Anda di halaman 1dari 6

Agrivet (2015) 19: 1-6

Perbanyakan pisang raja bulu secara in vitro dengan


menggunakan pupuk daun
The in vitro multiplication of raja bulu banana using
foliar fertilizer
Rina Srilestari dan Ellen Rosyelina Sasmita
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Jl. Lingkar Utara 104 Condongcatur Yogyakarta
E-mail: rinasrilestari@ymail.com

ABSTRACT

The aim of the research was to observe the banana explants response to artificial
foliar fertilizer in order of substitute the inorganic salts of MS medium. Super Growth foliar
fertilizer was applied as alternative source of inorganic salts.The experiment was done at
Biotechnology laboratory UPN Yogyakarta. Treatments were arranged in completely
randomized design, and the medium tested were complete MS medium and 0.25 ml/l,
0.5 ml/l, 0.75 ml/l, 1 ml/l Super Growth. The foliar fertilizer was applied into the MS
medium minus inorganic salts. Explants were planted and incubated during multiplication
phase for 4 weeks, and then transplanted to the new root growing medium for another
4 weeks. The results showed that with the addition of fertilizer leaves the Super Growth at
a concentration of 1 ml/l can significantly increase the number of shoots and dry weight at
this stage of multiplication and increase the number of leaves, number of roots and the
number of shoots in the rooting stage.
Keywords: Inorganic salts substitution, MS medium, Super Growth

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati respon eksplan pisang yang
ditanam pada media pupuk daun sebagai alternatif pengganti garam anorganik media
MS. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Bioteknologi UPN Yogyakarta. Penelitian
dilaksanakan berdasarkan percobaan laboratorium yang disusun dalam rancangan acak
lengkap faktor tunggal, dan media yang diuji adalah media MS dan 0,25 ml/l; 0,5 ml/l; 0,75
ml/l; 1 ml/l pupuk daun Super Growth. Eksplan ditanam pada media MS lengkap, serta
MS minus garam anorganik yang ditambah Super Growth. Eksplan ditanam dan
diinkubasi selama 4 minggu pada fase penggandaan, dan kemudian dipindahkan ke
media perakaran selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
penambahan pupuk daun Super Growth dengan konsentrasi 1 ml/l secara nyata dapat
meningkatkan jumlah tunas dan bobot kering pada tahap multiplikasi dan meningkatkan
jumlah daun, jumlah akar dan jumlah tunas pada tahap perakaran.
Kata kunci: garam anorganik, media MS, Super Growth

Pendahuluan tanaman Keraton, namun karena lahan


yang ada di dalam Keraton dipergunakan
Pisang raja bagus merupakan
untuk keperluan lain, maka pisang
varietas pisang unggulan kota tersebut dikembangkan di luar Keraton
Yogyakarta dan merupakan koleksi yaitu di Kebun Plasma Nutfah Pisang
1
6 Srilestari,R dan E.R Sasmita / Agrivet (2015) 19: 1-6

Yogyakarta di bawah Dinas Pertanian virus yang cukup sulit dikendalikan.


