Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek
keperawatan, hal ini disebut sebagai suatu pendekatan untuk memecahkan masalah
(problem solving) yang memerlukan ilmu, teknik, dan ketrampilan interpersonel yang
bertujun untuk memenuhi kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat. Proses keperawatan
terdiri atas lima tahap yang berurutan dan saling berhubungan yaitu pengkajian, diagnosis,
perencanaan, implementasi dan evaluasi (Lyer et al. 1996). Tahap- tahap tersebut
berintegrasi terhadap fungsi intelektual problem solving dalam mendefinisikan suatu asuhan
keperawatan.
1. Sejarah
Proses keperawatan merupakan lima tahap yang konsisten sesuai perkembangan profesi
keprawatan. Tahap tersebut pertama kali dijabarkan oleh Hall (1955). Pada tahun 1967,
Yura dan Walsh menjabarkan menjadi tahap yaitu pengkajian, perencanaan, implementasi
dan evaluasi. Pada tahun yang sama, edisi pertama proses keperawatan dipublikasikan
dalam empat tahap yang meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Pada pertengahan tahun 1970 an, Bloch (1974)Roy (1975) Mudinger dan Jauron (1975)
serta Aspinall (1976_ menambahkan tahap diagnosis pada proses keperawatan sehingga
menjadi lima tahap yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
saat ini proses keperawtan dianggap sebagai dasar dalam praktek keperawatan. Pada tahun
1973, American Nursing Association (ANA) meggunakan proses keperawatan sebagai
pedoman dalam pengembangan standart praktek keperawatan yang digunakan sebagai
suatu kerangka konsep kurikulum pendidikan keperawatan. Di Indonesia, definisi dan
tahap—tahap proses keperawatan telah digunakan sebagai dasar pengembangan definisi
dan standart legal praktek keerawatan dan juga kritera dalam program sertifikasi.
Kurikulum pendidikan keperawatan pada setiap jenjang pendidikan (D3, S1, s2, maupun s3)
saat ini telah menggunakan proses keperawatan sebagai kerangka kerjanya.
1. Definisi
Definisi proses keperawatan secara umum dapat dibedakan menjadi:
1. Tujuan
Tujuan proses keperawatan secara umum adalah untuk menyusun kerangka konsep
berdasarkan keadaan indidividu (klien), keluarga dan masyarakat agar kebutuhan mereka
dapat terpenuhi. Yura dan Walsh (1983) menyatakan proses keperawatan adalah suatu
tahapan desain tindakan yang ditujuakan untuk memenuhi tujuan keperawatan yang
meliputi mempertahankan keadaan kesehatan klien yang optimal, apabila keadaanya
berubah menjadi suatu kuantitas dan kualitas asuhan keperawatan terhadap kondisinya
guna kembali ke keadaan yang abnormal. Jika kesehatan yang optimal tidak dapat tercapai,
proses keperawatan harus dapat memfasilitasi kualitas kehidupan yang maksimal
berdasarkan keadaanya untuk mencapai derajat kehidupan yang lebih tinggi selama
hidupnya (Lyer, 1996)
1. Organisasi
Seperti yang tejabarkan sebelumnya, proses keperawatan dikelompokkan menjadi lima
tahap yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. kelima tahap
tersebut sebagai organisasi yang mengelola proses keperawatan secara sistematik dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
1. Properti
Proses keperawatan mempunyai 6 karakteristik yaitu tujuan, sistematis, dinamik, interaktif,
fleksibel dan teoritis.
2
1. Sistematis
Proses keperawatan menggunakan suatu pendekatan yang terorganisasi untuk mencapai
tujuan. Hal ini untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan menghindari masalah
yang bertentangan dengan tujuan instansi pelayanan kesehatan.
1. Dinamik
Proses keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan klien dilaksanakan
secara berkesinambungan. Proses tersebut ditujukan pada suatu perubahan respon klien
yang diidentifikasi melalui hubungan antara perawat dengan klien.
1. Interaktif
Dasar hubungannya adalah hubungan timbal balik antar perawat perawat, klien, keluarga
dan tenaga kesehatan lainnya.
1. Fleksibel
Proses keperawatan dapat dilihat dua konteks yaitu (1) dapat diadopsi pada praktek
keperawatan dalam situasi apapun dengan spesialisasi yang berhubungan dengan klien,
keluraga atau masyarakat (kelompok) dan (2) tahapannya dapat digunakan secara
berurutandan dengan persetujuan keduabelah phak (perawat dan klien)
1. Teoritis
Setiap langkah proses keperawatan selalu didasarkan pada ilmu yang luas khususnya ilmu
dan model keperawatan yang berlandaskan pada filosofi keperawatan bahwa asuhan
keperawatan kepada klien harus menekankan pada 3 aspek (1) humanistik): asuhan
keperawatan memandang dan memperlakukan klien sebagai manusia dan bahkan sebagai
perawat (2) holistik: asuhan keperawatan harus dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia
secara utuh (bio-psiko-sosio-spiritual) dan (3) care: asuhan keperawatan harus
berlandaskan pada standart praktek keperawatan dan kode etik keperawatan.
