Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Merosotnya kualitas lingkungan yang diiringi dengan semakin menipisnya

persediaan sumber daya alam serta timbulnya berbagai permasalahan lingkungan

telah menyadarkan manusia betapa pentingnya dukungan lingkungan dan peran

sumber daya alam terhadap kehidupan di alam semesta. Lingkungan tidak dapat

mendukung jumlah kehidupan yang tanpa batas. Apabila bumi ini sudah tidak

mampu lagi menyangga ledakan jumlah manusia beserta aktivitasnya, maka

manusia akan mengalami berbagai kesulitan. Pertumbuhan jumlah penduduk

bumi mutlak harus dikendalikan dan aktivitas manusianya pun harus

memperhatikan kelestarian lingkungan.1

Pelestarian lingkungan hidup mempunyai arti bahwa lingkungan hidup

harus dipertahankan sebagaimana keadaannya. Sedangkan lingkungan hidup itu

justru dimanfaatkan dalam kerangka pembangunan. Hal ini berarti bahwa

lingkungan hidup mengalami proses perubahan. Dalam proses perubahan ini perlu

dijaga agar lingkungan hidup itu tetap mampu menunjang kehidupan yang

normal.

Jika kondisi alam dan lingkungan sekarang dibandingkan dengan kondisi

beberapa puluh tahun yang lalu, maka segera terasa perbedaan yang sangat jauh.

Pembangunan telah membawa kemajuan yang besar bagi kesejahteraan rakyat, di

1
Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001, PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2001, hal 7.
2

balik itu telah terjadi pula perubahan lingkungan. Sebagai negara yang sedang

berkembang, Indonesia saat ini sedang melaksanakan pembangunan di segala

bidang. Pembangunan di sini merupakan upaya bangsa Indonesia untuk

meningkatkan taraf hidupnya dengan memanfaatkan segala sumber daya yang

dimilikinya2, di mana peningkatan manfaat itu dapat dicapai dengan menggunakan

lebih banyak sumberdaya.

Hakikat pembangunan Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya

dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini berarti bahwa

pembangunan mencakup: (1) kemajuan lahiriah seperti sandang, pangan,

perumahan dan lain-lain.; (2) kemajuan batiniah seperti pendidikan, rasa aman,

rasa keadilan, rasa sehat dan lain-lain; serta (3) kemajuan yang meliputi seluruh

rakyat sebagaimana tercermin dalam perbaikan hidup berkeadilan sosial.3

Pembangunan yang membawa perubahan pesat ini, tentu saja

menimbulkan perubahan pada lingkungan. Perubahan pada lingkungan telah

melahirkan dampak negatif. Sebagai contoh, pembangunan di sektor perumahan.

Dengan menjamurnya perumahan-perumahan yang berdiri di atas lahan-lahan

pertanian yang masih produktif membuahkan sempitnya areal-areal pertanian,

sehingga petani tergerak untuk membuka atau menggarap lahan marginal seperti

tanah di tepi sungai, di bukit dan di gunung, serta pembukaan lahan baru di

kawasan hutan lindung yang dapat berakibat terjadinya erosi tanah sampai pada

tingkat yang mengkhawatirkan.4

2
R.M Gatot P. Soemartono, Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 1996,
hal 189.
3
Ibid
4
Arindra CK, Melindungi Lingkungan Selamatkan Pembangunan. Dikutip dari situs
www. Pikiran-rakyat.com/cetak/06-4/05/index.htm, terakhir dikunjungi 03 Desember 2015.
3

Pembangunan fisik yang tidak didukung oleh usaha kelestarian

lingkungan akan mempercepat proses kerusakan alam.5 Kerusakan alam tersebut,

sebagian besar diakibatkan oleh kegiatan dan perilaku manusia itu sendiri yang

tidak berwawasan lingkungan. Untuk itu perlu diupayakan suatu bentuk

pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Pembangunan berwawasan lingkungan merupakan upaya sadar dan

berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam

pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.6

Sedangkan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) didefinisikan

sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi

kemampuan generasi-generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya

sendiri.7

Lahirnya konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan didorong

oleh lahirnya kesadaran terhadap masalah-masalah lingkungan dan lahirnya

hukum lingkungan sebagai konsep yang mandiri, terdorong oleh kehendak untuk

menjaga, membina dan meningkatkan kemampuan lingkungan dan sumber daya

alam agar dapat mendukung terlanjutkannya pembangunan.

