Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR OTAK

Disusun Oleh :

Rahmawati Nur Afifah

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2019
BAB I
KONSEP DASAR MEDIK

A. Pengertian
Penyakit Tumor Otak adalah pertumbuhan se- sel abnormal di dalam atau
di sekitar otak secara tidak wajar dan tidak terkendali (Wh. Sastrosudarmo,
2010). Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor pada sistem
saraf, disamping tumor spinal dan tumor saraf perifer.
Ada beberapa macam jenis tumor otak yang dibedakan ke dalam dua
kelompok berdasarkan perkembangannya , yaitu tumor jinak yang bersifat
kanker dan tumor ganas yang menyebabkan kanker. Tumor yang dimulai
dari otak dikenal dengan istilah tumor primer (benigna), sedangkan yang
dimulai dari bagian lain tubuh dan menyebar hingga ke otak disebut
dengan tumor sekunder atau metastatik.
Tumor ganas otak yang paling sering terjadi merupakan penyebaran
dari kanker yang berasal dari bagian tubuh yag lain. Kanker payudara dan
kanker paru- paru, melanoma maligna dan kanker sel darah (Leukimia dan
limfoma) bisa menyebar ke otak. Penyebaran ini bisa terjadi pada satu area
atau beberapa otak yang berbeda.

B. Proses terjadinya masalah


1. Presipitasi dan Predisposisi
Ada beberapa factor penyebab pertumbuhan tumor otak (Wh.
Sastrosudarmo, 2010) meliputi :
1. Keturunan (genetik).
Apabila ada garis keturunan yang menderita tumor/ kanker otak
maka dianjurkan untuk menjaga kesehatannya.
2. Riwayat trauma/ benturan.
Benturan di kepala walaupun cidera kepala ringan harus tetap
diwaspada, karena perubahan jaringan yang terbentur bisa menjadi
penyebab tumbuhnya jaringan abnormal di otak.
3. Pola hidup (life style).
Pola hidup tidak sehat bisa menjadi penyebab kanker/ tumor
secara umum misalnya ; merokok, makanan kurang serat dan lain-
lain.
4. Karsinogenik.
Bahan karsinogenik secara umum juga menjadi penyebab kanker/
tumor seperti, minyak yang dipakai berulang- ulang, bahan kimia
yang terhirup atau tercampur dengan dengan makanan.
5. Radiasi
Radiasi bahan kimia bisa menjadi pemicu tumbuhnya kanker/
tumor.
2. Patofisiologi
Tumor otak primer dianggap berasal dari sel atau koloni stem sel
tunggal dengan DNA abnormal. DNA abnormal menyebabkan
pembelahan sel mitosis sel yang tidak terkontrol. Sistem imun tidak
mampu membatasi dan menghentikan abberant, pertumbuhan sel baru.
Pada saat tumor meluas, kompresi dan infiltrasi menyebabkan kematian
kematian jaringan otak. Tumor otak tidak hanya menyebabkan lesi pada
otak, tetapi juga menyebabkan edema otak .Tengkorak bersifat rigid dan
hanya memiliki sedikit tempat untuk ekspansi isinya. Jika perawatan tidak
berhasil, tumor otak akan menyebabkan peningkatan tekanan TIK secara
progresif yang akan menyebabkan displacement struktur stem otak
(herniasi). Tekanan pada stem otak menyebabkan kerusakan pusat vital
signs kritis yang mengontrol tekanan darah, nadi, dan respirasi, yang akan
memicu kematian.
Glioma merupakan tipe tumor yang paling banyal, menginfiltrasi
beberapa otak. Glioma malignan neoplasma otak yang paling banyak
terjadi, kurang lebih 45% dari seluruh tumor otak. Glioma dibagi dalam
beberapa derajad 1 hingga IV, mengindikasikan derajad malignansi.
Derajad tergantung pada densisitas seluler, mitosis sel, dan penampakan.
Biasanya tumor menyebar dengan menginfiltrasi sekitar jaringan saraf
sehingga sulit diangkat secara total tanpa menimbulkan kerusakan pada
struktur vital.

3. Manifestasi klinis
Gejala dapat bervariasi, tetapi rasa sakit (nyeri) yang
berkepanjangan pada kepala adalah gejala yang paling sering dialami.
Gejala lain dari tumor otak (Wh. Sastrosudarmo, 2010) meliputi:
1) Sakit kepala secara bertahap menjadi semakin sering dan semakin
parah.
2) Mual dan muntah tanpa sebab.
3) Gangguan ingatan.
4) Kejang.
5) Kesemutan dan mati rasa di lengan dan kaki.
6) Gangguan penglihatan seperti, Penglihatan kabur.
7) Masalah yang berhubungan dengan indra pendengaran.
8) Gangguan keseimbangan, kesulitan bergerak.
Gejala tidak spesifik seperti demam yang sering muncul serta
denyut nadi dan laju pernafasan yang abnormal cepat atau lambat.
4. Pemeriksaan diagnostik
Diagnosis Tumor otak ditegakkan atas dasar gambaran klinis, tanda
peninggian tekanan intra kranial dan manifestasi neurologis fokal dan
pemeriksaan penunjang. Berikut langkah langkah yang dilakukan setelah
anamnasis dan pemeriksaan umum
1) Pemeriksaan neurologis meliputi kesadaran, pemeriksaan syaraf
kranial, tonus otot, kekuatan otot, pemeriksaan refleks tendon dalam
dan superfisial baik yang fisiologis maupun patologis, pemeriksaan
sensibilitas, koordinasi, gangguan gerak (involunter movement,
ataxia).
2) Computed Tomography Scan (CT-Scan)
3) Magnetic resonance imaging (MRI)
4) Ultrasonography kepala dilakukan jika ubun-ubun masih terbuka,
atau jika tidak bisa dilakukan CT-Scan Kepala atau MRI
5) Pemeriksaan Cairan serebrospinal, pungsi lumbal merupakan
kontraindikasi bila ditemukan peningkatan tekanan intrkranial.
Namun jika diperlukan bisa dilakukan dengan hati hat
6) Pemeriksaan Patologi Anatomi, pemeriksaan ini dapat menentukan
jenis tumor dengan pasti namun tidak selalu dapat dilakukan biopsi
atau operasi terhadap tumor otak (Lestari Yeni ,dkk. 2017)
5. Komplikasi
Menurut Brunner, Suddarth (2010) komplikasi tumor otak akibat
peningkatan tekanan intrakranial adalah
1) Herniasi otak
2) Gangguan endokrin
3) Gangguan kepribadian
4) Gangguan penglihatan
5) Gangguan memori dan kelumpuhan.
6. Penatalaksanaan Medis
Menurut Brunner, Suddarth (2010) tata laksana tumor memerlukan
kerjasama tim yang terdiri dari dokter anak, syaraf anak, radiologi,
bedah syaraf dan radioterapi. Berikut tindakannya :
1) Tindakannya meliputi suportif untuk menurunkan tekanan intra
kranial yang meningkat pemasangan pirau ventrikulo-peritoneal.
2) Pemberian kortikosteroid untuk mengurangi edema peri tumor,
pemberian asetazolamid untuk mengurangi produksi cairan
serebrospinal.
3) Tindakan operatif
Beberapa tumor hanya dapat diobati dengan operasi misalnya
astrositoma serebellum, kraniofaringioma dan meningioma.Tujuan
operasi pada tumor otak adalah bila mungkin mengangkat tumor
secara total. Bila tidak mungkin tujuan selanjutnya adalah
memperbaiki tekanan intra kranial. Indikasi reseksi tumor adalah
bila tumor terdapat pada daerah serebellum, lobus frontal dan
temporal yang tidak dominan, korteks lobus prefrontal atau
temporal anterior kontra indikasi operasi adalah bila tumor berada
pada daerah korteks motor, kortek sensori, pusat penglihatan,pusat
bicara, hipotalamus dan batang otak.
4) Radioterapi
Radioterapi untuk mematikan sel secara selektif,
medulloblastoma/PNET, glioma dan ependimoma, tumor batang
otak, pinealoma ,radioterapi dapat digunakan sebagai pengobatan
definitif. Anak di bawah 2 tahun menunjukkan morbiditas yang
tinggi karena radioterapi, komplikasi leukoensefalopati,
mikroangiopati. Pemberian khemoterapi pada tumor otak masih
terbatas,karena susunan syaraf pusat relatif sukar dicapai oleh obat
yang diberikan secara sistemik
C. Diagnosis Keperawatan
Menurut Herdman (2015)
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan suplai O2 ke otot
pernafasan
2. Nyeri kronik berhubngan dengan penngkatan tekanan intrakranial
3. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak dengan faktor
penurunan suplai darah ke jaringan otak (tumor otak)
4. Risiko jatuh dengan faktor resiko gangguan penglihatan (kompresi
saraf optikus)
5. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan
mekanisme pengaturan di otak
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mual dan muntah, penurunan intake makanan
Intervensi Keperawatan

Menurut Herdman & Shigemi (2015) fokus intervensi pada pasien tumor otak yaitu:

DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC) RASIONAL

Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi frekuensi dan 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama 3x24 jam kedalaman pernafasan peningkatan ventilasi
berhubungan dengan suplai O2
diharapkan keridakefektifan pola 2. Posisikan pasien untuk alveolar dan sebagai
ke otot pernafasan nafas dapat teratasi dengan memaksimalkan ventilasi respon terhadap latihan
kriteria hasil : 3. Kelola pemberian fisik dan stressor
1. Tanda-tanda vital dalam bronkodilator 2. Posisi tegak lurus
batas normal 4. Motivasi pasien untuk memfasilitasi fungsi paru
2. Keseimbangan asam basa istirahat yang cukup dengan bantuan gravitasi
3. Untuk membuka saluran
nafas, obat dapat
diberikan dalam bentuk
aerosol untuk
meningkatkan respon dan
membatasi efek samping
4. Untuk mengurangi
dispnea dan
meningkatkan kualitas
hidup

Tabel 1.1
DIAGNOSA TUJUAN (N0C) INTERVENSI (NIC) RASIONAL
KEPERAWATAN
Nyeri kronik berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji nyeri secara 1. Menentukan intervensi
dengan peningkatan tekanan keperawatan selama 3x24 jam, komprehensif yang pemecahan masalah
intrakranial tingkatan nyeri berkurang dengan meliputi lokasi, 2. Kenaikan tanda-tanda
kriteria hasil: karakteristik, durasi, vital mengindikasikan
1. Ekspresi wajah rileks frekuensi, kualitas, adanya rasa nyeri
2. Tanda-tanda vital dalam intensitas dan faktor 3. Merilekskan otot dan
rentang normal, skala pencetus mengalihkan perhatian
nyeri 0 2. Monitor tanda-tanda vital dari sensasi nyeri dan
3. Ajarkan penggunaan meningkatkan
tehnik relaksasi dan nafas kenyamanan
dalam dan distraksi 4. Untuk mencegah
4. Anjurkan untuk istirahat keletihan yang dapat
yang adekuat untuk mengganggu
menurunkan nyeri kemampuan dalam
5. Kolaborasi dalam menangani atau
pemberian analgetik mengatasi nyeri
5. Analgesia memberikan
penghilangan nyeri cepat
secara farmakologis
Tabel 1.2
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC) RASIONAL
Risiko ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda 1. Peningkatan tekanan
perfusi jaringan otak dengan keperawatan selama 3x24 jam vital (tekanan darah) darah sistemik yang
faktor resiko penurunan suplai diharapkan tidak terjadi 2. Posisikan kepala pasien diikuti oleh penurunan
darah ke jaringan otak (tumor ketidakefektifan perfusi 15-45 derajat sesuai darah sistolik
otak) jaringan otak dengan kriteria indikasi merupakan tanda
hasil : 3. Monitor tingkat terjadinya peningkatan
1. Tanda-tanda vital dalam kesadaran pasien TIK
batas normal 4. Motivasi pasien untuk 2. Meningkatnya aliran
istirahat balik vena dari kepala,
sehingga akan
mengurangi edema
atau resiko terjadinya
peningkatan TIK
3. Mengukur tingkat
kesadaran secara
keseluruhan dan
kemampuan untuk
berespon pada
rangsangan eksternal
dan merupakan
petunjuk keadaan
kesadaran terbaik pada
pasien yang matanya
tertutup sebagai akibat
dari trauma
4. Aktivitas yang
dilakukan terus
menerus dapat
meningkatkan TIK
dengan menimbulkan
efek simulasi
komulatif
Tabel 1.3
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC) RASIONAL
Risiko jatuh dengan faktor risiko Setelah dilkukan tindakan 3x24 1. Observasi tingkat 1. Menentukan rencana
gangguan penglihatan (kompresi jam diharapkan pasien tidak jatuh kesadaran keperawatan
saraf optikus) dengan kriteria hasil: 2. Berikan tanda resiko jatuh 2. Meningkatkan
1. Pasien tidak jatuh dari bed 3. Pastikan roda tempat tidur kewaspadaan bagi setiap
2. Terhindar dari resiko dalam posisi terkunci orang
jatuh atau cidera 4. Libatkan keluarga untuk 3. Menghindari bed berjalan
mengawasi pasien yang meningkatkan resiko
jatuh
4. Menghindari cidera atau
jatuh
Tabel 1.4
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC) RASIONAL
Kelebihan volume cairan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda 1. Mengetahui keadaan
berhubungan dengan gangguan keperawatan selama 3x24 jam vital umum pasien
mekanisme pengaturan diotak diharapkan tidak terjadi kelebihan 2. Pasang urine kateter 2. Mengukur urine output
volume cairan dengan kriteria 3. Batasi masukan cairan pasien
hasil : 4. Kolaborasi pemberan 3. Menghindari terjadinya
1. Terbebas dari edema diuretik sesuai dengan kelebihan cairan pada
2. Bunyi nafas bersih instruksi pasien
4. Menambah kecepatan
pembentukan urine
Tabel 1.5
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC) RASIONAL
Ketidakseimbangan nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji adanya alergi pada 1. Mengetahui ada tidaknya
dari kebutuhan tubuh keperawatan selama 3x24 jam makanan lergi
berhubungan dengan mual diharapkan kebutuhan nutrisi 2. Monitor berat badan 2. Mengetahui adanya
muntah, penurunan intake seimbang dengan kriteria hasil: pasien peningkatan atau
makanan 1. Adanya peningkatan berat 3. Berikan informasi tentang penurunan berat badan
badan kebutuhan nutrisi 3. Mengetahui umlah nutrisi
2. Tidak ada malnutrisi 4. Kolaborasi dengan ahli yang dibutuhkan tubuh
3. Tidak terjadi penurunan gizi 4. Menentukan jumlah kalori
berat badan yang berarti dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
Tabel 1.6
DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 3.
Jakarta : EGC

Herdman, T. Heather. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan:


definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC

Lestari Yeni ,dkk. 2017. Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Tumor Otak
Menggunakan Metode Certainty Factor (CF). Medan : STMIK Budi Dharma
diakses pada 22 April 2019
https://www.researchgate.net/publication/319208521_SISTEM_PAKAR_UN
TUK_MENDIAGNOSIS_PENYAKIT_TUMOR_OTAK_MENGGUNAKA
N_METODE_CERTAINTY_FACTOR_CF

Sastrosudarmo, Wh. 2010 .Kanker The Silent Kanker . Jakarta: Cetakan Edisi I
Graha Media. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai