Sejak dulu, sebuah paham merupakan pedoman bagi para penganutnya dalam
menjalankan aktivitas kehidupan bermasyarakat di dunia ini. Salah satu sumbangsih yang
paling fenomenal dalam perkembangan peradaban adalah Karl Marx dengan Marxisme-nya,
Lenin dengan Leninisme-nya, Konfusius dengan Konfusianisme-nya, Lao Tse dengan
Taoisme-nya, dan lain-lain.
Pada zaman paleozombloikum, seorang filsuf yang merangkap sebagai presiden
negara Bangusorum bernama Presiden Vauzieres Nuridikus, meneliti fenomena kehidupan
masyarakat di negara Bangusorum, yang terutama, terkonsentrasi pada fenomena sulitnya
move on dan menjalani hidup dengan semangat dalam kubangan kenangan dan kesendirian.
Pada saat itu, muncullah ide-ide dan rumusan masalah yang melatarbelakangi pengembangan
penelitian Presiden Vauzieres Nuridikus sebagai suatu usaha jalan keluar bagi para jomblo
yang dikoyak-koyak masa lalunya.
Pada awal zaman mesozombloikum, Presiden Vauzieres Nuridikus tidak bekerja
sendiri untuk mencari jalan keluar bagi permasalahan yang selama bertahun-tahun ia teliti. Ia
memiliki dua murid, pertama Candrielli Adhitolemy dari Distrik Cinizorum (di dalam buku
ini menjadi tokoh sentral jombloisme dan neo-jombloisme sebagai ‘aku’), dan kedua
Ronaldikus Yeguere Micinicelles dari Distrik Rambatanorum.
Selama awal zaman mesozombloikum, Candrielli Adhitolemy dan Ronaldikus
Yeguere Micinicelles berguru pada Presiden Vauzieres Nuridikus hingga beliau
dikebumikan. Sebelum bertemu ajal pada zaman pertengahan mesozombloikum, Presiden
Vauzieres Nuridikus meninggalkan 10 Ajaran Presiden yang ditinggalkan kepada kedua
muridnya, dengan harapan kedua muridnya tersebut dapat memahami dan mengamalkannya
sehingga kehidupan para jomblo menemukan titik keseimbangan dalam strata sosial. Pada
zaman awal mesozombloikumlah, dicetuskan pencarian jalan keluar melalui kearifan perilaku
para jomblo dinamai sebagai Jombloisme.
10 Ajaran Presiden yang diwariskan kepada Candrielli Adhitolemy dan Ronaldikus
Yeguere Micinicelles antara lain:
1. Merapatkan barisan para jomblo dengan segenap kekuatan untuk memerjuangkan
haknya atas kesetaraan, dengan beratribut sarung sebagai lambang wibawa
Jombloisme
2. Tidak mem-bully sesama jomblo
3. Tugas yang diwajibkan bagi para jomblo adalah ngopi
4. Tidak serta merta menggadaikan harga diri untuk melepas kejombloan
5. Memupuk persatuan dan demokrasi sesama jomblo dalam merumuskan kebijakan
6. Tidak membantah bangus dari pimpinan umat (Presiden, dan lain-lain)
7. Tidak suka mencela
8. Umat diwajibkan udunan seikhlasnya ketika ritual ngopi dimulai tanpa harus meminta
tambahan kepada pimpinan umat (Presiden, dan lain-lain)
9. Tidak sombong atas kemampuannya move on dari mantan kekasih
10. Menjalankan kewajiban menolong sesama, baik itu sesama jomblo maupun non-
jomblo
Jombloisme dibagi ke dalam tiga fase:
1. Fase Kuno (zaman Paleozombloikum) – ketika Jombloisme masih berupa ide-ide dan
rumusan masalah yang diteliti oleh Presiden Vauzieres Nuridikus.
2. Fase Klasik (zaman Mesozombloikum) – ketika Jombloisme sudah disepakati
sebagai paham serta dikembangkan oleh Candrielli Adhitolemy dan Ronaldikus
Yeguere Micinicelles menjadi dua mazhab: Jombloisme Illuminasi dan Jombloisme
Radikal.
3. Fase Modern (zaman Neozombloikum) – ketika kedua mazhab Jombloisme bersatu
dan menyatukan persepsi pada 10 ajaran Presiden yang dinamai Neo-jombloikum. Di
fase ini pula kitab Bangusorum diselesaikan.
Pada akhir zaman mesozombloikum, terjadi sebuah pertemuan besar antara “Vaduka”
Candrielli Adhitolemy dan “Raden” Ronaldikus Yeguere Micinicelles di Bangusorum.
Terjadi perdebatan hebat tentang ajaran Jombloisme yang berpangkal pada 10 Ajaran
Presiden dan pengembangan yang telah mereka lakukan. Dan pada akhirnya, “Raden”
Ronaldikus Yeguere Micinicelles mengakui kesesatannya dalam mentafsirkan 10 Ajaran
Presiden sehingga kembali pada ajaran Jombloisme yang sebenarnya. Pada awal zaman
neozombloikum, lahirlah persatuan Jombloisme Illuminasi dan Jombloisme Radikal sebagai
Neo-jombloisme seperti yang diajarkan oleh Presiden Vauzieres Nuridikus.
Negara Bangusorum sebagai tempat lahirnya paham Jombloisme resmi diubah menjadi
negara Jombloisme dalam kongres Jombloisme dan tetap membiarkan Bangusroum sebagai
pusat pemerintahan. Jombloisme selain dijadikan nama negara, dijadikan pula ideologi
negara tersebut dengan landasan hukum 10 Ajaran Presiden dan UU Bangusorum.
KONGRES JOMBLOISME DI BANGUSORUM
Revolusi Jombloisme. Awal Zaman Neozombloikum
Setelah persetujuan dari kedua pimpinan mazhab Jombloisme, maka akan diadakan
kongres Neo-jombloisme di altar Ruang Hening, Bangusorum. Kongres tersebut dihadiri oleh
pimpinan Jombloisme Illuminasi beserta umatnya, dan pimpinan Jombloisme Radikal beserta
umatnya. Kongres tersebut dilaksanakan selama empat hari empat malam dan menghabiskan
seratus tiga puluh delapan gelas kopi Fireship. Dari seluruh umat Jombloisme, baik itu
Jombloisme Illuminasi maupun Jombloisme Radikal yang setelah diakumulasi berjumlah
14.678 jiwa, yang menghadiri kongres tersebut hanya sebagian kecil, yaitu pimpinan dan
umat-umat penting yang kemudian mengisi posisi kabinet Neo-jombloisme sebagai paham di
negara Bangusorum, di antaranya:
Dari mahzab Jombloisme Illuminasi
1. “Vaduka” Candrielli Adhitolemy (Pimpinan Jombloisme Illuminasi)
2. Vazaya Dionimbus
3. Yogaskov Yudisarakov II
4. Pengkusta Muharamusta
5. Rezantoro Sibutarbutar
6. Atakurus
7. Nizarium Hanuerectum
Dari mahzab Jombloisme Radikal
1. “Raden” Ronaldikus Yeguere Micinicelles (Pimpinan Jombloisme Radikal)
2. Nanasta Miadotus (yang berperan sebagai pemandu kongres Jombloisme di
Bangusorum)
3. Andrianus Tetanusky
4. Apipszky Gustinovic III
5. Dudion Apreheleon IV
Dari kongres tersebut diputuskan revisi 10 Ajaran Presiden oleh Presiden Candrielli
Adhitolemy, antara lain:
Selain daripada putusan di atas, maka dirumuskan pula hak dan kewajiban umat Jombloisme
serta fungsi dari masing-masing divisi kabinet, di antaranya:
a. Hak dan Kewajiban Jombloisme
1. Struktur Kepemimpinan
a. Presiden
b. Panglima
Setelah itu, kongres ini menyepakati rumusan definisi jomblo dan Jombloisme serta
klasifikasi jomblo yang berhak menganut Jombloisme, di antaranya:
A. Definisi Jomblo dan Jombloisme
1. Menurut Presiden Vauzieres Nuridikus
b. Jombloisme adalah sebuah paham liberal yang dalam paham ini setiap
jomblo mampu mengekspresikan diri dan berpegang teguh pada kebebasan
hakiki serta menolak intervensi dari pihak kaum hawa yang ilegal.