Lingkungan hidup seharusnya dikelola dengan baik agar dapat

memberikan kehidupan dan kesejahteraan bagi manusia. Adapun tujuan

pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai berikut:8

a) Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dan lingkungan

hidup sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya.


5
Pramudya Sunu, Ibid, hal 13.
6
Harun M. Husein, Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya,
Bumi Aksara, Jakarta, 1992, hal. 50.
7
Eggi Sudjana dan Riyanto, Penegakan Hukum Lingkungan dalam Perspektif Etika
Bisnis Di Indonesia, Gramedia pustaka utama, 1999, hal xi
8
Pramudya Sunu, Ibid, hal 22.
4

b) Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.

c) Terwujudnya manusia sebagai pembina lingkungan hidup.

d) Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk

generasi sekarang dan mendatang.

e) Terlindunginya Negara terhadap dampak kegiatan luar wilayah

negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Unsur penting bagi tercapainya pembangunan yang berwawasan

lingkungan adalah terwujudnya manusia sebagai pembina lingkungan hidup di

mana pun berada. Manusia dengan lingkungannya senantiasa terjadi interaksi

yang aktif dan kontinu. Dia mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh lingkungan

hidupnya, sehingga bisa dikatakan membentuk dan terbentuk oleh lingkungan

hidupnya. Ketergantungan manusia terhadap alam tidak hanya dikaitkan dengan

kebutuhan pangan dan mineral saja, tapi saling tergantung dan berinteraksi dalam

bidang materi dan non-materi. Namun demikian, manusia dimanapun juga selalu

memperoleh predikat yang demikian pahit yaitu selalu dianggap sebagai agen

perusak (Agent of Destruction).9

Setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Sebaliknya setiap orang juga mempunyai kewajiban untuk memelihara

lingkungan hidup, termasuk mencegah dan menanggulangi perusakan lingkungan

hidup. Hak dan kewajiban ini dapat terlaksana dengan baik kalau subjek

pendukung hak dan kewajiban berperan serta dalam rangka pengelolaan

lingkungan hidup. Hal tersebut berarti pula bahwa hak dan kewajiban itu dapat

terlaksana dengan baik kalau subjek pendukung hak dan kewajiban itu

mempunyai hak akses terhadap data dan informasi mengenai keadaan dan kondisi
9
Eggi Sudjana dan Riyanto, Ibid, hal 2
5

lingkungan hidup.10 Subjek hukum yang berada di pemerintahan mempunyai

peran yang sangat strategis yaitu mengeluarkan kebijakan dan mengawasinya.

Subjek hukum yang bergerak di sektor dunia usaha berperan langsung untuk

mencemari atau tidak mencemari lingkungan hidup. Subjek hukum yang bergerak

di sektor pendidikan mempunyai peran penting untuk jangka panjang karena akan

membentuk manusia yang seutuhnya agar mempunyai wawasan dan kepedulian

terhadap lingkungan hidup. Untuk itu diperlukan suatu bentuk pengaturan dan

hukum yang tegas.

Adanya peraturan peraturan yang mendukung pelestarian berwawasan

lingkungan, dalam pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan

berfungsi untuk mencegah terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan

agar lingkungan dan sumberdaya alam tidak terganggu kesinambungan dan daya

dukungnya. Di samping itu hukum lingkungan berfungsi sebagai sarana

penindakan hukum bagi perbuatan-perbuatan yang merusak atau mencemari

lingkungan hidup dan sumber daya alam.11 Selain itu, eksistensi hukum atau

regulasi harus dipandang dari dua dimensi. Di satu pihak hukum harus dilihat

sebagai suatu bidang atau lapangan yang memerlukan pembangunan dan

pembinaan, di sini hukum berfungsi sebagai objek pembangunan. Di pihak lain,

dimensi hukum sebagai sarana penunjang terlanjutkannya pembangunan. Hukum

harus mampu berperan sebagai sarana pengaman pelaksanaan pembangunan

beserta hasil-hasilnya. Tegasnya, berbagai regulasi terkait pembangunan dan

kelestarian lingkungan harus mampu berperan sebagai sarana pengaman dan

10
Niniek Suparni, Pelestarian, Pengelolaan dan Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar
Grafika, Jakarta, 1994, hal 111.
11
Harun M.Husein, Lingkungan Hidup Masalah, Pengelolaan dan Penegakan
Hukumnya, Bumi Aksara, Jakarta, 1992, hal.36.
6

peminimalisir dampak bagi terlanjutkannya pembangunan yang berwawasan

lingkungan.

