Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENGELOLAAN KASUS INOVATIF

KEPERAWATAN GERONTIK

DI PANTI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DEWANATA CILACAP

Disusun sebagai salah satu syarat dan tugas stase Keperawatan Gerontik tahun 2018/2019

Disusun Oleh :

UMI KURNIA
1811040115

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Usia lanjut adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis,

fisik, kejiwaan dan social (UU RI No. 23 tahun 1992). Perubahan tersebut akan

memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan (Khoiriyah, 2011).

Indonesia mengalami peningkatan jumlah orang dengan usia lanjut pada tahun

2014 sejumlah 18,75 juta dan di perkirakan akan terus meningkat menjadi 36 juta orang

pada tahun 2025. Lansia terbanyak tersebar di beberapa provinsi yaitu Yogyakarta

(13,04%), Jawa Timur (10,40%) dan Jawa Tengah (10,30%) (Kemenkes RI, 2013).

Pada usia lanjut, fungsi fisiologis akan mengalami penurunan karena proses

penuaan, sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah penderita penyakit tidak menular

seperti hipertensi, diabetes, dan nyeri sendi (Osteoartritis) yang disebabkan oleh berbagai

penyebab ( Direktorat Indonesia dari Kesra, 2015). Osteoartritis (OA) adalah penyakit

rematik yang paling sering mengenai lansia akibat gangguan metabolisme yang diikuti

oleh beberapa perubahan pada sistem muskuloskeletal pada lansia. Osteoathritis

merupakan suatu patologi yang dimulai dari kartilago hialin sendi lutut, dimana terjadi

pembentukan osteofit pada tulang rawan sendi dan jaringan subchondral yang

menyebabkan penurunan elastisitas dari sendi. Selain permukaan sendi (tulang rawan

sendi) osteoathritis juga mengenai daerah-daerah sekitar sendi dan tulang subchondral,

capsul sendi yang membungkus sendi dan otot-otot yang melekat berdekatan dengan
sendi. Akibat dari semua itu akan menimbulkan keluhan berupa adanya nyeri pada lutut

terutama pada bagian medial lutut, kekakuan atau keterbatasan gerak dalam pola 2

capsular pattern sendi lutut, gangguan stabilitas sendi dan menurunnya fungsi lutut yaitu

sebagai penerima beban tubuh dan juga fungsionalnya dalam berjalan. Akibat dari itu

maka osteoarthritis dapat mempengaruhi lansia dalam melakukan aktivitas kehidupan

sehari-hari. Aktivitas sehari – hari yang dimaksud adalah seperti makan, minum, berjalan,

tidur, mandi, berpakaian, BAK, dan BAB. Nyeri sendi (Osteoartritis) ini menjadi masalah

yang sering dikeluhkan oleh lansia. Menurut Barbour (2013), prevelensi nyeri sendi

terjadi pada orang dengan usia berkisar 45-65 tahun (30,3%) dan orang dengan usia lebih

dari 65 tahun (49,7%), sedangkan menurut Riskesdas (2013) prevalensi penyakit sendi

adalah sebesar 11,9% dan berdasarkan dengan diagnosis dan gejala sebesar 24,7%. Nyeri

bisa disebabkan karena refleksi penyakit yang mengakibatkan peradangan sendi,

degenerasi tulang rawan, deposisi kristal, infeksi, dan trauma (Baer, 2014).

Nyeri adalah persepsi subjektif yang dipengaruhi oleh isu-isu fisiologis, sosial,

spiritual, psikologis dan budaya. Oleh karena itu, pengalaman nyeri bervariasi dari setiap

individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri meliputi usia, kelemahan, fungsi

neurologis, perhatian, pengalaman sebelumnya, faktor spiritual, kecemasan, mengatasi

teknik dan rasa nyeri (Potter & Perry, 2009). Metode pengobatan saat ini untuk pasien

dengan nyeri sendi bertujuan untuk meningkatkan mobilitas dan fungsi sendi, dan untuk

mengoptimalkan kualitas hidup dengan mengendalikan faktor risiko, latihan, intervensi

fisioterapi, terapi non farmakologis, terapi farmakologis dan operasi

Teknik non farmakologi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada

osteoartritis diantaranya yaitu dengan stimulasi kulit (massage kutaneus atau pijat,
kompres panas atau dingin, akupuntur, stimulasi kontralateral), stimulasi elektrik saraf

kulit traskutan, teknik distraksi, teknik relaksasi, dan istirahat. Tindakan non farmakologi

itu dapat dilakukan sendiri dirumah dan caranya sederhana. Selain itu tindakan non

farmakologi ini dapat digunakan sebagai pertolongan pertama ketika nyeri menyerang,

teknik ini juga dapat memberikan reaksi fisiologis antara lain meningkatkan respon

inflamasi, meningkatkan aliran darah pada jaringan, dan meningkatkan pembentukan

edema (Tamsuri, 2006).

Massage adalah stimulus kulit tubuh secara umum, dipusatkan paada beberapa

bagian tubuh dan dilakukan sekitar 10 menit pada masing-masing bagian tubuh untuk

mencapai hasil relaksasi yang maksimal (Tamsuri,2006).

Massage adalah suatu pijatan yang dilakukan untuk membantu mempercepat

proses pemulihan beberapa macam penyakit dengan menggunakan sentuhan tangan tanpa

memasukan obat kedalam tubuh yang bertujuan untuk meringankan atau mengurangi

keluhan atau gejala pada beberapa macam penyakit yang merupakan indikasi untuk

dipijat (Bambang, 2011).

B. PROBLEM

Berdasarkan pengamatan dan hasil pengkajian yang dilakukan selama praktek di

Panti Pelayanan Lanjut Usia "DEWANATA" Cilacap, terdapat 100 lansia. Dari total 100

lansia, terdapat beberapa lansia yang mengeluhkan nyeri pada persendian. Setelah

melakukan wawancara dengan satu orang lansia yang mengeluhkan nyeri sendi di Wisma

II yaitu Tn. R mengatakan nyeri sendi (lutut) seperti senut-senut di persendian kedua lutut

dengan skala nyeri 7 dan nyeri hilang timbul.


C. SOLUSI

Berdasarkan problem diatas, penulis akan melakukan intervensi berdasarkan

jurnal yang berjudul“The Efficacy Of Court-Type Thai Traditional Massage On Knee

Pain Relief In Osteoarthritis Patients” merupakan salah satu dasar solusi intervensi

mandiri yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri sendi yang dialami oleh lansia.
BAB II

JURNAL ASLI
BAB III

ANALISA JURNAL (PICO)

JURNAL UTAMA

1. Judul Jurnal

“The Efficacy Of Court-Type Thai Traditional Massage On Knee Pain Relief In

Osteoarthritis Patients”

2. Peneliti

Piyaporn Sansila , Wichai Eungpinichpong, dkk.

JUDUL :

“The Efficacy Of Court-Type Thai Traditional Massage On Knee

Pain Relief In Osteoarthritis Patients”

POPULATION :

Populasi sebanyak 30 pasien sukarela untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di Applied tradisional

Thailand Layanan Medical Center, Rumah Sakit Phon, provinsi

Khon Kaen. Peserta tersebut telah terdiagnosa osteoartritis lutut

(nyeri lutut, krepitasi sendi pada gerakan).


INTERVENTION:

Setelah dilakukan pengelompokkan berdasarkan kriteria inklusi

dan eksklusi, masing-masing dari mereka diminta untuk

menandatangani informed consent. Kemudian para peserta diobati

dengan pijat ala Thai tradisional sekali seminggu selama 12

minggu. Ada empat langkah dari pijat tradisional Thailand untuk

setiap sesi yang berlangsung 60 menit.

OUTCOME :
Hasil penelitian dari kelompok intervensi menunjukan bahwa

terapi pijat ala Thai Tradisional dengan dosis 60 menit sekali

seminggu selama 12 minggu terdapat perbedaan yang signifikan

pada nyeri osteoartritis. Sebanyak 30 responden yang diberi terapi

pijat ala Thai Tradisional menunjukan bahwa terapi tersebut dapat

digunakan sebagai intervensi untuk menurunkan nyeri sendi pada

lutut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa VAS bisa berkurang

dari 8,21 di minggu I menjadi 1,62 di minggu II setelah pijat yang

menunjukkan secara signifikan dapat mengurangi rasa sakit di

lutut.. Hasil dari ISOA pengobatan indeks dari minggu 1 sampai 12

menunjukkan penurunan lutut persepsi rasa sakit dengan rata-rata

berkisar 5,00-1,96.

COMPARATION :

JUDUL :
“Spa therapy in the treatment of knee osteoarthritis : a large

randomised multicentre trial”

POPULATION :

Penelitian ini dilakukan di prancis pada bulan Juni 2006. Sampel


penelitian sebanyak 187 responden kelompok kontrol dan 195
responden kelompok intervensi.

INTERVENTION:

Populasi sampel penelitian di berikan intervensi menggunakan


terapi Spa. Intervensi dilakukan selama 18 hari.

OUTCOME :

Hasil penelitian jurnal pembanding dari 187 kelompok kontrol dan


195 pasien yg diberi terapi Spa menunjukan bahwa terapi Spa
dapat digunakan sebagai intervensi untuk menurunkan nyeri sendi
pada lutut namun tidak ada pengaruh pada kualitas hidup pasien.
BAB IV

ANALISIS SWOT

A. STRENGTH (KEKUATAN)

1. Jurnal utama yang digunakan relevan dengan praktik keperawatan gerontik dimana

sampel penelitian dalam jurnal adalah klien yang mengalami nyeri sendi.

2. Jurnal utama merupakan studi eksperimen keperawatan yang membutuhkan waktu

dalam pengumpulan data sampai dengan hasil penelitian, sehingga diharapkan

mampu digunakan sebagai acuan dalam pengembangan asuhan keperawatan maupun

evidence based nursing pada klien dengan nyeri sendi.

3. Hasil penelitian jurnal utama membuktikan bahwa pijat ala Thai Tradisional

berpengaruh terhadap penurunan tingkat nyeri sendi klien, ini dapat digunakan

sebagai salah satu tindakan mandiri keperawatan yang dapat dilakukan oleh klien di

panti.

B. WEAKNESS (KELEMAHAN)

Kelemahan jurnal utama adalah menggunakan durasi atau waktu sesi pemijatan yang

cukup lama (60 menit dalam seminggu sekali salam 12 minggu) dibandingakan dengan

jurnal lainnya yang ada menggunakan hanya (18 hari).

C. OPPORTUNITY (KESEMPATAN)

1. Tindakan pijat ala Thai tradisional tidak memiliki efek samping yang merugikan
2. Dapat dilakukan dengan mudah dan ekonomis

3. Mudah dilakukan sendiri

D. THREAT (ANCAMAN)

1. Tidak efektif menghilangkan nyeri bila tidak dilakukan secara rutin

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari beberapa penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa upaya

penurunan nyeri yang dapat dilakukan perawat secara mandiri melalui massage (pijat).

Selain mudah dilakukan, efekivitas terhadap penurunan nyeri yang di alami.

B. SARAN

Massage (pijat) dapat dilakukan secara rutin dan mandiri, agar dapat menurunkan nyeri

sendi.

DAFTAR PUSTAKA
Anas, Tamsuri. (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta; EGC.

Baer, A. (2014). Pendekatan The Menyakitkan Bersama. Diperoleh dari


http://www.emedicine.medscape.com/article/3360540-overview.

Bambang. (2011). Remedial Massage : Panduan Pijat Penyembuhan bagi Fisioterapis,


praktisi, dan instruktur. Nuha Medika. Yogyakarta.

Barbour, K., Helmick, C., Theis, K., et al. (2013). Prevalensi arthritis dokter-didiagnosis
dan arthritis-disebabkan keterbatasan aktivitas - Amerika Serikat, 2010-2012.
MORB.

Forestier, R. (2010). Spa therapy in the treatment of knee osteoarthritis : a large


randomised multicentre trial.Ann Rheum Dis;69:660-665

Kementrian Kesehatan RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia Di Indonesia 2013. Jakarta :
Pusat Data Dan Informasi. 2014.

Khoiriyah, N. (2011). Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Motivasi Lansia


Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.

Perry, G.A & Potter, P.A. (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik. Jakarta : EGC.

Piyaporn, Sansila. (2014). The Efficacy Of Court-Type Thai Traditional Massage On Knee
Pain Relief In Osteoarthritis Patients. Journal Health Res Volume 28 No.2.

Anda mungkin juga menyukai