1. Dampak
Penerapan proses keperawatan mempunyai impliasi atau dampak terhadap:
1. Profesi
Secara profesional, proses keperawatanmenyajikan suatu lingkup praktek keperawatan.
Praktek keperawatan mencakup standart praktek keperawatan. Standat tersebut diadopsi
dan diterbitkan oleh American Nursing Association (ANA) pada tahun 1973. Perawat
mempunyai tanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan standart
keperawatan tanpa melihat dimana ia bekerja dan apa spesialisasinya. Di Indonesia
pelaksanaan standart praktek keperawatamm juga telah diatur dalam perarturan
pemerintah melalui Undang- Undang Kesehatan di Indonesia (Depkes, 1992) dan akan
PERMENKES no 647 tahun 2000 tentang Praktek Keperawatan Profesional di Indonesia.
1. Klien
Penggunaan proses keperawatan sangat bermanfaat bagi klien, keluarga dan masyarakat
karena mendorong mereka untuk berpartisipasi secara aktif dengan melibatkan mereka ke
dalam tahapannya. Klien menyediakan sumber untuk pengkajian, validasi diagnosis
keperawatan dan menyediakan umpan balik untuk evaluasi. perencanaan keperawatan yang
telah tersusun dengan baik akan memungkinkan perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan secaa kontinu, aman dan menciptakan lingkungan yang terapeutik. Keadaan
tersebut akan membantu mempercepat kesembuhan klien dan memungkinkan klien untuk
beradaptasi dengan lingkungan yang ada.
1. Perawat
Proses keperawatan akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan
perkembangan profesional. Peningkatan hubungan antara perawat dengan klien dapat
dilakukan melalui penerapan proses keperawatan. Proses keperawatan memungkinkan
suatu pengembangan kreativitas dalam menjelaskan masalah klien. Hal ini akan mencegah
kejenuhan perawat dalam melakukan pekerjaan yang bersifat rutinitas serta mencegah
3
1. Teori Sistem
Teori sistem merupakan suatu kerngka kerja yangberhubungan dengan keseluruhan aspek
sosial manusia, struktur, masalah- masalah organisasi serta perubahan hubungan internal
dan lingkungan di sekitarnya. Sistem tersebut terdiri atas tujuan, proses dan isi. Tujuan
adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga tujuan dapat memberikan arah pada
sistem. Proses berfungsi dalam memenuhi tujuan yang hendak dicapai. Isi terdiri atas
bagian yang membentuk suatu sistem.
Kerangka kerja pada teori ini menggambarkan suatu bagian dimana penerapan proses
keperawatan selalu difokuskan pada kebutuhan individu yang unik dan sebagai bagain
integral dari keluarga dan masyarakat. Keseimbangan antar kebutuhan tersebut menjadi
tanggungjawab dari setiap orang. Misalnya tanggung jawab orang tua terhadap anak adalah
memenuhi kebutuhan dasar anak tersebut. Demikian juga tanggung jawab perawat yaitu
memberikan dukungan, memfasilitasi dan mengkomunikasikan kepada klien, baik yang
sehat maupun sakit, untuk membantu memenuhi kebutuhan dasarnya. Peran tersebut
dapat dilaksanakan secara optimal melalui pendekatan proses keperawatan.
1. Teori persepsi
Terjadinya perubahan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia sangat dipengaruhi oleh
persepsi individu. Setiap manusia selalu berubah kebutuhan dan kepuasannya berdasarkan
perubahan yang sangat unik. Akibatnya, setiap perubahan yang terjadi persepsinya akan
selalu berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain. Perbedaan tersebut
membawa konsekuensi masalah keperawatan. Sebagaimana diketahui persepsi sangat
berhubungan dengan system neurologis dan persepsi yang tidak selalu tergantung dari
belajar dan pengalaman. Day mengatakan bahwa persepsi dapat dipelajari dari variable
lingkungan fisiologis proses dan interaksi serta kejadian- kejadian pada perilaku.
Tujuan penerapan proses keperawatan dalam meberikan asuhan keperawatan kepada klien
adalah untuk menyelesaikan masalah. Proses keperawatan juga dapat dipergunakan untuk
menyusun suatu intervensi yang bertujuan megubah situasi yang lebih kondusif dalam
membantu mempercepat menyelesaikan masalah klien yang sangat kompleks. Melalu
ipendekatan proses keperawatan masalah- masalah dapat diidentifikasi secara tepat dan
pengambilan keputusannya dapat dilaksanakan dengan akurat.
5
Pengkajian:
– Pengumpulan data
Perencanaan: Perencanaan :
Implementasi Implementasi
Proses keperawatan merupakan lima tahap proses yang konsisten, sesuai dengan perkembangan
profesi keperawatan. Proses tersebut mengalami perkembangan :
4. Yura & Walsh (1967) menjabarkan proses keperawatan menjadi 4 tahap : pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahun 1967, edisi pertama proses keperawatan
dipublikasikan.
5. Bloch (1974), Roy (1975) Mundinger & Jauron (1975) dan Aspinall (1976) menambahkan tahap
diagnosa, sehingga proses keperawatan menjadi 5 tahap : pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Proses ini dari analisis pikir : dicover (menemukan), delve (mempelajari atau
menganalisis), decide (memutuskan), do (mengerjakan) dan discriminate (identik dengan evaluasi).
6. Dengan berkembangnya waktu, proses eperawatan telah dianggap sebagai suatu dasar hukum
praktik keperawatan. ANA (1973) menggunakan proses keperawatan sebagai suatu pedoman dalam
pengembangan Standart Praktik Keperawatan.
7. Tahun 1975 : diadakan konferensi nasional tentang klasifikasi diagnosis keperawatan setiap dua
tahun di Universitas Sr. Louis. Klasifikasi diagnosis keperawatan ini kemudian disebut dengan NANDA
(North American Nursing Diagnoses Association) — dibahas lebih lanjut di BAB diagnosa keperawatan.
Proses keperawatan merupakan sebuah metode yang diterapkan dalam praktek keperawatan. Ia juga
merupakan sebuah konsep dengan pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu, teknik, dan
keterampilan interpersonal untuk memenuhi kebutuhan klien/keluarganya.
6
Seiring berkembangnya waktu, proses keperawatan telah dianggap sebagai dasar hukum praktek
keperawatan dan telah digunakan sebagai kerangka konsep kurikulum keperawatan. Bahkan saat ini
definisi dan tahapan keperawatan telah digunakan sebagai dasar pengembangan praktek keperawatan,
sebagai kriteria dalam program sertifikasi, dan standar aspek legal praktek keperawatan.
B. PENGERTIAN
1. Suatu pendekatan sistematis untuk mengenal masalah-masalah pasien dan mencarikan alternatif
pemecahan masalah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasien.
2. Merupakan proses pemecahan masalah yang dinamis dalam memperbaiki dan meningkatkan
kesehatan pasien sampai ke tahap maksimum.
4. Terdiri dari 4 tahap : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Atau, ada pula yang
menterjemahkannya ke dalam 5 tahap : pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
4. Untuk meningkatkan peran serta dan keterlibatan pasien dalam pelayanan keperawatan.
The American Hospital Association’s (1972) menerbitkan tulisan tentang pernyataan hak-hak
pasien. Menyadari hal tersebut, National Leaque For Nursing (NLN, 1959), sejenis Persatuan Perawat
Nasional di Amerika, menyusun suatu rancangan awal pernyataan hak-hak pasien dengan asumsi dasar
sebagai berikut :
2. Asuhan keperawatan merupakan bagian integral dari asuhan kesehatan secara menyeluruh dan
direncanakan, serta diberikan dalam kombinasi dengan pelayanan medis, pendidikan, dan
kesejahteraan.
3. Tenaga keperawatan menghadapi individualitas, martabat, dan hak-hak setiap orang tanpa
memandang ras, warna kulit, derajat, kebangsaan, status sosial dan ekonomi.
7
C. DEFINISI
Proses keperawatan dapat didefenisikan berdasarkan tiga dimensi yaitu: tujuan, organisasi, dan
property/karaktersitik.
Tujuan Umum
Memberikan suatu kerangka kerja berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat, sehingga
kebutuhan perawatan kesehatan klien, keluarga dan masyarakat dapat terpenuhi.
Sedangkan menurut Yura dan walsh (1983), proses keperawatan merupakan suatu tahapan desain
tindakan yang digunakan untuk memenuhi tujuan keperawatan, antara lain:
· Memfasilitasi kualitas kehidupan yang maksimal berdasarkan kondisi pasien sehingga ia bisa
mencapai derajat kehidupan yang baik
Tujuan Khusus
b. Organisasi
Berdasarkan dimensi organisasi, proses keperawatan dikelompokan menjadi 5 tahap, yaitu: pengkajian,
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kelima tahapan ini merupakan proses terorganisir
yang mengatur pelaksanaan asuhan keperawatan berdasarkan rangkaian pengelolaan klien secara
sistematik
1. Dinamis.
Setiap tahap proses keperawatan dapat diperbaharui/dimodifikasi, apabila situasi dan kondisi pasien
berubah.