Kota Yogyakarta. Tanaman pisang raja Perbanyakan vegetatif tanaman secara
bagus mempunyai keunggulan konvensional tidak banyak membantu
pertumbuhan yang lebih cepat, mengatasi permasalahan ini, karena
tanamannya tidak terlalu tinggi, pohon anakan yang digunakan sebagai bibit
besar, berbunga lebih cepat biasanya berasal dari induk yang sudah
dibandingkan pisang raja lainnya, tertular penyakit. Selain itu produksi
pembungaan terjadi setelah berumur 8 anakan juga sangat lambat, dalam satu
bulan, tangkai tandan pendek, bunga tahun maksimal hanya menghasilkan 10
besar, jumlah sisir 8 sampai 12 sisir per anakan. Perbanyakan bibit secara
tandan. Buah pisang raja bagus vegetatif melalui teknik kultur in vitro
merupakan pisang raja termanis diantara merupakan salah satu alternatif
pisang raja jenis lainnya (Anonim, 2010). memproduksi bibit dengan kualitas yang
Budidaya tanaman pisang terjamin, karena dengan teknik ini dapat
dewasa ini dihadapkan pada masalah dihasilkan banyak bibit bebas penyakit
serangan hama dan penyakit, dalam jumlah banyak dan dalam waktu
pengadaan bibit bermutu dan seragam, cepat (Ernawati et al.,1992).
serta adanya kualifikasi mutu untuk Keberhasilan teknik kultur in vitro
kualitas ekspor dimana kulit pisang harus sangat tergantung pada ketersediaan
mulus tanpa bercak. Ketiga medium dasar sebagai sumber nutrisi
permasalahan di atas dapat diatasi dan juga faktor ketersediaan eksplan. Di
melalui metode kultur jaringan. Dengan dalam teknik perbanyakan in vitro,
metode ini akan diperoleh bibit tanaman medium dasar yang biasa digunakan
yang seragam dalam jumlah besar adalah medium Murashige-Skoog (MS)
dalam waktu singkat, bebas patogen yang terdiri atas garam-garam anorganik
terutama patogen yang menyerang dan senyawa organik, serta dilengkapi
tanaman muda serta kulit buah mulus dengan beberapa tambahan gula,
tanpa bercak (Baneerje et al., 1986). hormon dan vitamin (Nasir et al., 1999).
Keberhasilan dalam mengguna Untuk penyediaan garam-garam murni
kan metode kultur jaringan sangat (pure analys) sehingga harganya cukup
tergantung pada media yang digunakan. mahal. Selain itu juga disediakan dalam
Penyeleksian dan pengembangan jumlah banyak karena harus selalu
medium kultur merupakan hal yang dilakukan sub kultur (pindah tanam ke
penting demi keberhasilan kegiatan medium baru), atau kalaupun dalam
kultur jaringan. Sering ditemukan tidak bentuk resep seringkali sulit ditemukan.
hanya satu media yang dapat Oleh karena itu banyak dilakukan
mendukung pertumbuhan semua sel upaya penggantian beberapa komponen
sehingga perlu mencoba berbagai medium MS dengan komponen yang
macam media untuk mengetahui respon lebih murah dan lebih mudah ditemukan
pertumbuhan yang berbeda pada satu di pasar. Pupuk daun komersial
jenis tanaman (Gunawan, 1987). merupakan salah satu alternatif sumber
Kebutuhan akan buah pisang ini garam-garam anorganik bagi
meningkat dari tahun ke tahun, dan pertumbuhan bibit dalam kultur in vitro
tingginya kebutuhan itu sudah tentu (Yusnitawati dan Triwahyuningsih, 2002).
harus diimbangi dengan peningkatan Super Growth adalah salah satu
produksi. Oleh karena itu bibit pisang jenis pupuk daun berbentuk cair yang
yang berkualitas dalam jumlah besar dan dapat diberikan pada semua tanaman.
berkesinambungan penyediaannya Unsur hara yang terkandung dalam
harus dilakukan (Yusnitawati dan Super Growth cukup lengkap meliputi
Triwahyuningsih, 2002). Selain hara makro (N, P, K, S, Ca, Mg) serta
keunggulan tersebut pisang juga hara mikro (B, Co, Fe, Mn dan Zn).
memiliki kelemahan terutama karena Pada penelitian ini dicoba
umumnya tanaman mudah terserang menguji penambahan Super Growth ke
Srilestari,R dan E.R Sasmita / Agrivet (2015) 19: 1-6 3

dalam medium MS untuk pertumbuhan akhir minggu ke-empat, meliputi: jumlah


eksplan pisang Raja Bulu yang berasal daun, tunas, tinggi tanaman, bobot segar
dari stok eksplan lokal yang ditumbuhkan tanaman, bobot kering tanaman. Setelah
di daerah Yogyakarta. Informasi yang melewati tahap multiplikasi, planlet
diperoleh dari penelitian ini diharapkan ditransplantasi (pindah tanam) ke dalam
dapat memberikan gambaran tentang botol pada media perakaran. Tahap
kebutuhan pupuk daun Raja Bulu yang perakaran dilakukan hingga minggu ke
sesuai untuk kondisi setempat. empat setelah pindah tanam, dan pada
Penelitian ini bertujuan untuk menguji akhir minggu ke-empat tersebut
kemungkinan penggunaan Raja Bulu dilakukan pengamatan terhadap
sebagai pengganti garam-garam pertumbuhan tanaman. Parameter
anorganik medium MS serta untuk pertumbuhan yang diamati sama dengan
menentukan konsentrasinya yang tahap multiplikasi ditambah dengan
optimal. jumlah akar dan panjang akar. Data yang
dikumpulkan dianalisis dengan
Metode Penelitian menggunakan metode sidik ragam dan
Penelitian dilaksanakan di uji nyata pada taraf 5%.
Laboratorium Bioteknologi UPN
Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan Hasil dan Pembahasan
berdasarkan percobaan laboratorium Tahap Multiplikasi
yang disusun menurut Rancangan Acak Pada tahap ini dilakukan sub
Lengkap faktor tunggal. Penanaman kultur yang dimaksudkan untuk
eksplan dilakukan pada botol-botol kultur memperbanyak tunas. Jumlah tunas ini
yang telah diisi dengan 20 ml medium sangat penting sebagai sumber eksplan
MS lengkap, serta MS minus garam baru pada tahap sub kultur berikutnya.
anorganik yang ditambah Super Growth Sub kultur dapat dilakukan setiap 2-4
0,25; 0,5; 0,75 atau 1 ml/l sesuai minggu sekali dan diharapkan terjadi
perlakuan. Sterilisasi medium dengan penggandaan pertumbuhan jumlah tunas
autoklaf dilakukan pada tekanan 20 psi pada tahap multiplikasi ini
dengan suhu 121°C selama 30 menit. memperlihatkan bahwa ada perbedaan
Setiap botol kultur ditanami satu eksplan. jumlah tunas dan bobot kering pada
Medium pertumbuhan yang perlakuan penanaman Super Growth
ditambahkan yaitu 3 mg/l NAA dan 4 dengan berbagai konsentrasi (Tabel 1).
mg/l BAP untuk tahap multiplikasi serta 4 Jumlah tunas dan bobot kering pada
mg/l NAA dan 3 mg/l BAP untuk tahap perlakuan Super Growth 1 ml/l
perakaran. Eksplan hasil sub kultur memberikan hasil yang sama dengan
planlet pisang Raja Bulu diperoleh dari MS lengkap.
Plasma Nutfah Pisang, Giwangan. Hasil pengamatan juga
Penanaman eksplan dilakukan pada memperlihatkan bahwa perlakuan
botol-botol yang diberi Super Growth dan penambahan pupuk daun Super Growth
medium MS lengkap, dan diamati ke dalam medium MS minus garam
pertumbuhannya pada tahap multiplikasi anorganik berhasil memberikan
dan tahap perakaran. Pengamatan pertumbuhan jumlah daun, tinggi planlet
terhadap parameter pertumbuhan pada dan bobot basah tanaman yang sama
tahap multiplikasi ini dilakukan pada baik dengan medium MS murni.

Tabel 1. Pertumbuhan tanaman pisang pada tahap multiplikasi


Jumlah Jumlah Tinggi Bobot basah Bobot
Perlakuan
tunas daun planlet (g) kering (g)
MS lengkap 4a 3a 3,1 a 1,13 a 0,32 a
SG 0,25 ml/l 1b 2a 2,5 a 0,84 a 0,12 c
SG 0,5 ml/l 1,3 b 2a 1,9 a 0,67 a 0,15 c
SG 0,75 mg/l 1,7 b 2a 2,1 a 0,72 a 0,21 b
SG 1 mg/l 4a 4a 3,1 a 1,13 a 0,38 a
Keterangan: Angka dalam satu kolom yang diikuti huruf sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada uji DMRT 5%
Agrivet (2015) 19: 1-6

Dari hasil pengamatan terhadap berasal dari tahap multiplikasi dipisahkan


pertumbuhan bibit pisang Raja Bulu akarnya, selanjutnya ditanam pada
pada tahap multiplikasi ini tampak bahwa medium yang lebih banyak mengandung
penambahan Super Growth 0,25 ml/l hormon auksin.
sampai 1 ml/l memberikan pengaruh Akar dapat tumbuh apabila
yang sama dengan medium MS, bahkan planlet sudah menghasilkan tunas dan
pada pemberian Super Growth 1 ml/l daun-daun baru. Tunas dan daun-daun
pengaruhnya cenderung lebih baik. Hal baru tersebut diharapkan dapat
ini sangat mungkin disebabkan karena menghasilkan auksin endogenus dan
ketersediaan makronutrien utama (N, P mentranslokasikannya ke bagian basal
dan K) di dalam pupuk daun dapat dan menginduksi pembentukan akar.
memenuhi kebutuhan tanaman muda Dari hasil pengamatan dapat dilihat
yang masih aktif menyusun konstituen bahwa tanaman yang pada tahap
sel. Nitrogen sangat diperlukan oleh multiplikasinya menghasilkan tunas dan
tanaman yang masih muda, terutama daun yang jumlahnya relatif sama pada
untuk pembentukan asam amino dan semua perlakuan, ternyata menghasilkan
protein, serta asam nukleat yang jumlah dan panjang akar yang berbeda-
merupakan bahan penyusun konstituen beda pada tahap perakaran (Tabel 2).
sel dan dinding sel. Pemberian pupuk daun Super Growth
Reaksi-reaksi enzimatik pada ternyata cukup mampu merangsang
tahap pertumbuhan ini juga memerlukan pertumbuhan akar agar sama baik
ketersediaan Nitrogen. Fosfor dengan perlakuan pemberian MS
merupakan penyusun beberapa lengkap. Ini tampak pada jumlah akar
senyawa penting dalam tanaman seperti dan panjang akar pada semua perlakuan
enzim dan protein, dan merupakan Super Growth yang relatif lebih sedikit
komponen penyusun fosfolipid, dan lebih pendek daripada perlakuan
fosfoprotein dan asam nukleat. Selain itu medium MS lengkap. Hanya pada
fosfor juga berfungsi dalam perlakuan penambahan Super Growth 1
penyimpanan dan transfer energi melalui ml/l saja yang memiliki jumlah akar yang
pembentukan senyawa adenosine hampir sama dengan perlakuan MS
diphosphate (ADP) dan adenosine lengkap.
triphosphate (ATP). Sementara itu Pada tahap yang diharapkan
Kalium diperlukan untuk dapat memacu pertumbuhan akar ini,
mempertahankan turgor tanaman dan ternyata tanaman masih memperlihatkan
mempertahankan potensial osmotik sel. respon pembentukan tunas,
Kalium juga diperlukan sebagai aktivator sebagaimana terlihat pada perlakuan
lebih dari 60 macam enzim di dalam pemberian Super Growth hingga 1 ml/l
jaringan meristematik (Abidin, 1989). yang memiliki jumlah tunas dan jumlah
Tercukupinya kebutuhan ketiga daun sama dengan perlakuan MS
makronutrien ini dari penambahan Super lengkap. Hal ini tampaknya disebabkan
Growth memungkinkan tanaman tumbuh oleh keseimbangan hormon yang belum
normal. memungkinkan terpacunya pertumbuhan
akar. Tampaknya masih perlu
Tahap Perakaran dipertimbangkan lagi untuk menguji
Planlet hasil multiplikasi kadar hormon agar proporsi auksin dan
umumnya menghasilkan akar yang sitokinin lebih tepat untuk memacu
sedikit. Induksi akar perlu dilakukan perakaran.
untuk mempersiapkan tunas atau planlet Meskipun pengaruh pupuk daun
agar siap diaklimatisasi. Induksi hampir sama dengan pengaruh medium
perakaran ini dilakukan selama empat MS lengkap terhadap jumlah tunas,
minggu setelah tahap multiplikasi jumlah daun, jumlah akar dan tinggi
selesai. Agar tanaman dapat planlet tetapi bobot segar dan bobot
menghasilkan akar maka eksplan yang kering tanaman yang diberi medium MS

1
Agrivet (2015) 19: 1-6

Tabel 2. Pertumbuhan tanaman pisang pada tahap perakaran


Panjang Tinggi Bobot Bobot
Jumlah Jumlah Jumlah
Perlakuan akar planlet basah kering
akar daun tunas
(cm) (cm) (g) (g)
MS lengkap 13 a 3,4 a 5,3 a 3,5 a 5a 2,6 a 1,6 a
SG 0,25 ml/l 4,3 c 2,3 b 3,7 b 2,7 a 2,3 b 1,3 b 0,8 ab
SG 0,5 ml/l 4,2 c 1,7 c 3,3 b 2,3 a 2,7 b 0,9 c 0,5 c
SG 0,75 mg/l 6,7 b 1,3 d 3,7 b 2,4 a 3,3 b 0,7 d 0,4 d
SG 1 mg/l 10,3 a 1,3 d 4,8 a 3,3 a 5a 1,3 bc 0,7 b
Keterangan: Angka dalam satu kolom yang diikuti huruf sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada uji DMRT 5%.