Dampak pembangunan terhadap kondisi lingkungan tidak hanya diakibatkan

oleh kegiatan atau proyek –proyek pembangunan sebagaimana yang selama ini

terjadi dan dilakukan analisis dampak lingkungan tetapi juga dapat berasal dari

dampak ditetapkanya kebijakan, rencana, dan program (Muta’ali, 2013) .Kerusakan

sumber daya alam dan pencemaran lingkungan akan lebih efektif dicegah bila sejak

proses formulasi kebijakan, rencana dan program (KRP) telah dipertimbangkan

masalah lingkungan hidup dan ancaman terhadap keberlanjutan. Keberlanjutan

pembangunan berwawasan lingkungan sudah sepatutnya dipikirkan lebih lanjut oleh

bangsa ini. Salah satu kunci pembangunan berwawasan lingkungan adalah yang

sering kita dengar meski belum jauh kita pahami, yaitu KLHS (Kajian Lingkungan

Hidup Strategis).

Lingkungan hidup di Indonesia saat ini masih menunjukkan penurunan

kondisi, seperti terjadinya pencemaran, kerusakan lingkungan, penurunan

ketersediaan dibandingkan kebutuhan sumber daya alam, maupun bencana

lingkungan. Hal ini merupakan indikasi bahwa aspek lingkungan hidup belum

sepenuhnya diperhatikan dalam perencanaan pembangunan.

Selama ini, proses pembangunan yang terformulasikan dalam KRP

dipandang kurang mempertimbangkan prinsip-prinsip pembangunan


7

berkelanjutan secara optimal. Upaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran

kegiatan atau proyek melalui berbagai instrumen seperti antara lain Amdal,

dipandang belum menyelesaikan berbagai persoalan lingkungan hidup secara

optimal, mengingat berbagai persoalan lingkungan hidup berada pada tataran

KRP.

Memperhatikan hal tersebut, penggunaan sumber daya alam harus selaras,

serasi, dan seimbang dengan fungsi lingkungan hidup. Sebagai konsekuensinya,

kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan harus memperhatikan aspek

lingkungan hidup dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan. Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) merupakan upaya untuk mencari terobosan

dan memastikan bahwa pada tahap awal penyusunan KRP prinsip-prinsip

pembangunan berkelanjutan sudah dipertimbangkan. Makna strategis

mengandung arti perbuatan atau aktivitas sejak awal proses pengambilan

keputusan yang berakibat signifikan terhadap hasil akhir yang akan diraih.

Dalam konteks KLHS perbuatan dimaksud adalah suatu proses kajian yang

dapat menjamin dipertimbangkannya hal-hal yang prioritas dari aspek

pembangunan berkelanjutan dalam proses pengambilan keputusan pada KRP

sejak dini.

KLHS mengajak manusia untuk melihat rangkaian analisis yang sistematis,

menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan

berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah

dan/ atau kebijakan, rencana dan program. KLHS adalah upaya mengintegrasikan

prinsip prinsip pembangunan berkelanjutan dalam kebijakan, rencana, program dan


8

berkurangnya sumber daya alam. Dari uraian di atas, maka permasalahan yang kita

hadapi adalah bagaimana malaksanakan pembangunan yang tidak merusak

lingkungan dan sumber-sumber daya alam, sehingga pembangunan dapat

meningkatkan kemampuan lingkungan dalam mendukung terlanjutkannya

pembangunan. Dengan dukungan kemampuan lingkungan yang terjaga dan

terbina keserasian dan keseimbangannya, pelaksanaan pembangunan, dan hasil-

hasil pembangunan dapat dilaksanakan dan dinikmati secara berkesinambungan

dari generasi ke generasi. Oleh sebab itu, proses pembangunan yang dilakukan

oleh perusahaan perusahan, harus memerhatikan kualitas lingkungan.

PT. Putri Indah Pertiwi (PT. PIP ) merupakan salah satu perusahaan

industri yang mengelola batu gamping/ kapur di Dusun Pule, Kelurahan Gedong,

Pracimantoro, Wonogiri. Industri pengolahan batu gamping/ kapur ini terdiri dari

99 pekerja termasuk staff atau karyawan dan mempunyai 6 (enam) bagian kerja

yaitu staff/karyawan, produksi (penggilingan dan pengepakan), lapangan

(pengangkutan dan penata batu gamping), gudang, mekanik, dan security. Bagian

yang paling terpapar oleh debu kapur adalah bagian produksi, karena pada bagian

produksi terdiri dari 3 (tiga) mesin yang digunakan untuk menghancurkan batu

gamping menjadi bubuk kapur. PT. Putri Indah Pertiwi memiliki 2 (dua) shift

kerja yaitu pukul 06.00-14.00 shift pagi dengan jumlah pekerja sebanyak 40 dan

pukul 14.00-22.00. Dengan cara kerja tersebut PT. Putri Indah Pertiwi

berhubungan langsungan dengan lingkungan mulai dari perizinan pendirian

pabrik, izin eksplorasi dan juga izin terhadap masyarakat di Kecamatan

Pracimantoro. Perizinan ini digunakan semata mata terciptanya jalinan yang

saling menguntungkan antara PT. Putri Indah Pertiwi, lingkungan dan masyarakat
9

Pracimantoro. Aktifitas pabrik yang langsung bersinggungan dengan lam,

nyatanya juga memengaruhi kualitas lingkungan yang ada di Pracimantoro,

khususnya di Dusun Pule, Desa Gedong. Dengan adanya KLHS yang menjadi

sinergitas dari kebijakan, rencana dan program menjadi sebuah rekomendasi

terhadap pearturan terkait pembangunan berkelaanjutan yang berwawasan

lingkungan.

Penegakan aturan dalam pembangunan akan memengaruhi kualitas

pembangunan, apakah pembangunan tersebut dapat seirama dengan lingkungan

atau justru merusak lingkungan. Oleh sebab itu urgency penelitian ini diharapkan

memberikan kontribusi teoritik dan praktik maupun akademik di Kecamatan

Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri untuk tetap mengingatkan pentingnya

pembangunan berwawasan lingkungan agar daerah tetap ber pembangunan

berkelanjutan dengan upaya mengintegrasikan prinsip prinsip pembangunan

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan pembangunan yang terjadi di

Kecamatan Pracimantoro melalui KLHS. Oleh sebab itu, sudah menjadi

konsekuensi yang patut untuk diangkatkan dalam suatu karya tulis ilmiah

berbentuk Skiripsi dengan judul “Penegakan Pembangunan Berkelanjutan dan

Berwawasan Lingkungan Di Pracimantoro melalui Kajian Lingkungan

Hidup Strategis (Studi Kasus : Dampak Aktivitas PT Putri Indah Pertiwi)”.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


10

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.1.1 Bagaimana peranan KLHS terhadap dampak aktifitas PT. Putri Indah

Pertiwi di Pracimantoro?
1.1.2 Bagaimana kah pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

di Pracimantoro?
1.1.3 Bagaimana pengaruh KLHS dalam mewujudkan pembangunan

berkelanjutan dengan berwawasan lingkungan hidup di Pracimantoro?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Dari rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.3.1 Mengidentifikasi peranan KLHS terhadap dampak aktifitas PT. Putri Indah

Pertiwi di Pracimantoro.
1.3.2 Menjelaskan bagaimana pembangunan berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan di Pracimantoro.
1.3.3 Memahami pengaruh KLHS dalam mewujudkan pembangunan

berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup di Pracimantoro.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat baik bagi mahasiswa,

masyarakat dan semua pihak. Adapun manfaat yang diajukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1.4.1 Bagi mahasiswa

Penelitian ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk

mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan

kontribusi nyata terhadap permasalahan yang ada dilapangan dan bentuk


11

nyata bagi penulis terhadap kepedulian lingkungan dan pembangunan

berkelanjutan di Pracimantoro.

1.4.2 Bagi masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam usaha mengelola dan

melestarikan pnegelolaan lingkungan hidup yang berwawasan lingkungan

dan berkelanjtan, selain itu juga memberikan informasi mengenai

pentingnya menjaga lingkungan untuk tetep mendukung kehidupan

masyarakat, khususnya masyarakat Kecamatan Pracimantoro.

1.4.3 Bagi pemerintah

Penelitian ini hendaknya dapat dijadikan sebagai masukan khususnya bagi

instansi yang terkait dengan penelitian ini, agar terus melakukan

pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan mengingat

pentingnya memprioritaskan pengelolaan lignkungan dalam pemangunan.

Serta memberikan sebuah rekomendasi terhadap pemerintah Kecamatan

Pracimantoro khususnya untuk tetap membuat sebuah regulasi yang pro

lingkungan terkait aktivitas-aktivitas operasional industri yang ada di

Pracimantoro.

1.4.4 Bagi lembaga

Hasil penelitian ini dapat menambah pembendaharaan penelitian sesuai

dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai