 Edukasi kepada keluarga tentang penyakit dan akibatnya.

 Preventif:
 Minum obat teratur
 Perlunya dukungan keluarga terhadap pengobatan pasien.
 Kepedulian dan perhatian keluarga perlu ditingkatkan.
 Menjadi peserta BPJS.
 Melakukan kegiatan bersama dengan keluarga
 Kurangi hal-hal yang dapat meningkatkan stesor

 Kuratif :
 CPZ 3x1 tablet.
 HLP 3x1 tablet.
 THP 3x1 tablet.
 Diazepam 2 mg 3x1 tablet.
 Injeksi haldol decanoat 1 ampul/ bulan

27
 Early diagnosa :
 Pemeriksaan EKG.
 Pemeriksaan Laboratorium darah.

2. Family-Focused (Family Wellness Plan)

No. Nama Status Skrining Konseling Imunisasi Kemoprofilaksis


Kesehatan
1. Dian Sehat Pemeriksaan Edukasi
Agustin tekanan untuk cek
darah, BB kesehatan
dan TB. secara
Pemeriksaan berkala.
laboratorium Tidak
darah. merokok .
Pemeriksaan Olahraga
EKG. teratur.
Makan
dengan gizi
seimbang.
Berperilaku
PHBS.

2. Rudi Sehat Pemeriksaan Edukasi


Davidson tekanan untuk cek
darah, BB kesehatan
dan TB. secara
Pemeriksaan berkala.
laboratorium Tidak
darah. merokok .
Pemeriksaan Olahraga
EKG. teratur.
Makan
dengan gizi
seimbang.
Berperilaku
PHBS.

3. Community-Oriented:
 Kegiatan olahraga bersama.
 Kegiatan aktifitas fisik lainnya bersama ( seperti berkebun bersama dan lain lain ).
 Tidak mengucilkan penderita penyakit jiwa di lingkungan.
 Peduli terhadap penderita penyakit jiwa yang ada di lingkungan.

28
Referensi yang saya baca dan telah saya lakukan telaah kritis (terlampir):

1. Jurnal: TERAPI HOLISTIK SEBAGAI MODEL PENANGANAN SKIZOFRENIA

29

Anda mungkin juga menyukai