lengkap tetap lebih baik daripada yang dengan perlakuan penanaman pada
diberi pupuk daun. Hal itu terjadi medium MS lengkap. Ini berarti garam-
kemungkinan karena ada beberapa garam anorganik yang terdapat dalam
mineral dalam medium MS lengkap yang pupuk daun Super Growth 1 ml/l juga
sangat penting untuk penyusunan memacu pertumbuhan akar pada tahap
konstituen protoplasma yang tidak perakaran. Dalam tahap ini masih perlu
terdapat dalam pupuk daun. Meskipun diuji proporsi hormon yang dapat
jumlah makronutrien N, P dan K sudah meningkatkan pertumbuhan akar.
ada, tetapi tidak cukup lagi bagi tanaman Mempertimbangkan harga pupuk
yang berada pada tahap perkembangan daun yang jauh lebih murah dan dengan
lebih lanjut. Ion K yang berperan antara alasan bahwa pengaruh pemberian
lain sebagai aktivator enzim dan Super Growth 1 ml/l adalah sama
berfungsi dalam proses translokasi dengan pengaruh pemberian MS
asimilat, kekurangan ion ini akan lengkap dan sama atau lebih baik
berpengaruh terhadap akumulasi bahan daripada pemberian Super Growth
kering. Hal itu nyata terlihat dari lebih dengan konsentrasi yang lain, maka
rendahnya berat biomassa tanaman dapat disimpulkan bahwa pemberian
(bobot segar dan bobot kering tanaman) Super Growth dengan konsentrasi 1 ml/l
pada perlakuan pemberian Super sudah cukup dapat menginduksi
Growth dibandingkan dengan pemberian pembentukan tunas dan akar tanaman.
MS lengkap (Tabel 2). Kekurangan unsur
kalsium (Ca) mempengaruhi pertumbuh Kesimpulan
an tanaman, karena Ca sangat penting
misalnya untuk pembentukan materi Penambahan pupuk daun Super
Growth dengan konsentrasi 1 ml/l secara
dinding sel. Selain itu Na, I, Cu, Co, dan
Cl yang tidak jelas jumlah dan nyata dapat meningkatkan jumlah tunas
keberadaannya di dalam pupuk daun dan bobot kering pada tahap multiplikasi
dan meningkatkan jumlah daun, jumlah
kemungkinan juga berpengaruh terhadap
metabolisme sel secara keseluruhan. akar dan jumlah tunas pada tahap
Secara umum hasil penelitian perakaran.
memberikan gambaran bahwa
penambahan pupuk daun Super Growth Daftar Pustaka
ke dalam medium pertumbuhan in vitro Abidin, Z. 1989. Zat Pengatur Tumbuh.
pisang Raja Bulu sangat dimungkinkan Lab. Kultur Jaringan PAU
terutama selama tahap perbanyakan Bioteknologi IPB Bogor.
tunas dan daun (tahap multiplikasi). Anonim. 2010. Usulan Pelepasan
Pemberian Super Growth dengan Varietas Pisang Raja Bagus
konsentrasi 1 ml/l memberikan tingkat (Musa paradisiacal L.).
pertumbuhan eksplan yang sama baik Yogyakarta: Pemerintah Kota

1
6 Srilestari,R dan E.R Sasmita / Agrivet (2015) 19: 1-6

Yogyakarta Dinas Perindustrian PAU Bioteknologi IPB Bogor.


Perdagangan Koperasi dan 293p.
Pertanian UPT Pelayanan Nasir, E, M. Winarno dan R.
Pertanian. Kebun Plasma Nutfah Triatminingsih. 1999. Kultur in
Pisang Yogyakarta. vitro Rambutan (Nephelium
Banerjee. N., D. Vuylsteke and E.A.L. De Lappeceum L.) pada Beberapa
Langhe. 1986. Meristem Tip Media Dasar dan Beberapa ZPT.
Culture of Musa. Histomorpho Laporan Penelitian ITB, Bandung.
logical Studies of Shoot Bud Vylsteke, D. 1989. Shoot-Tip Culture for
Proliferation. International the Propagation, Conservation
Institute of Tropical Crop and Exchange of Musa
Agriculture, Nigeria. Germplasm. FAO Citrus
Ernawati, A., R.M. Imron dan L.W. Rehabilitation Project, Rome.
Gunawan. 1992. Penyediaan 56p.
Bibit Pisang Tanduk (Musa Yusnitawati, E. dan Triwahyuningsih, N.
paradisiaca AA Group) secara 2002. Penggantian Garam
Kultur Jaringan. Agronomi Jurnal Anorganik Medium MS dengan
Vol XXI (1: 27-35). Pupuk Daun pada Perbanyakan
Gunawan, L.W. 1987. Teknik Kultur Pisang Cavendish Secara in vitro.
Jaringan Tumbuhan. Laborato- Jurnal Ilmu Pertanian. Vol X
rium Kultur Jaringan Tumbuhan. No 1.

Anda mungkin juga menyukai