2. Siklik.
Proses keperawatan berjalan secara siklik atau berulang dari pengkajian sampai dengan evaluasi,
demikian seterusnya apabila diperlukan pengkajian ulang (re-assessment), sampai masalah klien teratasi
atau klien dapat mandiri memenuhi kebutuhan kesehatan atau keperawatannya.
Setiap tahap dari proses keperawatan mempunyai relevansi yang sangat erat, sehingga kekurangan di
salah satu tahap akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya.
8
Proses keperawatan bersifat luwes, tidak kaku, sehingga pendekatan yang digunakan dapat berubah
atau dimodifikasi sesuai dengan situasi, keadaan dan kebutuhan klien akan perawatan kesehatan.
Fleksibel dapat juga berarti :
c. Dapat diterapkan untuk semua siklus kehidupan manusia, dari dalam kandungan sampai dengan
meninggal dunia
d. Dapat diterapkan pada berbagai unit keperawatan, di rumah sakit, maupun untuk keluarga dan
masyarakat.
1. Tujuan : proses keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu tahapan dalam
meningatkan kualitas asuhan keperawatan
2. Sistematik : menggunakan suatu pendekatan yang terorganisir untuk mencapai suatu tujuan —
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan menghindari masalah yang bertentangan dengan
tujuan pelayanan kesehatan / keperawatan
3. Dinamik : proses keperawatan ditujukan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan lien yang
dilaksanakan secara berkesinambungan. Proses keperawatan ditujukan pada suatu perubahan respon
klien yang diidentifikasi melalui hubungan antara perawat dan klien
4. Interaktif : dasar hubungannya adalah hubungan timbal balik antar perawat, klien, keluarga dan
tenaga kesehatan lainnya
5. Fleksibel : dapat diadopsi pada praktik keperawatan dalam situasi apapun dan bisa digunakan
secara berurutan
a. Dapat diadopsi dalam praktek keperawatan dalam situasi apapun, baik dalam kaitannya dengan
individu, keluarga, atau masyarakat
b. Tahapannya dapat dilakukan berurutan sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak.
6. Teoritis : setiap langah dalam proses keperawatan selalu didasarkan pada suatu ilmuyang luas,
khususnya ilmu dan model keperawatan yang berlandaskan pada filosofi keperawatan dan ditekankan
pada aspek :
b. Holistic : intervensi keperawatan harus memenuhi kebutuhan dasar manusia secara utuh, yakni
bio-psiko-sosio-spiritual.
c. Care: asuhan keperawatan yang diberikan hendaknya berlandaskan pada standar praktek
keperawatan dank ode etik keperawatan.
9
1. Sebagai kerangka berpikir untuk fungsi dan tanggung jawab keperawatan dalam ruang lingkup
yang sangat luas
2. Sebagai alat untuk mengenal masalah klien, merencanakan secara sistematis, melaksanakan
rencana dan menilai hasil.
Sasaran
Sasaran dalam proses keperawatan adalah individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah
keperawatan, karena ketidakmampuannya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, baik secara
fisik, mental, sosial dan spiritual. Dapat juga yang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan dan faktor
ketidaktahuan klien tentang perawatan diri atau karena kelemahan fisik, mental dan sosial.
Bila semua kebutuhan klien dapat dipenuhi, tentu akan dapat mempercepat proses penyembuhan klien
dan kepuasan bagi klien akan pelayanan keperawatan yang diberikan. Dengan demikian, mutu asuhan
keperawatan akan meningkat.
Jalan yang paling tepat untuk meningkatkan citra keperawatan dan profesi keperawatan adalah dengan
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Kepuasan knsumen terhadap pelayanan keperawatan
menunjukkan keyakinannya terhadap profesi keperawatan.
Kesamaan metode praktek keperawatan yang digunakan oleh semua tenaga keperawatan akan
memperkuat persatuan serta menggambarkan otonomi dan identitas keperawatan.
10
Kepuasan konsumen terhadap pelayanan keperawatan dengan sendirinya akan menimbulkan kepuasan
bagi tenaga perawatan.
Proses keperawatan dapat mendukung dan memberi sumbangan dalam pengembangan penelitian ilmu
keperawatan, sehingga dapat dikembangkan metode-metode yang baku dalam memberikan asuhan
keperawatan.
c. Bagi Pasien :
1. Aspek keperawatan yang diterima bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
3. Kelanjutan asuhan
1. Teori sistem
a. Tujuan adalah sesuatu yang harus dilaksanakan, sehingga dapat memberikan arah pada sistem.
b. Proses adalah sesuatu yang berfungsi dalam memenuhi tujuan yang hendak dicapai
Teori ini memandang bahwa manusia merupakan bagian integral yang berintegrasi satu sama lain dalam
memotivasi untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya (fisiologis, kasih sayang, harga diri, dan
aktualisasi diri.
Pada dasarnya kebutuhan dasar manusia merupakan terpenuhinya tingkat kepuasan agar manusi bisa
mempertahankan hidupnya dan perawatlah yang berperan untuk memenuhinya.
Kerangka kerja pada teori ini menggambarkan penerapan proses keperawatan selalu berfokus pada
pemenuhan kebutuhan individu yang unik dan merupakan bagian integral dari keluarga dan masyarakat.
3. Teori persepsi
Perubahan dalam pemenuhan kebutuhan manusia sangat dipengaruhi oleh persepsi individu yang
berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini akan membawa konsekwensi terhadap permasalahan
keperawatan yang ditegakan pada setiap individu. Meskipun sumber masalah yang dihadapinya sama,
akan tetapi setiap individu memiliki persepsi dan respon yang berbeda-beda. Misalnya, walaupun kedua
pasien sama-sama terkena penyakit DM, akan tetapi permasalahan keperawatan yang dihadapi tidak
mesti sama.
Untuk memahami arti persepsi, maka seseorang harus mengadakan pendekatan melalui karakteristik
individu yang mempersepsikan dalam situasi yang memunyai makna bagi kita. Makna di sini
mengandung arti penjabaran dari persepsi, ingatan, dan tindakan. Dengan demikian persepsi memiliki
11
arti penting dalam kehidupan, dimana kira bisa mengumpulkan data dari informasi tentang diri sendiri,
kebutuhan manusia, dan lingkungan sekitar.
Kondisi ini sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan dimana perawat dan klien mengumpulkan
data. Selanjutnya dari data tersebut akan diambil makna tertentu yang dapat digunakan dalam
melakukan asuhan keperawatan. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Salah satu tujuan asuhan keperawatan adalah untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi pasien.
Oleh karena itulah perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang konsep dan teori sebagai
dasar interaksi dalam memahami informasi serta menjalin komunikasi yang efektif.
Kemampuan tersebut meliputi kemampuan mencari data, menyeleksi, memproses, dan memutuskan
sebuah tindakan berdasarkan informasi tersebut.
Proses keperawatan merupakan sebuah siklus karena memerlukan modifikasi pengkajian ulang,
perencanaan ulang, memperbaharui tindakan, dan mengevaluasi ulang. Dengan demikian asuhan
keperawatan memerlukan informasi yang akurat, dan untuk melakukannya, seorang perawat
membutuhkan kemampuan dalam melakukan komunikasi.
Setiap tindakan yang rasional selalu disertai dengan keputusan atau pilihan. Sedangkan setiap
pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah menuntut kesedian orang yang terlibat agar mau
menerima hal-hal baru dan perbedaan dari kondisi yang ada. Kesenjangan yang terjadi merupakan
masalah yang membutuhkan jawaban serta solusi secara tepat.
Salah satu tujuan dari keperawatan adalah menyelesaikan masalah yang dihadapi klien. Melaui
pendekatan proses keperawatan masalah-masalah yang dihadapi dapat diidentifikasi secara tepat dan
keputusan dapat diambil secara akurat.
Perbandingan antara pengambilan keputusan dan proses keperawatan dapat terlihat dalam tabel
berikut ini:
Proses Keperawatan
Pengumpulan data
Pengkajian:
Pengumpulan data
Interpretasi
Identifikasi masalah
Diagnosa keperawatan
Perencanaan
Perencanaan
Penentuan tujuan
Identifikasi solusi
12
Penentuan tujuan
Rencana tindakan
Implementasi
Implementasi
E. IMPLIKASI
Penerapan proses keperawatan memberikan dampak atau implikasi terhadap profesi keperawatan, klin
dan perawat itu sendiri.
1. Profesi
Secara professional, profesi keperawatan melalui 5 tahapan menyajikan lingkup praktik keperawatan
yang secara terus menerus mendefinisikan perannya baik terhadap klien maupun profesi kesehatan
lainnya.
Dengan demikian perawat bekerja melakukan sesuatu bukan hanya sekedar melaksanakan perintah
dokter, melainkan melalui perencanaan keperawatan yang matang.
2. Klien
Proses keperawatan mendorong klien dan keluarga berpartisifasi aktif dan terlibat ke dalam 5 tahapan
proses tersebut.
Selama pengkajian, klien menyediakan informasi yang dibutuhkan, selanjutnya memberikan validasi
diagnosa keperawatan, dan menyediakan umpan balik selama evaluasi.
3. Perawat
Beberapa hal yang dapat diperoleh dari proses keperawatan, antara lain:
Standar prakek keperawatan nasional merupakan pedoman bagi perawat Indonesia, baik generalis
maupun spesialis di seluruh tatanan pelayanan kesehatan (RS, Puskesmas, dll) dalam melakukan asuhan
keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan.
Standar praktek keperawatan di Indonesia, sebagaimana telah dijabarkan oleh PPNI, mengacu pada
tahapan dalam proses keperawatan yakni terdiri dari 5 standar antara lain: (1) pengkajian; (2) diagnosa
keperawatan; (3) perencanaan; (4) implementasi; dan (5) evaluasi.
Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara akurat, menyeluruh, singkat, dan
berkesinambungan.
13
Kriteria Proses:
a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan
mempelajari data penunjang (hasil lab, catatan klien lainnya)
b. Sumber data terdiri dari sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer berasal dari
pengkajian langsung terhadap klien. Sedangkan sumber data sekunder berasal dari selain klien,
misalnya: keluarga atau orang terkait, tim kesehatan, rekam medis, dan catatan lainnya.
3) Status fisiologis-psikologis-sosial-spiritual
Perawat melakukan analisis terhadap data-data yang dikumpulkan selama pengkajian untuk menegakan
Diagnosa Keperawatan.
Kriteria Proses:
a. Proses diagnosa keperawatan terdiri dari: analisis, interpretasi data, identifikasi masalah klien,
dan perumusan diagnosa keperawatan.
P (Problem) masalah
E (Etiology) penyebab
c. Validasi diagnosa dilakukan dengan cara bekerjasama dengan klien dan berusaha untuk dekat
dengan klien atau petugas kesehatan lain.
d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa keperawatan berdasarkan data terbaru.
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan
kesehatan klien.
Kriteria Proses:
prioritas masalah
tujuan
rencana tindakan
14
4. Standar IV : Implementasi
Kriteria Proses:
e. Menjadi coordinator pelayanan & advocator bagi klien dalam mencapai tujuan perawatan
g. Memberikan pendidikan pada klien & keluarga mengenai konsep keterampilan asuhan diri serta
membantu klien memodifikasi lingkungan yang digunakan
h. Mengkaji ulang & merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon klien.
5. Standar V : Evaluasi
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data
dasar serta perencanaan.
Kriteria Proses:
a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil terhadap intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan
terus menerus.
b. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan ke arah pencapaian
tujuan
c. Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat dank lien
d. Bekerjasama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan
Pelayanan Keperawatan di masa mendatang harus dapat memberikan Consumer Minded terhadap
pelayanan yang diterima.Implikasi pelayanan keperawatan akan terus mengalami perubahaan dan hal
ini akan dapat terjawab dengan memahami dan melaksanakan karakteristik perawat professional dan
perawat millennium. Menurut Nursalam Peran perawat di masa depan harus berkembang seiring
dengan perkembangan IPTEK dan tuntutan kebutuhan masyarakat, sehingga perawat, dituntut mampu
15
manjawab dan mengantisipasi terhadap dampak dari perubahan.Sebagai Perawat professional maka
peran yang diemban adalah “CARE” yang meliputi :
C = COMMUNICATION C = COMPLETE
A = ACCURATE
R = RAPID
E = ENGLISH
A = ACTIVITY C = COOPERATIVE
A = APPLICABLE
R = RESPOSIVE
E = EMPATHY
R = REVIEW C = CONSIDERED
A = APPROPRIATE
R = REASONED
E = EVALUATED
E = EDUCATION C = COMMITED
A = ACADEMIC
R = RESEARCH
E = EXTENDED
1. COMMUNICATION
Perawat memberikan pelayanan keperawatan harus dapat berkomunikasi secara lengkap, adekuat,
cepat. Setiap melakukan komunikasi (lisan dan tulis) harus memenuhi tiga syarat di atas dan juga harus
mampu berbicara dan menulis dalam bahasa asing minimal bahasa inggris.
2. ACTIVITY
Prinsip melakukan aktifitas/pemberian asuhan keperawatan harus dapat bekerjasama dengan teman
sejawat dan tenaga kesehatan lainnya, khususnya tim medis sebagai mitra kerja dalam memberikan
asuhan kepada pasien.Ativitas ini harus ditunjang dengan menunjukan suatu kesungguhan dan sikap
empati dan bertanggung-jawab terhadap setiap tugas yang diemban.
I : Identify of Patient
T : Tell the person or teach the patient about what you are going to do
3. REVIEW
Prinsip utamanya adalah moral dan Etika keperawatan. Dalam memberikan setiap asuhan keperawatan
perawat harus selalu berpedoman pada nilai-nilai etik keperawatan dan standar keperawatan yang ada
serta ilmu keperawatan.
Untuk menghindari kesalahan dalam pelaksanaan peran ini maka perawat harus berpegangan pada
prinsip-prinsip etik keperawatan yang meliputi :
Setiap prioritas tindakan yang diberikan harus berdasarkan kondisi pasien, tidak ada diskriminasi pasien
dan alat
Setiap manusia mempunyai hak untuk menentukan tindakan terhadap dirinya sendiri
Setiap tindakan yang diberikan kepada klien harus bermanfaat bagi klien dan menghindarkan dari
kecacatan
Perawat dalam berkomunikasi harus mengatakan yang benar dan jujur kepada klien
Apa yang dilaksanakan oleh perawat harus didasarkan pada tanggung-jawab moral dan profesi
4. EDUCATION
Perawat harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap profesi dengan jalan terus menerus
menambah ilmu melalui melalui pendidikan formal/nonformal, sampai pada suatu keahlian tertentu.
Pengembangan pelayanan keperawatan yang paling efektif harus didasarkan pada hasil temuan-temuan
Ilmiah yang dapat diuji ke-sahihannya.
1. Career
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, harus mempunyai dasar pendidikan
yang memadai, karena dengan keahlian dan dasar pendidikan yang tinggi sebagai indicator jaminan
kualitas pelayanan kepada konsumen dan menghindarkan dari kesalahan-kesalahan yang fatal. Perawat
17
juga harus memahami bagaimana konsep manajemen secara keseluruhan, khususnya Manajemen
Keperawatan.
2. Activity
Perawat harus memahami tentang semua tindakan yang dilakukan, baik dari segi keilmuan maupun etik
dan moral Keperawatan.
3. Role
Dalam melaksanakan perannya, perawat dituntut mampu bekerjasama dengan profesi lain. Oleh karena
itu Perawat harus dapat membedakan peran yang dimaksud.
4. Enhancement
Prinsip utama pelayanan keperawatan adalah pengembangan diri secara terus-menerus seiring dengan
perkembangan jaman yang dinamis, berubah setiap saat.Perawat dituntut untuk menunjukan
independensi dalam memberikan asuhan dan tumbuhnya rasa percaya diri yang tinggi.Hal ini bisa
ditempuh dengan mulai mempersiapkan diri dan membekali diri yang baik mulai sekarang.
Dengan memahami bagaimana karakteristik Perawat Profesional & Milenium seperti yang sudah
dijelaskan di atas maka diharapkan agar para perawat mau mengembangkan dirinya masing-masing
dengan mengikuti pelatihan-pelatihan untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya agar dimasa
mendatang mampu memenuhi kriteria-kriteria dari perawat profesional dan perawat millenium..
1. Proses Keperawatan
adalah tindakan perawat berkesinambungan meliputi
mengidentifikasi masalah kesehatan baik secara individu maupun kelompok
merencanakan tindakan untuk menyeleseikan, mengurangi dan mencegah
terjadinya masalah
melaksanakan tindakan keperawatan
serta mengevaluasi keberhasilan dari tindakan yang dikerjakan
2. Latar Belakang Proses keperawatan
Dahulu perawat melaksanakan tugas hanya sebagai rutinitas kerja harian tanpa ada ilmu
ilmiah. Seiring berjalanya ilmu dan teknologi, ilmu keperawatan semakin berkembang dan
munculah Proses Keperawatan. Poses keperawatan adalah suatu pendekatan ilmiah dalam
menyeleseikan suatu masalah. Pendekatan ini perawat harus
1. Mengidentifikasi data dari klien dan memilah data yang fokus / senjang
2. Perawat harus menegakan Diagnosa Keperawatan dari data yang telah diidentifikasi
3. Perawat harus membuat perencanaan masalah
4. Perawat melaksanakan tindakan keperawatan yang telah direncanakan
5. Setelah itu perawat mengevaluasi keberhasilan dari rencana yang dilakukan
18
uraian diatas menggambarkan Asuhan Keperawatan yang harus memahami proses proses
perubahan tubuh klien. Perawat harus mampu mengaitkan satu perubahan dengan perubahan lain
yang releven sesuai dengan kebutuhan dasar logis /anusia.
Identifikasi Masalah Keperawatan adalah masalah fungsi tubuh yang mengganggu
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Rencana Keperawatan disusun berdasarkan masalah yang terjadi kemudian dilaksanakan
dengan mempertimbangkan keunikan dari klien sebagai manusia yang holistik
Evaluasi Keperawatan dilakukan dengan maksud sejauh mana tingkat keberhasilan dari
tindakan yang sudah dikerjakan.
dari semua hal tersebut maka Proses keperawatan menjadi bagian hal yang tak terpisah kan dari
Asuhan keperawatan
c. Interdependen
Tahap - tahap proses keperawatan merupakan suatu tahapan yang saling bergantungan antara
diagnosa keperawatan dan pengkajian atau rencana tindakan keperawatan dan diagnosa keperawatan.
d. Fleksibel
Proses keperawatan dapat dipakai pada klien sebagai individu , kelompok , keluarga , maupun
cakupan yang lebih luas yaitu komunitas.
a. Pengkajian
b. Diagnosis Keperawatan
c. Perencanaaan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi
Proses Keperawatan adalah Proses keperawatan adalah teknik pemecahan masalah yang meliputi:
pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
proses keperawatan
TUJUAN UMUM :
Memberikan suatu kerangka kerja berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat, sehingga
kebutuhan perawatan kesehatan klien, keluarga dan masyarakat dapat terpenuhi.
TUJUAN KHUSUS :
Sebagai kerangka berpikir untuk fungsi dan tanggung jawab keperawatan dalam ruang lingkup yang
sangat luas
Sebagai alat untuk mengenal masalah klien, merencanakan secara sistematis, melaksanakan rencana
dan menilai hasil.
20
Manfaat, semua kebutuhan/tindakan yang diambil harus bermanfaat bagi kepentingan pasien, tenaga
keperawatan, dan institusi.
Interdependensi, terhadap saling ketergantungan antara tenaga keperawatan dalam merawat pasien.
Saling menguntungkan, masing-masing pihak yang terlibat dalam hal ini perawat, klien dan institusi
memperoleh kepuasan.
Pelaksanaan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan sangat bermanfaat bagi
pasien, perawat dan institusi.
aspek keperawatan yang diterima bermutu dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
kelanjutan asuhan.
banyak pengunjung(keluar /masuk pasien) sehingga keuntungan yang diperoleh akan meningkat.
Pengkajian
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien. Adapun
data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland
& mc Farlane, 1997)
Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara memperhatikan
kondisi fisik, psikologi, emosi, sosialkultural, dan spiritual yagn bisa mempengaruhi status kesehatannya.
Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini bahkan bahkan sesuatu
yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu database yang lengkap. Data yang
terkumpul berasal dari perawat-klien selama berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1987;1994)
Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting dan catatan
kesehatan klien.
Melakukan interview/wawancara.
Riwayat kesehatan/keperawatan
Pemeriksaan fisik
Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta catatan kesehatan (rekam
medik).
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk membuat diagnosa
keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang
dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992) mendefinisikan diagnosa
keperawatan semacam keputusan klinik yang mencakup klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap
sesuatu yan berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan.
Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan klinik yang baik, mencakup proses
diagnosa keperawatan dan perumusan dalam pembuatan pernyataan keperawatan.
Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan menjamin keakuratan diagnosa
dari proses keperawatan itu sendiri. Perumusan pernyataan diagnosa keperawatan memiliki beberapa
syarat yaitu mempunyai pengetahuan yang dapat membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan
potensial dalam diagnosa keperawatan.
22
Intervensi
Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan/atau
tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk membantu pasien dalam
mencapai hasil yang diharapkan.
Intervensi keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan jelas. Pengkualifikasian seperti
bagaimana, kapan, di mana, frekuensi, dan besarnya memberikan isi dari aktivitas yang direncanakan.
Intervensi keperawatan dapat dibagi menjadi dua yaitu mandi, ri yaitu dilakukan oleh perawat dan
kolaboratif yaitu yang dilakukan oleh pemberi perawatan lainnya.
Implementasi Keperawatan
Yang dimaksud dengan pengertian dan definisi implementasi keperawatan adalah : Merupakan inisiatif
dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan
yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Tahap 1 : Persiapan. Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi yang
diindentifikasi pada tahap perencanaan.
Tahap 2 : Intervensi. Fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan pelaksanaan
tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan
keperawatan meliputi tindakan : independen, dependen, dan interdependen.
Tahap 3 : Dokumentasi. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap
dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
Evaluasi
Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan
penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. (Alfaro-LeFevre, 1994)
Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan
menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima.Perencanaan
merupakan dasar yang mendukung suatu evaluasi.
Menetapkan kembali informasi baru yang diberikan kepada klien untuk mengganti atau menghapus
diagnosa keperawatan, tujuan, atau intervensi keperawatan.
Menentukan target dari suatu hasil yang ingin dicapai adalah keputusan bersama antara perawat dank
lien (Yura & Walsh, 1988)
Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses evaluasi memerlukan
beberapa keterampilan dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan
mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan keperawatan, dan
pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.